Anda di halaman 1dari 5

UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN PADA BUAH NAGA

ABSTRAK
Selain rasanya yang enak, buah naga merah juga memiliki manfaat kesehatan,
seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan kulit, dan
membantu pencernaan Buah naga putih (Hylocereus undatus) dan buah naga
merah (Hylocereus polyrhizus) merupakan dua varietas utama yang
ditemukan mengandung senyawa fenolik dalam jumlah besar. Buah naga
merah memiliki kulit merah dan daging buah merah, yang dapat digunakan
untuk membuat bahan tambahan pewarna alami untuk makanan sehat
karena warna daging buah dan sifat antioksidannya. Buah naga putih
memiliki kulit merah dan daging buah berwarna putih, dimana daging buah
tersebut digunakan sebagai obat asli untuk penyembuhan luka dan memar di
Meksiko, sebagian karena kemampuan antioksidannya. Salah satu buah yang
memilik antioksidan yang tinggi adalah buah naga. Oleh karena itu dikakukan
penulisan yang membandingkan tiga jurnal hasil penelitian untuk mengeahui
kandungan antioksidan apa saja yang dimilik oleh buah naga
Kata Kunci : Buah Naga,Antioksidan
A. Pendahuluan

Antioksidan pada makanan dari tumbuhan telah menjadi bagian

penting dalam menyaring kemampuannya dalam mencegah dan mengobati

penyakit selama beberapa dekade. Telah banyak penyelidikan mengenai

kemampuan antioksidan yang telah dilaksanakan dan diterbitkan, sehingga

berperan penting dalam pengetahuan ini. Meskipun penelitian in vitro tidak

menjamin efektivitasnya dalam kondisi in vivo atau pada penelitian pada

manusia, penelitian ini memberikan konsep dan dukungan terkait

kemungkinan mekanisme kerja makanan tumbuhan dalam sistem

biologis.(Ramli et al., 2014)

Antioksidan ialah senyawa yang terkandung dalam jumlah kecil yang

bisa mencegah proses oksidasi pada senyawa lain. Antioksidan ialah zat yang
dibutuhkan guna mencegah situasi tekanan oksidatif yang berakibat pada

tidak seimbangnya bilangan radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh.

Radikal tak terikat adalah zat yang sangat aktif karena mengandung satu atau

lebih elektron yang tidak berpasangan dalam orbitanya.

Sebagai hasilnya, radikal ini memiliki kemampuan untuk mengoksidasi

molekul di sekitarnya, seperti lipid, protein, DNA, dan karbohidrat. Secara

prinsip, tubuh manusia bisa mengatasi radikal bebas jika jumlahnya tidak

terlalu banyak. Sistem pertahanan tubuh melawan radikal bebas terjadi

melalui mekanisme antioksidan di tingkat sel, membran, dan cairan di luar sel

yang dikenal sebagai antioksidan endogen. Apabila kadar antioksidan yang

dihasilkan oleh tubuh tidak mencukupi, maka tubuh perlu memperoleh

pasokan antioksidan dari sumber eksternal.(Yuliawati, 2022)

Radikal bebas adalah iproduksi terus menerus di dalam tubuh kita

sebagai produk sampingan dari metabolisme energi dan radikal bebas ini

biasanya dinetralkan oleh antioksidan endogen. Namun paparan lingkungan

terhadap racun, asap, dan radiasi pengion dapat mengganggu keseimbangan

sistem antioksidan dalam tubuh, sehingga mengakibatkan stres oksidatif.

Salah satu buah yang memilik antioksidan yang tinggi adalah buah

naga. Buah naga (Hylocereus spp.) merupakan buah tropis yang banyak

dikonsumsi dan dianggap menyehatkan karena kandungan senyawa

fenoliknya yang tinggi. Daging buah naga dapat dimakan dan biasanya

dimakan mentah atau digunakan untuk membuat produk komersial seperti

jus, es. krim, selai dan yogurt (Chen et al., 2021)


Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) disebut juga dengan nama

pitaya merah, adalah jenis buah yang berasal dari tanaman kaktus. Buah ini

memiliki kulit berwarna merah cerah dan daging putih yang lembut dengan

biji yang dapat dimakan. Buah naga merah memiliki rasa manis dan segar,

serta kaya akan nutrisi seperti serat, vitamin, dan mineral. Buah ini sering

digunakan dalam berbagai hidangan makanan dan minuman, seperti jus,

smoothie, salad, atau bahkan dimakan mentah. Selain rasanya yang enak,

buah naga merah juga memiliki manfaat kesehatan, seperti meningkatkan

sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan kulit, dan membantu pencernaan

Buah naga putih (Hylocereus undatus) dan buah naga merah

(Hylocereus polyrhizus) merupakan dua varietas utama yang ditemukan

mengandung senyawa fenolik dalam jumlah besar. Buah naga putih memiliki

kulit merah dan daging buah berwarna putih, dimana daging buah tersebut

digunakan sebagai obat asli untuk penyembuhan luka dan memar di Meksiko,

sebagian karena kemampuan antioksidannya. Buah naga merah memiliki

kulit merah dan daging buah merah, yang dapat digunakan untuk membuat

bahan tambahan pewarna alami untuk makanan sehat karena warna daging

buah dan sifat antioksidannya. Senyawa fenolik dominan yang teridentifikasi

pada kedua varietas ini adalah flavonol, flavanon, dan turunan asam

hidroksisinamat.(Chen et al., 2021)

B. Hasil

Perbedaan dari ketiga jurnal tersbut adalah terletak pada metode

ekstraksi yang digunakan yang digunakan artikel yang ditulis oleh Yuliawati
(2022) Terjadi pengambilan zat dengan menggunakan dua cara yang berbeda

yaitu maserasi dan metode ultrasonik yang menggunakan solvent akuades

yang dicampur dengan asam sitrat sampai mencapai pH 4,5. Ekstraksi

dilakukan dengan metode perbandingan simplicia dan pelarut dengan rasio

1:2,5. Pada pengekstrakan menggunakan metode maserasi dilaksanakan

selama tiga kali 24 jam, sedangkan pengekstrakan menggunakan metode UAE

dilakukan pada laju putaran 45 rpm selama 60 menit. Ekstrak cair diperoleh

melalui pemekatan menggunakan rotary vacuum evaporator sehingga

diperoleh ekstrak yang pekat.

Adapun metode ekstraksi yang digunakan oleh jurnal yang ditulis

Ramli dkk (2014) Ekstraksi Konvensional (EK) Satu gram daging

dihomogenisasi dengan 25mL air suling selama beberapa menit pada rasio

1/25 (berat/volume). Campuran tersebut dikocok menggunakan inkubator

pengocok dengan kecepatan 200 rpm selama 120 menit pada suhu 50∘C. Bahan

berubah menjadi bahan yang lengket dipisahkan dari ekstrak pada sebuah

filter

Sedangakan artikel yang di tulis oleh Chen dkk (2021) menggunakan

metode ekstraksi dimana Sampel dipotong menjadi beberapa irisan,

dikeringkan beku pada suhu 20 ℃ selama 48 jam dan diliofilisasi pada suhu

45℃/50 MPa oleh teknik Dynavac FD3 Freeze Drier (W.A., Australia) dan

pompa baling-baling putar bersegel minyak Edwards RV12 (Bolton, Inggris)

. Kulit dan ampas kering dibuat menjadi bubuk dan disimpan pada suhu –20


Selain perbedaan terdapat juga persamaan yaitu persamaan pada

artikel yang di tulis oleh Ramli dkk (2014) dan (Chen et al., 2021) yaitu mereka

menggunakan daging buah naga untuk mengetahui seberapa besar

kandungan antioksidanyang dimilik oleh buaht tersebut sedangkan artikel

yang di tulis oleh Yuliawati (2022) menggunakan kulit buah naga untuk

mengetahui seberapa besar kandunga antioksidan yang dimilik oleh buah

naga itu sendiri

DAFTAR PUSTAKA

Chen, Z., Zhong, B., Barrow, C. J., Dunshea, F. R., & Suleria, H. A. R.
(2021). Identification of phenolic compounds in Australian grown
dragon fruits by LC-ESI-QTOF-MS/MS and determination of their
antioxidant potential. Arabian Journal of Chemistry, 14(6), 103151.
https://doi.org/10.1016/j.arabjc.2021.103151

Ramli, N. S., Ismail, P., & Rahmat, A. (2014). Influence of conventional and
ultrasonic-assisted extraction on phenolic contents, betacyanin contents,
and antioxidant capacity of red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus).
Scientific World Journal, 2014. https://doi.org/10.1155/2014/964731

Yuliawati, K. M. (2022). Pengujian Aktivitas Antioksidan Menggunakan


Metode FRAP dan Penentuan Kadar Fenol Total pada Ekstrak Air
Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus). Journal of
Pharmacopolium, 5(2), 205–210. https://doi.org/10.36465/jop.v5i2.917

Anda mungkin juga menyukai