DOSEN PENGAMPU:
DR. Apt.A. Triwildan St Fatimah M.H.Kes.,M.Farm
DISUSUN OLEH:
Nama : Mixcellin Tri Octaviani Limbong
Nim : G1D123215
Kelas : 1F
b. Dampak Psikologis
Dampak psikologis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti COVID-19,
perundungan, media sosial, bencana alam, penggunaan gadget, dan keluarga
berantakan. Dampak tersebut bisa positif dan negatif, tergantung situasi dan individu.
Berikut beberapa contoh dampak psikologis yang disebabkan oleh berbagai faktor:
.COVID-19
Pasien yang telah pulih dari COVID-19 mungkin mengalami dampak psikologis
seperti kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Penindasan
Korban penindasan dapat mengalami dampak psikologis seperti menarik diri,
menghindari situasi sosial, penurunan prestasi akademik, perasaan tidak berharga,
menyakiti diri sendiri, dan bahkan upaya bunuh diri.
Media sosial
Penggunaan media sosial dapat memberikan dampak psikologis positif dan
negatif. Efek positifnya meliputi dukungan sosial, berkurangnya kesepian dan
kepekaan emosional. Dampak negatifnya antara lain kecanduan, cyberbullying,
dan berkurangnya harga diri.
Bencana alam
Korban bencana alam dapat mengalami dampak psikologis seperti ketakutan,
kesedihan, rasa bersalah dan gangguan stres pasca trauma (PTSD).
Penggunaan gawai
Penggunaan gawai secara berlebihan dapat menimbulkan dampak psikologis
seperti kecanduan, kecemasan, depresi, dan gangguan tidur.
Keluarga yang Rusak
Anak-anak yang hidup dalam keluarga yang rusak dapat mengalami dampak
psikologis seperti kecemasan, ketakutan, perasaan terjebak dan rendah diri.
Penting untuk diperhatikan bahwa dampak psikologis dapat bervariasi dari orang ke
orang dan bergantung pada faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, dan latar belakang
budaya. Mencari bantuan profesional dari psikolog atau psikiater mungkin bermanfaat
bagi mereka yang mengalami efek psikologis.
Berikut beberapa dampak kekacauan sosial yang dapat terjadi akibat korupsi:
Kemiskinan dan ketimpangan pendapatan
Korupsi dapat mengakibatkan kemiskinan dan ketimpangan pendapatan. Orang
kaya mempunyai lebih banyak kekuasaan dan peluang untuk melakukan korupsi
dibandingkan orang miskin.
Kejahatan
Korupsi dapat menghancurkan penjahat. Tingkat kejahatan sangat erat kaitannya
dengan praktik korupsi. Jika angka korupsi menurun maka kejahatan juga akan
menurun sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap penegakan
hukum.
Impunitas dan keadilan parsial
Korupsi dapat memperoleh manfaat dari impunitas dan keadilan parsial. Budaya
atau kebiasaan korupsi yang telah menyusup ke sistem peradilan suatu negara
menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap jaksa dan hakim.