Anda di halaman 1dari 4

PERDARAHAN POST PARTUM

No.
:
Dokumen
No. Revisi :
SO Tgl. Terbit :
P Tgl. Mulai
:
Berlaku
Halaman :

RSUD PATUH dr. H. L Ofan Hendardi


KARYA NIP. 1984102120141001

1. Pengertian Perdarahan Post Partum (PPP) adalah perdarahan setelah bayi lahir (Kala
IV) sebelum/pada saat setelah plasenta lahir, dengan jumlah > 500 cc.
2. Tujuan 1. Menurunkan rasa mual dan muntah.
2. Mengganti kehilangan cairan dan elektrolit
3. Memenuhi kebutuhan dan nutrisi serta mengatasi kehilangan BB ibu
hamil
3. Kebijakan SK Kebijakan Direktur Rumah Sakit No :
Prosedur ini berada di bawah tanggung jawab koordinator VK Bersalin dan
Direktur Rumah Sakit
4. Alat dan Bahan 1. Infus set.
2. Pasien tidur trendelenberg.
3. Selimut.
4. Oksigen.
5. Heacting set.
6. Kateter set.
5. Prosedur / 1. Petugas menilai sirkulasi, jalan napas, dan pernafasan pasien
Langkah-langkah 2. Bila menemukan tanda-tanda syok, petugas melakukan
penatalaksanaan syok
3. Petugas memberikan oksigen
4. Petugas memasang infus intravena dengan kanul ukuran besar (16 atau
18) dan mulai pemberian cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau RL) sesuai
dengan kondisi ibu. Pada saat memasang infus, lakukan pengambilan
darah untuk pemeriksaan laboratorium.
5. Petugas melakukan pengawasan tekanan darah, nadi, dan pernafasan
ibu.
6. Petugas memeriksaan kondisi abdomen : kontraksi uterus, nyeri tekan,
parut luka, dan tinggi fundus uteri
7. Petugas memeriksa jalan lahir dan area perineum untuk melihat
perdarahan dan laserasi (jika ada, missal : robekan serviks atau
robekan vagina)
8. Petugas memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban.
9. Petugas memasang folley kateter untuk memantau volume urine
dibandingkan dengan jumlah cairan yang masuk.
10. Petugas menyiapkan transfuse darah jika kadar HB <8 g/dl atau secara
klinis ditemukan keadaan anemia brat.
11. Petugas menentukan penyebab perdarahannya dan lakukan tatalaksana
spesifikasi sesuai penyebab.
6. Alur pelayanan
PERDARAHAN POST PARTUM
No. 119/B6/SOP/PKM-
:
Dokumen TRR/II/2016
No. Revisi :
SO Tgl. Terbit : 09 Februari 2016
P Tgl. Mulai
: 09 Februari 2016
Berlaku
Halaman : 2/3

RSUD PATUH dr. H. L Ofan Hendardi


KARYA NIP. 1984102120141001

a. Atonia Uteri
1) Massage uterus melalui dinding abdomen dengan cara tangan
kanan penolong melakukan gerakan memutar sambil menekan
fundus uteri.
2) Bersamaan dengan massage uterus beri methergin 0,2 mg
(Metilergometrin) IV.
3) Bila pendarahan belum berhenti ->berioxytosin 5-10 unit
dalam 500 ml Dextrose 5% atau RL.
4) Bila tindakan di atas tidak menolong ->kompresi bimanual,
dengan cara satu tangan masuk uterus, tangan yang lain
menahan korpus uteri melalui abdomen. Uterus diangkat,
diantefleksikan, lalu dengan gerakan memutar uterus
dimassage dan ditekan di antara kedua tangan.
5) Bila pendarahan belum juga berhenti ->tamponade uterus,
dengan cara salah satu tangan memegang dan menahan fundus
uteri, tangan yang lain memasukan tampon kasa panjang
kedalam uterus. Tampon dipasang dari tepi ke tepi sampai
seluruh kavum uteri terisi dan vagina juga terisi tampon. Pada
dinding abdomen di atas fundus uteri diberi ganjal -> pasang
stagen.
6) Tampon diangkat 24 jam kemudian.
7) Uterus yang makin membesar, tanda vital yang makin jelek ->
rujuk dengan keterangan bahwa di dalam uterus terpasang
tampon (selama dalam perjalanan tetap dilakukan kompresi
bimanual).
b. Laserasi jalan lahir
Dengan speculum lakukan eksplorasi, apakah ada :
1) Perlukaan jalan lahir/robekan vagina/robekan serviks
2) Luka episiotomi / robekan perineum
3) Varises pecah
4) Ruptur uteri (terutama bila riwayat persalinan sebelumnya
sulit/dilakukan tindakan)
Penanganan :
1) Perlukaan -> jahitan silang yang dalam
2) Ruptur uteri -> rujuk ke RS/RSUD dengan infuse terpasang
didampingi seorang paramedis.
PERDARAHAN POST PARTUM
SO No. :
Dokumen
P
No. Revisi :
Tgl. Terbit :
Tgl. Mulai :
Berlaku
Halaman :
RSUD PATUH dr. H. L Ofan Hendardi
KARYA NIP. 1984102120141001

c. RetensioPlasenta
Lakukan manual Plasenta :
1) Satu tangan menahan fundus, tangan yang lain (dengan sikap
obstetrik) dimasukan kedalam vakum uteri dengan menyusuri
tali pusat.
2) Pinggir plasenta (sisa) dicari dan dilepaskan secara tumpul
dengan sisi luar tangan.
3) Setelah yakin semua plasenta lepas -> genggam dan keluarkan.
4) Pengeluaran ini dibarengi dengan massage uterus dari luar dan
injeksi ergometrin 0,152 mg / metergin 0,2 mg iv.
5) Bila ditemukan plasenta akreta -> rujuk ke RS/RSUD dengan
infuse terpasang disertai seorang paramedis.
d. Kelainan proses pembekuan darah ->Rujuk
7. Unit Terkait Ruang Bersalin
8. Dokumen Terkait Rekam Medik Pasien
9. Refrensi Permenkes No. 5 tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai