Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIAN BAHAYA DI


LABORATORIUM HEMATOLOGI

OLEH KELOMPOK 2
1. Moris S. B. Asamoi
2. Yatni Jeliyani Niuf Eki
3. Selvince Umbu Pati
4. Yohana Novani Ling

DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES KUPANG
2023/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Laboratorium adalah suatu fasilitas atau tempat yang dirancang khusus untuk
melakukan eksperimen, pengamatan, penelitian, dan analisis ilmiah dalam berbagai
bidang, seperti sains, kedokteran, kimia, biologi, fisika, dan banyak lagi. Laboratorium
biasanya dilengkapi dengan peralatan khusus dan prosedur yang ketat untuk
memungkinkan pengujian dan pengamatan yang tepat dan terkontrol. Ini adalah
lingkungan yang Laboratorium adalah suatu fasilitas atau tempat yang dirancang khusus
untuk melakukan eksperimen, pengamatan, penelitian, dan analisis ilmiah dalam
berbagai bidang, seperti penting untuk memahami fenomena alam, mengembangkan
pengetahuan, dan melakukan pengujian berbagai teori atau hipotesis dalam berbagai
disiplin ilmu.
Laboratorium hematologi adalah sebuah fasilitas atau tempat khusus yang
digunakan untuk melakukan pengujian, analisis, dan penelitian mengenai komponen
darah manusia. Ini meliputi studi sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan
berbagai parameter hematologi lainnya. Tujuan laboratorium hematologi adalah untuk
mendiagnosis berbagai gangguan darah, seperti anemia, leukemia, dan gangguan
hematologi lainnya, serta untuk memantau kondisi pasien dengan penyakit darah atau
kondisi medis lainnya. Laboratorium hematologi menggunakan peralatan khusus seperti
analyzer darah otomatis dan mikroskop untuk mengidentifikasi dan mengukur berbagai
parameter darah.
Laboratorium hematologi adalah lingkungan penting dalam dunia medis yang
berperan dalam mendiagnosa dan memantau gangguan hematologis, seperti anemia,
leukemia, dan gangguan pembekuan darah. Di dalam laboratorium hematologi, para
profesional medis melakukan berbagai jenis uji laboratorium untuk menganalisis
komponen darah, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Meskipun laboratorium hematologi memberikan kontribusi besar dalam perawatan
kesehatan, mereka juga memiliki potensi bahaya yang harus diidentifikasi dan
dikendalikan dengan serius. Bahaya ini bisa berasal dari berbagai aspek, termasuk bahan
kimia beracun yang digunakan dalam uji laboratorium, potensi penularan penyakit
infeksius, serta risiko fisik yang terkait dengan pengoperasian peralatan laboratorium
yang canggih.
Ketika bahaya-bahaya ini tidak diidentifikasi dan dikendalikan dengan baik, ini
bisa berdampak negatif pada keselamatan para pekerja laboratorium, kualitas hasil
pengujian, dan bahkan bisa menimbulkan risiko bagi pasien yang menerima hasil
diagnosis yang salah. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang identifikasi
dan pengendalian bahaya di laboratorium hematologi menjadi sangat penting dalam
menjaga keselamatan dan kualitas pelayanan medis.
Melalui pemahaman yang lebih baik tentang bahaya-bahaya ini dan langkah-
langkah pengendaliannya, kita dapat meningkatkan standar keselamatan di laboratorium
hematologi dan memastikan bahwa hasil diagnosis yang dihasilkan adalah akurat dan
dapat diandalkan. Dengan demikian, makalah ini akan menjelaskan secara rinci
bagaimana mengidentifikasi bahaya-bahaya ini dan menguraikan strategi yang efektif
untuk mengendalikannya dalam konteks laboratorium hematologi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bahaya di Laboratorium Hematologi

➢ Bahaya Kimia
Laboratorium hematologi menggunakan berbagai bahan kimia untuk
menganalisis dan menguji sampel darah. Beberapa bahaya kimia yang
mungkin dihadapi meliputi:

• Bahan Kimia Beracun


Penggunaan bahan kimia beracun dalam pewarnaan atau reagen
khusus dapat membahayakan kesehatan jika terjadi paparan yang
tidak terkendali.

• Bahan Kimia Reaktif


Bahan kimia reaktif dapat menyebabkan reaksi kimia yang
berbahaya jika digunakan dengan tidak benar.

• Bahan Kimia Korosif


Bahan kimia korosif dapat merusak kulit dan mata jika terkena
kontak langsung.

➢ Bahaya Biologis
Laboratorium hematologi berurusan dengan sampel darah dan
komponennya, yang bisa mengandung patogen dan bahaya biologis
lainnya. Beberapa bahaya biologis meliputi:

• Potensi Penularan Penyakit


Petugas laboratorium hematologi mungkin terpapar patogen seperti
virus atau bakteri yang dapat menyebabkan penyakit menular jika
tidak menggunakan tindakan pencegahan yang tepat.

• Kontaminasi Silang
Kontaminasi silang antara sampel darah atau produk darah dapat
menghasilkan hasil yang salah atau bahkan reaksi alergi.

➢ Bahaya Fisik
Di laboratorium hematologi, ada bahaya fisik yang perlu diperhatikan,
termasuk:
• Paparan Radiasi
Penggunaan peralatan seperti spektrofotometer atau sinar-X dapat
menimbulkan risiko radiasi jika tidak dioperasikan dengan benar.

• Cedera Akibat Peralatan


Penggunaan peralatan tajam seperti jarum suntik, pipet, atau tabung
uji bisa menyebabkan cedera fisik jika tidak ditangani dengan hati-
hati.

2.2 Identifikasi Bahaya

Identifikasi bahaya adalah langkah awal yang sangat penting dalam pengendalian
risiko di laboratorium hematologi. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai
bagaimana identifikasi bahaya dilakukan:

➢ Penilaian Risiko
Identifikasi bahaya dimulai dengan melakukan penilaian risiko menyeluruh. Ini
melibatkan mengidentifikasi jenis bahaya yang ada di laboratorium hematologi,
mengevaluasi tingkat risiko yang terkait dengan masing-masing bahaya, dan
menentukan frekuensi paparan yang mungkin terjadi.

➢ Identifikasi Bahan Kimia Berbahaya


Untuk bahaya kimia, perlu diidentifikasi bahan-bahan kimia yang digunakan
dalam laboratorium. Ini termasuk pewarna, reagen, dan pelarut. Bahan-bahan ini
harus dianalisis untuk menentukan potensi bahaya dan tindakan yang diperlukan.

➢ Pengidentifikasian Bahaya Biologis


Sampel darah dan produk darah lainnya harus dianggap sebagai bahaya biologis
potensial. Identifikasi jenis patogen yang mungkin terkandung dalam sampel dan
potensi paparan.

➢ Identifikasi Bahaya Fisik


Identifikasi bahaya fisik melibatkan penilaian peralatan yang digunakan di
laboratorium hematologi, seperti peralatan radiologi dan peralatan tajam.
Identifikasi potensi risiko radiasi atau cedera fisik.

➢ Labeling dan Dokumentasi


Semua bahan kimia dan sampel biologis harus diberi label dengan jelas dan
dokumen keamanan material harus tersedia untuk staf laboratorium. Ini
membantu dalam mengidentifikasi bahan dan bahaya yang terkait dengan
mereka.
➢ Identifikasi Faktor Lingkungan
Bahaya lingkungan juga harus diperhatikan, seperti tumpahan bahan kimia yang
dapat merusak lingkungan atau limbah berbahaya yang harus dikelola dengan
aman.

➢ Evaluasi Keamanan Peralatan


Memeriksa peralatan laboratorium untuk memastikan mereka bekerja dengan
benar dan aman digunakan. Ini termasuk kalibrasi dan pemeliharaan rutin.

2.3 Pengendalian Bahaya

Pengendalian bahaya adalah tindakan konkrit yang harus diambil untuk mengurangi
risiko yang terkait dengan berbagai bahaya di laboratorium hematologi. Berikut
adalah penjelasan lebih lanjut mengenai bagaimana pengendalian bahaya dapat
dilakukan:

➢ Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD):


Penggunaan alat pelindung diri, seperti sarung tangan, pelindung mata, jas
laboratorium, dan masker, diperlukan untuk mengurangi risiko paparan terhadap
bahan kimia berbahaya dan bahaya biologis. Pemilihan APD harus sesuai dengan
jenis bahaya yang diidentifikasi.

➢ Pengelolaan Limbah Berbahaya:


Limbah berbahaya, seperti jarum suntik yang digunakan dalam pengambilan sampel
darah, harus dikelola dengan benar dan dibuang sesuai dengan pedoman dan regulasi
yang berlaku. Ini termasuk penggunaan wadah khusus untuk limbah berbahaya dan
pelatihan staf dalam prosedur pembuangan yang aman.

➢ Penggunaan Peralatan yang Aman:


Peralatan laboratorium harus dioperasikan dengan benar sesuai dengan pedoman
produsen. Ini termasuk kalibrasi peralatan, perawatan rutin, dan pemeriksaan
keselamatan. Peralatan tajam harus ditangani dengan hati-hati dan disimpan dengan
aman.

➢ Pencegahan Penularan Infeksi:


Tindakan pencegahan infeksi, seperti sterilisasi peralatan dan penanganan sampel
biologis yang ketat, harus diterapkan untuk mengurangi risiko penularan penyakit.

➢ Pelatihan dan Kesadaran:


Semua staf laboratorium hematologi harus dilatih dengan baik dalam mengenali
bahaya, menggunakan APD, dan mengikuti prosedur keselamatan. Kesadaran akan
bahaya dan pentingnya pengendalian risiko adalah kunci.
➢ Evaluasi Rutin dan Pemantauan:
Evaluasi rutin dan pemantauan harus dilakukan untuk memastikan keefektifan
tindakan pengendalian bahaya yang diterapkan. Ini termasuk pemeriksaan peralatan,
penilaian risiko berkala, dan pelaporan insiden keselamatan.

➢ Penggunaan Etiket dan Warna Pengenal:


Penggunaan etiket dan warna pengenal pada bahan kimia dan peralatan membantu
mengidentifikasi bahaya. Ini membantu staf untuk dengan mudah mengenali bahan-
bahan yang berpotensi berbahaya.

➢ Pengembangan Proses Darurat:


Laboratorium harus memiliki prosedur darurat yang dijalankan saat terjadi keadaan
darurat, seperti kebocoran bahan kimia berbahaya. Ini melibatkan pelatihan staf dan
penyediaan peralatan darurat yang diperlukan.

Pengendalian bahaya adalah upaya berkelanjutan yang memerlukan komitmen untuk


memastikan keselamatan staf laboratorium dan kualitas hasil uji. Dengan mengikuti
tindakan pengendalian bahaya yang tepat, laboratorium hematologi dapat menjaga
lingkungan kerja yang aman dan memastikan bahwa pasien menerima hasil diagnosis
yang akurat.
BAB III
KESIMPULAN

Dalam laboratorium hematologi, identifikasi dan pengendalian bahaya adalah aspek kunci
yang harus diperhatikan dengan serius. Pengembangan pemahaman yang mendalam tentang
bahaya yang ada dan tindakan pengendalian yang tepat adalah kunci untuk menjaga
keselamatan staf laboratorium, kualitas hasil pengujian, dan pencegahan risiko bagi pasien.
Berikut adalah beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini:

➢ Bahaya di laboratorium hematologi dapat berasal dari berbagai aspek,


termasuk bahaya kimia, biologis, fisik, dan faktor lainnya. Identifikasi dan
pemahaman yang baik tentang bahaya ini adalah langkah pertama dalam
pengendalian risiko.
➢ Identifikasi bahaya melibatkan penilaian risiko komprehensif, pengenalan
bahan kimia berbahaya, bahaya biologis, dan bahaya fisik, serta pengelolaan
limbah dan aspek lingkungan.
➢ Pengendalian bahaya melibatkan penggunaan alat pelindung diri (APD),
pengelolaan limbah yang benar, penggunaan peralatan yang aman,
pencegahan penularan infeksi, pelatihan staf, evaluasi rutin, dan
pengembangan proses darurat.
➢ Kesadaran akan bahaya dan pentingnya tindakan pengendalian adalah kunci
untuk menjaga keselamatan staf laboratorium dan kualitas layanan yang
diberikan kepada pasien.
➢ Laboratorium hematologi harus mematuhi pedoman, peraturan, dan standar
keselamatan yang berlaku dan secara rutin melakukan pemantauan dan
evaluasi untuk memastikan efektivitas tindakan pengendalian bahaya.

Dengan menjaga standar tertinggi dalam identifikasi dan pengendalian bahaya, laboratorium
hematologi dapat berkontribusi secara signifikan dalam penyediaan layanan kesehatan yang
berkualitas tinggi, dengan mengutamakan keselamatan staf dan akurasi hasil pengujian.

Anda mungkin juga menyukai