Anda di halaman 1dari 62

1

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS BAWAH PADA


PERMAINAN BOLA VOLLI MELALUI METODE
PENJELAJAHAN GERAK PADA
SDN 61 KAMPUNG BARU

ARDIAN
229014485045

KEMENTERIAN PENDDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
PENYELENGGARA SERTIFIKASI GURU UNM
2014
2

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS BAWAH PADA


PERMAINAN BOLA VOLLI MELALUI METODE
PENJELAJAHAN GERAK PADA
SDN 61 KAMPUNG BARU

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan


Universitas Negeri Makassar Untuk Memenuhi
Sebagian Tugas pada Program Pendidikan Profesi Guru (P3G)

Oleh :

ARDIAN
229014485045

KEMENTERIAN PENDDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
PENYELENGGARA SERTIFIKASI GURU UNM
2014
3

HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. a. Judul Penelitian a. Meningkatkan Keterampilan Servis


Bawah pada Permainan Bola Volli
melalui Metode Penjelajahan Gerak
pada SDN 61 Kampung Baru

b. Penjaskes
b. Bidang Ilmu c. Penelitan Tindakan Kelas
c. Kategori Penelitian
2. Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar a. Akbar Hasman, S. Pd.
b. Jenis Kelamin b. Laki-laki
c. Nama Sekolah Tempat c. SDN 61 Kampung Baru
Penelitian
3. Lama Penelitian 2 bulan

Mengetahui:
Guru Pamong Peneliti

Baharuddin, S. Pd. Ardian, S. Pd.


NIP. NIM. 201202329

Menyetujui:

Kepala SD Inpres Dosen Pembimbing


Perumnas Antang III

Mattanawali, S. Pd. Dr. Poppy Elisano Arfandah, M. Pd.


NIP. 19641231 198511 1 004 NIP. 19550320 198702 1 001
4

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Tiada kesuksesan tanpa perjuangan, menuntut ilmu titian

meraih harapan, cita-cita, dan impian. Keutamaan menuntut ilmu

adalah sebuah keharusan demi terciptanya insan yang bermartabat,

memiliki wawasan serta komitment dan idealisme yang kuat.

Songsonglah hari depan dengan bekal ilmu dan iman,

sekalipun harus penuh dengan perjuangan dan pengorbanan.

Penulis peruntukkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini

kepada semua pembaca khususnya untuk para calon guru yang

betul-betul merasa terpanggil untuk menjadi guru yang profesional,

bersahabat, dan bertekad untuk menyatukan bangsa melalui

pengajaran, arahan, nasehat-nasehat, serta bimbingan yang

diberikan kepada anak didiknya. Sehingga menjadikan anak didik

cerminan manusia berilmu yang mampu membina sikap

menghormati.
5

PERNYATAAN KEASLIAN PTK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ardian, S. Pd.


NIM : 229014485045
Jurusan/Prodi : PJOK
Judul PTK : Meningkatkan Keterampilan Servis Bawah pada
Permainan Bola Volli melalui Metode Penjelajahan Gerak
pada SDN 61 Kampung Baru.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa PTK yang saya tulis ini benar merupakan
hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa PTK ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
ketentuan yang berlaku.

Makassar, Desember 2014


Yang Membuat Pernyataan

Ardian, S. Pd.
6

Meningkatkan Keterampilan Servis Bawah pada Permainan Bola Volli


melalui Metode Penjelajahan Gerak pada
SDN 61 Kampung Baru.

ABSTRAK

Akbar Hasman. 2014. Meningkatkan Keterampilan Servis Bawah pada


Permainan Bola Volli melalui Metode Penjelajahan Gerak pada SD Inpres
Perumnas Antang III. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jurusan PGSD S1 DikJas,
Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Makassar (dibimbing oleh Drs.
Masjumi Nur, S. Pd., M. Pd.).
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan servis bawah pada
murid kelas VI SDN 61 Kampung Baru. Subjek penelitian ini adalah murid kelas
VI SDN 61 Kampung Baru tahun pelajaran 2014/2015 semester ganjil sebanyak
34 orang murid. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri
atas empat komponen yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah evaluasi
belajar murid, observasi dan dokumentasi. Menganalisis data dengan analisis
deskriptif kualitatif. Hasil yang diperoleh dari analisis deskriptif kualitatif adalah
sebagai berikut : (1) rata-rata hasil belajar murid pada siklus I sebesar 72,94 dan
terjadi peningkatan pada siklus II yakni diperoleh rata-rata hasil belajar sebesar
81,76. (2) Ketuntasan hasil belajar murid meningkat sebesar 9 %, pada siklus I
hanya 73 % murid tuntas sedangkan pada siklus II jumlah murid yang tuntas
sebesar 82 %. (3) Hasil observasi murid diperoleh sebagian besar murid
menunjukkan respon positif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dari hasil
analisis di atas dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan metode penjelajahan
gerak dapat meningkatkan keterampilan servis bawah dalam permainan bola voli
pada murid kelas VI SDN 61 Kampung BaruI.

Kata kunci : Metode Penjelajahan Gerak, Keterampilan, Servis Bawah.


7

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT penguasa langit dan

bumi serta segala yang ada di dalamnya, karena berkat Rahmat dan Hidayah-

Nyalah semata sehingga penulis dapat menyelesaikan PTK ini meskipun hasilnya

sangat jauh dari kesempurnaan. PTK ini diberi judul “Meningkatkan

Keterampilan Servis Bawah pada Permainan Bola Volli melalui Metode

Penjelajahan Gerak pada SDN 61 Kampung BaruI.

Dalam penulisan PTK ini tentu perlu adanya bimbingan serta arahan-arahan

yang dari mereka-mereka yang memang paham akan apa dan bagaimana

penyusunan PTK yang baik. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih

kepada pembimbing penyusunan PTK yang telah meluangkan waktunya untuk

memberikan kritik dan saran-sarannya yang telah menjadikan PTK penulis seperti

sekarang ini.

Penulis menghaturkan terima kasih kepada orang tua yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi penulis ke

tingkat yang lebih tinggi. Tanpa dorongan, nasehat, bimbingan dan doa dari

mereka penulis tidak akan ada apa-apanya. Mereka adalah tumpuan harapan

penulis untuk penulis bisa bergerak dan melangkah sampai pada tahap ini. Mereka

adalah sumber inspirasi bagi penulis untuk bisa tetap semangat menghadapi segala

halangan dan rintangan yang penulis hadapi selama penulis menjalani studi

penulis di Universitas ini, dan apa yang penulis raih hanya semata-mata untuk

mereka.
8

Dalam penyusunan PTK ini tentu tidak luput dari berbagai hambatan dan

halangan ataupun kesulitan yang ditemui. Namun atas motivasi serta bantuan baik

berupa material maupun moril dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat

melangkah keluar dari setiap kesulitan yang tengah mencekam penulis.

Dalam hal ini, penulis sangat menyadari atas kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan pada penyusunan PTK ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan PTK ini.

Makassar, Desember 2014

Penulis
9

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN PTK ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN iii
PERNYATAAN KEASLIAN PTK iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi dan Penetapan Masalah 5
C. Rumusan Masalah dan Alternatif Pemecahannya 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS
PENELITIAN 7
A. Kajian Pustaka 7
1. Hakekat Permainan Bola Volli 7
2. Hakekat Servis Bawah 9
3. Metode Penjelajahan Gerak 14
B. Kerangka Pikir 21
C. Hipotesis Tindakan 21
BAB III Metode Penelitian 22
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 22
1. Pendekatan penelitian 22
2. Jenis penelitian 22
B. Fokus Penelitian 23
C. Setting dan Subjek penelitian 23
1. Setting Penelitian 23
2. Subjek Penelitian 23
D. Prosedur dan Desain Penelitian 23
1. Prosedur penelitian 23
2. Desain Penelitian 24
E. Tehnik dan Perosedur Pengelolaan data 30
10

F. Tehnik analisis dan indikotor Keberhasilan 31


1. Tehnik analisis 31
2. Indikator Keberhasilan 31
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 33
A. Hasil Penelitian 33
1. Paparan Data Siklus I 33
2. Paparan Data Siklus II 37
B. Pembahasan Hasil Penelitian 42
BAB V Penutup 47
A. Kesimpulan 47
B. Saran 48
DAFTAR PUSTAKA 49
RIWAYAT HIDUP 50
11

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Taraf Tingkat keberhasilan 31


Tabel 4.1 Data Akhir Siklus I Servis Bawah 37
Tabel 4.2 Data Akhir Siklus II Servis Bawah 42
Tabel 4.3 Hasil Tes Pembelajaran Siklus I dan Siklus II 46
12

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Pikir PTK 21


Bagan 3.1. Skema Alur Penelitian Tindakan Kelas 24
Gambar 4.1 Perbandingan hasil belajar siswa dengan menggunakan alat
Bantu pembelajaran pada siklus I dan siklus II 46
13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Data Hasil Belajar Murid Siklus I 51


Lampiran 2 Observasi Kegiatan Guru dan Murid Siklus I 52
Lampiran 3 Data Hasil Belajar Murid Siklus II 54
Lampiran 4 Observasi Kegiatan Guru dan Murid Siklus II 55
Lampiran 5 Dokumentasi 57
14

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan,

kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,

keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani

dan olahraga. Di dalam intensifikasi penyelengaraan pendidikan sebagai suatu

proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan

pendidikan jasmani adalah sangat penting, yang memberikan kesempatan

kepada murid untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui

aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis.

Pendidikan jasmani berfungsi sebagai media untuk mendorong

perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,

penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan

pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan

serta perkembangan yang seimbang. Dengan pendidikan jasmani murid akan

memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi

yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil,

memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki

pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru diharapkan

mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi

1
15

permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur, kerjasama,

dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan

melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis,

namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial.

Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan

didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan

pengajaran. Berdasarkan penjelasan di atas maka pendidikan jasmani dapat

didefenisikan suatu proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani,

yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan

meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif,

dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional.

Pendidikan jasmani adalah salah satu komponen pendidikan yang wajib

diajarkan di sekolah dan pentingnya pendidikan jasmani karena memiliki

peran yang sangat strategis dalam pembentukan manusia seutuhnya, yang

tidak hanya berdampak positif pada fisik melainkan juga dapat berdampak

positif pada mental, intelektual, emosional maupun sosial seorang murid.

Permainan bola volli merupakan salah satu bentuk cabang olahraga

permainan regu yang telah digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan

jasmani, sebagai media gerak murid dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan.

Dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah khususnya

di SDN 61 Kampung Baru permainan bola volli khususnya servis bawah telah

diajarkan kepada murid dengan harapan agar murid mampu melakukan servis
16

bawah dengan baik dan benar, namun pada kenyataannya dalam proses

pembelajaran murid kurang terampil dalam melakukan gerak dasar servis

bawah yang baik dan benar. Hal ini terbukti dengan pengamatan pada

observasi awal khusus pada servis bawah, kurangnya murid yang mampu

menyebrangkan bola melewati net diketahui dari 35 orang murid yakni hanya

5 orang atau 5 % yang mampu melakukan servis bawah dengan benar, 10

orang murid atau 10% termasuk katagori “kurang” dan 20 orang murid atau

20% termasuk katagori “cukup”

Menurut pengamatan penulis kemampuan servis bawah murid kelas VI

SDN 61 Kampung Baru setiap aspek yang diamati yaitu sikap awal (Kaki

dalam posisi melangkah dengan santai, berat badan terbagi dengan seimbang,

posisi tanagan dikepal dengan posisi bujari lurus, Pegang bola setinggi

pinggang atau lebih rendah, pegang bola didepan tubuh, pandangan ke arah

bola), pelaksanaan gerakan (Ayunkan lengan ke belakang, pindahkan berat

badan ke kaki belakang, ayunkan lengan ke depan, pindahkan berat badan ke

kaki depan, pukul bola pada posisi setinggi pinggang, konsentrasi pada bola)

dan gerak lanjutan (Teruskan pemindahan berat badan ke depan, jatuhkan

lengan dengan berlahan, bergerak ke dalam lapangan) dari sekian jumlah

murid memperoleh daya serap atau pencapaian kemampuan murid dalam

melakukan servis bawah nilai rata-rata masih dalam kategori kurang, hal ini

merupakan masalah dan masih perlu untuk ditingkatkan. Guru menganggap

bahwa salah satu penyebab tidak berhasilnya pelaksanaan pembelajaran dan

tujuan pembelajaran dikarenakan beberapa hal yakni:


17

1. Kurang optimalnya pembelajaran murid khususnya servis bawah

2. Sarana dan prasarana memadai akan tetapi strategi yang digunakan tidak

sesuai dengan peningkatan kemampuan murid

3. Kurang menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan

Metode mengajar menjadi suatu hal yang patut diperhatikan oleh guru

pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan karena dengan baiknya metode

mengajar yang diaplikasikan dalam setiap tindakan maka dapat menghasilkan

hasil belajar murid yang baik pula. Menurut Suprayekti (2003: 13) “Metode

mengajar adalah cara guru menyampaikan materi pembelajaran kepada murid

untuk mencapai tujuan tertentu.”

Untuk mengatasi masalah ini dipilihlah metode penjelajahan gerak untuk

diaplikasikan dalam setiap tindakan untuk memberikan hasil yang maksimal

dalam proses pembelajaran. Sebab metode penjelajahan gerak memiliki

kelebihan bagi proses pembelajaran pendidikan jasmani, antara lain:

1. Murid dapat berpartisipasi aktif sesuai kemampuan dan kemauan murid.

2. Intensitas aktivitas fisik dan irama latihan ditentukan sendiri oleh murid

sehingga peluang untuk berperan aktif lebih tinggi dibanding dengan

metode yang berpusat pada guru.

3. Kreativitas murid akan berkembang sesuai dengan kemampuan dan

kemauan murid, karena kurangnya pembatasan-pembatasan dan intruksi

oleh guru yang mungkin akan menjadi penghambat bagi kreativitas murid.

4. Tingkat kegembiraan murid akan lebih teraktualisasi sesuai dengan

kondisi murid, karena adanya kebebasan untuk melakukan aktivitas fisik.


18

B. Identifikasi dan Penetapan Masalah

Dalam pelaksanaan perencanaan perbaikan pembelajaran di SDN 61

Kampung Baru pada tanggal 20 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 27

Agustus 2014, dilihat ketika pembelajaran sedang berlangsung, murid sangat

sulit melakukan servis bawah dikarenakan murid tidak mengetahui cara

melakukan tehnik servis bawah yang benar. Sehingga pencapaian tujuan jauh

dari yang diharapkan.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti meminta bantuan kepada teman

sejawat dan berkolaborasi untuk melihat pelaksanaan pembelajaran

berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dibuat untuk mengidentifikasi

kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan berkolaborasi,

maka dapat terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pelaksanaan

pembelajaran tersebut, yaitu :

1. Sebagian murid kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran

2. Murid tidak menegetahui tehnik servis bawah yang benar

C. Rumusan Masalah dan Alternatif Pemecahannya

Melalui masalah yang terungkap berdasarkan hasil diskusi dan refleksi

dengan teman sejawat yang menjadi fokus permasalahan sebagai berikut :

Dalam mata pelajaran Penjas di kelas VI khususnya permainan Bola

Volli, yaitu :
19

Bagaimana meningkatkan keterampilan servis bawah pada

permainan bola volly melalui metode penjelajahan gerak di kelas

VI SDN 61 Kampung Baru

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatakan keterampilan servis

bawah pada permainan bola volly melalui metode penjelajahan gerak di

kelas VI SDN 61 Kampung Baru .

2. Manfaat Penelitian

a. Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat digunakan dalam mengajar

dan sebagai acuan untuk proses pembelajaran yang akan dilaksanakan

b. Bagi Guru, memberikan masukan dan meningkatakan kegiatan belajar

mengajar materi olahraga Bola Volly Servis Bawah melalui metode

“penjelajahan gerak” serta mampu menciptakan hasil belajar praktik

yang maksimal.

c. Bagi Murid, dapat menguasai lebih mudah melakukan teknik dasar

olahraga bola volly servis bawah dengan metode “penjelajahan gerak”

d. Bagi Sekolah, sebagai bahan masukan dalam mengelola Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM) lebih kreatif, inofatif dan menyenangkan.


20

BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN
HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Hakekat Permainan Bola Volli

Permainan bola voli adalah permainan yang unik dan kompleks yang

tidah mudah dilakukan oleh setiap orang. Oleh sebab itu permainan bola

voli dibutuhkan koordinasi gerak yang benar -benar bisa diandalkan untuk

melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan bola voli. Walau

begitu, permainan bola voli sangat cepat berkembang dan merupakan

salah satu cabang olahraga yang sangat populer di indonesia.

Djumhadi (2008) menyatakan bahwa bola voli adalah permainan

olahraga bola yang dimainkan oleh dua tim yang berlawanan, masing-

masing memiliki enam orang pemain yang berlaga dilapangan dan

dibatasi oleh sebuah net”. Kedua tim harus menempatkan bola didaerah

lapangan lawan untuk mendapat skor. Mukholid (2007) menyatakan

bahwa permainan bola voli adalah suatu permainan yang menggunakan

bola untuk dipantulkan (di-volley) di udara hilir mudik di atas net (jaring),

dengan maksud dapat menjatuhkan bola didalam petak daerah lapangan

lawan dalam rangka mencari kemenangan. Mem-volley atau memantulkan

bola keudara dapat mempergunakan seluruh anggota atau bagian tubuh

dari ujung kaki sampai ke kepala dengan pantulan sempurna.

7
21

Menurut PBVSI, Permainan bola voli adalah olahraga beregu,

dimainkan dua regu disetiap lapangan dengan dipisahkan oleh net. Disana

terdapat perbedaan versi untuk keadaan yang spesifik serta mendapatkan

kepandaian yang beraneka ragam pada pertandingan itu kepada siapa saja,

PBVSI ( 2000 ). Munasifah (2008) mengatakan bahwa bola voli adalah

permainan yang dilakukan oleh dua regu yang masing-masing terdiri atas

enam orang. Bola dimainkan diudara dengan melewati net setiap hanya

bisa memainkan bola tiga kali pukulan.

Adapun teknik-teknik dasar permainan bola voli menurut

sistimatikanya adalah sebagai berikut :

a. Teknik dasar passing atas

b. Teknik dasar pasing bawah

c. Setup/umpan

d. Smash (normal smash, semi smash, push smash)

e. Servis (servis tangan bawah, servis tangan atas)

f. Blok/bendungan (blok tunggal, blok berkawa)

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

permainan bola voli adalah permainan beregu terdiri dari enam orang yang

berlaga di masing-masing lapangan dengan dibatasi oleh net. Kedua tim

berusaha menjatuhkan bola didalam petak daerah lapangan lawan dalam

rangka mendapatkan skor untuk mencari kemenangan.


22

2. Hakekat Servis Bawah

Servis merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan bola voli

sebagai pukulan atau penyajian bola sebagai serangan pertama kali

kedaerah lawan untuk mendapatkan angka atau skor agar regunya

memperoleh kemengan dan sebagai tanda permulaan permainaan. Dieter

Beautelstahl (2009 : 8) menjelaskan servis adalah “sentuhan pertama

dengan bola”. Servis bukan hanya dianggap sebagai pukulan permulaan

saja akan tetapi servis bisa juga menjadi suatu senjata yang ampuh untuk

menyerang. Servis yang baik sangat mempengaruhi seluruh jalannya

pertandingan. Servis ada beberapa macam yaitu :

a. Servis dengan ayunan tangan dari bawah

b. Servis dengan ayunan tangan dari samping

c. Servis dengan ayunan tangan dari atas

d. Jump servis

Pukulan servis adalah pukulan yang dilakukan pada permulaan dan

setelah terjadinya setiap kesalahan, karena pukulan servis berperan besar

untuk memperoleh poin, maka pukulan servis harus meyakinkan, terarah

dan menyulitkan lawan. Ahmadi (2009).

Sarono (2011) servis merupakan teknik yang digunakan untuk

memulai permainan bola voli. Ada beberapa jenis servis dalam

permainan bola voli yang meliputi:

1). Servis tangan bawah (underhand service) Posisi awal untuk

melakukan servis tangan bawah adalah berdiri dengan posisi

melangkah dengan kaki depan yang berlawanan dengan tangan yang


23

akan memukul bola. Tangan yang akan memukul bola harus lurus

dan kencang, siku jangan bengkok sampai bola terpukul.

Langkah – langkah pelaksanaan servis bawah yang meliputi:

a) Persiapan

(1) Kaki dalam posisi melangkah dengan santai.

(2) Berat badan terbagi dengan seimbang.

(3) Bahu sejajar dengan net.

(4) Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah.

(5) Pegang bola didepan tubuh.

(6) Pandangan ke arah bola.

b) Pelaksanaan

(1) Ayunkan lengan ke belakang.

(2) Pindahkan berat badan ke kaki belakang.

(3) Ayunkan lengan ke depan.

(4) Pindahkan berat badan ke kaki depan.

(5) Pukul bola pada posisi setinggi pinggang

(6) Konsentrasi pada bola

c) Gerakan lanjutan

(1) Teruskan pemindahan berat badan ke depan.

(2) Jatuhkan lengan dengan berlahan

(3) Bergerak ke dalam lapangan.

Mile (2010: 46) Servis tangan bawah adalah jenis servis yang

paling mudah dilakukan dibanding dengan jenis servis lain. Servis


24

tangan bawah merupakan servis yang pertama kali untuk dipelajari

dan ditunjukkan bagi pemula.

Cara melakukan servis bawah adalah sebagai berikut:

a) Berdiri dengan kedua kaki menghadap ke arah sasaran yang

dituju dengan posisi kaki seperti orang melangkah, kaki yang

didepan berlawanan dengan tangan yang akan memukul bola.

Bola diletakkan ditelapak tangan yang tidak digunakan untuk

memukul, dengan jari-jari yang terbuka. Ketika bola

dilambungkan, luruskan badan seperti akan mengangkat bola

itu.

b) Siku tangan pemukul ditarik kebelakang, bola harus

dilambungkan didepan badan.

c) Pukul bola dengan telapak tangan dan tangan yang memukul

diayun kedepan dengan cepat. Pindahkan berat badan kekaki

depan, usahakan telapak tangan kaku dan keras pada saat

memukul bola

d) Setelah bola dipukul, biarkan lengan terayun kedepan sejauh

mungkin tanpa ditahan. Jatuhkan tangan yang tidak memukul

kesisi tubuh dan kaki kanan maju kedepan memasuki

lapangan dan mengambil posisi bertahan

Sudarwaji dan Dwisarjiyanto (2010: 10) Mengemukakan cara

melakukan servis bawah sebagai berikut:


25

a) Berdiri, kedua kaki dalam posisi melangkah dan berat badan

bertumpu pada dua kaki

b) Sikap badan sedikit condong kedepan

c) Bola dipegang setinggi pinggang didepan badan

d) Jari-jari tangan pemukul dirapatkan

e) Ayunkan lengan pukul kedepan, pindahkan berat badan

kedepan, dan bola sedikit dilambunggkan

f) Pukul bola dengan telapak tangan (bagian tengah belakang)

g) Ikut gerakan badan kedepan dengan melangkahkan kaki

belakang kedepan

Bola dilempar tinggi-tinggi sesuai dengan tinggi lemparan dan

jangkauan tangan. Tangan tetap lurus dengan memungkinkan beratnya

pukulan. Sutono (2010: 80) Menjelaskan Servis bawah adalah

Servis dengan awalan bola berada ditangan yang tidak


memukul bola bersiap dari belakang badan untuk memukul
bola dengan ayunan tangan dari bawah. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan servis bawah adalah:
(1) Sikap badan dan pandangan
(2) Lambungan keatas harus sesuai dengan kebutuhan
(3) Saat kapan harus memukul bola

Berdasarkan pendapat yang ada maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

servis bawah adalah pukulan yang dilakukan pada permulaan dan setelah

terjadinya setiap kesalahan, dengan awalan bola berada ditangan yang

tidak memukul bola bersiap dari belakang badan untuk memukul bola

dengan ayunan tangan dari bawah.

2) Servis mengambang (Floater service) Elemen penting dalam

melakukan servis mengambang adalah pukulan. Pukulan harus


26

dilakukan tepat didepan bahu dengan pemukul pada ketinggian yang

memberikan waktu mengayunkan lengan dan memukul bola pada

jangkauan tubuh.

a) Persiapan

(1) Kaki dalam posisi melangkah dengan santai

(2) Berat badan terbagi dengan seimbang

(3) Kaki dari tangan yang tidak memukul berada di depan

(4) Gunakan telapak tangan terbuka

(5) Pandangan ke arah bola

b) Pelaksanaan

(1) Pukul bola didepan bahu yang akan memukul

(2) Pukul bola tanpa atau dengan sedikit spin

(3) Ayunkan lengan ke belakang dengan siku ke atas

(4) Letakan tangan didekat telinga

(5) Pukul bola dengan tumit telapak tangan terbuka

(6) Pertahankan lengan pada posisi jangkauan sejauh mungkin

(7) Awasi bola pada saat hendak memukul

(8) Pindahkan berat badan kedepan

c) Gerakan lanjutan

(1) Teruskan pemindahan berat badan ke depan

(2) Jatuhkan lengan dengan dengan berlahan sebagai lanjutan

(3) Bergerak lapangan

3) Servis topspin. Melakukan servis topspin sama seperti melakukan

servis-servis lain.
27

a) Persiapan

(1) Kaki dalam posisi melangkah santai

(2) Berat badan terbagi dengan seimbang

(3) Bahu dan kaki dalam posisi menghadap ke garis pinggir

(4) Bola mengawasi bola yang dilempar

b) Pelaksanaan

(1) Lemparkan bola ke atas belakang bahu

(2) Lempar tanpa atau sedikit spin

(3) Ayunkan lengan kebelakang

(4) Arahkan siku kedepan dan dekat dengan telinga

(5) Pukul dengan tumit telapak tangan yang terbuka

(6) Pukul bola dengan tangan menjangkau penuh

(7) Gulung pergelangan tangan dengan penuh tenaga

(8) Pandangan ke arah bola sampai melakukan pukulan

c) Gerakan lanjutan

(1) Pindahkan berat badan kekaki depan

(2) Jatuhkan lengan dengan perlahan

(3) Bergerak ke dalam lapangan

(4) Jump servis.

3. Metode Penjelajahan Gerak

a. Pengertian Metode

Metode adalah suatu cara penyampaian yang digunakan oleh guru

dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan.

Menurut Suryosubroto (1997: 26) Metode adalah


28

“Cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai


tujuan. Dalam proses pembelajaran metode merupakan suatu
cara untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga
tujuan dapat dicapai. Metode juga dapat dirumuskan sebagai
cara untuk menyampaikan apa yang diharapkan sehingga
proses pembelajaran akan berlangsung baik sehingga mencapai
hasil yang baik pula”.

Dalam prakteknya metode pembelajaran dapat diartikan sebagai

suatu cara yang spesifik untuk menyuguhkan tugas-tugas belajar, yang

secara sistematis terdiri dari seperangkat tindakan guru, penyediaan

kondisi belajar yang efektif dan bimbingan yang difokuskan pada isi dari

pengalaman belajar yang diarahkan dalam mencapai tujuan yang

diharapkan.

Metode dan teknik pembelajaran memegang peranan penting dalam

penyusunan strategi dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dalam

pembelajaran pendidikan jasmani pun demikian, penggunaan suatu

metode pembelajaran dapat mempengaruhi jalannya proses pembelajaran,

untuk itu hal utama yang perlu dipertimbangkan adalah kesesuaian materi

yang akan disajikan dengan karakteristik siswa, karena kesesuaian

tersebut akan mampu mengembangkan kemampuan dan ketrampilan

anak secara optimal.

Menurut Sumiati dan Asra (2009) Menentukan metode atau kegiatan

belajar merupakan langkah penting yang dapat menunjang keberhasilan

pencapaian tujuan. kegiatan itu harus disesuaikan dengan tujuan. Dalam

menetapkan kegiatan belajar ini guru harus menetapkan kegiatan mana

yang perlu dan tidak perlu dilakukan. Untuk itu perlu diketahui batas
29

kemampuan siswa. Untuk memudahkan pelaksanaan, perlu diperhatikan

hal-hal sebagai sebagai berikut :

1) Merumuskan semua kegiatan belajar yang memungkinkan untuk

dilakukan.

2) Menetapkan kegiatan-kegiatan yang tidak perlu dilakukan agar

mencapai efisiensi proses pembelajaran

3) Menetapkan kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru maupun

siswa

b. Metode Penjelajahan Gerak

Khusus untuk pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar,

Ateng (dalam jurnal IPTEK olahraga, 2002) mengatakan bahwa titik

tekan pembelajaran penjaskes di SD adalah penyempurnaan fungsi gerak.

Latihan-latihan bagi anak hendaknya bersifat menyeluruh dan cenderung

ke arah cabang olahraga, sesuai dengan meningkatnya usia mereka.

Selanjutnya menurut Annarino (dalam jurnal IPTEK olahraga, 2002 : 196)

“metode pembelajaran yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan domain

psikomotor diantaranya adalah metode penjelajahan gerak”.

Gabberd, (dalam jurnal Iptek Olahraga, 2002: 197), menjelaskan

“metode penjelajahan gerak dikenal dengan istilah (exploration style),

dapat digunakan secara efektif untuk anak-anak usia Sekolah Dasar”.

Proses eksplorasi dan eksperimen gaya mengajar ini lebih terbuka dan

memberikan peluang bagi anak untuk berkembang, dibanding dengan

penemuan terpimpin dan pemecahan masalah.


30

Elizabeth Helsy dan Lorena Porter (dalam jurnal Pengembangan

Fisik Motorik. Fib. UNY) mengemukakan bahwa dalam latihan gerakan

untuk fisik motorik anak salah satu kegiatan yang dapat dilakukan, yaitu:

gerakan eksplorasi (penjelajahan gerak) sebab anak-anak membutuhkan

kebebasan bergerak dan untuk itu dibutuhkan ruang yang aman di dalam

ataupun di luar kelas. Tujuan kegiatan eksplorasi adalah sebagai berikut :

a. Anak mendapat pengalaman bahwa tubuh dapat bergerak

b. Menciptakan kegembiraan dan kepuasan dalam bergerak

c. Memberi pengalaman pada anak dalam membagi ruang dengan

orang lain

d. Menciptakan cara baru dalam melakukan suatu tugas / perintah

e. Melakukan kegiatan, latihan sambil menunjukkan kekuatan-

kekuatan tubuh

Afrizal, (dalam jurnal Bahasa dan Seni Volume 10 No.2 , 2009 :

110-118) mengemukakan

“Keterampilan gerakan atau kinetis berhubungan dengan


kemampuan motorik yang dimiliki siswa. Siswa memiliki tinggi
rendahnya kemampuan motorik oleh sebab itu perlu di dekati
dengan metode latihan dan metode pembelajaran yang tepat agar
kemampuan atau keterampilan motorik siswa dapat terbentuk
dengan baik. Bagian yang penting dalam eksplorasi gerak atau
penjelajahan gerak dapat melatih gerak atau keterampilan
motorik siswa”.

Dengan melakukan eksplorasi, secara tidak langsung siswa

melakukan suatu latihan motorik yang pada gilirannya menghasilkan

gerak reflek atau suatu intuisi atau perasaan yang peka terhadap gerak
31

dalam arti kata, eksplorasi menghasilkan suatu sensifitasi yang tinggi

terhadap gerak.

“Gallahue, (dalam jurnal IPTEK olahraga, 2002 : 197)


menjelaskan metode pembelajaran penjelajahan gerak
(movement exploration method) merupakan salah satu bagian
dari problem solving ; Child-centered methods of teaching,
dengan fokus pembelajaran dominan pada siswa, pendekatan ini
memberikan kesempatan secara luas terhadap siswa untuk
melakukan eksplorasi gerakan”.

Anarino, (dalam jurnal IPTEK olahraga 2002 : 197) mengemukakan

“Metode penjelajahan gerak dapat diterapkan untuk


pembelajaran pendidikan jasmani di SD, hal tersebut selaras
dengan karakteristik anak-anak usia SD, yang suka bermain,
besehinggrlomba, berkelompok dan melakukan kerja sama
(sosialisasi). Titik penekanan pembelajaran dengan
menggunakan metode penjelajahan gerak adalah pembelajaran
yang mengoptimalkan kemampuan siswa untuk melakukan
eksplorasi gerakan, sesuai dengan kemampuan, kemauan dan
irama setiap individu”.

Oleh karena itu, siswa dapat mengoptimalkan kemampuan dan

ketrampilan yang dimiliki. Optimalisasi metode pembelajaran ini hanya

dapat dilakukan apabila prasarana dan sarana yang digunakan seimbang

dengan jumlah siswa, sehingga setiap siswa akan mampu

mengembangkan kemampuan dan ketrampilan siswa secara optimalf.

Metode pembelajaran penjelajahan gerak menempatkan siswa

sebagai subyek pembelajaran, sehingga interaksi belajar bukan hanya

menjadi satu arah dari guru ke siswa, namun dapat terjadi interaksi siswa

ke guru, dan dari siswa ke siswa. Sehingga lebih memberikan

kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan meningkatkan efektivitas

pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.


32

Metode pembelajaran ini menempatkan siswa untuk mengambil

peranan dan tanggung jawab yang lebih besar dalam proses pembelajaran.

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Penjelajahan Gerak

Adapun kelebihan dari metode penjelajahan gerak menurut Afrizal

(dalam jurnal Bahasa dan Seni Volume 10 No.2, 2009) diantaranya :

1) Siswa dapat berpartisipasi aktif sesuai kemampuan dan kemauan

siswa.

2) Intensitas aktivitas fisik dan irama latihan ditentukan sendiri oleh

siswa sehingga peluang untuk berperan aktif lebih tinggi

dibanding dengan metode yang berpusat pada guru.

3) Kreativitas siswa akan berkembang sesuai dengan kemampuan

dan kemauan siswa, karena kurangnya pembatasan-pembatasan

dan intruksi oleh guru yang mungkin akan menjadi penghambat

bagi kreativitas siswa.

4) Tingkat kegembiraan siswa akan lebih teraktualisasi sesuai dengan

kondisi siswa, karena adanya kebebasan untuk melakukan

aktivitas fisik.

Metode penjelajahan gerak merupakan salah satu hasil karya

manusia, oleh karena itu metode ini juga memiliki beberapa

kekurangan disamping kelebihan yang telah disebutkan diatas.

Kekurangannya antara lain:

1) Siswa kadang lupa dengan tujuan belajar yang telah dijelaskan

guru sebelumnya.
33

2) Guru akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan, bila salah memahami arti

metode penjelajahan gerak yang sebenarnya.

3) Untuk menghindarkan kemungkinan kesalahan gerak siswa

sangat kecil.

4) Kurangnya perhatian anak pada hal yang dianggap penting.

Dengan kekurangan yang dimiliki metode penjelajahan gerak,

bukan berarti proses pembelajaran ini akan berkurang nilainya,

kebalikannya adalah keuntungan bagi guru, karena berangkat dari

kekurangan ini, guru akan lebih teliti dalam mempersiapkan serta

menerapkan metode ini dalam proses pembelajaran.


34

B. Kerangka Pikir

Kerangka pikir meningkatkan keterampilan servis bawah

Keterampilan servis bawah

Aspek Siswa Aspek Guru

Metode Penjelajahan Gerak

Sikap Awal Pelaksanaan Gerakan Gerak Lanjutan

Meningkat

Gambar 2.1. Kerangka Pikir PTK

C. Hipotesis Tindakan

Penerapan metode penjelajahan gerak akan meningkatkan keterampilan

servis bawah pada permainan bola volly di kelas VI SD Inpres Antang III

Kota Makassar.
35

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan penelitian

Pendekatan yang dipilih dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

pendekatan kualitatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 3) penelitian

tindakan kelas adalah :

“Suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa suatu


tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi didalm sebuah
kelas secara bersama. Pendekatan ini dipilih untuk
mendeskripsikan penggunaan gambar seri dalam meningkatkan
keterampilan menulis.jenis pendekatan penelitian tindakan kelas
yang bersifat deskriptif”.

2. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang

bersifat deduktif .

Menurut Kunandar (2011 : 45) mendefinisikan bahwa :

“Penelitian tindakan kelas sebagai penelitian tindakan (Action


rearch) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti
di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolabborasi)
dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan
tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses
pembelajaran dikelasnya melalui suatu tindakan (treatmen)tertentu
dalam suatu siklus”

Penelitiaan yang dipilih untuk mengungkapkan hasil penelitian sesuai


dengan fakta dan data yang diperoleh di kelas. Pelaksanaan dari penelitian ini
melalui proses pengkajian yang terdiri dari empat tahap: yaitu perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ditujukan sebagai

22
36

perbaikan atas hasil refleksi tindakan sebelumnya yang dianggap belum


berhasil.

B. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada proses pembelajaran, yakni peningkatan
keterampilan servis bawah pada permainan bola volli melalui metode penjelajahan
gerak pada SDN 61 Kampung Baru

C. Setting dan Subjek Penelitian


1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran
2014/2015 SDN 61 Kampung Baru I yang beralamat di jalan Manggala 1/2
blok 7 Kelurahan Manggala Kecamatan Manggala kota Makassar sebagai
sekolah mitra. Memilih sekolah ini karena SD Inpres Perumnas Antang III
telah menerapkan kurikulum 2013, dari hasil observasi ditemukan bahwa
sebagian besar murid kelas VI masih rendah keterampilan servis bawah pada
permainan bola volli. Maka, peneliti melakukan penelitian dengan
peningkatan keterampilan servis bawah melalui metode penjelajahan gerak.
2. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah murid kelas VI SDN 61 Kampung Baru ,
dengan jumlah 34 orang yang terdiri dari 17 laki-laki dan 17 perempuan.

D. Prosedur dan Desain Penelitian


1. Prosedur penelitian
Penelitian ini menggunakan dua siklus yang didasarkan atas dua
pertimbangan alokasi waktu dan tema yang dipilih. Menurut Surasimi
Arikunto dkk (2010 : 16) mengemukakan bahwa “ada empat tahapan dalam
penelitia tindakan kelas yaitu a) perencanaan, b) pelaksanaan, c) pengamatan,
d) refleksi.
37

2. Desain Penelitian

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

Bagan 3.1. Skema Alur Penelitian Tindakan Kelas menurut Suharsimi (2010: 16)

Adapun gambaran umum siklus yang dilakukan dalam penelitian ini

dalah sebagai berikut :

a. Pratindakan

1) Mengadakan konsultasi dengan kepala sekolah dan melaksanakan

diskusi awal dengan guru kelas tentang tema sesuai dengan

kurikulum 2013

2) Menyusun alokasi waktu penelitian dengan memperhitungkan alokasi

waktu yang tersedia dalam GBPP.

3) Merencanakan bagaimana langkah-langkah pembelajaran dengan

menggunakan metode penjelajahan gerak dalam keterampilan servis

bawah permainan bola volli.


38

b. Tahap Perencanaan Tindakan

Rencana pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak 2 siklus sebagai

berikut:

1) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk tindakan setiap

siklus.

2) Menyiapkan materi yang akan dibahas.

3) Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan murid selama proses

pembelajaran pada setiap siklus.

4) Merencanakan alat evaluasi untuk tindakan siklus

c. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahap mengimplementasikan rencana

yang disusun oleh peneliti yang berkonsultasi pada guru kelas VI. Kegiatan

yang dilakukan adalah peneliti adalah:

1) Melaksanakan proses pembelajaran tentang tema makanan sehat dan

bergizi dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.

2) Menggunakan metode penjelajahan gerak dalam keterampilan servis

bawah permainan bola volli

3) Pemberian tes pada akhir siklus.

d. Tahap observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan lembar observasi terhadap pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan lembar observasi tentang kehadiran dan keaktifan


39

murid yang telah dibuat. Serta melaksanakan evaluasi pada akhir siklus,

untuk mengetahui hasil belajar murid yang diperoleh pada siklus pertama.

e. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis

pada tahap ini. Dari hasil tersebut akan dikemukakan refleksi terhadap

kegiatan tindakan yang telah dilakukan. Refleksi yang dimaksudkan adalah

pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan

sementara untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya dalam rangka

pencapaian tujuan akhir. Untuk itu, refleksi dalam penelitian ini akan

dilakukan setiap akhir tindakan dan setiap akhir siklus. Hasil refleksi pada

siklus pertama menjadi bahan tindakan untuk siklus berikutnya hingga

kelemahan yang dilakukan berkurang atau pelaksanaan menjadi lebih baik.

Prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini melalui

metode eksperimen yakni direncanakan dua siklus setiap siklusnya terdapat

empat tahap yakni, tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

refleksi.

a. Siklus I

Siklus pertama dan kedua dilaksanakan dalam dua kali pertemuan atau

empat jam pelajaran dengan alokasi waktu 6 x35 menit.

1) Perencanaan

a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kali

pertemuan.
40

b) Mengembangkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan yaitu

keterampilan servis bawah

c) Membuat lembar kerja murid (LKS) untuk masing-masing kelompok

untuk melakukan pengamatan.

d) Membuat lembar observasi untuk murid dan guru (peneliti) selama

kegiatan proses pembelajaran berlangsung.

e) Membuat dan menyusun butir-butir soal atau alat evaluasi untuk tes

tindakan pada siklus pertama.

2) Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan implementasi pelaksanaan rancangan yang telah

disusun secara kolaborasi antara guru (peneliti) dengan teman sejawat sebagai

pengamat.

a) Mengidentifikasi keadaan awal murid sebelum penelitian.

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran

c) Mengembangkan bahan pengajaran yang dilaksanakan atau yang

diajarkan.

d) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan skenario yang disusun

berdasarkan penggunaan metode penjelajahan gerak dalam keterampilan

servis bawah

e) Memantau keterampilan servis bawah murid dalam proses pembelajaran

berdasarkan pedoman observasi.


41

3) Observasi

a) Hasil pemantauan selama kegiatan pembelajaran berlangsung

berdasarkan pedoman observasi.

b) Hasil belajar murid berdasarkan tes di akhir pembelajaran.

c) Analisis data hasil observasi dan tes akhir pelajaran.

4) Refleksi Hasil Kegiatan

a) Refleksi penelitian berdasarkan hasil observasi dan evaluasi akhir

dalam pembelajaran.

b) Mendiskusikan hasil refleksi yang telah dibuat bersama dengan

teman sejawat agar ada perbaikan pada siklus berikutnya.

b. Siklus II

1) Perencanaan

a) Menentukan materi yang akan diajarkan dalam pelaksanaan siklus

kedua pertemuan pertama melalui kegiatan yang sama

b) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan

pertama pada siklus kedua.

c) Mengembangkan alat bantu pengajaran sesuai dengan materi yang

akan diajarkan.

d) Membuat format observasi untuk pertemuan kedua.

e) Membuat dan menyususn butir-butir soal.

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Melanjutkan materi pada siklus pertama dengan tema makanan sehat

dan bergizi
42

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memyampaikan kegiatan

yang akan dilakukan

c) Mengembangkan bahan pelajaran yang akan dilaksanakan atau yang

akan diajarkan.

d) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan skenario yang

disusun berdasarkan keterampilan servis bawah melalui metode

penjelajahan gerak

e) Memantau keterampilan servis bawah murid dalam proses

pembelajaran berdasarkan pedoman observasi.

3) Observasi

a) Memantau kegiatan murid dan guru (peneliti) selama kegiatan

pembelajaran berlangsung berdasarkan pedoman observasi.

b) Mengobservasi hasil belajar murid berdasarkan tes di akhir

pembelajaran.

c) Analisis data hasil observasi.

4) Refleksi Hasil Kegiatan

a) Refleksi penelitian berdasarkan hasil observasi pada pertemuan

pertama dan kedua serta evaluasi di akhir pembelajaran.

b) Mendiskusikan kelemahan-kelemahan yang terdapat pada hasil

refleksi pada siklus pertama pertemuan pertama dan kedua serta

siklus kedua pertemuan pertama sehingga pada siklus kedua

pertemuan kedua dapat diadakan perbaikan, baik kelemahan yang


43

berasal dari peneliti pada saat proses pembelajaran maupun dari

murid pada saat melakukan kegiatan eksperimen.

Berdasarkan hasil refleksi pada pelaksanaan tindakan siklus pertama dan

siklus kedua, jika refleksi menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh sudah

memadai atau sudah mencapai standar yang telah ditentukan yakni 70%

murid yang mendapat sudah bisa melakukan servis bawah melalui metode

penjelajahan gerak, maka penelitian tidak dilanjutkan lagi atau sudah bisa

dihentikan.

E. Tehnik dan Perosedur Pengelolaan data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Evaluasi Belajar Murid

Evalusi belajar ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar

siswa yang dilakukan dalam bentuk tes praktek.

2. Observasi

Prosedur mengumpulkan data kegiatan guru dan murid melalui format

observasi yang dilaksanakan selama proses pembelajaran. Kegiatan ini dibantu

oleh guru kelas yang berfungsi sebagai observer atau pengamat.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data awal yang diperoleh dari guru kelas VI berupa data
aktifitas kegiatan belajar murid.
44

F. Tehnik analisis dan indikotor Keberhasilan

1. Tehnik analisis

Data yang dikumpulkan dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis data

secara kualitatif menurut Mills (2000) adalah melalui tiga tahap yaitu:

mereduksi data, mengklasifikasikan data, dan menyimpulkan data.

Data hasil observasi dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan

skala lima berdasarkan teknik kategorisasi standar yang dikutip oleh Arikunto

(2006) yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.1 Taraf Tingkat keberhasilan

Rentang Nilai Kualifikasi


≥ 85 Sangat Baik
80 - 84 Baik
75 - 79 Cukup
70 -74 Kurang
≤ 70 Sangat Kurang
( sumber : Arikunto : 2006)

2. Indikator Keberhasilan

Dalam upaya meningkatkan keterampilan servis bawah dalam permainan

volli dengan menggunakan metode penjelajahan gerak di SDN Inpres

Perumnas Antang III Makassar, maka perlu adanya rubrik di dalam menilai

sejauh mana tingkat keberhasilan yang dilakukan oleh seorang guru didalam

menggunakan metode penjelajahan gerak dalam meningkatan keterampilan

servis bawah bola volli murid kelas VI.


45

Menurut Burhan Nurgiyantoro (2010) mengemukakan bahwa penilaian

servis bawah dinilai dari aspek :

1. Sikap awal murid dalam mengambil gerakan servis bawah

2. Ayunan tangan murid dalam melakukan servis bawah

3. Arah gerak bola yang dihasilkan oleh ayunan tangan murid

4. Jarak terjauh yang bisa dicapai murid dalam melakukan servis bawah.

Berdasarkan pendapat diatas tentang indikator keberhasilan dalam


peningkatan keterampilan servis bawah melalui metode penjelajahan gerak,
maka yang berkaitan dengan aktifitas belajar murid pada kegiatan
pembelajaran dikatakan berhasil apabila presentase taraf keberhasilan
aktivitas belajar murid secara klasikal telah mencapai telah mencapai
minimal 75% dengan kualifikasi baik.
46

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Paparan Data Siklus I
Penelitian ini diawali dengan kegiatan observasi langsung dilapangan dan
melakukan wawancara singkat dengan kepala sekolah dan guru kelas VI
yang dilaksanakan pada tanggal 19 sampai 21 Agustus 2014. Dari hasil
observasi tersebut diputuskan untuk peningkatkan keterampilan servis bawah
dalam permainan volli melalui metode penjelajahan gerak murid dikelas VI.
Selanjutnya pada tanggal 28 Agustus 2014 mengambil nilai awal yang
tujuannya untuk mengetahui kemampuan awal murid tentang materi yang
akan diajarkan, maka proses penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam
dua siklus . Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan dan siklus
kedua selama dua kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri atas empat
rangkaian kegiatan. Empat kegiatan tersebut yang ada pada setiap siklus
adalah sebagai berikut: a. Perencanaan tindakan, b. Pelaksanaan tindakan , c.
Observasi, dan d. Refleksi.
a. Pra tindakan

Pelaksanan dilakukan pada tanggal 19 sampai 21 Agustus 2014, Pada

tahap pra tindakan ini hal - hal yang dilakukan antara lain:

1) Mengadakan konsultasi dengan kepala sekolah dan Melaksanakan

diskusi awal dengan guru kelas tentang tema sesuai dengan kurikulum

2013

2) Menyusun alokasi waktu penelitian dengan memperhitungkan alokasi

waktu.

33
47

3) Merencanakan bagaimana langkah-langkah pembelajaran dengan


menggunakan metode penjelajahan gerak dalam keterampilan servis
bawah permainan bola volli
b. Perencanaan

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kali

pertemuan.

2) Mengembangkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan yaitu Servis

Bawah dalam Permainan Bola Voli

3) Membuat lembar observasi untuk murid dan guru (peneliti) selama

kegiatan proses pembelajaran berlangsung.

4) Membuat dan menyusun butir-butir soal atau alat evaluasi untuk tes

tindakan pada siklus pertama.

5) Menyiapkan media gambar yang akan membantu dalam

pembelajaran

c. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti

sedangkan guru bertindak sebagai observer atau pengamat. Tindakan

pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 September 2014

mulai pukul 07.00 – 10.15. Setelah melakukan kegiatan awal, maka

peneliti melaksanakan kegiatan membuka pelajaran yakni:

1) Menginfomasikan materi pembelajaran yang akan dipelajari

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran

3) Melakukan absensi dan berdoa

4) Melakukan kegiatan pemanasan sebelum memulai olahraga


48

5) Guru memberi motivasi dan penjelasan mengenai teknik dasar servis


bawah yang baik dan benar, dengan memperhatikan indikator
capaian keberhasilan yang meliputi :
(1) Persiapan
(a) Kaki dalam posisi melangkah dengan santai.
(b) Berat badan terbagi dengan seimbang.
(c) Bahu sejajar dengan net.
(d) Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah.
(e) Pegang bola didepan tubuh.
(f) Pandangan ke arah bola.
(2) Pelaksanaan
(a) Ayunkan lengan ke belakang.
(b) Pindahkan berat badan ke kaki belakang.
(c) Ayunkan lengan ke depan.
(d) Pindahkan berat badan ke kaki depan.
(e) Pukul bola pada posisi setinggi pinggang
(f) Konsentrasi pada bola
(3) Gerakan lanjutan
(a) Teruskan pemindahan berat badan ke depan.
(b) Jatuhkan lengan dengan berlahan
(c) Bergerak ke dalam lapangan.
6) Guru memperagakan teknik dasar servis bawah dengan baik dan benar.
7) Guru memberikan tugas gerak pada siswa untuk melakukan servis
bawah seperti yang dicontohkan sebelumnya.
8) Guru mengkoreksi gerakan yang telah dilakukan oleh siswa yang
menurut hasil pengamatan masih belum sempurna.
9) Penilaian (evaluasi atas materi yang di ajarkan)
10) Pendinginan
11) Berdo’a dan bubar
49

d. Observasi
1) Observasi aktivitas murid
Diperoleh data hasil pembelajaran siklus I sebagai berikut : dari 34
orang siswa yang di observasi, sebanyak 21 orang siswa atau 62%
termasuk kategori “kurang” dengan klasifikasi nilai (70 - 74), 6 orang
siswa atau 17 % termasuk kategori “Cukup” dengan klasifikasi nilai (75 -
79), dan 7 orang siswa atau 21 % termasuk kategori “Baik” dengan
klasifikasi nilai (80 - 84) dalam melakukan servis bawah data dapat
dilihat pada lampiran 1 (Satu).
Berdasarkan lampiran 1 (satu), diketahui rata-rata hasil capaian
siswa pada hasil siklus I sebesar 72,94 dengan persentase 73 %.
Klasifikasi nilai rata-rata siswa pada observasi ini berada di bawah rata-
rata pencapaian yang diharapkan
2) Observasi aktifitas guru
Dari 3 aspek yang diamati pada guru tersebut dengan kriteria penilaian
berupa “YA” jika dilaksanakan dan “TIDAK” jika tidak dilaksanakan, dapat
diketahui bahwa semua aspek dapat dilaksanakan semua oleh guru, data
dapat dilihat pada lampiran 2 (dua).
e. Refleksi

Setelah melakukan penelitian maka langkah-langkah yang harus

ditempuh untuk mengatasi kendala pembelajaran adalah :

1) Guru harus lebih memotifasi murid agar memiliki keberanian untuk

tampil di depan teman - temannya.

2) Guru harus sering memberi bimbingan kearah perbaikan khususnya

keterampilan servis bawah.

3) Guru dalam menyampaikan materi pelajaran jangan terlalu cepat dan

harus terarah agar murid mudah memahaminya.


50

4) Guru harus lebih membimbing murid dalam mengasah kemampuan

servis bawah dalam permainan volli.

5) Guru harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh murid.

Dari hasil tindakan pembelajaran servis bawah menggunakan metode

penjelajahan gerak, maka murid yang memperoleh hasil tes menunjukkan

pada tahap siklus I nilai rata – rata murid 72,94 dengan persentase kutuntasan

belajar 73 % dengan persentase keberhasilan tiap nilai di jelaskan melalui

tabel 4.1 di bawah ini

Tabel 4.1 Data Akhir Siklus I Servis Bawah


Kelas VI SDN 61 Kampung Baru
TP. 2014/2015

Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Siswa Persentase (%)


≥ 85 baik sekali tuntas 0 0.0
80-84 Baik tuntas 7 21.0
75-79 Cukup tuntas 6 17.0
70-74 Kurang tidak tuntas 21 62.0
≤ 69 kurang sekali tidak tuntas
Jumlah 34 100.0

2. Paparan Data Siklus II


Setelah pelaksanaan siklus I berlalu, belum terlihat adanya hasil seperi
yang diharapkan oleh peneliti. Oleh karena itu, kembali dilakukan wawancara
singkat dengan guru kelas VI yang dilaksanakan pada tanggal 22 sampai 24
Oktober 2014. Selanjutnya pada tanggal 6 November 2014 dimulai kembali
pembelajaran dengan menggunakan metode yang sama dalam siklus
selanjutnya (siklus II) . Siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan.
Setiap pertemuan terdiri atas empat rangkaian kegiatan. Empat kegiatan
tersebut sama dengan siklus I yakni sebagai berikut: a. Perencanaan tindakan,
b. Pelaksanaan tindakan , c. Observasi, dan d. Refleksi.
51

a. Pra tindakan

Pelaksanan dilakukan pada tanggal 22 sampai 24 September 2014, Pada

tahap pra tindakan ini hal - hal yang dilakukan antara lain:

1) Mengadakan konsultasi dengan kepala sekolah dan Melaksanakan

diskusi awal dengan guru kelas tentang tema sesuai dengan kurikulum

2013

2) Menyusun alokasi waktu penelitian dengan memperhitungkan alokasi

waktu.

3) Merencanakan bagaimana langkah-langkah pembelajaran dengan


menggunakan metode penjelajahan gerak dalam keterampilan servis
bawah permainan bola volli
b. Perencanaan

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kali

pertemuan.

2) Mengembangkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan yaitu Servis

Bawah dalam Permainan Bola Volli

3) Membuat lembar observasi untuk murid dan guru (peneliti) selama

kegiatan proses pembelajaran berlangsung.

4) Membuat dan menyusun butir-butir soal atau alat evaluasi untuk tes

tindakan pada siklus pertama.

5) Menyiapkan media gambar yang akan membantu dalam proses

pembelajaran

c. Pelaksanaan Tindakan
52

Pada tahap ini pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti

sedangkan guru bertindak sebagai observer atau pengamat. Tindakan

pembelajaran pada siklus I dilaksanakan mulai tanggal 6 November

2014 mulai pukul 07.30 – 10.15. Setelah melakukan kegiatan awal, maka

peneliti melaksanakan kegiatan membuka pelajaran yakni:

1) Menginfomasikan tema materi pembelajaran yang akan dipelajari

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran

3) Melakukan absensi dan berdoa

4) Melakukan kegiatan pemanasan sebelum memulai olar raga

5) Guru memberi motivasi dan penjelasan mengenai teknik dasar servis


bawah yang baik dan benar, dengan memperhatikan indikator
capaian keberhasilan yang meliputi :
(1) Persiapan
(a) Kaki dalam posisi melangkah dengan santai.
(b) Berat badan terbagi dengan seimbang.
(c) Bahu sejajar dengan net.
(d) Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah.
(e) Pegang bola didepan tubuh.
(f) Pandangan ke arah bola.
(2) Pelaksanaan
(a) Ayunkan lengan ke belakang.
(b) Pindahkan berat badan ke kaki belakang.
(c) Ayunkan lengan ke depan.
(d) Pindahkan berat badan ke kaki depan.
(e) Pukul bola pada posisi setinggi pinggang
(f) Konsentrasi pada bola

(3) Gerakan lanjutan


53

(a) Teruskan pemindahan berat badan ke depan.


(b) Jatuhkan lengan dengan berlahan
(c) Bergerak ke dalam lapangan.
6) Guru memperagakan teknik dasar servis bawah dengan baik dan benar.
7) Guru memberikan tugas gerak pada siswa untuk melakukan servis
bawah seperti yang dicontohkan sebelumnya.
8) Guru mengkoreksi gerakan yang telah dilakukan oleh siswa yang
menurut hasil pengamatan masih belum sempurna.
9) Penilaian (evaluasi atas materi yang di ajarkan)
10) Pendinginan
11) Berdo’a dan bubar
d. Observasi
1) Observasi aktivitas murid
Diperoleh data sebagai berikut : dari 34 orang siswa yang di
observasi, sebanyak 10 orang siswa atau 29 % termasuk kategori
“ sangat baik” dengan klasifikasi nilai (≥ 85), 15 orang siswa atau 44 %
termasuk kategori “baik” dengan klasifikasi nilai (80 - 84), 6 orang siswa
atau 18 % termasuk kategori “Cukup” dengan klasifikasi nilai (75 - 79),
dan 3 orang siswa atau 9 % termasuk kategori “kurang” dengan
klasifikasi nilai (70 - 74).
Siswa 10 orang termasuk kategori “sangat baik” dengan klasifikasi
nilai (≥ 85), dalam melakukan servis bawah data dapat dilihat pada
lampiran 3 (tiga).
Berdasarkan lampiran 3 (tiga), diketahui rata-rata hasil capaian siswa
pada siklus II sebesar 82 %.
2) Observasi aktifitas guru
Dari 3 aspek yang diamati pada guru tersebut dengan kriteria penilaian
berupa “YA” jika dilaksanakan dan “TIDAK” jika tidak dilaksanakan, dapat
diketahui bahwa semua aspek dapat dilaksanakan semua oleh guru, data
dapat dilihat pada lampiran 4 (Empat).
e. Refleksi
54

Setelah melakukan penelitian maka langkah-langkah yang harus

ditempuh untuk mengatasi kendala pembelajaran adalah :

1) Guru harus lebih memotifasi murid agar memiliki keberanian untuk

tampil di depan teman - temannya.

2) Guru harus sering memberi bimbingan kearah perbaikan khususnya

keterampilan servis bawah.

3) Guru dalam menyampaikan materi pelajaran jangan terlalu cepat dan

harus terarah agar murid mudah memahaminya.

4) Guru harus lebih membimbing murid didalam mengasah

kemampuan servis bawah dalam permainan volli.

5) Guru harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh murid.

Dari hasil tindakan pembelajaran keterampilan servis bawah pada

permainan bolaa volly menggunakan metode penjelajahan gerak maka,

murid yang memperoleh hasil tes menunjukkan pada tahap siklus II nilai rata

– rata murid 81,76 dengan persentase kutuntasan belajar 82 % dengan

persentase keberhasilan tiap nilai di jelaskan melalui tabel 4.2 di bawah ini :
55

Tabel 4.2 Data Akhir Siklus II Servis Bawah


Kelas VI SDN 61 Kampung Baru
TP. 2014/2015

Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Siswa Persentase (%)


≥ 85 baik sekali tuntas 10 29.0
80-84 Baik tuntas 15 44.0
75-79 Cukup tuntas 6 17.0
70-74 Kurang tidak tuntas 3 9.0
≤ 69 kurang sekali tidak tuntas
Jumlah 34 100.0

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas ini guru menetapkan untuk peningkatan

keterampilan servis bawah ada permainan bola volly dengan menggunakan

metode penjelajahan gerak. Kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan hal-hal

yang diperlukan pada saat pelaksanaan tindakan siklus I. Hal-hal yang perlu

dipersiapkan adalah sebagai berikut.

Membuat rencana pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan siklus I,

Membuat lembar observasi guru dan murid, Membuat instrument penelitian

sebagai alat evaluasi dalam melihat sejauh mana keberhasilan pelaksanaan

penelitian ini.

Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh peneliti dan guru bertindak

sebagai pengamat. Peneliti memulai proses pembelajaran dengan

melaksanakan kegiatan awal yakni mengucapkan salam, mengecek kehadiran

murid, menyampaikann apersepsi, menyampaikan tema, sub tema dan

pembelajaran. Pada kegiatan awal ini guru tidak lupa menyampaikan tujuan

pembelajaran dan kegiatan apa yang akan dicapai.


56

Setelah dilakukan kegiatan pendahuluan guru melaksanakan kegiatan inti

yang sesuai dengan rencana pembelajaran pada siklus I sesuai dengan

langkah – langkah pembelajaran servis bawah menggunakan metode

penjelajahan gerak. Pembelajaran ini di ikuti oleh 34 murid. Pada kegiatan

inti ini, belum terlihat hasil yang memuaskan pada murid kelas VI.

Berdasarkan siklus I maka diperoleh persentase ketercapaian pelaksanaan

pembelajaran sebesar 73 % dengan hasil nilai rata-rata murid adalah 72,94,

dengan melihat hasil dari siklus I maka perlu adanya perbaikan pada siklus II.

Dari hasil evaluasi pada pelaksanaan tindakan siklus I menunjukkan

bahwa dua indikator keberhasilan dari keterampilan servis bawah dengan

menggunakan metode penjelajahan gerak yang telah ditetapkan belum

tercapai sepenuhnya. Hal ini berarti penelitian atau pelaksanaan tindakan

siklus I masih dilajutkan pada siklus II.

Berdasarkan hasil observasi, evaluasi dan refleksi pada pelaksanaan

tindakan siklus I, peneliti dan guru merencanakan tindakan siklus II dengan

harapan kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan pada siklus I

dapat diminimalkan.

Hal-hal yang dilakukan dalam rangka memperbaiki kekurangan-

kekurangan pada siklus I adalah :

1. Hanya sebagian murid yang menjawab salam dan berdoa

2. Hanya sebagian murid menyimak materi yang disampaikan guru

3. Hanya sebagian murid memperhatikan gambar yang ditampilkan


57

4. Hanya sebagian murid yang berani tampil kedepan mencoba

mempraktekkan servis bawah

5. Hanya sebagian murid yang mampu melakukan servis bawah, passing

atas dan passing bawah.

6. Hanya sebagian murid menyimak pesan moral

7. Hanya sebagian murid berdoa dan mengucapkan salam penutup.

Serta hal lain mengenai kekurangan-kekurangan pada siklus I adalah :

1. Guru dalam menyampaikan apersepsi tidak berhubungan dengan

pengalaman pribadi murid atau materi sebelumya

2. Tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dicapai hanya sebagain

yang disampaikan

3. Hanya sebagian murid yang diminta tampil melakukan servis bawah

4. Hanya sebagian murid yang ikut menyimpulkan materi

5. Pesan moral yang disaampaikan guru kurang jelas

Selain hal-hal di atas yang merupakan rencana perbaikan untuk

pelaksanaan tindakan siklus II, peneliti dan guru kembali membuat rencana

pembelajaran, lembar observasi dan lembar kerja murid.

Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini, peneliti kembali berusaha

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana program pembelajaran.

Peneliti juga melakukan tindakan perbaikan sebagaimana yang telah

direncanakan pada tahap perencanaan.

Pembelajaran masih dilakukan dengan menggunakan metode

penjelajahan gerak dalam pembelajaran PJOK yang diikuti oleh 34 murid.


58

Guru terlebih dahulu menyampaikan kompetensi yang akan dicapai pada

materi hari ini, kemudian guru menampilkan gambar yang kemudian guru

meminta murid untuk mengamati proses servis bawah yang ada pada gambar

sambil memberikan contoh praktek langsung kepada murid. Kegiatan

selanjutnya meminta murid untuk mencoba melakukan servis bawah.

Berdasarkan hasil observasi selama pelaksanaan tindakan siklus II

diperoleh persentase ketercapaian pelaksanaan pembelajaran sebesar 82 %.

Artinya semua komponen dalam rencana pembelajaran sudah terlaksana

dengan maksimal serta dikatakan sempurna karena sudah minim murid yang

kesulitan dalam melakukan servis bawah.

Hasil tes menunjukkan bahwa kemampuan murid didalam melakukan

servis bawah pada siklus I yaitu nilai rata- rata murid dalam kelas adalah

72,94 dengan ketuntasan belajar sebesar 73 %, ini mengalami peningkatan

yang signifikan pada siklus II yaitu nilai rata-rata murid dikelas adalah 81,76

dan nilai ketuntasan adalah 82 %. Hal ini berkat perbaikan yang dilakukan

setelah melihat temuan pada pelaksanaan siklus I yaitu melihat kelemahan-

kelemahan yang ditemukan pada siklus I maka pada pelaksanaan siklus II

peneliti mencoba mencari solusi perbaikan dan meminimalisir kelemahan

pada siklus I sehingga di peroleh hasil yang sangat memuaskan yaitu

meningkatnya keterampilan servis bawah dalam permainan voli dengan

menggunakan metode penjelajahan gerak.

Kegiatan refleksi yang dilakukan antara peneliti dan guru pada tindakan

siklus II ternyata hasil pembelajaran telah menunjukkan hasil yang


59

menggembirakan baik bagi guru wali kelas maupun bagi peneliti tidak

menemukan kendala maka dengan hasil tersebut penelitian di hentikan artinya

penelitian hanya sampai siklus II.

Perbandingan data perolehan pembelajaran ada siklus I dan siklus II

dapat dilihat pada tabel 4.3 dan gambar diagram 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.3 Hasil Tes Pembelajaran Siklus I dan Siklus II


Hasil
No Aspek Pengamatan
Siklus I Siklus II
1 Nilai rata-rata 72,94 81,76
2 Nilai tertinggi 80 95
3 Nilai terendah 70 70
4 Persentase ketuntasan 73 % 82 %

Gambar 4.1 Perbandingan hasil belajar siswa dengan menggunakan alat bantu
pembelajaran pada siklus I dan siklus II

Berdasarkan hasil observasi perencanaan, pelaksanaa, evaluasi serta

refleksi, maka disimpulkan bahwa penelitian ini telah berhasil yaitu dengan

tercapainya indikator pada judul penelitian ini “Peningkatan keterampilan

Servias Bawah dengan Menggunakan Metode Penjelajahan Gerak.”


60

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penjelasan yang telah dijelaskan dari bab sebelumnya dapat ditarik

kesimpulan peningkatkan kemampuan servis bawah melalui metode penjelajahan

gerak pada kelas VI SDN 61 Kampung Baru antara lain:

1. Penggunaan metode penjelajahan gerak pada proses pembelajaran bisa

meningkatkan kemampuan servis bawah murid.

2. Penggunaan media yang tepat, inovatif, dan kreatif akan membuat motivasi

belajar anak meningkat.

3. Murid lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi aktifitas lain seperti mengamati dan

melakukan langsung.

4. Penggunaan metode penjelajahan gerak juga bisa memudahkan anak untuk

melakukan kegiatan langsung.

Jadi penggunaan metode penjelajahan gerak bisa memudahkan anak untuk

melakukan servis bawah karena dengan metode tersebut anak-anak bisa tertarik

dalam proses pembelajaran, ketertarikan anak itulah yang bisa memunculkan,

menumbuhkan, dan meningkatkan motivasi belajar mereka.

47
61

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka dapat dikemukakan

saran-saran sebagai berikut:

1. Dalam mengajarkan keterampilan servis bawah sebaiknya diidentifikasi

gambar yang tepat digunakan untuk membantu dalam proses pembelajaran

servis bawah di kelas VI.

2. Dalam pembelajaran dengan peningkatan keterampilan servis bawah dengan

menggunakan metode penjelajahan gerak, hendaknya diperhatikan langkah-

langkah pembelajaran penggunaan metode penjelajahan gerak agar hasil yang

dicapai lebih maksimal.

3. Bagi sekolah khususnya SDN 61 Kampung Baru dengan metode

penjelajahan gerak dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam

meningkatkan keterampilan servis bawah di kelas VI.


62

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, 2009. Panduan Olahraga Bola Voli. Solo: Erapustaka.


Arikunto. Suharsini, 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.
Beutelstahl, 2009. Belajar Bermain Bola Volley. Bandung: Pionir Jaya Depdiknas,
2002. Buku IV pedoman tenis meja pedoman voli mini
pedoman tenis mini pedoman senam pedoman sepak takraw. Jakarta;
Dirjendikdasmen Dirdik TKSD.
Dirjen. Dikdasmen Direktorat Tenaga Pendidikan Suryosubroto, 1997. Proses
Belajar Mengajar di Sekolah, Penerbit: Rineka Cipta.
Djumhadi, 2008. Olahraga Bola. Klaten: CV Sahabat.
Dwisarjiyanto, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Jurnal Bahasa dan Seni Volume 10Nomor 2. 2009
Jurnal IPTEK Olahraga Volume 4, Nomor 3. 2002. Jakarta; Pusat Pengkajian dan
Pengembangan IPTEK Olahraga Dirjen Olahraga Depdiknas
Jurnal Pengembangan Fisik Motorik. Fib. UNY.
Kunandar, 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.
Mile, 2010. Bahan Ajar Permainan Bola Voli. Gorontalo : UNG Press.
Mukholid, 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA
Kelas X.Bogor: Yudhistira.
Munasifah, 2008. Bermain Bola Voli. Semarang: CV Aneka Ilmu.
Raga PBVSI, 2000. Peraturan Permainan Bola Voli Internasional.
Diterjemahkan dandisusun kembali oleh Dewan dan Perwasitan PP.
PBVSI, disahkan oleh Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh
Indonesia.
Sarono, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan. Klaten: PT Macanan Jaya Cemerlang
Sumiati.Dra dan M.Ed. Asra, 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana
Prima.
Suryosubroto, 1997. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas.
Sutono, 2010. Olahraga Permainan Bola Besar. Semarang: PT Bengawan Ilmu.
Sutrisno, 2009. Pemain Voli Yang Berpestasi. Jakarta Barat: PT Musi
Perkasa Utama.

Anda mungkin juga menyukai