ASCARIASIS
OLEH :
Annisa Nabila
111 2022 2180
PEMBIMBING :
dr. Akhmad Kadir, Sp.A
Judul : Ascariasis
i
KATA PENGANTAR
SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya serta salam dan shalawat kepada
penyelesaian dan penulisan Laporan Kasus ini. Banyak terima kasih juga
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
Kasus ini. Saya berharap sekiranya Laporan Kasus ini dapat bermanfaat
Penulis
ii
DAFTAR ISI
3.2 Epidemiologi.................................................................................20
iii
3.4 Siklus Hidup .................................................................................23
3.8 Tatalaksana...................................................................................32
3.10 Prognosis....................................................................................34
iv
BAB I
PENDAHULUAN
melalui tanah yang umum terjadi pada komunitas sosial ekonomi rendah di
mana akses terbatas ke air bersih, kebersihan pribadi yang buruk, dan
seluruh dunia dan 10,5 juta kasus baru dilaporkan setiap tahunnya. Orang-
orang dari segala usia rentan terhadap infeksi, dengan morbiditas tertinggi
didapat dan paparan yang tinggi terhadap tanah yang terkontaminasi. Di Sri
merupakan infeksi cacing usus yang paling sering terjadi pada anak sekolah
di sektor perkebunan.(1)
terutama pada anak-anak akibat obstruksi usus. Infeksi terjadi pada laki-
daripada orang dewasa, terutama antara usia 3 dan 8 tahun. Ini terutama
Tengah, dan Karibia, dan 16,7% kasus berada di Afrika dan Timur Tengah,
1
dan 75% kasus berada di Asia Tengah dan Tenggara serta kawasan
Oseanik.(2)
(STH) karena kondisi lingkungan dan sosial ekonomi yang ideal di banyak
STH. Survei parasitologi yang dilakukan pada tahun 1980-an dan 90-an
antara 20-50% tetapi perkiraan ini didasarkan pada data yang berusia lebih
Cacing Ascaris menyumbat usus kecil pada anak kecil dan terkadang
gizi, gangguan fungsi kognitif dan prestasi pendidikan yang rendah pada
2
BAB II
LAPORAN KASUS
No. RM : 317286
Apa
Umur : 24 Tahun
3
Pekerjaan : Buruh Harian
Umur : 23 Tahun
2.2 ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Bab Encer
sejak 1 hari yang lalu, frekuensi 3x hari ini, disertai cacing yang keluar
pada saat pasien bab. Pasien juga mengeluhkan muntah (+) satu kali
disertai cacing, demam tidak ada, batuk tidak ada, flu tidak ada, mual
tidak ada, muntah tidak ada, Bak kesan lancer, nafsu makan anak
4
C. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Tidak Ada
Tidak Ada
E. Riwayat Alergi
Tidak Ada
5
BBL : 3500 Gram
PBL : Lupa
Vitamin K : Dilakukan
Makanan :
1. Susu formula mulai diberikan pada usia 3 bulan, dikarenakan ASI ibu
keluar sedikit
6
ASI : Pernah / Tidak pernah
Pernah 2 Tahun
Hepatitis ✓
Polio ✓
BCG ✓
DPT ✓
HIB ✓
Campak ✓
MMR ✓
PCV ✓
Rotavirus ✓
Influenza ✓
Tifoid ✓
7
Hepatitis A ✓
Varicella ✓
HPV ✓
A. SATATUS GIZI
BB : 6,7 Kg
PB/TB : 69 Cm
LLA : 11 Cm
LK : 43, 5 Cm
LD : 38,5 Cm
LP : 37,5 Cm
8
BB/TB : Terletak diantara -2SD s/d -3SD ( Gizi Kurang )
Severe Stunting)
9
BB/U : Terletak dibawah -3SD (BB Sangat Kurang)
BB : 6,7 Kg
PB/TB : 69 Cm
Usia BB < Usia TB < Usia Koronologis = 3 bulan < 6-7 Bulan < 18
Bulan
dinyatakan Stanting
10
11
B. KEADAAN UMUM
(APATIS) / STANTING
C. TANDA VITAL
Suhu : 36,6oC
SpO2 : 100%
KEPALA :
• Bentuk : Mesochepal
• Ukuran : Normochepal
• Ubun-Ubun : Tertutup
MATA :
12
HIDUNG : Rhinore (-)
BIBIR :
MULUT :
• Gigi :-
LEHER :
THORAKS :
JANTUNG :
13
• PR : Thrill Tidak Teraba
• PK :
Sinistra
PARU :
ABDOMEN :
14
KELENJAR LIMFE : Tidak Ada Pembesara
STATUS PUBERTAS : -
STATUS NEUROLOGIS :
• Refleks Fisiologis
▪ KPR : +/+
▪ APR : +/+
▪ BPR : +/+
▪ TPR : +/+
▪ Kekuatan : 5 | 5
5|5
▪ Tonus :N|N
N|N
15
2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG
16
Keton - mg/dL Negatif
Nitrit - Negatif
2.9 RESUME
orang tuanya ke UGD RSUD Kota Makassar dengan keluhan Bab encer
sejak 1 hari yang lalu, frekuensi 3x hari ini, disertai cacing yang keluar
pada saat pasien bab. Pasien juga mengeluhkan muntah (+) satu kali
disertai cacing, demam tidak ada, batuk tidak ada, flu tidak ada, mual
tidak ada, muntah tidak ada, Bak kesan lancer, nafsu makan anak
Severe Stunting)
17
Pada Pemeriksaan Penunjang didapatkan pada pemeriksaan
2.10 DIAGNOSIS
• Ascariasis
• Stanting
2.11 TATALAKSANA
a) Farmakologi
18
b) Nonfarmakologi
pasien yaitu: :
- Protein : 40,2 gr
- Lemak 24 gram
- Karbohidrat : 174 gr
19
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
cacing yang ditularkan melalui tanah atau soil transmitting helmints (STH)
yang menginfeksi manusia dan hewan. itu umum di seluruh dunia dan
sahara dan Asia Tenggara. kelompok yang paling terkena dampak adalah
rendah.(4)
3.2 Epidemiologi
terutama daerah tropis dan subtropis, seperti Afrika sub-Sahara dan Asia
askariasis tetap menjadi salah satu penyakit paling umum yang menyerang
Data dari World Health Organization (WHO, 2018) lebih dari 1,5
miliar orang, atau 24% dari populasi dunia, terinfeksi dengan infeksi cacing
20
yang ditularkan melalui tanah diseluruh dunia, Lebih dari 267 juta anak usia
prasekolah dan lebih dari 568 juta anak usia sekolah tinggal didaerah
infeksinya pun dapat terjadi secara simultan oleh beberapa jenis cacing
76.67%.(6)
Sulawesi Selatan masih ter- bilang banyak yaitu pada tahun 2011 (11.884
kasus), 2012 (9.476 kasus), 2013 (12.949 kasus), 2014 (13.375 kasus).
susnya Ascaris lumbriciodes, selain itu juga didukung oleh kondisi hygiene
21
perorangan penduduk disana yang buruk dan sebagian besar kepala
3.3 Etiologi
oleh tiga bibir yang tumbuh sempurna yang betina panjangnya 20-35 cm
sedangkan yang jantan 15-31 cm. Pada cacing jantan ujung posteriournya
lancip dan melengkung kearah vetral dilengkapi papil kecil dan dua buah
dan lurus 1/3 anterior dari tubuh terdapat cincin kopulasi, tubuh berwarna
selama 20-24 hari dengan suhu optimum 30oC, telur infektif berembrio
bersama makanan yang akan tertelan sampai dilambung telur menetas dan
kapiler darah.(7)
22
Manusia tertelan telur yang berbentuk infektif,menetas menjadi larva
waktu 1-7 hari setelah infeksi di dalam paru-paru larva tumbuh berganti
sebanyak 2 kali menuju dinding kapiler menuju alveoli larva naik kecabang-
berakhir dilumen usus yaitu 10-15 hari. Sedangkan waktu yang diperlukan
mulai berada didalam usus yang kedua kalinya sampai menjadi cacing
dan lebar 2-4 mm, dengan ujung posterior yang melingkar ke arah ventral,
dan ujung ekor yang tumpul. Ascaris lumbricoides betina memiliki panjang
20-49 cm dan lebar 3-6 mm, dengan vulva pada sepertiga panjang badan
dari ujung anterior. Ascaris betina memiliki ovarium yang luas dan dapat
23
Gambar 1. Ascaris Lumbricoides
menghasilkan lapisan luar yang tebal dan bergumpal pada telur, sehingga
saat telur dikeluarkan melalui feses, lapisan ini terwarnai oleh cairan
24
(a) (b)
mengeluarkan telur yang belum dibuahi. Telur yang belum dibuahi ini
memiliki bentuk yang lebih panjang dan ramping daripada telur yang telah
kitin, dan lipid pada telur baru 7 terbentuk setelah penetrasi sperma
terhadap oosit, karena itu pada telur yang belum dibuahi, hanya dapat
matang. Embrio resisten terhadap suhu rendah, kekeringan, dan zat kimia
25
yang kuat. Namun, embrio bisa mati dalam waktu singkat bila terpapar sinar
Infeksi terjadi ketika telur infektif (telur berisi larva) yang belum
menetas tertelan bersama air dan makanan yang tercemar. Telur akan
26
tertelan. Cacing yang tahan terhadap asam lambung akan masuk ke usus
halus dan matang di sana. Dalam 60-65 hari setelah tertelan, cacing akan
menjadi dewasa dan mulai bertelur. Cacing dewasa memiliki panjang 20-
tinggi, suhu yang hangat, serta tanah ditempat teduh. di tanah, telur bisa
Bila telur infektif tidak sengaja tertelan oleh manusia, akan masuk ke
lalu, larva akan dilepaskan ke peredaran darah melalui mukosa usus. dalam
eosinofilia.(9)
lumbricoides, jika tertelan telur yang infektif, maka didalam usus halus
bagian atas telur akan pecah dan melepaskan larva infektif dan menembus
dinding usus masuk kedalam vena porta hati yang kemudian bersama
27
dengan aliran darah menuju jantung kanan dan selanjutnya melalui arteri
15 hari.(9)
usus halus bagian atas, larva berganti kulit lagi menjadi cacing dewasa.
Umur cacing dewasa kira-kira satu tahun, dan kemudian keluar secara
panjang, dua bulan sejak infeksi pertama terjadi, seekor cacing betina mulai
yang diperlukan adalah 3-4 minggu untuk tumbuh menjadi bentuk infektif.(9)
perubahan dari stadium larva I hingga stadium III yang bersifat infektif.
telur ascaris yang relatif besar serta bisa hidup selama beberapa tahun
maka larvanya dapat beredar dimana- mana, menyebar melalui tanah, air,
28
ataupun melalui hewan. Maka Bila makanan atau minuman yang
mengandung telur ascaris infektif masuk kedalam tubuh maka siklus hayati
cacing akan berlanjut sebagai akibatnya larva itu berubah menjadi cacing.
Jadi larva cacing ascaris hanya bisa menginfeksi tubuh melalui kuliner yang
mulut, telur dapat menetas di usus halus dan larva dapat bermigrasi melalui
aliran darah atau aliran limfe menuju paru-paru. Pada tahap tersebut, dapat
yang terkena maka penderita akan mengalami gejala asma atau pneumonia
seperti: (9)
• Batuk,
• Sesak napas,
• Mengi, dan
• Demam
29
• Mual dan muntah
3.7 Diagnosis
1) Askariasis dini
a) Pemeriksaan feses
b) Tes laboratorium
30
infeksi, termasuk kadar imunoglobulin G (IgG) total dan IgE
total.(10)
2) Askariasis Kronis
a) Pemeriksaan feses
keadaan tertentu, tidak ada telur dalam tinja yang dapat dideteksi
cacing betina yang tidak dibuahi pun menghasilkan sel telur yang
b) Diagnosa molekuler
31
terkini dalam biologi molekuler, khususnya penggunaan lokus
3.8 Tatalaksana
Bila mungkin, semua yang positif sebaiknya diobati, tanpa melihat
yang lalu obat yang sering dipakai seperti : piperazin, minyak chenopodium,
samping dan sulitnya pemberian obat tersebut, maka obat cacing sekarang
ini berspektrum Iuas, lebih aman dan memberikan efek samping yang lebih
Adapun obat yaag sekarang ini dipakai dalam pengobatan adalah: (11)
• Mobendazole
dua kali sehari selama tiga hari, talpa melihat umur, dengao
• Pirantel Pamoat
32
Dosis tunggal sebesar 10 mg/kg berat badan adalah
sampingan, bila ada adalah rirgan dan obat ini biasa[ya dapat
yang biasa.
• Levamisol Hidroklorida
• Garam Piperazin
33
3.9 Komplikasi
Komplikasi yang terjadi umumnya berupa reaksi alergi akibat migrasi
3.10 Prognosis
Prognosis baik bila tidak terjadi obstruksi akibat migrasi cacing
dewasa. Infestasi cacing dapat sembuh sendiri dalam waktu 1,5 tahun
tanpa pengobatan.(11)
sebanyak 0,035 gram/hari. Selain itu, cacing yang berada di dalam tubuh
obstruksi usus, anemia, sakit perut, diare, dan berbagai masalah kesehatan
34
mengakibatkan performa anak dalam menerima suatu materi atau
kejadian stunting pada anak. Infeksi cacing yang tidak segera dideteksi dan
anak pra sekolah terinfeksi dengan satu atau lebih spesies STH. Ascaris
lumbricoides adalah STH yang paling umum (14,9%) diikuti oleh Trichuris
kelompok 36-47 bulan (AOR: 2.5, 95% Cl: 1.2-5.3, P=0.016), kuku jari
tangan yang tidak dipotong (AOR:3.2,95% CL:1.8-5.5, P< 0,001), dan tidak
trichiura (9,2%), dan cacing tambang (3,1%). Dari total, 7,4% anak pra
35
3.12 Hubungan kejadian ascariasis dengan terjadinya anemia
Prevalensi anemia pada infeksi STH berdasarkan analisis global
sebesar 47,4% dan menyatakan bahwa anak usia prasekolah yang paling
daya tahan tubuh (imunitas), karena infeksi cacing dapat merusak mukosa
usus sehingga terjadi gangguan penyerapan nutrisi. Akibat lain yang dapat
sebagian besar cacing dewasa melekat dengan kait oral atau lempeng
36
BAB IV
KESIMPULAN
cacing yang ditularkan melalui tanah atau soil transmitting helmints (STH)
Data dari World Health Organization (WHO, 2018) lebih dari 1,5
miliar orang, atau 24% dari populasi dunia, terinfeksi dengan infeksi cacing
yang ditularkan melalui tanah diseluruh dunia, Lebih dari 267 juta anak usia
prasekolah dan lebih dari 568 juta anak usia sekolah tinggal didaerah
infeksinya pun dapat terjadi secara simultan oleh beberapa jenis cacing
76.67%.
37
oleh tiga bibir yang tumbuh sempurna yang betina panjangnya 20-35 cm
sedangkan yang jantan 15-31 cm. Pada cacing jantan ujung posteriournya
lancip dan melengkung kearah vetral dilengkapi papil kecil dan dua buah
dan lurus 1/3 anterior dari tubuh terdapat cincin kopulasi, tubuh berwarna
15-31 cm dan lebar 2-4 mm, dengan ujung posterior yang melingkar ke arah
ventral, dan ujung ekor yang tumpul. Ascaris lumbricoides betina memiliki
panjang 20-49 cm dan lebar 3-6 mm, dengan vulva pada sepertiga panjang
tinggi, suhu yang hangat, serta tanah ditempat teduh. di tanah, telur bisa
38
yang terkena maka penderita akan mengalami gejala asma atau pneumonia
dewasa. Infestasi cacing dapat sembuh sendiri dalam waktu 1,5 tahun
tanpa pengobatan.
terjadi karena cacing dapat menyerap nutrisi yang terdapat di dalam tubuh
daya tahan tubuh (imunitas), karena infeksi cacing dapat merusak mukosa
usus sehingga terjadi gangguan penyerapan nutrisi. Akibat lain yang dapat
39
DAFTAR PUSTAKA
2020;13(4):8–11.
2020;14(12):1–17.
https://repository.unsri.ac.id/21830/
40
al. Hubungan Infeksi Soil Transmitted Helminthes Dengan Kadar
https://repository.unsri.ac.id/21830/
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/86777417ac
b26ee2bb1eb29a7936f933.pdf
2022;(December).
2022;24(3):329–38.
12. Dinda Andini Putri. Hubungan Infeksi STH dengan Kejadian Stunting
Dengan Status Gizi Dan Anemia Pada Balita Hubungan Infeksi Soil
41
Anemia pada Anak. J Kesehat Masy Indones. 2019;14(2):1
42