Anda di halaman 1dari 17

STRUKTUR BAWAH

ANALISIS STRUKTUR ATAS DAN


JEMBATAN UNDERPASS JALAN NASIONAL STA 11+140
PROYEK JALAN TOL RUAS BINJAL- LANGSA SEKSII
BINJAL-P. BRANDAN
(StudiKasus)
TUGAS AKHIR

Menyelesaikan Sarjana Teknik


Disusun Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk
Agung Medan
Pada Jurusan Teknik SipilFakultas Teknik Universitas Darma
Disusun Oleh:

ABETH DIEGO CHANDRA SIMAMORA


NPM: 21.041.117.075

ERSITAS DARMAA GU

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DARMA AGUNG
UM
MEDAN
2022

(
32

2.8.4. Beban Angin

Beban angin harus dianggap bekerja secara merata pada seluruh bangunan atas.
Gaya nominal ultimit dan daya layan jembatan akibat angin tergantung kecepatan
angin rencana seperti berikut:

TEW =0,0006 Cu (VM) Ab (2.9)

Apabila suatu kendaraan sedang berada diatas jembatan, beban garis merata
tambahan arah horisontal harus diterapkan pada permukaan lantai seperti diberikan

dengan rumus:

TEw =0,0012 Cw (Vw)' Ab . (2.10)

Dimana: Cw = koefisien seret

Vw = kecepatan angin rencana (m/dtk)


Ab - luas eqivalen (m²)

Tabel 2.3 Koefisien seret Cw


Tipe Jembatan Cw
Bangunan atas masif: (1), (2)
|bid = 1.0 2.I(3)
bid = 2.0 1.5 (3)
bid >6.0 L.25 (3)
Bangunan atas rangka 1.2
CATATAN (I) b= lebar keseluruhan jembatan dhitung dari sisi luar sandaran
d= tinggi bangunan atas, termasuk tnggi bagian sandaran yang masif
CATATAN (2) Untuk harga antara b/d bisa dinterpokasi linier
CATATAN (3) Apabila bangunan atas mempunyai supereleveasi, C, harus dnakkan
sebesar 3%untuk setiap derajat superekvasi, dengan kenaikan
maksimum 2,5 %
(Sumber: Standar Pembebanan Jembatan, RSNIT-02-2005)
33

Tabel 2.4 Kecepatan angin rencana Vw


Lokasi
Keadaan Batas
Sampai 5km dari pantai 5km daripantai
Daya layan 30 m/s 25 m/s
Utimit 35 m/s 30 m/s
(Sumber: Standar Pembebanan Jembatan, RSNI T-02-2005)

2.8.5. Beban Gempa

Beban gempa diambil scbagai gaya horizontal yang ditentukan berdasarkan


perkalian antara koefisien respon elastik (Csm) dengan berat struktur ekivalen yang
kemudian dimodifikasi dengan faktor modifikasi respon (R) dengan formulasi
sebagai berikut:

E, =Rx W. (2.11)

Dimana:

EQ gaya gempa horizontal statis (kN)

Csm = koefisien respons elastik

R -faktor modifikasi respons

Wt = berat total struktur terdiridari beban matidan hidup yang sesuai (KN)
Koefisien respon elastik Csm diperoleh dari peta percepatan batuan dasar dan
spektra percepatan sesuai dengan daerah gempa dan periode ulang gempa rencana.
Koefisien percepatan yang diperoleh berdasarkan peta gempa dikalikan dengan
suatu faktor amplifikasi sesuai dengan kondisi tanah sampai kedalaman 30 m di
bawah struktur jembatan (Badan Standardisasi Nasional(BSN), 2016).
1.0-123
12-1.53

08-099
tahun 09-109
75 2833:2016)
130* dalam
(PGA)
7% 06-0°9
07-089
terlampaui SNI
dasar
genmpa,
batuan
probabilitas
04-059
03-069
beban
di
puncak
120* untuk terhadap
SB 025- percepatan
0.3903-04
g
dasar jembatan
115
C
batuan
Peta
Perencanaan
d 015-02 2.16
g 02-025g
horisontal
110
C Gambar
puncak (Sumber:
01-0159
Percepatan

000
1

750

KOmees
<C05
500

125
230
SE

tahun2530
g
4E
75
dalam

% 1520g 20-259
terlanpsui

10129
probabiitae
1.2-59
2833:2016)
130°
E dasar
untuh batuan
C91.09
(80.99
SB
SNI
125'E dasar di
detikgempa,
batuan
90.7-0.80.2
060.79
beban
di
percepatan
120°
E 6%) terhadap
(rodaman
0.4-059
0.5069
spektra
jembatan
115: detik
0.2 respon
getar 025-039
0.3-043 (Sumber:
Perencanaan
Peta
periode
110E
Puntanuk
2.17
pads 015-02 Gambar
g 020259
horieontal
106
E

000 percapatan
159
0.10
00501g
1

760

KAanete reepons
N
<035g
Spekirum
260
t%
tahun
75 15-20g
daiam

7%
terlampaui
10-129
12-199

probabiitas
08-099 2833:2016)
130E U9-109
dasar
untuk batuan
SB SNI
123E dasar 06-079 di gempa,
detik
batuan
1 beban
percepatan
di
E 5%) 0.4-0.5g
120° U.5-069 terhadap
(redaman
spektra
jembatan
115E detik 025-03g
U3-0.409
respon
1.0
getar Perencanaan
Peta
periode
Porsena 015-029 2.18
02-059
pada Gambar
(Sumber:
Fasadonar
horisontal
1g
005-0
U1-0159
1900 percepatan

750
respons <U05g
Kaees
N 900

Spektrum
125
250
37

Klasifikasi situs pada pasal iniditentukan untuk lapisan setebal 30 m sesuai dengan
yang didasarkan pada korelasi dengan hasil penyelidikan tanah lapangan dan
laboratorium.

Tabel 2.5 Kelas Situs


Ke las Situs V, (m/s) S, (kPa)
A. Batuan Keras V, 1500 N/A NIA

B. Batuan 750 <V, s I500 N/A NIA

Tanah Sangat Padat dan N> 50 S, z 100


Batuan Lunak
350 <V,s 750
175 <V,s 350 15 s N S50 50s S, s 100
D. Tanah Sedang
E. Tanah Lunak V,s 175 NSIS S,<50
Atau setiap profil lapisan tanah dengan ketebalan lebih dari 3 m dengan
karakteristik sebagai berikut:
1. Indeks plastisitas, PI > 20
2. Kadar air (w) 2 40%, dan
3. Kuat geser tak terdrainase S, < 25 kPa
F. Lokasi yang Setiap profile lapisan tanah yang memiliki salah satu atau lebih dari
membutuhkan karakteristik seperti :
penyeidikan geoteknik Rentan dan berpotensi gagal terhadap beban gempa seperti lkuifaksi
dan analisis respon tanah lempung sangat sensitif, tanah tersementasi lemah
dinamik spesifik Lempung organik tinggi dan/atau gambut (dengan ketebaan > 3m)
Plastisitas tinggi (ketebalan H > 7,5 m dengan Pl > 75)
Lapisan lempung unak/medium kaku dengan ketebaan H> 35m
Catatan : NIA =tidak dapat digunakan
(Sumber: Perencanaan jembatan terhadap beban gempa, SNI 2833:2016)

Pada tabel diatas, N adalah hasil uji penetrasi standar dengan lapisan tanah sebagai
besaran pembobotnya dan harus dihitung sesuai dengan persamaan berikut:

N= (2.12)

Dimana: N - nilai hasil ujipenetrasi standard lapisan tanah

t = tebal lapisan tanah ke-i

m - jumlah lapisan tanah yang ada diatas batuan dasar


38

respon spektra di permukaan tanah, diperlukan suatu faktor


Untuk penentuan
untuk PGA, periode pendek (T-0,2 detik) dan periode i detik. Faktor
amplifikasi
faktor amplifikasi getaran terkait percepatan pada batuan dasar
amplifikasi meliputi
amplifikasi periode pendek (Fa) dan faktor amplifikasi terkait
(FPGA), faktor
periode Idetik (Fv).
percepatan yang mewakili getaran
PGA dan 0,2 detik (FpoWFa)
Tabel 2.6 Faktor amplifikasi untuk
PGA04 PGA >0.5
PGA = 0,2 PGA =0,3
PGA S 0,1 Ss =1.0 Ss z 1.25
Kelas situs Ss =0.5 Ss =0.75
Ss s0.25 08
0.8 0.8
Batuan Keras (SA) 0.8 0.8
L.0 I.0
L0 |.0
Batuan (SB) L.0
Tanah Keras (SC) L0
1.4 1.2
Tanah Sedang (SD) |.6 0.9 0.9
1.7 .2
Tanah Lunak (SE) 2.5 SS SS
SS SS
Tanah Khusus (SF) SS
dapat dilakukan interpolasi linier
Catatan: Untuk nilai-nilai antara terhadap beban gempa, SNI 2833:2016)
(Sumber: Perencanaan jembatan

Keterangan:

puncak batuan dasar sesuai peta percepatan puncak di batuan


PGA = percepatan
terlampaui 7% dalam 75 tahun.
dasar (PGA) untuk probabilitas pendek
respons spektra percepatan gempa untuk periode
Ss = parameter
terlampaui 7% dalam 75 tahun.
(T=0,2 detik) dengan probabilitas respons
lokasi yang memerlukan investigasi geoteknik dan analisis
SS =
dinamik spesifik.
untuk periode Idetik (Fv)
Tabel 2.7 Besarnya nilai faktor amplifikasi S20.5
S,=0.2 S0.3 0.4
Kelas situs Si s0.1
08 0.8 0.8 0.8
Batuan Keras (SA) 08
|0 |0 I0
Batuan (SB) I3
I7 I.6
lanah heras (SC)
24 2.0 I.8 |6 1.5
Ianah Scdang (SD)
Ianah |unak (S) 3.5 32 2.8 2.4
Tanah Khusus (Sl SS SS SS SS SS

Catatan: Untuk nilai-nilai antara dapat dilakukan interpolasilinier


(Sumber: Perencanaan jembatan terhadap beban gempa, SNI 2833:2016)
39

Keterangan:

dengan
SI =parameter respons spektra percepatan gempa untuk periode 1detik
probabilitas terlampaui 7% dalam 75 tahun.

SS lokasi yang memerlukan investigasi geoteknik dan analisis respons


dinamik spesifik.
sistem
Respon spektra adalah nilai yang menggambarkan respon maksimum
berderajat-kebebasan-tunggal pada berbagai frekuensi alami (periode alami)
teredam akibat suatu goyangan tanah. Untuk kebutuhan praktis, maka respon
spektra dibuat dalam bentuk respon spektra yang sudah disederhanakan. Adapun
gambar bentuk tipikal respon spektra dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Sos=F,Ss

S. =So/T

So1=F,S:

A,=FrsaPGA

00,2 1
T, =SovSos Periode (detik)
T, =0.2T,

Gambar 2.19 Bentuk tipikal respon spektra di permukaan tanah


(Sumber: Perencanaan jembatan terhadap beban gempa, SNI 2833:2016)
Respon spektra dipermukaan tanah ditentukan dari 3(tiga) nilai percepatan puncak
yang mengacu pada peta gempa Indonesia dengan probabilitas
terlampaui 7%
40

Fa, dan Fv.


dalam 75 tahun (PGA, Ss dan S), serta nilai faktor amplifikasi FrcA,
Perumusan respon spcktra adalah sebagai berikut:
A_ = FrGAXPGA ...(2.13)

Sos =Fax Ss. (2.14)

Sp1 =Fvx Si. (2.15)

Koefisien respon gempa elastik:

1. Untuk periode lebih kecil dari To, koefisien respons gempa elastik (C'sm)
didapatkan dari persamaan berikut:

As . (2.16)
Csm = (SDs - A_)+
To

kecil atau sama


2. Untuk periode lebih besar atau sama dengan To, dan lebih
Sps.
dengan 7's, respons spektra percepatan, Com adalah sama dengan
3. Untuk periode lebih besar dari Ts, koefisien respons gempa elastik (Com)
didapatkan daripersamaan berikut:

Gsm = T ...(2.17)

Keterangan:

Sos = nilai spektra permukaan tanah pada periode pendek (T-0,2 detik)

Sot - nilai spekura permukaan tanah pada periode 1,0 detik


To =0.2 Ts

Ts Sp1
Sps

Setiap jembatan harus ditetapkan dalam salah satu empat zona


gempa berdasarkan
spektra percepatan periode Idetik (Sp1). Kategori tersebut
menggambarkan variasi
41

risiko seismik dan digunakan untuk penentuan metode analisis, panjang tumpuan

minimum, detail perencanaan kolom, serta prosedur desain fondasi dan kepala
jembatan.
Tabel 2.8 Zona gempa
Koefisien percepatan (Sb) Zona gempa
Sp1 s0,1S
0,15 < Sp1s 0,30 2

0,30,SpI S0,50 3

Sp1 >0,50 4
(Sumber: Perencanaan jembatan terhadap beban gempa, SNI 2833:2016)

Gaya gempa rencana pada bangunan bawah dan hubungan antara elemen struktur
ditentukan dengan cara membagi gaya gempa elastis dengan faktor modifikasi

respon (R) sesuaidengan Tabel 6dan Tabel 7. Sebagai alternatif penggunaan faktor
Rpada Tabel 7untuk hubungan struktur, sambungan monolit antara elemen struktur
atau struktur, seperti hubungan kolom ke fondasitelapak dapat direncanakan untuk
menerima gaya maksimum akibat plastifikasi kolom atau kolom majemuk yang
berhubungan (Badan Sandardisasi Nasional (BSN), 2016).

Apabila digunakan analisis dinamik riwayat waktu, maka faktor modifikasi respon
(R) diambil sebesar 1 untuk seluruh jenis bangunan bawah dan hubungan antar
elemen struktur.
Tabel 2.9 Faktor modifikasi respon (R)untuk bangunan bawah
Bangunan bawah Kate gori kepe ntingan
Sangat penting Penting Lainnya
Piar tipe dnding 1,5 1,5 2,0
Tiangkokom beton bertuang
Tiang vertikal 1,5 2,0 3.0
Tiang mring 1,5 2,0
Kokom tunggal I,5 2,0 3,0
Tang baja dan komposit
|Tiang vertikal 1,5 3,5 5,0
Tiang miring 1,5 2,0 3,0
Kobm majemuk 1,5 3,5 5,0
Catatan :
Pilar tipe dinding dapat direncanakan sebagai kolom tunggal dalam arah subu lemah pilar

(Sumber: Perencanaan jembatan terhadap beban gempa, SNI 2833:2016)

Tabel 2.10 Faktor modifikasi respon (R) untuk hubungan antar elemen struktur

Hubungan elemen struktur Semua kategori


kepentingan
Bangunan atas dengan kepala jembatan 0,8
Sambungan muai (dilatasi) pada bangunan atas 0,8
Kolom, pilar, atau tiang dengan bangunan atas 1,0
Kolom atau pilar dengan fondasi 1,0
(Sumber: Perencanaan jembatan terhadap beban gempa, SNI 2833:2016)
Gaya gempa elastis yang bekerja pada struktur jembatan harus dikombinasi
sehingga memiliki 2 tinjauan pembebanan sebagai berikut:

1. 100% gayagempa pada arah x


dikombinasikan dengan 30% gaya gempa pada
arah y.
2. 100% gaya gempapada arah ydikombinasikan dengan
30% gaya gempa pada
arah x.
43

memperhitungkan variasi arah maka


Sehingga apabila diaplikasikan dengan
kombinasi gayagempa menjadi sebagai berikut:
(2.18)
1. DL +eoLL. t EQ +EQ,
(2. 19)
2. DL +roLL +EQ, + EQ,

Keterangan:

DL - beban mati yang bekerja (kN)

- faktor beban hidup kondisi gempa

o= 0,5 (Gembatan sangat penting)

to=0,3 (Gembatan penting)


Q=0(jembatan lainnya)
LL - beban hidup yang bekerja (kN)

EQ, = beban gempa yang bekerja pada arah x


EQ, = beban gempa yang bekerja pada arah y

2.8.6. Beban Akibat Tekanan Tanah

Tanah dibelakang dinding penahan biasanya mendapatkan beban tarnbahan yang


bekerja apabila beban lalu lintas bekerja pada bagian daerah keruntuhan aktie
teoritis. Besarnya beban tambahan ini adalah setara dengan tanah setebal 0,6 m yang
bekerja secara merata pada bagian tanah yang dilewati oleh beban lalu lintas
tersebut. Beban tambahan ini hanya diterapkan untuk
menghitung tekanan tanah
dalam arah lateral saja, dan faktor beban
yang digunakan harus sama seperti yang
telah ditentukan dalam
menghitung tekanan tanah arah lateral. Faktor
pengaruh
44

Nasional
beban tambahan ini harus nol (Badan Standardisasi
pengurangan dari
(BSN), 2016).

2.8.7. Tekanan Tanah Lateral

dengan menggunakan
Tekanan tanah lateral akibat pengaruh gempa dapat dihitung
Mononobe dan Okabe. Adapun
pendckatan pseudostatis yang dikembangkan oleh
asumsidasar yang digunakan yaitu sebagai berikut:
sehingga memberikan
1. Kepala jembatan bebas berdeformasi sedemikian
dan
kondisi tekanan aktif untuk timbul. Bila kepala jembatan kaku terkekang
akan lebih besar
tidak dapat bergerak, maka tekanan tanah yang diperoleh
dibandingkan dengan hasil analisis Mononobe-Okabe.

2. Timbunan dibelakang kepala jembatan bersifat non-kohesif dengan sudut


friksi ¢.
3 Timbunan tidak jenuh sehingga tidak ada pengaruh likuifaksi.

Formula gaya tekan tanah akibat pengaruh gempa (EAE) yaitu sebagai berikut:

EE yH,2(1- k,)KAE (2.20)

dengan nilai koefisien tekanan aktif seismik (KAE) adalah sebagai berikut:
-2
cos² ($-0-B,) sin(8+¢) sin(o-0-i)
KAE = cos8 cos²p, cos(8+0+B,) .... (2.2)
ycos(ö+0+p,) cos(i-0,))
Keterangan:
-berat jenis tanah (kN/m')
H, - tinggi tanah (m)
45

-sudut geser intermal tanah ()

- arc tan(kw'(1-k.)) (")

- sudut geser diantara tanah dan kepala jembatan (")

KA - koefisien percepatan horizontal

K - koefisien percepatan vertical (umunya diambil 0)


= sudut kemiringan timbunan (")

Ba - kemiringan dinding kepala jembatan terhadap bidang vertikal ()

zona aktif

bidang
kegagalan

zona aktf
Dinding gravitasi -B,
6
bidang
kegagalan

Dinding kantilever

Gambar 2.20 Diagram keseimbangan gaya pada dinding penahan


tanah/kepala jembatan
(Sumber: Perencanaan jembatan terhadap beban gempa, SNI2833:2016)
2.8.8. Kombinasi Pembebanan

Kombinasi pembebanan beban rencana dikelompokkan ke dalam


kelompok sebagai
berikut:

Kombinasi dalam batas layan.


b. Kombinasi dalam batas ultimit.
46

Kombinasidalam batas perencanaan berdasarkan tegangan kerja.


Kombinasi beban umumnyadidasarkan kepada beberapa kemungkinan tipe yang
berbeda dari aksiyang bekerja secara bersanaan. Aksi rencana ditentukan dari aksi
nominal yaitu mengalikan aksi nominal dengan faktor beban yang memadai.
Seluruh pengaruh aksi rencana harus mengambil faktor beban yang sama, apakah
itu biasa atau terkurangi. Disini keadaan paling berbahaya harus diambil.
Tabel 2.I 1I Faktor Pembebanan
Aksi Faktor Beban pada Keadaan
Batas
Lamanya
Pasal Nama Simbol waktu Daya
No (1) (3) Layan
K Normal Terkurangi
S.X.

5.2 Berat Sendiri Pus Tetap 1,0 (3) (3)


5.3 Beban Mati Tambahan PuA Tetap 1,0/1,3 2.0/1,4 0.7/0.8
(3) (3) (3)
5.4 Penyusutan & Rangkak PsR Tetap 1,0 1,0 NIA
PPR Tetap 1,0 1,0 NNA
5.5 Prategang
5.6 Tekanan Tanah PTA Tetap 1,0 (3) *(3)
5.7 Beban Pelaksanaan Tetap PeL Tetap 1,0 1.25 0,8
6.3 Beban Lajur "D" Tro Tran 1,0 1,8 NIA
6.4 Beban Truk T Trr Tran 1,0 1,8 NA
6.7 Gaya Rem Tran 1,0 1,8 NA
TrR Tran 1,0 1,8 NA
6.8 Gaya Serntrifugal
6.9 Beban trotoar TrP Tran 1.0 1,8 NNA
6.10 Beban-beban Tumbukan Trc Tran (3) (3) NA
7.2 Penurunan PEs Tetap 1,0 NIA NVA
7.3 Ternperatur TET Tran 1,0 1,2 0.8
7.4 Aliran/Benda hanyutan Tran 1,0 (3) NIA
Tran 1,0 1,0 1,0
7.5 Hidro/Daya apung Tey
Tran 1,0 1,2 N/A
7.6 Angin
7.7 TeQ Tran N/A 1,0 NNA
Gempa Tran 1,0 1,3 0.8
8.1 Gesekan
82 Getaran Ty Tran 1,0 NIA NNA
8.3 Pelaksanaan Tran (3) (3) (3)

CATATAN (1) Sumbol yang terihat hanya untuk beban nominal, siboB untuk beban rencana
menggunakan tanda bintang. untuk: Pus = berat sendiri nominal, Pus = berat sendirt
rencana

CATATAN (2) Tran = ransien


CATATAN (3) Untuk penjelasan lihat Pasal yang sesuai
CATATAN (4) NA menandakan tidak dapat dipakai Dalam hal di mana pengaruh beban transien
adalah meningkatkan heamanan, faktor beban yang cocok adalah no

(Sumber: Standar Pembebanan Jembatan, RSNI T-02-2005)


47

Tabel 2.12 Faktor beban untuk berat sendiri

Faktor Beban
Jangka Ku;Ms;
Waktu Ks,;Ms; Biasa Terkurangi
Baja, aluminium 0,9
Beton pracetak 1,2 0,85
Tetap I,3 0,75
Beton dicor ditempat
Kayu 14 0.7
(Sumber: Standar Pembebanan Jembatan, RSNIT-02-2005)

Tabel 2.13 Faktor beban untuk beban mati tambahan


Faktor Beban
Jangka Ku;Ma;
Waktu Ks;;Ma, Biasa Terkurangi
Keadaan umum I.,0(1) 2,0 0,7
Tetap
Keadaan khusus I,0 1,4 0,8
CATATAN (1) Faktor beban daya layan 1,3 digunakan untuk berat utilitas
(Sumber: Standar Pembebanan Jembatan, RSNI T-02-2005)

Anda mungkin juga menyukai