Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil pengamatan

No Sampel Hasil Literatur Keterangan

a. Amilum

(Pasaribu, dkk, 2019)


Perbesaran 4 a
Umbi kentang
(Solanum
Tuberosum)
a. Amilum

a Perbesaran 10 (Wijaya, 2018)

2 Perbesaran

a. Amilum

a Perbesaran 4 (Pasaribu, dkk, 2019)


Biji padi
(Oryza sativa
semen)
a. Amilum

a Perbesaran 10 (Wijaya, 2018)

27
3 Perbesaran 10

a. Sistolit

Perbesaran 4 a (Muliani, 2018)


Daun beringin
(Ficus benjamina
folium)
a. Sistolit

a Perbesaran 10 (Wijaya, 2018)

4
a. Kristal
Rafida

Perbesaran 4 a (Pasaribu, dkk, 2019)


Daun nanas
(Ananas
Commosus
folium) a. Kristal
Rafida

Perbesaran 10 a (Wijaya, 2018)

5 Perbesaran 10

a. Kristal
Rimpang jahe
(Zingiber
Officinale a
Perbesaran 4 (Muliani, 2018)
rhizoma)

27
a. Kristal

Perbesaran 10 a (Wijaya, 2018)

4.2 Pembahasan
Benda-benda ergastik adalah bahan non protoplasma baik organik
maupun anorganik yang berfungsi sebagai pertahanan, kekuatan dan penyimpan
makanan pada sel yang terdapat di sitoplasma, vakuola dan dinding sel. Benda
ergastik terbagi menjadi benda ergastik cair dan benda ergastik padat. Benda
ergastik padat yaitu amilum, aleuron, kristal kalsium oksalat dan sistolit.
Sedangkan benda ergastik cair yaitu minyak etheris. Pada percobaan kali ini kami
mengamati sampel biji jarak, biji padi, buah jeruk, daun beringin, daun lidah
buaya, daun nanas, rimpang jahe, tangkai daun bayam, tangkai daun pepaya, dan
umbi apakah ke sepuluh sampel tersebut terdapat benda-benda ergastik di
dalamnya (Setjo, S. 2004).
Pada percobaan kali ini ada sepuluh sampel yang di amati, tentu
kesepuluh sampel ini memiliki benda benda ergastik yang berbeda. Namun
sebelum mengamati semua sampel tersebut langkah pertama yang dilakukan
menyiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan adalah cover glass, lumpang
dan alu, mikroskop, object glass, pipet, pensil, pinset, silet dan cutter.
Adapun bahan yang digunakan yaitu aquadest, alkohol 70%, biji jarak
(Ricinus communis semen), biji padi (Oryza sativa semen), buah jeruk (Citrus
fructus), daun beringin (Ficus benyamina folium), daun lidah buaya (Aloe Vera
folium), daun nanas (Annas commosus folium), rimpang jahe (Zingiber officinale
rhizoma), tangkai daun bayam (Amaranthus folium), tangkai daun pepaya (Carica
Papaya), umbi kentang (Solanum tuberosum tuber).
Alat dan bahan dibersihkan menggunakan alkohol 70%. Karena menurut
Noviansari, dkk (2013), alkohol mempunyai aktivitas sebagai bakterisid yang

27
dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Setelah itu diiris sampel
menggunakan metode membujur dan melintang lalu diletakkan sampel tersebut di
kaca preparat dan ditetesi aquadest lalu ditutup menggunakan cover glass. Karena,
penambahan aquadest pada preparat bertujuan untuk agar objek menempel
dengan gelas objek atau objek tidak bergerak gerak (tetap pada satu tempat)
(Hariono, 2019).
Sampel diletakkan di mikroskop dan di atur fokus untuk memperjelas
objek yang sedang di amati setelah itu diamati sampel menggunakan mikroskop.
Menurut Waluyo (2012), pengamatan objek dilakukan pada perbesaran terkecil
kemudian dilanjutkan ke perbesaranyang lebih besar. Hal ini bertujuan agar objek
yang di amati lebih jelas pada saat dilakukan pengamatan dengan mikroskop.
Pengamatan bagian empulur umbi kentang (Solanum tuberosum) dan biji
padi (Oryza sativa). Bagian yg terlihat adalah amilum atau Pati. Pati atau amilum
tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi
yang berbeda-beda. Pada amilum mengandung hilus dan lamella. Dimana hilus
adalah titik awal terbentuknya amilum dan lamella adalah garis-garis halus yang
mengelilingi hilus (Sinta, S. 2004).
Pengamatan terhadap sampel daun pepaya (Carica papaya), tangkai daun
bayam (Amaranthus folium), daun lidah buaya (Aloe vera), dan daun nanas
(Ananas commosus folium) didapat hasil bahwa pada sampel tersebut
mengandung benda- benda ergastik berbentuk kristal. Dimana terdapat kristal
butir-butir halus, kristal bentuk prisma dan kristal bentuk jarum. Kristal bentuk
prisma yaitu kristal tunggal besar atau poliedris dan berbentuk seperti bintang.
Sedangkan kristal bentuk jarum yaitu kristal berbentuk jarum atau berbentuk
seperti sapu lidi (Warisno, 2003).
Pada percobaan sampel biji jarak (Ricinus communis), yang dilihat bentuk
aleuron. Pada biji jarak butir-butir aleuron terdapat didalam sel- sel jaringan
endosperm yang letaknya paling luar yang disebut lapisan aleuron. Pada biji jarak
butir-butir aleuron terdapat didalam sel- sel jaringan endosperm yang letaknya
paling luar yang disebut lapisan aleuron (Warisno, 2003).
Dari percobaan yang dilakukan untuk sampel daun beringin (Ficus

27
benjamina), yang dilihat pembentukan sistolit. Didapat hasil bahwa pada
sampel tersebut terdapat sistolit yang biasanya terdapat pada sel epidermis
tumbuhan. Sistolit adalah kristal calsium karbonat yang dijumpai pada sel litokis,
adapun fungsinya adalah untuk pelindungan dan mempertahankan bentuk (Inayah,
2017).
Pada percobaan yang terakhir yaitu jahe (Zingiber officinale) dan kulit
buah jeruk (Citrus sp), yang dilihat yaitu pembentukan minyak etheris. Didapat
hasil bahwa jahe memiliki minyak etheris yang mana minyak etheris ini berbentuk
cair. Bentuk pada minyak eteris tambak mengkilap dan juga memiliki senyawa
cahaya yang kuat (Ahmad, 2010).
Kemungkinan kesalahan yang terjadi pada praktikum kali ini yaitu pada
saat pengirisan atau metode pengambilan sampel lainnya berupa pengambilan
umbinya dengan pengirisan atau penggerusan yang kurang tepat sehingga
menyebabkan praktikan tidak dapat mengamati sel yang ingin diamati pada
sampel.

27
34

Anda mungkin juga menyukai