Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

RUMPUN ILMU PENGETAHUAN ALAM DALAM PERSPEKTIF


ISLAM
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam Dan Ilmu Pengetahuan
Dosen pengampu:
Prof. Dr. H. Yunasril Ali M.A
Kamal Fiqry Musa Lc., M.A

Disusun Oleh Kelompok 9:

1. Nadya Putri Amalia 11220480000016


2. Haliza Ayu Tiara 11220480000022
3. M. Raeshard Arya Pramana Rijal 11220480000024
4. Marcella Sopandi 11220480000040

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunianya,
terutama nikmat kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tema
“Rumpun Ilmu Pengetahuam Alam Dalam Perspektif Islam”
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
Prof. Dr. H. Yunasril Ali M.A. dan Bapak Kamal Fiqry Musa Lc., M.A selaku dosen mata
kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan mengenai ilmu pengetahuan alam bagi penulis dan pembaca.
Tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. H. Yunasril Ali M.A. dan Bapak
Kamal Fiqry Musa Lc., M.A selaku dosen mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan karena
telah memberikan tugas makalah ini. Sehingga penulis dapat memahami materi yang telah
diberikan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Maka dari itu, penulis membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini agar menjadi lebih baik kedepannya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Ciputat, 15 November 2022

Penulis

i
Daftar Isi

KATAPENGANTAR……………………………………………………………………….…i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..ii

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………...…….....1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………..1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………….1

1.3. Tujuan Masalah………………………………………………………..………….…….2

BAB II ISI…………………………………………………………………………………….3

2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam…………………………..…………………….……3

2.2 Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan Alam…………………………………………………….….3

2.3 Metode Penelitian ILmu Pengetahuan Alam…………………………………………….3

2.4 Tokoh-Tokoh Ilmu Pengetahuan Alam……………………………………………….…4

2.5 Ilmu Pengetahuan Alam Menurut Pandangan Islam………………………………….…5

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….9

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….......…9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….……10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada Peradaban umat islam dalam ilmu pengetahuan dapat dilihat di era Dinasti
Abbasiyah atau pada abad pertengahan, ketika umat islam tidak hanya tampil menjadi
komunitas ritual tetapi juga sebagai komunitas intelektual. Dalam histori umat islam
mengalami kemajuan dengan penguasaan ilmu pengetahuan di dalam berbagai bidang disiplin
ilmu saat itu.

Sains pada hakikatnya bertujuan untuk mencari kebenaran ilmiah menurut prinsip
prinsip ilmiah. Perekat ilmu pengetahuan, setiap manusia dapat sampai pada kebenaran melalui
proses tertentu yaitu penelitian ilmiah dan berbagai metode lainnya. Sains dipandang dalam
islam sebagai kebutuhan manusia untuk mencapai kesejahteraan hidup dalam mengenal tuhan.
Oleh karena itu, islam memandang ilmu pengetahuan sebagai bagian dari pemenuh kewajiban
sebagai makhluk Allah SWT.

Islam adalah agama yang luas berusia berabad abad, tidak hanya terbuka untuk inofasi
ilmiah, tetapi mendorong pencapaian kemajuan. Dengan demikian melalui penelitian ilmiah
orang dapat mengembangkan teori untuk menjelaskan fenomena alam.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian imu pengetahuan?

2. Apa ciri-ciri ilmu pengetahuan alam?

3. Apa saja metode yang dilakukan dalam melakukan penelitian ilmu pengetahuan alam?

4. Siapa saja tokoh-tokoh ilmu pengetahuan alam?

5. Apa ilmu pengetahuan alam menurut pandangan islam?

1
1.3 Tujuan Masalah

1. Pembaca memahami pengertian ilmu pengetahuan

2. Pembaca memahami ciri-ciri ilmu pengetahuan alam

3. Pembaca memahami metode dalam melaksanakan penelitian ilmu pengetahuan alam

4. Pembaca memahami siapa saja tokoh-tokoh ilmu pengetahuan alam

5. Pembaca memahami ilmu pengetahuan alam menurut pandangan islam

2
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu pengatahuan alam dikenal dengan nama Sains. Ilmu pengetahuan alam merupakan
terjemahan dari kata “Natural Science”, natural artinya alamiah yang berhubungan dengan
alam, sedangkan science memiliki arti ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu
yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dan segala isinya. Ilmu pengetahuan
alam digunakan untuk merujuk pada rumpun ilmu dimana objeknya adalah benda-benda alam.
Adapun cabang ilmu pengetahuan alam antara lain Biologi, Fisika, Astronomi, dan Geologi.
Ilmu pengetahuan alam diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan, selanjutnya
berdasarkan teori.
Menurut Sujana (2013, hlm.15) IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
mengenai alam semesta beserta isinya, serta peristiwa peristiwa yang terjadi didalamnya yang
dikembangkan oleh para ahli berdasarkan proses ilmiah, Sedangkan menurut Wahyana Trianto
(2010:136) mengatakan bahwa IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan yang
berhubungan dengan gejala gejala kebendaan dan didasarkan atas pengamatan dan deduksi.

2.2 Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan Alam

1. Konkret
Ilmu Pengetahuan Alam harus memiliki objek yang nyata. Maksudnya adalah, objek
yang diteliti harus merupakan objek yang nyata, yang bisa dilihat oleh panca indera, seperti
benda padat, benda cair, maupun benda gas.
2. Logis
Ilmu pengetahuan alam bisa dikembangkan berdasarkan pemikiran yang logis (masuk
akal), agar dapat membedakan penalaran yang benar dan yang salah.
3. Sistematis
Ilmu pengetahuan alam memiliki sistem yang teratur, sistem diatur sedemikian rupa
sehingga bagian-bagiannya saling berhubungan antara satu sama lain sehingga terciptanya
pengetahuan yang utuh.

2.3 Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam

Alam yang menampakkan dirinya kepada kita (the world of appearance,the phenomenal
world) dipelajari oleh ilmu pengetahuan alam dengan suatu metode sebagai berikut:

3
1. Pengamat-amatan dengan seksama (observasi metodis)
2. Penggolongan (klasifikasi)
3. Analisa data atau fakta yang di peroleh dari observasi itu menurut kecerdasan akal, dengan
maksud menemukan hubungan yang logis antara fakta dan memahami makna relatifnya
4. Menarik kesimpulan induktif dan deduktif dari hasil-hasil analisa itu
5. Penglukisan (deskripsi fungsional)
6. Percobaan (exprimen atau observasi yang disengaja secara sistimatis)

Semuanya itu dilakukan dengan cermat, dengan tujuan menempatkan alam fisis empiris
di bawah kekuasaan hukum, yang memungkinkan manusia meramalkan apa yang terjadi dalam
keadaan-keadaan tertentu.
Metode yang digunakan dalam ilmu alam bersifat siklus-empirik yang menunjuk pada dua
hal pokok, yaitu siklus yang mengandaikan adanya suatu kegiatan yang dilaksanakan secara
berulang-ulang, dan empirik yang menunjuk pada sifat bahan yang diselidiki (bersifat indrawi).

2.4 Tokoh-Tokoh Ilmu Pengetahuan Alam

1. Al Farabi
Abu Nasir Muhammaf bin al Farakh al Farabi (870 - 950) atau alfarabi merupakan
ilmuan dan filsuf islam yang berasal dari farab, Kazakhstan. Menurut al Farabi ilmu merupakan
satu kesatuan karena sumber utama nya hanya satu, yaitu intelek Tuhan. Tak peduli dari saluran
mana manusia pencari ilmu pengetahuan mendapatkan ilmu itu. Dengan demikian gagasan ini
dilakukan atas dasar wahyu islam dan ajaran ajaran Al Quran dan Hadist. Ia juga menyebut
tiga kriteria dalam penyusunan hierarki ilmu. Pertama, berdasarkan kemuliaan subjek ilmu.

Al Farabi menganggap ilmu astronomi termasuk dalam teori ini karena berkaitan dengan
benda benda yang sempurna seperti benda benda langit, planet planet. Kedua, kedalaman bukti
bukti yang didasarkan atas pandangan tentang sistematika pernyataan derajat kejelasan dan
keyakinan. Ketiga, berdasarkan manfaat suatu ilmu, hal ini berkaitan dengan hukum etika.
Karya al farabi jika ditinjau dari ilmu pengetahuan, dapat ditinjau menjadi 7 bagian :
1. Logika

4
2. ilmu matematika
3. Ilmu alam
4. Teologi
5. Ilmu politik dan kenegaraan
6. Bunga rampai
7. Musi

2. Al Kindi
Abus Yusuf Ya'qub bin Ishaq Al Kindi yaitu dikenal sebagai filsuf pertama yang lahir
dari kalangan islam. Buku buku yang ditinggalkan mencakup berbagai cabang ilmu
pengetahuan seperti matematika, geometri, astronomi, pharmacologi, ilmu jiwa, musik dll. Al
kindi diperkirakan menulis setidaknya 260 buku yang mengulas berbagai bidang seperti 32
buku membagas geometri, 22 buku filsafat, 22 buku kedokteran, 9 buku logika, dan 12 buku
fisika. Alam semesta yang didiami manusia, menurut al kindi adalah karya Tuhan, yang
berperan dalam menjaga dan memfasilitasi ketersediaan di alam.

3. Ibnu Sina

Ibnu Sina (980-1037) adalah seorang filsuf, ilmuan, dan dokter kelahiran persia. Ia
bernama lengkap Abu Ali Husayn bin Abdullah bin Sina.Ia juga seorang penulis yang sebagian
besar karyanya adalah tentang filosofi dan kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah
al Qanun fi at Tibb yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad abad. Minat
utama dari Ibnu Sina yaitu filsafat, ilmu kalam, sains dan sastra. Dia dianggap sebagai "bapak
kedokteran modern". Dia mempelajari kedokteran pada usia 16 tahun. Beliau adalah pengarang
dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar, diantara nya filosofi dan kedokteran.

2.5 Ilmu Pengetahuan Alam Menurut Pandangan Islam

Pandangan islam tentang ilmu pengetahuan alam. Islam adalah suatu agama yang ajaran-
ajarannya diwahyukan Allah SWT kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai
Rasul, yang didalamnya membawa ajaran-ajaran yang bukan mengenal satu segi saja, tetapi
berbagai segi kehidupan, salah satunya mengenai alam dan juga seisinya yang

5
bersumber pada Al-Qur’an dan hadist. Selain itu juga terdapat komponen dalam al-Qur’an
yaitu pengetahuan tentang sesuatu yang mengandung kejelasan.
Ilmu merupakan salah satu hasil usaha manusia untuk memperadab dirinya dan setiap
ilmu dianggap sebagai suatu sistem yang menghasilkan kebenaran, yang kebenaran tersebut
hendaklah kita cari dan tidak mengenal waktu karena ini merupakan kewajiban kita, yang
sumbernya bisa berasal dari akal, terlebih lagi yang bersumber lagi dari wahyu berupa al-
Qur’an dan al-Hadist. Al-Qur’an dan Al-hadist adalah pedoman kehidupan bagi manusia begitu
juga dasar seorang ilmuwan dalam melaksanakan apa yang telah ia miliki, karena di dalam al-
Qur’an sangat jelas sekali tentang pedoman umat manusia dan sebagai seorang ilmuwan
hendaklah bertanggung jawab terhadap lingkungannya yang didasari dengan iman dan takwa.

1) Esensi Ilmu Pengetahuan Alam dalam Islam


Wawasan tentang Dzat berkuasa atas segala sesuatu, yang telah dihilangkan dari
"Konsepsi Barat" tentang ilmu pengetahuan merupakan kritik fokus utama dalam teori Islami.
Sesungguhnya faktor pembeda cara berpikir Islami dari cara Barat ialah perihal keyakinan yang
fundamental dari cara berpikir yang pertama, bahwa semua filsuf muslim, baik dari dunia Islam
di Timur yang berpusat di Baghdad, Irak, seperti al-Kindi, ar-Razi, al-Farabi, para tokoh
Ikhwan as Safa, Ibnu Maskawaih, dan Ibnu Sina, maupun dari dunia Islam belahan Barat yang
berpusat di Cordova, Spanyol seperti Ibnu Bajjah, Ibnu Tufail, dan Ibnu Rusyd, meyakini
bahwa Allah berkuasa atas segala hal dan bahwa segala sesuatunya termasuk pengetahuan
berasal dari satu-satunya sumber yang tidak lain adalah Allah.
Tercantum dalam lima ayat pertama surah Al-Alaq, menunjukkan perintah Allah terkait
dengan ilmu pengetahuan, perintah membaca, menelaah, menghimpun pengetahuan dengan
kalimat iqra' bismi rabbik menunjukkan bahwa Al-Qur'an tidak sekedar memerintahkan untuk
membaca, tetapi "membaca" adalan lambang aar segala yang dilakukan ole manusia baik yang
sifatnya aktif maupun pasif. Bisa aktif mengkaji sifat-sifat Allah, sifat Allah yang disebutkan
dalam kitab suci merupakan sumber otentik pengetahuan tentang Allah. Salah satu sifat Allah
yang disebutkan dalam Al-Qur'an ialah Al-Alim, yang berarti "yang memiliki sains". Karena
memiliki ilmu pengetahan yang membedakan dari malaikat dan dari semua makhluk lainnya,
dan melalui pengetahuan orang dapat menggapai kebenaran, dan kebenaran adalah nama lain
dari Yang Riil dan Al-Haqq. Dari dimensi Al-Haqq sebagai sumber semua kebenaran. Sudah
barang tentu Al-Qur'an sebagai mediumnya, filsafat Islam berupaya menjelaskan cara Allah
menyampaikan kebenaran hakiki, dengan bahasa pemikiran yang intelektual dan rasional.
Tujuan seorang filsuf, menurut Al-Kindi ialah "mendapatkan kebenaran dan mengamalkannya,
sedangkan bagian paling luhur dari filsafat adalah filsafat pertama, yakni mengetahui
kebenaran pertama (Tuhan) dinamakan filsafat pertama karena dalam pengetahuan tentang
sebab pertama itu terkandung pengetahuan tentang semua bagian lainnya dari filsafat. Dengan
demikian The Unity of Knowledge atau kesatuan ayat Qur’aniyyah dengan ayat kawniyyah,
merupakan integrasi keilmuan yang dapat menjadi sarana penting meningkatkan keimanan dan
haqqa tauqatih (taqwa yang sebenar-benarnya).
6
2) Islamisasi Ilmu pengetahuan
Menurut Zianudin Sardar, islamisasi ilmu pengetahuan adalah suatu usaha untuk
menciptakan ilmu pengetahuan Islam yang berdasarkan pada nilai-nilai Islam yang terlepas
dari pengaruh ilmu pengetahuan yang ada di Barat.
Pengertian islamisasi ilmu pengetahuan juga disampaikan oleh Abudin Nata, menurutnya
islamisasi dalam makna yang luas menunjukkan pada proses pengislaman, di mana objeknya
adalah orang atau manusia, bukan ilmu pengetahuan maupun objek lainnya. Dari sini bisa
diketahui bahwa islamisasi ilmu pengetahuan merupakan upaya untuk membangun paradigma
keilmuan yang berlandaskan nilai-nilai Islam, baik itu secara ontologis, epistimologis, maupun
aksiologisnya. Berdasarkan analisis Ismail Razi Al-Farugi, upaya mengatasi masalah umat
Islam adalah dengan islamisasi ilmu pengetahuan, yang ditempuh melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Memadukan sistem Pendidikan Islam. Dikotomi Pendidikan umum dan agama harus
dihilangkan.
2. Meningkatkan visi Islam dengan cara mengukuhkan identitas Islam melalui dua tahap,
pertama mewajibkan bidang studi sejarah peradaban islam, kedua islamisasi pengetahuan.
3. Untuk mengatasi persoalan metodologi ditempuh langkah-langkah berupa penegasan
prinsip-prinsip pengetahuan islam sebagai berikut:
a. The Unity of Allah
b. The Unity of Creation
c. The Unity of Truth and Knowledge
d. The Unity of Life
e. The Unity of Humanity
4. Menyusun langkah kerja sebagai berikut:
a. Menguasai disiplin ilmu modern
b. Menguasai warisan khazanah Islam
c. Membangun relevansi yang Islami bagi setiap bidang kajian atau wilayah penelitian
pengetahuan modern.
d. Mencari jalan dan upaya untuk menciptakan sintesis kreatif antara warisan Islam dengan
pengetahuan modern
e. Mengarahkan pemikiran Islam pada arah yang tepat yaitu sunnatullah
5. Penguasaan disiplin ilmu modem dengan cara membaginya ke dalam kategori-kategori,
prinsip-prinsip, metedeologi, problem, dan tema yang dominan di Barat.
6. Survei disiplin ilmu yang dibuat dalam bentuk esai untuk mengetahui garis besar asal-usul
dan sejarah perkembangan maupun metedeologinya perkuasan visi bidang kajiannya, dan
kontribusi utamanya yang memperluas daya jangkauannya.
7. Menguasai warisan khazanah Islam sebagai titik tolak Islamisasi pengetahuan.
8. Penyajian disiplin ilmu Islam yang relevan dan khas Islam.
9. Penilaian kritis atas warisan Islam terhadap disiplin khazanah ilmu.
10. Melakukan survei atas masalah pokok umat Islam.

7
11. Melakukan analisis-sintetik kreatif. Ini hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai disiplin
Ilmu warisan islam dan sekaligus pula melakukan analisis kritis terhadap keduannya
12. Menata ulang disiplin ilmu di bawah frame work Islam: menyediakan text book untuk
universitas.
13. Melaksanakan berbagai konferensi, seminar, workshop dan sebagainya sebagai faculty
training.

Praktik islamisasi dalam berbagai bidang keahlian tersebut kini tengah berlangsung di
masyarakat. Upaya in dilakukan oleh umat Islam dengan menggunakan pendekatan yang
terkadang berbeda salah satu dan lainnya sebagai berikut: Pertama, ada yang menggunakan
pendekatan formalistik, verbalistik, dan simbolistik, yaitu pendekatan yang menginginkan agar
agama secara resmi menjadi dasar negara,dinyatakan secara eksplisit dalam kata dan
diaplikasikan dalam bentuk simbol yang menjadin logo setiap bidang kehidupan. Kedua, ada
yang menggunakan pendekatan kultural, substansual dan aktual. Dengan pendekatan ini,agama
Islam diupayakan beradaptasi dan mengakomodasi dengan berbagai kebudayaan yang ada di
masyarakat, Islam sebagai rahmat bagi kehidupan umat manusua dapat dirasakan dengan nyata.
Islam benar-benar terlibat dalam memecahkan masalah kehidupan masyarakat dalam bidang
ekonomi, keschatan, pemukiman, pendidikan dan kesejahteraan pada umumnya.

Islam benar- benar tampak dalam kenyataan sebagai sebuah sistem kehidupan yang
menyejukkan umat manusia. Dua pendekatan Islamisasi yang demikian itu kini tengah berjalan
dalam kehidupan yang secara interal terkadang menimbulkan gesek-gesekan. Kedua
pendekatan ini harus berjumpa antara satu dan lainnya untuk menjelaskan bahwa antara
keduanya itu memiliki tujuan yang sama, namun pendekatannya saja yang berbeda, disebabkan
perbedaan budaya serta kapasitas orang-orang yangmelakukan agenda tersebut. Jadi sebetulnya
mengislamkan ilmu pengetahuan bukanlah langkah konfrontataif terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan yang telah berkembang dewasa ini. Islamisasi ilmu pengetahuan berarti
memurnikan kembalilmu pengetahuan atau mengembalikan esensi ilmu pengetahuan itu
sendiri. Karena sebagaimana dinyatakan oleh para ahli sejarah bahwa peradaban Barat dewasa
ini yang dipandang telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan justru pada awalnya
belajar dari Islam.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menyatukan Ilmu Pengetahuan Alam dengan agama merupakan keharusan untuk
menjadikan sumber pengetahuan dalam mempelajari berbagai fenomena alam. Seperti yang
dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW “Ilmu tanpa iman adalah bencana, Iman tanpa ilmu
gelap”. Dengan mengetahui berbagai macam fenomena alam dapat membuat keimanan,
ketakwaan, dan juga kesadaran dalam diri manusia bahwa Allah merupakan pencipta alam
semesta dan seisinya.
Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam melalui beberapa metode untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisik. Adanya beberapa ilmuwan muslim
yang sudah menulis mengenai Ilmu Pengetahuan Alam, diantaranya (AL-Farabi, Al-Kindi,
Ibnu Sina) menjadi bukti nyata bahwa islam merupakan agama yang sudah sejak lama
mengembangkan ilmu pengetahuan dari zaman ke zaman.

9
DAFTAR PUSTAKA

Juhji. 2015 “Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah,” Jurnal 7,
no. 01 : 44.

Wijayama, Bayu. 2019. “Pengembangan Perangkat IPA Bervisi SETS Dengan Pendekatan
SAVI” (Semarang: Qahar Publisher,), 9.

Dhestyana, 2011. “Al-Farabi: Ilmuwan dan Filsafat” https://mimlabschoolstg.sch.id/al-farabi-


ilmuwan-dan-filsuf-islam/. diakses pada 11 November 2020 pukul 21:19.

Gafur, Abdul. 2012. “Pandangan Islam tentang Ilmu Pengetahuan”, hal 2.

10

Anda mungkin juga menyukai