Anda di halaman 1dari 3

Jelaskan ciri-ciri metakognitif yang rendah dan BA yang tinggi!

Menurut Wulandari (2015) Metakognitif yang rendah ditandai dengan mahasiswa yang kurang dapat
memajemen proses belajarnya sendiri.

Menurut Elita dkk (2019) orang yang memiliki metakognitif yang rendah kesulitan untuk mengevaluasi
pembelajarannya sehingga sulit untuk memecahkan masalah terkait pembelajarannya sendiri.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri metakognitif yang rendah adalah kurangnya pengetahuan dan
pemahaman mengenai proses pembelajarannya sehingga ia kesulitan untuk mengevaluasi dan
menentukan strategi yang tepat untuk pembelajrannya.

Kenapa menggunakan alat ukur tsb ?

Untuk mengukur metakognitif itu beberapa diantaranya adalah MAI, jr MAI, dan MSI

MAI untuk mengukur metakognitif secara keseluruhan dg realibilitas alpha sebesar 0,90

Jr MAI (sperling dkk th 2002) merupakan adaptasi dari MAI namun subjek ditujukkan pada anak kelas 3
hinggga kelas 9 dengan realibilitas alpha sebesar 0,7 dab 0,82

MSI (o’niel jr & abedi th 1996) merupakan alat ukur untuk mengetahui keterampilan metakognitif saja
dg realibilitas alpha sebesar = 0,71

Untuk itu saya memilih MAI sebagai alat ukur metakognitif berdasarkan pada nilai reliabilitas tertinggi
dan kesesuaian dengan subjek penelitian yaitu mahasiswa

Untuk mengukur grit diantaranya yaitu

Grit-s Oleh duckworth & quinn tahun 2009 untuk mengetahui tingkat grit secara umum dg realibilitas
alpha sebesar 0,73 – 0,83

Ags oleh rojas dkk tahun 2012 untuk mengetahui tingkat grit pada anak usia sekolah 0,85

Untuk itu kami menetapkan skala grit-s dalam penelitian ini karena berdasarkan dg kesesuaian subjek
yang diukur.

Sebutkan contoh masing-masing variabel!

Contoh metakognitif adalah Ketika seseorang mengetahui cara berpikir atau proses pembeleajarannya
yaitu misalkan saya tau tipe belajar saya adalah visual jadi saya akan menetapkan strategi belajar
dengan cara menonton video pembelajaran, melihat mindmap dll. Dengan saya mengetahui cara saya
belajar maka saya akan tahu dimana letak kekurangan saya dan bagaimana cara mengatasi kekurangan
tersebut
Contoh grit yaitu ketika sesorang kesulitan memahami materi kemudian ia mencoba berusaha untuk
memahami materi tersebut, meskipun terkendala pada berbagai macam hal ia tidak akan mudah
menyerah untuk mampu memahami materi tersebut.

Kenapa memilih mahasiswa keperawatan?

Menurut Suh dkk (2019) metakognitif penting bagi mahasiswa keperawatan karena memiiki efek positif
pada kemampuan pemecahan masalah dengan memunculkan aktivitas kognitif dalam proses penilaian
klinis. Karena saya menemukan permasalahan pada subjek tersebut khususnya pada kegagalan pada uji
kompetensi dikarenakan strategi belajar yang belum tepat, pada tenaga Kesehatan lain jarang ditemui
masalah tersebut dan memang lebih banyak pada mahasiswa keperawatan.

Jelaskan dinamika hubungan kedua variabel !

Metakognitif sebagai faktor kognitif untuk keberhasilan akademik karena berfungsi untuk mengevaluasi
belajarnya dan menetapkan strategi belajarnya. Menurut Arslan dkk (2013) untuk mencapai tujuan
pembelarannya tidak hanya bergantung pada langkah awal yang terfokus tetapi juga kemampuan
mempertahankan langkah tersebut terlepas bagaimanapun prosesnya. Untuk itu dengan adanya grit
yaitu semangat dan ketekunan akan membuat seseorang bekerja keras untuk memahami materi
tersebut sehingga ia akan lebih mengetahui proses pembelajarannya bagaimana termasuk
kelemahannya dalam belajar. Menurut Arslan dkk (2013) mahasiswa dengan grit akademik yang tinggi
akan terus bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang optimal bahkan setelah melewati kegagalan
sehingga mereka terus mencari strategi untuk memahami materi baru dan pengetahuannya akan proses
pembelajarannya juga bertambah. Suh dkk (2019) menjelaskan bahwa orang dengan tingkat grit yang
tinggi menunjukkan kecenderungan untuk melakukan upaya yang mantap meskipun ada perubahan
dalam berbagai keadaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga memiliki efek pada
pemecahan masalah pada pembelajaran. Kemudian Wolters & Hussain (2015) menjelaskan bahwa
seseorang yang rajin dan berusaha cenderung mengalami peningkatan pada strategi kognitif,
metakognitif, motivasi, dan manajemen waktu karena ia tidak akan mudah menyerah untuk memahami
hal-hal yang sulit. Thee dkk (2020) menjelaskan bahwa pelajar dengan grit yang tinggi cenderung
mengevaluasi dan mencari solusi atas permasalahan belajarnya.

Contoh sederhananya Ketika seseorang mengalami kegagalan dalam ujian lalu dia mengevaluasi
pembelajarannya mencari letak kesalahan belajarnya. Untuk mengevaluasi dan mencari letak
kesalahannya tersebut perlu adanya semangat dan daya juang untuk tidak mudah menyerah, dengan
adanya grit seseorang tidak akan mudah menyerah untuk mencari dan mengevaluasi kesalahan
belajarnya sehingga akhirnya ia lebih memahami bagaimana cara ia belajar dan kelemahan-kelemahan
belajarnya dan ia bisa menetapkan strategi baru dalam belajar.

Jelaskan urgensi penelitian!

Urgensi penelitian saya yaitu banyaknya jumlah mahasiswa keperawatan sejalan dengan jumlah
keperluan akan tenaga keperawatan, namun nyatanya banyak mahasiswa keperawatan yang gagal
dalam ujian kompetensi sebagai penentu kelulusan dikarenakan strategi belajar yang belum tepat dan
kesuliatan memahami materi yang ada pada perkuliahan sehingga perlu adanya metakognitif agar
mahasiswa keperawatan tahu bagaimanana proses pembelajarannya dan mampu menetapkan strategi
yang tepat dalam memahami materi perkuliahan. Namun pada beberapa kasus ditemukan mahasiswa
keperawatan memiliki tingkat metakognitif yang rendah sehingga perlu adanya upaya meningkatkan
metakognitif mahasiswa keperawatan salah satunya dengan grit.

Alasan memilih pernanan !

Karena ingin mengetahui bagaimana peran atau fungsi variabel grit terhadap perubahan variabel
metakognitif. Khususnya dalam konteks mahasiswa keperawatan.

Alasan memilih grand theory !

Grand theory adalah sebuah theory inti yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian sehingga saya
menetapkan grand theory dari tokoh tersebut karena menurut saya theory tersebut sesuai dengan
konsep penelitian saya, Kemudian juga mengacu pada penelitian terdahulu yang meneliti variabel yang
sama.

Alasan memilih metode kuantitatif !

Agar data yang dihasilkan lebih sederhana dan lebih akurat sehingga bisa digeneralisasikan.

Alasan memilih Banjarmasin

Karena saya menemukan kasus yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian saya di Banjarmasin,
selain itu dengan banyaknya jumlah program studi keperawatan di Banjarmasin akan lebih
memungkinkan untuk mendapatkan lebih banyak subjek untuk memudahkan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai