Anda di halaman 1dari 3

Nama : Septi Wulandari

NIM : 044278184
Tugas 3 Logika

1. Buatlah masing-masing satu contoh oposisi kontrarik, subkontrarik, kontradiktorik, subalterna


super-implikasi dan subalernasi sub-implikasi!
Jawaban:
Oposisi Kontrarik : Semua warga negara Indonesia beragama Islam
: Semua warga negara Indonesia tidak beragama Islam
Oposisi Subkontrarik : Ada sebagian pelajar yang merokok
: Ada sebagian pelajar yang tidak merokok
Oposisi Kontradiktorik : Semua manusia berfikir.
: Beberapa manusia tidak berfikir
Oposisi Subalterna super-implikasi : Semua rakyat Indonesia mengikuti vaksinasi
: Ada sebagian rakyat Indonesia mengikuti vaksinasi
Oposisi Subalternasi sub-implikasi : Sebagian warga negara Indonesia memiliki Kartu
Tanda Penduduk (KTP)
: Semua warga negara Indonesia memiliki Kartu
Tanda Penduduk (KTP)

2. Buatlah masing-masing satu contoh silogisme beraturan Sub-Pre, Bis-Pre, Bis-Sub, dan Pre-
Sub!
Jawaban:
a. Silogisme Sub-Pre:
Semua makhluk hidup membutuhkan air
Tanaman merupakan makhluk hidup
Jadi, Tanaman membutuhkan air
b. Silogisme Bis-Pre:
Semua orang yang berjasa terhadap negara adalah pahlawan
Raden Ajeng Kartini adalah pahlawan
Jadi, Raden Ajeng Kartini adalah orang yang berjasa bagi negara
c. Silogisme Bis-Sub:
Manusia adalah berbudaya
Manusia juga berakal budi
Jadi, semua yang berakal budi adalah berbudaya
d. Silogisme Pre-Sub
Semua virus campak adalah penyakit
Semua penyakit adalah mengganggu kesehatan
Sebagian yang mengganggu kesehatan adalah virus campak

3. Carilah satu contoh penalaran tautologi!


Jawaban:
Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar untuk setiap substitusi pernyataan tunggalnya
dinamakan tautologi. Dengan kata lain, tautologi merupakan pernyataan yang selalu bernilai
benar dalam kondisi apapun. Tautologi digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
atau pembuktian matematis.
Contoh tautologi berikut ini.
“Teddy mempunyai sepeda atau Teddy tidak mempunyai sepeda.
Pernyataan majemuk ini bernilai B (benar), untuk setiap nilai kebenaran dari pernyataan
tunggalnya.
Misalnya,
a = “Teddy mempunyai sepeda”, bernilai B.
~𝑎 = “Teddy tidak mempunyai sepeda”, bernilai S. Maka, 𝑎 ⋁~𝑎 bernilai B.
Begitu pula apabila “𝑎” bernilai S maka “~𝑎” bernilai B sehingga 𝑎 ⋁ ~𝑎
bernilai B. Pernyataan majemuk yang selalu bernilai B untuk setiap nilai kebenaran dari
pernyataan-pernyataan tunggalnya seperti itu disebut tautologi.

Sumber referensi:
BMP ISIP4211 / Modul 5 hal 5.3-5.8
BMP ISIP4211 / Modul 6 hal 6.26-6.30
BMP ISIP4211 / Modul 8 hal 8.27-8.28

Anda mungkin juga menyukai