Anda di halaman 1dari 15

PERAN

MUI
Dalam Sistem Jaminan Produk Halal
berdiri pada tanggal, 7 Rajab
1395 Hijriah, bertepatan
dengan tanggal 26 Juli 1975 di
Jakarta, Indonesia.
diusung oleh
diusung oleh 26 orang ulama yang mewakili 26
Provinsi di Indonesia pada masa itu, 10 ulama dari
NU, Muhammadiyah, Syarikat Islam, Perti. Al
Washliyah, Math’laul Anwar, GUPPI, PTDI, DMI dan
Al Ittihadiyyah, 4 ulama dari Dinas Rohani Islam,
Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut
dan POLRI serta 13 orang tokoh/cendekiawan
yang merupakan tokoh perorangan
6 Jan
1989
melakukan pemeriksaan dan
sertifikasi halal, setelah Kasus
lemak babi yg meresahkan
masyarakat pd Tahun 1988, ini
menjadi latar belakang
terbentuknya LPPOM MUI
TUGAS LPPOM MUI
Mengadakan inventarisasi, klasifikasi, dan pengkajian
terhadap makanan, obat-obatan dan kosmetika yang
beredar di masyarakat;

Mengkaji dan menyusun konsep-konsep yang berkaitan


dengan upaya memproduksi dan memperjualbelikan
suatu produk, pengunaan makanan, minuman serta
obat-obatan yang sesuai dengan ajaran Islam;

Mengkaji dan menyusun konsep-konsep yang berkaitan dengan


peraturan-peraturan mengenai penyelenggaraan rumah makan,
restoran, perhotelan, hidangan dalam pelayaran atau
penerbangan, pemotongan hewan serta penggunaan berbagai
jenis bahan bagi pengolahan pangan, obat-obatan, khususnya
umat Islam harus terjamin kehalalannya;
TUGAS LPPOM MUI
Menyampaikan hasil-hasil kajian dan konsep-konsep itu kepada
Dewan Pimpinan MUI sebagai bahan pertimbangan dalam
merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan pengolahan, jual
beli dan penggunaan pangan, obat-obatan dan kosmetik;

Mengadakan berbagai kegiatan dalam rangka menjalin


kerjasama dengan instansi-instansi pemerintahan dan
swasta, dalam dan luar negeri.
1994
LPPOM MUI mulai
mensertifikasi halal produk
makanan, minuman, obat-
obatan dan kosmetik
Peran MUI dalam proses
sertifikasi halal kemudian
diperkuat dalam PP No.
69/1999 tentang Label dan
Iklan Pangan yang merupakan
turunan dari UU Pangan No.
7/1996.
2001
KMA 519: 2001 menguatkan MUI sbg Lembaga
Sertifikasi Halal, melakukan pemeriksaan /audit,
penetapan fatwa, dan menerbitkan Sertifikat Halal
2012
meluncurkan Sistem Jaminan Halal (Halal Assurance
System 23000) secara resmi dan mewajibkan
perusahaan untuk mengimplementasikannya dan
meluncurkan CEROL (sertifikasi online)
2014-2019
UU Nomor 33 Tahun 2014
tentang Jaminan Produk Halal
(UU-JPH) yang kemudian
diperkuat dengan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 31
tahun 2019 tentang Pelaksanaan
atas UU Nomor 33 tahun 2014
tentang Jaminan Produk Halal
(JPH).Lahirnya

BPJPH
Peran LPPOM MUI secara
umum adalah lembaga
penyelenggara jaminan
produk halal
apakah dengan adanya BPJPH
menghilangkan peran MUI
sebagai penyelenggara
jaminan produk halal di
Indonesia?
TIDAK
MUI masih tetap memiliki
peran penting. Menurut
Pasal 10 UU JPH, BPJPH
dalam melaksanakan
kewenangannya akan
bekerjasama dengan MUI
dalam bentuk :
1. Sertifikasi Auditor Halal
2. Penetapan kehalalan
Produk
3. Akreditasi Lembaga
Pemeriksa Halal (LPH)
Peran BPJPH saat ini lebih fokus pada
aspek pengaturan, operasional,
administrasi keuangan, kerjasama dan
edukasi. Sedangkan MUI lebih berperan
kepada penetapan kehalalan dan atau
ketidakhalalan suatu produk serta aspek
syariah lainnya

KESIMPULAN
"Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau
(Muhammad), melainkan orang laki-laki yang Kami beri
wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada
orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu
tidak mengetahui"
(QS. An-Nahl Ayat 43)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai