Ilmuwan adalah seseorang yang memiliki kemampuan atau keahlian di
suatu bidang ilmu. Ilmuwan hadir karena adanya rasa ingin tahu yang sangat besar terhadap fenomena alam yang terjadi sehingga dibuatlah kajian/observasi mengenai asal usul atau sebab akibat terjadinya fenomena alam tersebut. Proses pengkajian terhadap asal usul atau sebab akibat dari segala sesuatu yang ada di alam semesta disebut filsafat. Jadi dalam proses pembentukan seorang ilmuwan, ada kajian filsafat. Rasa ingin tahu terhadap fenomena alam juga dilakukan melalui penelitian, untuk membuktikan hukum atau teori yang ada. Analisis dari hasil penelitian dan kesesuaiannya dengan teori kemudian disimpulkan menjadi suatu ilmu pengetahuan baru yang diterapkan oleh manusia. Dalam kajian dan penelitian tentang fenomena alam, peran ilmu agama tidak boleh dikesampingkan karena sesungguhnya firman Allah dalam Alquran telah menjelaskan tentang fenomena alam yang terjadi. Contohnya pada proses penciptaan Alam semesta, Allah berfirman dalam surah Al Anbiya ayat 30. “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”. Pada saat turunnya ayat ini, tidak ada eorangpun yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu, namun seiring perkembangan ilmu pengetahuan, teori big bang menjelaskan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu awalnya satu. Jadi, seorang ilmuwan yang dalam kajiannya terhadap fenomena alam memadukan antara ilmu filsafat, ilmu pengetahuan dan ilmu agama, itulah ilmuwan yang ideal. Salah satu contoh ilmuwan ideal dalam bidang kimia adalah Abu Abdullah Jabir bin Hayyan al-Kuffi al-Sufi. Tokoh besar yang dikenal sebagai “the father of modern chemistry” ini merupakan seorang muslim yang ahli dibidang kimia, farmasi, fisika, filosofi dan astronomi. Kontribusi terbesar Jabir bin Hayan adalah dalam bidang kimia Jabir Ibnu Hayyan telah mampu mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia. Jabir bin Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Jabir ibnu Hayyanbisa dijadikan salah satu contoh ilmuwan yang ideal karena mengungkap fenomena alam terinspirasi dari tradisi ilmiah dan kajian spiritual. Jabir menjadikan agamanya sebagai landasan yang kuat bagi gerak langkahnya dalam mengawali berbagai aktivitasnya. Untuk itulah dia selalu mendahului kegiatannya dengan ibadah agar apa yang dilakukannya itu mendapat ridha dan petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jabir baru akan melakukan segala kegiatan ilmiahnya usai melakukan shalat nawafil disertai wirid. Bukti lain dari ketauhidan Jabir bin Hayyan adalah terdapat prinsip-prinsip ketauhidan didalam karya-karya yang beliau tulis, walaupun tidak secara jelas gamblang terlihat. Beliau mengintegrasikan nilai-nilai ketauhidan dengan ilmu alam karena beliau ingin sekali menanamkan kebesaran Allah untuk para pembaca karyanya. Sebagai kesimpulan, ilmuwan yang ideal adalah ilmuwan yang bermoral baik, menjunjung tinggi norma agama dan norma sosial, berpegang teguh pada kebenaran serta bersikap arif dan bijaksana dalam menyikapi suatu masalah. Semoga ilmuwan kita senantiasa menjadi seorang ilmuwan yang ideal agar senantiasa menjadi teladan untuk kita semua.