SPO/SKP-RS/ A/VIII-2017 1 dari 3 Standar Ditetapkanoleh, Prosedur Tanggal terbit Direktur RSUD BOLTIM Operasional (SPO) 01/08/2017 dr. Minarni Manoppo, M.kes Merupakan tindakan penanggulangan yang perlu dilakukan bila terjadi Pengertian kasus pasien jatuh.
Memberikan pelayanan yang sigap, cepat, dan tepat terhadap pasien
Tujuan jatuh untuk mengurangi risiko komplikasi yang ditimbulkannya
SK Direktur RSUD BOLTIM No.1103/RSGM/SK/2017 tentang
Kebijakan Kebijakan Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Gunung Maria Tomohon SK Direktur RSUD BOLTIM No.1152/RSGM/SK/2017 tentang pemberlakukan panduan SKP VI : Pengurangan Risiko Pasien Jatuh 1. Pemeriksaan identitas dan keadaan umum pasien, dengan melihat Prosedur gelang identitas dan meminta pasien/keluarga menyebutkan nama lengkap (e-KTP) dan tanggal lahir pasien oleh petugas. 2. Penilaian dan pemeriksaan awal terhadap pasien setelah jatuh untuk menemukan cedera/ luka. 3. Meminta bantuan pada petugas lain atau keluarga untuk memindahkan pasien ketempat tidur. 4. Hasil penilaian dan pemeriksaan pasien jatuh segera ditindaklanjuti dan dilaporkan ke DPJP. 5. Penanggulangan pasien jatuh terdiri dari dua hal utama, yaitu penilaian awal setelah jatuh dan dokumentasi dengan follow-up. 6. Penilaian awal setelah jatuh dilakukan dengan mengutamakan pemeriksaan terhadap pasien untuk menemukan cedera/ luka dan mengumpulkan informasi mengenai apa yang telah terjadi. Informasi yang diperlukan adalah: a. Tanggal/waktu jatuh b. Deskripsi pasien mengenai kejadian jatuh (bila memungkinkan): - Apa yang sedang dilakukan pasien saat terjatuh - Di mana lokasi pasien saat terjatuh c. Pemberitahuan kepada keluarga / wali d. Pemerikasaan tanda vital(suhu,nadi,pernapasan,tekanan darah dalam posisi berbaring,duduk,dan berdiri,tingkat kesadaran,dan PENANGANAN PASIEN JATUH No. Dokumen No. Revisi Halaman SPO/SKP-RS/ A/VIII-2017 2 dari 3 skala nyeri). e. Pengobatan yang sedang diterima (apakah semua obat telah diberikan, apakah ada obat yang diberikan ganda) f. Pemeriksaan pasien: 1) Daerah/ lokasi Cedera 2) Kemungkinan penyebab jatuh. 3) Kondisi komorbid (misalnya demensia, penyakit jantung, neuropati, dll) 4) Faktor risiko (misalnya gangguan keseimbangan/ cara berjalan). 5) Penilaian ulang risiko jatuh g. Faktor-faktor lain: 1) Apakah pasien menggunakan alat bantu jalan? Bila Ya, jenis apa? 2) Apakah pasien mengenakan alas kaki yang tepat? 3) Apakah terdapat pakaian yang berserakan di lantai? 4) Apakah pasien menggunakan alat bantu sensorik? (kacamata,alat bantu dengar). 5) Lingkungan - Tempat tidur pada posisi tinggi atau rendah. - Roda tempat tidur terkunci/tidak. - Kursi roda terkunci/tidak. - Lantai basah/tidak. - Bel memanggil perawat terjangkau/tidak. - Meja di sisi tempat tidur dapat terjangkau/tidak . - Barang-barang berserakan/tidak. - Penghalang tempat tidur ada atau tidak. Bila ada, berapa banyak? 6) Pengobatan diikuti/tidak. Bila tidak, mengapa? h. Melaporkan insiden pasien jatuh ke Tim Keselamatan Pasien menggunakan formulir Insiden. i. Tindakan dilakukan sesuai dengan tingkat resiko jatuh, yaitu: - Resiko rendah: Edukasi terhadap pasien dan keluarga. - Resiko sedang: 1) Edukasi terhadap pasien dan keluarga. 2) Pengawasan melibatkan keluarga. 3) Menghindari semua yang menjadi faktor resiko seperti faktor lingkungan yang tidak kondusif PENANGANAN PASIEN JATUH No. Dokumen No. Revisi Halaman SPO/SKP-RS/ A/VIII-2017 3 dari 3 - Resiko tinggi: 1) Edukasi terhadap pasien dan keluarga 2) Pengawasan melibatkan keluarga 3) Menghindari semua yang menjadi faktor resiko seperti : a) Faktor lingkungan yang tidak kondusif. b) Pembatasan aktivitas. c) Kontrol penggunaan obat, terutama waktu pemberian dan dosisnya. d) Perbaiki status gizi 7. Tim Keselamatan Pasien Unit Kerja melaporkan secara periodik setiap bulan ke Tim Keselamatan Pasien RS. 1. Instalasi Rawat Jalan Unit Terkait 2. Instalasi Rawat Inap 3. Instalasi Gawat Darurat