Perubahan atas Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 008/H/KR/2022 Tentang Capaian Pembelajaran pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum
Merdeka
Capaian Pembelajaran untuk SD/MI/Program Paket A, SMP/MTs/Program Paket B, dan SMA/MA/Program Paket
C Pada Kurikulum Merdeka
Satuan Pendidikan Pelaksana Implemntasi Kurikulum Merdeka pada tahun Ajaran 2022/2023
hlm. 1238
Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka
A. Pendahuluan
- acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik
- enam dimensi, yaitu:
1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
2) mandiri,
3) bergotong-royong,
4) berkebinekaan global,
5) bernalar kritis, dan
6) kreatif
- setiap dimensi dijelaskan maknanya dan diurutkan perkembangannya sesuai dengan tahap
perkembangan psikologis dan kognitif anak dan remaja usia sekolah
B. Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila
1. Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak Mulia
(a) akhlak beragama;
- kasih dan saying
- mengasihi dan menyayangi dirinya, sesama manusia dan alam, serta menjalankan perintah
dan menjauhi larangan-Nya.
(b) akhlak pribadi;
- rasa sayang dan perhatian pelajar kepada dirinya sendiri.
- sikap integritas, yakni menampilkan tindakan yang konsisten dengan apa yang dikatakan dan
dipikirkan
- jujur, adil, rendah hati, bersikap serta berperilaku dengan penuh hormat
- menjaga kesehatan fisik, mental, dan spiritualnya dengan aktivitas olahraga, aktivitas sosial,
dan aktivitas ibadah
(c) akhlak kepada manusia;
- budi luhurnya pada sesama manusia
- mengutamakan persamaan dan kemanusiaan dan menjadikannya sebagai pemersatu ketika
ada perdebatan atau konflik
- menghargai perbedaan yang ada dengan orang lain, menghargainya, dan menganalisisnya
secara kritis tanpa memaksakan pendapatnya sendiri
- bersusila, bertoleransi dan menghormati penganut agama dan kepercayaan lain
(d) akhlak kepada alam; dan
- tanggung jawab, rasa sayang, dan peduli terhadap lingkungan alam sekitar
- reflektif, memikirkan, dan membangun kesadaran tentang konsekuensi atau dampak dari
perilakunya terhadap lingkungan alam
(e) akhlak bernegara
- menunaikan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik serta menyadari
perannya sebagai warga negara
Alur perkembangan dimensi di akhir fase D (kelas VII-IX, usia 13.15 tahun)
Melaksanakan Hak dan Menganalisis peran, hak, dan kewajiban sebagai warga
Kewajiban sebagai Warga negara, memahami perlunya mengutamakan kepentingan
Negara Indonesia umum di atas kepentingan pribadi sebagai wujud dari
keimanannya kepada Tuhan YME
Mendalami budaya dan memahami perubahan budaya seiring waktu dan sesuai
identitas budaya konteks, baik dalam skala lokal, regional, dan nasional.
Menjelaskan identitas diri yang terbentuk dari budaya bangsa.
Mengeksplorasi dan memahami dinamika budaya yang mencakup pemahaman,
membandingkan kepercayaan, dan praktik keseharian dalam konteks personal
pengetahuan budaya, dan sosial.
kepercayaan, serta
praktiknya
Menumbuhkan rasa memahami pentingnya melestarikan dan merayakan tradisi
menghormati terhadap budaya untuk mengembangkan identitas pribadi, sosial, dan
keanekaragaman budaya bangsa Indonesia serta mulai berupaya melestarikan budaya
dalam kehidupan sehari-hari.
(b) Elemen komunikasi dan interaksi antar budaya
Kerja sama Menyelaraskan tindakan sendiri dengan tindakan orang lain untuk
melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan kelompok di lingkungan
sekitar, serta memberi semangat kepada orang lain untuk bekerja efektif
dan mencapai tujuan bersama
Komunikasi untuk Memahami informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan keprihatinan
mencapai tujuan yang diungkapkan oleh orang lain menggunakan berbagai simbol dan
bersama media secara efektif, serta memanfaatkannya untuk meningkatkan
kualitas hubungan interpersonal guna mencapai tujuan bersama
Salingketergantun Mendemonstrasikan kegiatan kelompok yang menunjukkan bahwa
g an positif anggota kelompok dengan kelebihan dan kekurangannya masingmasing
perlu dan dapat saling membantu memenuhi kebutuhan.
Koordinasi Sosial Membagi peran dan menyelaraskan tindakan dalam kelompok serta
menjaga tindakan agar selaras untuk mencapai tujuan bersama
(b) Elemen kepedulian
Tanggap Tanggap terhadap lingkungan sosial sesuai dengan tuntutan peran sosialnya
terhadap dan berkontribusi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
lingkungan
Sosial
Persepsi sosial Menggunakan pengetahuan tentang sebab dan alasan orang lain
menampilkan reaksi tertentu untuk menentukan tindakan yang tepat agar
orang lain menampilkan respon yang diharapkan
(c) Elemen berbagi
4. Dimensi Mandiri
a. Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi
- refleksi terhadap kondisi diri, baik kelebihan maupun keterbatasan dirinya,
- refleksi terhadap situasi dan tuntutan perkembangan yang dihadapi
- hal ini akan membuat ia mengenali dan menyadari kebutuhan pengembangan dirinya yang
sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi.
- membantunya untuk dapat menetapkan tujuan pengembangan diri yang sesuai dengan
kondisi diri dan situasi yang dihadapi, memilih strategi yang sesuai, serta mengantisipasi
tantangan dan hambatan yang mungkin terjadi
b. regulasi diri
- mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku dirinya
- mampu menetapkan tujuan pengembangan dirinya serta merencanakan strategi untuk
mencapainya dengan didasari penilaian atas kemampuan dirinya dan tuntutan situasi yang
dihadapinya
(a) Elemen Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi
Mengenali Membuat penilaian yang realistis terhadap kemampuan dan minat , serta
kualitas dan prioritas pengembangan diri berdasarkan pengalaman belajar dan aktivitas
minat diri serta lain yang dilakukannya.
tantangan yang
dihadapi
Mengembang Memonitor kemajuan belajar yang dicapai serta memprediksi tantangan
kan refleksi diri pribadi dan akademik yang akan muncul berlandaskan pada pengalamannya
untuk mempertimbangkan strategi belajar yang sesuai.
(b) Elemen Regulasi Diri
6. Dimensi Kreatif
a. Menghasilkan gagasan yang orisinal
- berpikir kreatif, dengan mengklarifikasi dan mempertanyakan banyak hal, melihat sesuatu
dengan perspektif yang berbeda, menghubungkan gagasan-gagasan yang ada,
mengaplikasikan ide baru sesuai dengan konteksnya untuk mengatasi persoalan, dan
memunculkan berbagai alternatif penyelesaian
b. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
- menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal berupa representasi kompleks, gambar,
desain, penampilan, luaran digital, realitas virtual, dan lain sebagainya
c. Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
- menentukan pilihan ketika dihadapkan pada beberapa alternatif kemungkinan untuk
memecahkan permasalahan.
- mengidentifikasi, membandingkan gagasan-gagasan kreatifnya, serta mencari solusi
alternatif saat pendekatan yang diambilnya tidak berhasil
(a) Elemen menghasilkan gagasan yang orisinal
Bab 2
- Peningkatan kualitas CP
o Capaian pembelajaran dapat dieksplorasi oleh guru dengan menyesuaikan kebutuhan siswa,
kearifan lokal serta situasi dan kondisi terkini
D. Struktur Kurikulum
Karakteristik utama yang ditekankan dalam rancangan struktur kurikulum ini adalah sebagai berikut
1. Perubahan status mata pelajaran
- Bahasa Inggris semakin dianjurkan untuk mulai diajarkan sejak jenjang SD
o Hal ini didorong oleh tiga hal:
(1) bahasa Inggris sebagai kebutuhan seluruh anak Indonesia,
(2) keselarasan kurikulum Bahasa Inggris, dan
(3) pemerataan kualitas pembelajaran
- Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) di jenjang SD
o membangun kemampuan literasi sains dasar
o peserta didik di jenjang SD melihat fenomena alam dan sosial sebagai suatu fenomena yang
terintegrasi
o Pembelajaran berbasis inkuiri
- Mata pelajaran Informatika di jenjang SMP menjadi wajib
o literasi digital yang banyak dipelajari melalui mata pelajaran Informatika menjadi kebutuhan penting
saat ini
o pengguna komputer dan teknologi digital, kemampuan berpikir komputasi (computational thinking)
yang membangun keterampilan menyelesaikan masalah (problem solving), berpikir logis, sistematis,
mengolah dan menggunakan data, serta kemampuan berpikir sistem (system thinking)
- Muatan lokal dapat dikembangkan dalam bentuk yang lebih beragam
o muatan lokal dapat diajarkan melalui tiga cara yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan, yaitu
mengintegrasikan muatan lokal ke dalam mata pelajaran yang sudah ada, mengintegrasikan muatan
lokal ke dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila, atau mengembangkan mata pelajaran
khusus muatan local
2. Wewenang satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum operasional
- Pemerintah Pusat hanya mengatur muatan pembelajaran yang wajib diajarkan di satuan pendidikan
beserta beban belajar untuk masing-masing muatan tersebut dalam satu tahun ajaran (untuk pendidikan
formal) atau satu fase (untuk pendidikan kesetaraan).
- Kebijakan pengembangan kurikulum operasional di satuan Pendidikan
o KTSP dan Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum di satuan pendidikan
masih banyak yang sekadar formalitas untuk memenuhi tuntutan administrasi yang berujung pada
salah satu kriteria penilaian akreditasi sekolah
o dokumen kurikulum satuan pendidikan yang dihasilkan tidak benar-benar digunakan sebagai
referensi perencanaan pembelajaran dan tidak benar-benar mencerminkan pembelajaran yang
sebenarnya terjadi
o Karena fokus pada format dokumen, maka terjadi penyeragaman dokumen kurikulum satuan
pendidikan. Hal ini bertentangan dengan prinsip yang paling mendasar dalam pengembangan
kurikulum satuan pendidikan, yaitu keleluasaan setiap satuan pendidikan untuk mengembangkan
kurikulumnya sesuai keunikan masing-masing.
o penyederhanaan dokumen kurikulum operasional sebagai output dari proses perancangan dan
refleksi pembelajaran di satuan Pendidikan
o pemerintah menyediakan panduan dan beberapa contoh konkrit dokumen kurikulum operasional
sekolah, contoh-contoh tersebut bervariasi formatnya untuk menunjukkan bahwa tidak ada tuntutan
penyeragaman dokumen
o Penilaian kualitas kurikulum operasional perlu merujuk pada kesesuaian antara kurikulum
operasional dengan kriteria yang bersifat prinsip, bukan teknis. Prinsip yang dimaksud adalah:
berpusat pada peserta didik, kontekstual, esensial, akuntabel (berbasis data dan logis) , dan
melibatkan berbagai pemangku kepentingan
3. Struktur kurikulum dibagi menjadi intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila
- Struktur kurikulum dalam Kurikulum Merdeka dibagi menjadi dua kegiatan utama, yaitu:
(1) kegiatan pembelajaran intrakurikuler yang merupakan kegiatan rutin dan terjadwal berdasarkan
muatan pelajaran yang terstruktur, dan
(2) kegiatan pembelajaran melalui projek untuk penguatan profil pelajar Pancasila.
- Projek penguatan profil pelajar Pancasila
o Projek-projek tersebut bisa jadi berbasis mata pelajaran atau sebagai unit pelajaran terintegrasi dari
dua atau lebih mata pelajaran
o projek dilakukan di luar jadwal pelajaran rutin, lebih fleksibel dan tidak seformal kegiatan
pembelajaran intrakurikuler, dan tidak harus berkaitan erat dengan Capaian Pembelajaran mata
pelajaran apapun
o Kegiatan ini biasanya meliputi proses menginvestigasi/meneliti atau melakukan eksperimen untuk
menjawab pertanyaan yang otentik, menarik, dan kompleks bagi peserta didik
o alokasi waktu jam pelajaran untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila ditetapkan per tahun,
agar satuan pendidikan dapat mengatur alokasi waktu untuk menyelenggarakan dua projek (SD,
SMP) atau tiga projek dalam setahun (SMA).
4. Mata Pelajaran Pilihan
- Sejarah peminatan
- peminatan tidak lagi menjadi program yang tersekat-sekat melainkan pemilihan mata pelajaran sesuai
minat, bakat, dan aspirasi siswa
- Siswa memilih empat mata pelajaran minimal dari dua kelompok mata pelajaran pilihan. Dengan kata
lain, siswa tidak lagi memilih program melainkan memilih mata pelajaran, maka tidak ada lagi track atau
jalur di mana siswa dikelompokkan.
A. Pendahuluan
- Penerapan Kurikulum Merdeka secara terbatas ditujukan untuk tiga hal.
1. Pertama, sebagai bagian dari proses penyempurnaan kurikulum sehingga memiliki dampak paling
optimal dalam mengurangi risiko learning loss dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia di masa
yang akan datang.
2. Kedua, untuk menghasilkan praktik-praktik baik bagi guru serta kepala sekolah yang berpengalaman
dalam mengadopsi kurikulum yang kemudian dapat diimbaskan pada sekolah lainnya.
3. Ketiga, pendekatan adaptasi kurikulum secara terbatas dan bertahap juga ditujukan untuk memberikan
ruang kepada daerah untuk mempersiapkan SDM selama fase adopsi untuk memberikan penguatan
kurikulum yang akan digunakan di masa yang akan datang
- Uraian ini akan mendeskripsikan implementasi kurikulum dalam empat aspek, yaitu: a) rencana
pembelajaran, b) Proses belajar dan asesmen, c) Persepsi, serta d) hambatan dan dukungan.
- Rencana pembelajaran adalah sebuah roadmap bagi guru tentang bagaimana proses belajar akan dilakukan
secara efektif dan menyusun strategi bagaimana pembelajaran tersebut akan mendapatkan umpan balik
terkait hasil belajar siswa
B. Implementasi Kurikulum Merdeka secara Terbatas Pada Program Sekolah Penggerak
1. Metode
- Survei dan Wawancara singkat
o Survei dilakukan secara daring (online) dengan menyebarkan secara langsung kepada responden di
setiap grup Program Sekolah Penggerak dan melalui kanal-kanal yang dimiliki oleh direktorat teknis
seperti Direktorat SD, Direktorat SMP, Direktorat SMA, Direktorat PAUD dan Direktorat PMPK
o Wawancara singkat yang dilakukan di 10 kabupaten kota
- Etnografi
o Studi etnografi dilakukan dalam evaluasi proses dan konteks perubahan Program Sekolah Penggerak
o Ditujukan untuk melihat proses perubahan yang terjadi pada tingkat satuan pendidikan dalam upaya
meningkatkan mutu pembelajaran sebagai akibat serta konteks yang melatarbelakangi perubahan
tersebut.
2. Temuan Studi
- Perencanaan Pembelajaran
o Dalam kurikulum merdeka, perencanaan pembelajaran dituangkan dalam empat aspek penting
a. pengumpulan data karakteristik satuan pendidikan yang akan digunakan dalam penyusunan
modul-modul selanjutnya.
b. Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP)
c. Penyusunan modul ajar (Silabus)
d. Penyusuan modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
o Aktivitas asesmen karakteristik satuan pendidikan menjadi penting untuk membuka kesadaran
bahwa pada latar belakang siswa yang berbeda memerlukan layanan yang berbeda
o membuat analisis terkait latar belakang peserta didik dari berbagai aspek
o Selanjutnya setelah menyusun karakteristik satuan pendidikan yaitu menyusun Kurikulum
Operasional Satuan Pendidikan (KOS)
o Cara guru menyusun modul ajar
o Sebagian besar guru melakukan proses adaptasi dengan mengadopsi modul dari
Kemendikbudristek kemudian disesuaikan dengan konteks lokalnya
o sebagian besar guru-guru memanfaatkan hasil asesmen karakteristik siswa sebagai pertimbangan
utama dalam penyusunan modul ajar
o pertimbangan guru dalam menyusun pembelajaran dihasilkan dari diskusi dengan berbagai guru,
mempelajari contoh-contoh yang diberikan dari platform guru berbagi, dan sedikit diantaranya
memperoleh inspirasi penyusunan modul pembelajaran dari RPP sebelumnya.
o sebagian besar satuan pendidikan sudah memiliki tim projek pengembangan. Namun demikian, baru
sedikit sekolah yang telah mengembangkan modul projek.
- Implementasi Pembelajaran
o Sebagian besar memang masih melakukan pengorganisasian pembelajaran berdasarkan mata
pelajaran, naum caracara kombinasi dan kolaborasi antar-mata pelajaran sudah mulai banyak
dilakukan
o P5 merupakan aktivitas pembelajaran yang bermakna untuk mewujudkan enam dimensi profil
pelajar pancasila. Kegiatan ini sudah dilakukan oleh sebagian besar sekolah. Sekolah biasanya
memilih tema berdasarkan pada keinginan siswa dan potensi wilayahnya
o assessment for learning, yaitu proses penilaian siswa yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.
o Sebelum melakukan pembelajaran, diharapkan guru melakukan asesmen diagnostik atau pra-
penilaian pada peserta didik. Asesmen diagnostik dapat membantu guru dalam memahami
pengetahuan dan keterampilan siswa sebelum memulai pembelajaran
o Hambatan implementasi kurikulum
- Tiga pilihan kurikulum yang disiapkan oleh Kemendikbudristek dalam rangka pemulihan pembelajaran
meliputi
a. Kurikulum 2013 (secara penuh),
b. Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan), dan
c. Kurikulum Merdeka.
- Platform Merdeka Mengajar
A. Kerangka Teori Implementasi Kurikulum
1. Pendekatan Sistem Ekologi
- Implementasi perubahan kurikulum merupakan proses yang dinamis, non-linear, dan dipengaruhi oleh
banyak pemangku kepentingan
- Pendekatan sistem ekologi
o Peserta didik menjadi pusat (center) dari kebijakan kurikulum karena sejatinya seluruh kebijakan
pendidikan mengarah pada keberhasilan peserta didik
o Mikrosistem
Mikrosistem adalah interaksi antara peserta didik, pendidik, dan materi pelajaran
Faktor individu pendidik, yaitu kompetensinya, nilainilai serta keyakinannya, serta pengalaman
termasuk mikrosistem
o Mesosistem
aspek-aspek kolektif dalam satuan Pendidikan
Kesiapan sekolah untuk berinovasi salah satunya ditentukan oleh kepemimpinan yang efektif
komunikasi dan budaya kerja di satuan Pendidikan
o Ekosistem
representasi dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat serta kebijakan-kebijakan
pendidikan yang secara langsung berpengaruh pada implementasi kurikulum, dan dalam
konteks Indonesia adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) khususnya Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian
termasuk juga dalam eksosistem adalah peran masyarakat termasuk universitas, organisasi non-
profit, industri, serta pihakpihak yang mendampingi pemerintah baik di tingkat pusat maupun
daerah
o Makrosistem
ideologi budaya dan sosial serta keyakinan yang mempengaruhi sistem pendidikan, proses
pembelajaran, dan juga lingkungan belajar peserta didik
keselarasan antara paradigma guru, orang tua, dan masyarakat tentang kemampuan apa yang
penting untuk dikembangkan peserta didik akan mempengaruhi keberlangsungan kebijakan
kurikulum baru (Bjork, 2016).
o Kronosistem
Dalam konteks implementasi kurikulum, kronosistem berkaitan dengan konteks waktu (OECD,
2019).
dalam melakukan perubahan kurikulum karena guru membutuhkan waktu untuk memproses
perubahan yang disampaikan pada mereka
2. Proses Pemaknaan Kurikulum
o Guru adalah pusat dari implementasi perubahan kurikulum, sebagaimana siswa adalah pusat dari proses
pembelajaran (Kneen et al., 2021; Spillane et al., 2002)
o Menurut Spillane dkk(2002) ada tiga pengaruh terhadap pemaknaan kebijakan, yaitu:
(1) interpretasi yang dilakukan setiap individu (individual cognition) yang terjadi ketika individu
mempelajari kebijakan dengan dipengaruhi oleh pengetahuannya, pengalaman, nilai-nilai, serta
keyakinannya tentang tujuan pendidikan, makna pembelajaran, serta peran mereka sebagai
pendidik;
(2) interpretasi yang dilakukan karena pengaruh situasi (situated cognition) atau interaksi individu
dengan situasi di sekitarnya, sesuai dengan konteks tempat ia bekerja; dan
(3) peran representasi pembuat kebijakan yang membantu dalam proses interpretasi, memfasilitasi
proses pemahaman kebijakan
o Kerangka tentang proses pemaknaan kebijakan oleh guru tersebut setidaknya menunjukkan dua hal
besar
(1) guru adalah pihak yang memiliki kuasa atau kendali (agency)
(2) meskipun proses pemaknaan kebijakan dilakukan oleh guru di tingkat satuan pendidikan, proses ini
tidak hanya mengandalkan sumber daya yang ada di satuan pendidikan (mesosistem), tetapi juga
dukungan pemerintah dan organisasi lainnya (eksosistem) yang dapat membantu guru memahami
kebijakan kurikulum yang baru tersebut
3. Keselarasan Kebijakan dan Budaya Institusi Pendidikan
B. Keragaman Konteks Pemulihan Pembelajaran
C. Strategi Implementasi Kurikulum Merdeka
1. Kurikulum Merdeka merupakan pilihan
(1) Kurikulum 2013 dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD) utuh;
(2) Kurikulum 2013 dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD) yang disederhanakan atau
yang biasa disebut juga dengan istilah Kurikulum Darurat; dan
(3) Kurikulum Merdeka.
2. Implementasi kurikulum sebagai proses belajar
a. Pilihan Implementasi
1) menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum
satuan pendidikan yang sedang digunakan,
2) menerapkan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan
oleh Pemerintah Pusat.
3) menerapkan Kurikulum Merdeka dengan pengembangan berbagai perangkat ajar oleh satuan
Pendidikan
b. Implementasi sesuai kesiapan
c. Implementasi melalui pembelajaran konstruktif
3. Dukungan untuk implementasi sesuai kebutuhan
Penguatan kompetensi pendidik dan kapasitas satuan pendidikan untuk mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka yang diberikan oleh Kemendikbud dilakukan melalui
(1) pelatihan oleh dinas pendidikan dan atau universitas,
(2) belajar secara mandiri dan microlearning melalui berbagai sumber seperti Platform Merdeka
Mengajar, kurikulum.kemdikbud.go.id dan sumber lain yang relevan,
(3) program pengembangan keprofesian berkelanjutan oleh pemerintah pusat,
(4) memanfaatkan help desk, dan
(5) guru-guru dapat pula melakukan penelitian tindakan kelas untuk terus berkarya dan meningkatkan
kompetensinya