Anda di halaman 1dari 90

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG I GOLONGAN III

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2023

OPTIMALISASI PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP

MANFAAT KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH MELALUI EDUKASI

GIZI DI UPTD PUSKESMAS BABAI

DI SUSUN OLEH :

NAMA : DESI TRIWIJAYANTI, SST

NIP : 199010042022032004

ANGKATAN : XXIII

KELOMPOK : 3

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PEMERINTAH

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2023


LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG I GOLONGAN III

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN 2023

OPTIMALISASI PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP

MANFAAT KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH MELALUI EDUKASI

GIZI DI UPTD PUSKESMAS BABAI

DI SUSUN OLEH :

NAMA : DESI TRIWIJAYANTI, SST

NIP : 199010042022032004

ANGKATAN : XXIII

KELOMPOK : 3

SETUJU UNTUK DISEMINARKAN TANGGAL 16 MEI 2023

MENTOR, COACH,

Ns. ACHMAD ISMAIL, S.Kep Dr. STEPANUS, S.Hut.,MP


NIP. 198907082015031001 NIP. 197202261998031011

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG I GOLONGAN III
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2023

OPTIMALISASI PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP

MANFAAT KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH MELALUI EDUKASI

GIZI DI UPTD PUSKESMAS BABAI

DI SUSUN OLEH :

NAMA : DESI TRIWIJAYANTI, SST

NIP : 199010042022032004

ANGKATAN : XXIII

KELOMPOK : 3

TELAH DISEMINARKAN TANGGAL 16 MEI 2023

MENTOR, PENGUJI, COACH,

Ns. ACHMAD ISMAIL, S.Kep IMA KULATA, S.Sos Dr. STEPANUS, S.Hut.,MP
NIP. 198907082015031001 NIP. 19670101 1986022006 NIP. 197202261998031011

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG I GOLONGAN III

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN 2023

OPTIMALISASI PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP

MANFAAT KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH MELALUI EDUKASI

GIZI DI UPTD PUSKESMAS BABAI

DI SUSUN OLEH :

NAMA : DESI TRIWIJAYANTI, SST

NIP : 199010042022032004

ANGKATAN : XXIII

KELOMPOK : 3

SETUJU UNTUK DISEMINARKAN TANGGAL 15 MARET 2023

MENTOR, COACH,

Ns. ACHMAD ISMAIL, S.Kep Dr. STEPANUS, S.Hut.,MP


NIP. 198907082015031001 NIP. 197202261998031011

iii
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG I GOLONGAN III
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2023

OPTIMALISASI PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP

MANFAAT KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH MELALUI EDUKASI

GIZI DI UPTD PUSKESMAS BABAI

DI SUSUN OLEH :

NAMA : DESI TRIWIJAYANTI, SST

NIP : 199010042022032004

ANGKATAN : XXIII

KELOMPOK : 3

TELAH DISEMINARKAN TANGGAL 15 MARET 2023

MENTOR, PENGUJI, COACH,

Ns. ACHMAD ISMAIL, S.Kep IMA KULATA, S.Sos Dr. STEPANUS, S.Hut.,MP
NIP. 198907082015031001 NIP. 19670101 1986022006 NIP. 197202261998031011

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penyusunan

Rancangan Aktualisasi dengan judul “OPTIMALISASI PENGETAHUAN

REMAJA PUTRI TERHADAP MANFAAT KONSUMSI TABLET TAMBAH

DARAH MELALUI EDUKASI GIZI DI UPTD PUSKESMAS BABAI

KABUPATEN BARITO SELATAN”. Rancangan aktualisasi ini disusun

sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNS

Golongan III Pemerintah Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan

Tengah tahun 2023.

Penulis menyadari dengan kerendahan hati bahwa rancangan

aktualisasi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dukungan dari

banyak pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima

kasih kepada seluruh pihak yang telah turut membantu hingga dapat

terselesaikannya rancangan ini. Ucapan tersebut khususnya kepada:

1. Ibu Sri Widanarni, S.IP,M.Si selaku Kepala BPSDM Provinsi

Kalimantan Tengah yang telah berkenan memberikan kesempatan

kepada kami untuk mengikuti LATSAR CPNS tahun 2023.

2. Bapak Ns.Achmad Ismail,S.Kep selaku Kepala Puskesmas dan

Mentor yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,

nasehat, dan memotivasi dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi.

v
3. Bapak Dr. Stepanus, S.Hut.,MP selaku pengampu materi sekaligus

coach yang telah memberikan ilmu selama proses pembelajaran serta

saran dan arahan selama proses penyusunan rancangan aktualisasi.

4. Ibu Ima Kulata, S.Sos Selaku penguji pada seminar rancangan

aktualisasi

5. Teruntuk Suami tercinta, Anak tercinta, Kedua orang tua, dan seluruh

keluarga yang senantiasa memberikan perhatian, dukungan,

semangat, hiburan, selalu kompak, dan saling membantu.

6. Teman- teman seperjuangan Pelatihan Dasar CPNS Gelombang I

Golongan III Angkatan XXIII Kelompok III Tahun 2023 yang telah

memberi semangat dan bantuan dalam penyusunan rancangan

aktualisasi.

Penulis menyadari bahwa penulisan rancangan ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis memerlukan segala kritik dan saran

yang membangun untuk kesempurnaan rancangan ini. Semoga

rancangan ini dapat bermanfaat.

Barito Selatan, 14 Maret 2023

Penulis

DESI TRIWIJAYANTI, SST

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................... v

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ viii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................. 1

1.2 Identifikasi Isu ............................................................... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ...................................................... 5

1.4 Manfaat ........................................................................ 6

BAB II : GAMBARAN UMUM ORGANISASI ...................................... 7

2.1 Identitas / Profil ............................................................. 7

2.2 Struktur Organisasi ....................................................... 11

2.3 Visi dan Misi ................................................................. 16

2.4 Nilai Organisasi ............................................................ 17

2.5 Role Model ................................................................... 17

BAB III : RANCANGAN AKTUALISASI ............................................... 19

3.1 Nilai – Nilai Dasar PNS ................................................ 19

vii
3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI ..................... 32

3.3 Rancangan Aktualisasi ................................................. 42

3.4 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi .................................. 53

BAB IV : PENUTUP ............................................................................. 54

4.1 Kesimpulan ................................................................... 54

4.2 Saran ............................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 55

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai UPT Puskesmas Babai ............................. 13

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja UPT Puskesmas

Babai .....................................................................................

Tabel 2.3 Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah UPT

Puskesmas Babai .................................................................

Tabel 2.4 Distribusi Jumlah Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja

UPT Puskesmas Babai ........................................................

Tabel 2.5 Jumlah Sarana Fasilitas Penunjang Kesehatan Di

Wilayah Kerja UPT Puskesmas Babai ..................................

Tabel 3.1 Identifikasi Isu .......................................................................

Tabel 3.2 Metode APKL untuk Penentuan isu prioritas .........................

Tabel 3.3 Metode USG untuk Penentuan isu prioritas ..........................

Tabel 3.4 Rencana Aktualisasi ..............................................................

Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Rancangan Aktualisasi .........

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 UPT Puskesmas Babai .....................................................

Gambar 2.2 Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Babai .....................

Gambar 2.3 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Babai

Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan..........

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara, Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan

publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa, serta

berperan untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional melalui

pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, dan

bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setelah UU ini

ditetapkan, Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengupayakan agar

pengangkatan, penempatan, dan promosi pada jabatan sejalan

dengan tata kelola pemerintahan yang baik (good and clean

governance).

Pusat Kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama

dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif dan tidak

mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. (Permenkes no. 43

Tahun 2019).

Salah satu upaya kesehatan masyarakat essensial yang

diselenggarakan Puskesmas Babai adalah pelayanan gizi.

Pelayanan gizi di Puskesmas Babai meliputi pelayanan gizi rawat

jalan, dimana pelayanan gizi rawat jalan adalah serangkaian proses

1
kegiatan asuhan gizi berkesinambungan dimulai dari asesmen awal,

penentuan diagnosa gizi, serta pemberian intervensi gizi, dan

melakukan monitoring serta evaluasi gizi kepada pasien rawat jalan.

Pelayanan gizi di Puskesmas Babai dilakukan di dalam dan

di luar gedung. Pelayanan gizi yang dimaksud meliputi pelayanan

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif pada seluruh siklus

kehidupan sejak dalam kandungan sampai dengan lanjut usia

dengan prioritas kepada kelompok rawan gizi yaitu bayi dan balita,

remaja putri, ibu hamil, dan ibu menyusui. Pelayanan tersebut

meliputi konseling, suplementasi gizi, promosi gizi, pemantauan

pertumbuhan balita, serta penanganan balita yang bermasalah

dengan status gizi.

Salah satu masalah gizi yang menjadi prioritas pemerintah

pada RPJMN 2020-2024 adalah stunting. Bahkan pada tahun 2024,

pemerintah menargetkan penurunan stunting hingga 14%. Stunting

adalah kondisi ketika balita memiliki tinggi badan dibawah rata-rata

pada usianya. Kondisi ini diakibatkan asupan gizi yang diberikan

dalam waktu yang panjang tidak sesuai kebutuhan.

Salah satu intervensi spesifik dalam upaya penurunan

stunting yaitu Program Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada

remaja putri, dimana pemberian tablet tambah darah diharapkan

mencegah remaja putri mengalami anemia. Anemia pada remaja

putri (rematri) akan berdampak pada kesehatan dan prestasi di

sekolah dan nantinya akan berisiko anemia saat menjadi ibu hamil

2
yang dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin

yang tidak optimal serta berpotensi menyebabkan komplikasi

kehamilan dan persalinan serta kematian ibu dan anak. Berdasarkan

data Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 %,

artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia.

Pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri di wilayah

kerja UPTD Puskesmas Babai sudah dilaksanakan setiap tahunnya.

Berdasarkan laporan indikator kinerja gizi tahun 2022, capaian

rematri minum tablet tambah darah sebesar 49.77%, dimana sesuai

dengan Renstra Kemenkes 2020-2024 target persentase remaja

putri mengkonsumsi tablet tambah darah adalah sebesar 54% - 90%.

Sehingga ada beberapa isu yang menyababkan hal ini terjadi

dan dapat di analisis yaitu 1. Kurangnya pengetahuan remaja putri

manfaat mengkonsumsi tablet tambah darah, 2. Kurangnya

kepatuhan remaja putri dalam mengkonsumsi tablet tambah darah,

3. Kurangnya dukungan pihak sekolah dalam pemberian tablet

tambah darah, 4. Kurang optimalnya pelaporan remaja putri minum

tablet tambah darah dari sekolah 5. Kurangnya ketersediaan alat dan

bahan pendukung pemeriksaan remaja putri.

1.2 Identifikasi Isu

Dalam melaksanakan tugas sebagai Nutrisionist di UPT

Puskesmas Babai, penulis menemui beberapa permasalahan yang

3
kemudian penulis angkat sebagai isu kontemporer di tempat kerja

Penulis.

Isu-isu Kontemporer tersebut sebagai berikut :

1) Kurangnya pengetahuan remaja putri manfaat mengkonsumsi

tablet tambah darah

Kurangnya pengetahuan remaja putri akan pentingnya manfaat

mengkonsumsi tablet tambah darah dapat terjadi karena kurang

maksimalnya edukasi tentang manfaat tablet tambah.

2) Kurangnya kepatuhan remaja putri dalam mengkonsumsi tablet

tambah darah

Kurangnya kepatuhan remaja putri dalam mengkonsumsi tablet

tambah darah dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan

yang cukup tentang mengkonsumsi tablet tambah darah dan

ketakutan akan efek samping yang membuat remaja putri

enggan untuk kembali mengkonsumsi tablet tambah darah.

3) Kurangnya dukungan pihak sekolah dalam pemberian tablet

tambah darah

Petugas puskesmas menyerahkan stok tablet tambah darah

kepada pihak sekolah dengan tujuan agar pihak sekolah dapat

membantu mendistribusikan langsung setiap minggunya ke

remaja putri agar terpantau kepatuhan remaja putri dalam

mengkonsumsi tablet tambah darah, namun dari hasil

monitoring pihak sekolah menyerahkan tablet tambah darah

langsung kepada remaja putri untuk beberapa bulan dan jarang

4
mengingatkan remaja putri untuk mengkonsumsi tablet tambah

darah sehingga kepatuhan remaja putri dalam mengkonsumsi

tablet tambah darah tidak terpantau.

4) Kurang optimalnya pelaporan remaja putri minum tablet tambah

darah dari sekolah

Karena kurangnya kepatuhan remaja putri dalam

mengkonsumsi tablet tambah darah sehingga pengisian

pelaporan data ukur dan minum tablet tambah darah pun

kurang maksimal.

5) Kurangnya ketersediaan alat dan bahan pendukung

pemeriksaan remaja putri.

Kurangnya ketersediaan alat dan bahan pendukung

pemeriksaaan Hb sehingga dalam pelaporan kegiatan

pemberian tablet tambah darah kurang optimal disebabkan

keterbatasan dana operasional puskesmas.

1.3 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari rancangan aktualisasi yang akan

penulis laksanakan di UPT Puskesmas Babai

1) Untuk membekali ASN agar mampu mengimplementasikan nilai –

nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) BerAKHLAK (Berorientasi

Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan

Kolaboratif) dalam menjalankan tugas negara ketika memberikan

pelayanan kepada masyarakat.

5
2) Dengan adanya rancangan aktualisasi ini diharapkan ASN dapat

menjadi ASN yang profesional dan berkualitas.

3) Agar dapat memberikan pelayanan publik di bidang kesehatan

yang lebih optimal bagi masyarakat.

4) Untuk mengoptimalkan pengetahuan remaja putri manfaat

mengkonsumsi tablet tambah darah.

1.4 Manfaat

1) Manfaat bagi Penulis

a. Menjadi ASN yang memiliki nilai – nilai dasar ASN

BerAKHLAK dalam melaksanakan pelayanan publik dibidang

kesehatan.

b. Menjadi Nutrisionis yang mampu menjalankan tugas dan

fungsi sebagai ASN di wilayah kerja UPT Puskesmas Babai.

2) Manfaat bagi Organisasi

a. Meningkatkan kualitas pelayanan puskesmas khususnya di

bidang pelayanan gizi yang lebih baik dan optimal.

b. Terciptanya masyarakat wilayah UPT Puskesmas Babai

yang sehat dan mandiri dalam bidang Kesehatan sesuai

dengan visi UPT Puskesmas Babai.

3) Manfaat bagi Masyarakat

Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal

sebagai wujud nilai – nilai dasar BerAKHLAK serta meningkatkan

pengetahuan kesehatan masyarakat.

6
BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

2.1 Identitas / Profil Puskesmas

Puskesmas adalah organisasi fungsional yang

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,

terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat,

dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan

biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya

kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada

pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan

yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada

perorangan.

Puskesmas sesuai dengan fungsi sebagai penyelenggara

UKM dan UKP tingkat pertama menyelengarakan upaya kesehatan

tersebut secara terintegrasi dan berkesinambungan. UKM tingkat

pertama meliputi UKM esensial dan UKM pengembangan.

Upaya Kesehatan Masyarakat esensial meliputi :

1) Upaya Promosi Kesehatan

2) Upaya Kesehatan Lingkungan

3) Upaya Kesehatan Ibu,anak dan keluarga berencana

7
4) Upaya gizi

5) Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit

Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan

1) Upaya Kesehatan Lansia

2) Upaya Kesahatan Sekolah

3) Upaya Kesehatan Gigi/sekolah

4) Upaya Kesehatan lain sesuai dengan keadaan di wilayah

Puskesmas

Upaya Kesehatan Perorangan /UKP

1) Pelayanan Pengobatan

2) Pelayanan KIA/KB/Gizi

3) Pelayanan Laboraturium

4) Klinik Sanitasi

5) Pelayanan P2P/Imunisasi

Untuk melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas harus

menyelenggarakan :

1) Manajemen Puskesmas

2) Pelayanan kefarmasian

3) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat

Puskesmas berperan serta dalam pembangunan, khususnya

dalam pembangunan kesehatan di wilayah masing-masing. Untuk

mencapai tujuan tersebut salah satu syarat yang sangat penting

yaitu partisipasi dari masyarakat secara teratur dan

berkesinambungan. Dalam Perkembangan Puskesmas, sebagian

8
besar program puskesmas juga melibatkan partisipasi aktif

masyarakat.

Dalam hal ini peran Puskesmas Babai dalam pembangunan

kesehatan diwilayah kerja Babai dapat dilihat dari beberapa program

seperti : terdapat 13 posyandu balita, 1 Pusling (Puskesmas

Keliling), 6 Posyandu Lansia, 1 Posyandu PTM ,Pelatihan Kader,

UKGS, UKS, dll.

Pembentukan Puskesmas termasuk dalam Program

Kesehatan Nasional, dengan maksud memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya sehingga

dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi - tingginya.

IDENTITAS UPT PUSKESMAS BABAI

1. Nama Puskesmas : UPT Puskesmas BABAI

2. Alamat Puskesmas : Jl.Kemawang NO. 12 Rt. 17,

Rw 05 Desa babai Kecamatan

Karau Kuala Kabupaten barito

Selatan

3. Nama Kepala Puskesmas : Ns. Achmad Ismail, S.Kep

4. Nomor Telepon : -

5. Tahun Berdiri : 1990

6. Tipe Puskesmas : Non Perawatan

7. Email : puskesmasbabai@yahoo.com

9
Gambar 2.1 UPT Puskesmas Babai

DATA GEOGRAFIS

Puskesmas Babai terletak di wilayah kecamatan Karau

Kuala, yang memiliki wilayah kerja terdiri dari 5 (lima ) desa yaitu :

1) Desa Babai

2) Desa Talio

3) Desa Tampijak

4) Desa Bintang Kurung

5) Desa Teluk Sampudau

Luas Wilayah Kerja Puskesmas Babai memliki luas wilayah kerja 542

Km2 . Dengan rincian sbb:

1) Desa Babai, luasnya : 166 Km2

2) Desa Talio, luasnya : 111 Km2

10
3) Desa Tampijak, luasnya : 103 Km2

4) Desa Bintang kurung, luasnya : 96 Km2

5) Desa Sampudau luasnya : 66 Km2

Secara geografis, kantor wilayah merupakan daerah

pinggiran Sungai Barito. Transportasi antar wilayah kerja UPT

Puskesmas Babai dihubungkan dengan jalur sungai, yang mana jalur

sungai tersebut hanya bisa dilalui memakai speedboat dan perahu

(kelotok) serta sulit dijangkau dengan sarana transportasi darat.

Gambar 2.2 Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Babai

2.2 Struktur Organisasi

Untuk menunjang pelayanan kesehatan yang optimal di

Puskesmas, perlu dilakukan pengorganisasian seluruh staff

puskesmas. Oleh karena keterbatasan jumlah staff, maka beberapa

staf dapat memegang rangkap tugas. Berikut merupakan struktur

organisasi Puskesmas Babai :

11
Gambar 2.3 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Babai
Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan

Dari gambar 2.3 dapat disimpulkan bahwa susunan

organisasi UPTD Puskesmas Babai Kecamatan Karau Kuala

Kabupaten Barito Selatan terdiri dari :

1) Kepala Puskesmas

2) Kasubag Tata Usaha

12
3) PJ UKM

a. UKM Esensial

b. UKM Pengembangan

4) PJ UKP

5) PJ FASYANKES

Saat ini pegawai yang ada di UPT Puskesmas Babai terdiri

dari Pegawai Negeri Sipil (PNS). Calon Pegawai Negeri Sipil

(CPNS),Tenaga Kontrak dan Tenaga Kerja Suka Rela Untuk

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai UPT Puskesmas Babai

No Pegawai Jumlah (Orang) Jumlah


L P
1 Pegawai Negeri Sipil 6 10 16
2 Calon Pegawai Negeri Sipil 1 8 9
3 Tenaga Kontrak 5 10 15
4 Tenaga Kerja Sukarela 1 1 2
Total 13 29 42

DEMOGRAFI

1) Jumlah Penduduk

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja UPT


Puskesmas Babai
Luas Jumlah
Nama Kriteria
No. Wilayah Penduduk Total
Desa Desa
(km2) L P
1 Babai 166 2259 2023 4282 Terpencil
2 Talio 111 1010 1057 2067 Terpencil
3 Tampijak 103 250 192 442 Terpencil
Bintang
4 96 690 801 1491 Terpencil
Kurung

13
5 Sampudau 66 151 146 297 Terpencil
Total 542 4.360 4.219 8.579

2) Pelayanan Kesehatan

a. Fasilitas Sarana Kesehatan

UPTD Puskesmas Babai merupakan Puskesmas

Rawat Jalan, dimana dalam melaksanakan programnya, baik

program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) maupun

Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP). UPTD Puskesmas

Babai memiliki 4 puskesmas pembantu dan 1 poskesdes.

Untuk lebih jelasnya, distribusi pelayanan kesehatan yang

ada di wilayah UPTD Puskesmas Babai dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 2.3 Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah UPT


Puskesmas Babai
No Nama PKM Pustu Poskesdes Posy Posy
Desa Balita Lansia
1 Babai 1 - - 5 2
2 Talio - 1 - 3 1
3 Tampijak - 1 - 1 1
4 Bintang
- 1 1 3 1
Kurung
5 Sampudau 1 - 1 1
Total 1 4 1 13 8

b. Fasilitas Penunjang Kesehatan

Untuk menunjang pelayanan kesehatan yang optimal

di Puskesmas, perlu dilakukan pengorganisasian seluruh

warga atau staff Puskesmas. Oleh karena keterbatasan

14
jumlah staff, maka beberapa staff dapat memegang rangkap

tugas. Berikut merupakan tabel struktur organisasi di UPT

Puskesmas Babai tahun 2022 Distribusi tenaga kesehatan

menurut tingkat pendidikan di wilayah kerja UPT Puskesmas

Babai.

Tabel 2.4 Distribusi Jumlah Tenaga Kesehatan di


Wilayah Kerja UPT Puskesmas Babai
Tempat Bertugas
No Tenaga
Pust Jumlah
. Kesehatan Induk Poskesdes
u
Dokter
1 2 - - 2
Umum
2 Dokter Gigi - - - -
3 Perawat 11 6 17
4 Perawat
1 - - 1
Gigi
5 Bidan 5 4 1 10
6 Apoteker 3 - - 3
7 Asisten
1 - - 1
Apoteker
8 Nutrisionis 3 - - 3
9 Analis
- - - -
Kesehatan
10 Penyuluh
3 - - 3
KesMas
11 Prakarya - - - -
12 Cleaning
2 - - 2
Service
Total 31 10 1 42

Adapun sarana fasilitas penunjang kesehatan di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Babai sebagai berikut.

Tabel 2.5 Jumlah Sarana Fasilitas Penunjang Kesehatan


Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Babai

No Fasilitas Jumlah
1 Rumah dinas dokter 0
2 Rumah dinas kepala puskesmas 1
3 Rumah dinas perawat 2
4 Ambulance 0

15
5 Speedboat 1
6 Sepeda motor dinas 3
7 Komputer 4
8 Kulkas vaksin 2
9 LCD proyektor 1

3) Data Sarana Tempat-tempat Umum

a. Sarana Pendidikan

1. Taman Kanak-kanak : 13

2. SD/ MI : 11 / 3

3. SLTP/ MT : 3 / 1

4. SMU/ MA : 1 / 1

5. Akademi : 0

6. Perguruan Tinggi : 0

7. Pondok Pesantren : 0

b. Sarana Hiburan dan Wisata

Di wilayah Puskesmas tidak terdapat sarana hiburan dan

wisata.

c. Tempat Ibadah

Jenis sarana ibadah yang terdaftar yaitu masjid, langgar,

musholla dan gereja. Dengan perincian sebagai berikut : 5

Masjid, 11 Langgar 3 Gereja.

2.3 Visi Dan Misi

UPT Puskesmas Babai memiliki visi dan misi dalam memberikan

pelayanan. Adapun visi dan misi UPT Puskesmas Babai adalah sebagai

16
berikut :

1) Visi

Terciptanya masyarakat wilayah UPT Puskesmas Babai yang sehat dan

mandiri dalam bidang kesehatan.

2) Misi

a. Meningkatkan pemberdayaan sumber daya masyarakat untuk

pelayanan kesehatan masyarakat.

b. Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat yang

adil, bermutu dan terjangkau.

c. Menjalin kemitraan dengan sektor terkait untuk mewujudkan

perilaku hidup bersih dan sehat.

2.4 Nilai Organisasi

Tata Nilai UPT Puskesmas Babai “SEHAT”

S : Santun ( Bertutur kata sopan dan Berprilaku baik )

E : Empati ( Melayani dengan Sepenuh Hati )

H : Handal ( Memberikan Pelayanan Terbaik oleh Tenaga

Profesional)

A : Akuntabel ( Dapat dipertanggung jawabkan )

T : Teladan ( Menjadi Panutan dan Tauladan Bagi Masyarakat dalam

Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat)

2.5 Role Model

17
Role Model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) sama artinya dengan teladan yaitu suatu

yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh seperti teladan, perbuatan,

sifat dan sebagainya. Dalam hal ini role model bagi penulis adalah

pimpinan puskesmas yaitu bapak Ns. Achmad Ismail, S.Kep. Beliau

adalah pimpinan yang dapat menjadi panutan, inspirasi, contoh, dan

teladan bagi penulis.

Selama beberapa bulan penulis bekerja di instansi tersebut,

penulis melihat bahwa beliau adalah sosok yang bisa menempatkan

diri dimana, kapan, dan bagaimana situasi yang ada. Beliau tetap

berwibawa tanpa membuat batas antara senior dan junior. Beliau

adalah sosok yang ramah, bersahabat dan menjadi penengah.

Beliau selalu memberikan solusi yang terbaik dan objektif

terhadap masalah untuk kepentingan puskesmas. Kedisiplinan,

penampilan, kepedulian terhadap lingkungan sekitar yang beliau

tunjukkan mencerminkan sikap ASN yang berintegritas dan

penerapan nilai-nilai dasar BerAKHLAK dalam kehidupan sehari -

hari. Oleh karena itu, beliau merupakan figur yang cocok untuk

penulis jadikan role model.

18
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Nilai – Nilai Dasar PNS

Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20

Tahun 2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang Implementasi Core

Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara, disebutkan

bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu

strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan

berkelas dunia (World Class Government), Pemerintah telah

meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan

Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa).

Pada tanggal 27 Juli 2021, Presiden Joko Widodo

meluncurkan Core Values dan Employer Branding ASN tersebut,

yang bertepatan dengan Hari Jadi Kementerian PANRB ke-62. Core

Values ASN yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang

merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,

19
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Values

tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh

seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan

tugas dan kehidupan sehari-hari. Berikut ini merupakan rangkuman

dari nilai-nilai ASN BerAKHLAK:

1) Berorientasi Pelayanan

Karena tugas pelayanan publik yang sangat erat kaitannya

dengan pegawai ASN, sangatlah penting untuk memastikan

bahwa ASN mengedepankan nilai Berorientasi Pelayanan dalam

pelaksanaan tugasnya, dimaknai bahwa setiap ASN harus

berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan

masyarakat. Secara lebih operasional, Berorientasi Pelayanan

dapat dijabarkan dengan beberapa kriteria, yakni:

a. ASN harus memiliki kode etik (code of ethics) untuk

menjabarkan pedoman perilaku sesuai dengan tujuan yang

terkandung dari masing-masing nilai. Kode etik juga

terkadang dibuat untuk mengatur hal-hal apa saja yang

secara etis boleh dan tidak boleh dilakukan, misalnya yang

terkait dengan konflik kepentingan. Dalam

menyelenggarakan pelayanan publik jika terjadi konflik

kepentingan maka aparatur ASN harus mengutamakan

kepentingan publik dari pada kepentingan dirinya sendiri.

20
b. Untuk mendetailkan kode etik tersebut, dapat dibentuk

sebuah kode perilaku (code of conducts) yang berisi contoh

perilaku spesifik yang wajib dan tidak boleh dilakukan oleh

pegawai ASN sebagai interpretasi dari kode etik tersebut.

Contoh perilaku spesifik dapat juga berupa bagaimana

penerapan SOP dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat.

c. Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan

menjadikan prinsip melayani sebagai suatu kebanggaan.

Munculnya rasa kebanggaan dalam memberikan pelayanan

akan menjadi modal dalam melaksanakan pekerjaan. Hal ini

juga sejalan dengan employee value proposition atau

employer branding ASN yakni “Bangga Melayani Bangsa”.

Kebanggaan memberikan pelayanan terbaik membantu kita

memberikan hasil optimal dalam melaksanakan tugas

pelayanan. Prinsip melayani juga menjadi dasar dan perlu

diatur dengan prosedur yang jelas.

Berorientasi Pelayanan sebagai nilai dan menjadi dasar

pembentukan budaya pelayanan tentu tidak akan dengan mudah

dapat dilaksanakan tanpa dilandasi oleh perubahan pola pikir

ASN, didukung dengan semangat penyederhanaan birokrasi

yang bermakna penyederhanaan sistem, penyederhanaan proses

bisnis dan juga transformasi menuju pelayanan berbasis digital.

21
Pelayanan yang diberikan aparatur harus merujuk pada

standar yang ditetapkan pemerintah. Standar mutu layanan pada

institusi pemerintah dapat dibedakan dalam dua paradigma, yaitu:

a. standar berbasis peraturan perundang-undangan (producer

view), dan

b. standar berbasis kebutuhan dan kepuasan masyarakat

sebagai pelanggan (consumer view or public view)

Pentingnya nilai Berorientasi Pelayanan bagi seorang ASN

adalah untuk menghasilkan suatu paradigma berpikir bahwa ASN

harus seoptimal mungkin memberikan pelayanan prima kepada

masyarakat. Sehingga diharapkan ada perubahan mindset yang

mempengaruhi ASN dalam bersikap, dan menghasilkan

output/outcome atas perubahan mindset atau paradigma dan

perubahan sikap tersebut. Baik atau buruknya kualitas pelayanan

publik di Indonesia secara nyata akan tercermin juga kepada

hasilnya.

Ke depan, diharapkan nilai berorientasi pelayanan tersebut

dapat menjadi paradigma ASN dalam melaksanakan tugas fungsi

jabatannya termasuk dalam tugas pelayanan, agar mendasari

bagaimana ASN bersikap dan berperilaku, yang secara langsung

akan berdampak pada tujuan unit kerja pada khususnya, dan

cita-cita organisasi pada umumnya yakni menghasilkan birokrasi

yang profesional.

Panduan perilaku berorientasi pelayanan yaitu:

22
a. memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat,

b. ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan, dan

c. melakukan perbaikan tiada henti.

2) Akuntabel

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,

kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari

amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah seorang ASN

menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin

terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN

BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut

adalah :

a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung

jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi

b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik

negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien

c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya

dengan berintegritas tinggi

Aspek - Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut

yaitu akuntabilitas adalah sebuah hubungan, akuntabilitas

berorientasi pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya

laporan, akuntabilitas memerlukan konsekuensi, serta

akuntabilitas memperbaiki kinerja.

23
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens,

2007), yaitu pertama, untuk menyediakan kontrol demokratis

(peran demokrasi); kedua, untuk mencegah korupsi dan

penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); ketiga, untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:

akuntabilitas vertical (vertical accountability), dan akuntabilitas

horizontal (horizontal accountability). Akuntabilitas memiliki 5

tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas

individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan

akuntabilitas stakeholder.

3) Kompeten

Kompetensi menurut Kamus Kompetensi Loma (1998) dan

standar kompetensi dari International Labor Organization (ILO),

memiliki tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku

kompetensi meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang

diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Pengertian yang sama juga digunakan dalam konteks ASN,

kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan

perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan

(Pasal 1 PermenpanRB Nomor 38 Tahun 2017), dan kompetensi

menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesional

dan kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai profesi memiliki

24
kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya,

termasuk mewujudkannya dalam kinerja.

Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017

tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:

a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan

sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan

yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan;

b. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan,

dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan

untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan

c. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan,

keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur,

dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi

dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan

budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai,

moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap

pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja sesuai

dengan peran, fungsi dan Jabatan.

Panduan perilaku kompeten yaitu:

a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan

yang selalu berubah

b. Membantu orang lain belajar

c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik

25
4) Harmonis

Dari laman Wikipedia, Harmoni (dalam bahasa Yunani:

harmonia) berarti terikat secara serasi/sesuai). Dalam bidang

filsafat, harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor

dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat

menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Singkatnya Harmoni

adalah ketertiban alam dan prinsip/hukum alam semesta.

Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal

dari suasana tempat kerja. Energi positif yang ada di tempat

kerja bisa memberikan dampak positif bagi karyawan yang

akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan

internal, dan kinerja secara keseluruhan.

Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan

membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi

yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama,

meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada

pelanggan.

Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun

budaya tempat kerja nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal

tersebut adalah :

a. Membuat tempat kerja yang berenergi

b. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan

kontribusi

c. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi

26
Panduan perilaku harmonis yaitu

a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya

b. Suka menolong orang lain

c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif

5) Loyal

Sifat dan sikap loyal terhadap bangsa dan negara dapat

diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada

pemerintahan yang sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja

sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku,

karena ASN merupakan bagian atau komponen dari

pemerintahan itu sendiri.

Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa

Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara

harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini

timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran

sendiri pada masa lalu.

Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core

Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi

dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan

panduan perilaku:

27
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI

serta pemerintahan yang sah;

b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan

negara; serta

c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.

Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk

mengaktualisasikan panduan perilaku loyal tersebut di atas

diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk

melakukan sesuatu atau hubungan keterikatan dan rasa

tanggung jawab akan sesuatu.

b. Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan

waktu demi keberhasilan suatu usaha yang mempunyai

tujuan yang mulia, dedikasi ini bisa juga berarti pengabdian

untuk melaksanakan cita-cita yang luhur dan diperlukan

adanya sebuah keyakinan yang teguh.

c. Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan,

sumbangsih yang diberikan dalam berbagai bentuk, baik

berupa pemikiran, kepemimpinan, kinerja, profesionalisme,

finansial atau, tenaga yang diberikan kepada pihak lain untuk

mencapai sesuatu yang lebih baik dan efisien.

d. Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran

yang mengembangkan keyakinan bahwa kesetiaan terbesar

28
mesti diberikan untuk negara atau suatu sikap cinta tanah air

atau bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan

tujuan yang diikat sikap-sikap politik, ekonomi, sosial, dan

budaya sebagai wujud persatuan atau kemerdekaan

nasional dengan prinsip kebebasan dan kesamarataan

kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

e. Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa

pikiran, pendapat, ataupun tenaga sebagai perwujudan

kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan

semua itu dilakukan dengan ikhlas.

6) Adaptif

Dalam KBBI diuraikan definisi adaptif adalah mudah

menyesuaikan (diri) dengan keadaan. Sedangkan dalam kamus

Bahasa Inggris, seperti Cambridge menyebutkan bahwa adaptif

adalah “having an ability to change to suit changing conditions”,

atau kemampuan untuk berubah dalam sitauasi yang berubah.

Sedangkan dalam Collins dictionary disebutkan bahwa “adaptive

means having the ability or tendency to adapt to different

situations”, atau adaptif adalah kemampuan atau kecenderungan

untuk menyesuaikan diri pada situasi yang berbeda . Ini artinya

bahwa sebagian besar kamus bahasa memberi penekanan

dalam pengertian adaptif pada hal kemampuan (ability) untuk

menyesuaikan diri.

29
Soekanto (2009) memberikan beberapa batasan pengertian

dari adaptasi, yakni :

a. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.

b. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan

c. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang

berubah.

d. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan

e. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk

kepentingan lingkungan dan sistem.

f. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi

alamiah.

Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk

hidup. Organisasi dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan

beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan

keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga

memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang

ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di

dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam

organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif.

Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk

memastikan keberlangsungan organisasi dalam menjalankan

tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam

organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan

organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur

30
kepemimpinan dan lainnya. Dan budaya adaptif sebagai budaya

ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif

pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi

untuk mencapai tujuannya.

Panduan perilaku adaptif yaitu:

a. Menyesuaikan diri menghadapi perubahan

b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas

c. Bertindak proaktif

7) Kolaboratif

Collaborative governance dalam artian sempit merupakan

kelompok aktor dan fungsi. Ansell dan Gash A (2007:559),

menyatakan Collaborative governance mencakup kemitraan

institusi pemerintah untuk pelayanan publik. Sebuah pendekatan

pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian

aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan

strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya (Davies

Althea L Rehema M. White, 2012).

Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek

pengambilan keputusan, implementasi sampai evaluasi. Berbeda

dengan bentuk kolaborasi lainnya atau interaksi stakeholders

bahwa organisasi lain dan individu berperan sebagai bagian

strategi kebijakan, collaborative governance menekankan semua

aspek yang memiliki kepentingan dalam kebijakan membuat

31
persetujuan bersama dengan “berbagi kekuatan”. (Taylo Brent

and Rob C. de Loe, 2012)

Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting

untuk kolaborasi yaitu:

a. forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga;

b. peserta dalam forum termasuk aktor nonstate;

c. peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan

bukan hanya '‘dikonsultasikan’ oleh agensi publik;

d. forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif;

e. forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan

konsensus (bahkan jika konsensus tidak tercapai dalam

praktik), dan

f. fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.

Panduan perilaku kolaboratif yaitu :

a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk

berkontribusi

b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai

tambah

c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk

tujuan bersama

3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Aparatur Sipil Negara (ASN) berkedudukan sebagai aparatur

negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan

32
instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi

semua golongan dan partai politik. Untuk melanjutkan kedudukannya

Aparatur Sipil Negara (ASN) berfungsi sebagai berikut:

1) Pelaksana kebijakan publik;

2) Pelayan publik; dan

3) Perekat dan pemersatu bangsa

Selanjutnya peran dari Aparatur Sipil Negara (ASN)

perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum

pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan

kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari

intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan

nepotisme.

1) Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)

Pengelolaan atau manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)

pada dasarnya adalah kebijakan dan praktek dalam mengelola

aspek manusia atau sumber daya manusia dalam organisasi

termasuk dalam hal ini adalah pengadaan, penempatan, mutasi,

promosi, pengembangan, penilaian dan penghargaan. Undang -

Undang Nomor 5 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) secara

detail menyebutkan pengelolaan pegawai ini baik untuk PNS

maupun PPPK seperti disebutkan pada bagian Merit sistem.

Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), terdiri dari Manajemen

PNS dan Manajemen PPPK, Pengelolaan Jabatan Pimpinan

Tinggi, Organisasi dan Sistem Informasi. Manajemen PNS

33
Meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,

pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi,

mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,

penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari

tua, dan perlindungan. Manajemen PNS pada Instansi Pusat dan

Instansi daerah dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Aparatur

Sipil Negara (ASN) Republik Indonesia. Korps profesi Aparatur

Sipil Negara (ASN) Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga

kode etik profesi dan standar pelayanan profesi Aparatur Sipil

Negara (ASN); dan mewujudkan jiwa korps Aparatur Sipil Negara

(ASN) sebagai pemersatu bangsa. Untuk menjamin efisiensi,

efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam

Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) diperlukan Sistem

Informasi Aparatur Sipil Negara (ASN). Sistem Informasi

Aparatur Sipil Negara (ASN) diselenggarakan secara nasional

dan terintegrasi antar-Instansi Pemerintah. Sengketa Aparatur

Sipil Negara (ASN) diselesaikan melalui upaya administratif.

Upaya administratif terdiri dari keberatan dan banding

administratif.

2) Smart ASN

Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan

pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media

34
digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia & Wijayanto,

2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna yang memiliki

kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu

mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital

dengan penuh tanggung jawab. Kompetensi literasi digital tidak

hanya dilihat dari kecakapan menggunakan media digital (digital

skills) saja, namun juga budaya menggunakan digital (digital

culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan

aman menggunakan media digital (digital safety). Media digital

digunakan oleh siapa saja yang berbeda latar pendidikan dan

tingkat kompetensi. Karena itu, dibutuhkan panduan etis dan

kontrol diri (self-controlling) dalam menghadapi jarak perbedaan-

perbedaan tersebut dalam menggunakan media digital, yang

disebut dengan Etika Digital. Empat prinsip etika tersebut

menjadi ujung tombak self-control setiap individu dalam

mengakses, berinteraksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi di

ruang digital, sehingga media digital benar-benar bisa

dimanfaatkan secara kolektif untuk hal-hal positif. Etika

merupakan sistem nilai dan norma moral yang menjadi

pegangan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam

mengatur tingkah lakunya K. Bertens (2014: 470). Etiket yang

didefinisikan sebagai tata cara individu berinteraksi dengan

individu lain atau dalam masyarakat (Pratama, 2014: 471). Jadi,

etiket berlaku jika individu berinteraksi atau berkomunikasi

35
dengan orang lain. Sementara etika berlaku meskipun individu

sendirian. Hal lain yang membedakan etika dan etiket adalah

bentuknya, etika pasti tertulis, misal kode etik Jurnalistik,

sedangkan etiket tidak tertulis (konvensi). Smart Aparatur Sipil

Negara (ASN) merupakan aparatur yang memiliki profil

nasionalisme, integritas, wawasan global, hospitality, networking,

penguasaan teknologi informasi, bahasa asing dan

entrepreneurship. Mereka berperan sebagai digital talent dan

digital leader yang mendukung transformasi birokrasi di

Indonesia. Smart Aparatur Sipil Negara (ASN) akan mendorong

birokrasi sejalan dengan semangat revolusi industri. Semua jenis

pelayanan publik dapat diselenggarakan berbasis digital dan

terintegrasi sedemikian rupa sehingga pelayanan publik menjadi

lebih optimal. Secara spesifik, Aparatur Sipil Negara (ASN)

milenial yang akrab dengan teknologi harus mengambil posisi

yang selalu haus akan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan

wawasan dan keterampilan dimanapun, kapanpun, dan situasi

apapun. Adopsi teknologi di berbagai sektor pelayanan publik

dan didukung dengan SDM yang memiliki kemampuan adaptasi

digital yang tinggi, diharapkan mampu meningkatkan daya saing

tata kelola pemerintahan kita.

3.3 Rancangan Aktualisasi

36
Dalam melaksanakan tugas sebagai nutrisionis di UPT

Puskesmas Babai didapatkan beberapa permasalahan selama

bertugas yang kemudian penulis angkat sebagai isu instansi. Isu-isu

tersebut antara lain:

1) Kurangnya pengetahuan remaja putri manfaat mengkonsumsi


tablet tambah darah
2) Kurangnya kepatuhan remaja putri dalam mengkonsumsi tablet
tambah darah
3) Kurangnya dukungan pihak sekolah dalam pemberian tablet
tambah darah
4) Kurang optimalnya pelaporan remaja putri minum tablet tambah

darah dari sekolah

5) Kurangnya ketersediaan alat dan bahan pendukung

pemeriksaan remaja putri.

Tabel 3.1 Identifikasi Isu


No Isu / Permasalahan Sumber Isu Penyebab
1 Kurangnya pengetahuan Pelayanan Kurang maksimal
remaja putri manfaat publik dalam edukasi
mengkonsumsi tablet manfaat tablet
tambah darah tambah darah
2 Pelayanan Pengetahuan
Kurangnya kepatuhan
publik tentang manfaat
remaja putri dalam
tablet tambah
mengkonsumsi tablet
darah yang
tambah darah
kurang
3 Kurangnya dukungan Pelayanan Kurangnya
pihak sekolah dalam publik dukungan dan
pemberian tablet tambah pihak sekolah
darah sering lupa
4 Pelayanan Kurangnya
Kurang optimalnya
publik kepatuhan
pelaporan remaja putri
mengkonsumsi
minum tablet tambah
tablet tambah
darah dari sekolah
darah
5 Kurangnya ketersediaan Manajemen Keterbatasan
alat dan bahan ASN dana operasional

37
pendukung pemeriksaan puskesmas.
remaja putri

Berdasarkan 5 (lima) permasalahan yang telah diperoleh,

maka isu atau permasalahan tersebut diuji dengan menggunakan

alat bantu penilaian kriteria isu yaitu menggunakan metode APKL

dan dilanjutkan dengan metode USG.

Metode APKL terdiri dari :

A (Aktual) = isu dengan hangat dibicarakan,

P (Problematik) = dimensi masalah yang komplek

K (Kekhalayakan) = hajat hidup orang banyak

L (Kelayakan) = masuk akal atau realistis dan relevan

Tabel 3.2 Metode APKL untuk Penentuan isu prioritas


Kriteria APKL
No Isu Keterangan
A P K L
1 Kurangnya pengetahuan
remaja putri manfaat
√ √ √ √ Memenuhi
mengkonsumsi tablet
tambah darah
2 Kurangnya kepatuhan
remaja putri dalam
√ √ √ √ Memenuhi
mengkonsumsi tablet
tambah darah
3 Kurangnya dukungan
pihak sekolah dalam
√ √ √ √ Memenuhi
pemberian tablet tambah
darah
4 Kurang optimalnya
pelaporan remaja putri Tidak
√ √ - √
minum tablet tambah Memenuhi
darah dari sekolah
5 Kurangnya ketersediaan
alat dan bahan Tidak
√ √ - √
pendukung pemeriksaan Memenuhi
remaja putri

38
Berdasarkan hasil analisis diatas, permasalahan yang

memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat sebagai berikut :

Kurangnya pengetahuan remaja putri manfaat

mengkonsumsi tablet tambah darah, hal ini disebabkan karena

masalah ini benar terjadi (aktual), kurang optimalnya eduksi manfaat

tablet tambah darah bagi remaja putri (problematik), apabila tidak

diatasi dikhawatirkan remaja putri enggan/ kurang patuh untuk

mengkonsumsi tablet tambah darah (Kekhalayakan), masalah ini

perlu segera dicari solusinya (layak).

Kurangnya kepatuhan remaja putri dalam mengkonsumsi

tablet tambah darah hal ini disebabkan karena masalah ini benar

terjadi (aktual), kurangnya pengetahuan yang cukup tentang manfaat

tablet tambah darah bagi remaja putri (problematik), apabila tidak

diatasi dikhawatirkan remaja alami anemia/ kekurangan sel darah

merah (Kekhalayakan), masalah ini perlu segera dicari solusinya

(layak).

Kurangnya dukungan pihak sekolah dalam pemberian tablet

tambah darah, hal ini disebabkan karena masalah ini benar terjadi

(aktual), pihak sekolah sering lupa dan kurang mendukung

(problematik), tidak terpantaunya kepatuhan konsumsi tablet tambah

darah akan berpengaruh pada remaja putri (kekhalayakan), masalah

ini perlu segera dicari solusinya (layak).

Kurang optimalnya pelaporan remaja putri minum tablet

tambah darah dari sekolah, hal ini disebabkan karena masalah ini

39
benar terjadi (aktual), kurang patuhnya remaja putri dalam konsumsi

tablet tambah darah sehingga kesulitan dalam pengisian data

pelaporan (problematik), masalah ini berpengaruh dalam pelaporan

pemberian tablet tambah darah namun tidak berpengaruh terhadap

orang banyak (kekhalayakan), masalah ini perlu dicari solusinya

(layak).

Kurangnya ketersediaan alat dan bahan pendukung

pemeriksaaan remaja putri, hal ini disebabkan karena masalah ini

benar terjadi (aktual), keterbatasan dana operasional dalam

pengadaan alat dan bahan pendukung (problematik), masalah ini

tidak berperngaruh pada orang banyak (tidak kekhalayakan), namun

hal ini perlu dicari solusinya (layak).

Kemudian permasalahan terpilih akan dianalisis dengan

menggunakan metode USG, penggunaan metode USG bertujuan

untuk menentukan permasalahan yang paling prioritas untuk

ditindaklanjuti. Teknik ini memiliki 3 kriteria sebagai berikut :

U (Urgency) = mendesak dan harus ditindak lanjuti

S (Seriousness) = serius dengan akibat yang ditimbulkan

G (Growth) = seberapa besar memburuknya apabila tidak ditangani

segera

Ketiga kriteria tersebut kemudian akan ditentukan dengan

menggunakan skala yaitu skala 1-5 dengan ketentuan :

1) Skala 1 : Sangat tidak mendesak/gawat dan dampak

40
2) Skala 2 : Tidak mendesak/gawat dan dampak

3) Skala 3 : Kurang mendesak/gawat dan dampak

4) Skala 4 : Mendesak/gawat dan dampak

5) Skala 5 : Sangat mendesak/gawat dan dampak

Tabel 3.3 Metode USG untuk Penentuan isu prioritas


Kriteria USG
No Isu Total Peringkat
U S G
1 Kurangnya 4 4 4 12 I
pengetahuan remaja
putri manfaat
mengkonsumsi tablet
tambah darah
2 Kurangnya kepatuhan 4 3 4 11 II
remaja putri dalam
mengkonsumsi tablet
tambah darah
3 Kurangnya dukungan 3 3 3 9 III
pihak sekolah dalam
pemberian tablet
tambah darah
4 Kurang optimalnya 2 2 3 7 V
pelaporan remaja putri
minum tablet tambah
darah dari sekolah
5 Kurangnya 3 2 3 8 IV
ketersediaan alat dan
bahan pendukung
pemeriksaan remaja
putri

Berdasarkan hasil analisis penentuan isu prioritas

menggunakan metode USG, permasalahan yang paling prioritas

41
adalah Kurangnya pengetahuan remaja putri manfaat

mengkonsumsi tablet tambah darah di UPTD Puskesmas

Babai.

Sehingga peneliti dapat mengambil judul aktualisasi yaitu

“Optimalisasi Pengetahuan Remaja Putri terhadap Manfaat

Tablet Tambah Darah melalui Edukasi Gizi di UPTD Puskesmas

Babai”.

42
Tabel 3.4 Rencana Aktualisasi

Kontribusi
Keterkaitan Penguatan
Tahapan Terhadap Visi
No Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Nilai
Kegiatan Misi
Pelatihan Organisasi
Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1 Melapor dan 1. Menghubungi 1. Lembar 1. Berorientasi Mendukung Kegiatan ini


Konsultasi dan Konsultasi Pelayanan : misi mendukung
kepada mentor melakukan 2. Lembar Dalam Kabupaten nilai - nilai
dan atasan kontrak Persetujuan melakukan Barito Selatan organisasi
waktu serta mentor kontrak waktu, nomor 5, yaitu Kementerian
tempat 3. Foto kegiatan tempat dan "Menghadirkan Kesehatan
konsultasi berkonsultasi keberadaan yaitu
dengan dengan bersikap pemerintah Inklusif,
mentor hormat, ramah daerah dimana
2. Melakukan dan sopan sebagai semua
konsultasi terhadap mentor lembaga program
mengenai 2. Akuntabel : pelayanan pembanguna
kegiatan Melaksanakan publik dengan n kesehatan
akutalisasi tugas dengan membangun harus
dengan jujur, tata kelola melibatkan
mentor bertanggung pemerintahan semua pihak.
3. Meminta jawab, cermat daerah yang
arahan dan dan disiplin. baik dan
persetujuan 3. Kompeten : akuntabel".
melaksanaka Menerima saran
n kegiatan dan masukan
Rancangan dari Mentor
Akualisasi dalam

43
4. Menentukan
sekolah
sasaran
kegiatan

melaksanakan
kegiatan untuk
hasil yang terbaik
4. Harmonis :
Menjalin
komunikasi yang
baik dengan
Mentor sehingga
terciptanya
lingkungan kerja
yang kondusif
5. Loyal :
Melaksanakan
arahan dari
mentor

44
Kontribusi
Keterkaitan Penguatan
Tahapan Terhadap Visi
No Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Nilai
Kegiatan Misi
Pelatihan Organisasi
Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

2 Melakukan 1. Meminta izin 1. Lembar 1. Berorientasi Mendukung Kegiatan ini


Koordinasi kepada persetujuan Pelayanan : misi mendukung
dengan Pihak pihak sekolah Dalam Kabupaten nilai - nilai
Sekolah sekolah 2. Lembar melaksanakan Barito Selatan organisasi
sebagai dukungan koordinasi nomor 4, yaitu Kementerian
sasaran 3. Foto kegiatan kepada pihak "Menciptakan Kesehatan
kegiatan. sekolah dengan rasa yaitu
2. Menjelaskan menerapkan kebersamaan Inklusif,
masalah sikap hormat, dan dimana
yang sedang ramah dan kesempatan semua
dihadapi sopan. berpartisipasi program
kepada 2. Akuntabel : dalam pembanguna
pihak Melaksanakan membangun n kesehatan
sekolah tugas dengan daerah Barito harus
3. Menjelaskan jujur, Selatan yang melibatkan
kegiatan bertanggungjawa lebih maju bagi semua pihak.
yang akan b, cermat dan seluruh
dilaksankan disiplin. elemen
4. Meminta 3. Kompeten : masyarakat
dukungan Menerima saran dengan tetap
pihak dan masukan menjaga
sekolah agar dari pihak kehidupan
kegiatan ini sekolah dalam sosial budaya
dapat melaksanakan dan adat
terlaksana kegiatan untuk istiadat
dengan hasil yang terbaik daerah".

45
optimal
5. Menentukan
waktu
pelaksanaan
kegiatan

4. Harmonis :
Menjalin
komunikasi yang
baik dengan
pihak sekolah
sehingga
terciptanya
lingkungan kerja
yang kondusif
5. Loyal :
Melaksanakan
arahan dari pihak
sekolah

No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan


Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai

46
Misi
Pelatihan Organisasi
Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

3 Mempersiapkan 1. Membuat Surat 1. Surat 1. Berorientasi Mendukung Kegiatan ini


media dan alat Pemberitahuan Pemberitahuan Pelayanan : misi mendukung
bantu kegiatan untuk 2. Leaflet cekatan dalam Kabupaten nilai - nilai
pelaksanaan sekolah 3. Lembar Monev membuat media Barito Selatan organisasi
kegiatan 2. Menyiapkan 4. Lembar data dan alat bantu nomor 2, yaitu Kementerian
materi Edukasi rematri kegiatan "Meningkatkan Kesehatan
3. Membuat leaflet 5. Lembar Daftar 2. Akuntabel : kualitas hidup yaitu
manfaat Tablet hadir Bertanggung masyarakat Inklusif,
tambah darah 6. Foto Kegiatan jawab dengan Barito Selatan dimana
untuk remaja materi yang akan melalui semua
putri disampaikan peningkatan program
4. Membuat 3. Kompeten : kualitas pembanguna
format Menerima saran pelayanan n kesehatan
monitoring dan dan masukan kesehatan, harus
evaluasi minum dari PJ Program kualitas melibatkan
tablet tambah gizi dalam pendidikan semua pihak.
darah pembuatan dan Dan Efektif,
5. Membuat leaflet pengamalan Program
lembar data 4. Harmonis : agama yang kesehatan
rematri Menjalin balk untuk harus
6. Membuat komunikasi yang menjadi mencapai
lembar Daftar baik dengan PJ masyarakat hasil yang
hadir Program Gizi yang sehat, signifikan
7. sehingga mandiri, sesuai target
Mengkonsultasi terciptanya bermartabat yang telah
kan leaflet lingkungan kerja dan berakhlak ditetapkan
kepada PJ yang kondusif mulia". dan bersifat
Program Gizi 5. Loyal : Mengajak efisien.

47
8. Mencetak
media dan alat
bantu kegiatan

PJ Program Gizi
berkontribusi
dalam
pembuatan
leaflet.
6. Adaptif :
Menyesuaikan
materi leaflet
dengan isu

Kontribusi
Keterkaitan Penguatan
Tahapan Terhadap Visi
No Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Nilai
Kegiatan Misi
Pelatihan Organisasi
Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

4 Melaksanakan 1. Merekap data 1. Data riwayat 1. Berorientasi Mendukung Kegiatan ini


Kegiatan riwayat konsumsi ttd Pelayanan : misi mendukung
Edukasi Gizi konsumsi 2. Daftar hadir Senyum, salam, Kabupaten nilai - nilai
tablet tambah 3. Grup sapa, santun dan Barito Selatan organisasi

48
darah rematri ramah pada saat Kementerian
sebelum melaksanakan Kesehatan
diberikan edukasi pada yaitu
edukasi remaja putri Inklusif,
2. Membagikan 2. Akuntabel : dimana
leaflet Melaksanakan semua
3. Melaksanakan tugas dengan program
Edukasi jujur, pembanguna
4. Meminta pihak bertanggungjawa n kesehatan
sekolah untuk b, cermat dan harus
memantau disiplin. melibatkan
remaja putri 3. Kompeten : semua pihak.
nomor 2, yaitu
agar Memberikan Dan Efektif,
"Meningkatkan
mengkonsums pengetahuan Program
kualitas hidup
i tablet tambah yang optimal dan kesehatan
masyarakat
darah berkualitas bagi harus
Barito Selatan
5. Membuat Grup remaja putri mencapai
melalui
WhatsApp 4. Harmonis : hasil yang
peningkatan
Pemantauan Menjalin signifikan
kualitas
Remaja Putri komunikasi yang sesuai target
pelayanan
baik dengan yang telah
kesehatan,
remaja putri ditetapkan
kualitas
5. Loyal : dan bersifat
pendidikan
Berkomitmen efisien.
untuk kesehatan Prorakyat,
remaja putri Diperolehnya
6. Adaptif : Terus derajat
berinovasi dan kesehatan
mengembangkan yang
kreatifitas untuk setinggi-
meningkatkan tingginya
pengetahuan bagi setiap
remaja putri orang.

49
7. Kolaboratif :
Bekerjasama Bersih,
dengan remaja Penyelengga
putri serta pihak raan
sekolah dalam pembanguna
peningkatan n kesehatan
harus bebas
dari korupsi,

Kontribusi
Keterkaitan Penguatan
Tahapan Terhadap Visi
No Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Nilai
Kegiatan Misi
Pelatihan Organisasi
Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

5 Melakukan 1. Memantau 1. Lembar 1. Berorientasi Mendukung Kegiatan ini


Monitoring dan remaja putri Monitoring Pelayanan : misi mendukung
Evaluasi hasil mengkonsumsi dan Evaluasi Menerapkan Kabupaten nilai - nilai
kegiatan tablet tambah 2. Screenshot Senyum, salam, Barito Selatan organisasi
darah Grup sapa, santun dan nomor 2, yaitu Kementerian
2. Merekap data WhatsApp ramah "Meningkatkan Kesehatan
riwayat 2. Akuntabel : kualitas hidup yaitu Efektif,
konsumsi tablet Melaksanakan masyarakat Program
tambah darah tugas dengan jujur, Barito Selatan kesehatan
rematri setelah bertanggungjawab, melalui harus

50
diberikan
edukasi

peningkatan
kualitas
pelayanan
kesehatan,
kualitas
pendidikan
dan
mencapai
cermat dan disiplin. pengamalan hasil yang
3. Kompeten : agama yang
signifikan
Melaksanakan sesuai target
tugas dengan yang telah
sebaik-baiknya ditetapkan
4. Harmonis : dan bersifat
Menjalin efisien.
komunikasi yang Prorakyat,
baik dan lingkungan Diperolehnya
kerja yang kondusif derajat
5. Loyal : kesehatan
menjelaskan yang
maksud dan tujuan setinggi-
dilakukannya tingginya
monitoring evaluasi
hasil kegiatan

51
Kontribusi
Keterkaitan Penguatan
Tahapan Terhadap Visi
No Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Nilai
Kegiatan Misi
Pelatihan Organisasi
Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

6 Membuat 1. Membuat 1. Laporan 1. Berorientasi Mendukung Kegiatan ini


Laporan Hasil Laporan Kegiatan Pelayanan : misi mendukung
Aktualisasi Hasil 2. Foto Dalam Kabupaten nilai - nilai
kegiatan Kegiatan melakukan Barito Selatan organisasi
2. Melaporkan 3. Lembar konsultasi nomor 2, yaitu Kementerian
hasil persetujuan dengan bersikap "Meningkatkan Kesehatan
kegiatan coach dan hormat, ramah kualitas hidup yaitu
kepada mentor dan sopan masyarakat Inklusif,
mentor 4. Lembar terhadap mentor Barito Selatan dimana
3. Konsultasi persetujuan 2. Akuntabel : melalui semua
hasil penguji, Melaksanakan peningkatan program
kegiatan coach dan tugas dengan kualitas pembanguna
kepada mentor jujur, pelayanan n kesehatan
mentor bertanggungjawa kesehatan, harus
b, cermat dan kualitas melibatkan
disiplin. pendidikan semua pihak.
3. Kompeten : dan Dan Efektif,
Melaksanakan pengamalan Program
tugas dengan agama yang kesehatan
kualitas yang balk untuk harus
baik menjadi mencapai
4. Harmonis : masyarakat hasil yang
Menjalin yang sehat, signifikan
komunikasi yang mandiri, sesuai target
baik dengan bermartabat yang telah
Mentor sehingga dan berakhlak ditetapkan

52
mulia".

terciptanya dan bersifat


lingkungan kerja efisien.
yang kondusif Prorakyat,
5. Loyal : Diperolehnya
Melaksanakan derajat
arahan dari kesehatan
mentor yang
6. Adaptif : setinggi-
Bersikap proaktif tingginya
dalam meminta bagi setiap
saran dan orang.
masukan kepada Bersih,

53
3.4 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

Kegiatan pelaksanaan aktualisasi ini akan diadakan di UPT Puskesmas Babai, Kecamatan Karau

Kuala, Kabupaten Barito Selatan pada masa off campus pelatihan dasar CPNS terhitung sejak tanggal 16

Maret 2023 – 09 Mei 2023. Berikut uraian jadwal kegiatan aktualisasi:

Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Rancangan Aktualisasi

Maret April Mei


No Kegiatan Minggu Ke -
I
III IV V I III IV I II
I
16 – 25
1 Melapor dan Konsultasi kepada mentor dan atasan Maret
2 Melakukan Koordinasi dengan Pihak Sekolah
20 -25
Mempersiapkan media dan alat bantu pelaksanaan Maret
3 27 – 31
kegiatan
Maret
4 Melaksanakan Kegiatan Edukasi Gizi
3 – 30
5 Melakukan Monitoring dan Evaluasi hasil kegiatan April
1–9
6 Membuat Laporan Hasil Aktualisasi Mei

54
55
BAB IV

REALISASI KEGIATAN AKTUALISASI

4.1 Melaporkan dan Konsultasi kepada Mentor dan Atasan

4.1.1 Deskripsi Kegiatan

Kegiatan pertama aktualisasi yaitu melaporkan dan konsultasi

kepada mentor dan atasan, yang telah saya laksanakan pada

tanggal 20 Maret 2023. Adapun tahapan kegiatan yaitu :

a. Menghubungi dan melakukan kontak waktu serta tempat

konsultasi dengan mentor

b. Melakukan konsultasi mengenai kegiatan aktualisasi

dengan mentor

c. Meminta arahan dan persetujuan melaksanakan kegiatan

rancangan aktualisasi

d. Menentukan sekolah sasaran kegiatan

Adapun hasil/output dari kegiatan pertama tertulis dalam

lembar konsultasi, adanya lembar persetujuan dari atasan

sekaligus sebagai mentor, kemudian sasaran yang ditentukan

adalah SMA 2 Karau Kuala.

56
Melakukan kontak waktu konsultasi mengenai
dengan mentor kegiatan aktualisasi

Lembar konsultasi Lembar persetujuan atasan/ mentor

4.1.2 Aktualisasi Substansi Nilai – Nilai Dasar PNS pada

kegiatan

Dalam hal melaksanakan kegiatan melapor dan konsultasi

kepada mentor dan atasan, saya telah mengimplementasikan

nilai dasar PNS Berorientasi pelayanan : dalam melakukan

kontrak waktu, tempat dan berkonsultasi dengan bersikap

hormat, ramah dan sopan terhadap mentor. Akuntabel :

Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat

dan disiplin. Kompeten : Menerima saran dan masukan dari

Mentor dalam melaksanakan kegiatan untuk hasil yang


57
terbaik. Harmonis : Menjalin komunikasi yang baik dengan

Mentor sehingga terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.

Loyal : Melaksanakan arahan dari mentor. Adaptif : Terus

berinovasi dan mengembangkan kreatifitas untuk

menyelesaikan isu yang dihadapi. Kolaboratif : Bekerjasama

dan berdiskusi dengan Mentor merencanakan kegiatan yang

akan dilaksanakan.

4.1.3 Aktualisasi Substansi Kedudukan dan Peran PNS dalam

NKRI pada kegiatan

a. Manajemen ASN

Dalam melaksanakan konsultasi saya menerapkan nilai

profesional. Artinya saya melaksanakan konsultasi

dengan mentor, yang bersangkutan dengan pekerjan yang

saya jalankan.

b. Smart ASN

Dalam melaksanakan konsultasi saya menerapkan nilai

sifat dan sikap hospitality (keramahan). Artinya saya

melaksanakan konsultasi kepada mentor yang sekaligus

atasan saya dengan sikap ramah, baik dan dengan tutur

kata yang sopan.

4.1.4 Kendala yang dihadapi dan solusi

58
Dalam kegiatan melapor dan konsultasi kepada mentor dan

atasan yang telah dilaksanakan tidak terdapat kendala.

4.2 Melakukan Koordinasi dengan pihak sekolah

4.2.1 Deskripsi Kegiatan

Kegiatan kedua aktualisasi yaitu melakukan koordinasi

dengan pihak sekolah, yang telah dilaksanakan pada tanggal

21 Maret 2023. Adapun tahapan kegiatan yaitu :

a. Meminta izin kepada pihak sekolah sebagai sasaran

kegiatan.

b. Menjelaskan masalah yang sedang dihadapi kepada pihak

sekolah.

c. Menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.

d. Meminta dukungan pihak sekolah agar kegiatan ini dapat

terlaksana dengan optimal.

e. Menentukan waktu pelaksanaan kegiatan

Adapun hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan kedua yaitu

adanya lembar persetujuan dan lembar dukungan dari pihak

sekolah sebagai sasaran kegiatan aktualisasi.

59
Koordinasi dengan pihak sekolah

Lembar dukungan pihak sekolah Lembar persetujuan sekolah


menjadi sasaran pelaksanaan
aktualisasi

4.2.2 Aktualisasi Substansi Nilai – Nilai Dasar PNS pada

kegiatan

Dalam melaksanakan kegiatan koordinasi dengan pihak

sekolah saya telah mengimplementasikan nilai dasar PNS

Berorientasi Pelayanan : Dalam melaksanakan koordinasi

kepada pihak sekolah dengan menerapkan sikap hormat,

ramah dan sopan. Akuntabel : Melaksanakan tugas dengan

jujur, bertanggungjawab, cermat dan disiplin. Kompeten :

Menerima saran dan masukan dari pihak sekolah dalam

melaksanakan kegiatan untuk hasil yang terbaik. Harmonis :

Menjalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah

sehingga terciptanya lingkungan kerja yang kondusif. Loyal :

Melaksanakan arahan dari pihak sekolah. Adaptif : Bersikap

proaktif untuk menyelesaikan isu yang dihadapi. Kolaboratif :

60
Bekerjasama dan berdiskusi dengan pihak sekolah dalam

kegiatan yang akan dilaksanakan.

4.2.3 Aktualisasi Substansi Kedudukan dan Peran PNS dalam

NKRI pada kegiatan

a. Manajemen ASN

Dalam melakukan koordinasi dengan pihak sekolah saya

menerapkan nilai profesional. Artinya saya sebagai staff

nutrisionis puskesmas melakukan koordinasi dengan

pihak sekolah.

b. Smart ASN

Dalam melakukan koordinasi dengan pihak sekolah saya

menerapkan nilai kemampuan networking. Artinya dengan

koordinasi ini terjalin hubungan kerjasama yang baik

antara puskesmas dengan pihak sekolah demi pengaruh

yang positif dan kesuksesan kegiatan.

4.2.4 Kendala yang dihadapi dan solusi

Dalam kegiatan melakukan koordinasi dengan pihak sekolah

yang telah dilaksanakan tidak ada kendala yang terjadi.

4.3 Mempersiapkan Media dan Alat bantu pelaksanaan kegiatan

4.3.1 Deskripsi Kegiatan

Kegiatan aktualisasi ketiga yaitu mempersiapkan media dan

alat bantu pelaksanaan kegiatan, yang dilaksanakan dalam

61
beberapa hari antara tanggal 21 s/d 25 Maret 2023. Adapun

tahapan kegiatan yaitu :

a. Membuat Surat Pemberitahuan kegiatan untuk sekolah

b. Menyiapkan materi Edukasi

c. Membuat leaflet manfaat Tablet tambah darah untuk

remaja putri

d. Membuat format monitoring dan evaluasi minum tablet

tambah darah

e. Membuat lembar data rematri

f. Membuat lembar Daftar hadir

g. Mengkonsultasikan leaflet kepada PJ Program Gizi

h. Mencetak media dan alat bantu kegiatan

Adapun hasil/ output dari pelaksanaan kegiatan ketiga yaitu

adanya surat pemberitahuan sebagai bukti akan

dilaksanakannya kegiatan di sekolah, tersusunnya leaflet

sebagai bahan edukasi bagi remaja putri, adanya lembar

monitoring dan evaluasi, adanya lembar data rematri dan

lembar daftar hadir remaja putri pada saat pelaksanaan

edukasi gizi.

62
Surat pemberitahuan materi edukasi
Pelaksanaan kegiatan di sekolah

Pembuatan leaflet dan lembar Konsultasi leaflet dengan PJ


Monev serta alat bantu lainnya program Gizi

Mencetak media dan alat bantu kegiatan

4.3.2 Aktualisasi Substansi Nilai-nilai Dasar PNS pada Kegiatan

63
Dalam mempersiapkan media dan alat bantu pelaksanaan

kegiatan, saya telah mengimplementasikan nilai dasar PNS

Berorientasi Pelayanan : cekatan dalam membuat media

dan alat bantu kegiatan, Akuntabel : Bertanggung jawab

dengan materi yang akan disampaikan, Kompeten :

Menerima saran dan masukan dari PJ Program gizi dalam

pembuatan leaflet, Harmonis : Menjalin komunikasi yang baik

dengan PJ Program Gizi sehingga terciptanya lingkungan

kerja yang kondusif, Loyal : Mengajak PJ Program Gizi

berkontribusi dalam pembuatan leaflet, Adaptif :

Menyesuaikan materi leaflet dengan isu, Kolaboratif :

Bekerjasama dan berdiskusi dengan PJ Program Gizi dalam

pembuatan media dan alat bantu kegiatan.

4.3.3 Aktualisasi Substansi Kedudukan dan Peran PNS dalam

NKRI pada kegiatan

a. Manajemen ASN

Dalam mempersiapkan media dan alat bantu pelaksanaan

kegiatan, saya menerapkan nilai profesional. Artinya

dalam membuat media dan alat bantu kegiatan saya

menggunakan bahasa yang mudah dipahami remaja putri,

membuat materi dari literatur yang baik dan benar.

b. Smart ASN

64
Dalam mempersiapkan media dan alat bantu pelaksanaan

kegiatan, saya menerapkan nilai menguasai Teknologi

Informasi dan sifat/ sikap hospitality (keramahan). Artinya

saya menggunakan internet dengan bijak dalam

mengambil bahan materi kegiatan serta bersikap ramah

dan santun pada saat berkonsultasi dengan PJ program

gizi.

4.3.4 Kendala Yang Diahadapi dan Solusi

Dalam kegiatan mempersiapkan media dan alat bantu

pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan tidak terdapat

kendala.

4.4 Melaksanakan Kegiatan Edukasi Gizi

4.4.1 Deskripsi Kegiatan

Kegiatan Aktualisasi keempat yaitu melaksanakan kegiatan

Edukasi Gizi bagi remaja putri, yang telah dilaksanakan pada

tanggal 28 Maret 2023 di ruang aula SMA 2 Karau Kuala.

Adapaun tahapan kegiatan pelakasanaan Edukasi gizi yaitu :

a. Merekap data riwayat konsumsi tablet tambah darah

rematri sebelum diberikan edukasi

b. Membagikan leaflet

c. Melaksanakan Edukasi Gizi

65
d. Meminta pihak sekolah untuk memantau remaja putri agar

mengkonsumsi tablet tambah darah

e. Membuat Grup WhatsApp Pemantauan Remaja Putri

Adapun hasil/ output dari kegiatan aktualisasi keempat ini

yaitu didapatnya riwayat remaja putri konsumsi tablet tambah

darah sebelum mendapatkan edukasi gizi tentang konsumsi

tablet tamabah darah, adanya daftar hadir remaja putri pada

saat pelaksanaan Edukasi gizi dan dibuatnya Grup Whatsapp

untuk pemantauan remaja putri dalam mengkonsumsi tablet

tambah darah.

Merekap riwayat rematri konsumsi TTD serta meminta pihak sekolah


memantau rematri mengkonsumsi TTD

Membagikan media leaflet

66
Pelaksanaan Edukasi Gizi Grup Whatsapp
Sarana pemantauan konsumsi
TTD

4.4.2 Aktualisasi Substansi Nilai – Nilai Dasar PNS pada

kegiatan

Pada pelaksanaan Edukasi Gizi tentang konsumsi tablet

tambah darah bagi remaja putri, saya telah

mengimplementasikan nilai dasar PNS, Berorientasi

Pelayanan : Senyum, salam, sapa, santun dan ramah pada

saat melaksanakan edukasi pada remaja putri, Akuntabel :

Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat

dan disiplin, Kompeten : Memberikan pengetahuan yang

optimal dan berkualitas bagi remaja putri, Harmonis :

Menjalin komunikasi yang baik dengan remaja putri, Loyal :

Berkomitmen untuk kesehatan remaja putri, Adaptif : Terus

berinovasi dan mengembangkan kreatifitas untuk

meningkatkan pengetahuan remaja putri, Kolaboratif :

Bekerjasama dengan remaja putri serta pihak sekolah dalam

peningkatan pengetahuan remaja putri mengkonsumsi tablet

tambah darah.

67
4.4.3 Aktualisasi Substansi Kedudukan dan Peran PNS dalam

NKRI pada kegiatan

a. Manajemen ASN

Dalam melaksanakan edukasi gizi, saya menerapkan nilai

profesional. Artinya saya sebagai nutrisionis puskesmas

harus memberikan pengetahuan secara optimal dan

profesional kepada remaja putri. Termasuk memberikan

edukasi gizi kepada remaja putri tentang manfaat

konsumsi tablet tambah darah.

b. Smart ASN

Dalam melaksanakan edukasi gizi, saya menerapkan nilai

nilai kemampuan networking. Artinya saya harus

membangun menjalin hubungan dengan remaja putri yang

berpengaruh positif pada kesuksesan kegiatan bahkan

meningkatkan pengetahuan personal bagi remaja putri.

4.4.4 Kendala yang dihadapi dan solusi

Pada kegiatan Edukasi gizi yang telah dilaksanakan, kendala

yang dihadapi yaitu para remaja putri yang kurang antusias

sehingga solusi yang baik dalam kegiatan edukasi ini dengan

berusaha mengajak remaja putri ikut berpendapat serta

memberikan pertanyaan – pertanyaan.

68
4.5 Melakukan Monitoring dan Evaluasi Hasil Kegiatan

4.5.1 Deskripsi Kegiatan

Kegiatan aktualisasi kelima yaitu melakukan monitoring dan

evaluasi hasil kegiatan yang telah dilaksanakan pada tanggal

3 s/d 30 April 2023. Adapun tahapan kegiatannya yaitu :

a. Memantau remaja putri mengkonsumsi tablet tambah

darah

b. Merekap data riwayat konsumsi tablet tambah darah

rematri setelah diberikan edukasi

Adapun hasil/ output dari kegiatan monitoring dan evaluasi ini

adalah terekapnya lembar monitoring sehingga dapat

dievaluasi hasil peningkatan capaian pengetahuan remaja

putri melalui riwayat konsumsi tablet tambah darah sebelum

diberikan edukasi gizi dengan riwayat konsumsi tablet tambah

darah setelah diberikan edukasi gizi. Bukti remaja putri

konsumsi tablet tambah darah dengan video singkat yang

dikirim melalui grup whatsapp.

69
Pemantauan Rematri konsumsi TTD melalui Whatsapp

4.5.2 Aktualisasi Substansi Nilai – Nilai Dasar PNS pada

kegiatan

Pada kegiatan melakukan monitoring dan evaluasi hasil

kegiatan yang telah dilaksanakan, saya telah

mengimplementasikan nilai dasar PNS, Berorientasi

Pelayanan : Menerapkan Senyum, salam, sapa, santun dan

ramah, Akuntabel : Melaksanakan tugas dengan jujur,

bertanggungjawab, cermat dan disiplin, Kompeten :

Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, Harmonis :

Menjalin komunikasi yang baik dan lingkungan kerja yang

kondusif, Loyal : menjelaskan maksud dan tujuan

70
dilakukannya monitoring evaluasi hasil kegiatan, Adaptif :

Melaksanakan monitoring evaluasi menyesuaikan jangka

remaja putri konsumsi tablet tambah darah, Kolaboratif :

Bekerjasama dengan pihak sekolah dalam monitoring evaluasi

hasil kegiatan.

4.5.3 Aktualisasi Substansi Kedudukan dan Peran PNS dalam

NKRI pada kegiatan

a. Manajemen ASN

Dalam melakukan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan,

saya menerapkan nilai profesional. Artinya saya sebagai

nutrisionis puskesmas babai harus memberikan

pelayanan optimal dan profesional kepada remaja putri.

Termasuk memberikan edukasi gizi kepada remaja putri

tentang manfaat konsumsi tablet tambah darah.

b. Smart ASN

Dalam melakukan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan,

saya menerapkan nilai kemampuan networking. Artinya

saya bertanggung jawab membangun dan menjalin

hubungan dengan remaja putri dalam pemantauan serta

evaluasi kegiatan.

4.5.4 Kendala yang dihadapi dan solusi

71
Pada kegiatan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan yang

telah dilaksanakan, kendala yang dihadapi yaitu terdapat

remaja putri yang tidak mengirimkan video singkat

mengkonsumsi tablet tambah darah dengan alasan sinyal

atau pun tidak ada kuota. Solusi yang dilakukan yaitu

memberikan waktu kepada remaja putri agar dapat

mengirimkan video atau mengarahkan rematri untuk meminta

bantuan menggunakan internet teman atau keluarga.

4.6 Membuat Laporan Hasil Aktualisasi

4.6.1 Deskripsi Kegiatan

Kegiatan aktualisasi keenam yaitu membuat laporan hasil

aktualisasi, yang dilaksanakan pada tanggal 1 s/d 9 mei 2023.

Adapun tahapan kegiatannya yaitu :

a. Membuat Laporan Hasil kegiatan

b. Melaporkan hasil kegiatan kepada mentor

c. Konsultasi hasil kegiatan kepada mentor

Adapun hasil/ output dari kegiatan membuat laporan hasil

aktualisasi adalah ditandatanganinya lembar persetujuan

mentor dan coach serta laporan kegiatan dalam bentuk pdf.

4.6.2 Aktualisasi Substansi Nilai – Nilai Dasar PNS pada

kegiatan

72
Pada kegiatan pembuatan laporan hasil aktualisasi yang telah

dilaksanakan, saya telah mengimplementasikan nilai dasar

PNS, Berorientasi Pelayanan : Dalam melakukan konsultasi

dengan bersikap hormat, ramah dan sopan terhadap mentor,

Akuntabel : Melaksanakan tugas dengan jujur,

bertanggungjawab, cermat dan disiplin, Kompeten :

Melaksanakan tugas dengan kualitas yang baik, Harmonis :

Menjalin komunikasi yang baik dengan Mentor sehingga

terciptanya lingkungan kerja yang kondusif, Loyal :

Melaksanakan arahan dari mentor, Adaptif : Bersikap proaktif

dalam meminta saran dan masukan kepada mentor,

Kolaboratif : terbuka dalam bekerja sama untuk

menghasilkan nilai tambah.

4.6.3 Aktualisasi Subsbtansi Kedudukan dan Peran PNS dalam

NKRI pada Kegiatan

a. Pelayanan Publik

Dalam membuat laporan hasil aktualisasi saya

menerapkan nilai disiplin, artinya saya teliti dalam

membuat laporan dan juga menyelesaikan laporan tepat

waktu.

b. Whole of Government

Dalam membuat laporan hasil aktualisasi saya

menerapkan nilai kolaborasi, artinya dalam pembuatan

73
laporan saya melakukan konsultasi dengan mentor selaku

atasan saya ditempat kerja, dan kepada coach selaku

pembimbing saya dalam membuat laporan aktualisasi.

c. Manajemen ASN

Dalam membuat laporan hasil aktualisasi saya

menerapkan nilai profesional, artinya pada saat membuat

laporan saya berkonsultasi kepada mentor dan juga coach

sebagai pembimbing saya.

4.6.4 Kendala yang dihadapi dan solusi

Pada kegiatan membuat laporan hasil aktualisasi yang telah

dilaksanakan tidak terdapat kendala.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kegiatan Aktualisasi yang dilaksanakan di UPTD Puskesmas

Babai berjalan dengan lancar walau ada beberapa kendala. Dari 37

74
orang remaja putri, didapatkan sebanyak 37 orang termasuk dalam

kategori persentase 0-50% konsumsi TTD sebelum diberikan

edukasi. Setelah diberikan edukasi gizi dan dipantau riwayat remaja

putri konsumsi tablet tambah darah, didapat 28 orang termasuk

dalam kategori persentase 0-50% konsumsi TTD, 7 orang termasuk

dalam kategori persentase 51-80% konsumsi TTD, serta 2 orang

termasuk dalam kategori 81-100% konsumsi TTD.

Pelaksanaan kegiatan ini menjawab masalah rendahnya

pengetahuan remaja putri tentang konsumsi tablet tambah darah.

Dengan diberikan edukasi gizi bagi remaja putri tentang manfaat

konsumsi tablet tambah darah dapat meningkatkan pengetahuan

remaja putri sehingga remaja putri mau mengkonsumsi tablet

tambah darah secara teratur.

Seluruh tahapan kegiatan yang penulis kerjakan

mengandung nilai-nilai dasar ASN yaitu ASN BerAKHLAK

(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,

Adaptif, Kolaboratif), menejemen ASN, pelayanan publik, whole of

goverment (WOG).

Melalui kegiatan ini juga penulis juga berkontribusi terhadap

visi – misi dari organisasi serta memberikan penguatan terhadap

nilai-nilai organisasi, sehingga mampu meningkatkan kinerja penulis

dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai Nutrisionis di UPTD

Puskesmas Babai.

75
5.2 Saran

1. Kepada UPTD Puskemas Babai

Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah untuk meningkatkan

kualitas pelayanan kepada masyarakat. Khususnya untuk remaja

putri, serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di

wilayah kerja UPTD Puskesmas Babai.

DAFTAR PUSTAKA

76
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2019. Modul

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Wawasan

Kebangsaan dan Nilai – Nilai Bela Negara. Lembaga

Administrasi Negara Republik Indonesia: Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2019. Modul

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Analisis Isu

Kontemporer. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia:

Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2019. Modul

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Kesiapsiagaan Bela

Negara. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia:

Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Berorientasi

Pelayanan. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia:

Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Akuntabel. Lembaga

Administrasi Negara Republik Indonesia: Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Kompeten.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia: Jakarta.

77
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Berorientasi

Pelayanan. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia:

Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Harmonis. Lembaga

Administrasi Negara Republik Indonesia: Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Loyal. Lembaga

Administrasi Negara Republik Indonesia: Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Adaptif. Lembaga

Administrasi Negara Republik Indonesia: Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Kolaboratif.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia: Jakarta

78
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Manajemen ASN.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia: Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil SMART ASN.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia: Jakarta.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara.

Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 mengenai Pusat Kesehatan

Masyarakat. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014,

Nomor 546 : Jakarta.

Puskesmas Babai. 2020. Profil Narasi Puskesmas Babai Tahun

2020. UPTD Puskesmas Babai: Barito Selatan.

Puskesmas Babai. 2022. Laporan Indikator Kinerja Gizi Tahun

2022. UPTD Puskesmas Babai: Barito Selatan.

79

Anda mungkin juga menyukai