Anda di halaman 1dari 13

KONDISI BELAJAR MENGAJAR YANG EFEKTIF

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

“Profesi Keguruan”

Dosen Pengampu:

BAKHRUL ULUM, S.Pd.I, M.Pd.

Oleh:

KELOMPOK II

NURLINA (21.26.0101.1418)
NURAINI (21.26.011.1415)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (P.A.I)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH

IBNU KHALDUN NUNUKAN

144 4 H/202 3 M
KATA PENGANTAR

ِ‫لّم لَّر ِي مَ مِ لَّر مِْ مي‬


‫ِمْ ميِ ل‬

‫ِ ي مَِ م‬ ‫ش مّ مفَل ينب مَْ م مِ مَلَـَمّي م‬


‫ ن م‬، ‫َ مِْيِم‬ ‫ِّمُم مَلَ ر‬
‫ِْم مِ م‬
‫َِمى ْ ي‬ ‫ِ لَعَمَم م‬
‫ مَلَ ر‬، ‫ـَْيِم‬ ‫لَـَمَي ُم لم مَ م‬

، ِ‫ٍَ إ مَى يمْي مِ لل مِي مي‬


‫ْ ن‬‫َ مَ يِ تبمعم مُ يِ ِ مِِي م‬، ‫َِمىآ مَ مُ مْ م‬
‫ََي بُأْي ـ مَ معْيِم م‬ ‫مَ مِبمْيبِمَ م مَـ مَ رَ نُ مَ م‬

. ‫َْرَِم يعُم‬

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan wawasan mengenai mata kuliah Profesi Keguruan dengan judul
makalah “Kondisi Belajar Mengajar Yang Efektif”.

Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa mampu untuk


memahami bagaimana kodisi belajar mengajar yang efektif untuk diterapkan agar
tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik. Penulis sadar makalah ini terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Sebagai harapan semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama mahasiswa.

Sebatik, 22 Mei 2023

Kelompok II

Nurlina dan Nuraini

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

C. Tujuan ...................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2

A. Pengertian Belajar Mengajar.................................................................................2

B. Syarat-Syarat Mengajar yang Efektif.................................................................... 3

C. Kondisi Belajar yang Efektif................................................................................. 4

BAB III PENUTUP ...................................................................................................9

A. Kesimpulan ...........................................................................................................9

B. Kritik dan Saran .....................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas


pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dan atau di ruang praktek/laboratorium.
Sehubungan dengan tugas ini, guru hendaknya selalu memikirkan tentang
bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
tersebut, diantaranya dengan membuat perencanaan pembelajaran dengan
seksama dan menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat.

Upaya ini tentu menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian


kelas, penggunaan metode mengajar, strategi pembelajaran, sikap dan karakter
guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator
yang berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dengan cara
meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dengan melibatkan
siswa secara aktif, berupaya menarik minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran,
membangkitkan motivasi belajar, pelayanan individu (pembelajaran privat) dan
penggunaan media dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Belajar Mengajar?


2. Apa Syarat-Syarat Mengajar yang Efektif?
3. Bagaimana Kondisi Belajar yang Efektif?

C. Tujuan

Adanya makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan


pemahaman mengenai apa pengertian dari belajar mengajar, apa saja syarat-syarat
mengajar dan bagaimana kondisi belajar yang efektif untuk diterapkan pada
proses pembelajaran.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar dan Mengajar

Belajar pada dasarnya adalah merupakan statu proses mental karena orang
yang belajar perlu memikir, menganalisa, mengingat, dan mengambil kesimpulan
dari apa yang dipelajari. Sehubungan dengan itu terdapat bermacam-macam
pendapat tentang apa yang dimaksud dengan belajar. Dibawah ini akan
diketengahkan beberapa pendapat tentang belajar yang dikemukakan oleh
beberapa aliran psikologi.

Sesuai dengan pendapat J.L. Mursell, maka aspek aspek yang terdapat
dalam kegiatan proses belajar adalah : 1. Bahwa belajar itu bertujuan. Adanya
tujuan itu akan nyata apabila murid dihadapkan masalah. Ia bertujuan
memecahkan masalah itu. Ia terlibat dalam pemecahan masalah itu. 2. Bahwa
belajar itu prosesnya berlangsung dengan penyelidikan dan penemuan, bukan
berlangsung secara ripititif. Seorang yang belajar perlu dihadapkan pada sesuatu
masalah. Untuk dapat memecahkan masalah itu perlu adanya penyelidikan dan
penemuan pemecahannya. 3. Bahwa hasil belajar adalah munculnya pemahaman,
munculnya pengertian, munculnya respond yang berakal. 4. Bahwa hasil belajar
itu tidak hanya terikat pada situasi munculnya pemahaman saja, tetapi dapat
digunakan pada situasi lain.1

Mengajar secara umum diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh


guru dalam menyampaikan sejumlah fakta, informasi atau pengetahuan kepada
siswa sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkannya di kelas. Pada hal fungsi
guru dalam mengajar tidak hanya menyampai sejumlah pengetahuan kepada siswa,
tetapi juga membentuk kepribadian siswa. Pengetahuan yang disampaikan
hanyalah sebagai alat untuk membentuk kepribadian siswa yang utuh dalam arti
beriman dan berbudi pekerti luhur, cerdas dan terampil, sehat jasmani dan rohani,
demokratis dan bertanggunga jawab, mandiri dan demokratis, cinta tanah air dan
bangsa. Dengan demikian didalam mengajar, guru juga mendidik. Mengajar
sebagai alat untuk mendidik. Sedang mendidik, prosesnya berlangsung dalam
kegiatan mengajar. Tugas mendidik inilah kadang-kadang dilupakan oleh guru
dalam kegiatan mengajar yang dilakukannya di kelas.2

1
http://cancer55.wordpress.com/2011/12/17/strategi-guru-mengembangkan-suasana-belajar-
mengajar-yang-kondusif/ diakses pada 22 mei 2023
2
Ibid., http://cancer55.wordpress.com/2011/12/17/strategi-guru-mengembangkan-suasana-
belajar-mengajar-yang-kondusif/

2
3

B. Syarat-Syarat Mengajar yang Efektif

Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar


siswa yang efektif pula. Maka, untuk mengajar yang efektif diperlukan syarat-
syarat3 sebagai berikut :

1. Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. Didalam belajar, siswa
harusmengalami aktivitas mental, dan juga aktivitas jasmani.
2. Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu mengajar. Dengan
variasi metode, mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik
perhatian siswa,mudah diterima siswa, dan suasana kelas menjadi hidup.
3. Motivasi. Hal ini sangat berperan pada kemajuan, perkembangan anak
selanjutnyamelalui Proses Belajar Mengajar. Bila motivasi guru tepat
mengenai sasaran akan meningkatkan kegiatan anak dalam belajar.
4. Kurikulum yang baik dan seimbang. Kurikulum sekolah ini juga harus
mampu mengembangkan segala segi kepribadian anak, disamping
kebutuhan anak sebagai anggota masyarakat
5. Guru perlu mempertimbangkan pada perbedaan individual. Guru tidak
cukup hanya merencanakan pengajaran klasikal, karena masing-masing
anak mempunyai perbedaan dalam beberapa segi, misalnya intellegensi,
bakat, tingkah laku, sikap, dll
6. Guru akan mengajar dengan efektif, bila selalu membuat perencanaan
dahulu sebelummengajar. Dengan persiapan mengajar, guru akan merasa
mantap dan lebih percayadiri berdiri didepan kelas untuk melakukan
interaksi dengan siswa-siswinya.
7. Pengaruh guru yang sugestif perlu diberikan pula kepada anak. Sugesti
yang kuat,akan merangsang anak untuk lebih giat lagi dalam belajar
8. Seorang guru harus memiliki keberanian menghadapi murid-muridnya,
berkenaandengan permasalahan yang timbul pada saat Proses Belajar
Mengajar berlangsung.
9. Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis disekolah.
Lingkunganyang saling menghormati, dapat memahami kebutuhan anak,
bertenggang-rasa, dll.
10. Pada penyajian bahan pelajaran pada anak, guru perlu memberikan
persoalan yangdapat merangsang anak untuk berpikir dan memunculkan
reaksinya.

3
http://muktafiaregal.blogspot.com/2013/01/cara-mengajar-yang-efektif.html , cara mengajar
yang efektif, diakses pada 22 mei 2023.
4

11. Semua pelajaran yang diberikan anak perlu di integrasikan, sehingga anak
memiliki pengetahuan yang terintegrasi, tidak terpisah-pisah pada sistem
pengajaran lama, yangmemberikan pelajaran terpisah satu sama lainnya.
12. Pelajaran disekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata di
masyarakat.
13. Dalam interaksi belajar-mengajar, guru harus banyak memberi kebebasan
pada anak untuk dapat menyelidiki sendiri, belajar sendiri, mencari
pemecahan masalah sendiri,
14. Pengajaran remedial, yang diadakan bagi siswa yang mengalami kesulitan
belajar,

C. Kondisi Belajar yang Efektif

Guru sebagai pembimbing diharapkan mampu menciptakan kondisi yang


strategi yang dapat membuat peserta didik nyaman dalam mengikuti proses
pembelajaran tersebut. Dalam menciptakan kondisi yang baik, hendaknya guru
memperhatikan dua hal: pertama, kondisi internal merupakan kondisi yang ada
pada diri siswa itu sendiri, misalnya kesehatan, keamanannya, ketentramannya,
dan sebagainya. Kedua, kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada di luar pribadi
manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan serta keadaan lingkungan
fisik yang lain. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang
baik dan teratur, misalnya ruang belajar harus bersih, tidak ada bau-bauan yang
dapat mengganggu konsentrasi belajar, ruangan cukup terang, tidak gelap dan
tidak mengganggu mata, sarana yang diperlukan dalam belajar yang cukup atau
lengkap.4 Dalam mewujudkan kondisi pembelajaran yang efektif, maka perlu
dilakukan langkah-langkah berikut ini:

1. Melibatkan Siswa secara aktif

Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau


belajar. Dengan demikian aktifitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal,
antara lain :

 Aktivitas visual, seperti membaca, menulis, melakukan eksprimen dsb.


 Aktivitas lisan, seperti bercerita, tanya jawab, dsb.
 Aktivitas mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan guru,
mendengarkan pengarahan guru dsb.

4
Slameto,Belajar dan Faktor - Faktor Belajar yang Mempengaruhi, (Jakarta: rineka cipta,
1995),hlm. 94-97
5

 Aktivitas gerak, seperti melakukan praktek di tempat praktek.


 Aktivitas menulis, seperti mengarang, membuat surat, membuat karya tulis.

Setiap jenis aktivitas memiliki kadar atau bobot yang berbeda, tergantung
pada segi tujuan mana yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Yang
jelas, aktivitas kegiatan pembelajaran siswa di kelas hendaknya lebih banyak
melibatkan siswa, atau lebih memperhatikan aktivitas siswa. Berikut ini cara
meningkatkan keterlibatan siswa :
 Tingkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan cara
menggunakan berbagai teknik mengajar.
 Berikanlah materi pelajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
 Usahakan agar pembelajaran lebih menarik minat siswa. Untuk itu guru
harus mengetahui minat siswa dan mengaitkannya dengan bahan
pembelajaran.

2. Menarik minat dan perhatian Siswa

Kondisi pembelajaran yang efektif adalah adanya minat dan perhatian


siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri
seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan
minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa
minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Keterlibatan siswa dalam
pembelajaran erat kaitannya dengan sifat, bakat dan kecerdasan siswa.
Pembelajaran yang dapat menyesuaikan sifat, bakat dan kecerdasan siswa
merupakan pembelajaran yang diminati.5

3. Membangkitkan motivasi Siswa

Motif adalah semacam daya yang terdapat dalam diri seseorang yang
dapat mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Sedang motivasi adalah suatu
proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku
untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Tugas guru adalah
bagaimana membangkitkan motivasi siswa sehingga ia mau belajar6. Berikut ini
beberapa cara bagaimana membangkitkan motivasi siswa :
 Guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya;

5
Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis: sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam
Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 129
6
John W. Santrock, educational Psychology, Terj.Tri wibowo B.S, Psikologi Pendidikan (Jakarta:
Prenada Media Group, 2008), hlm. 9
6

 Pada awal kegiatan pembelajaran, guru hendaknya terlebih dahulu


menyampaikan kepada siswa tentang tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran tersebut, sehingga siswa terpancing untuk ikut serta
didalam mencapai tujuan tersebut;
 Guru berusaha mendorong siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan
pembelajara;.
 Guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
meraih sukses dengan usahanya sendiri;
 Guru selalu berusaha menarik minat belajar siswa;
 Sering-seringlah memberikan tugas dan memberikan nilai seobyektif
mungkin.

4. Memberikan pelayanan individu Siswa

Salah satu masalah utama dalam pendekatan pembelajaran adalah


kurangnya pemahaman guru tentang perbedaan individu antar siswa. Guru
sering kurang menyadari bahwa tidak semua siswa dalam suatu kelas dapat
menyerap pelajaran dengan baik. Kemampuan indiviadual mereka dalam
menerima pelajaran berbeda-beda. Disinilah sebenarnya perlunya keterampilan
guru di dalam memberikan variasi pembelajaran agar dapat diserap oleh semua
siswa dalam berbagai tingkatan kemampuan, dan disini pulalah perlu adanya
pelayanan individu siswa.7

Memberikan pelayanan individual siswa bukanlah semata-mata ditujuan


kepada siswa secara perorangan saja, melainkan dapat juga ditujukan kepada
sekelompok siswa dalam satu kelas tertentu. Dalam sistem pembelajaran tuntas,
pelayanan individu merupakan kegiatan yang mesti dilakukan. Setiap sub
materi pelajaran yang disajikan harus dapat dimengerti oleh semua siswa, tanpa
terkecuali. Oleh karena itu dalam pembelajaran tuntas, materi pelajaran tidak
boleh diteruskan sebelum materi yang sedang diajarkan dapat diserap oleh
seluruh siswa.

5. Menyiapkan dan menggunakan berbagai media dalam pembelajaran

Alat peraga/media pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan guru


ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang
disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa.
Sebab, pembelajaran yang mengggunakan banyak verbalisme tentu akan

7
Rosyada, Op.cit., hlm. 113
7

membosankan. Sebaliknya pembelajaran akan lebih menarik, bila siswa merasa


senang dan gembira setiap menerima pelajaran dari gurunya.

Pembelajaran yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung


atau pengalaman kongkret yang dibantu dengan sejumlah alat peraga dengan
memperhatikan dari segi nilai dan manfaat alat peraga tersebut dalam
membantu menyukseskan proses pembelajaran di kelas. Di dalam menyiapkan
dan menggunakan media atau alat peraga, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, sebagai berikut:
 Alat peraga yang digunakan hendaknya dapat memperbesar perhatian
siswa terhadap materi pelajaran yang disajikan.
 Alat peraga yang dipilih hendaknya sesuai dengan kematangan dan
pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok.
 Alat yang dipilih hendaknya tepat, memadai dan mudah digunakan.

Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar hendaknya guru dapat


mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar
sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun
siswa dengan siswa. Hal ini senada seperti yang ditulis Madri M. dan Rosmawati,
bahwa terjadinya proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal yaitu : (1) siswa
menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan waktunya untuk
melaksanakan tugas ajar, (2) terjadi perubahan perilaku yang selaras dengan
tujuan pengajaran yang diharapkan.8

Untuk mewujudkan suasana kelas yang mendukung proses belajar


mengajar yang dapat membantu efektivitas proses belajar mengajar9 yaitu :
a) Memanggil setiap murid dengan namanya
b) Selalu bersikap sopan kepada murid,
c) Memastikan bahwa anda tidak menunjukkan sikap pilih kasih terhadap
murid tertentu
d) Merencanakan dengan jelas apa yang anda lakukan dalam setiap pelajaran
e) Mengungkapkan kepada murid-murid tentang apa yang ingin anda capai
dalam pelajaran ini
f) Dengan cara tertentu melibatkan setiap murid selama pelajaran
g) Memberikan kesempatan bagi murid untuk saling berbicara
h) Bersikaplah konsisten dalam menghadapi murid-murid.

8
Madri M. dan Rosmawati, Pemahaman Guru Tentang Strategi Pembelajaran Pendidikan
Jasmani Di Sekolah Dasar, ( Jurnal Pembelajaran, Desember 2004 ), Vol. 27, No. 03, hlm. 274.
9
Mary Underwood, Pengelolaan Kelas yang Efektif suatu Pendekatan Praktis, (Penerbit
Arcan,2000), hlm. 39.
8

Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar,


meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan
bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar, maka diperlukan
pengorganisasian kelas yang memadai.10 dalam hal ini akan diuraikan beberapa
suasana yang efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran:

a) suasana belajar yang menyenangkan


Suasana belajar yang menyenangkan membuat pembelajaran akan
berjalan efektif, apabila suasana pembelajaran tersebut menyenangkan,
peserta didik akan lebih Rileks, Bebas dari tekanan, Aman, Menarik,
Bangkitnya minat belajar, Adanya keterlibatan penuh, Perhatian peserta didik
tercurah, Lingkungan belajar yang menarik (misalnya keadaan kelas terang,
pengaturan tempat duduk leluasa untuk peserta didik bergerak), Bersemangat,
Perasaan gembira, Konsentrasi tinggi. Suasana pembelajaran yang
menyenagkan menghindarkan pembelajaran yang tidak efektif, karena peserta
didik tidak Tertekan, Perasaan terancam, Perasaan menakutkan, merasa tidak
berdaya, tidak bersemangat, malas/tidak berminat, jenuh/bosan, suasana
pembelajaran monoton, pembelajaran tidak menarik siswa.11

b) Suasana bebas
Suasana bebas atau terbuka (permisif) merupakan kebebasan bagi
siswa dalam berbicara dan atau berpendapat sesuai dengan tujuan dari proses
pembelajaran, sehingga dengan hal tersebut siswa tidak akan merasakan
tekananan, adanya rasa takut, malu dan lainnya terhadap guru maupun
sesame peserta didik.12

c) Pemilihan media pengajaran dan metode yang sesuai


Menurut Nasrun dalam forum pendidikan mengemukakan bahwa guru
dituntut mampu memiliki dan menggunakan media pengajaran sesuai dengan
materi yang akan di sajikan, dituntut mampu menggunakan metode mengajar
secara stimulan untuk menghidupkan suasana pengajaran dengan baik.13

10
Cony Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses (Jakarta: Gramedia, 1990), hlm. 63
11
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2129621, pembelajaran efektif, diakses pada 22
mei 2023.
12
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Grasindo, TT), hlm,. 85
13
Nasrun, Media, Metode, dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek Lapangan
Kependidikan, (Forum pendidikan :Universitas Negeri Padang, 2001), hlm.428.
BAB III

KESIMPULAN

A, Kesimpulan

Pada hakikatnya pembelajaran yang efektif merupakan proses belajar


mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik,
namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan
pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat
memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.
Upaya-upaya yang tersebut merupakan usaha dalam menciptakan sekaligus
memelihara kondisi dan suasana belajar yang kondusif, optimal dan
menyenangkan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif sehingga
tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan maksimal.

B. Kritik dan Saran

Tidak dapat dipungkiri manusia merupakan makhluk Allah SWT. Yang


tiadak luput dari kesalahan dan khilaf. Maka besar kemungkinan dalam penulisan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dalam segi penulisan kata
ataupun kurangnya referensi yang dimiliki oleh penulis. Maka dari itu saran
ataupun kritik sangatlah diperlukan untuk dapat membangaun kreatifitas dalam
penulisan makalah selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

http://cancer55.wordpress.com/2011/12/17/strategi-guru-mengembangkan-
suasana-belajar-mengajar-yang-kondusif/ , (Diakses pada 22 Mei 2023)

http://muktafiaregal.blogspot.com/2013/01/cara-mengajar-yang-efektif.html , cara
mengajar yang efektif, (Diakses pada 22 mei 2023)

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2129621, pembelajaran efektif,


diakses pada 22 mei 2023.

Mulyasa, E., Menjadi kepala sekolah profesional: dalam konteks menyukseskan


MBS dan KBK (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003)

Nawawi, Hadari, Organisasi Sekolah dan Pengelolaaan Kelas sebagai Lembaga


Pendidikan (Jakarta: Haji Masagung, 1989)

Nasrun, Media, Metode, dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek


Lapangan Kependidikan, (Forum pendidikan :Universitas Negeri Padang,
2001)

Purwanto, Ngalim, Psikologi pendidikan remaja (Bandung: Remaja Rosda


Karya,1996)

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Jakarta: PT.
Imtima, 2007) cet.11

Prayitno, Dasar teori dan praksis Pendidikan (Jakarta: Grasindo, 2009)

Rianto, Milan, Pengelolaan Kelas Model Pakem (Jakarta: Dirjen PMPTK, 2007)

Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis: sebuah Model Pelibatan


Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan (Jakarta: Prenada Media,
2004)

Santrock, John W., educational Psychology, Terj.Tri wibowo B.S, Psikologi


Pendidikan (Jakarta: Prenada Media Group, 2008)

Semiawan, Cony, Pendekatan Keterampilan Proses (Jakarta: Gramedia, 1990)

Slameto, Belajar dan Faktor - Faktor Belajar yang Mempengaruhi (Jakarta: rineka
cipta, 1995)

W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Grasindo, TT)

10

Anda mungkin juga menyukai