Anda di halaman 1dari 5

PENILAIAN KINERJA SKREANING HIV AIDS

PUSKESMAS TINOMBO TAHUN 2022

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat. Upaya - upaya pembangunan kesehatan diarahkan pada upaya
menurunkan angka kematian dan angka kesakitan serta meningkatkan usia harapan
hidup masyarakat (Depkes, 2014).

Keberhasilan pembangunan kesehatan mengalami ancaman serius dengan


berkembangnya berbagai penyakit menular yang mematikan dan belum ada obatnya.
Salah satu penyakit menular berbahaya tersebut adalah penyakit Human Immuno
Deficiency Virus/ Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) Penyakit ini
disebabkan oleh sejenis virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh sehingga penderita mudah sekali terkena infeksi yang dapat
menimbulkan kematian (Sustiwi, 2011).

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus golongan Rubonucleat Acid


(RNA) yang spesifik menyerang sistem kekebalan tubuh/ imunitas manusia dan
menyebabkan Acqiured Immunodeficiency Symndrome (AIDS). HIV positif adalah
orang yang telah terinfeksi virus HIV dan tubuh telah membentuk antibodi (zat anti)
terhadap virus. Mereka berpotensi sebagai sumber penularan bagi orang lain. Penyakit
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome/ Sindroma Defisiensi Imun Akut/SIDA)
adalah kumpulan gejala klinis akibat penurunan sistem imun yang timbul akibat infeksi
HIV. Penyakit ini sering bermanifestasi dengan munculnya berbagai penyakit infeksi
oportunistik, keganasan, gangguan metabolisme dan lainnya (Modul PMTCT DepKes
RI, 2008).

Pada tahun 2011 organisasi kesehatan dunia (WHO) pun mencatat bahwa
jumlah penderita HIV/AIDS di seluruh dunia meningkat jumlahnya hingga mencapai
5,2 juta jiwa. Padahal pada tahun 2010 hanya 1,2 juta jiwa (Kampung TKI, 2011). Di
Indonesia sendiri, secara akumulatif mulai dari April 1987 hingga September 2010
jumlah penderita HIV/AIDS telah mencapai 22.726 kasus dengan angka kematian 4.249
orang. Pada tahun 2010 penderita HIV ada 15.275 dan AIDS sejumlah 4.158.
(Pencegahan HIV/AIDS, 2011).

Peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS di Jawa Barat pun terjadi sangat pesat.
Sejak tahun 1989 – September 2015 kasus HIV/AIDS sebanyak 6.165 dan yang
terbanyak menyerang pada usia produktif yaitu pada usia 20th-29 th sebanyak 2901
orang dan pada usia 30-39 tahun sebanyak 2193 orang, bayi sebanyak 55 bayi, pada
balita sebanyak 158 balita dan pada ibu rumah tangga sebanyak 801 orang (KPA Jawa
Barat, 2015). Berdasarkan data terbaru, kejadian penularan infeksi HIV di Indonesia
terbanyak melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi tanpa menggunakan
kondom, diikuti oleh penggunaan alat suntik yang tercemar darah yang mengandung
HIV (karena penggunaan alat suntik secara bersama di antara para pengguna Napza
suntikan) dan ditularkan dari ibu pengidap HIV kepada anaknya, baik selama
kehamilan, persalinan atau selama menyusui. Cara penularan lain adalah melalui
transfusi darah yang tercemar, alat tusuk dan peralatan lainnya (tato, dan lain-lain) dan
adanya infeksi menular seksual seperti sifilis . Berdasar hal tersebut, salah satu
penularan HIV yang paling beresiko tinggi adalah penularan melalui ibu hamil (ibu
pengidap HIV pada anaknya).

Departemen Kesehatan RI memperkirakan bahwa di Indonesia setiap tahun


terdapat 9.000 ibu hamil positif HIV yang melahirkan bayi, berarti akan lahir sekitar
3.000 bayi dengan HIV positif tiap tahun. Ini akan terjadi jika tidak ada intervensi.
Resiko penularan HIV dari ibu ke bayi berkisar 24-25%. Namun, resiko ini dapat
diturunkan menjadi 1-2% dengan tindakan intervensi bagi ibu hamil HIV positif, yaitu
melalui layanan konseling dan tes HIV sukarela, pemberian obat antiretroviral,
persalinan sectio caesaria, serta pemberian susu formula untuk bayi (Depkes RI, 2008)

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat sepanjang tahun 2014 sudah
246.610 orang yang melakukan tes HIV dan ditemukan 317 orang yg positif HIV.
Demikian juga dengan ibu hamil pada tahun 2014 sebanyak 72.144 orang dites dan
ditemukan 223 ibu hamil yang positif HIV (Sindo,7/4/2015). Di Kabupaten
Tasikmalaya kasus HIV/AIDS dari tahun 2004 sampai dengan Oktober 2015 sebanyak
205 kasus dan tersebar di 37 kecamatan, yang terbanyak yaitu di Kecamatan Singaparna
sebanyak 26 kasus, kedua di Kecamatan Rajapolah sebanyak 17 kasus dan yang ketiga
di Kecamatan Manonjaya sebanyak 15 kasus.

Dengan kondisi tersebut, maka perlu dilakukan pencegahan perluasan transmisi


HIV ke dalam keluarga melalui deteksi dini kasus HIV dalam keluarga melalui
Konseling dan Tes HIV (KTHIV). Deteksi dini ibu hamil yang terinfeksi HIV/AIDS
dapat dilakukan pada saat pertama kali mereka memeriksakan kehamilannya atau ANC
(Antenatal Care). Puskesmas Manonjaya dijadikan sebagai salah satu tempat/lokasi
untuk dilakukannya pelayanan Konseling dan Tes HIV yang merupakan salah satu
program Dinas Kesehatan dalam PMTCT (Prevention Mother To Child Transmision).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelayanan Konseling
dan Tes HIV dalam rangka penegakkan diagnosis HIV-AIDS untuk mencegah
sedini mungkin terjadinya penularan atau peningkatan kejadian infeksi HIV dan
pengobatan lebih dini.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman penatalaksanaan pelayanan konseling dan testing HIV-AIDS
b. Menjaga mutu layanan melalui penyediaan sumberdaya dan manajemen yang
sesuai.
c. Memberi perlindungan dan konfidensialitas dalam pelayanan konseling dan testing
Hiv Aids

3. Sasaran
1. Ibu Hamil
2. Penderita Tb Paru

4. RUANG LINGKUP PENILAIAN

CAKUPAN
UPAYA TARGET
KEGIAT SATUA PENCA SUB
NO KESEHAT SASARA VARI
AN N PAIAN VARIA
AN N ABEL
BEL
1 2 3 4 5 6 7
UKM PENGEMBANGAN

1 Hiv Aids Skreaning


Ibu
Hiv Aids 464 149 100% 32%
Hamil
ibu hamil

Skreaning
1 Hiv Aids Hiv Aids Penderita
Penderita 60 22 60% 20%
Tb Paru
Tb Paru

II. HASIL PENILAIAN

A. Skreaning Hiv Aids Di Ibu Hamil


Skreaning hiv aids di ibu hamil adalah salah satu deteksi dini ibu hamil yang tertular
virus hiv dan cara pencegahan dari ibu ke anak.

Adapun hasil penilaian indikator sebagaimana terlihat pada gambar sebagai berikut :
DIAGRAM LABA-LABA INDIKATOR CAKUPAN
SKREANING HIV AIDS IBU HAMIL DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TINOMBO
TAHUN 2022
Tibu
1
Patingke Dusunan
1 1
Lombok Barat 1Dusunan Barat
Taipa Obal 0.5 1 Lombok
00
0
Ogoalas 1 Siavu

Bainaa Barat 1 Tinombo


1 1
Ambason Mekar 1 1 Silabia
Bainaa Dongkas

Berdasarkan diagram diatas cakupan Skreaning hiv aids ibu hamil target 100 % capaian
32% di wilayah kerja puskesmas tinombo tahun 2022.

B. Skreaning Hiv Aids Penderita Tb Paru

Skreaning hiv aids Penderita Tb Paru adalah untuk mengetahui Penderita Tb paru
yang tertular virus hiv dan cara pencegahan dan pengobatannya,

Adapun hasil penilaian indikator sebagaimana terlihat pada gambar sebagai berikut :

DIAGRAM LABA-LABA INDIKATOR CAKUPAN SKREANING


HIV AIDS PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA
Tibu TINOMBO TAHUN 2022
PUSKESMAS
Patingke Dusunan
2
Lombok Barat Dusunan Barat

Taipa Obal 1 Lombok

0
Ogoalas Siavu

Bainaa Barat Tinombo

Ambason Mekar Silabia


Bainaa Dongkas

Berdasarkan diagram diatas cakupan Skreaning hiv aids Penderita tb paru target 60 %
capaian 20 % di wilayah kerja puskesmas tinombo tahun 2022.

Anda mungkin juga menyukai