KONSEP SEMENTARA
INVESTIGASI
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU
“sebagai bahan diskusi dalam kegiatan FGD Penyusunan Konsep Investigasi dalam Penanganan Pelanggaran
Pemilu pada tanggal 13 s.d 15 Juni 2022 di Jakarta”
A. Dasar Hukum dan Kewenangan
Investigasi dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
diatur oleh 5 (lima) Pasal, dengan rincian sebagai berikut :
2
tugas yang merupakan bagian dari langkah kerja atau prosedur dalam penanganan
pelanggaran Pemilu yaitu menerima, memeriksa, menginvestigasi, mengkaji, memutus,
dan merekomendasikan.
Terhadap 6 (enam) prosedur penanganan pelanggaran Pemilu tersebut tentunya
memiliki maksud dan tujuan tersendiri. Jika melihat dari teknis pelaksanaan prosedur,
maka investigasi memiliki kesamaan dengan prosedur “memeriksa”, namun apa yang
membedakan antara investigasi dan memeriksa ?.
Jika dianalisa secara gramatikal dan sistematis, tugas memeriksa merupakan
rangkaian dari tugas menerima dan mengkaji dugaan pelanggaran Pemilu. Maksud dari
dugaan pelanggaran Pemilu disini ialah laporan dan temuan dugaan pelanggaran Pemilu
karena tugas menerima yang disebutkan sebelum frasa memeriksa memiliki kaitan
dengan sebuah laporan yang disampaikan secara tertulis dan temuan yang merupakan
hasil pengawasan yang mengandung dugaan pelanggaran Pemilu (baca Pasal 454 – 455
UU Pemilu). Sehingga dapat dimaknai, tugas memeriksa ialah melakukan pemeriksaan
terhadap objek yang sebelumnya telah diterima yaitu temuan atau laporan dugaan
pelanggaran Pemilu.
Kemudian terkait dengan tugas menginvestigasi diatur bukan merupakan rangkaian
dari tugas menerima memeriksa, dan mengkaji, sehingga menginvestigasi dugaan
pelanggaran Pemilu disini dapat dimaknai bahwa melakukan investigasi terhadap
sebuah peristiwa dugaan pelanggaran Pemilu. Sebuah hal yang memiliki lingkup yang
lebih luas dari tugas memeriksa. Hal ini disimpulkan masih berdasarkan sebuah
pendekatan bahwa teknis pelaksanaan tugas memeriksa dan menginvestigasi memiliki
kesamaan, namun memiliki tujuan yang berbeda.
Dimana saja terdapat sebuah peristiwa dugaan pelanggaran Pemilu ?. Peristiwa
dugaan pelanggaran Pemilu terdapat dalam materi sebuah temuan, laporan, atau
informasi awal. Sehingga tugas investigasi terfokus dengan peristiwa dugaan
pelanggaran Pemilu sedangkan tugas memeriksa terfokus secara sempit terhadap formil
dan materil sebagaimana yang terdapat dalam temuan Pengawas Pemilu atau laporan
dari WNI, Pemantau Pemilu dan Peserta Pemilu sebagaimana yang telah diterima
sebelumnya.
Kemudian jika dikaitkan dengan pendekatan filosofi dan historis lahirnya sebuah
Lembaga Pengawas Pemilu yang berkepentingan terhadap sebuah peristiwa dugaan
pelanggaran, maka investigasi penanganan pelanggaran Pemilu dilakukan dalam rangka
sifat aktif dari Pengawas Pemilu untuk menyelidiki sebuah peristiwa dugaan
pelanggaran Pemilu guna melihat sebuah fakta hukum dari sudut pandangnya, karena
berdasarkan konstruksi kerangka penegakan hukum, Bawaslu menjadi Lembaga yang
paling berkompeten atau setidaknya menjadi leader dalam proses penegakan hukum,
sehingga diperlukan investigasi guna membuktikan sebuah peristiwa dugaan
pelanggaran Pemilu berdasarkan versi Bawaslu.
Kesimpulan sementara dari tujuan investigasi penanganan pelanggaran Pemilu
ialah untuk melihat sebuah fakta hukum dalam rangka melengkapi kebutuhan
pembuktian dari sebuah peristiwa dugaan pelanggaran Pemilu.
3
a. Investigasi terhadap Informasi Awal Dugaan Pelanggaran Pemilu
Jenis investigasi ini berangkat dari objek investigasi yang telah disebutkan secara
eksplisit dalam UU Pemilu yaitu “informasi awal”. UU Pemilu tidak memberikan
definisi secara jelas mengenai informasi awal dugaan pelanggaran Pemilu, sehingga
berdasarkan hal tersebut terdapat ruang bagi Bawaslu untuk mengatur secara detil
mengenai definisi dan syarat sebuah informasi awal dugaan pelanggaran Pemilu
melalui instrumen Peraturan Bawaslu.
Berkaitan dengan informasi awal dugaan pelanggaran Pemilu, jika Bawaslu ingin
lebih spesifik, maka berdasarkan pasal-pasal yang mengatur investigasi dalam UU
Pemilu dapat dianalisa bahwa Bawaslu dapat membedakan informasi awal apa saja
yang dapat dilakukan investigasi, sehingga tidak semua informasi awal dapat
dilakukan investigasi penanganan pelanggaran Pemilu. Karena UU Pemilu mengatur
bahwa investigasi yang dilakukan terhadap informasi awal haruslah berdasarkan
atau berada dalam lingkup pelaksanaan penanganan pelanggaran Pemilu.
Sebagai contoh, informasi awal yang diperoleh dari masyarakat melalui sarana
komunikasi publik atau media sosial resmi Bawaslu bukan merupakan informasi
awal yang dapat diinvestigasi, namun informasi awal yang diperoleh dari sebuah
hasil penanganan pelanggaran dapat menjadi sebuah objek dilakukannya investigasi.
Hasil dari investigasi jenis ini dapat ditindaklanjuti sebagai Temuan dugaan
pelanggaran Pemilu jika memang dinilai dalam pleno dapat dilanjutkan sebagai
Temuan dugaan pelanggaran.
4
2. Lingkup Investigasi Penanganan Pelanggaran Pemilu
Ruang lingkup pelaksanaan dari sebuah tugas investigasi dugaan pelanggaran
Pemilu ialah serangkaian tindakan dari Pengawas Pemilu untuk memperoleh keterangan,
informasi, serta barang bukti guna menentukan fakta (dari informasi awal) serta
melengkapi pemenuhan bukti (atas temuan atau laporan) dari sebuah peristiwa dugaan
pelanggaran Pemilu.
b. Pelaksana Investigasi
Berdasarkan dengan pasal kewenangan dalam UU Pemilu, maka investigasi
dapat dilaksanakan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan
Panwaslu Kecamatan.
Lebih spesifik, pelaksanaan investigasi merupakan tanggung jawab dari anggota
Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Bawaslu Kabupaten/Kota/Panwaslu Kecamatan yang
dalam pelaksanaannya dapat dibantu atau ditunjang dari kesekretariatannya.
Mengingat pada prinsipnya yang disebut sebagai Pengawas Pemilu ialah anggota
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu Kecamatan
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 92 UU Pemilu.
Sehingga jika diberi penjelasan detil, maka pelaksana dari investigasi ialah
anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu
Kecamatan.
5
pelanggaran Pemilu yang ditandatangani Ketua Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Bawaslu
Kabupaten/Kota/Panwaslu Kecamatan.
Kemudian serangkaian tugas dan tindakan yang dapat dilakukan oleh Pengawas
Pemilu dalam melakukan investigasi atas informasi awal ialah :
1) Menyusun Rencana dan Strategi Investigasi atas Informasi Awal Dugaan
Pelanggaran Pemilu;
Penyusunan rencana investigasi atas informasi awal dugaan pelanggaran
Pemilu meliputi fokus investigasi, perencanaan waktu/timeline investigasi terkait
dengan Batasan waktu, ruang lingkup investigasi, sumber-sumber informasi,
serta strategi yang digunakan.
2) Memeriksa dan menganalisa peristiwa dan bukti awal dari Informasi Awal;
Proses dari memeriksa dan menganalisa peristiwa dan bukti awal yang
terdapat dalam lampiran informasi awal ini bertujuan untuk membentuk sebuah
hipotesis atau praduga terhadap sebuah peristiwa dugaan pelanggaran Pemilu
yang akan diuji kebenarannya berdasarkan tindakan investigasi selanjutnya.
6
hal ini ialah perlu pengaturan dalam Peraturan Bawaslu mengenai sumber yang dapat
dijadikan sebagai temuan dugaan pelanggaran Pemilu.
Kemudian jika masih terdapat hal-hal yang dinilai menjadi kekurangan,
Pengawas Pemilu dapat melanjutkan melalui mekanisme pemeriksaan atau
investigasi dengan jenis investigasi temuan dugaan pelanggaran Pemilu.
7
4) Pola dan Teknis Pelaksanaan Investigasi Penyelesaian Pelanggaran
Administrasi Pemilu
Pola dan teknis pelaksanaan investigasi penyelesaian pelanggaran
administrasi Pemilu secara garis besar sama dengan jenis investigasi atas
informasi awal.
Namun yang harus diperhatikan sebagai fokus utama ialah investigasi
penyelesaian pelanggaran administrasi Pemilu berfokus pada tujuan untuk
memperjelas dan melengkapi kekurangan informasi atau keterangan serta alat
bukti yang tidak dapat dihadirkan oleh Pelapor atau Terlapor ke dalam sidang
pemeriksaan guna memperoleh keyakinan majelis pemeriksa sebagai dasar untuk
memutus temuan atau laporan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu.
Kemudian sebagai tambahan, maka perlu diatur pola hubungan antara
majelis pemeriksa, pelaksana investigasi, dan para pihak, sebagaimana
dijabarkan dalam tabel di bawah berikut :
8
Kemudian laporan hasil investigasi disampaikan kepada Majelis Pemeriksa
dan dibacakan oleh Pelaksana Investigasi dalam sidang pemeriksaan dengan
agenda pembuktian. Majelis pemeriksa mengesahkan laporan hasil investigasi
sebagai bukti surat/tertulis.
Pelaksana investigasi penyelesaian pelanggaran administrasi Pemilu tidak
dapat dikonfrontir dengan Pelapor dan/atau Terlapor dalam sidang pemeriksaan
temuan atau laporan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu.
6) Ketentuan Lain
Pelaksanaan investigasi penyelesaian pelanggaran administrasi Pemilu juga
dapat dilakukan dalam proses pemeriksaan temuan atau laporan dugaan
pelanggaran administrasi Pemilu yang terjadi secara terstruktur, sistematis, dan
massif.
9
4) Pola dan Teknis Investigasi dalam Penanganan Pelanggaran Pemilu
Pola dan teknis dalam jenis investigasi ini secara garis besar sama dengan pola
dan teknis investigasi atas informasi awal dugaan pelanggaran Pemilu, namun
yang menjadi objek utama ialah peristiwa yang terdapat dalam temuan atau
laporan dugaan pelanggaran Pemilu tersebut.
Bagaimana pola investigasi jika pelaksana investigasi ialah Pengawas Pemilu
di tingkat bawah?
Tabel di bawah akan menjabarkannya sebagai berikut :
10