Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Peradaban Islam

Prakenabian hingga ke Indonesia


Karya Dr. Din Muhammad Zakariya, M.Pd
Tahun 2018
BAB I

KONSEP SEJARAH DAN PERIODISASI

PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM

A. Pengertian Sejarah

B. Hubungan Kebudayaan dan Peradaban

C. Urgensi Mempelajari Sejarah Peradaban Islam

D. Periodisasi Perkembangan Peradaban Islam

A. Pengertian Sejarah

Menurut Amin (2015: 1), kata sejarah berasal dari bahasa Arab "Syajaratun", artinya
pohon. Apabila digambarkan secara sistematik, sejarah hampir sama dengan pohon, memiliki
cabang dan ranting, bermula dari sebuah bibit, kemudian tumbuh dan berkembang, lalu layu dan
tumbang. Demikian pula peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sejarah peradaban Islam yang
mengalami masa pertumbuhan, perkembangan, lalu kemunduran dan kehancuran.Kata sejarah
secara etimologi dapat diungkapkan dalam bahasa Arab disebut tarikh, yang bermakna ketentuan
masa atau waktu, sedang ilmu tarikh berarti ilmu yang mengandung atau yang membahas
penyebutan peristiwa dan sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut.

Literatur Inggris menyebut sejarah dengan istilah history, yang berarti pengalaman masa
lampau dari umat manusia. Adapun secara terminologi berarti keterangan yang telah terjadi di
kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada. Kata tarikh juga
dipakai dalam arti perhitungan tahun, seperti keterangan mengenai tahun sebelum atau sesudah
masehi dipakai sebutan sebelum atau sesudah tarikh masehi. Kemudian yang dimaksud dengan
ilmu tarikh ialah suatu pengetahuan yang gunanya untuk mengetahui keadaan-keadaan atau
kejadian-kejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi di kalangan umat (Cholil,
1969: 15).

Sejarawan Muslim Ibnu Khaldun mendefinisikan sejarah adalah catatan tentang


masyarakat umat manusia atau peradaban dunia; tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada
watak masyarakat, seperti keliaran, keramahtamahan, dan solidaritas golongan; tentang revolusi
dan pemberontakan oleh segolongan rakyat melawan golongan yang lain dengan akibat
timbulnya kerajaan-kerajaan dan negara-negara, dengan tingkat bermacam-macam; tentang
bermacam-macam kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk mencapai penghidupannya,
maupun dalam bermacam-macam cabang ilmu pengetahuan dan keahlian; dan pada umumnya
Sejarah Peradaban Islam
Prakenabian hingga ke Indonesia
Karya Dr. Din Muhammad Zakariya, M.Pd
Tahun 2018
tentang segala perubahan yang terjadi dalam masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri
(Affandi, 1993: 4).

B. Hubungan Kebudayaan dan Peradaban

Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab "al-hadlarah al-Islamiah". Kata Arab
ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan Islam. Kebudayaan
dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab dan Barat,
masih banyak orang yang mensinonimkan antara kata kebudayaan (Arab, al-tsaqafah; Inggris,
culture) dan kata peradaban (Arab, al-hadlarah; Inggris, civilization). Dalam perkembangan ilmu
antropologi sekarang, kedua istilah tersebut dibedakan. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan
tentang semangat mendalam suatu masyarakat, sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan
mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak
direfleksikan dalam seni, sastra, religi (agama), dan moral. Sedangkan peradaban terefleksi
dalam politik, ekonomi, dan teknologi (Syarqawi, 1986: 5).

Sementara menurut Koentjaraningrat (1985: 5), kebudayaan paling tidak mempunyai tiga
wujud, (1) wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu komplek ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan, dan sebagai, (2) wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai
suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan (3) wujud benda,
yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya. Adapun istilah peradaban biasanya
dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah.
Menurutnya, peradaban sering juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai
sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang maju
dan kompleks (Supriyadi, 2008: 18).

C. Urgensi Mempelajari Sejarah Peradaban Islam

Sejarah mencatat kondisi kebesaran Islam berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, di mana pada waktu itu dunia Islam menjadi kiblat perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dunia (Mansur, 2004: 7). Namun, sangat memilukan bahwa masyarakat Indonesia
yang religius dewasa ini terpuruk dalam himpitan krisis dan terbelakang dalam berbagai aspek
kehidupan. Oleh karena itu, hendaknya perlu ada upaya rekonstruksi untuk menata kehidupan,
baik ilmu pengetahuan maupun teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan unsur
penting bagi terbentuknya suatu peradaban, bukan menjadi monopoli hanya pada satu agama
tertentu.

Sejarah memiliki nilai dan arti penting yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.

Dari sejarah dapat diketahui segala sesuatu yang terjadi dalam peradaban Islam dengan segala
ide, konsep, konstitusi, sistem, dan operasionalnya yang terjadi dari waktu ke waktu. Jadi,
Sejarah Peradaban Islam
Prakenabian hingga ke Indonesia
Karya Dr. Din Muhammad Zakariya, M.Pd
Tahun 2018
sejarah pada dasarnya tidak hanya sekedar memberikan romantisme, tetapi lebih dari itu
merupakan refleksi historis (Amin, 2015: 14).Dengan demikian, mempelajari sejarah peradaban
Islam dapat memberikan semangat back projecting theory untuk membuka lembaran dan
mengukir kejayaan atau kemajuan peradaban Islam yang baru dan lebih baik. Sejarah peradaban
Islam sebagai studi tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah peradaban sudah
tentu akan sangat bermanfaat terutama dalam rangka memberikan sumbangan bagi pertumbuhan
atau perkembangan peradaban.

D. Periodisasi Perkembangan Peradaban Islam

Di kalangan sejarawan terdapat perbedaan tentang saat dimulainya sejarah Islam. Secara
umum, perbedaan pendapat tersebut dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, sebagian sejarawan
berpendapat bahwa sejarah Islam dimulai sejak Nabi Muhammad saw diangkat menjadi rasul. Di
samping perbedaan mengenai awal sejarah umat Islam, sejarawan juga berbeda dalam
menentukan fase-fase atau periodesasi sejarah Islam.13 tahun Nabi Muhammad saw tinggal di
Mekah telah lahir masyarakat muslim meskipun belum berdaulat.Kedua, sebagian sejarawan
berpendapat bahwa sejarah umat Islam dimulai sejak Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah
karena masyarakat muslim baru berdaulat ketika Nabi Muhammad saw tinggal di Madinah.
Muhammad saw tinggal di Madinah tidak hanya sebagai rasul, tetapi juga merangkap sebagai
pemimpin atau kepala negara berdasarkan konstitusi yang disebut Piagam Madinah.

Di samping perbedaan mengenai awal sejarah umat Islam, sejarawan juga berbeda dalam
menentukan fase-fase atau periodesasi sejarah Islam.

Menurut Usairy (2006: 4-8), periodesasi sejarah Islam secara lengkap dibagi dalam periode-
periode sebagai berikut:

 Periode Sejarah Klasik (Masa Nabi Adam –sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw).
 Periode Sejarah Rasulullah saw (570-632 M)
 Pusat: Peiode Sejarah Khulafa' Rasyidin (632-661 M)
 Periode Pemerintahan Bani Umaiyah (661-749 M)
 Periode Pemerintahan Bani Abbasiyah (749-1258 M)
 Periode Pemerintahan Mamluk (1250-1517 M
 Periode Pemerintahan Usmani (1517-1923 M)
 Pusat: Periode Dunia Islam Kontemporer (1922-2000 M)

Sedangkan menurut Harun Nasution (1985: 56-68) dan Nourouzaman Shidiqi (1983: 66-
68)membagi sejarah Islam menjadi tiga periode, yaitu: Periode Klasik (650-1250 M), Perode
Pertengahan (1250-1800M), dan Periode Modern (1800-sekarang).

Anda mungkin juga menyukai