Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.

3, September 2013 (170-184)

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMILIHAN LOKASI
PERUMAHAN DI KOTA MANADO
Ronald C. E. Kalesaran
Alumni Program Pascasarjana S2 Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi

R. J. M. Mandagi, Estrelita Waney


Dosen Pasca Sarjana Program Studi S2 Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Perumahan dan permukiman merupakan permasalahan yang akan selalu berkembang
sejalan dengan pertambahan penduduk. Intensitas pembangunan dikota yang semakin
meningkat menyebabkan kebutuhan lahan untuk pembangunan perumahan, fasilitas umum,
prasarana maupun kebutuhan lainnya akan semakin meningkat. Sementara itu kebutuhan
akan hunian bagi penduduk kota harus dipenuhi mengakibatkan lokasi hunian bergeser
kearah pinggiran kota. Demikian juga dengan keberadaan kota Manado yang merupakan
ibukota Provinsi Sulawesi Utara yang selain sebagai pusat pemerintahan, juga menjadi pusat
kegiatan perekonomian, pendidikan, perdagangan dan sektor informal lainnya. Dengan
kondisi demikian maka banyak pendatang dari daerah sekitar maupun dari luar daerah yang
datang ke kota Manado dengan tujuan untuk bekerja, berdagang, sekolah dan lain-lain.
Banyak faktor yang menjadi pertimbangan dari pembeli rumah/konsumen dalam memilih
lokasi perumahan yang diinginkan. Dari setiap penghuni tentu memiliki alasan yang berbeda
-beda sesuai dengan keinginannya. Penelitian ini difokuskan untuk menyusun dan membuat
peringkat setiap dasar dan alasan pemilihan lokasi dari konsumen untuk dilihat mana yang
sangat mempengaruhi keputusan pembelian sebuah tempat tinggal/rumah yang berada di
kota Manado.
Kata Kunci: faktor, konsumen, perumahan, pemukiman

PENDAHULUAN lengkapnya fasilitas kota yang mendukung


kegiatan sosial dan ekonomi kota.
Istilah kota mengandung arti suatu Perumahan dan permukiman merupakan
konsentrasi penduduk dalam suatu wilayah permasalahan yang akan selalu berkembang
geografis tertentu yang menghidupi dirinya sejalan dengan pertambahan penduduk.
sendiri secara relatif permanen dari kegiatan Intensitas pembangunan dikota yang semakin
ekonomi yang ada diwilayah tersebut. Kota meningkat menyebabkan kebutuhan lahan
bisa merupakan sebuah pusat industri, untuk pembangunan perumahan, fasilitas
perdagangan, pendidikan, pemerintahan, dan umum, prasarana maupun kebutuhan lainnya
lain-lain. Keanekaragaman kesempatan akan semakin meningkat. Sejalan dengan
tersebut menarik penduduk dari daerah meningkatnya kebutuhan lahan bagi
pedesaan ke kota-kota. pembangunan perumahan, terjadi pula
Seiring dengan perjalanan waktu, kota perkembangan nilai lahan baik nilai sosial
mengalami perkembangan sebagai akibat maupun ekonomisnya. Ketersediaan lahan
dari pertumbuhan penduduk, perubahan kota yang terbatas, membawa dampak
sosial ekonomi dan budaya serta interaksinya semakin sulitnya memperoleh lahan yang
dengan kota-kota lain disekitarnya. Secara selanjutnya membuat harga lahan terus
fisik perkembangan suatu kota dapat meningkat. Sementara itu kebutuhan akan
dicirikan dari penduduknya yang makin hunian bagi penduduk kota harus dipenuhi
bertambah dan makin padat, bangunan- mengakibatkan lokasi hunian bergeser
bangunan yang semakin rapat dan wilayah kearah pinggiran kota.
terbangun terutama permukiman yang Perkembangan lokasi perumahan
cenderung semakin luas serta semakin mempunyai andil fisik terbesar dalam

170
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (170-184)

pertumbuhan kota. Permintaan tempat hunian dalam memilih lokasi perumahan yang
pasti akan selalu meningkat dari tahun- diinginkan. Dari setiap penghuni tentu
ketahun. Pembangunan perumahan dan memiliki alasan yang berbeda-beda sesuai
permukiman perlu terus ditingkatkan dan dengan keinginannya. Penelitian ini difokus-
dikembangkan secara terpadu, terarah, kan untuk mencari tahu akan pertimbangan
terencana dan berkesinambungan. Pada dan alasan konsumen dalam mengambil
pelaksanaanya perlu mempertimbangkan keputusan memilih perumahan. Berdasarkan
berbagai aspek sehingga merupakan satu hal–hal tersebut, maka dapat dirumuskan
kesatuan fungsional dari wujud tata ruang permasalahannya yaitu faktor-faktor apa
fisik, kehidupan ekonomi dan sosial budaya yang menjadi pertimbangan konsumen dalam
untuk mendukung dan menjamin kelestarian membeli properti di kota Manado.
lingkungan hidup dan meningkatkan kualitas Sedangkan dari pihak pengembang tentu
kehidupan manusia dalam berkeluarga, mempunyai pertimbangan-pertimbangan da-
bermasyarakat. lam membangun sebuah kompleks
Demikian juga dengan keberadaan kota perumahan disuatu lokasi. Pertimbangan itu
Manado yang merupakan ibukota Provinsi antara lain lokasi yang dianggap strategis,
Sulawesi Utara yang selain sebagai pusat kelengkapan fasilitas perumahan ataupun
pemerintahan, juga menjadi pusat kegiatan menerapkan harga yang bersaing untuk
perekonomian, pendidikan, perdagangan dan menarik konsumen.
sektor informal lainnya. Dengan kondisi
demikian maka banyak para pendatang dari
daerah sekitar maupun dari luar daerah yang LANDASAN TEORI
datang ke kota Manado dengan tujuan untuk
bekerja, berdagang, sekolah dan lain-lain. Menurut Maslow menyebutkan bahwa
Keadaan ini disatu sisi menimbulkan masa- setelah terpenuhinya kebutuhan manusia
lah tempat tinggal bagi masyarakat tetapi akan sandang, pangan, dan kesehatan, maka
disisi lain merupakan peluang bagi kalangan kebutuhan akan rumah atau tempat tinggal
pengusaha/pengembang untuk menyediakan merupakan salah satu motivasi untuk
sarana hunian dengan membangun peru- pengembangan kehidupan yang lebih baik.
mahan–perumahan yang dibutuhkan. Tempat tinggal pada dasarnya merupakan
Ada banyak kompleks perumahan yang wadah bagi manusia atau keluarga dalam
telah terbangun dan tersebar disekitar daerah melangsungkan kehidupannya.
pinggiran kota Manado. Kondisi dari satu Tingkatan kebutuhan manusia terhadap
perumahan dengan perumahan yang lainnya hunian dapat dikategorikan sebagai berikut
berbeda-beda. Masing-masing pengembang (Maslow, 1970): Survival needs, tingkat
mempunyai pertimbangan sendiri-sendiri kebutuhan yang paling dasar ini merupakan
dalam menentukan lokasi perumahan, tipe kebutuhan yang harus dipenuhi pertama kali;
rumah yang dibangun, fasilitas yang disedia- Safety and Security Needs, pada tingkatan ini
kan, serta harga dan cara pemilikan rumah hunian merupakan kebutuhan sebagai sarana
tersebut. perlindungan untuk keselamatan diri dan hak
Dari berbagai macam tawaran tersebut milik; Affiliation Needs, hunian merupakan
tentunya calon pembeli memiliki kriteria dan sarana agar dapat diakui sebagai anggota
pertimbangan sendiri dalam memilih peru- dalam golongan tertentu; Esteem Needs,
mahan yang diinginkan. Apakah dari pertim- kebutuhan berikut ini terkait dengan aspek
bangan kedekatan dengan tempat kerja, atau psikologis. Manusia butuh dihargai dan
memiliki akses melalui transportasi umum, diakui eksistensinya; Cognitive and Aesthetic
memiliki fasilitas perumahan yang baik, Needs, tingkatan yang paling tinggi dari
prestise perumahan tersebut ataupun kemu- kebutuhan manusia ini terkait dengan aspek
dahan cara pemilikan, dan lain-lain. psikologis. Produk rumah tidak hanya
sekedar untuk digunakan tetapi juga dapat
memberi dampak kenikmatan pada
RUMUSAN MASALAH lingkungan sekitarnya

Banyak faktor yang menjadi


pertimbangan dari pembeli rumah/konsumen

171
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (170-184)

Pengertian Rumah. Fungsi Rumah


a. Rumah merupakan tempat berlindung dari John F.C Turner mendefinisikan tiga
pengaruh luar manusia seperti iklim, fungsi rumah sebagai berikut:
musuh, penyakit, dan sebagainya. Untuk a. Rumah sebagai penunjang identitas
dapat berfungsi secara fisiologis, rumah keluarga (identity), diwujudkan pada kua-
haruslah dilengkapi dengan berbagai litas hunian atau perlindungan yang
fasilitas yang dibutuhkan seperti penera- diberikan oleh rumah. Kebutuhan akan
ngan alami dan buatan, ventilasi, air tempat tinggal dimaksudkan agar peng-
bersih, tempat pembuangan kotoran, dll. huni dapat memiliki tempat berteduh
(Koesputranto, 1988) guna melindungi diri dari iklim setempat.
b. Rumah merupakan suatu bangunan b. Rumah sebagai penunjang kesempatan
tempat manusia tinggal dan melang- keluarga (opportunity), yaitu untuk
sungkan kehidupannya. Disamping itu tempat berkembang dalam kehidupan
rumah juga merupakan tempat berlang- sosial budaya dan ekonomi atau fungsi
sungnya proses sosialisasi pada saat pengemban keluarga. Kebutuhan berupa
seorang individu diperkenalkan pada akses ini diterjemahkan dalam peme-
norma dan adat kebiasaan yang berlaku nuhan kebutuhan sosial dan kemudahan
didalam suatu masyarakat. (Sarwono ketempat kerja guna mendapatkan sumber
dalam Budiharjo, 1988) penghasilan.
c. Rumah merupakan sarana pengaman bagi c. Rumah sebagai penunjang rasa aman
diri manusia, pemberi ketentraman hidup (security), yaitu terjaminnya keadaan
dan sebagai pusat kehidupan berbudaya. keluarga dimasa depan setelah mendapat-
Didalam rumah dan lingku-ngannya itu kan rumah. Jaminan keamanan atas
dibentuk dan berkembang menjadi lingkungan perumahan yang ditempati
manusia yang berkepribadian. (Juhana, serta jaminan keamanan berupa kepe-
2000) milikan rumah dan lahan (the form of
Rumah merupakan salah satu kebutuhan tenure).
dasar (basic need) manusia sesudah pangan Menurut Doxiadis (2009), fungsi rumah
dan sandang. (Budihardjo, 1994) mengurai- dalam kehidupan adalah:
kan tingkat intensitas dan arti penting dari a. Rumah menunjukkan tempat tinggal
kebutuhan manusia terhadap rumah berdasar- b. Rumah merupakan mediasi antara
kan hirarki kebutuhan dari Maslow dimulai manusia dan dunia
dari yang terbawah sebagai berikut: c. Rumah merupakan arsenal yaitu tempat
a. Rumah memberikan perlindungan ter- manusia mendapatkan kekuatan kembali.
hadap gangguan alam, binatang dan
berfungsi sebagai tempat istirahat, tidur Pengertian Perumahan
dan pemenuhan fungsi badani a. Perumahan adalah salah satu sarana
b. Rumah harus bisa menciptakan rasa aman hunian yang erat kaitannya dengan
sebagai tempat menjalankan kegiatan tatacara kehidupan masyarakat. Kawasan
ritual, penyimpanan harta milik yang perumahan merupakan suatu lingkungan
berharga, menjamin hak pribadi. hunian yang perlu dilindungi dari
c. Rumah memberikan peluang untuk gangguan-gangguan seperti gangguan
interaksi dan aktivitas komunikasi yang suara, kotoran, bau, dan lain-lain. Dengan
akrab dengan lingkungan sekitar: demikian dalam kawasan perumahan
keluarga, tetangga, teman. harus disediakan sarana maupun pra-
d. Rumah memberikan peluang untuk tum- sarana lingkungan yang mendukung
buhnya harga diri yang disebut Pedro aktivitas penduduk.
Arrupe sebagai Status Conffering Func- b. Perumahan merupakan salah satu bentuk
tion, kesuksesan seseorang tercermin dari sarana hunian yang memiliki kaitan yang
rumah dan lingkungan tempat huniannya. sangat erat dengan masyarakatnya. Hal ini
e. Rumah sebagai aktualisasi yang berarti perumahan disuatu lokasi sedikit
diejawantahkan dalam bentuk pewadahan banyak mencerminkan karakteristik
kreativitas dan pemberian makna bagi masyarakat yang tinggal diperumahan
kehidupan pribadi. tersebut. (Pedoman Perencanaan Lingku-
ngan perumanan 1983 )

172
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (170-184)

c. Perumahan merupakan tempat tiap indi- dengan kondisi fisik lingkungan dan
vidu yang ada saling berinteraksi dan keterpaduan prasarana.
saling mempengaruhi satu sama lain serta d. Ekologi
memiliki sense of belonging atas Yaitu keterpaduan antara tatanan kegiatan
lingkungan tempat tinggalnya (Abraham, alam yang mewadahinya.
1964)
d. Perumahan ialah bangunan atau bagian- Perencanaan Lingkungan Perumahan
nya termasuk halaman dan jalan keluar Pembangunan lingkungan perumahan
masuk yang dianggap perlu yang harus direncanakan pada daerah yang telah
dipergunakan oleh seseorang, perusahaan ditentukan bagi pengembangan perumahan
atau badan-badan lain untuk tempat seperti yang telah ditetapkan dalam rencana
tinggal dan atau keperluan lainnya. (PP tata ruang suatu wilayah. Masing-masing
no 49 Thn 1963 tentang Hubungan Sewa lokasi perumahan ini mempunyai tingkat
Menyewa Perumahan). kesulitan yang berbeda, tergantung kondisi
spesifik masing-masing lokasi. Secara umum
Fungsi Perumahan tingkat kemudahan lingkungan perumahan
UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumah- dibedakan dalam tiga tingkatan yaitu:
an dan Pemukiman menyebutkan bahwa: a. Lingkungan perumahan didaerah dengan
Perumahan adalah kelompok rumah yang tingkat kemudahan I, yaitu lingkungan
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal perumahan didaerah yang paling dekat
atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan pusat kegiatan yang memberi
dengan prasarana dan sarana lingkungan. pelayanan untuk kehidupan sehari-hari,
Perumahan berada dan merupakan bagian misalnya fasilitas pendidikan, pelayanan
dari pemukiman. umum, kesehatan, perbelanjaan, olah
raga, lapangan terbuka, dan lain-lain.
Persyaratan Hunian Tempat terjauh dari pusat pelayanan
Manusia selalu berusaha untuk tersebut mempunyai jarak tempuh 15
memanfaatkan ruang yang ada disekitarnya menit berjalan kaki atau sejauh 1 km.
untuk kepentingan mempertahankan hidup. b. Lingkungan perumahan didaerah dengan
Perumahan dibangun dengan tujuan untuk tingkat kemudahan II, yaitu lingkungan
memenuhi kebutuhan tempat tinggal sebagai perumahan dimana tempat kediamannya
salah satu kebutuhan dasar manusia. Selain berada didaerah yang berbatasan dengan
itu rumah merupakan tempat berlindung dan lingkungan perumahan daerah kemu-
beristirahat sekaligus tempat bagi peng- dahan tingkat I
huninya melakukan aktivitas. c. Lingkungan perumahan didaerah dengan
Adapun persyaratan-persyaratan yang tingkat kemudahan III, yaitu lingkungan
berkaitan dengan tujuan pembangunan perumahan dimana tempat kediamannya
perumahan yaitu agar setiap orang dapat berada didalam daerah yang berbatasan
menempati perumahan yang sehat untuk dengan lingkungan perumahan daerah
mendukung kelangsungan dan peningkatan kemudahan tingkat II.
kesejahteraan sosialnya.
Sesuai dengan Petunjuk Perencanaan Pusat
kemudahan
Kawasan Perumahan Kota (Dep. PU, 1987)
Daerah
maka kawasan perumahan harus memenuhi kemudahan tkt
persyaratan–persyaratan dasar berikut ini: I
Daerah
a. Aksesbilitas : kemudahan tkt
Yaitu kemungkinan pencapaian dari dan II
Daerah
kekawasan. Aksesbilitas dalam kenyata- kemudahan tkt
annya berwujud jalan dan transportasi. III

b. Kompatibilitas
Yaitu keserasian dan keterpaduan antara
kawasan yang menjadi lingkungannya.
c. Fleksibilitas
Yaitu kemungkinan pertumbuhan fisik Gambar 1. Urutan tingkat kemudahan
pemekaran kawasan perumahan dikaitkan lingkungan perumahan

173
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (170-184)

Persyaratan Permukiman berbagai profesi, tingkat ekonomi dan status


Persyaratan permukiman meliputi faktor sosial
lingkungan dan aksesibilitas tinggi. Faktor - Rumah Sederhana:
lingkungan fisik dan non fisik sangat berpe- Rumah sederhana adalah rumah yang
ngaruh terhadap kondisi suatu permukiman. dibangun diatas lahan seluas 54m2–200m2
Keadaan lingkungan perumahan yang baik dan biaya pembangunan per m2 tidak
akan diikuti oleh meningkatnya tingkat melebihi dari harga satuan per m2
kehidupan para penghuninya. tertinggi untuk pembangunan perumahan
Kualitas lingkungan mencerminkan dinas pemerintah kelas C yang berlaku.
kualitas hidup manusia yang ada didalamnya. - Rumah Menengah
Menurut Amos Rapport (1987), komponen Rumah menengah adalah rumah yang
kualitas lingkungan dapat dibagi menjadi: dibangun diatas tanah dengan luas antara
a. Variabel lokasi: jarak kepusat pelayanan, 200m2–500m2 dan biaya pembangunan
iklim dan topografi per m2 antara satuan per m2 tertinggi
b. Variabel fisik: organisasi ruang yang untuk pembangunan perumahan dinas
jelas, udara bersih dan tenang pemerintah kelas C sampai kelas A yang
c. Variabel psikologis: kepadatan penduduk berlaku.
dan kemewahan - Rumah Mewah.
d. Variabel sosial ekonomi: suku, status Rumah mewah adalah rumah yang
sosial, tingkat kriminalitas dan sistem dibangun diatas tanah dengan luas antara
pendidikan 200m2–500m2 dan/atau biaya pemba-
Bintarto (1987) menyatakan bahwa ngunan per m2 diatas harga satuan per m2
lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap tertinggi untuk pembangunan dinas
permukiman mencakup aspek-aspek: pemerintah kelas A yang berlaku.
a. Tipologi: meliputi unsur letak, luas, Pemilihan lokasi perumahan
bentuk dan batas. Persepsi perumahan lebih banyak
b. Biotis: meliputi unsur manusia dikaitkan dengan tingkat pendapatan dan
c. Abiotis: meliputi unsur tanah, air, dan lokasi perumahan menurut masyarakat.
iklim Menurut teori struktur internal perkotaan dari
Sedangkan lingkungan non fisik atau Burgess, dijelaskan bahwa faktor lokasi
lingkungan sosial ekonomi yang berpengaruh sangat penting bagi tingkat penghasilan.
terhadap permukiman mencakup aspek- Pilihan lokasi akan hunian umumnya akan
aspek: berusaha mendekati lokasi aktivitasnya
a. Sosial: meliputi unsur tradisi, adat, namun dalam perkembangan penggunaan
keluarga, sosial masyarakat dan lembaga. lahan diperkotaan akan lebih dititik beratkan
b. Ekonomi: meliputi transportasi, perda- pada segi ekonomi lahan.
gangan dan pertanian Persoalan utama dalam penyediaan
c. Budaya: meliputi unsur pendidikan, aga- perumahan ialah :
ma, bahasa dan kesenian. a. Luas perumahan
d. Politik: meliputi pemerintah dan ke- b. Harga rumah relatif terhadap pendapatan
partaian. masyarakat
Klasifikasi Hunian c. Kualitas lingkungan
Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga d. Diskriminasi rasial (White dalam
Menteri tentang Pedoman Pembangunan Catanese dan Snyder, 1992)
Perumahan dan Pemukiman dengan Ling- Masalah yang berkaitan dengan kelom-
kungan Hunian yang berimbang menegaskan pok sasaran penghuni adalah masalah lokasi.
bahwa pembangunan perumahan dan Bagi golongan masyarakat berpenghasilan
pemukiman diarahkan untuk mewujudkan rendah dan sedang, aspek lokasi akan
kawasan lingkungan yang berimbang mempunyai implikasi ekonomi karena
meliputi rumah sederhana, rumah menengah keterkaitannya dengan tempat kerja dan
dan rumah mewah dengan perbangdingan fasilitas sosial. Jarak yang jauh dengan
dan kriteria tertentu. Tujuannya adalah agar tempat kerja dan fasilitas sosial berarti akan
kawasan tersebut dapat menampung secara menambah persentase pengeluaran ongkos
serasi antara kelompok masyarkat dari transportasi dibandingkan seluruh pengelu-
aran rutin keluarga.

174
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (170-184)

Kualitas kehidupan yang berupa batasan kemunduran dan berbagai


kenyamanan dan keamanan dari suatu rumah kendala lain yang berkaitan.
sangat ditentukan oleh lokasinya. Daya tarik 2. Sarana.
dari suatu lokasi ditentukan oleh dia hal yaitu Suatu proyek membutuhkan pemasangan
aksesibilitas dan lingkungan. Aksesibilitas air, gas, listrik, telepon, tanda bahaya
merupakan daya tarik yang ditentukan oleh (alarm), jaringan drainase.
kemudahan dalam pencapaian keberbagai 3. Faktor teknis.
pusat kegiatan seperti pusat perdagangan, Bagaimana keadaan tanah, topografi, dan
pusat pendidikan, daerah industri, jasa drainase yang mempengaruhi desain
pelayanan perbankan, tempat rekreasi, tempai atau desain bangunan
pelayanan pemerintahan,, jasa profesional, 4. Lokasi.
dan bahkan merupakan perpaduan antara Yang dipertimbangkan adalah pemasa-
semua kegiatan tersebut (Luhst, 1977). rannya, aksesibilitas, dilewati kendaraan
Menurut Bourne (1975), faktor lingku- umum dan dilewati banyak pejalan kaki.
ngan yang menjadi pertimbangan dalam 5. Estetika
memilih lokasi perumahan meliputi: Bagaimana view yang ada dimanfaatkan
a. Aksesibilitas ke pusat kota: jalan raya sebaik mungkin.
utama, sekolah dan tempat rekreasi. 6. Masyarakat
b. Karakteristik fisik dan lingkungan Yang dipertimbangkan adalah dampak
pemukiman: Kondisi jalan, pedestrian, pembangunan perumahan tersebut terha-
pola jalan dan ketenangan. dap masyarakat sekitar, kemacetan lalu
c. Fasilitas dan pelayanan: kualitas dari lintas dan kebisingan
utilitas, sekolah, polisi, dan pemadam 7. Fasilitas pelayanan.
kebakaran. Yang dipertimbangkan adalah aparat
d. Lingkungan sosial: pemukiman bergeng- kepolisian, pemadam kebakaran, pem-
si, komposisi sosial ekonomi, etnis dan buangan sampah dan fasilitas sekolah
demografi. 8. Biaya.
e. Karakteristik site rumah: luas tanah, luas Yang dimaksud dengan biaya adalah
bangunan, jumlah kamar dan biaya tanah/lahan yang murah.
pemeliharaan.
Menurut Drabkin (1980), ada beberapa
faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan METODOLOGI PENELITIAN
lokasi perumahan yang secara individu
berbeda satu sama lain yaitu : Penelitian dilakukan pada perumahan-
a. Aksesibilitas yaitu terdiri dari kemudahan perumahan dikota Manado Provinsi
transportasi dan jarak ke pusat kota Sulawesi Utara selang bulan Mei–Juni
b. Lingkungan, dalam hal ini terdiri dari 2010.
lingkungan sosial dan fisik seperti Pelaksanaan penelitian ini mengikuti
kebisingan, polusi dan lingkungan yang diagram alir pada Gambar 2.
nyaman
c. Peluang kerja yang tersedia, yaitu Teknik Pengolahan Data
kemudahan seseorang dalam mencari Pengolahan data untuk menyelesaikan
pekerjaan untuk kelangsungan hidupnya. permasalahan–permasalahan dalam peneli-
d. Tingkat pelayanan, lokasi yang dipilih tian sebagaimana yang dijelaskan dalam
merupakan lokasi yang memiliki rumusan masalah dapat dijelaskan sebagai
pelayanan yang baik dalam hal sarana dan berikut:
prasarana. 1. Matriks Data
Dari banyak kriteria yang mempe- Data hasil kuesioner ditabulasikan ber-
ngaruhi pemilihan tempat, yang paling utama dasarkan jawaban–jawaban dari respon-
menurut Catanese (1992) adalah : den, setelah sebelumnya diberikan
1. Hukum dan lingkungan. pengkodean untuk variabel–variabel
Akankah hukum yang berlaku meng- yang ada. Tabulasi data tersebut
ijinkan didirikannya gedung dengan selanjutnya disusun dalam bentuk
ukuran tertentu, persyaratan tempat matriks individu–variabel berukuran
parkir, tinggi maksimum gedung, batasan-

175
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (170-184)

(nxp) dalam hal ini n merupakan koefisien korelasi (r hitung) dengan


individu dan p merupakan variabel. nilai r tabel untuk derajat kebebasannya
Setelah matriks data disusun, maka (df = degree of freedom) n – k, dimana
terlebih dulu dilakukan uji validitas dan n adalah jumlah sampel dan k adalah
uji reliabilitas terhadap data. jumlah variabel pada tingkat
signifikansi 5% ( = 0,05).
3. Uji Reliabilitas
Identifikasi Masalah Studi Literatur Uji reliabilitas atau uji kehandalan yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa
jauh suatu alat ukur dapat dipercaya
Perumusan Masalah untuk melakukan pengukuran.
Kehandalan berkaitan dengan estimasi,
sejauh mana suatu alat ukur konsisten
Tujuan Penelitian apabila pengukuran akan dilakukan
berulang pada sampel yang berbeda.
Apabila suatu alat ukur digunakan
Penyusunan Kuesioner berulang dan hasil pengukuran yang
diperoleh relatif konsisten maka alat
ukur tersebut bisa dikatakan handal
Pengumpulan Data (reliable) dan sebaliknya, bila suatu alat
ukur digunakan secara berulang dan
hasil dari pengukuran yang diperoleh
Pengolahan Data tidak konsisten dengan hasil peng-
ukuran sebelumnya maka alat tersebut
dianggap tidak reliable.
Analisis & Pembahasan 4. Korelasi Matriks
Analisis faktor didasarkan pada korelasi
antara variabel yang diukur, korelasi
Kesimpulan & Saran matriks berisi koefisien interkorelasi
variabel yang harus dihitung.
5. Ekstraksi Faktor
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian Metode yang digunakan untuk men-
dapatkan solusi faktor yaitu Principal
2. Uji Validitas Component Analysis. Tujuannya untuk
Uji validitas untuk daftar pertanyaan mendapatkan jumlah faktor minimum
dan pernyataan yang diajukan yaitu untuk mewakili sejumlah data. Setelah
untuk mengukur sah atau valid tidaknya diperoleh data yang telah lolos uji maka
suatu kuesioner. Kuesioner akan dapat dilakukan ekstraksi terhadap
dikatakan valid bila pertanyaan dari variabel–variabel tersebut. Jumlah
kuesioner tersebut mampu untuk variabel yang terbentuk dapat dilihat
mengungkapkan sesuatu yang akan dari angka eigenvalues pada tabel total
diukur oleh kuesioner tersebut. Suatu variance explained. Hanya faktor
instrumen akan bisa dikatakan valid dengan eigenvalues lebih dari 1 atau
apabila mampu mengukur apa yang lebih besar dianggap signifikan, faktor
diinginkan dan dapat mengungkapkan dengan eigenvalues kurang dari 1
data dari variabel yang akan diteliti diabaikan. Eigenvalues adalah sebuah
secara tepat. perbandingan antara varians umum dan
Untuk mengukur validitas dari varians spesifik dengan faktor ekstraksi.
kuesioner bisa dilakukan dengan Alasan untuk menggunakan kriteria
menghitung korelasi antara skor eigenvalues adalah jumlah varians
masing-masing item dari pertanyaan umum yang dijelaskan oleh faktor yang
dengan total skor yang terdapat pada diekstraksi harus setidaknya sama
konsep sehingga hal tersebut disebut dengan varians yang dijelaskan oleh
analisis butir/item. Uji signifikansi variabel tunggal (varians spesifik) untuk
dilakukan dengan membandingkan nilai interpretasi. Eigenvalues lebih besar

176
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (170-184)

dari 1 menunjukkan varians lebih umum yang bergelombang dengan puncak setinggi
daripada varians spesifik yang 200 meter. Sedangkan pulau Manado Tua
dijelaskan oleh faktor. adalah pulau gunung dengan ketinggian ±750
6. Rotasi Faktor meter. Perairan teluk Manado memiliki
Faktor–faktor yang dihasilkan dalam kedalaman 2 – 5 meter dipesisir pantai
fase awal ekstraksi sering sulit sampai 2.000 meter.
diinterpretasikan karena kurang meng- Batas administrasi dan wilayah pemerintahan
gambarkan perbedaan diantara faktor– Kota Manado adalah:
faktor yang ada, sehingga perlu dilaku-  Batas wilayah Utara:
kan proses factor rotation atau rotasi Kabupaten Minahasa Utara
faktor. Tujuannya untuk memperjelas  Batas wilayah Timur:
variabel yang masuk ke dalam faktor Kabupaten Minahasa
tertentu.  Batas wilayah Selatan:
Ada dua kelas utama rotasi faktor, Kabupaten Minahasa
sebagai berikut :  Batas wilayah Barat:
a. Orthogonal Rotation, adalah proses Teluk Manado
rotasi memutar sumbu 90°. Tiga Kota Manado memiliki topografi tanah
metode rotasi orthogonal terdiri atas yang bervariasi untuk tiap kecamatan. Secara
varimax, quartimax dan equimax. keseluruhan Kota Manado memiliki keadaan
b. Oblique Rotation, adalah proses tanah yang berombak sebesar 37,95 % dan
rotasi memutar sumbu ke kanan, dan dataran landai sebesar 40,16 % dari luas
tidak harus dipertahankan 90°. wilayah. Sisanya keadaan tanah yang
Metode dari rotasi oblique terdiri berbukit dan bergunung.
atas oblimin, promax, orthoblique Ketinggian dari permukaan laut pada tiap-
dan lainnya. tiap kecamatan cukup bervariasi. secara
7. Pemberian nama faktor keseluruhan sebesar 92,15% dari luas
Setelah faktor terbentuk, maka proses wilayah terletak pada ketinggian 0 – 240
dilanjutkan dengan menamakan faktor meter dari permukaan laut. Hal ini
yang ada. disebabkan tekstur alam Kota Manado yang
berbatasan dengan pantai dan dengan kontur
tanah yang berombak dan berbukit.
TINJAUAN UMUM KOTA MANADO
Pemerintahan
Letak Geografis dan Topografi
Berdasarkan PERDA nomor 4 tanggal
Kota Manado terletak diujung jazirah
27 September tahun 2000 tentang perubahan
utara pulau Sulawesi pada posisi geografis
status desa menjadi kelurahan dikota Manado
1240 40’ – 1240 50’ BT dan 10 30’ – 10 40’
dan PERDA no 5 tanggal 27 September 2000
LU. Iklim dikota ini adalah iklim tropis
tentang pemekaran kecamatan dan kelurahan
dengan suhu rata-rata 240 – 270 C. Curah
diwilayah Kota Manado, maka jumlah
hujan rata-rata3,187 mm/tahun. Intensitas
kecamatan dan kelurahan sekarang ádalah
penyinaran matahari rata - rata 35% dan
sebagai berikut :
kelembaban nisbi ± 84 %.
Luas wilayah daratan adalah 15.726 Tabel 1. Jumlah Kecamatan dan Kelurahan
hektar. Manado juga merupakan kota pantai
LUAS
yang memiliki garis pantai sepanjang 18.7 No KECAMATAN
JUMLAH
WILAYAH
kilometer. Kota ini juga dikelilingi oleh KELURAHAN
(ha)
perbukitan dan barisan pegunungan. Wilayah 1 Malalayang 9 1.640,00
daratannya didominasi oleh kawasan 2 Sario 7 144,80
3 Wanea 9 659,95
berbukit dengan sebagian dataran rendah 4 Wenang 12 279,50
dibagian pantai. Interval ketinggian dataran 5 Tikala 12 1.588,40
antara 0 – 40 % dengan puncak tertinggi 6 Mapanget 11 4.913,55
digunung Tumpa. Wilayah perairan Kota 7 Singkil 9 587,13
8 Tuminting 10 700,17
Manado meliputi Pulau Bunaken, Pulau 9 Bunaken 8 5.212,50
Siladen dan Pulau Manado Tua. Pulau Sumber: BPS
Bunaken dan Siladen memiliki topografi

177
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (170-184)

Jumlah Penduduk terbangun ádalah sebanyak 67 perumahan.


Kota Manado memiliki penduduk Wilayah Kecamatan Mapanget merupakan
berjumlah 377.685 orang. Penyebarannya lokasi perumahan yang terbanyak. Hal ini
tidak merata karena ada daerah/wilayah disebabkan oleh luas wilayah kecamatan
kecamatan yang memiliki rasio kepadatan yang besar dan lokasinya cukup strategis
yang tinggi dan ada yang memiliki ratio yaitu berada diwilayah pengembangan kota
kepadatan rendah. Hal ini dapat dilihat dari wilayah Timur. Daerah ini juga merupakan
perbandingan luas wilayah dengan jumlah daerah pintu masuk dari wilayah lain seperti
penduduk yang ada. Untuk daerah yang dari Bitung dan Minahasa Utara. Kecamatan
memiliki kepadatan yang tinggi yaitu Mapanet juga memiliki fasilitas strategis
Kecamatan Tikala dengan jumlah penduduk seperti Bandar Udara Sam Ratulangi sebagai
mencapai 17,008% sedangkan Kecamatan pintu gerbang masuk ke daerah Sulawesi
Bunaken memiliki jumlah penduduk rendah Utara.
yaitu 5,080%. Hal ini disebabkan oleh letak Wilayah Kecamatan Malalayang ter-
wilayah Kecamatan Tikala yang cenderung masuk lokasi perumahan yang cukup banyak.
dekat dengan pusat kota sedangkan Wilayah Hal ini disebabkan karena wilayah ini
Kecamatan Bunaken relatif jauh dari pusat merupakan daerah pintu masuk dari daerah
kota barat kota dan selatan kota seperti dari
Minahasa Selatan dan Kotamobagu. Selain
Tabel 2. Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan itu daerah ini juga merupakan daerah
JUMLAH PERSENTASE pengembangan kota diwilayah bagian barat.
No KECAMATAN
PENDUDUK (%) Wilayah Kecamatan Tikala juga ádalah
1 Malalayang 54.959 13,405 daerah pengembangan perumahan yang
2 Sario 23.198 5,658
3 Wanea 56.962 13,893 cukup banyak. Hal ini disebabkan karena
4 Wenang 32.979 7.966 wilayah ini masih memiliki lahan yang
5 Tikala 69.734 17,008 cukup luas disertai adanya jalan lingkar kota
6 Mapanget 53.194 12,974
7 Singkil 46.721 11,395
(ring road) yang menjadi akses utama.
8 Tuminting 52.098 12,705 Daerah ini juga sebagai pintu masuk dari
9 Bunaken 20.828 5,080 daerah Tomohon, Minahasa dan dari
Sumber: BPS Minahasa Utara.

Perumahan
Lokasi perumahan yang ada dikota HASIL DAN PEMBAHASAN
Manado tersebar di sekitar daerah pinggiran
kota. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan A. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi
lahan yang masih kosong yang ada terletak di Pemilihan Lokasi Perumahan
wilayah tersebut. Wilayah kota Manado I. Promosi
memiliki 9 kecamatan dengan komposisi 1. Promosi dari developer
wilayah bervariasi. Sebagian wilayah keca- 2. Promosi dari teman, saudara, kenalan
matan terletak didaerah pusat kota, 3. Kredibilitas developer
sementara yang lainnya memiliki wilayah 4. Arahan / petunjuk dari tempat kerja
yang berbatasan dengan daerah/kabupaten 5. Mencari sendiri
lain. Secara umum, sebaran perumahan II. Lokasi
berada di 6 (enam) kecamatan tetapi sebaran 1. Dekat dengan tempat kerja / usaha
perumahan terbanyak terkonsentrasi pada 2. Dekat dengan pusat kota
tiga kecamatan yang wilayahnya berada di 3. Dekat dengan pusat perbelanjaan
pinggiran kota Manado. Wilayah tersebut 4. Dekat dengan tempat pendidikan
meliputi: Kecamatan Malalayang, Keca- 5. Mudah pulang ke kampung halaman
matan Tikala dan Kecamatan Mapanget. 6. Dilalui angkutan umum
Sementara tiga kecamatan lainnya hanya 7. Lingkungan sosial baik
memiliki lokasi perumahan sedikit/terbatas 8. Pemandangan (view) yang baik
yaitu Kecamatan Bunaken, Kecamatan III. Harga
Singkil dan Kecamatn Tuminting. 1. Lebih terjangkau dari perumahan
Sesuai data yang diperoleh dari Dinas lain
Tata Kota Manado, jumlah perumahan yang

178
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (170-184)

2. Memiliki fasilitas kredit jumlah variabel. Jumlah faktor yang ter-


3. Besarnya diskon bentuk dilihat pada angka Initial Eigenvalues
4. Harga jual kembali yang sama dengan atau lebih besar dari satu
IV. Fasilitas ( ).
1. Air bersih tersedia Disimpulkan bahwa ke-12 komponen
2. Listrik tersedia utama pertama telah mampu menerangkan
3. Telepon tersedia keragaman data sebesar persentase kumulatif
4. Ketersediaan provider telekomuni- yaitu 78,319%. Kemudian diperoleh
kasi variabel–variabel yang mengelompok mem-
5. Sarana rekreasi dalam kompleks bentuk sebuah faktor. Tabel component
6. Taman lingkungan (ruang terbuka matrix menunjukkan distribusi variabel pada
hijau) dua belas faktor yang terbentuk, namun hasil
7. Sarana olahraga dari matriks ini perlu dilakukan proses rotasi
8. Ruko / tempat belanja terlebih dahulu untuk memperjelas variabel
9. Tempat ibadah yang masuk ke dalam faktor tertentu.
10. Drainase/saluran air yang terinte- Dalam matriks, angka–angka yang
grasi di lingkungan perumahan tertera pada tiap kolom disebut loading
V. Aksesibilitas / Capaian factor yang menunjukkan korelasi antara
suatu variabel dengan masing–masing faktor
1. Berada di jalan utama / jalan raya
yang terbentuk.
2. Dekat dari jalan utama
Masing–masing variabel dikelompok-
3. Jalan lingkungan / perumahan baik
kan kedalam komponen menurut angka
4. Ada jalan alternatif
loading factor terbesarnya.
5. Kualitas jalan ke lokasi perumahan
 Variabel “Listrik tersedia” memiliki
baik
loading factor 0,823 pada komponen 1
VI. Karakteristik dan loading factor -0,494 pada komponen
1. Model rumah 2, sehingga dimasukkan dalam komponen
2. Luas tanah / lahan 1.
3. Luas bangunan  Variabel “Lingkungan sosial baik”
4. Mutu bangunan memiliki loading factor 0,803 pada
VII. Kenyamanan komponen 1, dan loading factor -0,473
1. Keamanan terjamin pada komponen 2, sehingga digabungkan
2. Lingkungan bersih dalam komponen 1.
3. Bebas kebisingan lalu lintas  Variabel “Air bersih tersedia” memiliki
4. Bebas banjir loading factor 0,780 pada komponen 1,
5. Jaminan pelayanan dari developer loading factor 0,371 pada komponen 2
baik dan loading factor -0,499 pada komponen
3, sehingga dimasukkan dalam komponen
B. Hasil Penelitian 1.
Sebelum diolah lebih lanjut, terlebih  Variabel “Kualitas jalan lokasi
dahulu dilakukan uji validitas dan uji perumahan baik” memiliki loading factor
reliabilitas terhadap data hasil kuesioner. 0,752 pada komponen 1, loading factor
Dari hasil uji validitas diperoleh bahwa 0,347 pada komponen 2 dan loading
semua variabel adalah valid. factor -0,461 pada komponen 3, sehingga
Berdasarkan hasil yang diperoleh dimasukkan dalam komponen 1.
dengan Analisis Komponen Utama  Variabel “Jaminan pelayanan dari
(Principal Component Analysis) dengan developer baik” memiliki loading factor
program SPSS, maka terbentuk 12 0,706 pada komponen 1, loading factor
komponen utama. Jumlah komponen yang 0,333 pada komponen 2 dan loading
terbentuk diketahui melalui angka Initial factor -0,427 pada komponen 3, sehingga
Eigenvalues. Angka–angka Initial Eigen- dimasukkan dalam komponen 1.
values menunjukkan kepentingan faktor  Variabel “Mencari sendiri” memiliki
masing-masing variabel dalam menghitung loading factor 0,583 pada komponen 1,
varians keseluruhan variabel yang dianalisis. sehingga dimasukkan dalam komponen 1.
Component menunjukkan jumlah faktor atau

179
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (170-184)

 Variabel “Dekat dengan jalan utama” 0,427 pada komponen 6, loading factor
memiliki loading factor 0,540 pada 0,404 pada komponen 7 sehingga
komponen 1, loading factor -0,331 pada dimasukkan dalam komponen 1.
komponen 5, sehingga dimasukkan dalam  Variabel “Promosi dari teman, saudara,
komponen 1. kenalan.” memiliki loading factor 0,436
 Variabel “Dekat dengan tempat pada komponen 1, loading factor 0,373
pendidikan” memiliki loading factor pada komponen 4, loading factor 0,345
0,527 pada komponen 1, loading factor pada komponen 6 sehingga dimasukkan
0,367 pada komponen 6, loading factor - dalam komponen 1.
0,374 pada komponen 9, loading factor  Variabel “Keamanan terjamin.” memiliki
0,383 pada komponen 12 sehingga loading factor 0,412 pada komponen 1,
dimasukkan dalam komponen 1. loading factor 0,350 pada komponen 3,
 Variabel “Dekat dengan tempat loading factor -0,341 pada komponen 6
kerja/usaha” memiliki loading factor sehingga dimasukkan dalam komponen 1.
0,517 pada komponen 1, loading factor -  Variabel “Ada jalan alternatif.” memiliki
0,344 pada komponen 10, sehingga loading factor 0,427 pada komponen 1,
dimasukkan dalam komponen 1. loading factor -0,836 pada komponen 2
 Variabel “Jalan lingkungan/perumahan sehingga dimasukkan dalam komponen 1.
baik” memiliki loading factor 0,566 pada  Variabel “Lebih terjangkau dari
komponen 1, loading factor 0,366 pada perumahan lain.” memiliki loading factor
komponen 2, loading factor 0,406 pada 0,417 pada komponen 1, loading factor -
komponen 10 sehingga dimasukkan 0,819 pada komponen 2 sehingga
dalam komponen 1. dimasukkan dalam komponen 1.
 Variabel “Arahan/petunjuk dari tempat  Variabel “Luas tanah/lahan.” memiliki
kerja.” memiliki loading factor 0,509 loading factor 0,466 pada komponen 1,
pada komponen 1, loading factor 0,364 loading factor -0,790 pada komponen 2
pada komponen 10, sehingga dimasukkan sehingga dimasukkan dalam komponen 1.
dalam komponen 1.  Variabel “Memiliki fasilitas kredit.”
 Variabel “Dekat dengan pusat memiliki loading factor 0,332 pada
perbelanjaan” memiliki loading factor komponen 2, loading factor -0,430 pada
0,508 pada komponen 1, loading factor komponen 7 sehingga dimasukkan dalam
0,361 pada komponen 7, sehingga komponen 2.
dimasukkan dalam komponen 1.  Variabel “Berada dijalan utama / jalan
 Variabel “Besarnya diskon” memiliki raya.” memiliki loading factor 0,601 pada
loading factor 0,498 pada komponen 1, komponen 3, sehingga dimasukkan dalam
loading factor -0,393 pada komponen 3, komponen 3.
loading factor 0,407 pada komponen 4,  Variabel “Harga jual kembali.” memiliki
loading factor -0,362 pada komponen 7 loading factor 0,563 pada komponen 3,
sehingga dimasukkan dalam komponen 1. loading factor -0,358 pada komponen 9
 Variabel “Sarana Olah Raga” memiliki sehingga dimasukkan dalam komponen 3.
loading factor 0,484 pada komponen 1,  Variabel “Ketersediaan provider tele-
loading factor -0,399 pada komponen 4, komunikasi.” memiliki loading factor
sehingga dimasukkan dalam komponen 1. 0,423 pada komponen 1, loading factor
 Variabel “Pemandangan (view) yang 0,508 pada komponen 4 loading factor
baik.” memiliki loading factor 0,480 pada 0,365 pada komponen 5 sehingga
komponen 1, loading factor -0,337 pada dimasukkan dalam komponen 4.
komponen 4, loading factor 0,331 pada  Variabel “Promosi dari developer.”
komponen 6 sehingga dimasukkan dalam memiliki loading factor 0,428 pada
komponen 1. komponen 1, loading factor 0,460 pada
 Variabel “Mutu bangunan.” memiliki komponen 4 sehingga dimasukkan dalam
loading factor 0,475 pada komponen 1, komponen 4.
sehingga berada dalam komponen 1.  Variabel “Mudah pulang ke kampung
 Variabel “Taman Lingkungan (ruang halaman.” memiliki loading factor 0,405
terbuka hijau)” memiliki loading factor pada komponen 1, loading factor -0,548
0,455 pada komponen 1, loading factor - pada komponen 2 loading factor 0,426

180
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (170-184)

pada komponen 5 sehingga dimasukkan loading factor -0,393 pada komponen 9


dalam komponen 5. loading factor 0,473 pada komponen 10
 Variabel “Dekat dengan pusat kota.” sehingga dimasukkan dalam komponen
memiliki loading factor 0,357 pada 10.
komponen 4, loading factor 0,554 pada  Variabel “Telepon tersedia.” memiliki
komponen 5 loading factor 0,479 pada loading factor 0,381 pada komponen 1,
komponen 6 sehingga dimasukkan dalam loading factor 0,387 pada komponen 5
komponen 5. loading factor 0,390 pada komponen 11
 Variabel “Bebas banjir.” memiliki sehingga dimasukkan dalam komponen
loading factor 0,333 pada komponen 1, 11.
loading factor -0,401 pada komponen 4  Variabel “Dilalui angkutan umum.”
loading factor 0,352 pada komponen 5 memiliki loading factor 0,360 pada
loading factor 0,391 pada komponen 6 komponen 1, loading factor 0,296 pada
sehingga dimasukkan dalam komponen 6. komponen 11 loading factor 0,387 pada
 Variabel “Tempat ibadah.” memiliki komponen 12 sehingga dimasukkan
loading factor 0,363 pada komponen 1, dalam komponen 12.
loading factor 0,443 pada komponen 5 Setelah masing-masing variabel tersebut
loading factor 0,478 pada komponen 6 dikelompokkan kedalam komponen ber-
sehingga dimasukkan dalam komponen 6. dasarkan angka loading factor terbesarnya,
 Variabel “Drainase/saluran air yang maka didapat hasil sebagai berikut.
terinte-grasi dilingkungan perumahan.” Komponen 1
memiliki loading factor 0,403 pada Komponen ini merupakan komponen
komponen 1, loading factor 0,345 pada yang paling berpengaruh diantara komponen-
komponen 5 loading factor 0,503 pada komponen lainnya. Hal ini ditunjukkan
komponen 7 sehingga dimasukkan dalam dengan eigenvalue komponen ini merupakan
komponen 7. yang tertinggi yaitu 9,209. Komponen 1 ini
 Variabel “Sarana rekreasi dalam terdiri atas variabel-variabel:
kompleks.” memiliki loading factor 0,350 1. Listrik tersedia
pada komponen 1, loading factor 0,364 2. Lingkungan sosial baik
pada komponen 3 loading factor 0,473 3. Air bersih tersedia
pada komponen 7 sehingga dimasukkan 4. Kualitas jalan ke lokasi perumahan baik
dalam komponen 7. 5. Jaminan pelayanan dari developer baik
 Variabel “Lingkungan bersih.” memiliki 6. Mencari sendiri
loading factor 0,355 pada komponen 1, 7. Dekat dengan jalan utama
loading factor 0,339 pada komponen 3 8. Dekat dengan tempat pendidikan
loading factor 0,376 pada komponen 8 9. Dekat dengan tempat kerja/usaha
sehingga dimasukkan dalam komponen 8. 10. Jalan lingkungan / perumahan baik
 Variabel “Bebas kebisingan lalu lintas.” 11. Arahan / petunjuk dari tempat kerja
memiliki loading factor 0,400 pada 12. Dekat dengan pusat perbelanjaan
komponen 1, loading factor 0,592 pada 13. Besarnya diskon
komponen 8 loading factor 0,447 pada 14. Sarana olah raga
komponen 9 sehingga dimasukkan dalam 15. Pemandangan (view) yang baik
komponen 8. 16. Mutu bangunan
 Variabel “Model rumah.” memiliki 17. Taman lingkungan (ruang terbuka hijau)
loading factor 0,382 pada komponen 1, 18. Promosi dari teman, saudara,kenalan.
loading factor 0,409 pada komponen 3 19. Keamanan terjamin
loading factor 0,432 pada komponen 9 20. Ada jalan alternatif
sehingga dimasukkan dalam komponen 9. 21. Lebih terjangkau dari perumahan lain.
 Variabel “Ruko/tempat belanja.” Memi- 22 Luas tanah / lahan
liki loading factor 0,384 pada komponen Berdasarkan variabel–variabel yang
1, loading factor 0,359 pada komponen 4 mengelompok pada komponen 1, maka dapat
loading factor 0,393 pada komponen 9 dinamakan aspek Ekonomis dan Kualitas,
sehingga dimasukkan dalam komponen 9. Aspek ini merupakan aspek yang paling
 Variabel “Luas bangunan.” memiliki dominan untuk keseluruhan faktor dengan
loading factor 0,345 pada komponen 1, besar pengaruh sebesar 23,023%

181
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (170-184)

Komponen 2 Berdasarkan variabel–variabel yang


Komponen ini merupakan komponen mengelompok pada komponen 7 ini, maka
kedua yang paling berpengaruh dengan dapat dinamakan aspek Utilitas Lingkungan.
eigenvalue 4,153 dan terdiri atas variabel: Aspek ini memiliki pengaruh sebesar
Memiliki fasilitas kredit. 4,661%.
Berdasarkan variabel pada komponen 2, Komponen 8
maka dapat dinamakan aspek Terjangkau. Komponen ini memiliki eigenvalue 2,135
Aspek ini memiliki pengaruh sebesar dan terdiri atas variabel–variabel:
10,383% 1. Lingkungan bersih
Komponen 3 2. Bebas kebisingan lalu lintas
Komponen ini memiliki eigenvalue Berdasarkan variabel–variabel yang
2,970 dan terdiri atas variabel–variabel: mengelompok pada komponen 8 ini, maka
1. Berada di jalan raya / jalan utama dapat dinamakan aspek Bebas Polusi. Aspek
2. Harga jual kembali ini memiliki pengaruh sebesar 3,841%.
Berdasarkan variabel–variabel yang Komponen 9
mengelompok pada komponen 3, maka dapat Komponen ini memiliki eigenvalue
dinamakan aspek Investasi. Aspek ini 2,472 dan terdiri atas variabel-variabel:
memiliki pengaruh sebesar 7,425% 1. Model rumah
Komponen 4 2. Ruko / tempat belanja
Komponen ini memiliki eigenvalue Berdasarkan variabel–variabel yang
2,472 dan terdiri atas variabel-variabel: mengelompok pada komponen 9, maka dapat
1. Ketersediaan provider telekomunikasi dinamakan aspek Desain. Aspek ini memiliki
2. Promosi dari developer pengaruh sebesar 3,729%.
Berdasarkan variabel–variabel yang Komponen 10
mengelompok pada komponen 4, maka dapat Komponen ini memiliki eigenvalue
dinamakan aspek Kemudahan. Aspek ini 1,306 dan terdiri atas variabel Luas
memiliki pengaruh sebesar 6,181% bangunan.
Komponen 5 Berdasarkan variabel pada komponen
Komponen ini memiliki eigenvalue 10, maka dapat dinamakan aspek Nyaman.
2,135 dan terdiri atas variabel– variabel: Aspek ini memiliki pengaruh sebesar
1. Mudah pulang ke kampung halaman 3,264%.
2. Dekat dengan pusat kota Komponen 11
Berdasarkan variabel–variabel yang Komponen ini memiliki eigenvalue
mengelompok pada komponen 5, maka dapat 1,174 dan terdiri atas variabel Telepon
dinamakan aspek Efisien. Aspek ini memiliki tersedia.
pengaruh sebesar 5,337% Berdasarkan variabel pada komponen
Komponen 6 11, maka dapat dinamakan aspek Teleko-
Komponen ini memiliki eigenvalue munikasi, Aspek ini memiliki pengaruh
1,963 dan terdiri atas variabel–variabel: sebesar 2,936%.
1. Tempat ibadah Komponen 12
2. Bebas banjir Komponen ini memiliki eigenvalue
Berdasarkan variabel yang mengelom- 1,053 dan terdiri atas variabel Dilalui
pok pada komponen 6 ini maka dapat angkutan umum.
dinamakan aspek Aman dan Nyaman. Aspek Berdasarkan variabel pada komponen
ini memiliki pengaruh sebesar 4,908% 12, maka dapat dinamakan aspek Trans-
Komponen 7 portasi. Aspek ini memiliki pengaruh sebesar
Komponen ini memiliki eigenvalue 1,864 2,632%.
dan terdiri atas variabel–variabel: Dari hasil pengolahan data maka didapat
1. Drainase / saluran air yang terintegrasi variabel-variabel yang sangat mempengaruhi
dilingkungan perumahan yang kemudian dikelompokkan dalam faktor
2. Sarana rekreasi dalam kompleks baru seperti pada tabel berikut ini.

182
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (170-184)

Tabel 1. Faktor-faktor Baru


Total
Aspek Variabel Keragaman
(%)
Listrik tersedia
Lingkungan sosial baik
Air bersih tersedia
Kualitas jalan ke perumahan baik
Jaminan pelayanan dari developer yang baik
Mencari sendiri
Dekat dengan jalan utama
Dekat dengan tempat pendidikan
Dekat dengan tempat kerja/usaha
KEPRAKTISAN Jalan lingkungan/perumahan baik
EKONOMIS DAN BERKUALITAS Arahan/petunjuk dari tempat kerja.
23,023
Dekat dengan pusat perbelanjaan
Besarnya diskon
Sarana olah raga
Pemandangan / view yang baik
Mutu bangunan
Taman lingkungan (ruang terbuka hijau)
Promosi dari teman , kenalan, saudara
Keamanan terjamin
Ada jalan alternatif
Lebih terjangkau dari perumahan lain (harga)
Luas tanah/Lahan
TERJANGKAU Memiliki fasilitas kredit 10,383
Berada di jalan utama / jalan raya
INVESTASI 7,425
Harga jual kembali
Ketersediaan provider telekomunikasi
KEMUDAHAN 6,181
Promosi dari developer
Mudah pulang kekampung halaman
EFISIEN 5,337
Dekat dengan pusat kota
Tempat Ibadah
AMAN DAN NYAMAN 4,908
Bebas banjir
Drainase/saluran air yang terintegrasi di lingkungan perumahan
UTILITAS LINGKUNGAN 4,661
Sarana rekreasi dalam kompleks
Lingkungan bersih
BEBAS POLUSI 3,841
Bebas kebisingan lalu intas
Model rumah
DESAIN 3,729
Ruko/tempat belanja
NYAMAN Luas bangunan 3,264
TELEKOMUNIKASI Telepon tersedia 2,936
TRANSPORTASI Dilalui angkutan umum 2,632
Sumber: Hasil Penelitian

PENUTUP (ruang terbuka hijau), promosi dari teman,


kenalan saudara, keamanan terjamin, ada
Kesimpulan jalan alternatif, lebih terjangkau dari
Dari hasil analisa ternyata bahwa faktor- perumahan lainnya (harga), luas tanah/lahan.
faktor yang sangat mempengaruhi pemilihan
perumahan oleh konsumen adalah menyang- Saran
kut aspek kepraktisan, aspek ekonomis dan Saran bagi para pengembang dalam
aspek kualitas yang meliputi variabel merencanakan dan membangun suatu
variabel: listrik tersedia, lingkungan sosial lokasi perumahan adalah:
baik, air bersih tersedia, kualitas jalan - Mempertimbangkan kebutuhan konsu-
keperumahan baik, jaminan pelayanan dari men melalui survey
deveoper yang baik, mencari sendiri, dekat - Memperhatikan sarana dan prasarana
dengan jalan utama, dekat dengan tempat perumahan.
pendidikan, dekat dengan tempat kerja/
usaha, jalan lingkungan/perumahan baik,
arahan/petunjuk dari tempat kerja, dekat DAFTAR PUSTAKA
dengan pusat perbelanjaan, besarnya diskon,
sarana olah raga, pemandangan/view yang Adisasmita. R., 2010. Pembangunan Kawa-
baik, mutu bangunan, taman lingkungan san dan Tata Ruang, Graha Ilmu,
Yogyakarta.

183
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.3 No.3, September 2013 (170-184)

BPS Kota Manado. Kota Manado Dalam Sugiyono, 2007. Statistika Untuk Penelitian,
Angka. http//manadokota.bps.go.id Alfabeta. Bandung.

Budihardjo, E., 2009. Perumahan & Pemuki- Tarore, H., dan R. J. M. Mandagi, 2006.
man di Indonesia. Penerbit PT Alumni, Sistem Manajemen Proyek dan
Bandung. Konstruksi. Tim Penerbit JTS Fakultas
Teknik. Universitas Sam Ratulangi,
DeCoster, J., 1998. Overview of Factor Manado.
Analysis. Retrieved <October, 10th
2010> from http://www.stat-help.com / Zahnd. M., 2009. Pendekatan dalam Peran-
notes.html. cangan Arsitektur, Metode untuk
Menganalisis dan Merancang Arsitektur
Ervianto, I. Wulfram, 2004. Teori–Aplikasi Secara Efektif, Penerbit Kanisius,
Manajemen Proyek Konstruksi, Andi, Yogyakarta
Yogyakarta.
Zahnd. M., 2010. Perancangan Kota Secara
Frick, H., 2003. Rumah Sederhana. Kebijak- Terpadu. Teori Perancangan Kota dan
sanaan Perencanaan dan Konstruksi, Penerapannya. Penerbit Kanisius,
Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Yogyakarta.

Gallion. B. Arthur. Simon Eisner. 1996.


Pengantar Perancangan Kota. Desain
dan Perencanaan Kota. Erlangga.
Jakarta.

Ho, R., 2006. Handbook of Univariate and


Multivariate Data Analysis and
Interpretation with SPSS. Chapman and
Hall /CRC. Boca Raton.

Kerzner, H., 2001. Project Management. A


Systems Approach to Planning, Sche-
duling, and Controlling. Seventh
Edition. John Wiley & Sons, Inc. New
York.

Maslow. A., 1943. Maslow’s Hierarchy of


Needs. Retrieved <October, 10th 2010>
from http://en.wikipedia.org/wiki/
maslow’s hierarchy of needs.

Masyhuri. M. Zainuddin., 2008. Metodologi


Penelitian. Pendekatan Praktis dan
Aplikatif. Refika Aditama. Bandung.

Sastra, M Suparno. E Marlina. 2006.


Perencanaan dan Pengembangan Peru-
mahan. Sebuah Konsep, Pedoman dan
Strategi Perencanaan dan Pengem-
bangan Perumahan, Andi. Yogyakarta

Siregar, Syofian, 2010. Statistika Deskriptif


untuk Penelitian, Rajawali Press,
Jakarta.

184

Anda mungkin juga menyukai