Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOLOGI DASAR

PEMERIKSAAN VDRL (Venereal Disease Research Laboratory)

ARIESTA HAYUNINGTYAS PURNOMO

NIM. P07134122120

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
2023
I. Hari, Tanggal : Jumat, 11 Agustus 2023
II. Nomor Praktikum 02
III. Judul Praktikum : Pemeriksaan VDRL
IV. Tujuan :Untuk memahami cara memeriksa
atau skrining sifilis menggunakan metode VDRL.
V. Metode : Slide aglutinasi
VI. Prinsip : Reaksi flokulasi secara imunologis yang terjadi
antara antibodi nontroponemal (reagen) yang terdapat dalam serum atau
plasma pasien dengan antigen lipoid yang terdapat pada reagen VDRL
(Veneral Diseases Research Laboratory) yang mengandung mikro
partikel karbon.
VII. Dasar Teori : Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh bakteri berbentuk spiral bernama Treponema pallidum.
Schaudinn dan Hoffmann pertama kali mengidentifikasi T. pallidum
sebagai penyebab sifilis pada tahun 1905. Penularan sifilis dapat melalui
hubungan seksual dengan penderita, kontak langsung dengan lesi atau luka
yang terinfeksi serta dari ibu ke janin melalui plasenta pada stadium akhir
kehamilan (Efrida, 2014).
Sifilis terbagi menjadi 3 stadium yaitu stadium I (sifilis primer) muncul
antara 2-4 minggu setelah kuman masuk, stadium II (sifilis sekunder) terjadi
setelah 6-8 minggu dan bisa berlangsung selama 9 bulan dan stadium III
(sifilis tersier) umumnya muncul 3-10 tahun setelah terinfeksi (Sri Arjani,
2015).
Penularan bakteri ini biasanya melalui hubungan seksual (membran
mukosa vagina dan uretra), kontak langsung dengan lesi luka yang terinfeksi
atau dari ihu yang menderita sifilis ke janinnya melalui plasenta pada
stadium akhir kehamilan.
Pemeriksaan sifilis dengan metode VDRL (Venereal Disease Research
Laboratory) mudah dilakukan. cepat dan sangat baik untuk skrining. Uji
VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) dilakukan untuk mengukur
antibody IgM dan IgG terhadap materi lipoidal (bahan yang dihasilkan dari
sel host yang rusak) sama halnya seperti lipoprotein. dan mungkin kardiolipin
berasal dari treponema (Efrida, 2014).

VIII. Alat dan Bahan

1. Alat :
a. Slide atau kertas aglutinasi berwarna putih
b. Pipet tetes
c. Pengaduk plastik
2. Bahan :
a. Serum
b. Reagen kontrol negatif
c. Reagen kontrol positif
d. Reagen karbon

IX. Cara Kerja :


a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Meneteskan satu tetes kontrol negatif pada salah satu lingkaran slide
aglutinasi.
c. Meneteskan satu tetes kontrol positif pada lingkaran slide aglutinasi
yang lain.
d. Meneteskan satu tetes sampel serum pada lingkaran slide aglutinasi
yang lain.
e. Meneteskan satu tetes karbon di setiap lingkaran slide aglutinasi,
kemudian mengaduknya sampai semua terhomogenkan dengan baik
f. Memutar kertas slide secara manual menggunakan tangan sampai
terlihat perubahan pada sampel.
g. Mengamati perubahan sampel ada tidaknya gumpalan-gumpalan
seperti pasir berwarna hitam atau abu-abu di slide aglutinasi.
X. Nilai Rujukan :
a. Reaktif lemah : terdapat gumpalan kecil-kecil.
b. Reaktif : terdapat gumpalan sedang atau besar.
c. Non reaktif : tidak terdapat gumpalan.
XI. Hasil :
Pada metode aglutinasi hasil positif ditandai dengan terdapat butiran
seperti pasir di pinggiran daerah uji (agglutination slide).

Keterangan:

a. Kontrol positif dan reagen karbon : Positif


b. Reagen Karbon dan Sampel : Positif
c. Kontrol negatif dan reagen karbon : Negatif

XII. Pembahasan :
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil
bahwa sampel positif mengidap penyakit sifilis. Hasil pemeriksaan
menggunakan metode VDRL tidak selalu akurat, sehingga menyebabkan
hasil menjadi positif atau negative palsu. Adapun beberapa faktor yang
menyebabkan hasil positif atau negatif palsu, yaitu:
a. Pasien mengidap penyakit lain seperti HIV, malaria
dan tuberkulosis.
b. Mengonsumsi obata-obatan tertentu.
c. Pasien sedang hamil
XIII. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa sampel positif terinfeksi Treponema Pollidum
kuman penyebab sifilis. Hal ini dibuktikan dengan adanya gumpalan
seperti pasir berwarna abu kehitaman pada lingkaran nomor 2 (sampel)
sama seperti lingkaran nomer 1(kontrol positif).
XIV. Referensi :

Arjani, Ida Ayu Made Sri. 2015. Identifikasi Agen Penyebab Infeksi
Menular Seksual. Jurnal Skala Husada, 12 (1): 15-21.

Efrida, Elvinawaty. 2014. Imunopatogenesis Treponema pallidum dan


Pemeriksaan Serologi. Jurnal Kesehatan Andalas, 3 (3): 572-587.

Young, H. 2000. Guidelines for Serological Testing for Syphilis. Sex


Transm Dis. 76: 403 -5.

Yogyakarta, 15 Agustus 2023


Dosen Pembimbing Praktikan

Siti Nuryani, S.SI., M. SC. Ariesta Hayuningtyas


NIM. P07134122120

Anda mungkin juga menyukai