Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil pengamatan
No Nama Sampel Perbesaran Perbesaran

Perbesaran 4x

Perbesaran 10x
1. Daun Alamanda
(Alamanda Catatrica
Folium)

Perbesaran 40x

Perbesaran 100x

2. Daun sukun
(Arthocarpus
Communis Folium) Perbesaran 4x
Perbesaran 10x

Perbesaran 40x

Perbesaran 100x

Perbesaran 4x

Perbesaran 10x
3. Daun kecubung
(Datura Metel
Folium)

Perbesaran 40x

Perbesaran 100x
Perbesaran 4x

Perbesaran 10x
4. Daun durian
(Durio Zibenthinus
Folium)

Perbesaran 40x

Perbesaran 100x

Perbesaran 4x

5. Daun kumis kucing


(Orthosipon Perbesaran 10x
Stamineus Folium)

Perbesaran 40x
Perbesaran 100x

Perbesaran 4x

6. Daun alpukat Perbesaran 10x


(Persea Americana
Folium)

Perbesaran 40x

Perbesaran 100x
Perbesaran 4x

Perbesaran 10x
Daun jagung
7. (Zea Mays Folium)

Perbesaran 40x

Perbesaran 100x

4.2 Pembahasan
Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luar dan menutupi permukaan
daun, bunga, buah, biji, batang dan akar. Jaringan epidermis tersusun dari sel-sel,
membentuk suatu lapisan yang menutup seluruh permukaan luar tubuh tumbuhan
secara berkesinambungan, kecuali pada celah stomata dan lentisel (Juniza,
Mayora, 2019).
Adapun menurut Ahmad (2002) Epidermis adalah lapisan terluar daun, ada
epidermis atas dan epidermis bawah. Pada permukaan daun bagian bawah biasa
ditemukan bentuk modifikasi dari sel-sel epidermis, yaitu berupa sel penutup pada
stomata.
Dalam praktikum kali ini hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat
dan bahan. Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah cover glass, kaca
preparat, keranjang, lap halus, lap kasar, mikroskop, pipet tetes dan silet.Bahan
yang digunakan adalah alkohol 70%, aquades, daun alamanda (Alamanda
Catatrica Folium), daun sukun (Arthocarpus Communis Folium), daun kecubung
(Datura Metel Folium), daun durian (Durio Zibenthinus Folium), daun kumis
kucing (Orthosipon Stamineus Folium), daun alpukat (Persea Americana Folium),
daun jagung (Zea Mays Folium) dan Tisu. Mikroskop binokuler yang berfungsi
untuk mengamati objek secara detail, kaca objek yang berfungsi untuk meletakan
objek yang akan diamati, kaca penutup (cover glass) yang berfungsi menutup atau
menahan objek agar mudah diamati melalui mikroskop. Adapun fungsi lain dari
cover glass menurut Sunaha (2010), ialah untuk melindungi sampel dari debu dan
kontak yang tidak sengaja, alkohol 70% yang berfungsi untuk mensterilkan kaca
objek dan kaca penutup, air mineral yang berfungsi membersihkan alat dan juga
untuk pengamatan objek dengan cara meneteskan air tersebut menggunakan pipet
pada objek yang akan diamati. Menurut Setjo, S. (2010), dilakukan penetesan air
karena untuk membuat kondisi sel dalam keadaan normal dan dapat
mempermudah proses pengamatan.
Perlakuan pertama yaitu pada sampel daun jagung (Zea Mays Folium), daun
kumis kucing (Orthosipon Stamineus Folium) dan daun kecubung (Datura Metel
Folium). Disiapkan alat dan bahan, di iris sampel bagian penampang epidermis
bawah setipis mungkin menggunakan silet, hasil irisan di letakkan di atas kaca
preparat, lalu di tambahkan aquades secukupnya di dalam preparat, setelah itu di
tutupi dengan cover glass dan di amati di mikroskop, kemudian diatur sesuai
perbesaran yang akan di amati. Menurut Waluyo (2012), pengamatan objek
dilakukan pada perbesaran terkecil kemudian dilanjutkan ke perbesaran yang lebih
besar. Hal ini bertujuan agar objek yang di amati lebih jelas pada saat dilakukan
pengamatan dengan mikroskop. Hasil yang didapatkan bahwa pada sampel
perlakuan pertama terdapat stomata. Menurut Anisa (2023), stomata atau mulut
daun merupakan lubang kecil atau pori yang diapit oleh dua sel penjaga. Dengan
cara mengubah bentuknya, sel penutup dapat mengatur pelebaran (stomata
terbuka) dan penyempitan celah (stomata menutup). Ketika stomata terbuka
terjadi pertukaran gas, karbondioksida berdifusi masuk dan oksigen berdifusi
keluar.
Perlakuan kedua yaitu pada sampel daun alpukat (Persea Americana Folium)
dan daun alamanda (Alamanda Catatrica Folium). Disiapkan alat dan bahan, di
iris sampel bagian penampang epidermis bawah setipis mungkin menggunakan
silet, hasil irisan di letakkan di atas kaca preparat, lalu di tambahkan aquades
secukupnya di dalam preparat, setelah itu di tutupi dengan cover glass dan di
amati di mikroskop, kemudian diatur sesuai perbesaran yang akan di amati. Hasil
yang didapatkan bahwa pada sampel perlakuan kedua terdapat stomata.
Perlakuan ketiga yaitu pada sampel daun durian (Durio Zibenthinus Folium)
dan daun sukun (Arthocarpus Communis Folium). Disiapkan alat dan bahan, di
iris sampel bagian penampang epidermis bawah setipis mungkin menggunakan
silet, hasil irisan di letakkan di atas kaca preparat, lalu di tambahkan aquades
secukupnya di dalam preparat, setelah itu di tutupi dengan cover glass dan di
amati di mikroskop, kemudian diatur sesuai perbesaran yang akan di amati. Hasil
yang didapatkan bahwa pada sampel perlakuan kedua terdapat trikoma bintang
pada daun durian dan trikoma tanduk pada daun sukun. Menurut Sutrian (1992),
trikoma adalah rambut-rambut yang tumbuh dari sel-sel epidermis dengan bentuk
susunan serta fungsinya bervariasi. Adapun fungsinya menurut Khokhar dkk,
(2012), fungsi trikoma melindungi tumbuhan dari herbivora, panas dan sinar
matahari, juga mengontrol suhu daun dan kehilangan air.
Adapun Kemungkinan kesalahan yang mungkin terjadi pada praktikum kali
ini yaitu berupa irisan sampel yang kurang tipis serta pembersihan alat dan bahan
yang kurang baik sehingga menyebabkan sampel sulit diamati di mikroskop.

Anda mungkin juga menyukai