Anda di halaman 1dari 63

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MAESAN
Jl. Raya Jember No. 43  (0332) 3525997. Email : puskesmasmaesan1@gmail.com
Kecamatan Maesan
BONDOWOSO
Kode pos : 68262

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS MAESAN


NOMOR: 065/002A/430.9.3.12/2023

TENTANG
JENIS – JENIS PELAYANAN UPTD PUSKESMAS MAESAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


KEPALA UPTD PUSKESMAS MAESAN,

Menimbang : a. bahwa Puskesmas adalah Penyelenggara pelayanan Kesehatan


dasar sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan, maka
perlu ditetapkan jenis-jenis pelayanan;
b. bahwa jenis pelayanan Puskesmas perlu diinformasikan kepada
masyarakat;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada butir huruf a dan huruf b,
nformasi dan jenis-jenis pelayanan di Puskesmas di tetapkan
dengan keputusan Kepala Puskesmas Maesan Kabupaten
Bondowoso.

Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem


Kesehatan Nasional;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2015 tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 514
tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di FKTP;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;

7. Peraturan …
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 43 tahun
2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
8. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Maesan nomor tentang
Pelayanan Puskesmas Maesan di Masa Pandemi Covid 19;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan kepala UPTD Puskesmas Maesan tentang jenis - jenis


pelayanan UPTD Puskesmas Maesan.
PERTAMA : Uraian Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Maesan sebagaimana
dimaksud pada DIKTUM PERTAMA, dimuat dalam lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala
Puskesmas Maesan;
KEDUA : Sosialisasi jenis-jenis pelayanan di UPTD Puskesmas Maesan
dilakukan melaui Brosur, leaflet, dan media informasi yang dimiliki
KETIGA : oleh Puskesmas;
Ketentuan dalam lampiran diubah sehingga menjadi sebagaimana
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari keputusan Kepala Puskesmas.

Ditetapkan di : Bondowoso
Pada tanggal : 04 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS
MAESAN
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS MAESAN
NOMOR : 065/002A/430.9.3.12/2023
TENTANG : JENIS- JENIS PELAYANAN
UPTD PUSKESMAS MAESAN

KEBIJAKAN TENTANG JENIS – JENIS PELAYANAN UPTD PUSKESMAS


MAESAN

1. PELAYANAN PUSKESMAS MAESAN


A. Upaya Kesehatan Perseorangan :
1. Loket Pendaftaran : Registrasi Pasien;
2. Layanan Informasi:
a. Informasi Pelayanan Kesehatan;
b. Informasi Program-Program Puskesmas;
3. Pelayanan Pengaduan;
4. Poli Umum :
a. Pemeriksaan Fisik;
b. Pengobatan;
c. Tindakan Medis Ringan:
1) Heacting;
2) Rawat Luka.
d. Konsultasi Kesehatan;
e. Peresepan;
f. Rujukan;
g. Administratif:
1) Surat Keterangan Sakit;
2) Surat keterangan Sehat.
5. Poli Gigi :
a. Pemeriksaan dan Perawatan Gigi;
b. Pengobatan;
c. Rujukan;
d. Administratif:
1) Surat Keterangan Sakit;
2) Surat keterangan Sehat;
6. UGD 24 jam : Pemeriksaan, Pengobatan, Penanganan Kasus kasus kegawat
daruratan, Rujukan;
7. Poli KIA-KB/MTBS MTBM, DDTK : Pemeriksaan ibu hamil, pemeriksaaan Balita,
Konseling,pelayanan Kontrasepsi (KB), Imunisasi dasar bagi balita.Pemeriksaan
Tumbuh Kembang, Pemeriksaan bayi muda dan balita sakit, Rujukan;
8. PONED : Pemeriksaan Obstetri Emergency Dasar(Persalinan);
9. Kamar Obat: Pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan;
10. Laboratorium : pemeriksaan Laboratorium bidang hematologi, Kimia Klinik,
Bakteriologi dan parasitologi, Imunologi, Urinalisa.Rujukan;
11. Poli Gizi: Pelayanan Konsultasi Gizi, Intervensi Gizi, Pemeriksaan fisik, Rujukan;
12. Poli Laktasi: Sarana menerah Asi, Penyimpanan ASI;
13. Poli Sanitasi: Pelayanan Konsultasi Sanitasi, Pelayanan Kesehatan Berbasis
Masyarakat;
14. Poli Jantung dan Paru: Pelayanan Pengobatan penyakit TBC, Konsultasi
Penyakit TBC, Rujukan penyakit TBC ke Rumah Sakit, Pelayanan penyakit
jantung dan paru; Konsultasi Penyakit jantung dan paru, Rujukan penyakit
jantung dan paru ke Rumah Sakit;
15. Poli KT HIV (Konseling dan Tes HIV): Pelayanan Pengobatan penyakit HIV,
Konsultasi Penyakit HIV, Rujukan penyakit HIV ke Rumah Sakit;
16. Pelayanan Rawat Inap: pelayanan Asuhan Keperawatan, Pengobatan, rujukan,
Terapi diet;
17. Pelayanan Ambulan : Pelayanan Puskesmas Keliling, Pelayanan Transportasi
Rujukan;
18. Tata Usaha: Pelayanan Administrasi (Legalisir surat keterangan sehat, Izin
penelitian, Visum at repertum).

2. Upaya Kesehatan Masyarakat:


1. Pelayanan program Kesehatan Ibu dan anak :
a. Kesehatan Ibu Hamil: pendataan, pemeriksaan, pelayanan, rujukan ke
puskesmas;
b. Kesehatan Ibu Bersalin: pendataan, pemeriksaan, pelayanan, rujukan ke
puskesmas;
c. Kesehatan Ibu Nifas: pendataan, pemeriksaan, pelayanan, rujukan ke
puskesmas;
d. Kesehatan Bayi: pendataan, pemeriksaan, pelayanan, rujukan ke
puskesmas;
e. Kesehatan Anak Pra Sekolah;
Usaha Kesehatan Anak Sekolah dan Remaja: Penyuluhan Kesehatan
remaja, Upaya Kesehatan Gigi Sekolah, Pemeriksaan fisik di sekolah
(screening), penyuluhan lingkungan sekolah sehat, penyuluhan gizi di
sekolah, rujukan siswa sakit dari sekolah ke puskesmas.
2. Pelayanan program Upaya Perbaikan Gizi :
a. Penyuluhan gizi;
b. Intervensi Gizi;
c. Konseling Gizi Ibu hamil dan balita di posyandu;
d. Konseling gizi USILA;
e. Rujukan Kasus Gizi Kurang ke Puskesmas;

3. Pelayanan program Kesehatan USILA: Posyandu Lanjut Usia (LANSIA),


Pemeriksaan kesehatan, penyuluhan gizi, pengobatan, penyuluhan lingkungan
sehat, Rujukan Lansia sakit ke Puskesmas;
4. Pelayanan Program Keluarga Berencana : Pelayanan kontrasepsi, MOP (Mantap
Operasi Pria), MOW (Mantap Operasi Wanita);
5. Pelayanan Program Perkesmas : pemeriksaan fisik Home Care, Meningkatkan
fungsi keluarga dalam merawat anggota keluarga,Pendidikan Kesehatan Tempat
Kerja/Industri, rujukan individu atau keluarga sakit ke puskesmas;
6. Pelayanan program kesehatan Indra : Pemeriksaan mata, pengobatan,rujukan
7. Pelayanan program pengendalian DBD: penyuluhan, fogging, konseling, Rujukan;
8. Pelayanan program Pengendalian KUSTA: Pengendalian Kusta, pemeriksaan fisik,
konsultasi, rujukan
9. Pelayanan program pengendalian TBC: pengendalian Tb paru, pemeriksaan fisik,
pengobatan, konsultasi, rujukan;
10. Pelayanan program pengendalian HIV: pendataan kelompok potensial, penyuluhan,
rujukan;
11. Pelayanan program Imunisasi: Penyediaan Vaksin dasar, pemberian imunisasi;
12. Pelayanan program Pengendalian Penyakit Malaria: pengambilan spesimen darah
tepi, pengobatan, Konsultasi, Rujukan;
13. Pelayanan program Penyehatan Lingkungan: Pemeriksaan TTU, TPM, pemicuan,
Sanitasi Total Berbasi Masyarakat, Konseling;
14. Pelayanan program Pengendalian ISPA: penjaringan ISPA (Pneumonia) bagi bayi
dan balita, Kunjungan rumah (Home Care), Konseling, Rujukan;
15. Pelayanan program Jiwa dan Pengendalian NAPZA: Pendataan dan penyuluhan
kesehatan jiwa dan NAPZA;
16. Pelayanan program pengendalian Diare: penjaringan Diare bagi bayi dan balita,
Kunjungan rumah (Home Care), Konseling, Rujukan;
17. Pelayanan program Surveilance dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular: Survey
Migrasi penduduk, Survey Penyakit menular melalui kunjungan rumah, Pelayanan
dan pembinaan Penyakit Tidak Menular, Pencegahan dan Penanganan Bencana;
Pelacakan 14 hari kedatangan Jamaah haji;
18. Pelayanan program PROMKES:
a. Pembinaan desa siaga;
b. Pembinaan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM): Ponkesdes,
Posyandu, Upaya Kesehatan Kerja, SBH;
c. Survey dan penyuluhan PHBS terhadap TTU, TPM, Institusi, Tempat Kerja dan
Rumah Tangga;
d. Pendataan dan pembinaan pengobat tradisional (termasuk TOGA);
19. Pelayanan program Kesehatan Olah Raga: Pendataan dan pembinaan kelompok
olah raga, Pemeriksaan Kebugaran siswa baru, PPPK kegiatan-kegiatan olah raga,
Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Calon Haji, Konseling kesehatan Haji, Rujukan
Calon Jemaah haji Sakit.
20. Pelayanan Kestrad (Kesehatan Tradisional )

3. KEGIATAN PUSKESMAS MAESAN


1. Loket Pendaftaran : Regestrasi Pasien;
2. Poli Umum : Pemeriksaan Fisik, Pengobatan Dasar, Konsultasi Kesehatan,
Peresepan, Rujukan, Administratif;
3. Poli KIA-KB/MTBS MTBM, DDTK : Pemeriksaan ibu hamil, pemeriksaaan Balita,
Konseling,pelayanan Kontrasepsi (KB), Imunisasi dasar bagi balita,
Pemeriksaan Tumbuh Kembang, Pemeriksaan bayi muda dan balita sakit,
rujukan;
4. Poskestren;
5. Pos UKK;
6. Posbindu;
7. Pos Lansia;
8. Puskesmas Keliling;
9. Pemeriksaan laboratorium sederhana.
a. Puskesmas Pembantu: tes kehamilan, protein urine dan glucosa urine,
pemeriksaan hemoglobin, pemeriksaan gula darah;
b. Ponkesdes: tes kehamilan, protein urine dan glucosa urine, pemeriksaan
hemoglobin.
10. UKS
11. Kegiatan Penyuluhan Sekolah
12. Kegiatan Refresing Kader
13. Kegiatan Perkesmas

4. TT (Tempat Tidur) Rawat Inap


a. 10 TT keperawatan meliputi
a) Ruang dahlia 4 TT
b) Zaal laki laki dan perempuan 4 TT
c) Ruang isolasi
b. 3 TT kebidanan meliputi
a) Tulip 1 TT
1. Alur Pelayanan di Puskesmas Maesan
a. Alur Pelayanan UKP di Puskesmas
1) Alur Pelayanan Puskesmas
2) Alur Pelayanan Loket

3) Alur Pelayanan Rawat Jalan


a. Alur Pelayanan Poli Umum

b. Alur Pelayanan Poli Gigi dan Mulut


c. Alur Pelayanan Poli KIA
d. Alur Pelayanan Poli KB
e. Alur Pelayanan Poli Gizi
f. Alur Pelayanan Poli Imunisasi
g. Alur Pelayanan Poli Sanitasi
PASIEN

LOKET

POLI UMUM

KONSELING SANITASI

TIDAK POLI UMUM


LABORATORIUM

YA
GAWAT

DARURAT

RAWAT INAP / RUJUK

APOTIK

PULANG
h. Alur Pelayanan Poli TB

PASIEN

LOKET

POLI UMUM

POLI KESEHATAN TB

KONSELING PASIEN TB
RUJUKAN PASIEN TB

TIDAK BISA YA
DITANGAN
I

RUJUK KE RS APOTIK

PULANG
4) Alur Pelayanan Unit Gawat Darurat
5) Alur Pelayanan Rawat Inap
6) Alur Pelayanan Pelayanan Persalinan
7) Alur Pelayanan Laboratorium
8) Alur Pelayanan Kamar Obat
9) Alur Pelayanan UKM
a. UKM Essensial dan Perkesmas
1. Program Promosi Kesehatan
2. Program UKS
3. Program P2P
Program Penyakit Tidak Menular
Posbindu PTM

MASYARAKAT

PENDAFTARAN

WAWANCARA

PENGUKURAN TB,BB,IMT,DAN LINGKAR PERUT

PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

REKOMENDASI

RUJUK KE KONSELING
PUSKESMA /
S
EDUKASI/

MOTIVASI

PENCACATAN

PULANG/RUJUK
4. Program Surveilens dan Imunisasi
5. Penyakit Menular
a) Program P2 DBD
b) Program P2 Diare
c) Program P2 TB
d) Program P2 Kusta
e) Program P2 Ispa
f) Program P2 HIV/AIDS
g) Program P2 Malaria, Filariasis, Kecacingan, Rabies
h) Program KIA
i) Program KB
j) Program Gizi UKM
l) Program Kesehatan Lingkungan
m) Program Perkesmas
11)UKM Pengembangan
a) Program Kesehatan Jiwa
b) Program Kesehatan Gigi
c) Program Pengobatan Tradisional
d) Program Olahraga
e) Program Indra
f) Program Lansia
g) Program Kesehatan Kerja
h) Program Kesehatan Haji
12)Alur Pelayanan Jaringan Puskesmas
- Pustu

- Ponkesdes
13)Alur Pelayanan Manajemen

Ditetapkan di : Bondowoso
Pada tanggal : 04 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS
MAESAN
LAMPIRAN II KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS MAESAN
NOMOR : 065/002A/430.9.3.12/2023
TENTANG : PROGRAM MFK
UPTD PUSKESMAS MAESAN

PENERAPAN PROGRAM FASILITAS DAN KESELAMATAN


I. KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN
1. Puskesmas mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan
tentang pemeriksaan fasilitas.
2. Puskesmas menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi dan supportif bagi pasien,
keluarga, staf dan pengunjung.
3. Puskesmas menerapkan manajemen fasilitas dan keselamatan yang efektif meliputi
perencanaan, pendidikan dan pemantauan yang multi disiplin meliputi :
- Merencanakan ruang, peralatan dan sumber daya yang dibutuhkan agar aman
dan efektif untuk menunjang pelayanan klinis yang diberikan
- Seluruh staf dididik tentang fasilitas, cara mengurangi risiko, dan bagaimana
memonitor dan melaporkan situasi yang menimbulkan risiko.
- Kriteria kinerja digunakan untuk mengevaluasi sistem yang penting dan untuk
mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan.
- Rencana keselamatan dan keamanan
- Rencana penanganan bahan berbahaya
- Rencana manajemen emergensi
- Rencana pengamanan/penanggulangan kebakaran
4. Puskesmas menetapkan rencana induk atau rencana tahunan untuk mengelola
risiko terhadap pasien, keluarga, pengunjung dan staf meliputi :
a. Keselamatan dan keamanan
b. Keselamatan : Suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung,
halaman/ground dan peralatan Puskesmas tidak menimbulkan bahaya atau
risiko bagi pasien, staf dan pengunjung
c. Keamanan : Proteksi dari kehilangan, pengrusakan dan kerusakan, atau akses
serta penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang
d. Bahan berbahaya : penanganan, penyimpanan, dan penggunaan bahan
radioaktif dan bahan berbahaya lainnya harus dikendalikan dan limbah bahan
berbahaya dibuang secara aman
e. Manajemen Emergensi Tanggapan terhadap wadah, bencana dan keadaan
emergensi direncanakan dan efektif
f. Pengamanan kebakaran properti dan penghuninya dilindungi dari kebakaran
dan asap
g. Peralatan medis peralatan dipilih, dipilihara dan digunakan sedekian rupa untuk
mengurangi risiko
h. Sistem utilitas Listrik, air dan sistem pendukung lainnya dipelihara untuk
meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian
i. Rencana tePuskesmasebut ditulis dan di up to date yang merefeksikan
keadaan sekarang atau keadaan terkini dalam lingkungan Puskesmas. Ada
proses untuk mereview dan mengupdate.
5. Komite risiko fasilitas/lingkungan yang kompeten mengawasi perencanaan dan
pelaksanaan program untuk mengelola risiko dilingkungan pelayanan Program
pengawasan meliputi :
a. Merencanakan semua aspek dari program
b. Melaksanakan program
c. Mendidik staf
d. Memonitor dan mengevaluasi uji coba program
e. Melakukan evaluasi dan revisi program secara berkala
f. Memberikan laporan tahunan ke badan pengelola tentang pencapaian program
g. Menyelenggarakan pengorganisasian dan pengelolaan secara konsisten dan
terus menerus
6. Puskesmas membuat monitoring yang menyediakan data insiden, cidera dan
kejadian lainnya yang mendukung perencanaan dan pengurangan risiko lebih lanjut.

II. KESELAMATAN DAN KEAMANAN


1. Puskesmas merencanakan dan melaksanakan program untuk memberikan
keselamatan dan keamanan lingkungan fisik
2. Puskesmas melakukan pemeriksaan seluruh gedung pelayanan pasien dan
mempunyai rencana untuk mengurangi risiko yang nyata serta menyediakan fasilitas
fisik aman bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung
3. Untuk menjamin keamanan, semua staf, pengunjung, vendor / pedagang dan lainnya
di Puskesmas diidentifikasi dan diberi tanda pengenal (badge) yang sementara atau
tetap atau langkah identifikasi lain, juga seluruh area yang seharusnya aman, seperti
ruang perawatan bayi baru lahir, yang aman dan dipantau.
4. Puskesmas merencanakan dan menganggarkan untuk meningkatkan atau
mengganti sistem, bangunan atau komponen berdasarkan hasil inspeksi terhadap
fasilitas dan tetap mematuhi peraturan perundangan;
5. Puskesmas menganalisa situasi, dengan melihat sumber daya yang kita miliki,
sumber dana yang tePuskesmasedia dan bahan potensial apa yang mengancam
keselamatan dan keamanan bekerja di Puskesmas;
6. Memonitor, mengendalikan , mengevaluasi dan merencanakan pengembangan K3
Puskesmas dilaksanakan oleh kepanitiaan yang disebut Panitia Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Puskesmas
7. Melaksanakan sosialisasi keselamatan dan keamanan kerja kepada seluruh
karyawan dalam bentuk pelatihan, leaflet, poster, penyuluhan dan lain – lain;
8. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja), termasuk penggunaan alat pelindung diri
(APD), serta selalu mengacu pada pencegahan dan pengendalian infeksi;
9. Seluruh staf Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
pedoman/panduan dan standar prosedur opePuskesmasional yang berlaku, serta
sesuai dengan etika profesi dan peraturan di Puskesmas yang berlaku.

III. BAHAN BERBAHAYA


1. Puskesmas mempunyai rencana tentang inventaris, penanganan, penyimpanan
dan penggunaan bahan berbahaya serta pengendalian dan pembuangan bahan
dan limbah berbahaya;
2. Puskesmas mengidentifikasi dan mengendalikan secara aman bahan dan limbah
berbahaya sesuai rencana
3. Identifikasi dan pengendalian bahan berbahaya dan limbah diproses untuk :
 Inventarisasi bahan dan limbah berbahaya,
 Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya,
 Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan (exporuse) dan insiden
lainnya
 Pembuangan limbah berbahaya yang benar sesuai dengan SOP yang ada,
 Peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada saat penggunaaan, ada
tumpahan (spill) atau paparan (exposure).
 Pendokumentasian meliputi izin dan perizinan / lisensi atau ketentuan
pePuskesmasyaratan lainnya
 Pemasangan label yang benar pada bahan dan limbah berbahaya.
4. Puskesmas memastikan bahwa setiap badan usaha yang menggunakan bahan –
bahan berbahaya harus mempunyai lembar data pengaman;
5. Setiap bahan berbahaya dan beracun (B3) pada wadah atau kemasan harus
dicantumkan penandaan yang meliputi nama dagang, bahan aktif, isi berat netto,
kalimat peringatan dan tanda atau simbol bahaya;
6. Puskesmas memastikan bahwa bahan berbahaya dan beracun tePuskesmasebut
terpisah dari bahan – bahan lain dan jauh dari api;
7. Puskesmas harus mengetahui sifat dan karakteristik dari penanganan,
penyimpanan dan penggunaan B3 tePuskesmasebut yang meliputi:
1). Identifikasi Potensial Bahaya
a. Identifikasi dan penilaian resiko dilaksanakan oleh petugas yang
berkompeten (Petugas terkait, Gudang, Laboratorium, radiologi dan Apotik)
b. Penentuan penanganan bahan / material dilaksanakan secara manual atau
mekanis ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi

2). Sistem Pengangkutan, Penyimpanan Dan Pembuangan


a. Sistem pengangkutan bahan material yang diterima untuk pemindahan dari
pengangkutan ke dalam gudang dilakukan secara manual yang dilaksanakan
dengan perlakuan yang benar guna menghindari tumpahan atau ceceran.
b. Pemindahan ini dilakukan dengan tenaga manusia dengan mempergunakan
alat bantu troli. Pemindahan secara mekanis pada umumnya tidak dilakukan
mengingat berat bahan yang diangkut tidaklah terlalu berat.
c. Penyimpanan

• Untuk penyimpanan bahan kimia harus dipersiapkan tempat khusus


menurut spesifikasi (jenis)
• Penyimpanan Bahan – bahan kimia tidak dibenarkan dicampur dengan
bahan lainnya (Gudang / penempatan harus terpisah dari bahan lain)
dilengkapi dengan label B3 dan MSDS yang sesuai
• Setiap bahan material yang disimpan didalam gudang diberi label yang
jelas sesuai dengan spesifikasi, khusus dengan bahan – bahan B3 harus
diberi label peringatan yang jelas untuk diketahui bahaya dari masing –
masing bahan dan cara penanganan.
3). Pemindahan Dan Penggunaan
a. Dalam pengambilan bahan material dari gudang untuk dipergunakan di
lokasi kerja harus memperhatikan aspek K3 (menghindari tumpahan,
kebocoran, ceceran dan kerusakan) sesuai dengan petunjuk pedoman teknis
yang berlaku
b. Petugas pelaksana yang menangani pemindahan dan penggunaan harus
memperhatikan aspek K3 dan harus mengenakan APD, alat bantu yang
memadai dan apabila terjadi tumpahan atau ceceran pada saat pemindahan
harus ditangani sesuai dengan instruksi kerja dan pedoman kerja yang
berlaku.
4). Pengendalian Barang – Barang Rusak Dan kadaluwa Puskesmasa
Bahan – bahan yang diindentifikasi telah mengalami kerusakan dan
kadaluwaPuskesmasa ditempatkan di tempat yang aman secara khusus, tidak
dapat dipergunakan, tercatat dan penanganannya harus sesuai dengan
instruksi kerja
5. Pembuangan Dan Penyimpanan
Barang bekas yang dinyatakan tidak dapat dipergunakan lagi harus
disimpan sesuai ketentuan yang berlaku, ditempatkan secara khusus dan
tercatat agar tidak dipergunakan lagi.
a. Khusus wadah bekas bahan B3 harus di beri label dengan jelas
sesuai sifat bahan tePuskesmasebut (beracun, iritasi, korosif dan lain –
lain)
b. Wadah bekas bahan kimia cair disimpan dan tidak dibenarkan dipakai
untuk kegiatan lain
c. Penanganan limbah padat dan limbah cair sesuai dengan Peraturan
Perundangan yang berlaku (Peraturan Lingkungan Hidup).
d. Melaksanakan sosialisasi penanganan, penyimpanan dan
penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3) kepada seluruh
karyawan dalam bentuk pelatihan, penyuluhan dan lain – lain;
e. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi
ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), termasuk
penggunaan alat pelindung diri (APD), serta selalu mengacu pada
pencegahan dan pengendalian infeksi;
f. Seluruh staf Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
pedoman/panduan dan standar prosedur opePuskesmasional yang
berlaku, serta sesuai dengan etika profesi, etika Puskesmas dan etiket
Puskesmas yang berlaku.

IV. KESIAPAN MENGHADAPI BENCANA


1. Puskesmas membuat rencana dan program penanganan kedaruratan dan program
menanggapi bila terjadi kedaruratan komunitas, wadah dan bencana alam atau
bencana lainnya.
Rencana Puskesma tersebut berisikan proses untuk :
a. Menetapkan jenis, kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya, ancaman dan
kejadian
b. Menetapkan peran Puskesmas dalam kejadian Puskesma tersebut
c. Strategi komunikasi pada kejadian
d. Pengelolaan sumber daya pada waktu kejadian, termasuk alternatif tempat
pelayanan
e. Pengelolaan kejadian klinis pada waktu kejadian, termasuk alternatif tempat
pelayanan
f. Identifikasi dan penugasan peran dan tanggungjawab staf pada waktu kejadian
g. Proses untuk mengelola keadaan darurat/kedaruratan bila terjadi pertentangan
antara tanggungjawab staf secara pribadi dengan tanggungjawab Puskesmas
dalam hal penugasan staf untuk pelayanan pasien.
2. Puskesmas melakukan uji coba/simulasi penanganan/menanggapi kedaruratan,
wadah dan bencana
Rencana kesiapan menghadapi bencana diujicoba melalui :
- Uji coba tahunan seluruh rencana penanggulangan bencana baik secara
internal maupun sebagai bagian dan dilakukan Puskesmas bersama dengan
masyarakat atau
- Uji coba sepanjang tahun terhadap elemen kritis dari c) sampai dengan g) dari
rencana Puskesma tersebut
3. Bila Puskesmas mengalami bencana secara nyata, mengaktifasi rencana yang ada,
dan setelah itu diberi pengarahan yang tepat, dan situasi ini digambarkan setara
dengan uji coba tahunan.
V.PENGAMANAN KEBAKARAN
1. Puskesmas melaksanakan program untuk memastikan bahwa seluruh
penghuni di Puskesmas aman dari kebakaran, asap dan kedaruratan lainnya
2. Puskesmas menjamin penghuni Puskesmas tetap aman sekalipun terjadi
kebakaran atau asap dengan melaksanakan program antara lain :
- Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko kebakaran, seperti
penyimpanan dan penanganan secara aman bahan mudah terbakar,
termasuk gas medik, seperti oksigen
- Bahaya yang terkait dengan setiap pembangunan didalam atau
berdekatan dengan bangunan yang dihuni pasien
- Jalan keluar yang aman dan tidak terhalang bila terjadi kebakaran
- Sistem peringatan dini, sistem deteksi dini, seperti, deteksi asap (smoke
detector), alarm kebakaran, dan patroli kebakaran, dan
- Mekanisme penghentian/supresi (suppression) seperti selang air,
supresan kimia (chemical suppressants) atau sistem penyeburan
(spinkler).
3. Puskesmas secara teratur melakukan uji coba pengamanan kebakaran dan
asap, meliputi setiap peralatan yang terkait untuk deteksi dini dan penghentian
(suppression) dan mendokumentasikan hasilnya.
4. Rencana pengamanan kebakaran Puskesmas mengidentifikasi :
- Frekuensi pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan sistem perlindungan
dan pengamanan kebakaran, sesuai ketentuan
- Rencana evakuasi yang aman dari fasilitas bila terjadi kebakaran atau
ada asap.
- Proses untuk melakukan uji coba semua bagian dari rencana, dalam
jangka waktu 12 bulan
- Pendidikan yang perlu bagi staf untuk dapat melindungi secara efektif
dan mengevakuasi pasien bila terjadi kedaruratan dan
- Partisipasi semua staf dalam uji coba pengamanan kebakaran sekurang-
kurangnya setahun sekali.
5. Seluruh pemeriksaan, uji coba dan pemeriksaan didokumentasikan

1). LARANGAN MEROKOK


- Puskesmas membuat larangan merokok dengan menggunakan stiker –
stiker disetiap lantai dan membuat larangan merokok diperaturan
Puskesmas;
- Puskesmas menyusun dan mengimplenmentasikan kebijakan larangan
merokok terhadap pasien, keluarga, staf dan pengunjung tanpa
terkecuali;
- Puskesmas secara teratur melakukan monitoring larangan merokok
kepada setiap pasien, keluarga, staf dan pengunjung yang kedapatan
merokok disekitar lingkungan Puskesmas. Lingkungan Puskesmas
adalah semua Ruang Unit Kerja yang ada didalam batas Pagar
Puskesmas;
- Bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung yang kedapatan merokok
akan diberikan pengarahan dan masukan oleh Staf Puskesmas;
- Puskesmas Melindungi kesehatan masyarakat, sudah seharusnya bebas
dari asap rokok karena asap rokok dapat menimbulkan penyakit yang
fatal dan penyakit yang dapat menurunkan kualitas hidup akibat
penggunaan rokok;
- Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat
sumber atau sumber-sumber bahaya.

VI.PERALATAN MEDIS
A. Pengadaan Alat Medis
1. Puskesmas merencanakan dan mengimplementasikan program untuk
pengadaan alat medis untuk menjamin ketePuskesmasediaan dan
berfungsi / layak pakainya peralatan medis tePuskesmasebut;
2. Fasilitas yang rusak atau sudah tidak dapat diperbaiki kembali segera
dimutasi kebagian logistik dan dibuat berita acara pergantian barang oleh
bagian teknisi medis;
3. Untuk penambahan (pengadaan) alat medis baru disebabkan oleh
 Adanya alat baru yang diperlukan pada pelayanan medis
 Kurangnya fasilitas alat medis yang diperlukan, sehingga
mengajukan penambahan alat medis yang baru kepada direktur
bidang.
 PJ Aset Puskesmas melakukan koordinasi dengan unit kerja untuk
menentukan spesifikasi alat yang ingin diadakan.
 PJ Aset Puskesmas mengajukan permohonan kepada Kepala
Puskesmas melalui PJ JKN dan Keuangan Puskesmas untuk
pengadaan alat medis yang baru.
2. Untuk penggantian alat yang lama
 Pergantian alat medis harus diajukan oleh pengguna kepada PJ Aset
yang menyatakan bahwa alat Puskesmas tersebut sudah tidak layak
pakai tidak dapat dipergunakan lagi.
 Mengajukan permohonan pergantian alat yang lama oleh pengguna
kepada PJ Ruangan masing-masing.
 Kepala Puskesmas memanggil pengguna alat untuk rapat
menentukan spesifikasi alat.
 PJ Aset mengajukan permohonan kepada KEpala Puskesmas
melalui PJ JKN & keuangan.
3. Setiap pergantian dan pengadaan barang yang dilakukan pencatatan ke
inventaris alat masing – masing bagian

B. Pemeliharaan Alat Medis


1. Puskesmas merencanakan dan mengimplementasikan program untuk
pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan peralatan medis dan
mendokumentasikan hasilnya. Untuk menjamin ketesediaan dan berfungsi
/ layak pakainya peralatan medis, Puskesmas:
 Melakukan inventarisasi peralatan medis
 Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
 Melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan penggunaan dan
ketentuaannya
 Melaksanakan pemeliharaan preventif.
2. Puskesmas mengumpulkan data hasil monitoring terhadap program
manajemen peralatan medis. Data tersebut digunakan dalam menyusun
rencana kebutuhan jangka panjang Puskesmas untuk peningkatan dan
penggantian peralatan;
3. Setiap kerusakan pada fasilitas Puskesmas segera dibuat memo
permintaan perbaikan barang atau memo permintaan pergantian barang;
4. Fasilitas yang sudah tidak dapat diperbaiki kembali segera dimutasi
kebagian logistik dan dibuat berita acara pergantian barang oleh bagian
teknisi;
5. Pemeriksaan hasil uji coba dan setiap kali pemeliharaan
didokumentasikan.
6. Pengadaan dan pergantian alat medis dilaksanakan oleh bagian logistik,
bekerja sama dengan bagian teknisi medis;
7. Setiap pergantian dan pengadaan barang yang dilakukan pencatatan ke
inventaris alat masing – masing bagian;
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat
rutin bulanan minimal satu bulan sekali;
9. Laporan intern dan ekstern dilakukan setiap bulan

C. Penggunaan Produk dan Peralatan yang dalam proses penarikan


1. Puskesmas mempunyai sistem penarikan kembali produk/peralatan;
2. Puskesmas mempunyai proses identifikasi, penarikan dan pengembalikan
dan peralatan medis yang ditarik oleh Dinas Kesehatan;
3. Puskesmas membuat prosedur yang mengatur penggunaan setiap produk
atau peralatan yang ditarik kembali;
4. Pengendalian dalam penggunaan barang – barang rusak dan kadaluarsa
harus diidentifikasi secara benar, barang yang sudah rusak atau
kadaluarsa disimpan ditempat yang aman secara khusus, tidak
dipergunakan, tercatat dan penanganannya harus sesuai dengan instruksi
kerja;
5. Pemeliharaan alat medis merupakan suatu upaya yang dilakukan agar
peralatan kesehatan tersebut dapat bertahan lebih lama;
6. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat
rutin bulanan minimal satu bulan sekali;
7. Laporan intern dan ekstern dilakukan setiap bulan.

VII. SISTEM UTILITI (SISTEM PENDUKUNG)


1. Air minum dan listrik yang tersedia 24 jam sehari, tujuh hari seminggu,
melalui sumber reguler atau alternatif, untuk memenuhi kebutuhan utama
asuhan pasien
2. Puskesmas memiliki proses emergensi untuk melindungi penghuni
Puskesmas dari kejadian terganggunya, terkontaminasi atau kegagalan
sistem pengadaan air minum dan listrik
3. Puskesmas melakukan uji coba sistem emergensi dari air minum dan
listrik secara teratur sesuai dengan sistem dan hasilnya didokumentasikan
Untuk menghadapi keadaan emergensi tersebut, Puskesmas :
- Mengidentifikasi peralatan, sistem dan tempat yang potensial
menimbulkan risiko tertinggi terhadap pasien dan staf (sebagai
contoh, mengidentifikasi area yang memerlukan pencahayaan,
pendinginan, alat pendukung hidup / life support, dan air bersih untuk
membersihkan dan mensterilkan perbekalan)
- Melakukan asesmen dan meminimalisasi risiko dari kegagalan sistem
pendukung di tempat-tempat tersebut
- Merencanakan sumber darurat listrik dan air bersih untuk tempat
tersebut dan kebutuhannya
- Melakukan uji coba ketersediaan dan keandalan sumber darurat listrik
dan air
- Mendokumentasikan hasil uji coba
- Memastikan bahwa pengujian alternatif sumber air dan listrik
dilakukan minimal/sekurang-kurangnya setiap tahun atau lebih sering
jika diharuskan oleh peraturan perundangan atau kondisi sumber
listrik dan air.
Kondisi sumber listrik dan air yang mengharuskan peningkatan frekuensi
pengujian meliputi:
• Perbaikan berulang dari sistem air
• Seringnnya kontaminasi terhadap sumber air
• Jaringan listrik yang tidak bisa diandalkan dan
• Padamnya listrik yang tak terduga dan berulang
4. Puskesmas melakukan identifikais sistem listrik, limbah, ventilasi, gas
medis dan sistem kunci lainnya secara teratur diperiksa, dipelihara, dan bila
perlu ditingkatkan untuk menghindari bahaya.
5. Puskesmas mempunyai proses sistem pemeriksaan yang teratur dan
melakukan pencegahan dan pemeliharaan lainnya. Selama uji coba,
perhatian ditujukan pada komponen kritis (sebagai contoh, swiches dan
relays) dari sistem tersebut.
6. Sumber listrik emergensi dan cadangan diuji coba dalam lingkungan yang
direncanakan dan mensimulasikan beban aktual yang dibutuhkan.
Peningkatan dilakukan sesuai kebutuhan, misalnya penambahan pelayanan
listrik diarea yang punya peralatan baru.
7. Petugas atau otoritas yang ditetapkan memonitor mutu air secara teratur.
- Puskesmas menyusun proses pemantauan kualitas air secara teratur,
meliputi pemeriksaan biologis/biological air yang digunakan untuk
hemodialis.
- Pemantauan dapat dilakukan oleh staf yang ditunjuk oleh Puskesmas,
seperti staf dari laboratorium klinis, Staf Kesehetan Lingkungan Atau
oleh otoritas kesehatan masyarakat atau pemilik air dari luar Puskesmas
yang dinilai kompeten untuk menjalankan pemeriksaan ini.
8. Puskesmas mengumpulkan data hasil monitoring program manajemen
sistem utiliti/pendukung.
- Data tersebut digunakan untuk merencanakan kebutuhan jangka
panjang Puskesmas untuk peningkatan atau penggantian sistem
utiliti/pendukung.
- Pemantauan sistem yang esensial/penting membantu Puskesmas
mencegah terjadinya masalah dan menyediakan informasi yang
diperlukan untuk membuat keputusan dalam perbaikan sistem dan dalam
merencanakan peningkatan atau penggantian sistem utiliti/pendukung.
Data hasil monitoring didokumentasikan.

VIII.PENDIDIKAN STAF
A. PERENCANAAN
1. UPTD Puskesmas Maesan menetapkan Sumber Daya Manusia (Bagian Medis &
Keperawatan, Bagian Penunjang Medis, Bagian Administrasi & Keuangan)
dengan berbagai kompetensi.
2. Puskesmas menetapkan pendidikan, keterampilan, pengetahuan dan
persyaratan lain bagi seluruh staf atau dalam menetapkan jumlah staf atau
perpaduan staf yang mendukung Visi, Misi, Tujuan, Nilai – Nilai serta Motto
Puskesmas Maesan.

B. ORIENTASI DAN PENDIDIKAN


1. Seluruh staf, baik klinis maupun non klinis diberikan orientasi tentang
Puskesmas.
2. Unit kerja atau unit dimana mereka ditugaskan memberikan orientasi tentang
tugas tanggungjawab staf yang spesifik saat menjadi staf Puskesmas Maesan.
Adapun orientasi staf tersebut meliputi:
 Peraturan Puskesmas
 Patien Safety
 Prosedur di Puskesmas
 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
 Keselamatan Kerja
 Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di lingkup wilayah kerja Puskesmas
Maesan
 Kebijakan Puskesmas
 Dan Lain - lain
C. STAF MEDIS
1. Menetapkan Keanggotaan Staf Medis
 Puskesmas mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan,
memverifikasi, mengevaluasi kredesial/bukti-bukti keahlian/kelulusan
(izin/lisensi, pendidikan, pelatihan, kompetensi dan pengalaman).
 Staf Medis yang diizinkan untuk memberikan asuhan pasien tanpa supervisi.
Staf medis memberikan pelayanan preventif, kuratif atau pelayanan medis
lain atau pelayanan gigi kepada pasien atau yang memberikan pelayanan
interpretative kepada pasien atau pelayanan laboratorium.
 Puskesmas membuat status kepegawaian, kontrak atau kerjasama lain
dengan individu untuk memberikan pelayanan asuhan pasien.

2. Penetapan Kewenangan Klinis


o Keputusan tentang pemberian kewenangan tersebut ditetapkan sebagai
berikut:
o Puskesmas memilih proses yang di standarisasir untuk mengidentifikasi
pelayanan klinis bagi setiap individu.
o Pemberian kewenangan / privilege terhadap staf medis juga
mempertimbangkan surat / berkas dari tempat praktek atau kerja
sebelumnya, dari sejawat seprofesi, penghargaan dan sumber informasi
lainnya.
o Setiap tahun, Puskesmas mencari dan menggunakan informasi tentang area
kompetensi umum dari praktisi klinis berikut: asuhan pasien, pengetahuan
medis/klinis, pembelajaran dan peningkatan berbasis praktek, Keterampilan
hubungan antar manusia/interpersonal dan komunikasi, profesionallisme,
praktek berbasis sistem
3. Monitoring Berkelanjutan (Ongoing Monitoring) dan Evaluasi Anggota Staf
Medis
 Puskesmas menetapkan proses berkelanjutan tertandarisir (ongoing) untuk
mengevaluasi sesuai kualitas dan keamanan pelayanan pasien yang
diberikan oleh setiap staf medis.
 Puskesmas menetapkan kriteria yang digunakan dalam melakukan evaluasi
terhadap praktek professional secara berkelanjutan meliputi : review
terhadap prosedur-prosedur operatif dan klinis lain serta hasilnya, pola
penggunaan darah dan obat-obatan/kefarmasian, permintaan untuk
pemeriksaan /tes dan prosedur/tindakan, pola lama dirawat (length-of-stay),
data morbiditas dan mortalitas, pemanfaatan praktisi terhadap konsultasi
kriteria lain yang relevan sebagaimana ditentukan oleh Puskesmas.

D. STAF KEPERAWATAN
 Puskesmas merekrut tenaga keperawatan yang kompeten untuk
memberikan asuhan keperawatan secara profesional, bermutu yang
menerapkan standar keselamatan pasien.
 Puskesmas mengumpulkan & memferifikasi semua kredensial tenaga
keperawatan sekurang – kurangnya meliputi : berkas pendidikan & pelatihan,
surat tanda registrasi (STR), surat izin kerja (SIK), bukti kompetensi terbaru,
sertifikat pelatihan & pendidikan spesialisasi atau pendidikan lanjutan.

E. PRAKTISI PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA


 Puskesmas mempunyai standar prosedur untuk mengumpulkan,
memverifikasi dan mengevaluasi kredensial staf kesehatan professional
lainnya (izin, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman).
 Puskesmas memperkerjakan atau mengizinkan profesional kesehatan lain
yang kompeten (Bidan, Farmasi, Teknisi Farmasi, Bagian Gizi, Laboratorium,
dll) untuk memberikan asauhan dan pelayanan yang bermutu kepada pasien
dan berpartisipasi dalam proses asuhan pasien serta keselamatan pasien.
Ditetapkan di : Bondowoso
Pada tanggal : 04 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS
MAESAN
LAMPIRAN III KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS MAESAN
NOMOR : 065/002A/430.9.3.12/2023
TENTANG : PROGRAM K3
UPTD PUSKESMAS MAESAN

PENERAPAN PROGRAM K3
1. Pegawai yang bekerja di Puskesmas mempunyai risiko terpapar infeks iyang
dapat menimbulkan penyakit akibat kerja, terjadinya kecelakaan kerja terkait
dengan pekerjaan yang dilakukan dalam pelayanan baik langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu pegawai mempunyai hak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dan perlindungan terhadap kesehatannya.
2. Program pemeriksaan kesehatan secara berkala perlu dilakukan sesuai
ketentuan yang ditetapkan olehkepala Puskesmas. Demikian juga dengan
pemberian imunisasi bagi pegawai yang sesuai dengan hasil identifikasi risiko
penyakit infeksi dan program perlindungan pegawai daripenularan penyakit
infeksi perlu dilakukan dan dilaporkan jik aterjadi paparan. Tindak lanju
tpelayanan kesehatan dan konseling perlu disusun dan diterapkan.
3. Program K3 juga meliputi promosi kesehatan dan kesejahteraan (wellbeing)
pegawai (misalnya: manajemen stres,pola hidup sehat,monitoring beban
kerja,keseimbangan kehidupan, dan kepuasan kerja) serta pencegahan penyakit
akibat kerja.
4. Pegawai juga berhak untuk mendapat pelindungan atas tindak kekerasan yang
dilakukan oleh pengguna layanan, keluarga pengguna layanan,maupun oleh
sesame pegawai. Program pelindungan pegawai terhadap kekerasan
fisik,termasuk proses pelaporan, tindak lanjut pelayanan kesehatan, dan
konseling, perlu disusun dan diterapkan.
5. Untuk menerapkan program kesehatan dan keselamatan kerja pegawai, semua
staf harus memahami cara merekamelaporkan, cara mereka dirawat, dan cara
mereka menerima konseling dan tindak lanjut akibat cedera, seperti tertusu
kjarum (suntik), terpapar penyakit menular, memaham iidentifikasi risiko dan
kondisi yang berbahaya di tempat kerja serta masalah – masalah
penerapan kesehatan dan keselamatan lainnya. Program tersebut juga
menyediakan pemeriksaan kesehatan pada awal bekerja, imunisasi dan
pemeriksaan preventif secara berkala, pengobatan untuk kondisi-kondisi umum
yang berhubungan dengan pekerjaan, seperti cedera punggung, atau cedera
yang lebih mendesak.
6. Puskesmas melakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil pelaporan
pelaksanaan program K3 bagi pegawai. Pelaksanaan tindak lanjut K3 dapat
terintegrasi dengan kegiatan pelayanan kesehatan lainnya yang saling
berkaitan.
7. Dalam menyelenggarakan program K3, kepala Puskesmas menunjuk
petugas yang bertanggung jawab terhadap program K3 yang dalam tata
hubungan kerjanya berada di bawah penanggung jawab mutu. Jika
Puskesmas tidak memiliki SDM yang memadai, petugas yang bertanggung
jawab terhadap program K3 dapat dirangkap oleh petugas yang bertanggung
jawab terhadap program lain, seperti manajemen fasilitas dan keselamatan
(MFK), pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), keselamatan pasien (KP),
dan lainnya.

Ditetapkan di : Bondowoso
Pada tanggal : 04 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS
MAESAN

Anda mungkin juga menyukai