Anda di halaman 1dari 6

Nama : Daffa Nurhisyam Muzhaffar

Kelas : 3B D4MP
Absen : 08

1. Resiko politik adalah kemungkinan terjadinya gangguan atau perubahan dalam


lingkungan politik suatu negara atau wilayah yang dapat berdampak negatif pada bisnis,
investasi, atau operasi perusahaan di sana. Resiko politik dapat muncul karena perubahan
dalam kebijakan pemerintah, stabilitas politik yang buruk, ketidakpastian hukum, konflik
bersenjata, atau faktor politik lainnya. Resiko ini dapat mempengaruhi keuntungan
perusahaan, nilai investasi, atau kelangsungan operasional mereka.

Jenis : a. Penyitaan (confiscation)

Adalah proses pengambilan kepemilikan sebuah properti oleh pemerintah tanpa kompensasi.
Contoh: perampasan properti buatan Amerika oleh pemerintah China setelah komunis China
mengambil alih kekuasaan pada tahun 1949 dan Occidental Petroleum yang asetnya disahkan
tanpa kompensasi oleh Venezuela.

b. Pengambil alihan

Adalah proses pengambilan alihan dengan beberapa kompensasi, dimana perusahaan yang
propertinya diambil alih setuju untuk menjual operasinya bukan karena pilihan, melainkan
karena paksaan secara tersurat atau tersirat.

c. Nasionalisasi

Adalah proses pengambilan alihan kepemilikan kepada pemerintah dari semula dimiliki asing
dan selanjutnya pemerintah yang menjalankan bisnis yang diambil alih. Contoh : Burma
menasionalisasi perdagangan luar negeri, Meksiko menasionalisasi sistem perbankan ,Libya
menasionalisasi semua bisnis swasta 1981. Komunis Ceko menasionalisasi 100 persen
ekonominya. Chile menasionalisasi tambang tembaga 1971.

d. Domestikasi

Perusahaan asing menyerahkan kontrol dan kepemilikan, baik seluruhnya atau sebagian,
kepada warga negara. Hasilnya adalah bahwa entitas swasta diizinkan untuk mengoperasikan
properti yang disahkan atau disita.
Domestikasi terkadang merupakan tindakan sukarela yang terjadi tanpa adanya konfirmasi
atau nasionalisasi. Biasanya, penyebab dari tindakan ini adalah buruknya kinerja ekonomi
atau tekanan sosial. Contoh di Afrika Selatan : Pepsi, Coca-Cola , General Motors dan
Barclays Bank menjual operasi pembotolan kepada investor lokal.

2. a. Risiko ketidakstabilan umum

Terkait dengan ketidakpastian tentang kelayakan masa depan sistem politik negara tuan
rumah pasar internasional (host country), contoh : revolusi Iran

b. Risiko kepemilikan / pengendalian

Terkait dengan kemungkinan bahwa pemerintah tuan rumah pasar internasional (host
country), dapat mengambil tindakan (pengambilalihan) untuk membatasi kepemilikan dan
kontrol investor terhadap anak perusahaan di negara tuan rumah tersebut.

c. Risiko operasi

Diakibatkan oleh ketidakpastian bahwa pemerintah tuan rumah mungkin membatasi operasi
bisnis investor di semua bidang, termasuk produksi, pemasaran, dan keuangan.

d. Risiko transfer

Berlaku untuk tindakan masa depan oleh pemerintah tuan rumah yang mungkin membatasi
kemampuan anak perusahaan untuk mentransfer pembayaran, modal, atau keuntungan dari
negara tuan rumah kembali ke perusahaan induk.

3. a. Stimulasi Ekonomi Lokal

Perusahaan menghubungkan kegiatan bisnisnya dengan kepentingan ekonomi nasional


negara tuan rumah. Ekonomi lokal dapat dirangsang dengan membeli produk lokal dan bahan
baku untuk produksi dan operasi perusahaan.

b. Mempekerjakan penduduk lokal

Perusahaan harus mempekerjakan penduduk lokal dalam jumlah yang memadai untuk
membuka lapangan pekerjaan. Kebijakan ini akan mendapatkan dukungan bahkan
memberikan persepsi positif dari penduduk local bahwa keberadaan perusahaan bermanfaat
bagi mereka.

c. Berbagi Kepemilikan

Perusahaan harus berbagi kepemilikan dengan perusahaan local, dengan mengonversi dari
perusahaan pribadi ke perusahaan publik atau dari perusahaan asing ke perusahaan lokal.

d. Corporate Social Responsibility

Perusahaan multinasional harus menggabungkan proyek investasi dengan proyek social.


Perusahaan melakukan tanggung jawab social kepada masyarakat local dengan berbagai
kegiatan social dan kemanusiaan seperti : membangun sekolah, rumah sakit, jalan, dan sistem
air karena saling bagi menguntungkan negara tuan rumah juga perusahaan, terutama dalam
jangka panjang.

e. Netralitas Politik

Perusahaan harus netral dan tidak terlibat dalam sengketa politik di antara kelompok lokal
atau antar negara. Perusahaan harus menyatakan dengan jelas bahwa tidak terlibat dalam
politik dan kegiatan utamanya adalah bisnis.

4. Asuransi politik adalah bentuk perlindungan yang ditawarkan kepada perusahaan atau
investor yang beroperasi di luar negeri atau yang terlibat dalam transaksi bisnis internasional.
Tujuan utama asuransi politik adalah melindungi pemegang polis dari risiko politik yang
dapat merugikan bisnis atau investasi mereka akibat perubahan dalam lingkungan politik
suatu negara atau wilayah.

Contoh :

Asuransi Risiko Ekspropriasi: jenis asuransi yang melindungi perusahaan atau investor dari
risiko pemerintah yang mengambil alih aset mereka tanpa memberikan kompensasi yang adil.
Misalnya, jika pemerintah suatu negara tiba-tiba mengambil alih fasilitas produksi milik
perusahaan asing tanpa memberikan ganti rugi yang wajar, maka pemegang polis asuransi
ekspropriasi akan menerima pembayaran dari perusahaan asuransi sebagai kompensasi.
Asuransi Risiko Mata Uang Asing: Ini melindungi perusahaan atau investor dari fluktuasi
nilai tukar mata uang yang dapat memengaruhi nilai investasi atau keuntungan mereka. Jika
nilai tukar mata uang mengalami perubahan yang merugikan, pemegang polis akan menerima
pembayaran sebagai penggantian.

5. Budaya adalah kumpulan norma, nilai, keyakinan, tradisi, tata cara, bahasa, simbol,
dan praktik-praktik yang dianut dan dibagikan oleh sekelompok orang dalam suatu
masyarakat atau kelompok sosial tertentu.

Budaya merupakan faktor penting dalam pemasaran internasional yang sangat mempengaruhi
gaya manajemen dan seluruh sistem bisnisnya. Pelaku pemasaran internasional tidak hanya
perlu menghargai perbedaan kultural yang berhubungan dengan bisnis mereka , mereka juga
harus memahami asal-usul perbedaan tersebut . Budaya perusahaan merupakan sesuatu hal
yang sangat kompleks . Untuk itu budaya perusahaan harus memiliki beberapa karakteristik
yang penerapannya akan mendukung pencapaian sasaran perusahaan.

Karakteristik :

a. Budaya bersifat preskriptif

Misalnya, kompromi lebih menonjol di budaya Asia Timur daripada budaya Amerika Utara.
Misalnya merokok merupakan perilaku sosial yang diterima masyarakat, namun akhir-akhir
ini menjadi tidak diinginkan baik secara sosial dan secara medis.

b. Budaya memfasilitasi komunikasi

membuat lebih mudah untuk berkomunikasi satu sama lain.

c. Budaya dipelajari.

Budaya tidak diwariskan secara genetis - harus dipelajari dan diperoleh. Sosialisasi atau
inkulturasi terjadi ketika seseorang menyerap atau mempelajari budaya di mana dia atau dia
dia dibesarkan Sebaliknya, jika seseorang belajar budaya suatu masyarakat selain yang di
dalamnya dia atau dia dibesarkan, proses akulturasi terjadi. Kemampuan belajar budaya
memungkinkan bagi orang untuk menyerap tren budaya baru.

d. Budaya bersifat subjektif.


Orang-orang dalam budaya yang berbeda sering memiliki gagasan yang berbeda tentang
objek yang sama.

e. Budaya itu abadi.

Kebiasaan lama sulit dipecahkan, dan orang cenderung mempertahankannya warisannya


sendiri terlepas dari dunia yang terus berubah.

f. Budaya bersifat kumulatif.

Budaya didasarkan pada ratusan atau bahkan ribuan tahun keadaan akumulasi. Setiap
generasi menambahkan sesuatu pada budayanya sebelum meneruskan warisan ke generasi
berikutnya. Oleh karena itu, budaya cenderung menjadi lebih luas berdasarkan waktu, karena
ide baru tergabung dan menjadi bagian dari budaya.

g. Budaya itu dinamis

Budaya diwariskan dari generasi ke generasi, tapi orang tidak boleh menganggap bahwa
budaya itu statis dan kebal terhadap perubahan.

6. karena budaya membentuk nilai-nilai, norma-norma, keyakinan, dan praktik-praktik yang


mengarahkan bagaimana individu dalam masyarakat tersebut berperilaku, termasuk dalam hal
konsumsi.

Perusahaan dapat memanfaatkan pengaruh budaya ini untuk merancang strategi


pemasaran yang lebih efektif dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pasar
target mereka. Berikut adalah beberapa cara perusahaan dapat memanfaatkan pengaruh
budaya:

Penyesuaian Produk dan Layanan: Perusahaan dapat menyesuaikan produk dan layanan
mereka dengan nilai-nilai dan preferensi budaya lokal. Ini bisa berarti mengubah desain
produk, packaging, atau bahkan mengganti bahan-bahan yang digunakan dalam produk.

Pemasaran yang Tepat Sasaran: Perusahaan dapat merancang kampanye pemasaran yang
memahami nilai-nilai dan norma-norma budaya masyarakat target. Pemasaran yang sensitif
terhadap budaya dapat lebih efektif dalam menarik perhatian dan dukungan konsumen.
Kerja Sama dengan Komunitas Lokal: Berkolaborasi dengan komunitas lokal dan
berpartisipasi dalam perayaan budaya atau kegiatan sosial dapat membangun citra positif
perusahaan dalam masyarakat setempat.

Pemahaman yang Lebih Baik tentang Pasar: Memahami budaya lokal dapat membantu
perusahaan menghindari kesalahan yang tidak perlu dalam bisnis internasional dan
mengoptimalkan peluang di pasar yang berbeda.

Inovasi Produk: Perusahaan dapat menggunakan inspirasi dari budaya lokal untuk
mengembangkan produk atau layanan baru yang sesuai dengan selera konsumen setempat.

Anda mungkin juga menyukai