Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIAPEMBUATAN
TELUR ASIN

Disusun Oleh :
Aurla Parascanthi

SMA NEGERI 2

SEMARANG2023/2024
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA....................................................................1


DAFTAR ISI.........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................3
1. LATAR BELAKANG..............................................................................3
2. TUJUAN PRAKTIKUM.........................................................................3
3. MANFAAT PRAKTIKUM.....................................................................3
4. RENCANA PENULISAN LAPORAN...................................................4
BAB II ALAT DAN BAHAN...............................................................................5
1. METODE LARUTAN AIR GARAM....................................................5
a. Alat......................................................................................................5
b. Bahan..................................................................................................5
2. METODE ABU GOSOK.........................................................................5
a. Alat......................................................................................................5
b. Bahan..................................................................................................5
3. METODE BATU BATA..........................................................................5
a. Alat......................................................................................................5
b. Bahan..................................................................................................6
BAB III PROSEDUR PEMBUATAN.................................................................7
1. METODE LARUTAN AIR GARAM.....................................................7
2. METODE ABU GOSOK.........................................................................7
3. METODE BATU BATA..........................................................................7
BAB IV HASIL DAN ANALISIS........................................................................9
1. KUALITAS TELUR ASIN......................................................................9
2. RASA DAN TEKSTUR............................................................................9
3. WARNA DAN TAMPILAN..................................................................10
4. AROMA...................................................................................................10
BAB V PENUTUP..............................................................................................11
1. Kesimpulan..............................................................................................11
2. Saran........................................................................................................11
LAMPIRAN........................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Telur, sebagai salah satu sumber protein yang populer di banyak negara, telah
menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai masakan dan hidangan di seluruh
dunia. Kemudahan penggunaannya dan harga yang terjangkau menjadikan telur
sebagai pilihan utama bagi banyak individu. Namun, seperti halnya bahan pangan
lainnya, telur memiliki masa simpan terbatas, dan upaya pengawetan menjadi
penting untuk mengurangi kerusakan selama penyimpanan serta meningkatkan
nilai ekonominya. Inilah mengapa produk olahan seperti telur asin sangat digemari
oleh banyak masyarakat.

Proses pembuatan telur asin melibatkan pengawetan telur dengan berbagai


metode yang telah berkembang seiring berjalannya waktu. Secara umum, terdapat
tiga metode utama yang digunakan dalam pembuatan telur asin, yaitu metode
perendaman dalam larutan garam, metode abu gosok, serta metode batu bata.
Ketiga metode ini memungkinkan telur untuk memiliki masa simpan yang lebih
lama sambil memberikan rasa khas yang menjadi daya tarik tersendiri bagi
konsumennya. Telur asin, yang dihasilkan dari proses-proses ini, memiliki
beragam kegunaan dalam berbagai hidangan, mulai dari penyedap salad hingga
bahan dasar dalam makanan penutup.

Salah satu metode yang umum digunakan dalam pembuatan telur asin adalah
metode perendaman dalam larutan garam. Proses ini melibatkan reaksi osmosis,
yang merupakan konsep penting dalam biologi. Telur yang direndam dalam
larutan garam mengalami osmosis karena ditempatkan dalam lingkungan yang
memiliki konsentrasi garam lebih tinggi daripada yang ada di dalam telur,
khususnya di dalam kuning telur. Telur, sebagai sel tunggal yang terbungkus
dalam cangkang yang memiliki pori-pori, berfungsi sebagai membran yang
selektif permeabel. Inilah yang memungkinkan air garam untuk masuk ke dalam
telur melalui membran atau pori-pori cangkang telur. Hasilnya, telur menjadi asin,
dan proses ini adalah inti dari pembuatan telur asin yang lezat.
Pemahaman yang lebih dalam tentang metode metode ini akan memberikan
wawasan yang lebih baik tentang proses pembuatan telur asin, serta dampaknya terhadap
tekstur, rasa, dan daya simpan telur tersebut. Selain itu, pengetahuan tentang
pengaplikasian osmosis dalam pembuatan telur asin juga memberikan perspektif yang
menarik dalam memahami sains di balik proses pengawetan makanan yang telah ada
selama berabad-abad ini. Dengan latar belakang ini, laporan akan menjelaskan langkah-
langkah detail untuk masing-masing metode pembuatan telur asin, serta melakukan
perbandingan hasil akhir yang diperoleh dari ketiga metode tersebut, dengan tujuan
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pembuatan produk olahan telur
yang sangat dihargai ini.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM


1. Memahami proses pengawetan telur
2. Mengetahui teknik-teknik pembutan telur asin
3. Mengetahui proses yang menghasilkan telur asin dengan rasa lebih enak
4. Memahami konsep osmosis
5. Memperlambat proses pembusukan telur (pengawetan)

1.3 MANFAAT PRAKTIKUM


1. Menambah pengetahuan mengenai pembuatan telur asin dan dapat
melakukannya dengan lebih baik di kemudian hari.
2. Memahami prinsip dasar pengawetan makanan dan peran garam dalam
proses ini.
3. Mengembangkan keterampilan dalam mengukur bahan dengan tepat dan
menjaga kebersihan peralatan praktikum.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 METODE LARUTAN AIR GARAM


2.1.1 Alat
- Toples
- Sendok makan
- Amplas
- Lap
2.1.2 Bahan
- 1 butir telur ayam
- 1 butir telur bebek
- 500 gram garam krasak
- 1 liter air

2.2 METODE ABU GOSOK


2.2.1 Alat
- Toples
- Baskom
- Amplas
- Sendok makan
- Lap
2.2.2 Bahan
- 1 butir telur ayam
- 1 butir telur bebek
- 4 bungkus Abu gosok
- 500 gram garam krasak
- Tanah liat
- 1 liter air
2.3 METODE BATU BATA
2.3.1 Alat
- Baskom
- Toples
- Amplas
- Sendok makan
- Lap
2.3.2 Bahan
- 2 butir telur ayam
- 2 butir telur bebek
- 2 buah batu bata
- 500 gram garam krasak
- Tanah liat
- 1 liter air
BAB III
PROSEDUR PEMBUATAN

3.1 METODE LARUTAN AIR GARAM


Langkah-langkah pembuatan telur asin dengan metode larutan air garam :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Merendam telur di dalam air selama 2 menit. Jika ada telur yang
mengapung buang saja (telur tidak bagus).
3. Membersihkan telur secara perlahan dengan lap, jangan sampai retak.
4. Mengamplas telur secara perlahan.
5. Melarutkan garam dalam air dan mengaduk hingga benar-benar larut,
kemudian menuangkan ke dalam toples yang dapat ditutup rapat.
6. Memasukkan telur satu persatu dan memastikan telur terendam semua.
7. Merendam telur selama 14 hari.
8. Membersihkan telur dari larutan garam dan merebusnya selama 30 menit.
9. Telur asin siap dinikmati.

3.2 METODE ABU GOSOK


Langkah-langkah pembuatan telur asin dengan metode larutan air garam :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Merendam telur di dalam air selama 2 menit. Jika ada telur yang
mengapung buang saja
3. Membersihkan telur secara perlahan dengan lap, jangan sampai retak.
4. Mengamplas telur secara perlahan.
5. Mencampurkan abu gosok dengan air dan mengaduk hingga rata.
Membentuk adonan hingga berbentuk seperti pasta (tidak terlalu
cair).
6. Memasukkan garam ke adonan dan aduk hingga merata.
7. Melumuri telur dengan tanah hingga ketebalan 3 cm, kemudian
menaburi telur dengan abu gosok secukupnya.
8. Mendiamkan telur selama 14 hari.
9. Membersihkan telur dari abu gosok dan tanah liat, dan merebusnya
selama 30 menit.
10. Telur asin siap dinikmati.

3.3 METODE BATU BATA


Langkah-langkah pembuatan telur asin dengan metode larutan air garam :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Merendam telur di dalam air selama 2 menit. Jika ada telur yang
mengapung buang saja
3. Membersihkan telur secara perlahan dengan lap, jangan sampai retak.
4. Mengamplas telur secara perlahan, mengeringkan telur
dan menyisihkannya.
5. Mencampurkan remukan batu bata dengan air dan mengaduk hingga rata.
Membentuk adonan hingga berbentuk seperti pasta (tidak terlalu cair).
6. Memasukkan garam ke adonan dan aduk hingga merata.
7. Melumuri telur dengan tanah hingga ketebalan 3 cm, kemudian
menaburi telur dengan remukan batu bata secukupnya.
8. Mendiamkan telur selama 14 hari.
9. Membersihkan telur dari abu gosok dan tanah liat, dan merebusnya
selama 30 menit.
10. Telur asin siap dinikmati.
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS

4.1 KUALITAS TELUR ASIN

4.1.1 METODE LARUTAN AIR GARAM


Metode larutan air garam adalah salah satu metode yang telah terbukti
berhasil dalam praktikum ini. Hasil praktikum menunjukkan bahwa telur asin
yang dihasilkan memiliki kulit yang kokoh dengan rasa garam yang jelas. Telur
asin ini memiliki karakteristik yang sangat diharapkan, cocok untuk berbagai
hidangan dan camilan. Keberhasilan proses pembuatan telur asin dengan metode
ini menunjukkan bahwa kulit telur asin telah mengeras dengan baik, yang
merupakan indikator penting dari kualitas telur asin.

4.1.2 METODE ABU GOSOK


Pada sisi lain, metode abu gosok menghasilkan telur asin dengan kulit
yang rapuh dan rasa garam yang tidak terlalu menonjol. Telur asin ini memiliki
rasa yang cenderung seperti telur pada umumnya dan kurang mencerminkan
karakteristik khas telur asin yang diharapkan. Dalam praktikum ini, kulit telur asin
terbukti rapuh, yang menunjukkan bahwa proses pembuatan telur asin mungkin
tidak terlalu berhasil dengan metode ini.

4.1.3 METODE BATU BATA


Metode batu bata juga menghasilkan telur asin dengan kulit yang kokoh
dan rasa garam yang jelas, meskipun tidak sebaik hasil dari metode larutan air
garam. Seperti pada metode larutan air garam, telur asin ini juga cocok untuk
berbagai hidangan dan camilan. Dalam praktikum ini, kulit telur asin juga terbukti
mengeras dengan baik, yang menunjukkan keberhasilan dalam proses pembuatan
telur asin dengan metode batu bata.

4.2 RASA DAN TEKSTUR


Ketika kita mempertimbangkan rasa dan tekstur telur asin, terlihat bahwa
pada metode larutan air garam, telur asin memiliki rasa yang seimbang antara
garam dan rasa telur. Tekstur telur asin keras dan sedikit kenyal, sesuai dengan
standar telur asin yang baik. Pada metode abu gosok, telur asin memiliki rasa yang
cenderung biasa seperti telur pada umumnya dengan rasa garam yang tidak terlalu
berasa. Tekstur telur asin juga sesuai dengan standar telur asin pada umumnya.
Sedangkan pada metode batu bata, telur asin memiliki rasa telur yang lebih
dominan daripada rasa garamnya, dengan tekstur yang sesuai dengan standar telur
asin pada umumnya.
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dalam menguraikan hasil praktikum ini, perlu dicatat bahwa kualitas telur asin
sangat penting dalam menjaga daya tarik produk ini di pasar. Hasil praktikum
menunjukkan bahwa metode larutan air garam adalah metode yang paling
berhasil dalam menciptakan telur asin dengan standar kualitas tinggi. Telur
asin yang dihasilkan dari metode ini memiliki rasa yang seimbang antara
garam dan rasa telur, serta memiliki tekstur yang sesuai dengan standar telur
asin yang baik. Warna kulit telur asin yang berwarna putih keabuan dengan
beberapa bercak warna coklat memberikan ciri khas yang diharapkan dari telur
asin yang berkualitas. Selain itu, aroma khas yang dihasilkan oleh metode ini
sesuai dengan preferensi konsumen terhadap telur asin.

Metode batu bata juga menghasilkan telur asin yang memiliki kualitas yang
baik, meskipun tidak sebaik kualitas telur asin pada metode larutan air garam.
Namun, metode ini tetap menghasilkan telur asin dengan rasa yang jelas dari
garam, tekstur yang sesuai dengan standar, serta tampilan dan aroma yang
memadai.

Sementara itu, metode abu gosok memiliki beberapa kekurangan dalam


menghasilkan telur asin yang berkualitas tinggi. Telur asin yang dihasilkan
dari metode ini memiliki kulit yang rapuh, dan rasa garam yang tidak terlalu
berasa. Bahkan lebih signifikan, aroma yang dihasilkan oleh metode abu
gosok sangat tidak sedap, yang dapat memengaruhi pengalaman menyantap
telur asin secara negatif.

Dalam dunia industri makanan, pemahaman tentang perbedaan kualitas dan


karakteristik produk akhir dari berbagai metode pembuatan adalah penting. Ini
memungkinkan produsen untuk memilih metode yang paling cocok untuk
memenuhi standar kualitas dan preferensi konsumen mereka. Hasil praktikum
ini juga memberikan wawasan yang berharga kepada peserta tentang
pentingnya faktor seperti lama perendaman, jenis bahan pengawet, dan
pengaruhnya terhadap hasil akhir telur asin.

Selain itu, praktikum ini menyoroti pentingnya pengendalian kualitas dan


keamanan pangan dalam proses pembuatan telur asin. Aroma yang tidak sedap
pada telur asin dari metode abu gosok menjadi peringatan akan pentingnya
menjaga kebersihan dan kualitas bahan-bahan yang digunakan dalam proses
pembuatan makanan.

Dengan demikian, hasil praktikum ini memberikan pemahaman yang lebih


mendalam tentang berbagai metode pembuatan telur asin, serta dampaknya
terhadap kualitas produk akhir. Kesimpulan ini menjadi dasar untuk
peningkatan teknik produksi, pemilihan metode yang sesuai, dan pengawetan
tradisional makanan yang berkualitas tinggi.

5.2 SARAN
Penelitian lebih lanjut tentang proses pembuatan telur asin dapat
mengungkapkan sejumlah faktor kunci yang mempengaruhi kualitas akhir
produk. Misalnya, membandingkan berbagai jenis garam yang digunakan
dalam larutan perendaman dapat memberikan wawasan tentang perbedaan rasa
dan tekstur telur asin. Selain itu, mengkaji suhu perendaman yang berbeda
juga dapat memengaruhi proses osmosis dan akhirnya mempengaruhi kualitas
telur asin. Penelitian ini akan membantu produsen dan ahli kuliner dalam
mengembangkan metode pembuatan telur asin yang lebih baik dan inovatif,
serta memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang sains di balik proses
ini.

Selain itu, penelitian lebih lanjut juga dapat mempertimbangkan perbedaan


dalam jenis telur yang digunakan dalam pembuatan telur asin. Beberapa telur
mungkin memiliki karakteristik kimia yang berbeda, seperti kandungan lemak
atau protein yang lebih tinggi, yang dapat memengaruhi proses pembuatan
telur asin. Melalui eksperimen yang cermat, kita dapat memahami bagaimanan
perbedaan ini mempengaruhi kualitas dan cita rasa akhir produk. Dengan
demikian, penelitian ini akan memperkaya pengetahuan tentang seni dan sains
dalam pembuatan telur asin, dan memberikan kontribusi positif terhadap
perkembangan industri pangan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai