Marthinus Labetubun
NIM 201691705
a. Latar belakang
Sejarah politik Indonesia mencatat, setiap kali Pemilihan Umum (Pemilu) dilaksanakan, selalu saja muncul protes- protes
yang meragukan proses maupun hasil pemilu. Hal ini tidak hanya terjadi pada pemilu-pemilu pada masa Orde Baru, tetapi
juga Pemilu 1999 serta Pemilu Legislatif 2004 dan Pemilu Presiden 2004. Bahkan Pemilu 1955 yang dikenal sebagai
pemilu paling bersih pun tak sepi dari protes. Pelaksanaan pemilihan langsung kepala daerah (Pilkada) sepanjang 2005
semakin menambah panjang daftar protes ketidakpuasan terhadap pemilu. Munculnya protes-protes ketidak- puasan
terhadap proses maupun hasil pemilu itu, di satu sisi, disebabkan banyaknya pelanggaran terhadap peraturan pemilu yang
tidak diselesaikan secara tuntas; di sisi lain, disebabkan perasaan di perlakukan tidak adil oleh penyelenggara pemilu.
Dalam hal penanganan pelanggaran pidana pemilu, pertanyaan- nya adalah bagaimana efektivitas peran dan fungsi
polisi, jaksa, dan hakim? Apakah prosedur penanganan pelanggaran pidana pemilu dapat dengan mudah dilaksanakan
oleh ketiga institusi tersebut? Lalu, bagaimana dengan posisi pengawas pemilu yang menjadi lembaga perantara dan
bertugas memperjelas ada tidaknya pelanggaran pemilu? Haruskah lembaga perantara itu dipertahankan atau justru
fungsi perantara itu dihilangkan sehingga kasus-kasus pelanggaran administrasi langsung ditangani KPU, sementara
kasus-kasus pelanggaran pidana langsung ditangani polisi, jaksa, dan hakim? Jika memang jalan terakhir yang dipilih,
siapa yang menangani kasus-ka- sus sengketa nonhasil pemilu yang selama ini ditangani oleh pengawas pemilu?
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka permasalahan yang diangkat dalam penulisan ini adalah:
Bagaimana bentuk Penegakan Hukum Pelanggaran Pemilu di Kabupaten Kepulauan Aru?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengkaji dan membahas bagaimana bentuk Penegakan Hukum Pelanggaran Pemilu di Kabupaten Kepulauan
Aru.
2. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Unpatti Ambon.
D. Manfaat Penelitian