Anda di halaman 1dari 4

Nasya Janetta Prayugo (01051210064)

Novita Theodora Sanjaya (01051210075)

Analisis Kritis Konsep Tentang Langit dan Bumi Yang Baru

Eskatologi meliputi 7 topik seperti kematian, intermediate state, kedatangan


Kristus yang kedua, kebangkitan orang mati, hari penghakiman, langit dan bumi yang
baru, dan neraka. Langit dan Bumi yang Baru menjadi salah satu topik yang menuai
perdebatan yang diajarkan dari Perjanjian lama dan Perjanjian Baru. Hal ini terjadi
karena terdapat 2 jenis konsep atau pandangan yang berbeda seperti: apakah langit
dan bumi akan dihancurkan secara total dan diganti yang baru atau justru bumi akan
diperbaharui dengan cara restorasi?
Konsep anihilasi sendiri merujuk pada pemahaman bahwa setelah kematian,
jiwa manusia akan berhenti ada atau dihancurkan sepenuhnya. Ini berbeda dengan
keyakinan tradisional mengenai kehidupan setelah kematian, di mana jiwa dipercaya
akan terus eksis dalam bentuk spiritual di dunia lain. Sebaliknya, pada konsep Langit
dan Bumi yang Diperbaharui itu berkaitan dengan pandangan bahwa dunia ini, bersama
dengan segala isinya, akan mengalami pembaruan total di masa depan. Dalam konsep
ini, baik dunia fisik maupun spiritual akan bertransformasi menjadi keadaan yang baru
dan lebih sempurna.
Dalam upaya untuk memahami konsep anihilasi dan konsep Langit dan Bumi
yang Diperbaharui, banyak teolog dan cendekiawan agama terus melakukan studi
mendalam, mengaitkan prinsip-prinsip ini dengan naskah-naskah agama, teologi, dan
filsafat. Diskusi dan interpretasi yang berkelanjutan mengenai konsep ini merupakan
bagian penting dari upaya untuk memahami tujuan eksistensi manusia dan
hubungannya dengan Yang Maha Kuasa.

Konsep anihilasi atau transformasi bumi secara total menyatakan bahwa Tuhan
akan menciptakan sebuah realitas baru dan akan menghapuskan realitas yang lama
(bumi ini). Pandangan ini menekankan adanya ketidaksinambungan antara penciptaan
yang ada saat ini (ciptaan yang sekarang/ciptaan lama) dengan penciptaan yang akan
datang (ciptaan baru) di masa depan.Yang menjadi persoalan dalam konsep atau
pandangan anihilasi adalah bahwa penghancuran total terhadap langit dan bumi ini
bertentangan dengan teologi yang menyeluruh tentang penebusan Allah yang
menghendaki pemulihan dunia ciptaan.

Pada dasarnya terdapat dua hal yang mempengaruhi pandangan penghancuran


total terhadap langit dan bumi menurut Christopher Wright yaitu:

1. Misplaced dualism adalah pandangan yang memisahkan dunia fisik dan dunia
rohani secara berlebihan, menganggap dunia fisik sebagai sesuatu yang jahat
dan sementara, sementara dunia rohani dianggap sebagai yang baik dan kekal.
Menurut pemikiran orang Kristen, pandangan ini bertentangan dengan prinsip
teologi yang mengakui pentingnya dunia fisik dalam rencana penebusan Allah.
Dalam teologi Kristen, Allah menciptakan dunia fisik sebagai tempat di mana
manusia berinteraksi dengan-Nya dan dengan sesama manusia, sehingga
kehadiran fisik kita di dunia ini memiliki makna dan tujuan spiritual.
2. Scenarios of obliteration adalah pandangan yang menggambarkan kepunahan
total seluruh dunia ini melalui proses pemusnahan dengan api besar.
Pemahaman ini mencakup keyakinan bahwa bumi ini akan menghadapi cosmic
incinerator, yaitu sebuah tempat pembakaran yang akan memusnahkan dunia ini
secara menyeluruh. Dalam pandangan ini, dunia ini dianggap tidak layak untuk
dikekalkan dan akan dihancurkan secara total, namun jiwa manusia dipercaya
akan naik ke surga,

Pandangan anihilasi mempercayai ayat 2 Petrus 3:13 dan Wahyu 21:1 sebagai
penghancuran total terhadap langit dan bumi. Kata "api" yang menghancurkan dan kata
"baru" dalam kedua kitab tersebut menunjukkan penciptaan realita yang baru. Petrus
dalam 2 Petrus 3:1-13 menghubungkan peristiwa langit dan bumi baru yang akan
dibinasakan oleh api dengan peristiwa air bah pada zaman Nuh. Pada saat itu, dunia
tidak dihancurkan, tetapi dimurnikan dari dosa dan kejahatan manusia. Melalui
pandangan ini, orang percaya bahwa Petrus menggunakan analogi itu untuk
menyatakan bahwa di masa depan, dunia yang penuh dengan dosa akan mengalami
pemurnian atau penghancuran, sehingga bumi akan menjadi baru atau diperbaharui.

Konsep restorasi atau pembaharuan bumi menegaskan bahwa meskipun


terdapat dosa yang telah merusak bumi, namun karena Kristus yang menebus, maka
pemulihan terjadi di seluruh bumi dimana orang percaya dan ciptaan Tuhan disucikan,
dimurnikan dari kutukan Allah. Konsep ini didukung oleh beberapa argumentasi:

a. Langit dan Bumi yang Baru (2 Petrus 3:13 dan Wahyu 21:1)

Dalam ayat tersebut, terdapat kata “baru” yang diartikan adanya


pembaharuan bumi secara kualitas bukan untuk transformasi ke bumi
yang baru.

b. Langit dan Bumi yang Baru (Yesaya 65:17-25 dan 66:22- 23)

Dalam Yesaya, terdapat perbedaan yang signifikan antara


kehidupan di dunia yang ‘lama’ dan ‘baru’, dapat disimpulkan langit dan
bumi yang baru bukanlah secara anihilasi melainkan restorasi untuk hidup
yang baru dengan keselamatan yang dijanjikan oleh Allah kepada orang
percaya. Ditambah lagi dengan struktur yang identik dengan Wahyu 21:1,
terjadi pembaruan pada yang semula ada dilakukan oleh Tuhan.
c. Konsep Penciptaan Langit dan Bumi (Kejadian)

Manusia diciptakan dengan begitu amat baik, namun saat terjatuh


dalam dosa, Allah tidak menghancurkan manusia dan ciptaannya, namun
justru menebus dosa yang merusak ciptaannya. Sehingga, konsep
anihilasi dipandang bertentangan dengan konsep penciptaan langit dan
bumi.

d. Penebusan terhadap Ciptaan

Saat manusia mengecewakan Tuhan seperti kisah Air Bah, Tuhan


masih memberikan kesempatan untuk bertahand dalam bahtera nuh, lalu
kisah Taman Eden dimana Adam dan Hawa telah jatuh kedalam dosa
namun Tuhan tidak melenyapkan manusia, begitu pula dengan cara
menebus dosa manusia dan segala makhluk ciptaan Tuhan, kita dapat
lanjut tetap hidup.

e. Analogi Langit dan Bumi yang Baru dengan Tubuh Kebangkitan (1


Korintus 15:12-58)

Terdapat kesinambungan antara kebangkitan tubuh dan langit bumi


yang baru, hal ini dapat dilihat dari kesamaan identitas antara tubuh yang
alamiah maupun dibangkitkan dan tubuh rohani adalah sama dengan
perbedaan keadaan. Restorasi dapat diaplikasikan pada langit dan bumi
yang baru seperti tubuh kebangkitan.

Berdasarkan analisa kritis yang telah diuraikan dan pemahaman oleh Cornelis P.
Venema dalam bukunya "Christ and the Future," kami juga berpendapat bahwa karya
penebusan Allah bukanlah menghancurkan dunia dan segala isinya, melainkan yang
dihancurkan adalah dosa dan pengaruhnya. Kami setuju bahwa pandangan anihilasi
kurang sesuai dengan apa yang disampaikan dalam Alkitab, karena kami percaya
penebusan Allah mencakup penyembuhan dan perbaikan dunia ini, bukan
menghilangkannya sepenuhnya. Oleh karena itu, kami memiliki pandangan bahwa
langit dan bumi yang baru merupakan anihilasi terhadap ciptaan yang lama tidak dapat
diterima baik secara logis maupun teologis jika dilihat dari sudut pandang penciptaan
dan penebusan yang dilakukan oleh Allah. Kami juga percaya bahwa bumi akan
mengalami restorasi atau pembaharuan dan penyucian dari dosa melalui karya
penebusan Kristus. Kami percaya bahwa dosa yang telah merusak dunia ini akan
diperbaiki, dan orang percaya serta seluruh ciptaan Tuhan akan mengalami pembaruan
dan pemurnian dari kutukan Allah. Hal ini didukung dengan adanya ayat dari Alkitab
yaitu Matius 19:28 yang menjelaskan bahwa langit dan bumi tidak akan dimusnahkan
tetapi akan diperbaharui, dan dalam Kitab 2 Petrus 3:10-13 yang mengatakan bahwa
langit dan bumi akan disucikan dalam ciptaan baru.

Anda mungkin juga menyukai