Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PK

“Demam Tifoid”
Dosen Pembimbing:
Halik Wijaya, dr.,Sp.PK

Oleh:
I Putu Oktayana (18700010)
Made Widiantara Giri (18700034)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2020
2
Definisi

Demam tifoid merupakan penyakit


demam akut dan infeksius, yang
disebabkan oleh bakteri Salmonella
enterica, khususnya turunannya
yaitu Typhi, Paratyphi A,B dan C

1.Dwi Jayanti Tri Lestari,Aila Karyus.2020.Penatalaksanaan Demam Tifoid pada Lansia dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga.Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
3
Karakteristik Salmonella typhi

Salmonella typhi adalah bakteri gram


negatif, memiliki flagel, bersifat
anaerob fakultatif, berkapsul dan
tidak membentuk spora.

Salmonellatyphi memiliki tiga antigen


utama

2.Nelwan, R.H.H. 2007. Demam: Tipe dan Pendekatan dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
4

3.Typhoid Vaccine – Who Should Get It.2016.(https://www.vaxcorpindo.com/typhoid-vaccine/)


5
Identifikasi Salmonella typhi

Prinsip identifikasi Salmonella typhi adalah dengan :

1.Mikroskopis (pewarnaan gram)


2.Kultur bakteri
3.Uji serologis
4.Uji biokimia
5.Biomolekuler

4.Lestari,I Dewa Ayu M.D dkk.IDENTIFIKASI DAN DIAGNOSIS INFEKSI BAKTERI Salmonella typhi.Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana
6
Penampakan Secara Mikroskopis

Pewarnaan Gram TP-39 dengan


melakukan prosedur pewarnaan
didapatkan hasil bakteri Gram
batang negative6

Penampilan Bakteri Salmonella typhi dengan Pewarnaan


Gram Secara Mikroskopis5

5.Dept. Medical Microbiology and Infectious diseases at University of Medical Center Rotterdam
6.UK Standards of Microbiology.2015.’Identification of Salmonella species’.Public Health England.
7
Kultur Bakteri = gold standar

Prinsip : darah penderita + media Gall atau Bile 1 %


dalam Pepton Water (1 : 1) diinkubasi selama 24
jam dalam suasana aerobic, kemudian dilakukan
penanaman pada media differensial seperti media
MacConkey.

laktosa + maka pemeriksaan tidak dilanjutkan


laktosa - maka pemeriksaan dilanjutkan untuk
mencari kuman Salmonella8

Salmonella pada SS Agar7

7.Aryal,Sagar.2016.Media Kultur Bakteri. [online] Tersedia di: https://microbiologyinfo.com/category/culture-media/.


8.Qushai.2014.Prosedur Pemeriksaan Gall Culture Sebagai Diagnose Demam Tifoid.[online]
8
Uji Serologis

1.Tes Widal
2.Uji Tubex
3. Uji Thypidot
4. IgM Disptik
5. Uji ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay)

4.Lestari,I Dewa Ayu M.D dkk.IDENTIFIKASI DAN DIAGNOSIS INFEKSI BAKTERI Salmonella typhi.Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana
9
Tes Widal

• mendeteksi adanya antibodi (agglutinin) dalam serum


pasien yang terinfeksi bakteri Salmonella pada antigen
yang berada pada flagela (H) dan badan bakteri (O)

• Hasil positif dengan pemeriksaan ini lebih spesifik


dengan ditunjukkannya titer aglutinin sebesar sebesar
≥1/200

Sarana Untuk Tes Widal (Razimaulana,2011)

9.Meta,S.,Wiranto,B.,Agustyas, T.,Tri,S.U.’Proportion Of Positive Igm Anti-Salmonella Typhi Examination Using Typhidot


With Positive Widal Examination In Clinical Patient Of Acute Typhoid Fever In Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung’.2013.79-86.
10
Uji Tubex

Sarana Alat untuk Tes Tubex (Intralab, Pacific Biotekindo, 2016)

• Menguji aglutinasi kompetitif semikuantitatif untuk mendeteksi adanya antibodi IgM


terhadap antigen lipopolisakarida (LPS) O-9 S.typhi dan tanpa mendeteksi IgG10
• Tes Tubex memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang lebih baik daripada uji widal10
• Tes ini dikategorikan pemeriksaan yang ideal dan dapat dipergunakan untuk
pemeriksaan rutin karena prosesnya cepat, akurat, mudah dan sederhana11

10.Keddy, K., et al. 2011. Sensitivity and Specificity of Typhoid Fever Rapid Antibody Tests for Laboratory Diagnosis at Two
Sub-Saharan African Sites.Bull World HealthOrgan, 89 (1): 640-647.
11.Septiawan, I., Herawati, S., dan Yasa,I. 2013. Pemeriksaan Immunoglobulin M Anti Salmonella dalam Diagnosis Demam
Tifoid.E-Jurnal MedikaUdayana, 2 (6): 1080-1090.
11
Hasil tes tubex ditentukan berdasarkan skor yang
interpretasinya dapat dilihat pada tabel

Skor Nilai Interpretasi


<2 - Tidak menunjukan infeksi
tifoid aktif
3 Borderline Pengukuran tidak dapat
disimpulkan. Ulangi
pengujian, apabila masih
meragukan lakukan
pengulangan beberapa
hari kemudian

4-5 + Menunjukkan infeksi tifoid


aktif
6 + Indikasi kuat infeksi tifoid

12.Kusumaningrat, I. dan Yasa, I. 2014.Uji Tubex untuk Diagnosis Demam Tifoid di Laboratorium Klinik Nikki Medika
Denpasar.E-Jurnal MedikaUdayana: 3 (1): 22-37.
12
Uji Thypidot (Metode dot enzyme immunoassay )
• Mendeteksi adanya antibody spesifik IgM
maupun IgG terhadap Salmonella typhi.
• Tes ini mempergunakan membrane
nitroselulosa yang berisi 50kDa spesifik
protein dan antigen control.(Sudoyo, 2009).

Kultur bakteri memang gold standar


namun sensitivitas thypidot lebih besar
kurang lebih 93% daripada kultur. Oleh
Prinsip dan Interpretasi untuk Uji Thypidot
karena itu, uji thypidot dapat (M.Malathi,Dept of Microbiology Chengalpattu
digunakan sebagai diagnosis cepat di Medical College.,2015)
daerah endemis demam tifoid 13,14

13.World Health Organization (WHO). 2003. Typhoid fever.[online] Tersedia di:http://www.who.int/


14.Marleni, M., Iriani, Y., Tjuandra, W., dan Theodorus.2014. Ketepatan Uji Tubex TF® dalam Mendiagnosis Demam Tifoid Anak
pada Demam Hari ke-4.Jurnal Kedokteran danKesehatan, 1 (1): 7-11.
13

15.Reynaldo Bundalian Jr et al.2019.Achieving accurate laboratory diagnosis of typhoid fever: a review and meta-analysis
of TUBEX® TF clinical performance. Pathogens and Global Health
14
IGM Disptik
• Mendeteksi antibodi IgM spesifik terhadap antigen
lipopolisakarida (LPS) dari Salmonella typhi dan
Salmonella paratyphi.

• Dipstick terdiri dari dua pita yang tersusun secara


horizontal: pita tes antigen (bawah) mengandung
antigen reaktif yang spesifik dan pita internal control
(atas) mengandung anti-human IgM antibody 13
Prinsip tes dipstick. A: tes spesies IgT, B: tes
Human IgM, C: tes negatif, D: test positif
untuk Ig anti-F1, E: tes positif untuk IgM
anti-F116
13.World Health Organization (WHO). 2003. Typhoid fever.[online] Tersedia di:http://www.who.int/
16.Rajerison,M,Dartevelle,S,Ralafiarisoa,LA,Bitam,et al.2009 .Development and evaluation of two simple, rapid
immunochromatographic tests for the detection of Yersinia pestis antibodies in humans and reservoirs. [online]
15 Uji ELISA (Enzyme-linked immunosorbent
assay)

Sarana untuk tes ELISA (Cosmo Bio USA,2011).

• Uji imunologik yang lebih baru, yang dianggap lebih sensitif dan spesifik dibandingkan uji
Widal untuk mendeteksi Demam Tifoid/ Paratifoid.
• Sebagai tes cepat (Rapid Test).
• lgM + menandakan infeksi akut
• lgG + pernah kontak, pernah terinfeksi atau reinfeksi di daerah endemik

17.UK Standards of Microbiology.2015.’Identification of Salmonella species’.Public Health England.


16

15.Reynaldo Bundalian Jr et al.2019.Achieving accurate laboratory diagnosis of typhoid fever: a review and meta-analysis
of TUBEX® TF clinical performance. Pathogens and Global Health
17
Tes Biokimia

• Tes Urease TP 36 : Hasil tes ini bahwa Urease Spesies salmonella tidak
menghasilkan urease

• Oxidase TP 26 : Tes oksidase yang hasilnya Spesies Salmonella bersifat oksidase


negatif

• Tes Indole TP19 : dengan Uji Indole, spesies salmonella bersifat indol negative

4.Lestari,I Dewa Ayu M.D dkk.IDENTIFIKASI DAN DIAGNOSIS INFEKSI BAKTERI Salmonella typhi.Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana
18
Biomolekuler

1. PCR (Polymerase Chain Reaction)

2. Matrix-Assisted Laser Desorption/Ionisation Time Of Flight Mass


Spectrometry (MALDI-TOF MS)

4.Lestari,I Dewa Ayu M.D dkk.IDENTIFIKASI DAN DIAGNOSIS INFEKSI BAKTERI Salmonella typhi.Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana
19
PCR (Polymerase Chain Reaction)

• Metode untuk amplifikasi (perbanyakan)


primer oligonukleotida diarahkan secara
enzimatik urutan DNA spesifik.

• Teknik ini mampu memperbanyak sebuah


urutan 105-106-kali lipat dari jumlah
nanogram DNA template dalam latar
belakang besar pada sequence yang tidak
relevan (misalnya dari total DNA genomik).

18.Sucipta, A. 2015.Baku Emas Pemeriksaan Laboratorium Demam Tifoid pada Anak. Jurnal Skala Husada, 12 (1): 22-26.
20
Matrix-Assisted Laser Desorption/Ionisation Time
Of Flight Mass Spectrometry (MALDI-TOF MS)
• Metode ini dapat digunakan untuk menganalisis komposisi protein sel bakteri.

• Kemampuan metode ini dalam melakukan analisis sensitivitas sangat cepat dan
akurat.Keuntungan dari MALDI-TOF dibandingkan dengan metode identifikasi lainnya
adalah hasil analisis diperoleh dalam beberapa jam. (Barbuddhe SB, Maier T,2008).

• Metode ini telah digunakan untuk identifikasi Salmonella, serta dapat dipakai dalam
membedakan S. enterica serovar typhi dari serovar Salmonella lainnya.

• MALDI-TOF MS menunjukkan bukti yang signifikan dalam identifikasi bakteri Salmonella


namun memerlukan studi tambahan untuk mengetahui ketepatan identifikasinya
(Clark AE,dkk.2013, Kuhns M,dkk.2012).
DAFTAR PUSTAKA
1.Dwi Jayanti Tri Lestari,Aila Karyus.2020.Penatalaksanaan Demam Tifoid pada Lansia dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga.Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

2.Nelwan, R.H.H. 2007. Demam: Tipe dan Pendekatan dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

3.Typhoid Vaccine – Who Should Get It.2016. https://www.vaxcorpindo.com/typhoid-vaccine/

4.Lestari,I Dewa Ayu M.D dkk.IDENTIFIKASI DAN DIAGNOSIS INFEKSI BAKTERI Salmonella typhi.Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana

5.Dept. Medical Microbiology and Infectious diseases at University of Medical Center Rotterdam

6.UK Standards of Microbiology.2015.’Identification of Salmonella species’.Public Health England.

7.Aryal,Sagar.2016.Media Kultur Bakteri. [online] Tersedia di: https://microbiologyinfo.com/category/culture-media/.

8.Qushai.2014.Prosedur Pemeriksaan Gall Culture Sebagai Diagnose Demam Tifoid.[online]

9.Meta,S.,Wiranto,B.,Agustyas, T.,Tri,S.U.’Proportion Of Positive Igm Anti-Salmonella Typhi Examination Using Typhidot With
Positive Widal Examination In Clinical Patient Of Acute Typhoid Fever In Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung’.2013.79-86.
10.Keddy, K., et al. 2011. Sensitivity and Specificity of Typhoid Fever Rapid Antibody Tests for Laboratory Diagnosis at Two
Sub-Saharan African Sites.Bull World HealthOrgan, 89 (1): 640-647.

11.Septiawan, I., Herawati, S., dan Yasa,I. 2013. Pemeriksaan Immunoglobulin M Anti Salmonella dalam Diagnosis Demam
Tifoid.E-Jurnal MedikaUdayana, 2 (6): 1080-1090.

12.Kusumaningrat, I. dan Yasa, I. 2014.Uji Tubex untuk Diagnosis Demam Tifoid di Laboratorium Klinik Nikki Medika
Denpasar.E-Jurnal MedikaUdayana: 3 (1): 22-37.

13.World Health Organization (WHO). 2003. Typhoid fever.[online] Tersedia di:http://www.who.int/

14.Marleni, M., Iriani, Y., Tjuandra, W., dan Theodorus.2014. Ketepatan Uji Tubex TF® dalam Mendiagnosis Demam Tifoid
Anak pada Demam Hari ke-4.Jurnal Kedokteran danKesehatan, 1 (1): 7-11.

15.Reynaldo Bundalian Jr et al.2019.Achieving accurate laboratory diagnosis of typhoid fever: a review and meta-analysis of
TUBEX® TF clinical performance. Pathogens and Global Health

16.Rajerison,M,Dartevelle,S,Ralafiarisoa,LA,Bitam,et al.2009 .Development and evaluation of two simple, rapid


immunochromatographic tests for the detection of Yersinia pestis antibodies in humans and reservoirs. [online]

17.UK Standards of Microbiology.2015.’Identification of Salmonella species’.Public Health England.

18.Sucipta, A. 2015.Baku Emas Pemeriksaan Laboratorium Demam Tifoid pada Anak. Jurnal Skala Husada, 12 (1): 22-26.

Anda mungkin juga menyukai