Penulis
i
Daftar Isi
KATAPENGANTAR……………………………………………………………………….…i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..ii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………...…….....1
BAB II ISI…………………………………………………………………………………….3
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….......…9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….……10
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada Peradaban umat islam dalam ilmu pengetahuan dapat dilihat di era Dinasti
Abbasiyah atau pada abad pertengahan, ketika umat islam tidak hanya tampil menjadi
komunitas ritual tetapi juga sebagai komunitas intelektual. Dalam histori umat islam
mengalami kemajuan dengan penguasaan ilmu pengetahuan di dalam berbagai bidang disiplin
ilmu saat itu.
Sains pada hakikatnya bertujuan untuk mencari kebenaran ilmiah menurut prinsip
prinsip ilmiah. Perekat ilmu pengetahuan, setiap manusia dapat sampai pada kebenaran melalui
proses tertentu yaitu penelitian ilmiah dan berbagai metode lainnya. Sains dipandang dalam
islam sebagai kebutuhan manusia untuk mencapai kesejahteraan hidup dalam mengenal tuhan.
Oleh karena itu, islam memandang ilmu pengetahuan sebagai bagian dari pemenuh kewajiban
sebagai makhluk Allah SWT.
Islam adalah agama yang luas berusia berabad abad, tidak hanya terbuka untuk inofasi
ilmiah, tetapi mendorong pencapaian kemajuan. Dengan demikian melalui penelitian ilmiah
orang dapat mengembangkan teori untuk menjelaskan fenomena alam.
3. Apa saja metode yang dilakukan dalam melakukan penelitian ilmu pengetahuan alam?
1
1.3 Tujuan Masalah
2
BAB II
ISI
Ilmu pengatahuan alam dikenal dengan nama Sains. Ilmu pengetahuan alam merupakan
terjemahan dari kata “Natural Science”, natural artinya alamiah yang berhubungan dengan
alam, sedangkan science memiliki arti ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu
yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dan segala isinya. Ilmu pengetahuan
alam digunakan untuk merujuk pada rumpun ilmu dimana objeknya adalah benda-benda alam.
Adapun cabang ilmu pengetahuan alam antara lain Biologi, Fisika, Astronomi, dan Geologi.
Ilmu pengetahuan alam diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan, selanjutnya
berdasarkan teori.
Menurut Sujana (2013, hlm.15) IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
mengenai alam semesta beserta isinya, serta peristiwa peristiwa yang terjadi didalamnya yang
dikembangkan oleh para ahli berdasarkan proses ilmiah, Sedangkan menurut Wahyana Trianto
(2010:136) mengatakan bahwa IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan yang
berhubungan dengan gejala gejala kebendaan dan didasarkan atas pengamatan dan deduksi.
1. Konkret
Ilmu Pengetahuan Alam harus memiliki objek yang nyata. Maksudnya adalah, objek
yang diteliti harus merupakan objek yang nyata, yang bisa dilihat oleh panca indera, seperti
benda padat, benda cair, maupun benda gas.
2. Logis
Ilmu pengetahuan alam bisa dikembangkan berdasarkan pemikiran yang logis (masuk
akal), agar dapat membedakan penalaran yang benar dan yang salah.
3. Sistematis
Ilmu pengetahuan alam memiliki sistem yang teratur, sistem diatur sedemikian rupa
sehingga bagian-bagiannya saling berhubungan antara satu sama lain sehingga terciptanya
pengetahuan yang utuh.
Alam yang menampakkan dirinya kepada kita (the world of appearance,the phenomenal
world) dipelajari oleh ilmu pengetahuan alam dengan suatu metode sebagai berikut:
3
1. Pengamat-amatan dengan seksama (observasi metodis)
2. Penggolongan (klasifikasi)
3. Analisa data atau fakta yang di peroleh dari observasi itu menurut kecerdasan akal, dengan
maksud menemukan hubungan yang logis antara fakta dan memahami makna relatifnya
4. Menarik kesimpulan induktif dan deduktif dari hasil-hasil analisa itu
5. Penglukisan (deskripsi fungsional)
6. Percobaan (exprimen atau observasi yang disengaja secara sistimatis)
Semuanya itu dilakukan dengan cermat, dengan tujuan menempatkan alam fisis empiris
di bawah kekuasaan hukum, yang memungkinkan manusia meramalkan apa yang terjadi dalam
keadaan-keadaan tertentu.
Metode yang digunakan dalam ilmu alam bersifat siklus-empirik yang menunjuk pada dua
hal pokok, yaitu siklus yang mengandaikan adanya suatu kegiatan yang dilaksanakan secara
berulang-ulang, dan empirik yang menunjuk pada sifat bahan yang diselidiki (bersifat indrawi).
1. Al Farabi
Abu Nasir Muhammaf bin al Farakh al Farabi (870 - 950) atau alfarabi merupakan
ilmuan dan filsuf islam yang berasal dari farab, Kazakhstan. Menurut al Farabi ilmu merupakan
satu kesatuan karena sumber utama nya hanya satu, yaitu intelek Tuhan. Tak peduli dari saluran
mana manusia pencari ilmu pengetahuan mendapatkan ilmu itu. Dengan demikian gagasan ini
dilakukan atas dasar wahyu islam dan ajaran ajaran Al Quran dan Hadist. Ia juga menyebut
tiga kriteria dalam penyusunan hierarki ilmu. Pertama, berdasarkan kemuliaan subjek ilmu.
Al Farabi menganggap ilmu astronomi termasuk dalam teori ini karena berkaitan dengan
benda benda yang sempurna seperti benda benda langit, planet planet. Kedua, kedalaman bukti
bukti yang didasarkan atas pandangan tentang sistematika pernyataan derajat kejelasan dan
keyakinan. Ketiga, berdasarkan manfaat suatu ilmu, hal ini berkaitan dengan hukum etika.
Karya al farabi jika ditinjau dari ilmu pengetahuan, dapat ditinjau menjadi 7 bagian :
1. Logika
4
2. ilmu matematika
3. Ilmu alam
4. Teologi
5. Ilmu politik dan kenegaraan
6. Bunga rampai
7. Musi
2. Al Kindi
Abus Yusuf Ya'qub bin Ishaq Al Kindi yaitu dikenal sebagai filsuf pertama yang lahir
dari kalangan islam. Buku buku yang ditinggalkan mencakup berbagai cabang ilmu
pengetahuan seperti matematika, geometri, astronomi, pharmacologi, ilmu jiwa, musik dll. Al
kindi diperkirakan menulis setidaknya 260 buku yang mengulas berbagai bidang seperti 32
buku membagas geometri, 22 buku filsafat, 22 buku kedokteran, 9 buku logika, dan 12 buku
fisika. Alam semesta yang didiami manusia, menurut al kindi adalah karya Tuhan, yang
berperan dalam menjaga dan memfasilitasi ketersediaan di alam.
3. Ibnu Sina
Ibnu Sina (980-1037) adalah seorang filsuf, ilmuan, dan dokter kelahiran persia. Ia
bernama lengkap Abu Ali Husayn bin Abdullah bin Sina.Ia juga seorang penulis yang sebagian
besar karyanya adalah tentang filosofi dan kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah
al Qanun fi at Tibb yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad abad. Minat
utama dari Ibnu Sina yaitu filsafat, ilmu kalam, sains dan sastra. Dia dianggap sebagai "bapak
kedokteran modern". Dia mempelajari kedokteran pada usia 16 tahun. Beliau adalah pengarang
dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar, diantara nya filosofi dan kedokteran.
Pandangan islam tentang ilmu pengetahuan alam. Islam adalah suatu agama yang ajaran-
ajarannya diwahyukan Allah SWT kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai
Rasul, yang didalamnya membawa ajaran-ajaran yang bukan mengenal satu segi saja, tetapi
berbagai segi kehidupan, salah satunya mengenai alam dan juga seisinya yang
5
bersumber pada Al-Qur’an dan hadist. Selain itu juga terdapat komponen dalam al-Qur’an
yaitu pengetahuan tentang sesuatu yang mengandung kejelasan.
Ilmu merupakan salah satu hasil usaha manusia untuk memperadab dirinya dan setiap
ilmu dianggap sebagai suatu sistem yang menghasilkan kebenaran, yang kebenaran tersebut
hendaklah kita cari dan tidak mengenal waktu karena ini merupakan kewajiban kita, yang
sumbernya bisa berasal dari akal, terlebih lagi yang bersumber lagi dari wahyu berupa al-
Qur’an dan al-Hadist. Al-Qur’an dan Al-hadist adalah pedoman kehidupan bagi manusia begitu
juga dasar seorang ilmuwan dalam melaksanakan apa yang telah ia miliki, karena di dalam al-
Qur’an sangat jelas sekali tentang pedoman umat manusia dan sebagai seorang ilmuwan
hendaklah bertanggung jawab terhadap lingkungannya yang didasari dengan iman dan takwa.
7
11. Melakukan analisis-sintetik kreatif. Ini hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai disiplin
Ilmu warisan islam dan sekaligus pula melakukan analisis kritis terhadap keduannya
12. Menata ulang disiplin ilmu di bawah frame work Islam: menyediakan text book untuk
universitas.
13. Melaksanakan berbagai konferensi, seminar, workshop dan sebagainya sebagai faculty
training.
Praktik islamisasi dalam berbagai bidang keahlian tersebut kini tengah berlangsung di
masyarakat. Upaya in dilakukan oleh umat Islam dengan menggunakan pendekatan yang
terkadang berbeda salah satu dan lainnya sebagai berikut: Pertama, ada yang menggunakan
pendekatan formalistik, verbalistik, dan simbolistik, yaitu pendekatan yang menginginkan agar
agama secara resmi menjadi dasar negara,dinyatakan secara eksplisit dalam kata dan
diaplikasikan dalam bentuk simbol yang menjadin logo setiap bidang kehidupan. Kedua, ada
yang menggunakan pendekatan kultural, substansual dan aktual. Dengan pendekatan ini,agama
Islam diupayakan beradaptasi dan mengakomodasi dengan berbagai kebudayaan yang ada di
masyarakat, Islam sebagai rahmat bagi kehidupan umat manusua dapat dirasakan dengan nyata.
Islam benar-benar terlibat dalam memecahkan masalah kehidupan masyarakat dalam bidang
ekonomi, keschatan, pemukiman, pendidikan dan kesejahteraan pada umumnya.
Islam benar- benar tampak dalam kenyataan sebagai sebuah sistem kehidupan yang
menyejukkan umat manusia. Dua pendekatan Islamisasi yang demikian itu kini tengah berjalan
dalam kehidupan yang secara interal terkadang menimbulkan gesek-gesekan. Kedua
pendekatan ini harus berjumpa antara satu dan lainnya untuk menjelaskan bahwa antara
keduanya itu memiliki tujuan yang sama, namun pendekatannya saja yang berbeda, disebabkan
perbedaan budaya serta kapasitas orang-orang yangmelakukan agenda tersebut. Jadi sebetulnya
mengislamkan ilmu pengetahuan bukanlah langkah konfrontataif terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan yang telah berkembang dewasa ini. Islamisasi ilmu pengetahuan berarti
memurnikan kembalilmu pengetahuan atau mengembalikan esensi ilmu pengetahuan itu
sendiri. Karena sebagaimana dinyatakan oleh para ahli sejarah bahwa peradaban Barat dewasa
ini yang dipandang telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan justru pada awalnya
belajar dari Islam.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menyatukan Ilmu Pengetahuan Alam dengan agama merupakan keharusan untuk
menjadikan sumber pengetahuan dalam mempelajari berbagai fenomena alam. Seperti yang
dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW “Ilmu tanpa iman adalah bencana, Iman tanpa ilmu
gelap”. Dengan mengetahui berbagai macam fenomena alam dapat membuat keimanan,
ketakwaan, dan juga kesadaran dalam diri manusia bahwa Allah merupakan pencipta alam
semesta dan seisinya.
Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam melalui beberapa metode untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisik. Adanya beberapa ilmuwan muslim
yang sudah menulis mengenai Ilmu Pengetahuan Alam, diantaranya (AL-Farabi, Al-Kindi,
Ibnu Sina) menjadi bukti nyata bahwa islam merupakan agama yang sudah sejak lama
mengembangkan ilmu pengetahuan dari zaman ke zaman.
9
DAFTAR PUSTAKA
Juhji. 2015 “Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah,” Jurnal 7,
no. 01 : 44.
Wijayama, Bayu. 2019. “Pengembangan Perangkat IPA Bervisi SETS Dengan Pendekatan
SAVI” (Semarang: Qahar Publisher,), 9.
10