Anda di halaman 1dari 13

KOMUNIKASI SEKOLAH DAN PEMERINTAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Komunikasi Pendidikan Semester IV Tahun Akademik 2022/2023

Dosen Pengampu:
Muhammad Nashihin, M.Pd.

Oleh:
Muhammad Syaifuddin Nasikh
Mukhibbuddin Al Khotimi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
JUNI 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu merampungkan salah satu
tugas yang berbentuk makalah sebagai salah satu persyaratan untuk menempuh
mata kuliah komunikasi pendidikan.
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang komunikasi sekolah dan
pemerintah. Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari sumbangsih para orang-
orang terdekat penulis, karena itu dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dosen pengampu Muhammad Nashihin, M.Pd. mata kuliah komunikasi
pendidikan IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang telah membimbing
penulis dalam menjelaskan gambaran tentang materi makalah yang kami tulis.
2. Para pegawai perpustakaan IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang telah
memberikan penulis kesempatan untuk berkunjung di perpustakaan sebagai
daftar buku rujukan.
3. Teman-teman program Studi Pendidikan Agama Islam yang telah membantu
penulis dalam menjalankan kegiatan diskusi tentang makalah ini.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun
tidak mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Hal itu
dikarenakan kelemahan dan keterbatasan kemampuan penulis semata. Saran dan
kritik yang konstruktif tetap penulis harapkan dari peserta diskusi yang budiman.
Akhirnya semoga makalah ini membawa manfaat tidak hanya bagi penulis, namun
juga bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Lamongan, 10 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Komunikasi Sekolah dan Pemerintah ............................................................. 3


B. Hubungan Sekolah dan Pemerintah ................................................................ 3

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 8

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hak bagi warga negara. Menurut
UU RI No 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
negara. Negara memberikan hak kepada warga negaranya untuk
mendapatkan pendidikan guna meningkatkan potensi atau pengembangan
dirinya menjadi aktif dan memunculkan kekreatifan. Membangun
kekreatifan pada peserta didik untuk mengikuti perkembangan zaman yang
semakin canggih. Maka dari situ, pemerintah memberikan keleluasaan
kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang dalam
pengaplikasian pendidik kepada peserta didik sesuai kebutuhan daerah yang
di tempati atau lingkungan sekitar.
Tujuan mendirikan negara yang tertuang dalam Undang-Undang
Dasar yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Negara menyediakan fasilitas
beberapa jalur pendidikan antara lain ; sekolah formal yaitu Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) atau sederajat; sekolah nonformal; dan informal pada semua
jenjangnya. Setiap jalur melaksanakan kurikulum yang telah dirancang oleh
pemerintah. Pemerintah mendistribusikan ke setiap wilayah dan nantinya
kurikulum dikembangkan oleh daerah masing-masing. Sehingga perlu
adanya hubungan sekolah dengan pemerintah untuk memahami kurikulum
sesuai tujuan pendidikan nasional. Selain itu, negara pun menunjang
pendidikan dengan menyelenggarakan kebijakan-kebijakan.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana komunikasi sekolah dengan pemerintah?
2. Bagaimana hubungan sekolah dan pemerintah?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian hubungan sekolah dengan Pemerintah.
2. Mengetahui hubungan sekolah dan pemerintah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komunikasi Sekolah dan Pemerintah


Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi(pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Komunikasi dibedakan menjadi
dua yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi
internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam lembaga sekolah baik
antara guru dengan siswa, guru dengan kepala madrasah maupun yang
lainnya yang masih dalam lingkup sekolah. Sedangkan komunikasi
eksternal adalah komunikasi yang terjadi antar lembaga sekolah dengan
pihak luar sekolah seperti pemerintah.
Komunikasi sangat penting dilakukan sebagai penunjang
tercapainya maksud yang diinginkan dengan cara lobi. Adanya cara lobi
untuk membicarakan suatu informasi maupun persoalan yang terjadi
terhadap pihak terkait. Pihak pemerintah dalam komunikasi pendidikan
merancang proses atau standar proses pendidikan yang diharapkan negara
tercapainya tujuan pendidikan nasional.
B. Hubungan Sekolah dan Pemerintah
Sekolah merupakan wadah warga negara yang akan melakukan
pendidikan antara guru terhadap siswa. Siswa sebagai obyek dan subyek
dalam pengaplikasian pendidikan yang telah tersistem oleh pemerintah.
Pemerintah membutuhkan generasi yang cerdas untuk menjawab
perkembangan zaman. Maka dari itu, perkembangan persaingan dan
persaingan global, serta kecenderungan global, basis kemajuan semakin
bersandar pada ilmu pengetahuan sehingga peran pendidikan dalam sekolah
menjadi sangat penting. Selain itu, kualitas suatu bangsa juga ditentukan
oleh kualitas pendidikan.
Pendidikan sangat memerlukan pemantauan sebagai bahan evaluasi
yang menjadi pengaruh kualitas pendidikan tersebut. Maka dari itu,
pemerintah dijadikan sebagai salah satu komponen dalam lingkungan

3
4

komunikasi eksternal pendidikan yang strategis. Kebijakan dan regulasi


yang diterbitkan, pemerintah mempengaruhi proses pendidikan dan
kelembagaan pendidikan.
Lingkungan eksternal yang mempengaruhi pendidikan bukan hanya
pemerintah saja, melainkan lingkungan sosial, ekonomi, politik dan
lingkungan global pada umumnya. Hubungan pemerintah bisa dimaknai
sebagai seni bekerja sama dengan lembaga pemerintahan dan regulator yang
berpengaruh terhadap pemerintah. Lembaga pemerintah dan regulator itu
ada pada tingkat kota/kabupaten, provinsi dan pusat. Penanganan unit kerja
yang sama dalam organisasi, tugas hubungan dengan pemerintah dan public
affairs itu berbeda. Public affairs merupakan bagian-bagian setiap lembaga
yang berkaitan dengan manajemen itu yang membantu organisasi
mengantisipasi atau memberi respons terhadap isu-isu yang mempengaruhi
organisasi itu. Sehingga upaya yang dilakukan biasanya mengupayakan
pembentukan opini publik dan legislasi, memberikan respons yang efektif
terhadap masalah yang menjadi perhatian publik dan membantu organisasi
menyesuaikan diri dengan harapan publik.
Pelaksanaan hubungan pemerintah dapat menggunakan kegiatan
kehumasan dengan pemerintahan. Ada dua hal pokok yang terkandung yaitu
komunikasi dengan pemerintah dan regulator serta menjalin hubungan yang
harmonis dengan pemerintah. Hubungan pemerintah tidak berarti harus
selalu berkomunikasi langsung dengan lembaga atau pejabat pemerintahan
tetapi dapat menggunakan saluran-saluran komunikasi yang tersedia.
Memandang inti hubungan pemerintahan itu kegiatan komunikasi,
maka lembaga pendidikan pun melakukan komunikasi dengan lembaga
pemerintahan. Bukan hanya dalam relasi fungsional seperti sekolah dan
dinas pendidikan, melainkan dalam bentuk relasi dan komunikasi yang turut
memberi arah kebijakan pendidikan yang sesuai dengan harapan lembaga-
lembaga pendidikan yang kesehariannya melaksanakan proses
pembelajaran.
5

Banyak masalah pendidikan yang hanya didiskusikan di antara


sesama pendidik atau pengelola lembaga pendidikan. Mereka mengalami
dan merasakan masalahnya, namun jarang muncul di permukaan dan hanya
berputar di kalangan dunia pendidikan melalui saluran yang resmi dan tidak
resmi. Akibatnya tidak banyak persoalannya pada komunitas pendidikan
yang diketahui oleh para pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan.
Sejumlah kebijakan pendidikan yang diberlakukan di pemerintah
kabupaten dan pemerintah provinsi. Misalnya kabupaten Badung, Bali
mengeluarkan kebijakan sistem pendidikan melalui perda No. 5/2008
tentang sistem penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Badung.
Menyatakan prinsip penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut:1
1. Pendidikan diselenggarakan secara profesional, transparan dan akuntabel
serta menjadi tanggung jawab bersama pemerintah, pemerintah daerah,
masyarakat dan peserta didik.
2. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik
dengan sistem terbuka dan multi makna.
3. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu proses pembudayaan dan
pemberdayaan secara berkesinambungan serta berlangsung sepanjang
hayat.
4. Pendidikan diselenggarakan secara adil, demokratis dan tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai agama,
nilai budaya lokal dan kebhinekaan.
5. Pendidikan diselenggarakan dengan suasana menyenangkan, menantang,
mencerdaskan dan kompetitif dengan dilandasi keteladanan.
6. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca
dan belajar bagi segenap warga masyarakat.
7. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan seluruh komponen
pemerintah daerah dan masyarakat serta memberikan kesempatan kepada

1
Ibrahim Bafadal, Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-Kanak (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), ?.
6

masyarakat untuk berperan serta dalam penyelenggaraan dan


peningkatan mutu pendidikan.
Sementara Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mengeluarkan
Perda Provinsi Kalimantan Selatan No. 3/2010 tentang pendidikan. Perda
menyebutkan prinsip penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut:2
1. Pendidikan di daerah diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan
serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,
nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.
2. Peraturan Daerah ini dibentuk untuk memenuhi standar pendidikan di
daerah sesuai standar Nasional Pendidikan.
3. Pendidikan di daerah diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran
4. Pendidikan di daerah diselenggarakan dengan memberdayakan
dukungan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu pendidikan
Selain itu, pemerintah Provinsi DIY yang mengeluarkan perda No.
5/2011 tentang Pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di daerah
berdasarkan Sistem pendidikan nasional dengan menjunjung tinggi nilai-
nilai luhur budaya. Nilai-nilai luhurnya adalah kejujuran; kerendahan hati;
ketertiban/kedisiplinan; kesusilaan; kesopanan/kesantunan; kesabaran;
kerja sama; toleransi; tanggung jawab; keadilan; kepedulian; percaya diri;
pengendalian diri; integritas; kerja keras/keuletan/ketekunan; ketelitian;
kepemimpinan; ketangguhan.
Kita melihat kebijakan-kebijakan pendidikan di kabupaten dan
provinsi itu berbeda. Ada yang berkaitan dengan pendidikan keagamaan,
tentang pengelolaan pendidikan. Semua kebijakan tersebut berdampak pada
lembaga pendidikan yang ada di wilayah tempat perda diberlakukan.

2
Iriantara, Yosep dan Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2013), ?.
7

Pengomunikasikan apa yang terjadi setelah kebijakan dijalankan


merupakan bagian dari kegiatan hubungan pemerintahan lembaga
pendidikan. Perumusan kebijakan akan selalu muncul berbagai perspektif
atau kepentingan. Lembaga pendidikan biasanya melihat dari perspektif
proses pembelajaran dan mutu pendidikan. Maka akan ada usaha untuk
memengaruhi pengambilan kebijakan melalui komunikasi langsung
maupun media. Pada saat itulah humas sekolah akan berperan sangat
penting. Humas sekolah akan menentukan strategi komunikasi dan strategi
pesan yang mana akan menjalankan komunikasi kepentingan lembaga
pendidikan dalam proses pengambilan kebijakan. Kebijakan dalam bidang
ekonomi, sosial, dan budaya akan berdampak pada lembaga pendidikan
yang ada di wilayah tempat perda diberlakukan.
Pengomunikasikan apa yang terjadi setelah kebijakan dijalankan
merupakan bagian dari kegiatan hubungan pemerintahan lembaga
pendidikan. Perumusan kebijakan akan selalu muncul berbagai perspektif
atau kepentingan. Lembaga pendidikan biasanya melihat dari perspektif
proses pembelajaran dan mutu pendidikan. Maka akan ada usaha untuk
memengaruhi pengambilan kebijakan melalui komunikasi langsung
maupun media. Pada saat itulah humas sekolah akan berperan sangat
penting. Humas sekolah akan menentukan strategi komunikasi dan strategi
pesan yang mana akan menjalankan komunikasi kepentingan lembaga
pendidikan dalam proses pengambilan kebijakan. Kebijakan dalam bidang
ekonomi, sosial, dan budaya akan berdampak dalam dunia pendidikan.
Karena pendidikan merupakan bagian dari sistem sosial kita yang pasti
dipengaruhi oleh apa yang terjadi pada subsistem lain seperti ekonomi dan
politik.
Kendala yang dialami dalam menjalankan kegiatan hubungan
pemerintah adalah hambatan kultural. Hambatan kultural ini membuat
kegiatan kehumasan lembaga pendidikan membatasi diri pada hubungan
degan publik dan mengembangkan hubungan pemerintahan. Keterlibatan
hubungan pemerintah membuat lembaga pendidikan berkomunikasi dengan
8

para pengambil kebijakan. Tujuan keterlibatannya adalah untuk


kemaslahatan pendidikan dan pencapaian tujuan pendidikan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi(pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Komunikasi dibedakan menjadi
dua yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi
internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam lembaga sekolah baik
antara guru dengan siswa, guru dengan kepala madrasah maupun yang
lainnya yang masih dalam lingkup sekolah. Sedangkan komunikasi
eksternal adalah komunikasi yang terjadi antar lembaga sekolah dengan
pihak luar sekolah seperti pemerintah.
Pelaksanaan hubungan pemerintah dapat menggunakan kegiatan
kehumasan dengan pemerintahan. Ada dua hal pokok yang terkandung yaitu
komunikasi dengan pemerintah dan regulator serta menjalin hubungan yang
harmonis dengan pemerintah. Hubungan pemerintah tidak berarti harus
selalu berkomunikasi langsung dengan lembaga atau pejabat pemerintahan
tetapi dapat menggunakan saluran-saluran komunikasi yang tersedia.
Keterlibatan hubungan pemerintah membuat lembaga pendidikan
berkomunikasi dengan para pengambil kebijakan. Tujuan keterlibatannya
adalah untuk kemaslahatan pendidikan dan pencapaian tujuan pendidikan.
B. Saran
Setitik harapan dari penulis kepada semua pihak. Karena makalah
yang penulis susun ini masih terlihat jauh dari kesempurnaan. Kemudian
penulis juga mengharapkan saran dan kritik baik dari bapak dosen maupun
dari para pembaca, agar makalah ini dapat lebih mendekati kesempurnaan.
Dan semoga penyusunan makalah ini selalu mendapat ridho dari Allah SWT
Aamiin.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bafadal, Ibrahim. 2004. Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-


Kanak. Jakarta: Bumi Aksara.
Iriantara, Yosep dan Usep Syaripudin. 2013. Komunikasi Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Lu’lu. Buku kuliah semester V Lu'luul M di 19.32

10

Anda mungkin juga menyukai