Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DAERAH


BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Disusun oleh :
Falih Pertama Riyadi
042221389

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


JURUSAN EKONOMI
UNIVERSITAS TERBUKA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas karunia-Nya berupa
nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan artikel berjudul “Partisipasi
Masyarakat dalam pembangunan daerah berbasis kearifan lokal”. Tidak lupa shawalat serta
salam selalu tercurahkan bagi Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta membantu
penyelesaian artikel. Harapannya, semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan
kesalahan. Meskipun demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan artikel.

Jember, 15 November 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3. Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
2.1. Definisi..................................................................................................................................2
2.2. Partisipasi Masyarakat..........................................................................................................2
2.3. Hubungan Kebudayaan dan Kearifan Lokal dengan Masyarakat.........................................4
BAB III...........................................................................................................................................5
PENUTUP......................................................................................................................................5
3.1. Kesimpulan...........................................................................................................................5
3.2. Saran......................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kearifan lokal di Indonesia saat ini menjadi topik bahasan menarik dibicarakan di tengah
semakin menipisnya sumber daya alam dan peliknya upaya pemberdayaan masyarakat. Paling
tidak ada dua alasan yang menyebabkan kearifan lokal turut menjadi elemen penentu
keberhasilan pembangunan sumber daya masyarakat dan sumber daya alam sekitar. Pertama,
karena keprihatinan terhadap peningkatan intentitas kerusakan sumber daya alam khususnya
akibat berbagai faktor perilaku manusia. Kedua, tekanan ekonomi yang makin mengglobal dan
dominan mempengaruhi kehidupan masyarakat sehingga secara perlahan ataupun cepat
menggeser kearifan lokal menjadi kearifan ekonomi. Kedua faktor ini bekerja mendorong
masyarakat melakukan hal bersifat destruktif terutama saat mengelola usaha berbau produktif
mengandalkan potensi sumber daya alam.
Kearifan lokal merupakan modal utama masyarakat dalam membangun dirinya tanpa
merusak tatanan sosial yang adaptif dengan lingkungan alam sekitarnya. Kearifan lokal dibangun
dari nilai-nilai sosial yang dijunjung dalam struktur sosial masyarakat sendiri dan memiliki
fungsi sebagai pedoman, pengontrol, dan rambu-rambu untuk berperilaku dalam berbagai
dimensi kehidupan baik saat berhubungan dengan sesama maupun dengan alam. Sekarang
eksistensi kearifan lokal dirasakan semakin memudar pada berbagai kelompok masyarakat.
1.2.Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Pembangunan Daerah Berbasis Kearifan Lokal?
b. Apa pengertian Partisipasi Masyarakat?
c. Bagaimana Hubungan Kebudayaan dan Kearifan Lokal dengan Masyarakat?
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian Pembangunan Daerah Berbasis Kearifan Lokal.
b. Untuk mengetahui pengertian Partisipasi Masyarakat.
c. Untuk mengetahui Hubungan Kebudayaan dan Kearifan Lokal dengan Masyarakat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi
Arti Pembangunan menurut Hasan Alwi (2002;103) adalah:”…sebuah proses
pembangunan yang dimulai dari negara maju melalui pemerintah negara berkembang…”.
Sehubungan dengan pembangunan daerah berbasis kearifan lokal ini, adalah tentu sangat erat
hubungannya dengan pembinaan masyarakat yang lebih maju dari masa-masa sebelumnya.
Karena harapan pembangunan ini tidak sekedar di perkotaan, melainkan juga pedesaan sangat
diimpikan masyarakat.
Arti Masyarakat menurut: Shadily (1980), Harsono (1997) Darlan (2002) adalah:”…
sekumpulan manusia yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah tertentu dengan berbagai
kesamaan tujuan satu sama lainnya…”. Dengan demikian interaksi masyarakat dalam suatu
wilayah pembangunan daerah berbasis kearifan lokal ini, adalah adanya sifat saling
menghormati, saling menghargai satu sama lain. Walau masyarakat Dayak berbeda suku, agama
dan keyaninan. Tapi juga saling Bantu membantu satu sama lain, bergotong royong adalah
budaya masyarakat sejak nenek moyang.
Arti Kearifan asal katanya arif, menurut Hasan Alwi (2002;65) adalah:”…dalam
melakukan sesuatu dengan secara bijaksana, cerdik dan pandai, dan berilmu…”. Atau istilah
lain:”harati” Untuk membangunan tanpa ada pemihakan terhadap kelompok tertentu.
2.2. Partisipasi Masyarakat
Pengertian partisipasi selalu dikaitkan atau bersinonim dengan peran serta. Seorang
ilmuan yang bernama Keith Davis mengemukakan definisinya tentang partisipasi yang dikutip
oleh Sastropoetro (1988:13) adalah Partisipasi dapat didefinisikan sebagai keterlibatan mental
atau pikiran atau moral atau perasaan di dalam situasi kelompok yang mendorong untuk
memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung
jawab terhadap usaha yang bersangkutan.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka partisipasi itu tidak berdasarkan keterlibatan
secara fisik dalam pekerjaannya tetapi menyangkut keterlibatan diri seseorang sehingga akan
menimbulkan tanggung jawab dan sumbangan yang besar terdapat kelompok.

2
Sejalan dengan pendapat di atas, Allport dalam Sastropoetro, (1988:12) menyatakan
bahwa Seseorang yang berpartisipasi sebenarnya mengalami keterlibatan dirinya/egonya yang
sifatnya lebih daripada keterlibatan dalam pekerjaan atau tugas saja, dengan keterlibatan dirinya
berarti keterlibatan pikiran dan perasaannya.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa partisipasi menyangkut keterlibatan diri/ego dan tidak
semata-mata keterlibatan fisik dalam pekerjaan atau tugas saja, dan ketiga unsur partisipasi
tersebut di dalam realitanya tidak akan terpisahkan satu sama lain, tetapi akan saling menunjang.
Dalam realitasnya, terutama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, istilah
partisipasi ini sering dikaitkan dengan usaha di dalam mendukung program pembangunan.
Hal sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hamidjoyo,(1988:67), bahwa
partisipasi mengandung tiga pengertian, yaitu:
a. Partisipasi berarti turut memikul beban pembangunan.
b. Menerima kembali hasil pembangunan dan bertanggung jawab terhadapnya.
c. Partisipasi berarti terwujudnya kreativitasnya dan oto aktifitas.
Dari beberapa kajian literatur tentang partisipasi masyarakat di negara-negara berkembang
menunjukkan bahwa konsep partisipasi diinterpretasikan secara luas. Oakley (1991:1-10)
mengartikan partisipasi ke dalam tiga bentuk, yaitu:
a. Partisipasi sebagai bentuk kontribusi, yaitu interpretasi dominan dari partisipasi dalam
pembangunan di dunia ketiga adalah melihatnya sebagai suatu keterlibatan secara sukarela
atau bentuk kontribusi lainnya dari masyarakat desa menetapkan sebelumnya program dan
proyek pembangunan.
b. Partisipasi sebagai organisasi, meskipun diwarnai dengan perdebatan yang panjang di antara
para praktisi dan teoritisi mengenai organisasi sebagai instrumen yang fundamental bagi
partisipasi, namun dapat dikemukakan bahwa perbedaan organisasi dan partisipasi terletak
pada hakekat bentuk organisasional sebagai sarana bagi partisipasi, seperti organisasi-
organisasi yang biasa dibentuk atau organisasi yang muncul dan dibentuk sebagai hasil dari
adanya proses partisipasi.
c. Partisipasi sebagai pemberdayaan, partisipasi merupakan latihan pemberdayaan bagi
masyarakat desa, meskipun sulit didefinisikan. Akan tetapi, pemberdayaan merupakan upaya
untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan masyarakat desa untuk memutuskan
dan ikut terlibat dalam pembangunan.

3
2.3. Hubungan Kebudayaan dan Kearifan Lokal dengan Masyarakat
Pembangunan sebagai suatu proses pada hakikatnya merupakan pembaharuan yang
terencana dan dilaksanakan dalam tempo yang relatif cepat. Tidak dapat dipungkiri
pembangunan telah membawa kita pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pertumbuhan ekonomi, peningkatan kecanggihan sarana komunikasi, dan sebagainya. Akan
tetapi, pada sisi yang lain, pembangunan yang hanya dipandu oleh pertimbangan-pertimbangan
ekonomi dan keamanan, yang dalam kenyataannya telah meningkatkan kesejahteraan sebagian
dari keseluruhan kehidupan masyarakat, telah pula menciptakan jarak yang lebar antara
kecanggihan dan keterbelakangan.
Kebudayaan dan kearifan lokal sangat erat hubungannya dengan masyarakat, maknanya
bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat dipengaruhi oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Kebudayaan dapat dipandang sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Kearifan lokal merupakan suatu kelembagaan informal yang mengatur hubungan atas
pengolahan sumber daya di suatu masyarakat. Hal ini dapat diuraikan bahwa tradisi (invented
tradition) sebagai seperangkat aksi atau tindakan yang biasanya ditentukan oleh aturan-aturan
yang dapat diterima secara jelas atau samar-samar maupun suatu ritual atau sifat simbolik, yang
ingin menanamkan nilai-nilai dan norma-norma perilaku tertentu melalui pengulangan, yang
secara otomatis mengimplikasikan adanya kesinambungan dengan masa lalu.
Diantara fenomena atau wujud kearifan lokal, yang merupakan bagian inti kebudayaan
adalah nilai-nilai dan konsep-konsep dasar yang memberikan arah bagi berbagai tindakan.
Menggali dan menanamkan kembali kearifan lokal secara inheren dapat dikatakan sebagai
gerakan kembali pada basis nilai budaya daerahnya sendiri sebagai bagian upaya membangun
identitas suatu daerah, yang memiliki korelasi menciptakan langkah-langkah strategis dan nyata
dalam memberdayakan dan mengembangkan potensi (sosial, budaya, ekonomi, politik dan
keamanan) daerah secara optimal serta sebagai filter dalam menyeleksi berbagai pengaruh
budaya dari luar.
Kearifan lokal merupakan kekuasaan dan potensi riil yang dimiliki suatu daerah sebagai
aset daerah yang mendorong pengembangan dan pembangunan daerah. Selanjutnya dalam usaha
membangun daerah perlu dilakukan pemberdayaan budaya lokal atau kearifan lokal yang

4
mendukung penyusunan strategi budaya atau rumusan rencana kegiatan budaya di daerah
sebagai landasan daerah di bidang budaya.

BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
A. Kearifan lokal merupakan pengetahuan yang eksplisit yang muncul dari periode panjang
yang berevolusi bersama masyarakat dan lingkungannya dalam sistem lokal yang sudah
dialami bersama. Oleh karena itu sangat strategis apabila dijadikan suatu terobosan
terbaru dalam pembangunan karena masyarakat mengetahui apa yang dibutuhkan dan
baik untuk mereka.
B. Kearifan lokal yang dikelola dengan sinergitas dapat menjadi motivasi yang kuat untuk
mendapatkan insentif yang paling bernilai untuk pembangunan jangka panjang.

3.2. Saran
A. Diperlukan kesinergisan antara stakeholder yang terkait agar kearifan lokal dapat
terlaksana dengan maksimal guna pembangunan yang lebih baik.
B. Diperlukannya manajemen kolaboratif dalam pengembangan kearifan Lokal.
C. Perlu diterapkan suatu konsep keberlanjutan, kebersamaan, keanekaragaman hayati,
kepatuhan terhadap ukum adat dan subsisten dalam pengembangan kearifan lokal agar
menghasilkan suatu pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, yang
mencakup ekonomi yang bermanfaat, secara ekologis tidak merusak dan secara budaya
menghormati nilai-nilai kemanusiaan.

5
DAFTAR PUSTAKA

Sari, M. P. (2018). Pembangunan Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal. Program Pembangunan


Masyarakat Islam, http://repository.radenintan.ac.id/4507/1/TESIS.pdf.

Anda mungkin juga menyukai