Anda di halaman 1dari 26

File _H_KR_2022-Salinan-SK-Kabadan-tentang-Perubahan-SK-008-tentang-Capaian-Pembelajaran

Perubahan atas Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 008/H/KR/2022 Tentang Capaian Pembelajaran pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum
Merdeka

Capaian Pembelajaran untuk SD/MI/Program Paket A, SMP/MTs/Program Paket B, dan SMA/MA/Program Paket
C Pada Kurikulum Merdeka

IV. Capaian Pembelajaran Matematika (hlm 132)

A. Rasional Mata Pelajaran Matematika


- Alat konseptual untuk mengonstruksi dan merekonstruksi materi tersebut, mengasah, dan melatih
kecakapan berpikir yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan.
- Mata Pelajaran Matematika membekali peserta didik tentang cara berpikir, bernalar, dan berlogika
melalui aktivitas mental
- Proses mental tersebut dapat memperkuat disposisi peserta didik untuk merasakan makna dan manfaat
matematika dan belajar matematika serta nilai- nilai moral dalam belajar Mata Pelajaran Matematika
- Relevansinya dengan profil pelajar Pancasila, Mata Pelajaran Matematika ditujukan untuk
mengembangkan kemandirian, kemampuan bernalar kritis, dan kreativitas peserta didik.
- materi pembelajaran pada Mata Pelajaran Matematika di setiap jenjang pendidikan dikemas melalui
bidang kajian Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Geometri, Analisis Data dan Peluang, dan Kalkulus
(sebagai pilihan untuk kelas XI dan XII).
B. Tujuan Mata Pelajaran Matematika
- pemahaman matematis dan kecakapan prosedural
- penalaran dan pembuktian matematis
- pemecahan masalah matematis
- komunikasi dan representasi matematis
- koneksi matematis
- disposisi matematis (rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap
kreatif, sabar, mandiri, tekun, terbuka, tangguh, ulet, dan percaya diri dalam pemecahan masalah)
C. Karakteristik Mata Pelajaran Matematika
- lima elemen konten (dengan tambahan 1 elemen sebagai pilihan untuk kelas XI dan XII) dan lima elemen
proses
1. Elemen konten (matematika sebagai materi pembelajaran (subject matter) yang harus dipahami
peserta didik)
2. Elemen proses (matematika sebagai alat konseptual untuk mengonstruksi dan merekonstruksi materi
pembelajaran matematika berupa aktivitas mental yang membentuk alur berpikir dan alur
pemahaman yang dapat mengembangkan kecakapan- kecakapan)
D. Capaian Pembelajaran Matematika Setiap Fase

Fase D (Umumnya untuk kelas VII, VIII dan IX SMP/MTs/Paket B)


File 044_H_KR_2022

Satuan Pendidikan Pelaksana Implemntasi Kurikulum Merdeka pada tahun Ajaran 2022/2023

hlm. 1238

SMP N 1 – 13 Magelang  Mandiri Berubah


File Dimensi_PPP

Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka

A. Pendahuluan
- acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik
- enam dimensi, yaitu:
1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
2) mandiri,
3) bergotong-royong,
4) berkebinekaan global,
5) bernalar kritis, dan
6) kreatif
- setiap dimensi dijelaskan maknanya dan diurutkan perkembangannya sesuai dengan tahap
perkembangan psikologis dan kognitif anak dan remaja usia sekolah
B. Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila
1. Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak Mulia
(a) akhlak beragama;
- kasih dan saying
- mengasihi dan menyayangi dirinya, sesama manusia dan alam, serta menjalankan perintah
dan menjauhi larangan-Nya.
(b) akhlak pribadi;
- rasa sayang dan perhatian pelajar kepada dirinya sendiri.
- sikap integritas, yakni menampilkan tindakan yang konsisten dengan apa yang dikatakan dan
dipikirkan
- jujur, adil, rendah hati, bersikap serta berperilaku dengan penuh hormat
- menjaga kesehatan fisik, mental, dan spiritualnya dengan aktivitas olahraga, aktivitas sosial,
dan aktivitas ibadah
(c) akhlak kepada manusia;
- budi luhurnya pada sesama manusia
- mengutamakan persamaan dan kemanusiaan dan menjadikannya sebagai pemersatu ketika
ada perdebatan atau konflik
- menghargai perbedaan yang ada dengan orang lain, menghargainya, dan menganalisisnya
secara kritis tanpa memaksakan pendapatnya sendiri
- bersusila, bertoleransi dan menghormati penganut agama dan kepercayaan lain
(d) akhlak kepada alam; dan
- tanggung jawab, rasa sayang, dan peduli terhadap lingkungan alam sekitar
- reflektif, memikirkan, dan membangun kesadaran tentang konsekuensi atau dampak dari
perilakunya terhadap lingkungan alam
(e) akhlak bernegara
- menunaikan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik serta menyadari
perannya sebagai warga negara

Alur perkembangan dimensi di akhir fase D (kelas VII-IX, usia 13.15 tahun)

(a) elemen akhlak beragama

Mengenal dan Mencintai Memahami kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari


Tuhan Yang Maha Esa serta mengaitkan pemahamannya tentang kualitas atau sifat-
sifat Tuhan dengan konsep peran manusia di bumi sebagai
makhluk Tuhan yang bertanggung jawab.
Pemahaman Agama/ Memahami makna dan fungsi, unsur-unsur utama agama
Kepercayaan /kepercayaan dalam konteks Indonesia, membaca kitab suci,
serta memahami ajaran agama/ kepercayaan terkait
hubungan sesama manusia dan alam semesta
Pelaksanaan Ritual Ibadah Melaksanakan ibadah secara rutin dan mandiri sesuai dengan
tuntunan agama/kepercayaan, serta berpartisipasi pada
perayaan hari-hari besar

(b) elemen akhlak pribadi

Integritas Berani dan konsisten menyampaikan kebenaran atau fakta


serta memahami konsekuensikonsekuensinya untuk diri
sendiri dan orang lain
Merawat Diri secara Fisik, Mengidentifikasi pentingnya menjaga keseimbangan
Mental, dan Spiritual kesehatan jasmani, mental, dan rohani serta berupaya
menyeimbangkan aktivitas fisik, sosial dan ibadah.

(c) Elemen akhlak kepada manusia

Mengutamaka n persamaan Mengenal perspektif dan emosi/perasaan dari sudut pandang


dengan orang lain dan orang atau kelompok lain yang tidak pernah dijumpai atau
menghargai perbedaan dikenalnya. Mengutamakan persamaan dan menghargai
perbedaan sebagai alat pemersatu dalam keadaan konflik
atau perdebatan.
Berempati kepada orang lain Memahami perasaan dan sudut pandang orang dan/atau
kelompok lain yang tidak pernah dikenalnya.

(d) Elemen akhlak kepada alam

Memahami Keterhu-bungan Memahami konsep sebabakibat di antara berbagai ciptaan


Ekosistem Bumi Tuhan dan mengidentifikasi berbagai sebab yang mempunyai
dampak baik atau buruk, langsung maupun tidak langsung,
terhadap alam semesta.
Menjaga Lingkungan Alam Mewujudkan rasa syukur dengan berinisiatif untuk
Sekitar menyelesaikan permasalahan lingkungan alam sekitarnya
dengan mengajukan alternatif solusi dan mulai menerapkan
solusi tersebut

(e) Elemen akhlak bernegara

Melaksanakan Hak dan Menganalisis peran, hak, dan kewajiban sebagai warga
Kewajiban sebagai Warga negara, memahami perlunya mengutamakan kepentingan
Negara Indonesia umum di atas kepentingan pribadi sebagai wujud dari
keimanannya kepada Tuhan YME

2. Dimensi Berkebhinekaan Global


a. Mengenal dan menghargai budaya
- mengenali, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan berbagai macam kelompok
- mendeskripsikan pembentukan identitas dirinya dan kelompok,
- menganalisis bagaimana menjadi anggota kelompok sosial
b. Komunikasi dan interaksi antar budaya
- berkomunikasi dengan budaya yang berbeda
- menghargai keunikan setiap budaya
c. Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan
- memanfaatkan kesadaran dan pengalaman kebinekaannya agar terhindar dari prasangka dan
stereotip terhadap budaya yang berbeda
d. Berkeadilan sosial
- mewujudkan keadilan sosial di tingkat lokal, regional, nasional, danglobal
- aktif-partisipatif membangun masyarakat yang damai dan inklusif, berkeadilan sosial, serta
berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan

(a) Elemen mengenal dan menghargai budaya

Mendalami budaya dan memahami perubahan budaya seiring waktu dan sesuai
identitas budaya konteks, baik dalam skala lokal, regional, dan nasional.
Menjelaskan identitas diri yang terbentuk dari budaya bangsa.
Mengeksplorasi dan memahami dinamika budaya yang mencakup pemahaman,
membandingkan kepercayaan, dan praktik keseharian dalam konteks personal
pengetahuan budaya, dan sosial.
kepercayaan, serta
praktiknya
Menumbuhkan rasa memahami pentingnya melestarikan dan merayakan tradisi
menghormati terhadap budaya untuk mengembangkan identitas pribadi, sosial, dan
keanekaragaman budaya bangsa Indonesia serta mulai berupaya melestarikan budaya
dalam kehidupan sehari-hari.
(b) Elemen komunikasi dan interaksi antar budaya

Berkomunikasi antar budaya Mengeksplorasi pengaruh budaya terhadap penggunaan


bahasa serta dapat mengenali risiko dalam berkomunikasi
antar budaya.
Mempertimbangkan dan Menjelaskan asumsiasumsi yang mendasari perspektif
menumbuhkan berbagai tertentu. Memperkirakan dan mendeskripsikan perasaan
perspekti serta motivasi komunitas yang berbeda dengan dirinya yang
berada dalam situasi yang sulit.
(c) Elemen refleksi dan bertanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan

Refleksi terhadap Merefleksikan secara kritis gambaran berbagai kelompok


pengalaman kebinekaan budaya yang ditemui dan cara meresponnya.
Menghilangkan stereotip dan Mengkonfirmasi, mengklarifikasi dan menunjukkan sikap
prasangka menolak stereotip serta prasangka tentang gambaran
identitas kelompok dan suku bangsa
Menyelaraskan perbedaan Mengidentifikasi dan menyampaikan isu-isu tentang
budaya penghargaan terhadap keragaman dan kesetaraan budaya.
(d) Elemen Berkeadilan Sosial

Aktif membangun Mengidentifikasi masalah yang ada di sekitarnya sebagai


masyarakat yang inklusif, adil, akibat dari pilihan yang dilakukan oleh manusia, serta dampak
dan berkelanjutan masalah tersebut terhadap sistem ekonomi, sosial dan
lingkungan, serta mencari solusi yang memperhatikan prinsip-
prinsip keadilan terhadap manusia, alam dan masyarakat
Berpartisipasi dalam proses Berpartisipasi dalam menentukan kriteria dan metode yang
pengambilan keputusan disepakati bersama untuk menentukan pilihan dan keputusan
bersama untuk kepentingan bersama melalui proses bertukar pikiran
secara cermat dan terbuka dengan panduan pendidik
Memahami peran individu Memahami konsep hak dan kewajiban serta implikasinya
dalam demokrasi terhadap ekspresi dan perilakunya. Mulai aktif mengambil
sikap dan langkah untuk melindungi hak orang/kelompok lain.

3. Dimensi Bergotong Royong


a. Kolaborasi
- bekerja bersama dengan orang lain
- menunjukkan sikap positif terhadap orang lain
- kemampuan komunikasi, yaitu kemampuan mendengar dan menyimak pesan dan gagasan
orang lain, menyampaikan pesan dan gagasan secara efektif, mengajukan pertanyaan untuk
mengklarifikasi, dan memberikan umpan-balik secara kritis dan positif.
b. Kepedulian
- Memperhatikan dan bertindak proaktif
- Memiliki persepsi sosial yang baik
c. Berbagi
- memberi dan menerima segala hal yang penting bagi kehidupan pribadi dan bersama,
- mau dan mampu menjalani kehidupan bersama yang mengedepankan penggunaan bersama
sumber daya dan ruang yang ada di masyarakat secara sehat

(a) Elemen kolaborasi

Kerja sama Menyelaraskan tindakan sendiri dengan tindakan orang lain untuk
melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan kelompok di lingkungan
sekitar, serta memberi semangat kepada orang lain untuk bekerja efektif
dan mencapai tujuan bersama
Komunikasi untuk Memahami informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan keprihatinan
mencapai tujuan yang diungkapkan oleh orang lain menggunakan berbagai simbol dan
bersama media secara efektif, serta memanfaatkannya untuk meningkatkan
kualitas hubungan interpersonal guna mencapai tujuan bersama
Salingketergantun Mendemonstrasikan kegiatan kelompok yang menunjukkan bahwa
g an positif anggota kelompok dengan kelebihan dan kekurangannya masingmasing
perlu dan dapat saling membantu memenuhi kebutuhan.
Koordinasi Sosial Membagi peran dan menyelaraskan tindakan dalam kelompok serta
menjaga tindakan agar selaras untuk mencapai tujuan bersama
(b) Elemen kepedulian

Tanggap Tanggap terhadap lingkungan sosial sesuai dengan tuntutan peran sosialnya
terhadap dan berkontribusi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
lingkungan
Sosial
Persepsi sosial Menggunakan pengetahuan tentang sebab dan alasan orang lain
menampilkan reaksi tertentu untuk menentukan tindakan yang tepat agar
orang lain menampilkan respon yang diharapkan
(c) Elemen berbagi

Mengupayakan memberi hal yang dianggap penting dan berharga kepada


masyarakat yang membutuhkan bantuan di sekitar tempat tinggal

4. Dimensi Mandiri
a. Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi
- refleksi terhadap kondisi diri, baik kelebihan maupun keterbatasan dirinya,
- refleksi terhadap situasi dan tuntutan perkembangan yang dihadapi
- hal ini akan membuat ia mengenali dan menyadari kebutuhan pengembangan dirinya yang
sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi.
- membantunya untuk dapat menetapkan tujuan pengembangan diri yang sesuai dengan
kondisi diri dan situasi yang dihadapi, memilih strategi yang sesuai, serta mengantisipasi
tantangan dan hambatan yang mungkin terjadi
b. regulasi diri
- mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku dirinya
- mampu menetapkan tujuan pengembangan dirinya serta merencanakan strategi untuk
mencapainya dengan didasari penilaian atas kemampuan dirinya dan tuntutan situasi yang
dihadapinya
(a) Elemen Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi

Mengenali Membuat penilaian yang realistis terhadap kemampuan dan minat , serta
kualitas dan prioritas pengembangan diri berdasarkan pengalaman belajar dan aktivitas
minat diri serta lain yang dilakukannya.
tantangan yang
dihadapi
Mengembang Memonitor kemajuan belajar yang dicapai serta memprediksi tantangan
kan refleksi diri pribadi dan akademik yang akan muncul berlandaskan pada pengalamannya
untuk mempertimbangkan strategi belajar yang sesuai.
(b) Elemen Regulasi Diri

Regulasi emosi Memahami dan memprediksi konsekuensi dari emosi dan


pengekspresiannya dan menyusun langkahlangkah untuk mengelola
emosinya dalam pelaksanaan belajar dan berinteraksi dengan orang lain.
Penetapan tujuan Merancang strategi yang sesuai untuk menunjang pencapaian tujuan
belajar, prestasi, belajar, prestasi, dan pengembangan diri dengan mempertimbangkan
dan pengembanga kekuatan dan kelemahan dirinya, serta situasi yang dihadapi.
n diri serta rencana
strategis untuk
mencapainya
Menunjukka n Mengkritisi efektivitas dirinya dalam bekerja secara mandiri dengan
inisiatif dan bekerja mengidentifikasi hal-hal yang menunjang maupun menghambat dalam
secara mandiri mencapai tujuan.
Mengembang kan Berkomitmen dan menjaga konsistensi pencapaian tujuan yang telah
pengendalian dan direncanakannya untuk mencapai tujuan belajar dan pengembangan diri
disiplin diri yang diharapkannya
Percaya diri, Membuat rencana baru dengan mengadaptasi, dan memodifikasi strategi
tangguh (resilient), yang sudah dibuat ketika upaya sebelumnya tidak berhasil, serta
dan adaptif menjalankan kembali tugasnya dengan keyakinan baru

5. Dimensi Bernalar Kritis


a. Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
- memiliki rasa keingintahuan yang besar, mengajukan pertanyaan yang relevan,
mengidentifikasi dan mengklarifikasi gagasan dan informasi yang diperoleh, serta mengolah
informasi tersebut
- mengambil keputusan dengan tepat berdasarkan informasi dari berbagai sumber yang
relevan dan akurat.
b. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
- menggunakan nalarnya sesuai dengan kaidah sains dan logika dalam pengambilan keputusan
dan tindakan dengan melakukan analisis serta evaluasi dari gagasan dan informasi yang ia
dapatkan.
c. Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri
- menyadari proses berpikirnya beserta putusan yang pernah dihasilkannya, dan menyadari
perkembangan serta keterbatasan daya pikirnya

(a) Elemen memperoleh dan memproses informasi dan gagasan

Mengajukan pertanyaan Mengajukan pertanyaan untuk klarifikasi dan interpretasi


informasi, serta mencari tahu penyebab dan konsekuensi
dari informasi tersebut
Mengidentifikasi, mengklarifikasi, Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan menganalisis
dan mengolah informasi dan informasi yang relevan serta memprioritaskan beberapa
gagasan gagasan tertentu
(b) Elemen menganalisis dan mengevaluasi penalaran dan prosedurnya
Elemen menganalisis dan Menalar dengan berbagai argumen dalam mengambil
mengevaluasi penalaran dan suatu simpulan atau keputusan.
prosedurnya
(c) Elemen refleksi pemikiran dan proses berpikir

Merefleksi dan mengevaluasi Menjelaskan asumsi yang digunakan, menyadari


pemikirannya sendir kecenderungan dan konsekuensi bias pada pemikirannya,
serta berusaha mempertimbangkan perspektif yang
berbeda

6. Dimensi Kreatif
a. Menghasilkan gagasan yang orisinal
- berpikir kreatif, dengan mengklarifikasi dan mempertanyakan banyak hal, melihat sesuatu
dengan perspektif yang berbeda, menghubungkan gagasan-gagasan yang ada,
mengaplikasikan ide baru sesuai dengan konteksnya untuk mengatasi persoalan, dan
memunculkan berbagai alternatif penyelesaian
b. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
- menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal berupa representasi kompleks, gambar,
desain, penampilan, luaran digital, realitas virtual, dan lain sebagainya
c. Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
- menentukan pilihan ketika dihadapkan pada beberapa alternatif kemungkinan untuk
memecahkan permasalahan.
- mengidentifikasi, membandingkan gagasan-gagasan kreatifnya, serta mencari solusi
alternatif saat pendekatan yang diambilnya tidak berhasil
(a) Elemen menghasilkan gagasan yang orisinal

Menghubungkan gagasan yang ia miliki dengan informasi atau gagasan baru


untuk menghasilkan kombinasi gagasan baru dan imajinatif untuk
mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya
(b) Elemen menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal

Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya dalam


bentuk karya dan/atau tindakan, serta mengevaluasinya dan
mempertimbangkan dampaknya bagi orang lain
(c) Elemen memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan

Menghasilkan solusi alternatif dengan mengadaptasi berbagai gagasan dan


umpan balik untuk menghadapi situasi dan permasalahan
File Kajian Pemulihan

Bab 2

A. Prinsip Perancangan Kurikulum Merdeka


- Prinsip ini digunakan untuk mengambil keputusan terkait dua hal, yaitu rancangan/desain kurikulum yang
akan dipilih dan proses kerja atau metode perancangan kurikulum
- Prinsip-prinsip perancangan kurikulum:
1. fokus, keajegan, dan koherensi
2. kemampuan untuk transfer kompetensi, interdisipliner, dan pilihan
3. keaslian atau otentisitas, fleksibilitas, dan keselarasan
4. pelibatan (engagement), keberdayaan atau kemerdekaan siswa, dan keberdayaan atau kemerdekaan
guru
- Permendikbud tersebut mengindikasikan bahwa Merdeka Belajar mendorong perubahan paradigma,
termasuk paradigma terkait kurikulum dan pembelajaran.
- Perubahan paradigma:
 menguatkan kemerdekaan guru sebagai pemegang kendali dalam proses pembelajaran
 melepaskan kontrol standar-standar yang terlalu mengikat dan menuntut proses pembelajaran yang
homogen di seluruh satuan pendidikan di Indonesia, dan
 menguatkan student agency, yaitu hak dan kemampuan peserta didik untuk menentukan proses
pembelajarannya melalui penetapan tujuan belajarnya, merefleksikan kemampuannya, serta mengambil
langkah secara proaktif dan bertanggung jawab untuk kesuksesan dirinya
- Kebijakan Merdeka Belajar akan berkarakteristik fleksibel, berdasarkan kompetensi, berfokus pada
pengembangan karakter dan keterampilan lunak (soft skills), dan akomodatif terhadap kebutuhan dunia
(Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020, p.55
- Filosofi Merdeka Belajar yang dicetuskan oleh Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara:
Budi pekerti, watak atau karakter, itulah bersatunya gerak fikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan,
yang lalu menimbulkan tenaga…. Dengan adanya ‘budi pekerti’ itu tiaptiap manusia berdiri sebagai manusia
merdeka (berpribadi), yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri. Inilah manusia yang beradab dan
itulah maksud dan tujuan pendidikan dalam garis besarnya
- Kemampuan kognitif (pikiran), kecerdasan sosial-emosional (perasaan), kemauan untuk belajar, bersikap,
dan mengambil tindakan (disposisi atau afektif) untuk melakukan perubahan
- Prinsip yang menjadi pegangan dalam proses perancangan kurikulum adalah sebagai berikut:
1. Sederhana, mudah dipahami dan diimplementasikan
a. Melanjutkan kebijakan dan praktik baik yang telah diatur sebelumnya
b. Rancangan yang logis dan jelas
c. Beragam dukungan dan bantuan untuk mengimplementasikan kurikulum
2. Fokus pada kompetensi dan karakter semua peserta didik
a. Mengurangi materi atau konten kurikulum
b. Pembelajaran berpusat pada peserta didik
c. Semua peserta didik perlu mencapai kompetensi minimum
d. Penguatan literasi dan numerasi
3. Fleksibel
4. Selaras
5. Bergotong royong
6. Memperhatikan hasil kajian dan umpan balik
B. Kerangka Kurikulum
- Kurikulum:
1. kerangka kurikulum
2. kurikulum yang dikembangkan di satuan Pendidikan
- Pemerintah Pusat menetapkan
1. profil pelajar Pancasila,
2. Capaian Pembelajaran,
3. struktur kurikulum, dan
4. prinsip pembelajaran dan asesmen sebagai kurikulum yang diharapkan untuk diimplementasikan di
satuan pendidikan dan di kelas.
- Profil pelajar Pancasila sebagai sintesis dari tujuan pendidikan nasional, visi dari pendidikan dan
pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945, Pancasila, serta pandangan para pendiri bangsa.
- Ketiga komponen lainnya merupakan turunan dari kebijakan yang lebih besar, yaitu Tujuan Pendidikan
Nasional yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan diterjemahkan sebagai
profil pelajar Pancasila, dan juga turunan dari Standar Nasional Pendidikan, khususnya Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.
- Kerangka ini menjadi rujukan dalam perancangan Kurikulum Merdeka.
C. Capaian Pembelajaran
- CP  Kompetensi minimum yang harus dicapai peserta didik untuk setiap mata pelajaran
- CP dirancang dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi
- Capaian Pembelajaran merupakan pembaharuan dari KI dan KD
- Dalam CP, strategi yang semakin dikuatkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengurangi
cakupan materi dan perubahan tata cara penyusunan capaian yang menekankan pada fleksibilitas dalam
pembelajaran
- Pengurangan konten
o Contoh: pengurangan beberapa materi dalam CP Biologi SMA (Fase F) karena terlalu banyak dan
terlalu terperinci untuk jenjang tersebut,dan penambahan materi dalam CP Kimia SMA (Fase F)
tentang Nanoteknologi dan Radioaktivitas karena keduanya semakin banyak ditemui saat ini.
o Kurikulum berfokus pada materi pelajaran yang esensial. Materi esensial ini dipelajari dengan lebih
leluasa, tidak terburu-buru sehingga siswa dapat belajar secara mendalam, mengeksplorasi suatu
konsep, melihatnya dari perspektif yang berbeda, melihat keterkaitan antara suatu konsep dengan
konsep yang lain, mengaplikasikan konsep yang baru dipelajarinya di situasi yang berbeda dan situasi
nyata, sekaligus merefleksikan pemahamannya tentang konsep tersebut.
- Pembelajaran secara konstruktif
o Siswa sebagai pelaku aktif pembelajaran (students as agents)
o Memahami dalam konstruktivisme adalah proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman
nyata
o Pemahaman berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa mengonstruksikan
pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman sebelumnya
o Pemahaman yang dimaksud dicapai melalui kemampuan mengaplikasikan dan menganalisis suatu
konsep
o konsep pemahaman ini berbeda dengan Taksonomi Bloom yang memandang bahwa memahami
(understanding - level 2) suatu konsep membutuhkan keterampilan berpikir yang lebih rendah
dibandingkan kemampuan mengaplikasikan (applying - level 3) dan menganalisis (analyzing - level 4)
konsep
o Taksonomi Bloom ini dianjurkan untuk digunakan ketika guru merancang pembelajaran harian dan
asesmen kelas sesuai dengan tujuan pengembangan taksonomi
o Taksonomi Bloom berguna untuk “menerjemahkan standar” ke dalam istilah dan bahasa yang lebih
konkrit dan operasional untuk digunakan sehari-hari
- Penggunaan Fase
o Perbedaan lain antara KIKD dalam Kurikulum 2013 dengan CP dalam Kurikulum Merdeka adalah
rentang waktu yang dialokasikan untuk mencapai kompetensi yang ditargetkan.
o CP dirancang berdasarkan fase-fase
o Target capaian kompetensi dicapai tidak harus dalam satu tahun tetapi beberapa tahun, kecuali di
kelas X jenjang SMA/sederajat
o Penggunaan istilah “Fase” dilakukan untuk membedakannya dengan kelas karena peserta didik di
satu kelas yang sama bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran yang berbeda. Ini merupakan
penerapan dari prinsip pembelajaran sesuai tahap capaian belajar atau yang dikenal juga dengan
istilah teaching at the right level
o Pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik tersebut mengindikasikan bahwa
kebijakan dan praktik tinggal kelas atau tidak naik kelas diharapkan dapat ditinggalkan
- Perumusan CP
o Perubahan lain yang signifikan dari KI-KD menjadi CP adalah format penulisan kompetensi yang ingin
dicapai serta rentang waktu yang ditargetkan untuk mempelajarinya
o pemahaman, sikap atau disposisi terhadap pembelajaran dan pengembangan karakter, serta
keterampilan yang terobservasi atau terukur ditulis sebagai suatu rangkaian.
o CP disampaikan dalam bentuk paragraf/narasi untuk menggambarkan rangkaian konsep dan
keterampilan kunci yang ditargetkan untuk diraih oleh peserta didik, yang ditunjukkan dengan
performa yang nyata
o Struktur CP berbasis pada kompetensi dan/atau konsep yang esensial dari setiap mata pelajaran
o Kompetensi dan konsep tersebut disebut sebagai elemen-elemen yang menjadi ciri khas setiap mata
pelajaran, dan elemen ini kemudian dinyatakan perkembangannya dari satu fase ke fase berikutnya
o Capaian merupakan tujuan yang lebih abstrak daripada tujuan pembelajaran yang dikembangkan
guru dalam silabus apalagi RPP.
- Fleksibilitas Pembelajaran
o Untuk mengetahui tingkat fleksibilitas Capaian Pembelajaran (CP) dari melakukan analisis
perbandingan antara KI-KD dengan elemenelemen dalam CP terkait dengan dua hal, yaitu kesesuaian
antara KI-KD dan CP dengan tahap perkembangan pembelajaran (apakah terlalu/kurang mendalam,
terlalu sulit/mudah) dan fleksibilitas untuk dikembangkan sesuai dengan konteks lokal satuan
Pendidikan

- Peningkatan kualitas CP
o Capaian pembelajaran dapat dieksplorasi oleh guru dengan menyesuaikan kebutuhan siswa,
kearifan lokal serta situasi dan kondisi terkini
D. Struktur Kurikulum
Karakteristik utama yang ditekankan dalam rancangan struktur kurikulum ini adalah sebagai berikut
1. Perubahan status mata pelajaran
- Bahasa Inggris semakin dianjurkan untuk mulai diajarkan sejak jenjang SD
o Hal ini didorong oleh tiga hal:
(1) bahasa Inggris sebagai kebutuhan seluruh anak Indonesia,
(2) keselarasan kurikulum Bahasa Inggris, dan
(3) pemerataan kualitas pembelajaran
- Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) di jenjang SD
o membangun kemampuan literasi sains dasar
o peserta didik di jenjang SD melihat fenomena alam dan sosial sebagai suatu fenomena yang
terintegrasi
o Pembelajaran berbasis inkuiri
- Mata pelajaran Informatika di jenjang SMP menjadi wajib
o literasi digital yang banyak dipelajari melalui mata pelajaran Informatika menjadi kebutuhan penting
saat ini
o pengguna komputer dan teknologi digital, kemampuan berpikir komputasi (computational thinking)
yang membangun keterampilan menyelesaikan masalah (problem solving), berpikir logis, sistematis,
mengolah dan menggunakan data, serta kemampuan berpikir sistem (system thinking)
- Muatan lokal dapat dikembangkan dalam bentuk yang lebih beragam
o muatan lokal dapat diajarkan melalui tiga cara yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan, yaitu
mengintegrasikan muatan lokal ke dalam mata pelajaran yang sudah ada, mengintegrasikan muatan
lokal ke dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila, atau mengembangkan mata pelajaran
khusus muatan local
2. Wewenang satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum operasional
- Pemerintah Pusat hanya mengatur muatan pembelajaran yang wajib diajarkan di satuan pendidikan
beserta beban belajar untuk masing-masing muatan tersebut dalam satu tahun ajaran (untuk pendidikan
formal) atau satu fase (untuk pendidikan kesetaraan).
- Kebijakan pengembangan kurikulum operasional di satuan Pendidikan
o KTSP dan Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum di satuan pendidikan
masih banyak yang sekadar formalitas untuk memenuhi tuntutan administrasi yang berujung pada
salah satu kriteria penilaian akreditasi sekolah
o dokumen kurikulum satuan pendidikan yang dihasilkan tidak benar-benar digunakan sebagai
referensi perencanaan pembelajaran dan tidak benar-benar mencerminkan pembelajaran yang
sebenarnya terjadi
o Karena fokus pada format dokumen, maka terjadi penyeragaman dokumen kurikulum satuan
pendidikan. Hal ini bertentangan dengan prinsip yang paling mendasar dalam pengembangan
kurikulum satuan pendidikan, yaitu keleluasaan setiap satuan pendidikan untuk mengembangkan
kurikulumnya sesuai keunikan masing-masing.
o penyederhanaan dokumen kurikulum operasional sebagai output dari proses perancangan dan
refleksi pembelajaran di satuan Pendidikan
o pemerintah menyediakan panduan dan beberapa contoh konkrit dokumen kurikulum operasional
sekolah, contoh-contoh tersebut bervariasi formatnya untuk menunjukkan bahwa tidak ada tuntutan
penyeragaman dokumen
o Penilaian kualitas kurikulum operasional perlu merujuk pada kesesuaian antara kurikulum
operasional dengan kriteria yang bersifat prinsip, bukan teknis. Prinsip yang dimaksud adalah:
berpusat pada peserta didik, kontekstual, esensial, akuntabel (berbasis data dan logis) , dan
melibatkan berbagai pemangku kepentingan
3. Struktur kurikulum dibagi menjadi intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila
- Struktur kurikulum dalam Kurikulum Merdeka dibagi menjadi dua kegiatan utama, yaitu:
(1) kegiatan pembelajaran intrakurikuler yang merupakan kegiatan rutin dan terjadwal berdasarkan
muatan pelajaran yang terstruktur, dan
(2) kegiatan pembelajaran melalui projek untuk penguatan profil pelajar Pancasila.
- Projek penguatan profil pelajar Pancasila
o Projek-projek tersebut bisa jadi berbasis mata pelajaran atau sebagai unit pelajaran terintegrasi dari
dua atau lebih mata pelajaran
o projek dilakukan di luar jadwal pelajaran rutin, lebih fleksibel dan tidak seformal kegiatan
pembelajaran intrakurikuler, dan tidak harus berkaitan erat dengan Capaian Pembelajaran mata
pelajaran apapun
o Kegiatan ini biasanya meliputi proses menginvestigasi/meneliti atau melakukan eksperimen untuk
menjawab pertanyaan yang otentik, menarik, dan kompleks bagi peserta didik
o alokasi waktu jam pelajaran untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila ditetapkan per tahun,
agar satuan pendidikan dapat mengatur alokasi waktu untuk menyelenggarakan dua projek (SD,
SMP) atau tiga projek dalam setahun (SMA).
4. Mata Pelajaran Pilihan
- Sejarah peminatan
- peminatan tidak lagi menjadi program yang tersekat-sekat melainkan pemilihan mata pelajaran sesuai
minat, bakat, dan aspirasi siswa
- Siswa memilih empat mata pelajaran minimal dari dua kelompok mata pelajaran pilihan. Dengan kata
lain, siswa tidak lagi memilih program melainkan memilih mata pelajaran, maka tidak ada lagi track atau
jalur di mana siswa dikelompokkan.

5. Perubahan Struktur Kurikulum Menurut Jenjang dan Jenis Pendidikan


- Empat perubahan utama dalam struktur kurikulum secara umum telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya, yaitu adanya perubahan status mata pelajaran, penguatan wewenang satuan pendidikan
dan pendidik untuk mengembangkan kurikulum operasional, pembagian struktur kurikulum menjadi dua
yaitu intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan adanya mata pelajaran pilihan\
- Kesimpulan perubahan SMP: penguatan kompetensi teknologi digital termasuk kemampuan berpikir
sistem dan komputasional melalui mata pelajaran Informatika yang diwajibkan.

E. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen


- Tidak ada arahan yang preskriptif atau aturan yang konkrit tentang bagaimana guru harus membuat
perencanaan, mengajar, dan melakukan asesmen
- pembelajaran dan asesmen dapat beragam sesuai dengan kondisi dan konteks pembelajaran di masing-
masing kelas dan satuan pendidikan, namun semuanya berlandaskan pada prinsip-prinsip yang sama
- Kemendikbudristek menerbitkan Panduan Pembelajaran dan Asesmen sebagai pegangan guru untuk
mendapatkan gambaran yang lebih konkrit dan sebagai inspirasi untuk mengembangkan pembelajaran
dan asesmen
- Pemahaman yang telah dimiliki (existing understanding) setiap individu peserta didik bisa jadi bervariasi,
maka asesmen formatif menjadi penting karena asesmen ini, atau dikenal juga sebagai asesmen kelas
(classroom assessment), memberikan informasi tentang kompetensi atau pemahaman yang telah dicapai
peserta didik
- Umpan balik pembelajaran adalah komponen yang sangat penting dalam asesmen formatif karena
digunakan oleh pendidik dan peserta didik dalam menilai diri mereka dan satu sama lain.
- Umpan balik dari asesmen formatif digunakan sebagai landasan untuk merancang pembelajaran
termasuk tujuan, materi, dan aktivitas yang akan dilakukan
1. Pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik
- Asesmen formatif adalah segala bentuk asesmen yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan
kualitas proses belajar peserta didik
- Menekankan pada tujuan serta fungsi asesmen sebagai umpan balik untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
- Pentingnya pengembangan strategi pembelajaran sesuai dengan tahap capaian belajar peserta didik atau
teaching at the right level
- Memberikan materi pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan pemahaman peserta didik
- Tujuan dari diferensiasi ini adalah agar setiap anak dapat mencapai kompetensi yang diharapkan dan
dasar dari penentuan materi pembelajaran tersebut adalah asesmen formatif
- Asesmen formatif juga digunakan secara berkala untuk memantau perkembangan setiap peserta didik
dan menjadi bahan pertimbangan pendidik dalam menentukan apakah individu-individu peserta didik
tersebut siap untuk mempelajari materi yang lebih kompleks
- Pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi membutuhkan asesmen yang bervariasi dan berkala
- Asesmen otentik dinilai sesuai untuk menilai kompetensi esensial dan untuk memantau keterampilan
berpikir yang kompleks, di mana materi yang dipelajari peserta didik dikaitkan dengan konteks riil
- Penilaian otentik dapat dilakukan melalui berbagai teknik penilaian seperti penilaian produk, penilaian
projek, penilaian unjuk kerja, dan penilaian portofolio
F. Perangkat Ajar
- Peraturan-peraturan 2016/2017
(1) buku teks utama wajib digunakan, namun fungsinya dapat sebagai salah satu referensi pembelajaran
bagi pendidik dan peserta didik;
(2) buku teks bukanlah satu-satunya sumber belajar
- Perangkat ajar merupakan berbagai sumber dan bahan ajar yang digunakan oleh guru dan pendidik
lainnya dalam upaya mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran
- Perangkat ajar adalah buku teks pelajaran, modul ajar, video pembelajaran, serta bentuk lainnya
- Pemerintah Pusat juga menyediakan
1. buku teks utama dan buku panduan guru,
2. contohcontoh modul ajar,
3. contoh-contoh silabus yang menjelaskan alur tujuan pembelajaran,
4. contoh-contoh panduan projek penguatan profil pelajar Pancasila,
5. contoh-contoh kurikulum operasional,
6. contoh-contoh asesmen kelas untuk keperluan diagnostik kesiapan peserta didik, bahkan
7. contoh-contoh mekanisme pengaturan pemilihan mata pelajaran untuk kelas XI dan XII.
- Tiga perangkat ajar yang baru dikembangkan dalam Kurikulum Merdeka, yaitu
1. contoh-contoh modul ajar,
2. alur tujuan pembelajaran, dan
3. projek penguatan profil pelajar Pancasila
- Modul ajar merupakan pengembangan dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dilengkapi
dengan panduan yang lebih terperinci, termasuk lembar kegiatan siswa dan asesmen untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran
- Contoh-contoh alur tujuan pembelajaran (ATP) atau urutan pembelajaran adalah komponen untuk
menyusun silabus
Bab 4

Implementasi Kurikulum Merdeka secara Terbatas

A. Pendahuluan
- Penerapan Kurikulum Merdeka secara terbatas ditujukan untuk tiga hal.
1. Pertama, sebagai bagian dari proses penyempurnaan kurikulum sehingga memiliki dampak paling
optimal dalam mengurangi risiko learning loss dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia di masa
yang akan datang.
2. Kedua, untuk menghasilkan praktik-praktik baik bagi guru serta kepala sekolah yang berpengalaman
dalam mengadopsi kurikulum yang kemudian dapat diimbaskan pada sekolah lainnya.
3. Ketiga, pendekatan adaptasi kurikulum secara terbatas dan bertahap juga ditujukan untuk memberikan
ruang kepada daerah untuk mempersiapkan SDM selama fase adopsi untuk memberikan penguatan
kurikulum yang akan digunakan di masa yang akan datang
- Uraian ini akan mendeskripsikan implementasi kurikulum dalam empat aspek, yaitu: a) rencana
pembelajaran, b) Proses belajar dan asesmen, c) Persepsi, serta d) hambatan dan dukungan.
- Rencana pembelajaran adalah sebuah roadmap bagi guru tentang bagaimana proses belajar akan dilakukan
secara efektif dan menyusun strategi bagaimana pembelajaran tersebut akan mendapatkan umpan balik
terkait hasil belajar siswa
B. Implementasi Kurikulum Merdeka secara Terbatas Pada Program Sekolah Penggerak
1. Metode
- Survei dan Wawancara singkat
o Survei dilakukan secara daring (online) dengan menyebarkan secara langsung kepada responden di
setiap grup Program Sekolah Penggerak dan melalui kanal-kanal yang dimiliki oleh direktorat teknis
seperti Direktorat SD, Direktorat SMP, Direktorat SMA, Direktorat PAUD dan Direktorat PMPK
o Wawancara singkat yang dilakukan di 10 kabupaten kota
- Etnografi
o Studi etnografi dilakukan dalam evaluasi proses dan konteks perubahan Program Sekolah Penggerak
o Ditujukan untuk melihat proses perubahan yang terjadi pada tingkat satuan pendidikan dalam upaya
meningkatkan mutu pembelajaran sebagai akibat serta konteks yang melatarbelakangi perubahan
tersebut.
2. Temuan Studi
- Perencanaan Pembelajaran
o Dalam kurikulum merdeka, perencanaan pembelajaran dituangkan dalam empat aspek penting
a. pengumpulan data karakteristik satuan pendidikan yang akan digunakan dalam penyusunan
modul-modul selanjutnya.
b. Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP)
c. Penyusunan modul ajar (Silabus)
d. Penyusuan modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
o Aktivitas asesmen karakteristik satuan pendidikan menjadi penting untuk membuka kesadaran
bahwa pada latar belakang siswa yang berbeda memerlukan layanan yang berbeda
o membuat analisis terkait latar belakang peserta didik dari berbagai aspek
o Selanjutnya setelah menyusun karakteristik satuan pendidikan yaitu menyusun Kurikulum
Operasional Satuan Pendidikan (KOS)
o Cara guru menyusun modul ajar
o Sebagian besar guru melakukan proses adaptasi dengan mengadopsi modul dari
Kemendikbudristek kemudian disesuaikan dengan konteks lokalnya
o sebagian besar guru-guru memanfaatkan hasil asesmen karakteristik siswa sebagai pertimbangan
utama dalam penyusunan modul ajar
o pertimbangan guru dalam menyusun pembelajaran dihasilkan dari diskusi dengan berbagai guru,
mempelajari contoh-contoh yang diberikan dari platform guru berbagi, dan sedikit diantaranya
memperoleh inspirasi penyusunan modul pembelajaran dari RPP sebelumnya.
o sebagian besar satuan pendidikan sudah memiliki tim projek pengembangan. Namun demikian, baru
sedikit sekolah yang telah mengembangkan modul projek.
- Implementasi Pembelajaran
o Sebagian besar memang masih melakukan pengorganisasian pembelajaran berdasarkan mata
pelajaran, naum caracara kombinasi dan kolaborasi antar-mata pelajaran sudah mulai banyak
dilakukan
o P5 merupakan aktivitas pembelajaran yang bermakna untuk mewujudkan enam dimensi profil
pelajar pancasila. Kegiatan ini sudah dilakukan oleh sebagian besar sekolah. Sekolah biasanya
memilih tema berdasarkan pada keinginan siswa dan potensi wilayahnya
o assessment for learning, yaitu proses penilaian siswa yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.
o Sebelum melakukan pembelajaran, diharapkan guru melakukan asesmen diagnostik atau pra-
penilaian pada peserta didik. Asesmen diagnostik dapat membantu guru dalam memahami
pengetahuan dan keterampilan siswa sebelum memulai pembelajaran
o Hambatan implementasi kurikulum

o Dukungan yang dibutuhkan


Bab 5

Rancangan Implementasi Kurikulum Merdeka

- Tiga pilihan kurikulum yang disiapkan oleh Kemendikbudristek dalam rangka pemulihan pembelajaran
meliputi
a. Kurikulum 2013 (secara penuh),
b. Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan), dan
c. Kurikulum Merdeka.
- Platform Merdeka Mengajar
A. Kerangka Teori Implementasi Kurikulum
1. Pendekatan Sistem Ekologi
- Implementasi perubahan kurikulum merupakan proses yang dinamis, non-linear, dan dipengaruhi oleh
banyak pemangku kepentingan
- Pendekatan sistem ekologi

o Peserta didik menjadi pusat (center) dari kebijakan kurikulum karena sejatinya seluruh kebijakan
pendidikan mengarah pada keberhasilan peserta didik
o Mikrosistem
 Mikrosistem adalah interaksi antara peserta didik, pendidik, dan materi pelajaran
 Faktor individu pendidik, yaitu kompetensinya, nilainilai serta keyakinannya, serta pengalaman
termasuk mikrosistem
o Mesosistem
 aspek-aspek kolektif dalam satuan Pendidikan
 Kesiapan sekolah untuk berinovasi salah satunya ditentukan oleh kepemimpinan yang efektif
 komunikasi dan budaya kerja di satuan Pendidikan
o Ekosistem
 representasi dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat serta kebijakan-kebijakan
pendidikan yang secara langsung berpengaruh pada implementasi kurikulum, dan dalam
konteks Indonesia adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) khususnya Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian
 termasuk juga dalam eksosistem adalah peran masyarakat termasuk universitas, organisasi non-
profit, industri, serta pihakpihak yang mendampingi pemerintah baik di tingkat pusat maupun
daerah
o Makrosistem
 ideologi budaya dan sosial serta keyakinan yang mempengaruhi sistem pendidikan, proses
pembelajaran, dan juga lingkungan belajar peserta didik
 keselarasan antara paradigma guru, orang tua, dan masyarakat tentang kemampuan apa yang
penting untuk dikembangkan peserta didik akan mempengaruhi keberlangsungan kebijakan
kurikulum baru (Bjork, 2016).
o Kronosistem
 Dalam konteks implementasi kurikulum, kronosistem berkaitan dengan konteks waktu (OECD,
2019).
 dalam melakukan perubahan kurikulum karena guru membutuhkan waktu untuk memproses
perubahan yang disampaikan pada mereka
2. Proses Pemaknaan Kurikulum
o Guru adalah pusat dari implementasi perubahan kurikulum, sebagaimana siswa adalah pusat dari proses
pembelajaran (Kneen et al., 2021; Spillane et al., 2002)
o Menurut Spillane dkk(2002) ada tiga pengaruh terhadap pemaknaan kebijakan, yaitu:
(1) interpretasi yang dilakukan setiap individu (individual cognition) yang terjadi ketika individu
mempelajari kebijakan dengan dipengaruhi oleh pengetahuannya, pengalaman, nilai-nilai, serta
keyakinannya tentang tujuan pendidikan, makna pembelajaran, serta peran mereka sebagai
pendidik;
(2) interpretasi yang dilakukan karena pengaruh situasi (situated cognition) atau interaksi individu
dengan situasi di sekitarnya, sesuai dengan konteks tempat ia bekerja; dan
(3) peran representasi pembuat kebijakan yang membantu dalam proses interpretasi, memfasilitasi
proses pemahaman kebijakan
o Kerangka tentang proses pemaknaan kebijakan oleh guru tersebut setidaknya menunjukkan dua hal
besar
(1) guru adalah pihak yang memiliki kuasa atau kendali (agency)
(2) meskipun proses pemaknaan kebijakan dilakukan oleh guru di tingkat satuan pendidikan, proses ini
tidak hanya mengandalkan sumber daya yang ada di satuan pendidikan (mesosistem), tetapi juga
dukungan pemerintah dan organisasi lainnya (eksosistem) yang dapat membantu guru memahami
kebijakan kurikulum yang baru tersebut
3. Keselarasan Kebijakan dan Budaya Institusi Pendidikan
B. Keragaman Konteks Pemulihan Pembelajaran
C. Strategi Implementasi Kurikulum Merdeka
1. Kurikulum Merdeka merupakan pilihan
(1) Kurikulum 2013 dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD) utuh;
(2) Kurikulum 2013 dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD) yang disederhanakan atau
yang biasa disebut juga dengan istilah Kurikulum Darurat; dan
(3) Kurikulum Merdeka.
2. Implementasi kurikulum sebagai proses belajar
a. Pilihan Implementasi
1) menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum
satuan pendidikan yang sedang digunakan,
2) menerapkan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan
oleh Pemerintah Pusat.
3) menerapkan Kurikulum Merdeka dengan pengembangan berbagai perangkat ajar oleh satuan
Pendidikan
b. Implementasi sesuai kesiapan
c. Implementasi melalui pembelajaran konstruktif
3. Dukungan untuk implementasi sesuai kebutuhan
Penguatan kompetensi pendidik dan kapasitas satuan pendidikan untuk mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka yang diberikan oleh Kemendikbud dilakukan melalui
(1) pelatihan oleh dinas pendidikan dan atau universitas,
(2) belajar secara mandiri dan microlearning melalui berbagai sumber seperti Platform Merdeka
Mengajar, kurikulum.kemdikbud.go.id dan sumber lain yang relevan,
(3) program pengembangan keprofesian berkelanjutan oleh pemerintah pusat,
(4) memanfaatkan help desk, dan
(5) guru-guru dapat pula melakukan penelitian tindakan kelas untuk terus berkarya dan meningkatkan
kompetensinya

Anda mungkin juga menyukai