Anda di halaman 1dari 7

Judul

Nama penulis
Asal sekolah
Isi tulisan
Tgl penulisan
Bio narasi

Drrt…Drrttt…..Drrttt…..

Getaran dari ponsel Rendra yang mendapat telepon dari


seseorang.

Rendra yang baru saja selesai mandi bergegas mengambil


dan mengangkatnya. Namun, tepat sebelum diangkat
dering telepon tersebut sudah berhenti yang membuat
Rendra mengernyitkan dahi.

Terlihat beberapa pesan dari Pak Bayu, ketua RT dari


perumahan tempat Rendra tinggal. Di dalamnya beliau
berpesan agar Rendra beserta para remaja Perumahan
Ivory berkumpul di saung dekat masjid pada waktu setelah
salat asar sore ini.
In Group Chatt
Rendra : “Gaes, Pak RT minta kita buat kumpul nih
ba’da asar di saung.”
Vina : “Apa iya?”
Reno : “Ngapain cuy?”
Rendra : “Belum tau, ngumpul aja dulu.”
Deandra : “Kapan?”
Arga : “Taun depan, pake nanya.”
Deandra : “ Ya udah si, nanya doang.”
Rendra : “Yang lain gimana nih, bisa dating gak?”

Setelah itu tidak ada lagi yang merespons chat terakhir dari
Rendra. Jujur saja terkadang Rendra juga merasa heran
dalam kompleks perumahannya terdapat lebih banyak
remaja dan bahkan mereka juga ada dalam grup chat
tersebut, akan tetapi hanya mereka berempat yang
biasanya merespons.

Nanti paling juga sedikit yang datang, ya sudahlah datang


aja dulu. Batin Rendra

Dan benar saja, saat Rendra tiba di saung hanya kedua


temannya, Reno dan Arga, yang ada di saung. Saat ini,
Rendra merasa tidak enak hati dengan Pak Bayu, karena
remaja yang datang tidak seberapa dari yang seharusnya.

Tak berselang lama datang Vina dan Deandra yang


disambut sapa candaan oleh Reno.

“Lama amat, muter-muter komplek dulukah?” Tanya Reno


disambung oleh kekehan Arga.

“Yeee, berisik lu, nih gua nungguin princess mandi seabad.”


Ucap Deandra seraya melirik Vina di sampingnya.

Vina hanya membalasnya dengan senyum sambil


menggaruk kepalanya. Di antara mereka berlima, Arga-lah
yang tertua, dia anak kuliah semester 2 yang tinggal di
rumah kerabanya. Reno, yang termuda, dia masih duduk di
bangku SMP kelas 3 namun tidak pernah canggung untuk
berinteraksi kepada teman yang lebih tua umur darinya.

Vina dan Deandra adalah seorang kakak beradik di mana


Vina yang menjadi kakak, tengah menjalani masa-masa
SMA kelas XII dan adiknya Deandra yang baru memasuki
jenjang SMA, masuk di sekolah yang sama dengan
kakaknya.

Reandra sendiri seorang siswa SMA kelas XII. Terbilang


murid berprestasi di sekolahnya. Kepribadiannya yang
ramah dab bertanggung jawab membuat Rendra sangat
mudah mendapat teman.
Dari kejauhan terlihat Pak Bayu yang berjalan
menghampiri mereka semua.

“Lho, yang datang segini aja ta nak Rendra?” tanya Pak


Bayu sembari menghitung jumlah mereka.
“Maaf pak, saya cuma bisa ngumpulin segini,” jawab Rendra
tak enak hati.
“Oooo. Ya sudah tidak apa nak Rendra, terima kasih ya.
Terima kasih juga untuk kalian semua yang sudah mau
meyempatkan datang.” tukas Pak Bayu seraya tersenyum
ramah.

Pak Bayu mengulurkan tangannya memberikan sebuah


kertas yang menjadi alasan mereka berkumpul saat ini.
Kertasnya berupa formulir pendaftaran anggota organisasi
Karang Taruna.
Terlihat mimik wajah mereka yang kebingungan. Tak lama,
Pak Bayu menjelaskan bahwa akhir-akhir ini minat remaja
komplek untuk bergabung di Karang Taruna kian menurun.
Hal ini membuat anggota Karag Taruna periode kali ini
hanya sedikit remaja di dalamnya, maka dari itu dibukalah
pendaftaran anggota organisasi Karang Taruna.

“Saya kayanya ga dulu deh pak, lagi ga mood, galau , mager


juga sih.” ujar Deandra disertai ekspresi wajahnya yang
secara tidak langsung menunjukkan ia tidak semangat.
“Gua juga galau,” potong Reno
“Ya elah galauin apa lu tong? jawab Arga cepat.
“Friendzond bang, biasalah.” sahut Reno.

Lantas jawaban dari seorang Reno dilanjut dengan pekikan


tawa teman-teman. Reno memang dikenal sebagai pribadi
yang humoris, ia sering memecah suasana yang
sebelumnya sunyi menjadi lebih hidup dengan gurauannya.
“Hahaha, kalau Deandra galau kenapa?” Tanya Rendra
penasaran.
“Galauin nilai bang, nyesek banget peringkat gua turun dari
satu jadi tiga.” tutur Deandra seraya menghela napas.
“Nilai hanyalah angka.” Celetuk Reno.
“Paling ngga galaunya si Deandra lebih oke daripada elu
yak, hahaha.” Timpa Rendra yang diikuti tawa semua orang
yang berada di situ.

Mereka semua berbincang tanpa sadar bahwa Pak Bayu


hanya mendengarkan sedari tadi. Melirik Pak Bayu yang
terdiam lantas Arga menjelaskan apa makna Friendzone
yang mungkin tidak terdengar familiar di telinga Pak Bayu.

Mendengar jawaban dari Arga, Pak Bayu merespons


dengan menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak habis piker
banyak kosalata baru di zaman sekarang yang ia tidak
ketahui, salah stunya adalah friendzone ini.

Tak mau kalah dengan para anak muda, tak berselang lama
Pak Bayu berucap, “Galau? Ikut Karang Taruna.” Ucapnya
dengan nada iklan Baygon.

Lelucon dari Pak Bayu membuat mereka tertawa lepas. Pak


Bayu merasa sekarang saatnya mengajak mereka untuk
masuk dalam organisasi Karang Taruna.
Dengan upaya meningkatkan minat mereka dalam
berorganisasi juga bisa mengembangkan kemampuan dan
keterampilan yang bisa digunakan sehari-hari. Selain itu,
para generasi muda juga bisa meluangkan waktunya untuk
hal-hal kea rah positif.

“Toh, daripada kalian galau, apa salahnya kalian mencoba


hal baru?” Betul tidak nak Reno? Tanya Pak Bayu sembari
menunjuk Reno.
“Iya dong, pak, saya mau nyoba deh hehe.” Sahut Reno.
Reno merasa daritadi Pak Bayu sudah membujuk mereka
semua dan jika ia berpikir sebenarnya tidak ada salahnya
mencoba masuk organisasi, lagipula bisa jadi ia
menemukan minatnya di sini.
Rendra melirik Arga sesaat lalu beralih kepada Vina
kemudian Deandra. Dan mereka semua terlihat kikuk saling
melempar senyum kepada satu sama lain.

Rendra meraih formulir dari tangan Reno, dan menulis


nama mereka semua.

Kayaknya ke depannya bakal seru sih. Batin Rendra.

Anda mungkin juga menyukai