Anda di halaman 1dari 2

Nama : Citra Dwi Damayanti

NIM : I3401221110
Kelas : SS06.1
Kakak Asisten : Yara Sepina

Ilmuwan Muslim Penemu Kompas dan Navigator Dijuluki


“Sang Singa Lautan”

Singa Lautan, begitulah dunia maritim Islam dan Barat menyebut ilmuwan muslim
satu ini. Ia adalah navigator abad ke-15, seorang ilmuwan muslim yang sangat disegani oleh
para pelaut pada zamannya. Keberaniannya menantang ganasnya gelombang lautan
menjadikannya sangat legendaris. Kemampuan dan keandalannya dalam seni navigasi dicatat
dalam sejarah dengan tinta emas.
Dia adalah Ahmad Ibnu Majid, seorang pelaut yang menemukan navigator hingga ia
dijuluki Sang Singa Lautan. Dia gigih mendalami ilmu-ilmu pelayaran, sebuah ilmu yang
juga digandrungi dan digeluti oleh ayah dan kakeknya. Tidak hanya dari mereka berdua, Ibnu
Majid kerap kali mendengarkan dongeng-dongeng lautan dari siapa saja yang berlabuh di
Dermaga Julfar. Di tempat itu ia bermain dan tumbuh dewasa.
Tidak aneh bila Ibnu Majid menguasai banyak bahasa asing. Pasalnya, dermaga
tersebut merupakan salah satu pelabuhan penting tempat para pelayar internasional
bernegosiasi dan bertransaksi.
Ibnu Majid dikenal sebagai "Amir Al-Baḥr Al-Arabi" yang artinya "Pangeran Laut"
dan dikenal juga sebagai Singa Laut. Nama lengkapnya adalah Syihabudin Ahmad bin Majid
As Sa'di bin Abu Rakaib An Najdi. Ia lahir pada pada 832 H atau 1429 M di Julfar, sebuah
desa di sebelah timur kawasan Ra'su Al Khaimah, salah satu negeri kecil Arab yang terdapat
di kawasan Teluk Arab. Ia juga dikenal sebagai ahli pembuat peta atau kartografer dan
kompas.
Ibnu Majid berasal dari Bani Tamim, salah satu kabilah yang terdapat di provinsi
Najed, Arab Saudi. Keluarganya sampai sekarang dikenal dengan julukan anak nahkoda.
Lautan sendiri sudah menjadi tempat yang tak asing bagi Ibnu Majid sejak ia kecil. la sering
sekali mengikuti pelayaran yang dilakukan oleh ayahnya di Laut Merah. Ayah dan kakeknya
adalah pelaut dan nahkoda terkenal di kawasan Laut Merah. Ayah Ibnu Majid menulis sebuah
buku yang berjudul Al Hijaziyyah dan buku ini berisi pembahasan tentang kondisi lautan
sekitar kawasan Hejaz. Dan pada usia tujuh belas tahun ia mampu menavigasi kapal.
Ibnu Majid menulis beberapa buku tentang ilmu kelautan dan pergerakan kapal,
karyanya membantu orang-orang Teluk Persia untuk mencapai pesisir India, Afrika Timur
dan sejumlah pantai lainnya.
Di antara banyak bukunya tentang navigasi, Kitab Al Fawa'id fi Usul 'Ilm Al Bahr
wa Al-Qawa'id yang ia tulis pada tahun 1490 M dianggap sebagai masterpiece, sebuah buku
yang memuat informasi tentang prinsip dan kaidah-kaidah dalam bernavigasi.
Buku tersebut dikenal sebagai mausu'ah (ensiklopedia) ilmu-ilmu pelayaran, yang
menjelaskan secara detil sejarah dan prinsip-prinsip dasar navigasi, lintang serta bujur
berdasarkan navigasi celestial (bersifat astronomis), stasiun bulan, dan loksodrom.
Buku itu juga memuat perbedaan antara pelayaran di daerah pesisir dan di laut lepas,
penggambaran lokasi pelabuhan dari Afrika Timur hingga Indonesia. Kemudian berisi
catatan tentang angin muson dan angin-angin musiman lainnya. Begitu juga tentang angin
topan dan topik-topik lain yang sangat dibutuhkan seorang navigator profesional.
Dikenang sebagai "Singa Laut", warisan sejati Ibnu Majid adalah literatur tentang
navigasi yang dia tinggalkan dalam jumlah besar. Pelayaran Arab berada pada puncaknya
selama masa hidup Ibn Majid, ketika orang Eropa dan Ottoman hanya memiliki pemahaman
yang terbatas tentang geografi di Samudra Hindia. Di samping karya puitisnya, buku tebal
ini adalah warisan sejati pelaut. Dua dari buku tulisan tangan Ibnu Majid yang terkenal
sekarang dipamerkan di Bibliotheque nationale de France.

Anda mungkin juga menyukai