Lp+askep Hipertensi
Lp+askep Hipertensi
Dosen Pembimbing :
Parta Suhanda, S. Kep., M. Biomed
Disusun Oleh :
Penni Widjayanti
P27906120028
Menurut teori (Brunner dan Suddarth, 2014) klien hipertensi mengalami nyeri
kepala sampai tengkuk karena terjadi penyempitan pembuluh darah akibat dari
vasokonstriksi pembuluh darah akan menyebabkan peningkatan tekanan vasculer
cerebral, keadaan tersebut akan menyebabkan nyeri kepala sampe tengkuk pada klien
hipertensi.
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara pemeriksaan yang segera
seperti:
1) Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel
terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti:
hipokoagulabilitas, anemia.
a) Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
b) Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
c) Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
d) Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi.
e) Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).
f) Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi.
g) Kadar aldosteron urin/serum: untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).
h) Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM
i) Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi.
j) Steroid urin: Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.
k) EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel
kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana luas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
l) Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan
terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang
pertama):
a. IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal / ureter.
b. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal, perbaikan
ginjal.
d. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT scan.
e. USG untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien
7. Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam jangka panjang
akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai
darah dari arteri tersebut. Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu :
(Aspiani, 2014)
a. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak dan
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan darah
tinggi.
b. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk trombus yang bisa
memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah. Hipertensi kronis dan
hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat
terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel
dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah
disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan.
c. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita hipertensi,
beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang
elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya jantung tidak mampu lagi
memompa, banyak cairan tertahan diparu yang dapat menyebabkan sesak nafas
(eudema) kondisi ini disebut gagal jantung.
d. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak sistem
penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat yang tidak
dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan dalam
tubuh.
8. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
Terapi obat pada penderita hipertensi dimulai dengan salah satu obat berikut:
1) Hidroklorotiazid (HCT) 12,5-25 mg per hari dengan dosis tunggal pada pagi hari
(pada hipertensi dalam kehamilan, hanya digunakan bila disertai
hemokonsentrasi/udem paru).
2) Reserpin 0,1-0,25 mg sehari sebagai dosis tunggal.
3) Propanolol mulai dari 10 mg dua kali sehari yang dapat dinaikkan 20 mg dua
kali sehari (kontra indikasi untuk penderita asma).
4) Kaptopril 12,5-25 mg sebanyak dua sampai tiga kali sehari (kontra indikasi pada
kehamilan selama janin hidup dan penderita asma).
5) Nifedipin mulai dari 5 mg dua kali sehari, bisa dinaikkan 10mg dua kali sehari.
b. Nonfarmakologi
Langkah awal biasanya adalah dengan mengubah pola hidup penderita, yakni dengan
cara :
1) Menurunkan berat badan sampai batas ideal,
2) Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan, atau kadar
kolesterol darah tinggi,
3) Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram
natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium, dan
kalium yang cukup),
4) Mengurangi konsumsi alcohol,
5) Berhenti merokok, dan,
6) Olahraga aerobik yang tidak terlalu berat (penderita hipertensi esensial tidak
perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali) (Ardiansyah,
Muhamad, 2013).
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
Pada pemeriksaan riwayat kesehatan pasien, biasanya didapat adanya riwayat
peningkatan tekanan darah, adanya riwayat keluarga dengan penyakit yang sama, dan
riwayat meminum obat antihipertensi.
2. Dasar-dasar Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung dan takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, dan penyakit
serebrovaskuler. Dijumpai pula episode palpitasi serta perspirasi.
Tanda : kenaikan tekanan darah (pengukuran serial dan kenaikan tekanan darah)
diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Hipotensi postural mengkin berhubungan
dengan regimen obat. Nadi : denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, perbedaan
denyut seperti denyut femoral melambat sebagai kompensasi denyutan
radialis/brakhialis, denyut (popliteal, tibialis posterior, dan pedialis) tidak teraba atau
lemah. Ekstremitas : perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi primer)
Kulit pucat, sianosis, dan diaphoresis (kongesti, hipoksemia).Bisa juga kulit
berwarna kemerahan (feokromositoma).
c. Integritas Ego
Gejala : riwayat kepribadian, ansietas, depresi, euporia, atau marakronik (dapat
mengindikasikan kerusakan serebral). Selain ini juga ada faktor-faktor multiple,
seperti hubungan, keuangan, atau hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan yang
meledak, gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya sekitar mata)., gerakan
fisik cepat, pernapasan menghela, dan peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : adanya gangguan ginjal saat ini atau yang telah lalu, seperti infeksi/obstruksi
atau riwayat penyakit ginjal masa lalu.
e. Makanan atau cairan
Gejala : Makanan yang disukai dapat mencakup makaan tinggi garam, tinggi lemak,
tinggi kolesterol (seperti makanan digoreng, keju, telur), gula-gula yang berwarna
hitam, dan kandungan tinggi kalori, mual dan muntah, penambahan berat badan
(meningkat/turun), riwayat penggunaan obat diuretic.
Tanda : Berat badan normal, bisa juga mengalami obestas. Adanya edema (mungkin
umum atau edema tertentu); kongesti vena, dan glikosuria (hampir 10% pasien
hipertensi adalah penderita diabetes).
f. Neurosensori
Gejala : keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipital. (Terjadi saat
bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam).
g. Nyeri/ ketidaknyamanan
- Angina ( penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung).
- Nyeri hilang timbul pada tungkai atau klaudikasi (indikasi arteriosklerosis pada
arteriekstremitas bawah).
- Sakit kepala oksipital berat, seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
- Nyeri abdomen/massa (feokromositoma).
h. Pernapasan
Secara umum, gangguan ini berhubungan dengan efek kardiopulmonal, tahap lanjut
dari hipertensimenetap/berat.
Gejala:
- Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas atau kerja.
- Takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal parok-sismal.
- Batuk dengan atau tanpaa pembentukan sputum.
i. Riwayat merokok.
Tanda:
- Distress respirasi atau penggunaan otot aksesori pernapasan.
- Bunyi napas tambahan (krakles atau mengi).
- Sianosis.
- Keamanan
- Gangguan koordinasi/cara berjalan.
- Episode parestesia unilateral transient.
- Hipotensi postural.
j. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : faktor risiko keluarga; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM,
penyakit ginjal, factor risiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon (Padila, 2012).
3. Diganosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard.
b. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit
4. intervensi Kperawatan
Edukasi :
Edukasi : 1. Pasien mengetahui
1. Jelaskan penyebab, penyebab nyeri
periode, dan pemicu 2. Pasien mengetahui
nyeri tindakan yang
2. Jelaskan strategi dilakukan saat
meredakan nyeri nyeri muncul
Kolaborasi :
Kolaborasi : 1. Agen-agen ini
1. Kolaborasi secara sistematik
pemberian analgetik, menghasilkan
jika perlu relaksasi umum
dan menurunkan
inflamasi sehingga
mengurangi rasa
nyeri
Kode : D.0056 Toleransi aktivitas : Manajemen energi : I. Observasi :
Intoleransi L.05047 05178 1. Mengetahui
aktivitas Setelah dilakukan Observasi : penyebab
berhubungan tindakan keperawatan 1. Identifikasi gangguan kelelahan
dengan kelemahan, selama 3x24 jam fungsi tubuh yang
ketidakseimbangan diharapkan aktivitas mengakibatkan
suplai dan meningkat dengan kelelahan
kebutuhan oksigen kriteria hasil: 2. Monitor kelelahan 2. Mengobservasi
- Frekuensi nadi fisik kelelahan yang
meningkat (5) terjadi
- Saturasi oksigen Terapeutik : Terapeutik :
meningkat (5) 1. lakukan latihan 1. Melatih anggota
- Keluhan lelah rentang gerak pasif gerak
menurun (5) dan/aktif
- Dispnea saat Edukasi : Edukasi :
aktivitas menurun 1. Anjurkan tirah 1. Mencegah
(5) baring terjadinya
- Dispnea setelah kelelahan berlebih
aktivitas menurun 2. Aktivitas secara
(5) 2. Anjurkan melakukan bertahap agar
aktivitas secara pasien dapat
bertahap rerlatih
Kolaborasi ; Kolaborasi ;
Kolaborasi dengan ahli 1. Agar nutrisi pasien
gizi tentang cara terpenuhi dan
meningkatkan asupan dapat menambah
makanan energi bagi pasien
4. Implementasi keperawatan
Menurut (Kozier, 2010) Implementasi keperawatan adalah sebuah fase dimana perawat
melaksanakan intervensi keperawatan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Berdasarkan terminologi NIC, implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang digunakan
untuk melaksanaan intervensi.
VI. Evaluasi
Evaluasi keperawatan menurut (Kozier, 2010) adalah fase kelima atau terakhir dalam
proses keperawatan. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil evaluasi
terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama program
berlangsung. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dan
mendapatkan informasi efektifitas pengambilan keputusan.
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
1. BIODATA
Identitas pasien
Initial pasien : ny. P
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Usia : 57 tahun
No. RM : 070336
Jenis kelamin : perempuan
Tgl pengkajian : 20 maret 2020
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Penanggung jawab
Initial : Tn. Q
Usia : 60 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : wirausaha
Hub dg pasien : suami
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan sakit kepala dan kepala pusing
3. RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat kesehatan sekarang
Pada tanggal 20 maret 2020 ny. P datang ke rumah sakit X dengan keluhan kepala terasa
sakit sejak kemarin dan pusing berputar seperti ingin terjtuh. Pasien mengatakan nyeri
kepala yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 5, nyeri yang dirasakan
hilang timbul, nyeri kepala timbul saat pasien melakukan aktifitas berat atau kurang
istirahat. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, pasien dianjurkan untuk dilakukan
rawat inap, dan pada pukul 15.00 pasien dipindahkan ke ruang perawatan. Setelah
dilakukan pemeriksaan tanda – tanda vital didapatkan hasil TD : 170/100 mmHg, Nadi :
103x/menit, Suhu : 36.4 0 C, RR : 20x/menit, Saturasi oksigen 98%.
Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan 5 tahun yang lalu terdeteksi hipertensi dan mengkonsumsi obat
captopril 2x25mg
Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan pada riwayat keluarga, ayah mengidap hipertensi dan meninggal
pada usia 58 tahun karena serangan jantung, serta ibu pasien meninggal dunia akibat
stroke pada usia 63 tahun.
4. AKTIVITAS/ ISTIRAHAT
Gejala (Subjektif)
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Aktivitas/ hobi : melakukan pekerjaan rumah tangga
Aktivitas waktu luang : pasien mengatakan bila ada waktu luang biasanya hanya diisi
ngobrol dengan suami atau keluarga
Perasaan bosan/ tidak puas : tidak ada
Keterbatasan karena kondisi : tidak ada
Tidur Jam 21.00 WIB Tidur siang 2 jam
Kebiasaan tidur -
Insomnia : tidak ada
Yang berhubungan dengan: -
Rasa segar saat bangun : -
Lain-lain :-
Tanda (Objektif)
Riwayat tentang : pasien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang
lalu
Hipertensi: ada
Masalah jantung : tidak ada
Demam rematik : tidak ada
Edema mata kaki/ kaki : tidak ada edema
Flebitis: tidak ada
Penyembuhan lambat : tidak
Klaudikasi : tidak ada
Ekstremitas : Kesemutan tidak ada, Kebas tidak ada
Batuk/ hemoptisis : tidak ada
Perubahan frekuensi/ jumlah urine : tidak ada
Tanda (Objektif)
Gejala (Subjektif)
Faktor stres : pasien mengatakan sering merasa setres karena masalah keluarga yang
dialaminya sehingga membuat tekanan darahnya tinggi.
Cara menangani stres : pasien mengatakan hanya melakukan istirahat dirumah
Masalah-masalah finansial : pasien mengatakan finansialnya cukup dan tidak ada masalah
Status hubungan : pasien mengatakan berhubungan baik dengan keluarga dan tetangga
disekitar rumah
Faktor-faktor budaya : tidak ada budaya tertentu yang dianut dalam penyembuhan
penyakitnya, pasien percaya kepada pengobatan medis
Agama : islam
Kegiatan keagamaan : pasien rutin menjalankan sholat 5 waktu
Gaya hidup : pasien mengatakan tidak pernah merokok ataupun minum-minuman
beralkohol, kadang melakukan olahraga jalan santai saat hari libur bersama suami dan
anak-anaknya
Perubahan terakhir : selama di rawat di RS pasien hanya berbaring dan sesekali duduk di
tempat tidur
Perasaan-perasaan : pasien mengatakan selama dirawat ini tidak bisa menjalankan
perannya sebagai IRT
Keputusasaan : pasien mengatakan segala keputusan diambil atas dasar musyawarah
dengan keluarga
Tanda (Obyektif)
Status emosional : Tenang
Cemas : -
Marah :-
Menarik diri :-
Takut:-
Mudah tersinggung :-
Tidak sabar :-
Euforik :-
Respons-respons fisiologis yang terobservasi:-
VIII. ELIMINASI
Gejala (Subjektif)
Pola BAB : pasien mengatakan biasanya BAB 1 kali dalam sehari yaitu pada pagi hari
Karakter fases : lunak
BAB terakhir : sebelum masuk rumah sakit
Riwayat perdarahan : tidak ada
Hemoroid : tidak ada
Konstipasi : pasien mengatakan tidak ada konstipasi saat BAB
Pola BAK : pasien mengatakan BAK 5-6 kali/hari
Karakter urine: kuning jernih
Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : tidak ada
Riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih : tidak ada
Penggunaan diuretik : tidak ada
Tanda (Objektif)
Abdomen :
Nyeri tekan : tidak terdapat nyeri tekan
Massa : tidak terdapat masa
Bising usus : 13x/menit , Hemoroid : tidak terdapat hemoroid
Perubahan kandungan kemih : tidak terdapat perubahan kandung kemih ,
IX. MAKANAN/ CAIRAN
Gejala (Subjektif)
Diit biasa (tipe) : pasien mengatakan makanan dengan porsi normal yaitu nasi, sayur, lauk
pauk
Jumlah makanan per hari : makan 3 kali/hari
Kehilangan selera makan : tidak ada , Mual/ muntah : tidak ada
Nyeri ulu hati/ salah cerna: tidak ada nyeri ulu hati
Alergi/ intoleransi makanan : pasien mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan
tertentu
Masalah-masalah mengunyah/ menelan : tidak ada
Gigi : jumlah gigi 32buah, tidak ada ompong
Berat badan biasa : 85kg Perubahan berat badan: pasien mengatakan tidak ada perubahan
BB
Penggunaan diuretik : tidak ada
Tanda (Objektif)
Berat badan sekarang : 85kg Tinggi badan : 170cm
Turgor kulit : elastis
Kelembaban/ kering membran mukosa : kulit tampak lembab
Edema : Umum : tidak ada edema
Periorbital : tidak ada , Asites : tidak ada
Distensi vena jugularis : tidak terdapat peningkatan vena jugularis
Pembesaran tiroid : tidak ada , hernia/ massa : tidak ada , Halitosis : tidak ada
Kondisi gigi/ gusi : gusi berwarna merah muda, tidak terdapat perdarahan
Penampilan lidah : bersih
Membran mukosa : lembab
Bising usus : terdengar 13x/menit
Bunyi napas : vesikuler
X. HIGIENE
Gejala (Subjektif)
Aktivitas sehari-hari :
Mobilitas : pasien mengatakan setiap hari selalu melakukan pekerjaan rumah tangga
Hegiene : pasien mengatakan mandi dua kali/hari , Berpakaian : pasien mengatakan lebih
suka mengenakan pakaian daster bila dirumah
Toileting : pasien BAK 5-6 kali/hari
Waktu mandi yang diinginkan : pagi dan sore
Pemakaian alat bantu/ prostetik : tidak ada
Tanda (Objektif)
Penampilan umum : pasien tampak rapih
Cara berpakaian : rapih
Bau badan : tidak ada , Kondisi kulit kepala : kulit kepala tampak bersih
Adanya kutu : tidak terdapat
XI. NEUROSENSORI
Gejala (Subjektif)
Rasa ingin pingsan/ pusing : pasien mengatakan kepala pusing berputar seperti ingin
terjatuh
Sakit kepala : ya
Lokasi nyeri : ada ,
Frekuensi : hilang timbul
Kesemutan/ kebas/ kelemahan (lokasi) : tidak ada
Stroke (gejala sisa) : tidak ada
Kejang : tidak ada
Mata : Kehilangan penglihatan : tidak ada
Glaukoma : tidak ada , Katarak : tidak ada
Telinga : Kehilangan pendengaran : tidak ada ,
Epistaksis: tidak ada
Tanda (Objektif)
Status mental : baik
Terorientasi/ disorientasi : orientasi waktu dan tempat baik
Kesadaran : compos mentis, pasien kooperatif
Memori : Saat ini baik , Yang lalu: baik
Kaca mata : tidak ada , Kontak lensa : tidak ada , Alat bantu dengar : tidak ada
Ukuran/ rekasi pupil : Ka/ Ki : mengecil saat terkena cahaya
Facial drop :tidak ada , Menelan ; baik
Genggaman tangan/ lepas : Ka/ Ki : tidak ada
XII. NYERI/ KETIDAKNYAMANAN
Gejala (Subjektif)
Lokasi : pasien mengatakan nyeri kepala dengan skala nyeri 5
Frekuensi hilang timbul
Kualitas : seperti ditusuk-tusuk
Faktor-faktor pencetus :bila melakukan aktifitas berat dan kurang istirahat
Cara menghilangkan, faktor-faktor yang berhubungan : pasien mengatakan langsung
istrahat
Tanda (Objektif)
Mengkerutkan muka : ada
Respons emosional :baik
Penyempitan fokus : tidak ada
XIII. PERNAPASAN
Gejala (Subjektif)
Dispnea yang berhubungan dengan batuk/ sputum : pasien mengatakan tidak ada batuk
Riwayat bronkitis : tidak ada
Asma :tidak ada
Tuberkulosis :tidak ada
Emifisema : tidak ada .
Pneumonia kambuhan : tidak ada
Pemanjanan terhadap udara berbahaya : tidak ada
Perokok : pasien mengatakan tidak merokok
Penggunaan alat bantu pernapasan : sebelum sakit pasien tidak menggunakan alat bantu,
dan setelah dirawat tidak menggunakan alat bantu
Tanda (Objektif)
Pernapasan : Frekuensi : 21x/menit
Penggunaan otot-otot asesori : tidak ada
Napas cuping hidung : tidak ada pernafsan cuping hidung
Fremitus : tidak ada
Bunyi napas : vesikuler
Sianosis : tidak ada
Karakteristik sputum : tidak ada
Fungsi mental/ gelisah : fungsi mental baik
XIV. KEAMANAN
Gejala (Subjektif)
Alergi/ sensitivitas : tidak ada alergi
Riwayat penyakit hubungan seksual (tanggal/ tipe) : tidak ada
Tranfusi darah/ jumlah : belum pernah
Riwayat cedera kecelakaan : tidak ada
Fraktur/ dislokasi : tidak ada
Artritis/ sendi tak stabil : tidak ada
Masalah punggung : tidak ada
Perubahan pada tahi lalat : tidak ada
Pembesaran nodus : tidak ada
Kerusakan penglihatan, pendengaran : tidak ada
Tanda (Objektif)
Suhu tubuh : 36.4 0 C Diaforesis : normal
Integritas kulit : baik
Jaringan parut : tidak ada , Kemerahan : tidak ada
XV. SEKSUALITAS
Wanita
Gejala (Subjektif)
Usia menarke :12 tahun Lamanya siklus :28 hari
Durasi :7 hari
Gejala (Subjektif)
Peran dalam struktur keluarga : pasien merupakan seorang istri dan ibu
Tanda (Objektif)
Bicara : jelas
Gejala (Subjektif)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis pemeriksaan Nilai Satuan Hasil Keterangan
Normal Hasil
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12.1-15.1 g/dl 15.0 Normal
Leukosit 3.80-10.60 x10^3/ul 5.60 Normal
Hematokrit 40-52 % 38 Normal
Trombosit 140-440 x10^3/ul 440 Normal
KIMA
KARBOHIDRAT
Glukosa Darah <180 mg/dl 98 Normal
Sewaktu
FUNGSI GINJAL
Ureum 0 – 50 mg/dl 8 Normal
Creatinin 0.0 – 1.1 mg/dl 0.7 Normal
Natrium 139 170
Chloride 3.5 3.9
TERAPI MEDIS
Jenis Terapi Dosis Fungsi
Obat oral :
Candesartan 1x8 mg Mengatasi hipertensi dan gagal
jantung
Untuk mengatasi hipertensi
Nifedipine 1x1 tab
Obat intravena :
Mengurangi rassa nyeri
Ketorolac 1x300mg
Ranitidine
2x50mg Sebagai antagonis reseptor H2
(histamine) mengurangi
produksi asam HCL
ANALISA DATA
O:
Menyebabkan hipertensi
- Wajah pasien
tampak meringis
Kerusakan vaskuler
- Skala nyeri 5
pembuluh darah
- Pasien tampak
memegangi kepala
sesekali Perubahan struktur
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Ke otak
Nyeri akut
S : pasien mengatakan Faktor predisposisi Penurunan curah
kepala pusing jantung
O: Menyebabkan hipertensi
- TD : 170/100
mmHg
- Nadi : 103x/menit Kerusakan vaskuler pembuluh
- Suhu 36.4 darah
- RR : 20 x/menit
- Saturasi oksigen
98%
Perubahan struktur
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi ke
pembuluh darah
Vasokontrikso
Afterload meningkat
O: Menyebabkan hipertensi
- TD : 170/100
mmHg Kerusakan vaskuler pembuluh
- Nadi : 103x/menit darah
- Suhu 36.4
- RR : 20 x/menit
- Saturasi oksigen
98% Perubahan struktur
Penyumbatan pembuluh darah
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi ke
pembuluh darah
Vasokontrikso
Afterload meningkat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Kode : D.0077 Tingkat nyeri : Manajemen nyeri :
Nyeri akut L.08066 108238
berhubungan Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
dengan tindakan 1. Identifikasi lokasi, 1. Untuk mengetahui
peningkatan keperawatan karakteristik, durasi, karakteristik nyeri
tekanan vaskuler selama 3x24 jam frekuensi, kualitas,
serebral. diharapkan skala intensitas nyeri
nyeri dapat 2. Identifikasi skala nyeri 2. Untuk mengetahui
berkurang dengan skala nyeri yang
kriteria hasil: dirasakan
- Keluhan nyeri
menurun (5)
- Meringis Terapeutik : Terapeutik :
menurun (5) 1. Berikan teknik non 1. Tindakan ini
- Frekuensi nadi farmakologis untuk memungkinkan
membaik (5) mengurangi nyeri klien untuk
(relaksasi nafas dalam) mendapatkan rasa
kontrol terhadap
nyeri.
Edukasi : Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, 1. Pasien mengetahui
periode, dan pemicu penyebab nyeri
nyeri 2. Pasien mengetahui
2. Jelaskan strategi tindakan yang
meredakan nyeri dilakukan saat
nyeri muncul
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian 1. Agen-agen ini
analgetik, jika perlu secara sistematik
menghasilkan
relaksasi umum dan
menurunkan
inflamasi sehingga
mengurangi rasa
nyeri
Kode : 0011 Curah jantung : Perawatan jantung :
Resiko penurunan L.02008 I.02075
curah jantung Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
berhubungan tindakan 1. Identifikasi 1. Mengetaahui tanda
dengan keperawatan tanda/gejala primer dan gejala
peningkatan selama 3x24 jam penurunan curah penurunan curah
afterload, diharapkan jantung (meliputi jantung
vasokonstriksi, penurunan curah dispnea, kelelaham,
hipertrofi/rigiditas jantung dapat edema, ortopnea,
ventrikuler, teratasi dengan paroxysmal nocturnal
iskemia miokard. kriteria hasil: dyspnea CPV)
- Bradikardi 2. Monitor tekanan darah 2. Tekanan darah pada
menurun (5) pasien dengan curah
- Takikardi jantung perlu untuk
menurun (5) dimonitor untuk
penegakan
diagnostik
3. Monitor saturasi 3. Mengetahui kadar
oksigen oksigen dalam
tubuh pasien
4. Monitor keluhan nyeri 4. Nyeri dada yang
dada (misal. Intensitas, muncul pada pasien
lokasi, radiasi, durasi, penurunan curah
presivitasi yang jantung biasanya
mengurangi nyeri). memicu adanya
komplikasi atau
kelainan dengan
sistem koroner
5. Periksa tekanan darah 5. Mengetahui
dan frekuensi nadi perubahan tekanan
sebelum dan sesudah darah yang terjadi
aktivitas sebelum dan
sesudah aktivitas
Terapeutik : Terapeutik :
1. Posisikan pasien semi- 1. Posisi semi fowler
fowler dengan kaki ke agar pasien lebih
bawah atau posisi nyaman dan
nyaman membuat sirkulasi
2. Berikan oksigen untuk darah mengalir
mempertahankan dengan baik
saturasi oksigen >94% 2. Mempertahan
oksigen dalam tubuh
agar >94%
Edukasi : Edukasi :
1. Anjurkan beraktivitas 1. Agar menjangkau
fisik sesuai toleransi kemampuan pasien
2. Anjurkan aktivitas fisik ddalam beraktifitas
secara bertahap 2. Mencegah
terjaadinya
kelelahan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
5. Memberikan oksigen
untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94
23 Maret Nyeri akut 1. Mengidentifikasi skala S : Penni
2020, 08.30 berhubungan nyeri Pasien mengatakan
dengan
nyeri mulai
peningkatan 2. Memberikan teknik non
09.00 tekanan farmakologis untuk berkurang
vaskuler mengurangi nyeri O :
serebral. (relaksasi nafas dalam)
- Wajah
3. Menjelaskan penyebab, tidak
09.30 periode, dan pemicu meringis
nyeri lagi
- Skala nyeri
4. Melakukan kolaborasi
10.00 pemberian analgetik, jika 2
perlu
10.20 Resiko tinggi 1. Memonitor tekanan S : Penni
terhadap darah Pasien mengatakan
penurunan
10.30 pusing berkurang
curah jantung
berhubungan 2. Memonitor saturasi O :
10.40 dengan oksigen - TD :
peningkatan
3. Memeriksa tekanan 141/75
afterload,
vasokonstriks darah dan frekuensi nadi mmHg
10.50 i, sebelum dan sesudah - Nadi
hipertrofi/rigi aktivitas
84x/menit
ditas
0
ventrikuler, - Suhu 36.5
11.50 iskemia 4. Menganjurkan C
miokard. beraktivitas fisik sesuai
toleransi - RR :
20x/menit
5. Menganjurkan aktivitas
fisik secara bertahap
EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kardiovaskuker
Kozier, B. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses Dan Praktik Edisi VII
Volume I. jakarta:EGC
Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskuler Dan Renal. Jakarta: penerbit
Salemba Medika pp 31
Udjianti, Wajan Juni.2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika