Anda di halaman 1dari 12

Fastabiq : Jurnal Studi Islam

STUDI ISLAM DENGAN PENDEKATAN SEJARAH PERIODE


PERTENGAHAN DAN MODERN
M. Muchsin Abdul Chamid1, Alex Maizi2, Aktias Aqi Nasa3
Institut Agama Islam Negeri Kudus

muchsinabdul@gmail.com bastianalexander627@gmail.com aktiasaqinasa@gmail.com

Abstract
This historical approach is important for understanding religion because religion itself
emerges from concrete situations and is related to social conditions. According to Dr. Le
Vas de Haroun Nasution and Professor Noor Al-Zaman, the study aims to identify the
stages of development of Islamic civilization, and in this case it is necessary to know that
these stages are characteristic of history that studies events and events. their type Al-
Shuddiki is divided into three periods: the classical period, the medieval and the modern
era. In this article, we will talk about the medieval and modern era, the medieval era,
which is the stage of collapse, as well as the stage of the three kingdoms, and the
modern era, which is the rise of Islamic civilization, in the political, social, cultural and
military fields. The method used in this research (library research) consists of collecting a
large amount of literature related to the problem and purpose of the research. Collect
data and findings from previous studies, and data that support medieval and modern
studies themselves..

Keywords: History, Medieval, Modern

Abstrak
Pendekatan historis ini penting untuk memahami agama karena agama itu sendiri
muncul dari situasi konkrit dan terkait dengan kondisi sosial. Menurut Dr. Le Vas de
Haroun Nasution dan Profesor Noor Al-Zaman, kajian bertujuan untuk mengidentifikasi
tahapan perkembangan peradaban Islam, dan dalam hal ini perlu diketahui bahwa
tahapan ini merupakan ciri sejarah yang mempelajari peristiwa dan peristiwa. tipe
mereka Al-Shuddiki dibagi menjadi tiga periode: periode klasik, abad pertengahan dan
era modern. Pada artikel ini, kita akan berbicara tentang abad pertengahan dan era
modern, abad pertengahan, yaitu tahap keruntuhan, serta tahap tiga kerajaan, dan era
modern, yaitu kebangkitan peradaban Islam, dalam bidang politik, sosial, budaya dan
militer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini (library research) terdiri dari
pengumpulan sejumlah besar literatur yang berkaitan dengan masalah dan tujuan
penelitian. Kumpulkan data dan temuan dari studi sebelumnya, dan data yang
mendukung studi abad pertengahan dan modern itu sendiri..

Kata Kunci : Sejarah, Pertengahan, Modern

1
PENDAHULUAN

Sejarah memiliki nilai dan makna yang berguna bagi kehidupan

manusia. Karena sejarah mengandung atau mengandung kekuatan yang

dapat mendorong perkembangan kehidupan manusia atau menciptakan

nilai baru. Pentingnya memahami sejarah peradaban Islam lebih dari

sekadar mengetahui tanggal, bulan, tahun, dan abad terjadinya peristiwa-

peristiwa masa lalu dalam peradaban Islam. Perlu pula memahami realitas

umat Islam untuk mengetahui suatu peristiwa peradaban Islam. Oleh

karena itu, kajian sejarah peradaban Islam dapat memberikan refleksi

teoritis, membuka lembaran baru dan menciptakan kejayaan atau

kemajuan baru yang lebih baik bagi peradaban Islam. Seseorang yang

mempelajari peradaban Islam harus mengetahui dan memahami

pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam. 1 Perkembangan

pemikiran dan peradaban Islam didukung oleh para khalifah akhir, yang

menghargai sains dengan kenyamanan dan sarana maksimal, serta

membangun stabilitas politik dan ekonomi. Hal ini sejalan dengan

besarnya semangat para cendekiawan dan pemikir muslim untuk

mengembangkan ilmu agama, humaniora dan eksakta dengan mengkaji

gerak, menerjemahkan dan menulis artikel ilmiah di berbagai bidang ilmu.

Karya aslinya ditransfer ke peradaban arkeologi yang diungkapkan oleh

Mugyono. Sepanjang sejarah Islam, terlihat bahwa kemajuan pesat ilmu

pengetahuan menandai puncak kejayaannya. Perolehan ilmu keislaman

2
tidak terbatas pada ilmu agama saja tetapi juga ilmu pengetahuan secara

umum..2

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sesuai dengan topik penelitian, dan
bertujuan untuk mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data secara kualitatif dan
mengidentifikasinya secara kualitatif. Ini mengacu pada sifat penelitian kualitatif yang
longgar dalam hal alat pengumpulan data. Data yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh secara eksklusif dari bahan pustaka. Pengumpulan data dilakukan dengan
meninjau literatur yang relevan untuk subjek yang dirawat. Sumber data meliputi: buku,
dokumen otoritatif, jurnal, dan situs web yang berisi semua informasi yang diperlukan.
Data yang dikumpulkan dikategorikan berdasarkan jenis untuk analisis lebih lanjut.
Setelah data terkumpul, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi,
yaitu pemeriksaan teks secara cermat dan teratur.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. HASIL PENELITIAN

ORIENTASI METODOLOGI SEJARAH ISLAM

Sejarah termasuk awal kejadian yang terbentuk pada masa lalu,


dikumpulkan dari sisa-sisa berbagai peristiwa. Warisan bisa disebut sejarah.
Dalam bahasa Arab, kisah tersebut dikenal dengan nama Sagraton (Sajaroh),
yang berarti pohon dan garis keturunan. Sejarah pada bahasa Arab bisa juga
disebut tareikh, yang secara etimologi berarti perjalanan waktu. Secara
terminologi, itu adalah deskripsi tentang apa yang terjadi di antara mereka di
masa lalu atau waktu itu, dan masih ada sampai sekarang.3

Islam berperan sebagai agama yang telah berkembang selama 14 abad,


peristiwa sejarahnya harus dipelajari dari berbagai sudut pandang. Acara biasanya
terkait dengan masalah pendidikan, pemikiran, aksi sosial, politik, ekonomi, budaya,
dll. Madia juga menjadi subjek "Sejarah Islam". Namun, masing-masing hal tersebut
dapat dijadikan sebagai bahan kajian dengan cara pandang atau pendekatan (objek

3
formal) yang berbeda, yaitu pendekatan sejarah di satu sisi dan pendekatan Islam di
sisi lain..

Hubungan antara sejarah dan Islam dalam pembahasan berikut terutama


didasarkan pada asumsi-asumsi berikut. Pertama, sejarah berfungsi sebagai sarana
dan media untuk mengembangkan pemahaman terhadap berbagai fenomena dalam
dimensi temporal. Aspek temporal ditonjolkan dengan mengungkapkan peristiwa
masa lalu, termasuk Islam dan pengikutnya. Kedua, Islam, yaitu Islam itu sendiri,
dapat dipelajari dalam segala aspeknya, termasuk ajaran, filosofi, dan realitas empiris
pengikutnya berdasarkan perkembangan masa lalu. Makna Islam dalam konteks ini
adalah ilmu sejarah Islam, sehingga penting untuk mengkajinya dengan metode
sejarah. Ketiga, karena sejarah digunakan sebagai metode untuk mempelajari
berbagai peristiwa sejarah Islam di masa lampau, maka ini berarti kajian kritis
terhadap faktor-faktor proses, perubahan dan hubungan sebab-akibat peristiwa
sejarah Islam dan penerusnya.

Adapun kajian tentang Islam itu sendiri, secara formal juga dapat dimulai dengan
pengertian Islam sebagai agama yang menunjukkan pengikutnya, yang dikenal
sebagai Muslim. Sebagai agama tauhid, Islam merupakan agama yang ajarannya
diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada umat manusia melalui Nabi
Muhammad. Landasan ajaran seperti ini sangat jelas bagi seluruh aspek kehidupan
manusia, maka ketika Islam dijadikan sebagai landasan yang direfleksikan dalam
segala bentuk peradaban oleh pemeluk agama ini, maka ia menjadi kerangka seluruh
aspek kehidupan ini.4

SEJARAH ISLAM PERIODE PERTENGAHAN

Diskusi Islam abad pertengahan biasanya diawali dengan kata kegagalan.


Masa 1250 M – 1500 M sering disebut sebagai masa kemunduran peradaban
manusia Islam. Periode ini ditandai dengan runtuhnya dinasti Abbasiyah dan
beberapa invasi asing, yang secara umum dianggap sebagai kemunduran
peradaban Islam. Sampai di sini, ya, penulis menganggap bahwa konsep
kemunduran peradaban kurang tepat. Selama peradaban berkaitan dengan
berlalunya waktu, maka prestasi hanya bisa merosot karena berbagai faktor
eksternal dan internal. 5
Pada Abad Pertengahan, Islam terus berkembang secara kuantitatif, namun
perkembangan kualitatifnya relatif lambat atau bahkan stagnan. Dengan Islamisasi

4
wilayah yang lebih luas, jumlah umat Islam di dunia meningkat secara signifikan.
Contoh terbaik adalah Indonesia. Meskipun Islam masuk ke Indonesia secara
kebetulan sejak lama, proses Islamisasi lebih cepat dan lebih besar dan baru dimulai
pada abad ke-13. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh perkembangan kerajaan-
kerajaan Islam seperti Kerajaan Samudra Pasai dari tahun 1297 sampai 1326 dan
Kerajaan Aceh Darussalam dari tahun 1496 sampai 1903. Hal yang sama juga
terjadi di anak benua India. Islamisasi wilayah tersebut dipercepat pada masa Dinasti
Delhi dari tahun 1206 hingga 1526, yang kemudian dilanjutkan oleh Dinasti Mughal
dari tahun 1526 hingga 1857. Padahal, kedua wilayah ini, Indonesia dan anak benua
India, merupakan rumah bagi komunitas Muslim terbesar di Dunia.6
Pada masa itu, pendekatan sejarah dalam studi agama belum banyak dilakukan
oleh umat Islam. Hal ini disebabkan stagnasinya sains Islam yang ditandai dengan
minimnya karya-karya ilmiah baru di berbagai bidang, termasuk sejarah. Pendapat
Ibrahim Nasbi dalam catatan hariannya merupakan fakta sejarah bahwa antara abad
ke-8 dan ke-13, pemikiran dunia Islam mengalami kemajuan besar, yang membawa
hasil nyata ke Eropa. Namun kejayaan Islam dalam bidang filsafat dan ilmu
pengetahuan akhirnya sirna dengan hancurnya Pusat Studi Islam di Bagdad oleh
bangsa Mongol. Selain itu faktor internal masyarakat muslim juga menjadi penyebab
kemunduran ilmu pengetahuan dan filsafat. Ini terbukti dalam perbedaan antara ahli
hukum dan Sufi, dan antara Mu'tazilah dan Asiriya. Perkembangan pemikiran Islam
telah beranjak jauh dari abad ke-13 Masehi. sampai hari ini.7
Namun, ini tidak berarti bahwa sarjana Muslim tidak menghasilkan karya ilmiah
baru selama periode ini. Bukti paling jelas historiografi Islam saat ini adalah karya
agung Ibnu Khaldun yang berjudul Kitabul Ibar, Divan Mutbdi'i and Shabar fi Ayyam
al-'Arab, al-Ajami, al-Barbar dan Aman al-Sharhum dari Dazawi Sultan Akbar. Erzum
Freiha menceritakan dalam memoarnya bahwa Ibnu Khaldun mengalami
pengasingan selama empat tahun dari tahun 1374 hingga 1378 M, bukti lebih lanjut
tentang hal ini pada tahap ini. Dia diasingkan ke tempat yang jauh bernama Qal'at
Ibn Salamah. Di sini, Ibnu Khaldun bisa lepas dari masalah dan gejolak yang muncul.
Saat pensiun, Ibnu Khaldun menyelesaikan karyanya yang terkenal The
Muqaddimah atau dikenal juga dengan Muqaddimah Ibnu Khaldun 11 yang
melambungkan Ibnu Khaldun ke jajaran ulama internasional dan sangat bermanfaat
hingga saat ini. untuk pengembangan ilmu pengetahuan. 8 Tujuan para astronom
Islam adalah mengungkap tabir gerak angkasa melalui sistem matematika. Secara
historis, semua upaya akademik Islam dalam astronomi dan matematika
dikhususkan untuk mengembangkan konsep-konsep yang ditemukan oleh orang-
orang Hindu, Sassaniyah, dan Yunani. Tentu saja, cendekiawan Muslim menemukan

5
banyak teori baru saat mengembangkan konsep-konsep ini, dan pada fase terakhir
perkembangan bidang astronomi, Islam juga berfokus pada kritik aspek teori
Ptolemy, yang 'diakreditasi sebagai pendiri'. Berbagai teori gerak planet. Tak lama
kemudian, ia langsung dipengaruhi oleh teori-teori orang Yunani tentang penemuan
Ptolemeus, terutama di bidang astronomi, dan penemuan Euclid sendiri di bidang
matematika.9
Penghargaan pemerintah untuk melayani akademisi tidak hanya untuk
akademisi yang masih aktif mengajar. Seorang cendekiawan Muslim yang telah
mencapai usia pensiun dan tidak dapat hidup tanpa bunga pemerintah tetap
menerima pensiun. Qadi Abu Yusuf, yang menerima pensiun pada masa
pemerintahan dua khalifah Harun al-Rashid dan al-Zajaj, menerima pensiun untuk
tiga sekaligus setiap bulan 300 dinar bagi mereka yang mundur dari kekhalifahan,
penasihat dan pemimpin Muslim lainnya. .ilmuwan 37 Namun, peralihan para
cendekiawan Muslim dari posisi yang awalnya tidak dibayar menjadi mereka yang
kemudian menjadi pejabat publik melemahkan kemampuan mereka untuk
bernegosiasi dengan otoritas. Hal ini sangat mempengaruhi kemandirian mereka.
Tidak jarang ulama Islam mengeluarkan perintah pembunuhan berdasarkan
prasangka terhadap penguasa.10
SEJARAH ISLAM PERIODE MODERN

Pengertian modern dalam istilah adalah serapan kata dari Bahasa Latin
(modernus) yang dapat diartikan : “sekarang” (Jerman: Jetzeit). Dengan pemahaman
ini, Anda akan menemukan bahwa apa yang disebut era modern adalah masa di
mana pemikiran manusia diperbarui. Oleh karena itu, jika ada orang atau masyarakat
yang hidup di zaman modern tetapi bermental reaksioner, maka ia dapat dinyatakan
sebagai orang yang sederhana. Periode modern dimulai abad 19 sebagai bentuk
zeitgeist yang benar-benar hidup dan model rasionalitas dan pemikiran inovatif.11

Periode ini pada kenyataannya sesuai dengan renaisans Islam setelah kekalahan
Abad Pertengahan. Kebangkitan itu diilhami oleh invasi Napoleon Bonaparte ke Mesir
pada tahun 1798 M. Meski berpenduduk muda, namun meninggalkan kesan kuat
bagi umat Islam akan kemajuan Eropa dan keterbelakangan budaya Islam.
Pemahaman ini pada gilirannya menjadi upaya dan program penting bagi reformasi
dan modernisasi Islam modern.12

Hubungan antara Islam dan modernitas telah menjadi salah satu topik yang amat
merampas pandangan pada studi Islam sejak awal abad ke-19. Prevalensi subjek ini
dibuktikan dengan terlebihnya seni sastra yang dicatat oleh penulis Muslim dan non-
Muslim tentang subjek ini. Isu modernisasi Islam telah menjadi topik kajian yang

6
kontroversial. Hubungan antara Islam dan modernitas adalah salah satu topik yang
paling banyak dibahas dalam studi Islam. Prevalensi subjek ini dibuktikan dengan
banyaknya literatur yang ditulis oleh penulis Muslim dan non-Muslim tentang subjek
ini. Isu modernisasi Islam telah menjadi subyek kajian yang kontroversial, di satu sisi
oleh mereka yang meyakininya perlu, dan di sisi lain oleh mereka yang meyakininya
diharamkan. Terlepas dari perdebatan yang sangat aktif di tingkat filosofis, tidak
berlebihan untuk mengatakan bahwa modernitas telah menjadi faktor penting dalam
sejarah perkembangan umat Islam sejak abad ke-19.

Kesegaran itu penting bukan hanya karena namanya yang catchy tapi karena
mengandung zat bernama kesegaran. Dalam diskursus ideologis tentang modernitas
terkandung banyak asumsi dan pendapat tentang nilai fundamental modernitas.
Syahrin Harahap akan dikutip pada kesempatan ini. Dinyatakan bahwa manusia
modern, yaitu orang yang menjalani kehidupan modern, memelihara dan
mengamalkan nilai-nilai dasar berikut ini:

1. Penghormatan kepada Akal. Rasa hormat itu dipelihara. Manusia modern


melihat pikiran sebagai anugerah dari Tuhan Yang Mahakuasa. Inilah yang
mengasingkan dari semua bentuk hasil lainnya. Menghormati di sini berarti
memanfaatkan sepenuhnya fungsi rasional dalam kehidupan manusia..
2. Jujur dan bertanggung jawab secara pribadi. Kejujuran adalah salah satu
ikatan moral yang paling penting, dan siapapun yang menentang kejujuran
dibenci dalam sistem Islam.
3. Kemampuan untuk menunda kesenangan sementara untuk kesenangan
permanen. Kemampuan menunda-nunda adalah keterampilan psikologis
manusia modern. Secara sistematis, kemampuan ini memungkinkan orang
untuk melihat objek yang kompleks dan mengelola proses jangka panjang.
4. Komitmen waktu dan etos kerja yang tinggi. Manusia modern menghargai
waktu dan mampu mengelola penghargaan ini melalui perilaku tepat waktu,
efisiensi waktu, dan prioritas waktu. Dia percaya pada keadilan dan kejujuran.
Orang modern percaya bahwa seseorang dapat memperjuangkan keadilan
sehingga keadilan didistribusikan secara adil di masyarakat.
5. Percaya pada kesetaraan dan keadilan. Orang modern percaya bahwa
seseorang dapat memperjuangkan keadilan sehingga keadilan didistribusikan
secara adil di masyarakat..
6. Sangat menghormati sains. Orang modern menghargai sains: mereka
mendorong pengembangan dan penggunaannya dalam kehidupan. rencana

7
ke depan Orang modern, karena berpikir jangka panjang, memiliki rencana
untuk masa depan.
7. Kami menghargai talenta dan kemampuan. Manusia modern menghargai
setiap talenta, yang kemudian diterjemahkan pada seperangkat keterampilan..
8. Untuk menjaga moral. Manusia modern berusaha mempertahankan moralitas,
baik pada tingkat pribadi maupun komunitasl.13
Era modern (dari abad ke-19) Era modern merupakan masa renaisans dalam
masyarakat Islam yang ditandai dengan keluarnya para pembaharu Islam.

Era kontemporer ( 1800 M - hari ini ) adalah era Kebangkitan Islam, semenjak
menyadari bahwa telah muncul peradaban baru yang unggul di Barat. Ekspedisi
Napoleon ke Mesir yang selesai pada tahun 1801 menunjukkan kepada dunia Islam,
khususnya Turki dan Mesir, keterpurukan dan kekurangan bangsa Islam. Para raja
dan penguasa Islam mulai berpikir bagaimana meningkatkan kualitas dan kekuatan
umat Islam. Kontak antara Islam dan Barat pada periode ini sangat berbeda dengan
kontak antara Islam dan Barat pada periode klasik. Saat itu Islam berkembang pesat
dan Barat jahil. Sebaliknya, Islam muncul dari kegelapan dan Barat muncul dari
cahaya..

Maka lahirlah gagasan dan kecenderungan yang disebut kebangkitan Islam atau
modernisasi. Seperti di zaman kuno, para pemimpin Islam muncul dengan gagasan
tentang bagaimana mendorong umat Islam mundur. Muslim sudah mulai bekerja ke
arah ini. Namun di sisi lain, Barat juga unggul dalam hal ini. Kebangkitan Islam
terbagi menjadi dua periode yakni pada awal periode Renaisans, orang menyadari
kepentingan militer, sosial, politik dan budaya Renaisans Islam. Sedangkan dalam
masa Kebangkitan Kedua, kekalahan Israel atas bangsa Arab pada tahun 1967
menjadi titik balik bangsa. Hal inilah yang menyebabkan berkembangnya pemikiran
filosofis dan metodologis dalam kerangka kebangkitan Islam saat ini. Banyak tokoh
reformis atau modernisasi di dunia Islam, seperti Muhammad ibn Abd al-Wahhab di
Jazirah Arab, Muhammad Abduh, Jamal al-Din al-Afghani, Muhammad Rashid Rida di
Mesir, Syed Ahmed Khan, Shah Wali Allah, Muhammad a Iqbal dari India, dan Hakam
Abd al-Karim Amr Allah, K.H. Ahmad Dahlan dan KH. Hashim Asiri di Indonesia.14

8
SIMPULAN

Dari ulasan yang sudah dibahas bisa disimpulkan bahwa sejarah


peradaban Islam adalah kemajuan dan dimensi intelektual dan spiritual
masyarakat yang beradab. Peradaban Islam dimulai dengan ajaran Nabi
Muhammad. Islam telah berkembang hingga saat ini. Perkembangan Islam
Masa perkembangan peradaban Islam merupakan ciri sejarah yang mempelajari
peristiwa dan jenisnya, menurut Guru Besar Harun Nasution dan Norzman Al-
Hadiqi. Tahap pertama dibagi menjadi tiga periode, yaitu periode klasik, periode
abad pertengahan. dan zaman modern. Abad Pertengahan Tinggi di Eropa
ditandai dengan runtuhnya Kekaisaran Romawi, yang menyebabkan
kemunduran sastra, yang sebelumnya sangat berkembang di Eropa. Selain itu,
sejak zaman dahulu, fenomena seperti penurunan populasi, anti urbanisasi,
invasi etnis, dan migrasi telah terjadi dari waktu ke waktu. Migrasi kelompok-
kelompok ini ditandai dengan munculnya kerajaan-kerajaan baru di tanah kuno
Kekaisaran Romawi Barat. Sementara itu, periode modern (1800 M hingga
sekarang) merupakan periode kebangkitan umat Islam yang mulai menyadari
bahwa telah muncul peradaban baru yang unggul di Barat. Ekspedisi Napoleon
ke Mesir yang berakhir pada tahun 1801 menunjukkan kepada dunia Islam,
khususnya Turki dan Mesir, keterpurukan dan kelemahan bangsa Islam. Para
raja dan penguasa Islam mulai berpikir bagaimana meningkatkan kualitas dan
kekuatan umat Islam. Kontak antara Islam dan Barat pada periode ini sangat
berbeda dengan kontak antara Islam dan Barat pada periode klasik. Saat itu
Islam berkembang pesat dan Barat jahil. Sebaliknya, Islam muncul dari
kegelapan dan Barat muncul dari cahaya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman Dudung. 2011. "Metodologi Penelitian Sejarah Islam". Yogyakarta:


Penerbit Ombak.

Asari Hasan. 2019. "Sejarah Islam Modern". Medan. Perdana Publishing.

Husna Fadilatul, dkk. "Periodisasi dan Perkembangan Peradaban Islam dan Ciri-
cirinya". Jurnal On Education. Volume 05. Nomor 02 (2023). 1.
(https://jonedu.org/index.php/joe/article/view/939)

Khairul, A. ., Firza, N. ., Kabeakan, N. ., Sari, PA ., & Aulia, SP . 2022.


Periodisasi Perkembangan Peradaban Islam dan Ciri-Cirinya. Jurnal Pendidikan
Dan Konseling (JPDK). Vol. 4 No. 6
(https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/9906/7552)

Mujahidin, "Hubungan Budaya Kristen dan Islam: Periode Pertengahan dan


Modern". Jurnal Pendidikan Sosial dan Budaya. Volume 1 . Nomor 1 (2019)
(https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/ALMAARIEF/article/download/779/540)

Muttaqin Deden Zaenal. "Studi Awal Historiografi Islam Abad Pertengahan".


Universitas Islam Negeri Syaruf Hidayatullah Jakarta. Vol. XV No.1
(https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-turats/article/view/4317/3079)

Nasbi, Ibrahim, 2016, “Kemunduran Ilmu Pengetahuan dan Filsafat dalam Dunia
Islam”, Shaut Al-‘Arabiyah, Vol. 4 No. 2.
(https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Shautul-Arabiyah/article/download/
1225/1189/)

Permata Maulin. dkk. "Perkembangan Peradaban Islam Masa Modern". Jurnal


Pendidikan dan Konseling. Volume 5. Nomor 2 (2023):
(https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/12577)

Thoha Mohammad. "Politik Pendidikan Islam (Potret Sejarah Periode Klasik


Sampai Abad Pertengahan)". Jurusan Tarbiyah STAIN Pamekasan. Volume 8.
Nomor 1 (2013)
(http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/tadris/article/view/381)

10
ENDNOTES

11
1
Din Muhammad Zakariya, Sejarah Peradaban Islam, Surabaya: Intrans Publishing, 2018, hal. 14
2
Mustofa, Sejarah Kepustakaan Dalam Konteks Islam: Periodesasi Pertengahan, Surakarta: Jusnal
Publis, 2018, hal. 2
3
Fadilatul Husna, Fatimah Lubis, Sukma Wardani, Sri Al Fatia, Periodisasi dan Perkembangan
Peradaban Islam dan Ciri-cirinya, Medan: Journal on Education, 2023, Vol.5 No.2
4
Dudung Abdurahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2011, hal.
49-51
5
Landy Trisna Abdurrahman, Karakteristik Pemerintahan Dunia Islam Era Abad Pertengahan Islam,
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018, hal. 179
6
Hasan Asari, Sejarah Islam Modern, Medan: Perdana Mulya Sarana, 2019, hal. 10
7
Ibrahim, Nasbi, Kemunduran Ilmu Pengetahuan dan Filsafat dalam Dunia Islam, Vol.4 No. 2, Shaut
Al- ‘Arabiyah, 2016, hlm 4-6
8
Irzum Farihah, Agama Menurut Ibn Khaldun, Vol .2 No.1, Fikrah, 2014, hlm 193.
9
Bilqis Shofiyana, Fadhlu Rahman, Kemajuan Dan Idealisme Sains Islam Abad Pertengahan:
Perspektif Idealisme Absolut Hegel, Jakarta:Fakultas Ushuluddin,STFI (Sekolah Tinggi Filsafat
Islam),2020, Vol 2, hal 166
10
Mohammad Thoha, Politik Pendidikan Islam (Potret Sejarah Periode Klasik Sampai Abad
Pertengahan), Pamekasan: Tarbiyah STAIN Pemekasan, 2013, Volume 8. Nomor 1 hal 34
11
Maulin Permata, Adenan, Indra Harahap, Masriono Lubis, Muhammad Nasir, Muhammad Yakub,
Perkembangan Peradaban Islam Masa Modern, Medan: Jurna Pendidikan dan Konseling, 2023, Vol.5
No.2 hal.368
12
Maulin Permata, Adenan, Indra Harahap, Masriono Lubis, Muhammad Nasir, Muhammad Yakub,
Perkembangan Peradaban Islam Masa Modern, Medan: Jurna Pendidikan dan Konseling, 2023, Vol.5
No.2 hal.373
13
Hasan Asari, Sejarah Islam Modern, Medan: Perdana Publishing, 2019, hal. 13-16

Fadilatul Husna, Fatimah Lubis, Sukma Wardani, Sri Al Fatia, Periodisasi dan Perkembangan
14

Peradaban Islam dan Ciri-cirinya, Medan: Journal on Education, 2023, Vol.5 No.2

Anda mungkin juga menyukai