Anda di halaman 1dari 25

USULAN PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM:

APLIKASI KONSULTASI APOTEKER INDONESIA”AKANESIA”


SOLUSI INFORMATIF DAN AKURAT SEBAGAI WADAH
KOMUNIKASI ANTARA MASYARAKAT DAN APOTEKER

BIDANG KEGIATAN
PKM – KC (Bidang Karsa Cipta)

Diusulkan oleh :

Bella Ananda Putri (1910212020) Angkatan 2019 Ketua


Dinda Tri Wulandari (2010212004) Angkatan 2020 Anggota1
Nadhira Diva Safina H. (2010212046) Angkatan 2020 Anggota2

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


JAKARTA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i


RINGKASAN .................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Judul Program ..................................................................................... 1
1.2. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.3. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.4. Tujuan Penelitian................................................................................. 2
1.5. Luaran Yang Diharapkan ................................................................... 2
1.6. Kegunaan ............................................................................................. 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
2.1. Kondisi Pelayanan Kefarmasian di Indonesia .................................... 3
2.2. Perkembangan Layanan Konsultasi antara Apoteker dengan
Masyarakat ..................................................................................................... 4
2.3. AKANESIA .......................................................................................... 4
BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN .................................................................... 6
3.1. Desain dan Perancangan ..................................................................... 6
3.2. Penentuan Perangkat ........................................................................... 6
3.3. Pembelian Perangkat ........................................................................... 6
3.4. Perangkat ............................................................................................. 6
3.5. Perakitan Komponen ........................................................................... 6
3.6. Uji Coba dan Evaluasi ......................................................................... 6
3.7. Maintenance ......................................................................................... 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9
LAMPIRAN ..................................................................................................... 10
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping ............... 10
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ................................................... 16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas ........ 17
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana............................................. 18
Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang akan Dikembangkan ....................... 19

i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Halaman Utama .............................................................................. 19
Gambar 2. Log In ............................................................................................. 19
Gambar 3. Menu Utama ................................................................................... 19
Gambar 4. Homecare ........................................................................................ 19
Gambar 5. Consultation .................................................................................... 19
Gambar 6. Telepon & SMS .............................................................................. 19
Gambar 7. Pocket Money ................................................................................. 20

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-KC ................................................. 8
Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan PKM-KC .................................................................. 8

ii
RINGKASAN
Pada saat ini Indonesia masih memiliki masalah dengan sistem rujukan
kesehatan, sebagai contoh mayoritas masyarakat langsung datang untuk
mengkonsultasikan masalah obat ke apotek, padahal dengan berkembangnya
teknologi yang baru dapat digunakan untuk menghubungkan apoteker dan
masyarakat agar dapat melakukan konsultasi terlebih dahulu melalui online tanpa
harus datang langsung ke apotek, hal ini lebih menguntungkan, dengan prosesnya
yang cepat, mudah, dan efektif.
Melihat perkembangan pengetahuan dan teknologi, terdapat beberapa aplikasi
konsultasi online yang memudahkan menghubungi klinik yang dituju, namun
mayoritas aplikasi hanya tertuju pada bidang kedokteran saja, sehingga masih
sedikit aplikasi dalam bidang kefarmasian khususnya konsultasi dengan apoteker.
Untuk pembelian resep atau obatnya tetap harus datang langsung ke klinik/apotek
untuk menemui apoteker, karena apoteker tidak bisa sembarangan
memberi/menerima resep obat, sehingga diperlukan data yang lengkap terlebih
dahulu oleh pihak klinik/apotekernya.
AKANESIA (Aplikasi Konsultasi Apoteker Indonesia) adalah suatu aplikasi
yang berbasis dengan sistem android dan IOS yang dapat diakses dan
mempermudah masyarakat atau pasien. AKANESIA dibentuk dan dibuat dengan
prototype aplikasi online. Hal ini membuktikan bahwa tidak selalu masyarakat atau
pasien langsung mendatangi klinik atau bertemu langsung dengan apotekernya, dan
terlebih lagi di aplikasi AKANESIA, apotekernya dapat melakukan homecare yaitu
pelayanan yang bersifat datang ke rumah pasien atau masyarakat dengan manfaat
untuk mengefisienkan waktu yang dimiliki seorang apoteker agar tidak hanya
menunggu pasien datang ke klinik.
AKANESIA dilengkapi dengan beberapa fitur yang dapat membantu
pasiennya, yaitu: Log in, Daftar Apoteker, Homecare, Telepon dan SMS, Pocket
Money, dan lain-lain.

Kata kunci: AKANESIA, Apoteker, Konsultasi, Kesehatan, Online

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Judul Program


Aplikasi Konsultasi Apoteker Indonesia “AKANESIA”: Solusi Informatif
Serta Akurat sebagai Wadah Komunikasi antara Masyarakat dengan Apoteker.
1.2. Latar Belakang Masalah
Beberapa masalah yang terdapat pada layanan kesehatan yang terjadi pada
masyarakat adalah sulit menemukan informasi kesehatan yang akurat. Hal ini
dikarenakan adanya jarak serta aksesibilitas layanan kesehatan (Irawan & Ainy,
2018). Terkadang terdapat pasien yang tidak ingin mengunjungi layanan
kesehatan jika lokasi layanan kesehatan yang cukup jauh. Melihat kejadian
seperti itu maka cara sebagai seorang yang bekerja pada layanan kesehatan
harus bisa membantu mempermudah proses konsultasi agar seorang pasien
dapat mendapatkan layanan kesehatan walaupun tempat tinggalnya jauh dengan
tempat layanan kesehatan.
Industri di Indonesia ini adalah sebuah sektor yang dibutuhkan masyarakat
untuk memenuhi kelangsungan hidupnya. Salah satu contoh dari industri yang
perlu diperhatikan dan ditingkatkan yaitu layanan kesehatan misalnya seperti
rumah sakit (Setyaningsih, 2001). Rumah sakit adalah tempat yang biasa
didatangi oleh masyarakat atau pasien untuk berobat (Dwianty, 2010). Oleh
karena itu, rumah sakit sangat penting untuk ditingkatkan agar layanan
kesehatan di Indonesia ini semakin baik.
Terdapat beberapa cara yang dapat mengatasi masalah seperti itu yaitu
dengan adanya layanan konsultasi kesehatan berbasis aplikasi dengan sistem
android atau bisa disebut E-health jika yang kami buat dinamakan AKANESIA.
E-Health atau AKANESIA adalah aplikasi berbasis teknologi informasi dan
komunikasi dengan sistem offline yang bertujuan untuk mempermudah,
efisiensi, efektivitas waktu, serta kualitas proses medis (D. Rosadi, 2017).
AKANESIA (Aplikasi Konsultasi Apoteker Indonesia) sekarang hadir
untuk memenuhi dan menjawab permasalahan. AKANESIA direalisasikan
dengan bentuk aplikasi online berbasis android dan IOS yang bisa diakses dan
ditemukan oleh pasien dengan kualitas apoteker yang sudah terdaftar resmi.
Aplikasi ini tentunya sejalan dengan adanya perubahan budaya dan zaman,
tidak selalu pasien yang mengunjungi apoteker atau klinik, tetapi apoteker bisa
mendatangi pasien dengan menggunakan pelayanan homecare yang terdapat di
dalam aplikasi tersebut.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1027/Menkes/SK/IX/2004
pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) merupakan suatu bentuk
perlakuan dalam pelayanan dan merupakan suatu tanggung jawab langsung oleh
seorang yang memiliki profesi apoteker pada pekerjaan kefarmasian untuk
2

dapat menetapkan,menerapkan dan memantau pemakaian obat agar


menghasilkan efek terapeutik yang diharapkan.
Kedatangan apoteker merupakan syarat wajib agar apoteker dapat langsung
berinteraksi dengan memberikan pelayanan langsung kepada pasien dan salah
satu bentuk pelayanan langsung yang disebut dengan konseling, namun untuk
melakukan konseling seorang apoteker perlu memperhatikan beberapa hal agar
konseling dapat berjalan baik dan efektif dan mendapatkan sasaran yang
diinginkan (ASHP, 1997: Republik Indonesia, 2016).
1.3. Rumusan Masalah
Apakah aplikasi ini dapat menjadi solusi untuk pelayanan konsultasi antara
apoteker dan masyarakat secara efektif dalam memberikan informasi kesehatan
khususnya tentang informasi obat?
1.4. Tujuan Penelitian
1. Menyediakan sarana dalam bentuk aplikasi sebagai penghubung dalam
melakukan konsultasi antara apoteker dengan masyarakat secara online.
2. Mempermudah layanan konsultasi antara apoteker dengan masyarakat.
3. Memperkenalkan aplikasi pelayanan kefarmasian kepada masyarakat luas.
1.5. Luaran Yang Diharapkan
1. Terbentuk aplikasi layanan kefarmasian secara online yang dapat dibuat
dan dikembangkan melalui konsep yang sudah dibuat dalam penelitian ini
sehingga dapat digunakan oleh seluruh masyarakat.
2. Selama ini belum ada aplikasi yang serupa namun terdapat aplikasi
konsultasi dalam bidang kedokteran yang menjadi acuan sebagai
pembuatan dan gagasan terciptanya aplikasi bidang kefarmasian.
3. Aplikasi ini dapat berkembang menjadi aplikasi berbasis android maupun
IOS atau yang lainnya.
1.6. Kegunaan
Kegunaan dari aplikasi ini adalah untuk mempermudah layanan
kefarmasian khususnya dalam melakukan konsultasi antara apoteker dan
masyarakat dengan efektif, dan menyediakan informasi mengenai apotek yang
dapat dijangkau oleh lokasi pengguna serta jumlah ketersediaan obatnya.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Apoteker
Apoteker adalah bagian dari tenaga kesehatan yang menerima kewenangan
dan kewajiban dalam melakukan pekerjaan kefarmasian sebagaimana yang
tertera pada PP No.51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian pasal 1
bahwa Pekerjaan Kefarmasian yaitu pembuatan, pengendalian mutu Sediaan
Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau
penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional (Calyptra, 2013).
Apoteker dapat berperan untuk perawatan pasien dengan cara
mengoptimalisasikan penggunaan obat dan meminimalisasi efek obat yang
tidak diharapkan dengan cara mengidentifikasi MRPs, memberikan solusi
terhadap MRPs, dan mencegah terjadinya MRPs melalui pelayanan farmasi
klinik (Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, 2014).
Keberadaan apoteker di apotek atau di rumah sakit tidak hanya tentang
permasalahan obat, namun apoteker dituntut untuk meningkatka pengetahuan,
keterampilan dan perilaku agar dalam menjalankan profesi bisa berjalan secara
profesional dan dapat berinteraksi langsung dengan pasien,termasuk juga dalam
pemberian informasi obat dan melakukan konseling atau konsultasi kepada
pasien yang membutuhkan. Apoteker harus memahami dan menyadari
kemungkinan yang akan terjadi apabila ada kesalahan dalam pengobatan,
mengidenfitikasi, mencegah, mengatasi dalam hal farmakoekonomi dan
farmasi sosial. Pernyataan ini dikaitkan dengan standar pelayanan kefarmasian
yang dapat menjadikan peranan apoteker sangatlah penting di bidang kesehatan
(Permenkes RI, 2014)
2.2.Kondisi Pelayanan Kefarmasian di Indonesia
Menurut Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang tenaga kesehatan,
pemerintah bertanggung jawab terhadap ketersediaan sumber daya kesehatan
dan ketersediaan akses serta fasilitas pelayanan kesehatan untuk memelihara
derajat kesehatan setinggi-tingginya (Kemkes, 2010). Pelayanan di fasilitas
kesehatan diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten serta perencanaan,
pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan diatur oleh
pemerintah (Kemkes, 2010).
Peningkatan kebutuhan obat, industri jasa, inovasi obat baru dan beberapa
penyakit yang baru memicu perkembangan perubahan pada konsep meracik
obat. Saat ini peran apoteker diambil alih oleh industri, lalu pada tahap evaluasi
penggunaan obat muncul banyak permasalahan. Maka hal tersebut mengubah
arah orientasi apoteker yang semula pada obat (drug-oriented) menjadi kepada
pasien (patient-oriented). Tugas apoteker bukan hanya menjual dan menerima
resep obat, tetapi lebih mengarah untuk menjamin ketersediaan obat yang
4

berkualitas, aman, tepat dan harga yang cukup terjangkau serta informasi yang
mudah diakses dan evaluasi penggunaan (Kesmas, 2013).
Suatu peneliatian apoteker yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer
merancang bahwa konsultasi oleh apoteker yang menerima penerimaan pasien
dapat meningkatkan efisiensi peresepan obat dan umpan balik atas informasi
yang penting untuk apoteker dan tenaga kefarmasian yang lainnya yang pada
urutannya dapat memfasilitasi pasien dengan manjemen pasien (Chen. J,
Britten. N, 2000).
2.3.Perkembangan Layanan Konsultasi antara Apoteker dengan Masyarakat
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam bidang
kefarmasian dan semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat dalam
meningkatkan kesehatan, maka para tenaga kefarmasian tentunya juga harus
semakin bijak dan cepat dalam mengatasi permasalahan yang mungkin timbul
pada saat pelayanan kefarmasian (Calyptra, 2013).
Penelitian mengenai perkembangan teknologi yang ada dalam bidang
kesehatan (Manganello. J., et al., 2017) menjelaskan jika pelayanan kesehatan
masyarakat bergantungan pada teknologi digital, perkembangan tekonologi
digital sangat efektif untuk melayani masyarakat dalam bidang apapun. Pada
penelitian (Moller, et al., 2017) menyebutkan bahwa teknologi digital dinilai
sangat menguntungkan, mempermudah akses untuk memberikan pelayanan,
dan menjangkau pelayanan terhadap masyarakat.
Melihat hasil survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) tahun 2018, masyarakat pengguna internet sebesar 171.176.716.8 juta
jiwa dari jumlah total penduduk Indonesia, yaitu 264.161.600 juta jiwa. tercatat
juga pengembangan pengguna internet 2017-2018 yaitu 27.916.716 juta, pulau
jawa memiliki kontribusi pengguna internet tertinggi sebesar 55,79% (APJII,
2018).
Sistem pelayanan kesehatan dalam perkembangan yang cukup baik, namun
beberapa kekurangan yang masih banyak kita temui, yaitu jadwal pemeriksaan
dari apoteker terbatas, disebabnya banyaknya antrian, dan pemeriksaan hanya
di lakukan pada waktu tertentu. Sedangkan apabila ingin memanggil apoteker
ke rumah belum tentu dapat terlaksana secara baik dan cepat, dikarenakan biaya
yang mahal dan padatnya jadwal apoteker yang bersangkutan (Jurnal
Informatika, 2011).
2.4. AKANESIA
AKANESIA (Aplikasi Konsultasi Apoteker Indonesia) merupakan aplikasi
yang berbasis android dan IOS yang membentuk satu jenis e-commerce, yaitu
personal online booking. AKANESIA bertujuan untuk memudahkan pertemuan
keseimbangan antara jasa yang ditawarkan oleh seorang apoteker primer
dengan kebutuhan masyarakat atau pasien mengenai layanan kesehatan yang
didesain untuk memilih fitur-fitur sebagai berikut:
5

a. Log In
Bagi calon pasien maupun apoteker layanan kesehatan wajib melakukan
registrasi akun pada aplikasi AKANESIA agar bisa mengakses dan
memanfaatkan aplikasi tersebut.
b. Menu Halaman
Menu Halaman ini memuat beberapa fitus yang sudah kami desain dan kami
sesuaikan dengan kebutuhan pasien .
c. Layanan Homecare
Layanan ini sangat efektif apabila pasien membutuhkan pelayanan seorang
apoteker dalam keadaan darurat ataupun tidak, karena layanan ini tidak
memerlukan untuk datang menemui apoteker di sebuah klinik, tapi
melainkan apoteker yang akan datang ke alamat pasien yang membutuhkan
bantuan tersebut.
d. Telepon dan SMS
Apabila pasien ingin konsultasi bisa mamastikan jadwal apoteker dan jam
kerja apoteker dengan menggunakan fitur ini, agar tidak terjadi kesalahan
pada saat proses pengajuan konsultasi kepada apoteker dan untuk estimasi
perjalana apoteker bila sudah tiba di lokasi.
e. Pocket Money
AKANESIA mendesain aplikasi ini untuk memudahkan dalam proses
pembayaran, apabila tidak menggunakan uang cash, selain itu fitur ini
bertujuan untuk menekan inflasi rupiah. Pembayaran dilakukan dengan
menggunakan aplikasi DANA yang telah bekerja sama dengan beberapa e-
commerce pembayaran online di Indonesia. Besarnya biaya yang harus
dikeluarkan tergantung pada jarak antara pasien dengan apoteker dan
peresepan yang diberikan apoteker terhadap pasien.
f. Google Maps
Fitur ini bertujuan untuk mengatahui letak klinik yang berada di bawah
naungan apoteker layanan, apabila pasien ingin berkunjung ke klinik atau
bertemu dengan apotekernya bisa langsung melihat fitur ini agar tiba di
lokasi yang benar dan tepat.
6

BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN

3.1. Desain dan Perancangan


Dalam tahap ini, dilakukan proses perancangan aplikasi AKANESIA yang
dilakukan dalam waktu 1 minggu. Pembuatan aplikasi menggunakan
IBuildApp yang terdapat pada IOS.
3.2. Penentuan Perangkat
Tahap ini berisi pemilihan komponen-komponen yang cocok untuk
AKANESIA dan juga penentuan komponen yang akan dipakai dengan
mempertimbangkan kualitas dan biaya yang dibutuhkan.
3.3. Pembelian Perangkat
Pada proses ini akan berlangsung selama 1 minggu, software yang akan
kami gunakan bisa di temukan langsung melalui proses pengunduhan di
halaman web yang berbayar dengan menggunakan IBuildApp.
3.4. Perangkat
Ada dua cara untuk membuat aplikasi berbasis android atau IOS. Pertama
memiliki perangkat telepon seluler.kedua,menggunakan emulgator yang sudah
disediakan oleh Google, PlayStore, dan APP store.
Sebelum memulai pembuatan aplikasi berbasis android dan IOS,
diperlukan beberapa perangkat antara lain:
1. Mempunyai aplikasi PlayStore untuk android dan APP Store untuk IOS.
2. Untuk android bisa membuka web menggunakan Google dengan keyword
“IBuildApp”, dan untuk pengguna IOS mendownload langsung “IBulidApp”
di APP Store.
3. Telepon genggam, laptop, tab, dan Ipad.
3.5. Perakitan Komponen
Pembuatan aplikasi AKANESIA menggunakan perangkat Software dan
App Studio, dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu:
1. Perancangan layout dan sistem form Log In.
2. Perancangan layout dan tampilan menu utama.
3. Perancangan layout dan sistem masing-masing subkategori yang meliputi:
Layanan Homecare, Telepon dan SMS, layanan konsultasi, Pocket Money,
dan Log out.
4. Perancangan layout dan sistem MAP.
5. Perancangan layout dan sistem Pocket Money,pembayaran menggunakan e-
commerce yang telah bekerja sama dengan pihak-pihak terkait.
3.6. Uji Coba dan Evaluasi
Pada tahap ini, AKANESIA diuji coba kemudian hasil dari uji coba akan
dievaluasi guna memperbaiki kekurangannya agar aplikasi ini dapat digunakan
dengan efektif sesuai dengan fungsinya yaitu sarana penghubung dalam
melakukan konsultasi antara apoteker dengan masyarakat secara online.
7

3.7. Maintenance
Tahap ini bertujuan untuk melakukan pemeliharaan terhadap AKANESIA
agar beberapa kerusakan atau error yang terjadi pada aplikasi dapat segera
diperbaiki serta pengelolaan database. Selain itu aplikasi ini juga dapat
diperbarui untuk penambahan fungsi dan fitur-fitur baru lainnya. Maintenance
dilakukan secara rutin setiap dua minggu sekali.
8

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya


Tabel 4.1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-KC
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)
1 Komponen penunjang 5.800.000
2 Bahan habis pakai 1.325.000
3 Lain-lain 2.785.000
Jumlah 10.000.000

4.2. Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan PKM-KC
Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Desain dan Perancangan
Penentuan Komponen
Pembelian Komponen
Perakitan
Uji Coba
Publikasi dan Dokumentasi
9

DAFTAR PUSTAKA

ASHP. 1997. Guidelines on pharmacist-conducted patient education and


counseling. American Journal of Health-System Pharmacy. 54(4):431-434.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). 2018. “Hasil Survei
Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2018”.
A. C. Moller et al. 2017. “Applying and advancing behavior change theories and
techniques in the context of a digital health revolution: proposals for
more effectively realizing untapped potential”. J. Behav. Med. 40(1):85 –
98.
Calyptra. 2013. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. 2(2).
Chen J, Britten N. 2000. “Strong medicine : an analysis of pharmacist consultations
in primary car”. Family Practice, 17; 480-3.
D. Rosadi. 2017. “Implikasi Penerapan Program EHealth Dihubungkan Dengan
Perlindungan Data Pribadi”.
Dwianty. 2010. “Gambaran Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan
Puskesmas Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo”. Universitas
Islam Negeri Alauddin.
Irawan and A. Ainy. 2018. “Analisis Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Pada Peserta Jaminan Kesehatan
Nasional di Wilayah Kerja Puskesmas Payakabung, Kabupaten Ogan Ilir”.
vol. 9, no. November, pp. 189–197.
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia ,Volume 3, Nomor 3, September 2014.
JURNAL INFORMATIKA. Vol 5, No 1, Januari 2001.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Undang-Undang Republik
Indonesia No. 36 tahun 2009. Jakarta: Sekretariat Negara Republik
Indonesia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 161/Menkes/Per/I/2010, 2010. Tentang registrasi
tenaga kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004 Tahun 2004. Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Kesmas. 2013. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 7(8).
Manganello, J., et al. 2017. “The relationship of health literacy with use of digital
technology for health information: implications for public health
practice”. Journal of public health management and practice, 23(4):380-
387.
Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek,
Jakarta
Setyaningsih. 2001. “Analisis Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Pasien
Menggunakan Pendekatan Lean Servperf (Lean Service dan Service
Performance) (Studi Kasus Rumah Sakit X)”.9(1):609–620.
10

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping


11
12
13
14
15
16

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan Nilai (Rp)
(Rp)
1. Perlengkapan yang
diperlukan
a. Server dan Hosting 1 server 1.500.000 1.500.000
b. Google Maps 1 izin guna 800.000 800.000
c. Harddisk 1T 1 buah 1.000.000 1.000.000

d. IOS 14.4 & 2 izin guna 1.000.000 2.000.000


Windows7 OS
e. Eclipse 1 izin guna 500.000 500.000

SUB TOTAL (Rp.) 5.800.000

2. Bahan Habis Pakai Volume Harga Satuan Nilai (Rp)


(Rp)
a. Kuota unlimited 4 Bulan 250.000 1.000.000
bandwith awal
server
b. Flashdisk 8 gb 2 Buah 50.000 100.000
c. Print Kertas 100 lembar 1000 100.000
d. Tinta Printer 1 buah 95.000 95.000
e. Materai 3 buah 10.000 30.000
SUB TOTAL (Rp.) 1.325.000

3. Lain-Lain Volume Harga Satuan Nilai (Rp)


(Rp)
Uji Coba Aplikasi 1 375.000 375.000
Pengajuan hak 1 1.500.000 1.500.000
intelektual atas
“copyright”
Iklan 2 500.000 1.000.000
SUB TOTAL (Rp.) 2.785.000

TOTAL (Rp.) 10.000.000

(Terbilang Sepuluh Juta Rupiah)


17

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas


Studi Ilmu Waktu
(jam/minggu)
1 Bella Farmasi Kesehatan 6 1. Mengkoordinasi
Ananda jam/minggu dan
Putri / memonitoring
1910212020 2. Merancang dan
Mendesain
aplikasi
3. Menyiapkan
Konsep
2 Dinda Tri Farmasi Kesehatan 6 1. Mempersiapkan
Wulandari / jam/minggu alat dan bahan
2010212004 2. Menyiapkan
Konsep
3. Melakukan Uji
dan Evaluasi
3 Nadhira Farmasi Kesehatan 6 1. Menyiapkan
Diva Safina jam/minggu Konsep
Hernandya / 2. Membuat
2010212046 Laporan
3. Melakukan Uji
dan Evaluasi
18

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana


19

Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang akan Dikembangkan

Gambar 1. Halaman Gambar 2. Log In Gambar 3. Menu


Utama Utama

Gambar 4. Homecare Gambar 5. Gambar 6. Telepon &


Consultation SMS
20

Gambar 7. Pocket
Money

Anda mungkin juga menyukai