Anda di halaman 1dari 10

BAHAN BACAAN

KONSEP SEMENTARA
INVESTIGASI
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU
“sebagai bahan diskusi dalam kegiatan FGD Penyusunan Konsep Investigasi dalam Penanganan Pelanggaran
Pemilu pada tanggal 13 s.d 15 Juni 2022 di Jakarta”
A. Dasar Hukum dan Kewenangan
Investigasi dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
diatur oleh 5 (lima) Pasal, dengan rincian sebagai berikut :

1) Pasal 94 ayat (2) huruf b


Pasal ini berbunyi “Dalam melakukan penindakan pelanggaran Pemilu, Bawaslu
bertugas menginvestigasi dugaan pelanggaran Pemilu”. Pasal ini mengatur
pemberian kewenangan investigasi kepada Bawaslu yang dilakukan dalam lingkup
pelaksanaan tugas penanganan pelanggaran Pemilu.

2) Pasal 98 ayat (2) huruf b


Pasal ini berbunyi “Dalam melakukan penindakan pelanggaran Pemilu, Bawaslu
Provinsi bertugas menginvestigasi informasi awal atas dugaan pelanggaran Pemilu
di wilayah Provinsi”. Melalui pasal ini, Bawaslu Provinsi diberikan kewenangan
untuk melakukan investigasi dalam lingkup pelaksanaan tugas penanganan
pelanggaran Pemilu. Perbedaan dengan Pasal 94 ayat (2) huruf b ialah Pasal ini
mengatur secara eksplisit mengenai objek investigasi yaitu informasi awal atas
dugaan pelanggaran Pemilu.

3) Pasal 102 ayat (2) huruf b


Pasal ini berbunyi “Dalam melakukan penindakan pelanggaran Pemilu, Bawaslu
Kabupaten/Kota bertugas menginvestigasi informasi awal atas dugaan pelanggaran
Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota”. Pasal ini mengatur pemberian kewenangan
kepada Bawaslu Kabupaten/Kota. Serupa dengan Pasal 98 ayat (2) huruf b, dalam
pasal ini juga menjelaskan objek investigasi yaitu informasi awal dugaan pelanggaran
Pemilu.

4) Pasal 105 huruf a angka 6


Pasal ini berbunyi “Panwaslu Kecamatan bertugas menginvestigasi informasi
awal atas dugaan pelanggaran Pemilu di wilayah Kecamatan”. Pasal ini mengatur
pemberian kewenangan kepada Panwaslu Kecamatan untuk melaksanakan tugas
investigasi. Sedikit perbedaan dengan Pasal-pasal yang lain ialah pasal ini tidak
mengatur kewenangan investigasi dalam lingkup pelaksanaan tugas penanganan
pelanggaran Pemilu.

5) Pasal 461 ayat (4)


Pasal ini berbunyi “Dalam hal diperlukan sesuai kebutuhan tindak lanjut penanganan
pelanggaran Pemilu, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota dapat
melakukan investigasi”. Pasal ini berada dalam bab yang mengatur mengenai
penyelesaian pelanggaran administrasi Pemilu.

B. Tujuan dan Jenis Investigasi


1. Tujuan Investigasi
Untuk melihat hal apa yang menjadi tujuan dari pelaksanaan investigasi, maka harus
melihat urutan tugas dalam penanganan pelanggaran Pemilu sebagaimana yang diatur
dalam UU Pemilu. Dalam penanganan pelanggaran Pemilu, terdapat setidaknya 6 (enam)

2
tugas yang merupakan bagian dari langkah kerja atau prosedur dalam penanganan
pelanggaran Pemilu yaitu menerima, memeriksa, menginvestigasi, mengkaji, memutus,
dan merekomendasikan.
Terhadap 6 (enam) prosedur penanganan pelanggaran Pemilu tersebut tentunya
memiliki maksud dan tujuan tersendiri. Jika melihat dari teknis pelaksanaan prosedur,
maka investigasi memiliki kesamaan dengan prosedur “memeriksa”, namun apa yang
membedakan antara investigasi dan memeriksa ?.
Jika dianalisa secara gramatikal dan sistematis, tugas memeriksa merupakan
rangkaian dari tugas menerima dan mengkaji dugaan pelanggaran Pemilu. Maksud dari
dugaan pelanggaran Pemilu disini ialah laporan dan temuan dugaan pelanggaran Pemilu
karena tugas menerima yang disebutkan sebelum frasa memeriksa memiliki kaitan
dengan sebuah laporan yang disampaikan secara tertulis dan temuan yang merupakan
hasil pengawasan yang mengandung dugaan pelanggaran Pemilu (baca Pasal 454 – 455
UU Pemilu). Sehingga dapat dimaknai, tugas memeriksa ialah melakukan pemeriksaan
terhadap objek yang sebelumnya telah diterima yaitu temuan atau laporan dugaan
pelanggaran Pemilu.
Kemudian terkait dengan tugas menginvestigasi diatur bukan merupakan rangkaian
dari tugas menerima memeriksa, dan mengkaji, sehingga menginvestigasi dugaan
pelanggaran Pemilu disini dapat dimaknai bahwa melakukan investigasi terhadap
sebuah peristiwa dugaan pelanggaran Pemilu. Sebuah hal yang memiliki lingkup yang
lebih luas dari tugas memeriksa. Hal ini disimpulkan masih berdasarkan sebuah
pendekatan bahwa teknis pelaksanaan tugas memeriksa dan menginvestigasi memiliki
kesamaan, namun memiliki tujuan yang berbeda.
Dimana saja terdapat sebuah peristiwa dugaan pelanggaran Pemilu ?. Peristiwa
dugaan pelanggaran Pemilu terdapat dalam materi sebuah temuan, laporan, atau
informasi awal. Sehingga tugas investigasi terfokus dengan peristiwa dugaan
pelanggaran Pemilu sedangkan tugas memeriksa terfokus secara sempit terhadap formil
dan materil sebagaimana yang terdapat dalam temuan Pengawas Pemilu atau laporan
dari WNI, Pemantau Pemilu dan Peserta Pemilu sebagaimana yang telah diterima
sebelumnya.
Kemudian jika dikaitkan dengan pendekatan filosofi dan historis lahirnya sebuah
Lembaga Pengawas Pemilu yang berkepentingan terhadap sebuah peristiwa dugaan
pelanggaran, maka investigasi penanganan pelanggaran Pemilu dilakukan dalam rangka
sifat aktif dari Pengawas Pemilu untuk menyelidiki sebuah peristiwa dugaan
pelanggaran Pemilu guna melihat sebuah fakta hukum dari sudut pandangnya, karena
berdasarkan konstruksi kerangka penegakan hukum, Bawaslu menjadi Lembaga yang
paling berkompeten atau setidaknya menjadi leader dalam proses penegakan hukum,
sehingga diperlukan investigasi guna membuktikan sebuah peristiwa dugaan
pelanggaran Pemilu berdasarkan versi Bawaslu.
Kesimpulan sementara dari tujuan investigasi penanganan pelanggaran Pemilu
ialah untuk melihat sebuah fakta hukum dalam rangka melengkapi kebutuhan
pembuktian dari sebuah peristiwa dugaan pelanggaran Pemilu.

2. Jenis Investigasi Dugaan Pelanggaran Pemilu


Berdasarkan analisa dari dasar hukum investigasi penanganan pelanggaran Pemilu
dalam UU Pemilu, maka jenis investigasi dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu :

3
a. Investigasi terhadap Informasi Awal Dugaan Pelanggaran Pemilu
Jenis investigasi ini berangkat dari objek investigasi yang telah disebutkan secara
eksplisit dalam UU Pemilu yaitu “informasi awal”. UU Pemilu tidak memberikan
definisi secara jelas mengenai informasi awal dugaan pelanggaran Pemilu, sehingga
berdasarkan hal tersebut terdapat ruang bagi Bawaslu untuk mengatur secara detil
mengenai definisi dan syarat sebuah informasi awal dugaan pelanggaran Pemilu
melalui instrumen Peraturan Bawaslu.
Berkaitan dengan informasi awal dugaan pelanggaran Pemilu, jika Bawaslu ingin
lebih spesifik, maka berdasarkan pasal-pasal yang mengatur investigasi dalam UU
Pemilu dapat dianalisa bahwa Bawaslu dapat membedakan informasi awal apa saja
yang dapat dilakukan investigasi, sehingga tidak semua informasi awal dapat
dilakukan investigasi penanganan pelanggaran Pemilu. Karena UU Pemilu mengatur
bahwa investigasi yang dilakukan terhadap informasi awal haruslah berdasarkan
atau berada dalam lingkup pelaksanaan penanganan pelanggaran Pemilu.
Sebagai contoh, informasi awal yang diperoleh dari masyarakat melalui sarana
komunikasi publik atau media sosial resmi Bawaslu bukan merupakan informasi
awal yang dapat diinvestigasi, namun informasi awal yang diperoleh dari sebuah
hasil penanganan pelanggaran dapat menjadi sebuah objek dilakukannya investigasi.
Hasil dari investigasi jenis ini dapat ditindaklanjuti sebagai Temuan dugaan
pelanggaran Pemilu jika memang dinilai dalam pleno dapat dilanjutkan sebagai
Temuan dugaan pelanggaran.

b. Investigasi Temuan atau Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu


Jenis investigasi ini berangkat dari bahwa pelaksanaan investigasi dilaksanakan
dalam lingkup tugas penanganan pelanggaran Pemilu. Jika melihat lingkup
pelaksanaan tugas penanganan pelanggaran Pemilu maka hal tersebut berada dari
prosedur menerima sampai dengan menentukan sebuah dugaan pelanggaran Pemilu
untuk ditindaklanjuti. Sehingga jenis investigasi ini harus didasari dengan
terdapatnya sebuah temuan atau laporan yang telah diterima atau diregistrasi.
Selain itu terdapat pula pengaturan dalam Pasal 461 ayat (4) UU Pemilu yang
mengatur bahwa dapat melakukan investigasi dalam penyelesaian pelanggaran
administrasi Pemilu.
Oleh karena itu, jenis investigasi dapat memiliki 2 (dua) sub jenis investigasi yang
dibedakan berdasarkan jenis pelanggaran Pemilunya, yaitu :
1) Investigasi dalam Penanganan Pelanggaran Administrasi Pemilu
2) Investigasi dalam Penanganan Pelanggaran non Administrasi Pemilu

C. Objek dan Lingkup Investigasi Penanganan Pelanggaran Pemilu


1. Objek Investigasi Penanganan Pelanggaran Pemilu
Hal utama yang menjadi objek dari investigasi ialah peristiwa dugaan pelanggaran
Pemilu. Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, sebuah peristiwa dugaan
pelanggaran Pemilu bisa terdapat dalam 3 (tiga) objek yaitu :
a. Informasi Awal Dugaan Pelanggaran Pemilu
b. Temuan Dugaan Pelanggaran Pemilu
c. Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu

4
2. Lingkup Investigasi Penanganan Pelanggaran Pemilu
Ruang lingkup pelaksanaan dari sebuah tugas investigasi dugaan pelanggaran
Pemilu ialah serangkaian tindakan dari Pengawas Pemilu untuk memperoleh keterangan,
informasi, serta barang bukti guna menentukan fakta (dari informasi awal) serta
melengkapi pemenuhan bukti (atas temuan atau laporan) dari sebuah peristiwa dugaan
pelanggaran Pemilu.

D. Pola Investigasi Penanganan Pelanggaran


1. Investigasi Informasi Awal Dugaan Pelanggaran Pemilu
a. Dasar Pelaksanaan Investigasi atas Informasi Awal
Pelaksanaan Investigasi jenis ini didasari oleh 2 (dua) hal, yaitu :
a) Rapat Pleno Pengawas Pemilu terhadap sebuah informasi dugaan pelanggaran
Pemilu.
b) Perintah dari Pengawas Pemilu ditingkat atas.

b. Pelaksana Investigasi
Berdasarkan dengan pasal kewenangan dalam UU Pemilu, maka investigasi
dapat dilaksanakan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan
Panwaslu Kecamatan.
Lebih spesifik, pelaksanaan investigasi merupakan tanggung jawab dari anggota
Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Bawaslu Kabupaten/Kota/Panwaslu Kecamatan yang
dalam pelaksanaannya dapat dibantu atau ditunjang dari kesekretariatannya.
Mengingat pada prinsipnya yang disebut sebagai Pengawas Pemilu ialah anggota
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu Kecamatan
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 92 UU Pemilu.
Sehingga jika diberi penjelasan detil, maka pelaksana dari investigasi ialah
anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu
Kecamatan.

c. Waktu Pelaksanaan Investigasi atas Informasi Awal


Waktu pelaksanaan jenis investigasi ini dimulai dari ditetapkannya sebuah
informasi menjadi informasi awal dugaan pelanggaran Pemilu atau berdasarkan
perintah yang tertuang dalam surat Pengawas Pemilu ditingkat atas.
Berkaitan dengan berakhirnya waktu pelaksanaan investigasi ini dinilai
mempertimbangkan Pasal 454 ayat (5) UU Pemilu dikarenakan hasil dari investigasi
berpotensi untuk menjadi sebuah Temuan dugaan pelanggaran Pemilu. Dalam UU
Pemilu sendiri tidak mengatur berapa lama waktu investigasi, namun demi
terdapatnya kepastian hukum sebagai salah satu prinsip, maka diperlukan
pengaturan waktu pelaksanaan investigasi.

d. Pola Pelaksanaan Investigasi atas Informasi Awal


Pelaksanaan investigasi atas informasi awal dugaan pelanggaran Pemilu dimulai
dari terbitnya surat tugas pelaksanaan investigasi atas informasi awal dugaan

5
pelanggaran Pemilu yang ditandatangani Ketua Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Bawaslu
Kabupaten/Kota/Panwaslu Kecamatan.
Kemudian serangkaian tugas dan tindakan yang dapat dilakukan oleh Pengawas
Pemilu dalam melakukan investigasi atas informasi awal ialah :
1) Menyusun Rencana dan Strategi Investigasi atas Informasi Awal Dugaan
Pelanggaran Pemilu;
Penyusunan rencana investigasi atas informasi awal dugaan pelanggaran
Pemilu meliputi fokus investigasi, perencanaan waktu/timeline investigasi terkait
dengan Batasan waktu, ruang lingkup investigasi, sumber-sumber informasi,
serta strategi yang digunakan.

2) Memeriksa dan menganalisa peristiwa dan bukti awal dari Informasi Awal;
Proses dari memeriksa dan menganalisa peristiwa dan bukti awal yang
terdapat dalam lampiran informasi awal ini bertujuan untuk membentuk sebuah
hipotesis atau praduga terhadap sebuah peristiwa dugaan pelanggaran Pemilu
yang akan diuji kebenarannya berdasarkan tindakan investigasi selanjutnya.

3) Meminta keterangan atau informasi dari pihak yang terkait;


Setelah dalam penyusunan rencana investigasi telah ditetapkan darimana
sumber-sumber informasi, kemudian permintaan keterangan atau informasi dari
pihak terkait dapat dilakukan dengan teknik wawancara secara langsung atau
tidak langsung. Hasil dari wawancara tersebut dimasukkan sebagai informasi
dalam laporan hasil investigasi.

4) Mencari, mengumpulkan, dan meneliti bukti awal yang relevan;


Proses mencari, mengumpulkan, dan/atau meneliti bukti awal yang relevan
ialah bertujuan untuk menjawab praduga sebagaimana yang terdapat dalam
hasil analisa dan bukti awal sebuah informasi awal.
Pengumpulan sebuah barang bukti tersebut dilakukan melalui tanda terima
bukti investigasi sepanjang pemilik barang menyetujui untuk diserahkan kepada
Pengawas Pemilu.

5) Menyusun Laporan Hasil Investigasi atas Informasi Awal


Penyusunan laporan hasil investigasi berguna sebagai bahan yang akan
dibahas dan diputuskan dalam rapat pleno. Laporan hasil investigasi
ditandatangani oleh Anggota Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Bawaslu
Kab/Kota/Panwaslu Kecamatan yang menjabat sebagai koordinator Divisi
Penanganan Pelanggaran sebagaimana sebagai leading sector pelaksanaan
investigasi yang diatur oleh Peraturan Bawaslu tentang Pola Hubungan Kerja.

e. Tindak Lanjut Hasil Investigasi atas Informasi Awal


Proses tindak lanjut terhadap laporan hasil investigasi atas informasi awal ialah
diputuskan apakah laporan hasil investigasi atas informasi awal dugaan
pelanggaran Pemilu dapat ditetapkan menjadi Temuan dugaan Pelanggaran
Pemilu. Kemudian jika terdapat dugaan pelanggaran peraturan perundang-
undangan lainnya maka diteruskan kepada Lembaga yang berwenang. Implikasi dari

6
hal ini ialah perlu pengaturan dalam Peraturan Bawaslu mengenai sumber yang dapat
dijadikan sebagai temuan dugaan pelanggaran Pemilu.
Kemudian jika masih terdapat hal-hal yang dinilai menjadi kekurangan,
Pengawas Pemilu dapat melanjutkan melalui mekanisme pemeriksaan atau
investigasi dengan jenis investigasi temuan dugaan pelanggaran Pemilu.

2. Investigasi Temuan atau Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu


Berdasarkan pola pemeriksaan yang berbeda antara pelanggaran administrasi Pemilu
dengan jenis pelanggaran Pemilu yang lain, maka terdapat Pola yang berbeda pula
dengan konsep sebagai berikut :

a. Investigasi dalam Penyelesaian Pelanggaran Administrasi Pemilu


1) Dasar Pelaksanaan Investigasi Penyelesaian Pelanggaran Administrasi Pemilu
Pelaksanaan investigasi jenis ini didasari oleh kebutuhan majelis pemeriksa
temuan atau laporan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu yang ditetapkan
dan disampaikan oleh majelis pemeriksa kepada Pelapor dan/atau Terlapor
dalam pemeriksaan secara terbuka.
Penetapan untuk dilakukan investigasi penyelesaian pelanggaran
administrasi Pemilu didahului oleh rapat pleno Pengawas Pemilu, kemudian
disampaikan kepada pelapor/penemu dan/atau terlapor, selanjutnya diterbitkan
surat tugas pelaksanaan investigasi.
Para pihak dalam pemeriksaan terbuka tidak dapat menyampaikan
penolakan ketetapan majelis pemeriksa untuk melakukan investigasi
penyelesaian pelanggaran administrasi Pemilu.

2) Pelaksana Investigasi Penyelesaian Pelanggaran Administrasi Pemilu


Pertanyaannya ialah siapa yang melakukan investigasi penyelesaian
pelanggaran administrasi Pemilu? Apakah majelis pemeriksa atau pengawas
Pemilu satu tingkat dibawah ?
Investigasi penyelesaian pelanggaran administrasi Pemilu sebagaimana
diatur dalam Pasal 461 ayat (4) UU Pemilu dilaksanakan oleh Pengawas Pemilu
satu tingkat dibawah, misalnya pemeriksaan laporan atau temuan dilakukan oleh
Bawaslu Provinsi maka perintah untuk melakukan investigasi dilakukan oleh
Bawaslu Kabupaten/Kota.
Kesimpulannya ialah pelaksanaan investigasi penyelesaian pelanggaran
administrasi Pemilu tidak dilaksanakan oleh Majelis Pemeriksa melainkan oleh
Pengawas Pemilu satu tingkat di bawah.

3) Waktu Pelaksanaan Investigasi Penyelesaian Pelanggaran Administrasi Pemilu


Pelaksanaan investigasi penyelesaian pelanggaran administrasi Pemilu
dilaksanakan setelah sidang pemeriksaan pertama dengan agenda pembacaan
laporan oleh Pelapor sampai dengan sebelum berakhirnya sidang pemeriksaan
dengan agenda pembuktian.

7
4) Pola dan Teknis Pelaksanaan Investigasi Penyelesaian Pelanggaran
Administrasi Pemilu
Pola dan teknis pelaksanaan investigasi penyelesaian pelanggaran
administrasi Pemilu secara garis besar sama dengan jenis investigasi atas
informasi awal.
Namun yang harus diperhatikan sebagai fokus utama ialah investigasi
penyelesaian pelanggaran administrasi Pemilu berfokus pada tujuan untuk
memperjelas dan melengkapi kekurangan informasi atau keterangan serta alat
bukti yang tidak dapat dihadirkan oleh Pelapor atau Terlapor ke dalam sidang
pemeriksaan guna memperoleh keyakinan majelis pemeriksa sebagai dasar untuk
memutus temuan atau laporan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu.
Kemudian sebagai tambahan, maka perlu diatur pola hubungan antara
majelis pemeriksa, pelaksana investigasi, dan para pihak, sebagaimana
dijabarkan dalam tabel di bawah berikut :

Pola Hubungan Investigasi Penyelesaian Pelanggaran Administrasi Pemilu

Majelis Pemeriksa Pelaksana Investigasi Para Pihak


1) Menyampaikan kepada para 1) Melaksanakan analisa Sepanjang diminta oleh
pihak mengenai pelaksanaan peristiwa temuan atau Pelaksana investigasi, para
investigasi; laporan; pihak dapat berkoordinasi
2) Menerbitkan Surat Tugas 2) Meminta keterangan atau dengan pelaksana
Investigasi kepada Pelaksana informasi dari pihak yang investigasi dalam rangka
Investigasi; dibutuhkan; menemukan sumber-sumber
3) Menyusun rencana 3) Mengumpulkan dan informasi tambahan atau
kebutuhan dan strategi menganalisa barang bukti barang bukti yang tidak
investigasi yang yang relevan; terjangkau oleh para pihak.
disampaikan kepada 4) Menyusun laporan hasil
pelaksana investigasi. investigasi;
4) Melakukan Pendampingan 5) Menyampaikan hasil
kepada Pelaksana investigasi dalam sidang
Investigasi. pemeriksaan;
5) Menetapkan hasil investigasi 6) Berkoordinasi dengan para
sebagai bukti dalam pihak sepanjang dibutuhkan.
pemeriksaan temuan atau
laporan dugaan pelanggaran
Pemilu.

5) Tindak Lanjut Hasil Investigasi Penyelesaian Pelanggaran Administrasi


Pemilu
Setelah melakukan pelaksanaan investigasi penyelesaian pelanggaran
administrasi Pemilu, laporan hasil investigasi ditetapkan melalui rapat pleno
Pengawas Pemilu yang bertindak sebagai pelaksana investigasi berdasarkan
surat tugas investigasi. Laporan hasil investigasi yang telah disepakati dalam
rapat pleno ditandatangani oleh Ketua Bawaslu Provinsi/Bawaslu
Kabupaten/Kota/Panwaslu Kecamatan.

8
Kemudian laporan hasil investigasi disampaikan kepada Majelis Pemeriksa
dan dibacakan oleh Pelaksana Investigasi dalam sidang pemeriksaan dengan
agenda pembuktian. Majelis pemeriksa mengesahkan laporan hasil investigasi
sebagai bukti surat/tertulis.
Pelaksana investigasi penyelesaian pelanggaran administrasi Pemilu tidak
dapat dikonfrontir dengan Pelapor dan/atau Terlapor dalam sidang pemeriksaan
temuan atau laporan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu.

6) Ketentuan Lain
Pelaksanaan investigasi penyelesaian pelanggaran administrasi Pemilu juga
dapat dilakukan dalam proses pemeriksaan temuan atau laporan dugaan
pelanggaran administrasi Pemilu yang terjadi secara terstruktur, sistematis, dan
massif.

b. Investigasi dalam Penanganan Pelanggaran non Administrasi Pemilu


Makna dari jenis investigasi ini ialah investigasi yang dilakukan terhadap sebuah
peristiwa dugaan pelanggaran Pemilu yang terdapat dalam temuan atau dugaan
pelanggaran Pemilu dengan jenis pelanggaran SELAIN pelanggaran administrasi
Pemilu, sebagai contoh investigasi dalam penanganan tindak pidana Pemilu.

1) Dasar Pelaksanaan Investigasi dalam Penanganan Pelanggaran Pemilu


Pelaksanaan investigasi dalam penanganan pelanggaran pemilu didasari oleh
kebutuhan pemeriksa temuan atau laporan dugaan pelanggaran Pemilu untuk
mendapatkan sebuah informasi atau keterangan serta barang bukti tambahan
yang tidak dapat disampaikan oleh Pelapor atau Terlapor serta saksi dalam
proses pemeriksaan.
Pelaksanaan investigasi dalam penanganan pelanggaran Pemilu didahului
oleh penyampaian pemeriksa temuan atau laporan dugaan pelanggaran Pemilu
kepada pleno untuk kemudian dibahas dan diputuskan dalam rapat pleno.
Menindaklanjuti hasil rapat pleno, kemudian Ketua Bawaslu/Bawaslu
Provinsi/Bawaslu Kabupaten/Kota/Panwaslu Kecamatan menerbitkan surat tugas
investigasi.

2) Pelaksana Investigasi dalam Penanganan pelanggaran Pemilu


Pelaksana investigasi jenis ini dapat dilaksanakan oleh Pengawas Pemilu
yang menerima temuan atau laporan dugaan pelanggaran Pemilu atau dapat
meminta Pengawas Pemilu ditingkat bawah untuk melaksanakan investigasi
sepanjang memiliki wewenang untuk melaksanakan investigasi.

3) Waktu Pelaksanaan Investigasi dalam Penanganan Pelanggaran Pemilu


Waktu pelaksanaan investigasi dalam penanganan pelanggaran Pemilu ini
dimulai sejak laporan atau temuan diterima/diregistrasi sampai dengan sebelum
berakhirnya batas waktu penanganan pelanggaran Pemilu.

9
4) Pola dan Teknis Investigasi dalam Penanganan Pelanggaran Pemilu
Pola dan teknis dalam jenis investigasi ini secara garis besar sama dengan pola
dan teknis investigasi atas informasi awal dugaan pelanggaran Pemilu, namun
yang menjadi objek utama ialah peristiwa yang terdapat dalam temuan atau
laporan dugaan pelanggaran Pemilu tersebut.
Bagaimana pola investigasi jika pelaksana investigasi ialah Pengawas Pemilu
di tingkat bawah?
Tabel di bawah akan menjabarkannya sebagai berikut :

Pelapor, Saksi, atau


Penerima Laporan / Temuan Pelaksana Investigasi
Terlapor
1) Menerbitkan Surat Tugas 1) Melaksanakan analisa Sepanjang diminta oleh
Investigasi; peristiwa temuan atau Pelaksana investigasi, para
2) Menyusun rencana laporan; pihak dapat berkoordinasi
kebutuhan dan strategi 2) Meminta keterangan atau dengan pelaksana
investigasi. informasi dari pihak yang investigasi dalam rangka
3) Melakukan pendampingan dibutuhkan; menemukan sumber-sumber
kepada pelaksana investigasi. 3) Mengumpulkan dan informasi tambahan atau
4) Memasukkan laporan hasil menganalisa barang bukti barang bukti yang tidak
investigasi ke dalam kajian yang relevan; terjangkau oleh para pihak
dugaan pelanggaran Pemilu. 4) Menyusun laporan hasil
investigasi;
5) Menyampaikan
perkembangan dan
laporan hasil investigasi
kepada pemberi perintah
investigasi
6) Berkoordinasi dengan
Pelapor dan/atau Terlapor,
sepanjang dibutuhkan.

5) Tindak Lanjut Hasil Investigasi dalam Penanganan Pelanggaran Pemilu


Setelah melakukan pelaksanaan investigasi penyelesaian pelanggaran
administrasi Pemilu, laporan hasil investigasi ditetapkan melalui rapat pleno
Pengawas Pemilu yang bertindak sebagai pelaksana investigasi berdasarkan
surat tugas investigasi. Laporan hasil investigasi yang telah disepakati dalam
rapat pleno ditandatangani oleh Ketua Bawaslu Provinsi/Bawaslu
Kabupaten/Kota/Panwaslu Kecamatan.
Kemudian laporan hasil investigasi disampaikan kepada Pengawas Pemilu
ditingkat atas yang memberikan perintah pelaksanaan investigasi pada hari
yang sama atau 1 (satu) hari setelah laporan hasil investigasi selesai dan
ditetapkan. Pengawas Pemilu yang menerima dan melakukan pemeriksaan atas
temuan atau laporan dugaan pelanggaran Pemilu memasukkan laporan hasil
investigasi ke dalam kajian dugaan pelanggaran.

10

Anda mungkin juga menyukai