DISUSUN OLEH :
SHELLA ANDARI PUTRI
NPM: 2126060044
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟Alaikum Warahmatullahi Wa Barakaatuh
Puji Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Allah Subhanallahu Watta’ala
Yang Telah Memberikan Berkah-Nya Sehingga Penulis Dapat Menyelesaikan
Penyusunan Reading Journal Berjudul “Pendidikan Kesehatan Tentang
Pencegahan Scabies Pada Anak Di Puskesmas Sukamerindu”
”.Penulis Menyadari Bahwa Keberhasilan Dalam Penyusunan Laporan
Hasil Reading Journal Ini Tidak Lepas Dari Bantuan, Bimbingan, Partisipasi Dan
Dukungan Dari Berbagai Pihak. Oleh Karena Itu, Pada Kesempatan Ini Penulis
Ingin Menyampaikan Terima Kasih Kepada:
1. Metha Fahriani Sst M.Kes Selaku Pembimbing Reading Journal Yang Telah
Membimbing Dan Memberikan Saran Dalam Pembuatan Reading Journal.
2. Yulismita Sst Selaku Perseptor Lahan Yang Telah Memberikan Saran Dan
Kritik Dalam Perbaikan Laporan Praktik Ini
3. Sumber Literature Dan Jurnal Ilmiah Yang Relevan Sebagai Referensi Dalam
Pembuatan Reading Journal.
Penulis Menyadari Dalam Penyusunan Reading Journal Ini Masih Belum
Sempurna, Sehingga Saran Dan Masukan Untuk Perbaikan Ini Sangat Penulis
Harapkan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wa Barakaatuh
Bengkulu, Juni 2022
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL................................................................................................ I
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... II
KATA PENGANTAR.............................................................................................. III
DAFTAR ISI............................................................................................................. IV
DAFTAR TABEL..................................................................................................... V
LAMPIRAN.............................................................................................................. VI
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.................................................................................. 1
B. SKALA ......................................................................................................... 2
C. KRONOLOGI.............................................................................................. 2
D. SOLUSI......................................................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. ASUHAN KEBIDANAN............................................................................. 5
B. TABEL READING JOURNAL.................................................................. 8
C. HASIL ASUHAN KEBIDANAN DAN READING JOURNAL............... 9
D. TEORI.......................................................................................................... 10
BAB III. SIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ............................................................................................ 12
B. SARAN ......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
Daftar Tabel
Halaman
v
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Jurnal
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prevalensi scabies yang tinggi umumnya ditemukan di lingkungan dengan
kepadatan penghuni dan kontak interpersonal tinggi seperti pondok pesantren,
penjara dan panti asuhan. Dampak yang timbul akibat scabies yang
disebabkan pada masalah personal hygiene meliputi frekuensi mandi, cuci
tangan, memakai sabun atau tidak, penggunaan pakaian dan handuk
bergantian, kebersihan alas tidur, kebersihan rambut, kebersihan kuku,
kebersihan gigi dan rongga mulut, perawatan kaki dan sepatu, kebersihan
mata, kebersihan telinga dan kebersihan hidung. Manifestasi klinis yang
biasanya ditimbulkan yakni berupa gatal yang biasanya parah dan akan
memburuk pada malam hari dan ada lecet atau benjolan kecil dan tipis di
kulit.Solusi dari pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pendidikan
kesehatan dan simulasi pencegahan scabies untuk mengubah atau
meningkatkan pengetahuan santri tentang pencegahan scabies.
Scabies adalah infestasi parasit pada kulit yang disebabkan oleh
tungau Sarcoptes scabiei. Di negara maju, wabah kudis sering terjadi di
tempat
tinggal dan panti jompo di mana mereka menyebabkan morbiditas dan
penderitaan yang signifikan. Siklushidup tungau kudis (S. scabiei var.
hominis) dimulai dengan betina hamil menggali ke dalam epidermis manusia
dan bertelur 2-3 butir per hari. (Akhmad Rizki DK 2022)
Prevalensi scabies di Indonesia menurut Depkes RI (2016) sebesar 5,60%-
12,96%. Scabies di indonesia menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit
tersering. Scabies sering terjadi di negara dengan iklim tropis, seperti Afrika
Amerika Selatan, karibia, Australia tengah dan selatan dan asia.
5
6
B. Skala
Timbulnya penyakit tersebut disebabkan kurangnya pemahaman oleh
santri tersebut serta kurangnya kebersihan diri, salah satu faktor yang dominan
yaitu kehidupan bersama dengan kontak langsung yang relatif erat pada
penderita scabies tersebut. Dan mereka hanya mengatakan bahwa jika terasa
gatal-gatal diseluruh badan mereka langsung ke Klinik untuk mendapatkan
pengobatan dan kalau sudah parah dibawa ke Puskesmas Pall 10.
C. Kronologi
Berdasarkan hasil survey kepada santriyang dilakuakn di Pondok
Pesantren Modern Al-Hidayahsantri mengatakan bahwa penyakit gatal-gatal
atau scabies sudah sering terjadi pada anak pesantren karena mereka hidup
secara bersamaan dapat terlihat dari kebiasaan santri seperti sering bergantian
pakaian, handuk, baju,selimut, bantal dengan santri lain, jarang mengganti
sprei, penggunaan sabun mandi secara bersamaan. Maka hal-hal ini dapat
mempermudah penularan penyakit scabies
D. Solusi
Pelaksanaan Pengabdian pada masyarakat dimulai dari pengajuan izin
pelaksanaan kepada Kepala Pesantren Modern Al-HidayahKota Jambi.
Sebelum memberikan pendidikan dan demonstrasi pencegahan Scabies
terlebih diberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan
meminta persetujuan. Kemudian diberikan pendidikan kesehatan tentang
Scabies dan pencegahanScabiesPesantren Modern AlHidayahdan demonstrasi
pencegahan Scabies kemudian dilanjutkan dengan menyusun program di
KlinikPesantren Modern Al-Hidayah.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ISTRI SUAMI
B. KELUHAN
Ny. S Anaknya Mengalami Gatal- gatal pada bagian tangan dan kaki.
8
C. RIWAYAT KESEHATAN
Ibu mengatakan anaknya tidak sedang sakit dan keluarga tidak ada
yang menderita TBC, asma, DM, dan HIV/AIDS
D. RIWAYAT IMUNISASI
Ya ya ya Ya Ya Ya ya Ya
C. Antropomentri
1. BB : 20 Kg
2. TB : 98 cm
D. TTD
1. Suhu : 36
2. N : 86 x/menit
3. RR : 24 x/menit
E. Pemeriksaan fisik
1. Kepala : rambut bersih, tidak berkotembe, tidak ada oedema dan
tidak rontok
2. Muka : bersih, tidak pucat dan tidak ada oedema
3. Mata : tidak ada eodema, conjungtiva merah muda, sclera putih
4. Hidung : bersih, tidak ada scret dan tidak ada benjolan
5. Telinga : bersih, tidak ada pengeluaran dan tidak ada kelainan
6. Mulut : mulut bersih, tidak ad stomatitis, tidak ada caries
7. Leher : tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran vena jugularis
dan kelenjar limfae
8. Abdomen : simetris, tidak ada bekas operasi
9. Ekstremitas Atas-Bawah : Terdapat luka lecet,
III. ANALISIS
An. A umur 5 tahun dengan Scabies.
IV. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan Hasil Pemeriksaan
2. Menjelaskan Bahwa Gatal gatal yang dialami anaknya adalah scabies
atau kudis
3. Menjelaskan pada ibu untuk tidak memakai handuk yang sama,atau
peralatan yang sama.
11
(sprei), bantal.
Pakaian, misalnya
sering tukar-
menukar pakaian.
Handuk, misalnya
handuk yang
dipakai bersama,
lingkungan yg
kurang bersih dan
ketersediaan air
bersih
B. Hasil Asuhan Kebidanan
Berdasarkan pada kasus An. I Usia 5 tahun dengan scabies . Data
subyektif adalah ibu mengatakan anaknya mengalami gatal gatal pada bagian
tangan dan kaki data obyektif didapatkan dari pemeriksaan fisik yaitu
terdapat seperti kudis pada bagian tangan dan kaki. Menjelaskan Bahwa
Gatal gatal yang dialami anaknya adalah scabies atau kudis Menjelaskan pada
ibu untuk tidak memakai handuk yang sama,atau peralatan yang sama,
Menjelaskan kepada ibu untuk tetap menjaga kebersihan rumah terutama
tempat tidur seperti kasur, Menyakan kembali apakah ibu sudah paham atau
belum dengan penjelasan Memberikan therapypermetrin,cetirizine,gentamicin
saleb kulit, Mejelaskan kepada ibu memberikan permetrin dengan
mengoleskan keseluruh tubuh
Pada kasus menurut tinjauan pustaka dan data subyektif yang harus ada
pada An. I usia 5 tahun anak tidak mengalami komplikasi. Jadi dalam
pengkajian tidak terjadi kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan
kasus. Dari kasus diatas ibu sudah mengerti apa saja yang diinstruksikan oleh
petugas kesehatan.
C. Teori
1. Pengertian Kudis
2. Penyebab Kudis
Penyebab scabies adalah tungau jenis S. scabiei yang menginvasi kulit. Tungau
ini biasanya terdapat di seprai, gorden, bantal, atau pakaian orang yang terinfeksi.
10
Saat bersembunyi di bawah kulit, tungau membuat terowongan sebagai tempat ia
menyimpan telur. Saat telur menetas, larva tersebut dapat muncul ke permukaan
kulit dan menyebar ke area kulit lainnya, bahkan pindah ke orang lain. Gatal yang
timbul karena penyakit ini merupakan reaksi tubuh terhadap tungau, telur, serta
kotorannya. Kontak fisik dekat dengan seseorang yang mengidap penyakit ini,
seperti berbagi pakaian atau tidur satu ranjang dapat meningkatkan risiko
terinfeksi kudis. Rutin membersihkan tempat tidur dan tidak berbagi-pakai
pakaian sangat penting untuk mencegah penularan.
siapa pun dapat terkena kudis, tetapi risikonya lebih tinggi pada beberapa orang,
seperti:
c) Mengonsumsi steroid.
4. Gejala Kudis
Nah, gejala yang paling umum saat seseorang mengalami kudis, antara lain:
11
b) Alami ruam menyerupai jerawat.
Rasa gatal dapat memburuk di malam hari karena itu adalah momen tungau
kudis menaruh telurnya ke dalam kulit. Gatal sering dirasakan di sela-sela jari,
ketiak, selangkangan, dan daerah lipatan lain. Selain gatal, ruam dan jejak seperti
galian yang tipis dan tidak teratur juga bisa muncul ketika tungau menggali ke
dalam kulit. Ruam akibat kudis juga bisa menjadi luka bila pengidap menggaruk
kulitnya. Hati-hati, luka terbuka bisa menyebabkan impetigo. Kudis berkrusta
juga dikenal sebagai kudis Norwegia, yaitu bentuk kudis serius yang
menyebabkan gejala kulit yang parah. Orang yang terkena scabies berkrusta akan
mengalami gejala berupa kerak yang meluas, abu-abu, dan tebal.
5. Diagnosis Kudis
12
6. Pengobatan Kudis
Kudis dapat diobati dengan menggunakan beberapa jenis obat. Beberapa krim
dan losion bisa didapatkan melalui resep dokter. Obat kudis biasanya dioleskan di
sekujur tubuh, dari leher ke bawah, lalu dibiarkan selama setidaknya 8 jam.
Dokter juga akan menganjurkan semua anggota keluarga dan orang terdekat
pengidap untuk mengonsumsi obat tersebut meskipun tidak menunjukkan tanda-
tanda tertular scabies. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran scabies. Obat
krim digunakan untuk mengatasi penyakit ini dengan membunuh tungau dan
telurnya. Namun, ada baiknya untuk berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu
terkait tindakan pengobatan ini. Sebab sebagian obatnya tidak boleh digunakan
oleh anak-anak atau wanita hamil. Walaupun obat tersebut membunuh tungau
dengan cepat, tapi rasa gatal mungkin tidak sepenuhnya hilang selama beberapa
minggu.
7. Komplikasi Kudis
Komplikasi yang dapat terjadi adalah impetigo. Hal ini disebabkan garukan
yang kuat sehingga merusak kulit dan memungkinkan terjadinya infeksi bakteri
sekunder. Impetigo sendiri adalah infeksi pada kulit yang disebabkan oleh
bakteri staphylococcus atau kadang bakteri streptococcus.
Bentuk kudis yang lebih parah juga dapat terjadi yang disebut dengan kudis
berkrusta. Pada seseorang yang mengalami kudis hanya memiliki 10 hingga 15
tungau pada kulitnya. Namun, jika seseorang alami kudis berkrusta, tungau telah
berkembang biak hingga jutaan.
8. Pencegahan Kudis
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infestasi ulang dan
mencegah penyebaran penyakit ini pada orang lain, yaitu:
13
a) Membersihkan pakaian dengan benar. Gunakan air sabun panas untuk
mencuci semua pakaian, handuk, dan seprai yang digunakan dalam waktu
tiga hari sebelum perawatan dilakukan. Keringkan pakaian tersebut dengan
panas tinggi.
Selain itu, berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah
kudis:
14
BAB III
A. Kesimpulan
Hasil reading journal dapat ditarik kesimpulan bahwa Tingkat pengetahuan
secara tidak langsung berhubungan dengan kejadian skabies melalui perilaku
hidup sehat. Diharapkan dengan informasi tentang penyakit skabies siswa
dapat merubah perilaku kesehatan menjadi baik agar terhindar dari penyakit
tersebut
.
B. Saran
Hasil reading journal ini dapat mencegah Penularan penyakit scabies
dapat terjadi biasanya melalui : kontak langsung, misalnya : tidur bersama,
bermain bersama, perawat/dokter dengan penderita anak–anak dengan
pengasuhnya, dan lain–lain. Alat– alat tidur misalnya selimut, alas kasur
(sprei), bantal. Pakaian, misalnya sering tukar-menukar pakaian. Handuk,
misalnya handuk yang dipakai bersama, lingkungan yg kurang bersih dan
ketersediaan air bersih
15
DAFTAR PUSTAKA
Andareto Obi. (2015). Penyakit Menular di Sekitar Anda. Jakarta : Pustaka Ilmu
Semesta. Depkes RI. (2016). Angka Kejadian Masalah Scabies.
Healthline. Diakses Pada 2022. Everything You Need To Know About Scabies.
Medical News Today. Diakses Pada 2022. Scabies: Images, Symptoms, And
Treatments.
Webmd. Diakses Pada 2022. Scabies: Pictures Of Rash & Mites, Symptoms,
Treatment.
16
LAMPIRAN
wwwww e-ISSN: 2550-0813 | p-ISSN: 2541-657X | Vol 8 No 5 Tahun 2021 Hal. : 960-966
-
Scabies adalah penyakit kulit yang diakibatkan oleh tungau atau parasit untuk manusia.
Penyebaran penyakit scabies imi umumnya terjadi melaui kontak fisik langsung antar kulit
manusia atau melalui pakian, handuk dan peralatan tidur serta melakukan pola hidup yang tidak
sehat. Jumlah penderita penyakit scabies di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB meningkat dari bulan
September ke bulan oktober sebesar 15,75 %. Metode penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang terdiri
dari referensi jurnal, buku dan hasil penelitian sebelumnya. Alat pengumpulan data menggunakan
wawancara dan menggunakan kepustakaan data. Hasil dari penelitian ini terdapatnya pelayanan
kesehatan yang belum efektif yang dilakukan oleh penghuni Rumah Tahanan Negara Kelas IIB
Baturaja, ini dikarenakan masih banyaknya Warga Binaan Pemasyarakatan yang menganggap
remeh penyakit scabies dan tidak melakukan pola hidup sehat.
960
*Correspondence Address : mangurah00@gmail.com
DOI : 10.31604/jips.v8i5.2021.960-966 © 2021UM-
Tapsel Press
961
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8 (5) (2021): 960-966
962
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8 (5) (2021): 960-966
966
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8 (5) (2021): 960-966
Saran
Penulis berharap dengan adanya
hasil penelitian ini dapat bermanfaat
bagi petugas, terutama dalam pemecahan
masalah yang sedang dijalami oleh
Rumah Tahanan Negara maupun
Pemasyarakatan kedepannya. Jangkauan
informasi terkait penyakit scabies ini
juga dapat diperluas mencakup seluruh
baik pada penghuni maupun juga
petugas Rumah Tahanan Negara Kelas
IIB Baturaja. Agar dapat memahami serta
967
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8 (5) (2021): 960-966
968