Anda di halaman 1dari 24

NOTULEN

Hari/ Tanggal : Rabu, 10 Agustus 2022


Tempat : Gedung PKK Kec. Nguter
Kegiatan : Operasional Ketahanan Keluarga Berbasis Kelompok Kegiatan (Poktan)
Bina Keluarga Balita ( BKB)
Susunan Acara :
1. Pembukaan
Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dan dibuka oleh pembawa acara dengan bacaan
Basmallah bersama-sama.
2. Sambutan Camat Nguter
3. Penyampaian materi oleh Khatarina Candra Dewi, S.I.Kom. (Dinas PPKBP3A Kab.
Sukoharjo)
Materi : Cegah Stunting melalui Bina Keluarga Balita
Ibu Khatarina menjelaskan bahwa stunting menjadi permasalahan yang
menghantui pada pertumbuhan anak di Indonesia. Sehingga untuk mencetak anak di
Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang paling penting untuk dilakukan
adalah pemenuhan gizi pada anak sejak usia dini, bahkan saat masih berada di dalam
kandungan atau dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) di dunia
sebagai saat yang terpenting dalam kehidupan seseorang. Sejak saat perkembangan janin
di dalam kandungan, hingga ulang tahun yang kedua menentukan kesehatan dan
kecerdasan seseorang. Makanan selama kehamilan juga dapat mempengaruhi fungsi
memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood dan emosi seorang anak
di kemudian hari.
Dalam melakukan pencegahan stunting sejak dini orang tua menjadi peran
utama yang sangat penting dalam mengemban tanggung jawab penuh untuk pengasuhan
anak dan memperhatikan kepekaan masalah gizi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
agar tidak terjadinya kekurangan gizi pada anak. Anak yang mengalami kekurangan
asupan gizi akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, sehingga menjadikan anak
menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan sehingga dapat beresiko pada
menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar
ketimpangan. Terkait hal tersebut perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan
pengasuhan orang tua melalui Program Bina Keluarga Balita (BKB) yang dilakukan
melalui penyuluhan tentang pengasuhan, pemenuhan gizi dan tumbuh kembang anak
kepada orang tua dan masyarakat. Dengan tujuan untuk 5 meningkatkan kesadaran akan
pentingnya program anak usia dini yang holistik (menyeluruh) dan integratif (saling
terkait) dalam rangka menekan angka stunting. Dengan adanya program Bina Keluarga
Balita (BKB) orang tua dan masyarakat lebih dapat memahami tentang pentingnya
pengasuhan dan memenuhi kebutuhan dasar anak sejak dalam kandungan hingga anak
usia enam tahun.
Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas hidup manusia kelompok Bina Keluarga
Balita (BKB) dapat menerangkan kepada orang tua balita dan masyarakat tentang
program kebijakan pembangunan keluarga yang dilaksanakan untuk meningkatkan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga sehingga keluarga Indonesia dapat menjadi
keluarga yang berkualitas.
4. Penyampaian materi oleh Ibu Ir. Roro Christina Marjanti P.A. (Koordinator Balai
Penyuluh KB Kec. Nguter)
Materi : Pengasuhan 1000 HPK
1.000 hari pertama kehidupan adalah fase kritis yang sangat menentukan
masa depan manusia. Kesehatan dan kecerdasan seorang anak dipengaruhi di fase ini.
Karena itu pemberian asupan gizi optimal pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
mutlak diperlukan untuk menghindari stunting. Maka dari itu perlu dilakukan fasilitasi,
pembimbingan, pengembangan dan penguatan penyiapan pengasuhan 1000 hari pertama
kehidupan (HPK). Pentingnya 1000 HPK Merupakan Periode sensitif karena akibat yang
di timbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat
dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik,tetapi juga pada
perkembangan mental dan kecerdasannya. Proses tumbuh kembang balita dan anak
sangat dipengaruhi oleh kondisi orang tua dan lingkungannya. Peran orang tua sangat
dibutuhkan khususnya pada periode 1000 hari pertama kehidupan. Kecukupan gizi
selama ibu mengandung sampai dengan anak berusia 2 tahun akan sangat berperan
dalam membentuk fungsi otak hingga membantu memperkuat system imun anak pada
masa mendatang.
Ibu Marjanti menambahkan bahwa calon ibu wajib memiliki pengetahuan
terkait pemenuhan kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama dengan memperhatikan (1)
sebelum hamil perlu memastikan kebutuhan gizi dan Kesehatan optimal, (2) saat hamil
perlu memperhatikan asupan gizi yang baik bagi janin yang dikandungnya, (3) untuk bayi
0-6 Bulan makanan wajib dan paling sempurna adalah ASI, dan (4) pada bayi usia 6 – 12
memperkenalkan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Ibu Marjanti mengingatkan kepada ibu dan calon ibu bahwa padatnya
kesibukan sebagai orang tua di tengah perjalanan tumbuh kembang anak, tidak boleh
mengurangi kewajiban orang tua untuk tetap memberikan yang terbaik bagi anak
khususnya dimulai dari pengolahan dan penyajian Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MPASI). Ibu Marjanti berharap agar seluruh peserta yang hadir mampu membangun
diskusi yang dinamis dan konstruktif guna menghasilkan penguatan 1000 HPK untuk
ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang ideal.
5. Penutup
Acara ditutup pada jam 12.00 WIB oleh pembawa acara dengan bacaan Hamdallah.
Nguter, 10 Agustus 2022
Yang membuat notulen,

Dias Asri Nugraheni, A.Md.


NOTULEN

Hari/ Tanggal : Senin, 1 Agustus 2022


Tempat : Gedung PKK Kec. Nguter
Kegiatan : Operasional Ketahanan Keluarga Berbasis Kelompok Kegiatan (Poktan)
Bina Keluarga Balita ( BKB)
Susunan Acara :

1. Pembukaan
Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dan dibuka oleh pembawa acara dengan bacaan
Basmallah bersama-sama.
2. Sambutan Camat Nguter
3. Penyampaian materi oleh Khatarina Candra Dewi, S.I.Kom. (Dinas PPKBP3A Kab.
Sukoharjo)
Materi : Cegah Stunting melalui Bina Keluarga Balita
Ibu Khatarina menjelaskan bahwa stunting menjadi permasalahan yang
menghantui pada pertumbuhan anak di Indonesia. Sehingga untuk mencetak anak di
Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang paling penting untuk dilakukan
adalah pemenuhan gizi pada anak sejak usia dini, bahkan saat masih berada di dalam
kandungan atau dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) di dunia
sebagai saat yang terpenting dalam kehidupan seseorang. Sejak saat perkembangan janin
di dalam kandungan, hingga ulang tahun yang kedua menentukan kesehatan dan
kecerdasan seseorang. Makanan selama kehamilan juga dapat mempengaruhi fungsi
memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood dan emosi seorang anak
di kemudian hari.
Dalam melakukan pencegahan stunting sejak dini orang tua menjadi peran
utama yang sangat penting dalam mengemban tanggung jawab penuh untuk pengasuhan
anak dan memperhatikan kepekaan masalah gizi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
agar tidak terjadinya kekurangan gizi pada anak. Anak yang mengalami kekurangan
asupan gizi akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, sehingga menjadikan anak
menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan sehingga dapat beresiko pada
menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar
ketimpangan. Terkait hal tersebut perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan
pengasuhan orang tua melalui Program Bina Keluarga Balita (BKB) yang dilakukan
melalui penyuluhan tentang pengasuhan, pemenuhan gizi dan tumbuh kembang anak
kepada orang tua dan masyarakat. Dengan tujuan untuk 5 meningkatkan kesadaran akan
pentingnya program anak usia dini yang holistik (menyeluruh) dan integratif (saling
terkait) dalam rangka menekan angka stunting. Dengan adanya program Bina Keluarga
Balita (BKB) orang tua dan masyarakat lebih dapat memahami tentang pentingnya
pengasuhan dan memenuhi kebutuhan dasar anak sejak dalam kandungan hingga anak
usia enam tahun.
Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas hidup manusia kelompok Bina Keluarga
Balita (BKB) dapat menerangkan kepada orang tua balita dan masyarakat tentang
program kebijakan pembangunan keluarga yang dilaksanakan untuk meningkatkan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga sehingga keluarga Indonesia dapat menjadi
keluarga yang berkualitas.
4. Penyampaian materi oleh Ibu Ir. Roro Christina Marjanti P.A. (Koordinator Balai
Penyuluh KB Kec. Nguter)
Materi : Pengasuhan 1000 HPK
1.000 hari pertama kehidupan adalah fase kritis yang sangat menentukan
masa depan manusia. Kesehatan dan kecerdasan seorang anak dipengaruhi di fase ini.
Karena itu pemberian asupan gizi optimal pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
mutlak diperlukan untuk menghindari stunting. Maka dari itu perlu dilakukan fasilitasi,
pembimbingan, pengembangan dan penguatan penyiapan pengasuhan 1000 hari pertama
kehidupan (HPK). Pentingnya 1000 HPK Merupakan Periode sensitif karena akibat yang
di timbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat
dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik,tetapi juga pada
perkembangan mental dan kecerdasannya. Proses tumbuh kembang balita dan anak
sangat dipengaruhi oleh kondisi orang tua dan lingkungannya. Peran orang tua sangat
dibutuhkan khususnya pada periode 1000 hari pertama kehidupan. Kecukupan gizi
selama ibu mengandung sampai dengan anak berusia 2 tahun akan sangat berperan
dalam membentuk fungsi otak hingga membantu memperkuat system imun anak pada
masa mendatang.
Ibu Marjanti menambahkan bahwa calon ibu wajib memiliki pengetahuan
terkait pemenuhan kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama dengan memperhatikan (1)
sebelum hamil perlu memastikan kebutuhan gizi dan Kesehatan optimal, (2) saat hamil
perlu memperhatikan asupan gizi yang baik bagi janin yang dikandungnya, (3) untuk bayi
0-6 Bulan makanan wajib dan paling sempurna adalah ASI, dan (4) pada bayi usia 6 – 12
memperkenalkan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Ibu Marjanti mengingatkan kepada ibu dan calon ibu bahwa padatnya
kesibukan sebagai orang tua di tengah perjalanan tumbuh kembang anak, tidak boleh
mengurangi kewajiban orang tua untuk tetap memberikan yang terbaik bagi anak
khususnya dimulai dari pengolahan dan penyajian Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MPASI). Ibu Marjanti berharap agar seluruh peserta yang hadir mampu membangun
diskusi yang dinamis dan konstruktif guna menghasilkan penguatan 1000 HPK untuk
ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang ideal.
5. Penutup
Acara ditutup pada jam 12.00 WIB oleh pembawa acara dengan bacaan Hamdallah.
Nguter, 1 Agustus 2022
Yang membuat notulen,

Dias Asri Nugraheni, A.Md.


NOTULEN

Hari/ Tanggal : Selasa, 9 Agustus 2022


Tempat : Gedung PKK Kec. Nguter
Kegiatan : Operasional Ketahanan Keluarga Berbasis Kelompok Kegiatan (Poktan)
Bina Keluarga Balita ( BKB)
Susunan Acara :

1. Pembukaan
Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dan dibuka oleh pembawa acara dengan bacaan
Basmallah bersama-sama.
2. Sambutan Camat Nguter
3. Penyampaian materi oleh Khatarina Candra Dewi, S.I.Kom. (Dinas PPKBP3A Kab.
Sukoharjo)
Materi : Cegah Stunting melalui Bina Keluarga Balita
Ibu Khatarina menjelaskan bahwa stunting menjadi permasalahan yang
menghantui pada pertumbuhan anak di Indonesia. Sehingga untuk mencetak anak di
Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang paling penting untuk dilakukan
adalah pemenuhan gizi pada anak sejak usia dini, bahkan saat masih berada di dalam
kandungan atau dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) di dunia
sebagai saat yang terpenting dalam kehidupan seseorang. Sejak saat perkembangan janin
di dalam kandungan, hingga ulang tahun yang kedua menentukan kesehatan dan
kecerdasan seseorang. Makanan selama kehamilan juga dapat mempengaruhi fungsi
memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood dan emosi seorang anak
di kemudian hari.
Dalam melakukan pencegahan stunting sejak dini orang tua menjadi peran
utama yang sangat penting dalam mengemban tanggung jawab penuh untuk pengasuhan
anak dan memperhatikan kepekaan masalah gizi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
agar tidak terjadinya kekurangan gizi pada anak. Anak yang mengalami kekurangan
asupan gizi akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, sehingga menjadikan anak
menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan sehingga dapat beresiko pada
menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar
ketimpangan. Terkait hal tersebut perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan
pengasuhan orang tua melalui Program Bina Keluarga Balita (BKB) yang dilakukan
melalui penyuluhan tentang pengasuhan, pemenuhan gizi dan tumbuh kembang anak
kepada orang tua dan masyarakat. Dengan tujuan untuk 5 meningkatkan kesadaran akan
pentingnya program anak usia dini yang holistik (menyeluruh) dan integratif (saling
terkait) dalam rangka menekan angka stunting. Dengan adanya program Bina Keluarga
Balita (BKB) orang tua dan masyarakat lebih dapat memahami tentang pentingnya
pengasuhan dan memenuhi kebutuhan dasar anak sejak dalam kandungan hingga anak
usia enam tahun.
Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas hidup manusia kelompok Bina Keluarga
Balita (BKB) dapat menerangkan kepada orang tua balita dan masyarakat tentang
program kebijakan pembangunan keluarga yang dilaksanakan untuk meningkatkan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga sehingga keluarga Indonesia dapat menjadi
keluarga yang berkualitas.
4. Penyampaian materi oleh Ibu Ir. Roro Christina Marjanti P.A. (Koordinator Balai
Penyuluh KB Kec. Nguter)
Materi : Pengasuhan 1000 HPK
1.000 hari pertama kehidupan adalah fase kritis yang sangat menentukan
masa depan manusia. Kesehatan dan kecerdasan seorang anak dipengaruhi di fase ini.
Karena itu pemberian asupan gizi optimal pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
mutlak diperlukan untuk menghindari stunting. Maka dari itu perlu dilakukan fasilitasi,
pembimbingan, pengembangan dan penguatan penyiapan pengasuhan 1000 hari pertama
kehidupan (HPK). Pentingnya 1000 HPK Merupakan Periode sensitif karena akibat yang
di timbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat
dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik,tetapi juga pada
perkembangan mental dan kecerdasannya. Proses tumbuh kembang balita dan anak
sangat dipengaruhi oleh kondisi orang tua dan lingkungannya. Peran orang tua sangat
dibutuhkan khususnya pada periode 1000 hari pertama kehidupan. Kecukupan gizi
selama ibu mengandung sampai dengan anak berusia 2 tahun akan sangat berperan
dalam membentuk fungsi otak hingga membantu memperkuat system imun anak pada
masa mendatang.
Ibu Marjanti menambahkan bahwa calon ibu wajib memiliki pengetahuan
terkait pemenuhan kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama dengan memperhatikan (1)
sebelum hamil perlu memastikan kebutuhan gizi dan Kesehatan optimal, (2) saat hamil
perlu memperhatikan asupan gizi yang baik bagi janin yang dikandungnya, (3) untuk bayi
0-6 Bulan makanan wajib dan paling sempurna adalah ASI, dan (4) pada bayi usia 6 – 12
memperkenalkan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Ibu Marjanti mengingatkan kepada ibu dan calon ibu bahwa padatnya
kesibukan sebagai orang tua di tengah perjalanan tumbuh kembang anak, tidak boleh
mengurangi kewajiban orang tua untuk tetap memberikan yang terbaik bagi anak
khususnya dimulai dari pengolahan dan penyajian Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MPASI). Ibu Marjanti berharap agar seluruh peserta yang hadir mampu membangun
diskusi yang dinamis dan konstruktif guna menghasilkan penguatan 1000 HPK untuk
ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang ideal.
5. Penutup
Acara ditutup pada jam 12.00 WIB oleh pembawa acara dengan bacaan Hamdallah.
Nguter, 9 Agustus 2022
Yang membuat notulen,

Dias Asri Nugraheni, A.Md.


NOTULEN

Hari/ Tanggal : Senin, 8 Agustus 2022


Tempat : Gedung PKK Kec. Nguter
Kegiatan : Operasional Ketahanan Keluarga Berbasis Kelompok Kegiatan (Poktan)
Bina Keluarga Balita ( BKB)
Susunan Acara :

1. Pembukaan
Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dan dibuka oleh pembawa acara dengan bacaan
Basmallah bersama-sama.
2. Sambutan Camat Nguter
3. Penyampaian materi oleh Khatarina Candra Dewi, S.I.Kom. (Dinas PPKBP3A Kab.
Sukoharjo)
Materi : Cegah Stunting melalui Bina Keluarga Balita
Ibu Khatarina menjelaskan bahwa stunting menjadi permasalahan yang
menghantui pada pertumbuhan anak di Indonesia. Sehingga untuk mencetak anak di
Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang paling penting untuk dilakukan
adalah pemenuhan gizi pada anak sejak usia dini, bahkan saat masih berada di dalam
kandungan atau dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) di dunia
sebagai saat yang terpenting dalam kehidupan seseorang. Sejak saat perkembangan janin
di dalam kandungan, hingga ulang tahun yang kedua menentukan kesehatan dan
kecerdasan seseorang. Makanan selama kehamilan juga dapat mempengaruhi fungsi
memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood dan emosi seorang anak
di kemudian hari.
Dalam melakukan pencegahan stunting sejak dini orang tua menjadi peran
utama yang sangat penting dalam mengemban tanggung jawab penuh untuk pengasuhan
anak dan memperhatikan kepekaan masalah gizi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
agar tidak terjadinya kekurangan gizi pada anak. Anak yang mengalami kekurangan
asupan gizi akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, sehingga menjadikan anak
menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan sehingga dapat beresiko pada
menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar
ketimpangan. Terkait hal tersebut perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan
pengasuhan orang tua melalui Program Bina Keluarga Balita (BKB) yang dilakukan
melalui penyuluhan tentang pengasuhan, pemenuhan gizi dan tumbuh kembang anak
kepada orang tua dan masyarakat. Dengan tujuan untuk 5 meningkatkan kesadaran akan
pentingnya program anak usia dini yang holistik (menyeluruh) dan integratif (saling
terkait) dalam rangka menekan angka stunting. Dengan adanya program Bina Keluarga
Balita (BKB) orang tua dan masyarakat lebih dapat memahami tentang pentingnya
pengasuhan dan memenuhi kebutuhan dasar anak sejak dalam kandungan hingga anak
usia enam tahun.
Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas hidup manusia kelompok Bina Keluarga
Balita (BKB) dapat menerangkan kepada orang tua balita dan masyarakat tentang
program kebijakan pembangunan keluarga yang dilaksanakan untuk meningkatkan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga sehingga keluarga Indonesia dapat menjadi
keluarga yang berkualitas.
4. Penyampaian materi oleh Ibu Ir. Roro Christina Marjanti P.A. (Koordinator Balai
Penyuluh KB Kec. Nguter)
Materi : Pengasuhan 1000 HPK
1.000 hari pertama kehidupan adalah fase kritis yang sangat menentukan
masa depan manusia. Kesehatan dan kecerdasan seorang anak dipengaruhi di fase ini.
Karena itu pemberian asupan gizi optimal pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
mutlak diperlukan untuk menghindari stunting. Maka dari itu perlu dilakukan fasilitasi,
pembimbingan, pengembangan dan penguatan penyiapan pengasuhan 1000 hari pertama
kehidupan (HPK). Pentingnya 1000 HPK Merupakan Periode sensitif karena akibat yang
di timbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat
dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik,tetapi juga pada
perkembangan mental dan kecerdasannya. Proses tumbuh kembang balita dan anak
sangat dipengaruhi oleh kondisi orang tua dan lingkungannya. Peran orang tua sangat
dibutuhkan khususnya pada periode 1000 hari pertama kehidupan. Kecukupan gizi
selama ibu mengandung sampai dengan anak berusia 2 tahun akan sangat berperan
dalam membentuk fungsi otak hingga membantu memperkuat system imun anak pada
masa mendatang.
Ibu Marjanti menambahkan bahwa calon ibu wajib memiliki pengetahuan
terkait pemenuhan kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama dengan memperhatikan (1)
sebelum hamil perlu memastikan kebutuhan gizi dan Kesehatan optimal, (2) saat hamil
perlu memperhatikan asupan gizi yang baik bagi janin yang dikandungnya, (3) untuk bayi
0-6 Bulan makanan wajib dan paling sempurna adalah ASI, dan (4) pada bayi usia 6 – 12
memperkenalkan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Ibu Marjanti mengingatkan kepada ibu dan calon ibu bahwa padatnya
kesibukan sebagai orang tua di tengah perjalanan tumbuh kembang anak, tidak boleh
mengurangi kewajiban orang tua untuk tetap memberikan yang terbaik bagi anak
khususnya dimulai dari pengolahan dan penyajian Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MPASI). Ibu Marjanti berharap agar seluruh peserta yang hadir mampu membangun
diskusi yang dinamis dan konstruktif guna menghasilkan penguatan 1000 HPK untuk
ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang ideal.
5. Penutup
Acara ditutup pada jam 12.00 WIB oleh pembawa acara dengan bacaan Hamdallah.
Nguter, 8 Agustus 2022
Yang membuat notulen,

Dias Asri Nugraheni, A.Md.


NOTULEN

Hari/ Tanggal : Jumat, 12 Agustus 2022


Tempat : Gedung PKK Kec. Nguter
Kegiatan : Operasional Ketahanan Keluarga Berbasis Kelompok Kegiatan (Poktan)
Bina Keluarga Balita ( BKB)
Susunan Acara :

1. Pembukaan
Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dan dibuka oleh pembawa acara dengan bacaan
Basmallah bersama-sama.
2. Sambutan Camat Nguter
3. Penyampaian materi oleh Khatarina Candra Dewi, S.I.Kom. (Dinas PPKBP3A Kab.
Sukoharjo)
Materi : Cegah Stunting melalui Bina Keluarga Balita
Ibu Khatarina menjelaskan bahwa stunting menjadi permasalahan yang
menghantui pada pertumbuhan anak di Indonesia. Sehingga untuk mencetak anak di
Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang paling penting untuk dilakukan
adalah pemenuhan gizi pada anak sejak usia dini, bahkan saat masih berada di dalam
kandungan atau dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) di dunia
sebagai saat yang terpenting dalam kehidupan seseorang. Sejak saat perkembangan janin
di dalam kandungan, hingga ulang tahun yang kedua menentukan kesehatan dan
kecerdasan seseorang. Makanan selama kehamilan juga dapat mempengaruhi fungsi
memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood dan emosi seorang anak
di kemudian hari.
Dalam melakukan pencegahan stunting sejak dini orang tua menjadi peran
utama yang sangat penting dalam mengemban tanggung jawab penuh untuk pengasuhan
anak dan memperhatikan kepekaan masalah gizi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
agar tidak terjadinya kekurangan gizi pada anak. Anak yang mengalami kekurangan
asupan gizi akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, sehingga menjadikan anak
menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan sehingga dapat beresiko pada
menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar
ketimpangan. Terkait hal tersebut perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan
pengasuhan orang tua melalui Program Bina Keluarga Balita (BKB) yang dilakukan
melalui penyuluhan tentang pengasuhan, pemenuhan gizi dan tumbuh kembang anak
kepada orang tua dan masyarakat. Dengan tujuan untuk 5 meningkatkan kesadaran akan
pentingnya program anak usia dini yang holistik (menyeluruh) dan integratif (saling
terkait) dalam rangka menekan angka stunting. Dengan adanya program Bina Keluarga
Balita (BKB) orang tua dan masyarakat lebih dapat memahami tentang pentingnya
pengasuhan dan memenuhi kebutuhan dasar anak sejak dalam kandungan hingga anak
usia enam tahun.
Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas hidup manusia kelompok Bina Keluarga
Balita (BKB) dapat menerangkan kepada orang tua balita dan masyarakat tentang
program kebijakan pembangunan keluarga yang dilaksanakan untuk meningkatkan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga sehingga keluarga Indonesia dapat menjadi
keluarga yang berkualitas.
4. Penyampaian materi oleh Ibu Ir. Roro Christina Marjanti P.A. (Koordinator Balai
Penyuluh KB Kec. Nguter)
Materi : Pengasuhan 1000 HPK
1.000 hari pertama kehidupan adalah fase kritis yang sangat menentukan
masa depan manusia. Kesehatan dan kecerdasan seorang anak dipengaruhi di fase ini.
Karena itu pemberian asupan gizi optimal pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
mutlak diperlukan untuk menghindari stunting. Maka dari itu perlu dilakukan fasilitasi,
pembimbingan, pengembangan dan penguatan penyiapan pengasuhan 1000 hari pertama
kehidupan (HPK). Pentingnya 1000 HPK Merupakan Periode sensitif karena akibat yang
di timbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat
dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik,tetapi juga pada
perkembangan mental dan kecerdasannya. Proses tumbuh kembang balita dan anak
sangat dipengaruhi oleh kondisi orang tua dan lingkungannya. Peran orang tua sangat
dibutuhkan khususnya pada periode 1000 hari pertama kehidupan. Kecukupan gizi
selama ibu mengandung sampai dengan anak berusia 2 tahun akan sangat berperan
dalam membentuk fungsi otak hingga membantu memperkuat system imun anak pada
masa mendatang.
Ibu Marjanti menambahkan bahwa calon ibu wajib memiliki pengetahuan
terkait pemenuhan kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama dengan memperhatikan (1)
sebelum hamil perlu memastikan kebutuhan gizi dan Kesehatan optimal, (2) saat hamil
perlu memperhatikan asupan gizi yang baik bagi janin yang dikandungnya, (3) untuk bayi
0-6 Bulan makanan wajib dan paling sempurna adalah ASI, dan (4) pada bayi usia 6 – 12
memperkenalkan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Ibu Marjanti mengingatkan kepada ibu dan calon ibu bahwa padatnya
kesibukan sebagai orang tua di tengah perjalanan tumbuh kembang anak, tidak boleh
mengurangi kewajiban orang tua untuk tetap memberikan yang terbaik bagi anak
khususnya dimulai dari pengolahan dan penyajian Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MPASI). Ibu Marjanti berharap agar seluruh peserta yang hadir mampu membangun
diskusi yang dinamis dan konstruktif guna menghasilkan penguatan 1000 HPK untuk
ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang ideal.
5. Penutup
Acara ditutup pada jam 12.00 WIB oleh pembawa acara dengan bacaan Hamdallah.
Nguter, 12 Agustus 2022
Yang membuat notulen,

Dias Asri Nugraheni, A.Md.


NOTULEN

Hari/ Tanggal : Senin, 15 Agustus 2022


Tempat : Gedung PKK Kec. Nguter
Kegiatan : Operasional Ketahanan Keluarga Berbasis Kelompok Kegiatan (Poktan)
Bina Keluarga Balita ( BKB)
Susunan Acara :

1. Pembukaan
Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dan dibuka oleh pembawa acara dengan bacaan
Basmallah bersama-sama.
2. Sambutan Camat Nguter
3. Penyampaian materi oleh Khatarina Candra Dewi, S.I.Kom. (Dinas PPKBP3A Kab.
Sukoharjo)
Materi : Cegah Stunting melalui Bina Keluarga Balita
Ibu Khatarina menjelaskan bahwa stunting menjadi permasalahan yang
menghantui pada pertumbuhan anak di Indonesia. Sehingga untuk mencetak anak di
Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang paling penting untuk dilakukan
adalah pemenuhan gizi pada anak sejak usia dini, bahkan saat masih berada di dalam
kandungan atau dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) di dunia
sebagai saat yang terpenting dalam kehidupan seseorang. Sejak saat perkembangan janin
di dalam kandungan, hingga ulang tahun yang kedua menentukan kesehatan dan
kecerdasan seseorang. Makanan selama kehamilan juga dapat mempengaruhi fungsi
memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood dan emosi seorang anak
di kemudian hari.
Dalam melakukan pencegahan stunting sejak dini orang tua menjadi peran
utama yang sangat penting dalam mengemban tanggung jawab penuh untuk pengasuhan
anak dan memperhatikan kepekaan masalah gizi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
agar tidak terjadinya kekurangan gizi pada anak. Anak yang mengalami kekurangan
asupan gizi akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, sehingga menjadikan anak
menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan sehingga dapat beresiko pada
menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar
ketimpangan. Terkait hal tersebut perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan
pengasuhan orang tua melalui Program Bina Keluarga Balita (BKB) yang dilakukan
melalui penyuluhan tentang pengasuhan, pemenuhan gizi dan tumbuh kembang anak
kepada orang tua dan masyarakat. Dengan tujuan untuk 5 meningkatkan kesadaran akan
pentingnya program anak usia dini yang holistik (menyeluruh) dan integratif (saling
terkait) dalam rangka menekan angka stunting. Dengan adanya program Bina Keluarga
Balita (BKB) orang tua dan masyarakat lebih dapat memahami tentang pentingnya
pengasuhan dan memenuhi kebutuhan dasar anak sejak dalam kandungan hingga anak
usia enam tahun.
Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas hidup manusia kelompok Bina Keluarga
Balita (BKB) dapat menerangkan kepada orang tua balita dan masyarakat tentang
program kebijakan pembangunan keluarga yang dilaksanakan untuk meningkatkan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga sehingga keluarga Indonesia dapat menjadi
keluarga yang berkualitas.
4. Penyampaian materi oleh Ibu Ir. Roro Christina Marjanti P.A. (Koordinator Balai
Penyuluh KB Kec. Nguter)
Materi : Pengasuhan 1000 HPK
1.000 hari pertama kehidupan adalah fase kritis yang sangat menentukan
masa depan manusia. Kesehatan dan kecerdasan seorang anak dipengaruhi di fase ini.
Karena itu pemberian asupan gizi optimal pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
mutlak diperlukan untuk menghindari stunting. Maka dari itu perlu dilakukan fasilitasi,
pembimbingan, pengembangan dan penguatan penyiapan pengasuhan 1000 hari pertama
kehidupan (HPK). Pentingnya 1000 HPK Merupakan Periode sensitif karena akibat yang
di timbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat
dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik,tetapi juga pada
perkembangan mental dan kecerdasannya. Proses tumbuh kembang balita dan anak
sangat dipengaruhi oleh kondisi orang tua dan lingkungannya. Peran orang tua sangat
dibutuhkan khususnya pada periode 1000 hari pertama kehidupan. Kecukupan gizi
selama ibu mengandung sampai dengan anak berusia 2 tahun akan sangat berperan
dalam membentuk fungsi otak hingga membantu memperkuat system imun anak pada
masa mendatang.
Ibu Marjanti menambahkan bahwa calon ibu wajib memiliki pengetahuan
terkait pemenuhan kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama dengan memperhatikan (1)
sebelum hamil perlu memastikan kebutuhan gizi dan Kesehatan optimal, (2) saat hamil
perlu memperhatikan asupan gizi yang baik bagi janin yang dikandungnya, (3) untuk bayi
0-6 Bulan makanan wajib dan paling sempurna adalah ASI, dan (4) pada bayi usia 6 – 12
memperkenalkan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Ibu Marjanti mengingatkan kepada ibu dan calon ibu bahwa padatnya
kesibukan sebagai orang tua di tengah perjalanan tumbuh kembang anak, tidak boleh
mengurangi kewajiban orang tua untuk tetap memberikan yang terbaik bagi anak
khususnya dimulai dari pengolahan dan penyajian Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MPASI). Ibu Marjanti berharap agar seluruh peserta yang hadir mampu membangun
diskusi yang dinamis dan konstruktif guna menghasilkan penguatan 1000 HPK untuk
ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang ideal.
5. Penutup
Acara ditutup pada jam 12.00 WIB oleh pembawa acara dengan bacaan Hamdallah.
Nguter, 15 Agustus 2022
Yang membuat notulen,

Dias Asri Nugraheni, A.Md.


NOTULEN

Hari/ Tanggal : Selasa, 2 Agustus 2022


Tempat : Gedung PKK Kec. Nguter
Kegiatan : Operasional Ketahanan Keluarga Berbasis Kelompok Kegiatan (Poktan)
Bina Keluarga Balita ( BKB)
Susunan Acara :

1. Pembukaan
Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dan dibuka oleh pembawa acara dengan bacaan
Basmallah bersama-sama.
2. Sambutan Camat Nguter
3. Penyampaian materi oleh Khatarina Candra Dewi, S.I.Kom. (Dinas PPKBP3A Kab.
Sukoharjo)
Materi : Cegah Stunting melalui Bina Keluarga Balita
Ibu Khatarina menjelaskan bahwa stunting menjadi permasalahan yang
menghantui pada pertumbuhan anak di Indonesia. Sehingga untuk mencetak anak di
Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang paling penting untuk dilakukan
adalah pemenuhan gizi pada anak sejak usia dini, bahkan saat masih berada di dalam
kandungan atau dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) di dunia
sebagai saat yang terpenting dalam kehidupan seseorang. Sejak saat perkembangan janin
di dalam kandungan, hingga ulang tahun yang kedua menentukan kesehatan dan
kecerdasan seseorang. Makanan selama kehamilan juga dapat mempengaruhi fungsi
memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood dan emosi seorang anak
di kemudian hari.
Dalam melakukan pencegahan stunting sejak dini orang tua menjadi peran
utama yang sangat penting dalam mengemban tanggung jawab penuh untuk pengasuhan
anak dan memperhatikan kepekaan masalah gizi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
agar tidak terjadinya kekurangan gizi pada anak. Anak yang mengalami kekurangan
asupan gizi akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, sehingga menjadikan anak
menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan sehingga dapat beresiko pada
menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar
ketimpangan. Terkait hal tersebut perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan
pengasuhan orang tua melalui Program Bina Keluarga Balita (BKB) yang dilakukan
melalui penyuluhan tentang pengasuhan, pemenuhan gizi dan tumbuh kembang anak
kepada orang tua dan masyarakat. Dengan tujuan untuk 5 meningkatkan kesadaran akan
pentingnya program anak usia dini yang holistik (menyeluruh) dan integratif (saling
terkait) dalam rangka menekan angka stunting. Dengan adanya program Bina Keluarga
Balita (BKB) orang tua dan masyarakat lebih dapat memahami tentang pentingnya
pengasuhan dan memenuhi kebutuhan dasar anak sejak dalam kandungan hingga anak
usia enam tahun.
Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas hidup manusia kelompok Bina Keluarga
Balita (BKB) dapat menerangkan kepada orang tua balita dan masyarakat tentang
program kebijakan pembangunan keluarga yang dilaksanakan untuk meningkatkan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga sehingga keluarga Indonesia dapat menjadi
keluarga yang berkualitas.
4. Penyampaian materi oleh Ibu Ir. Roro Christina Marjanti P.A. (Koordinator Balai
Penyuluh KB Kec. Nguter)
Materi : Pengasuhan 1000 HPK
1.000 hari pertama kehidupan adalah fase kritis yang sangat menentukan
masa depan manusia. Kesehatan dan kecerdasan seorang anak dipengaruhi di fase ini.
Karena itu pemberian asupan gizi optimal pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
mutlak diperlukan untuk menghindari stunting. Maka dari itu perlu dilakukan fasilitasi,
pembimbingan, pengembangan dan penguatan penyiapan pengasuhan 1000 hari pertama
kehidupan (HPK). Pentingnya 1000 HPK Merupakan Periode sensitif karena akibat yang
di timbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat
dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik,tetapi juga pada
perkembangan mental dan kecerdasannya. Proses tumbuh kembang balita dan anak
sangat dipengaruhi oleh kondisi orang tua dan lingkungannya. Peran orang tua sangat
dibutuhkan khususnya pada periode 1000 hari pertama kehidupan. Kecukupan gizi
selama ibu mengandung sampai dengan anak berusia 2 tahun akan sangat berperan
dalam membentuk fungsi otak hingga membantu memperkuat system imun anak pada
masa mendatang.
Ibu Marjanti menambahkan bahwa calon ibu wajib memiliki pengetahuan
terkait pemenuhan kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama dengan memperhatikan (1)
sebelum hamil perlu memastikan kebutuhan gizi dan Kesehatan optimal, (2) saat hamil
perlu memperhatikan asupan gizi yang baik bagi janin yang dikandungnya, (3) untuk bayi
0-6 Bulan makanan wajib dan paling sempurna adalah ASI, dan (4) pada bayi usia 6 – 12
memperkenalkan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Ibu Marjanti mengingatkan kepada ibu dan calon ibu bahwa padatnya
kesibukan sebagai orang tua di tengah perjalanan tumbuh kembang anak, tidak boleh
mengurangi kewajiban orang tua untuk tetap memberikan yang terbaik bagi anak
khususnya dimulai dari pengolahan dan penyajian Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MPASI). Ibu Marjanti berharap agar seluruh peserta yang hadir mampu membangun
diskusi yang dinamis dan konstruktif guna menghasilkan penguatan 1000 HPK untuk
ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang ideal.
5. Penutup
Acara ditutup pada jam 12.00 WIB oleh pembawa acara dengan bacaan Hamdallah.
Nguter, 2 Agustus 2022
Yang membuat notulen,

Dias Asri Nugraheni, A.Md.


NOTULEN

Hari/ Tanggal : Rabu, 3 Agustus 2022


Tempat : Gedung PKK Kec. Nguter
Kegiatan : Operasional Ketahanan Keluarga Berbasis Kelompok Kegiatan (Poktan)
Bina Keluarga Balita ( BKB)
Susunan Acara :

1. Pembukaan
Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dan dibuka oleh pembawa acara dengan bacaan
Basmallah bersama-sama.
2. Sambutan Camat Nguter
3. Penyampaian materi oleh Khatarina Candra Dewi, S.I.Kom. (Dinas PPKBP3A Kab.
Sukoharjo)
Materi : Cegah Stunting melalui Bina Keluarga Balita
Ibu Khatarina menjelaskan bahwa stunting menjadi permasalahan yang
menghantui pada pertumbuhan anak di Indonesia. Sehingga untuk mencetak anak di
Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang paling penting untuk dilakukan
adalah pemenuhan gizi pada anak sejak usia dini, bahkan saat masih berada di dalam
kandungan atau dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) di dunia
sebagai saat yang terpenting dalam kehidupan seseorang. Sejak saat perkembangan janin
di dalam kandungan, hingga ulang tahun yang kedua menentukan kesehatan dan
kecerdasan seseorang. Makanan selama kehamilan juga dapat mempengaruhi fungsi
memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood dan emosi seorang anak
di kemudian hari.
Dalam melakukan pencegahan stunting sejak dini orang tua menjadi peran
utama yang sangat penting dalam mengemban tanggung jawab penuh untuk pengasuhan
anak dan memperhatikan kepekaan masalah gizi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
agar tidak terjadinya kekurangan gizi pada anak. Anak yang mengalami kekurangan
asupan gizi akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, sehingga menjadikan anak
menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan sehingga dapat beresiko pada
menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar
ketimpangan. Terkait hal tersebut perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan
pengasuhan orang tua melalui Program Bina Keluarga Balita (BKB) yang dilakukan
melalui penyuluhan tentang pengasuhan, pemenuhan gizi dan tumbuh kembang anak
kepada orang tua dan masyarakat. Dengan tujuan untuk 5 meningkatkan kesadaran akan
pentingnya program anak usia dini yang holistik (menyeluruh) dan integratif (saling
terkait) dalam rangka menekan angka stunting. Dengan adanya program Bina Keluarga
Balita (BKB) orang tua dan masyarakat lebih dapat memahami tentang pentingnya
pengasuhan dan memenuhi kebutuhan dasar anak sejak dalam kandungan hingga anak
usia enam tahun.
Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas hidup manusia kelompok Bina Keluarga
Balita (BKB) dapat menerangkan kepada orang tua balita dan masyarakat tentang
program kebijakan pembangunan keluarga yang dilaksanakan untuk meningkatkan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga sehingga keluarga Indonesia dapat menjadi
keluarga yang berkualitas.
4. Penyampaian materi oleh Ibu Ir. Roro Christina Marjanti P.A. (Koordinator Balai
Penyuluh KB Kec. Nguter)
Materi : Pengasuhan 1000 HPK
1.000 hari pertama kehidupan adalah fase kritis yang sangat menentukan
masa depan manusia. Kesehatan dan kecerdasan seorang anak dipengaruhi di fase ini.
Karena itu pemberian asupan gizi optimal pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
mutlak diperlukan untuk menghindari stunting. Maka dari itu perlu dilakukan fasilitasi,
pembimbingan, pengembangan dan penguatan penyiapan pengasuhan 1000 hari pertama
kehidupan (HPK). Pentingnya 1000 HPK Merupakan Periode sensitif karena akibat yang
di timbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat
dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik,tetapi juga pada
perkembangan mental dan kecerdasannya. Proses tumbuh kembang balita dan anak
sangat dipengaruhi oleh kondisi orang tua dan lingkungannya. Peran orang tua sangat
dibutuhkan khususnya pada periode 1000 hari pertama kehidupan. Kecukupan gizi
selama ibu mengandung sampai dengan anak berusia 2 tahun akan sangat berperan
dalam membentuk fungsi otak hingga membantu memperkuat system imun anak pada
masa mendatang.
Ibu Marjanti menambahkan bahwa calon ibu wajib memiliki pengetahuan
terkait pemenuhan kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama dengan memperhatikan (1)
sebelum hamil perlu memastikan kebutuhan gizi dan Kesehatan optimal, (2) saat hamil
perlu memperhatikan asupan gizi yang baik bagi janin yang dikandungnya, (3) untuk bayi
0-6 Bulan makanan wajib dan paling sempurna adalah ASI, dan (4) pada bayi usia 6 – 12
memperkenalkan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Ibu Marjanti mengingatkan kepada ibu dan calon ibu bahwa padatnya
kesibukan sebagai orang tua di tengah perjalanan tumbuh kembang anak, tidak boleh
mengurangi kewajiban orang tua untuk tetap memberikan yang terbaik bagi anak
khususnya dimulai dari pengolahan dan penyajian Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MPASI). Ibu Marjanti berharap agar seluruh peserta yang hadir mampu membangun
diskusi yang dinamis dan konstruktif guna menghasilkan penguatan 1000 HPK untuk
ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang ideal.
5. Penutup
Acara ditutup pada jam 12.00 WIB oleh pembawa acara dengan bacaan Hamdallah.
Nguter, 3 Agustus 2022
Yang membuat notulen,

Dias Asri Nugraheni, A.Md.


NOTULEN

Hari/ Tanggal : Jumat, 5 Agustus 2022


Tempat : Gedung PKK Kec. Nguter
Kegiatan : Operasional Ketahanan Keluarga Berbasis Kelompok Kegiatan (Poktan)
Bina Keluarga Balita ( BKB)
Susunan Acara :

1. Pembukaan
Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dan dibuka oleh pembawa acara dengan bacaan
Basmallah bersama-sama.
2. Sambutan Camat Nguter
3. Penyampaian materi oleh Khatarina Candra Dewi, S.I.Kom. (Dinas PPKBP3A Kab.
Sukoharjo)
Materi : Cegah Stunting melalui Bina Keluarga Balita
Ibu Khatarina menjelaskan bahwa stunting menjadi permasalahan yang
menghantui pada pertumbuhan anak di Indonesia. Sehingga untuk mencetak anak di
Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang paling penting untuk dilakukan
adalah pemenuhan gizi pada anak sejak usia dini, bahkan saat masih berada di dalam
kandungan atau dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) di dunia
sebagai saat yang terpenting dalam kehidupan seseorang. Sejak saat perkembangan janin
di dalam kandungan, hingga ulang tahun yang kedua menentukan kesehatan dan
kecerdasan seseorang. Makanan selama kehamilan juga dapat mempengaruhi fungsi
memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood dan emosi seorang anak
di kemudian hari.
Dalam melakukan pencegahan stunting sejak dini orang tua menjadi peran
utama yang sangat penting dalam mengemban tanggung jawab penuh untuk pengasuhan
anak dan memperhatikan kepekaan masalah gizi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
agar tidak terjadinya kekurangan gizi pada anak. Anak yang mengalami kekurangan
asupan gizi akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, sehingga menjadikan anak
menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan sehingga dapat beresiko pada
menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar
ketimpangan. Terkait hal tersebut perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan
pengasuhan orang tua melalui Program Bina Keluarga Balita (BKB) yang dilakukan
melalui penyuluhan tentang pengasuhan, pemenuhan gizi dan tumbuh kembang anak
kepada orang tua dan masyarakat. Dengan tujuan untuk 5 meningkatkan kesadaran akan
pentingnya program anak usia dini yang holistik (menyeluruh) dan integratif (saling
terkait) dalam rangka menekan angka stunting. Dengan adanya program Bina Keluarga
Balita (BKB) orang tua dan masyarakat lebih dapat memahami tentang pentingnya
pengasuhan dan memenuhi kebutuhan dasar anak sejak dalam kandungan hingga anak
usia enam tahun.
Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas hidup manusia kelompok Bina Keluarga
Balita (BKB) dapat menerangkan kepada orang tua balita dan masyarakat tentang
program kebijakan pembangunan keluarga yang dilaksanakan untuk meningkatkan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga sehingga keluarga Indonesia dapat menjadi
keluarga yang berkualitas.
4. Penyampaian materi oleh Ibu Ir. Roro Christina Marjanti P.A. (Koordinator Balai
Penyuluh KB Kec. Nguter)
Materi : Pengasuhan 1000 HPK
1.000 hari pertama kehidupan adalah fase kritis yang sangat menentukan
masa depan manusia. Kesehatan dan kecerdasan seorang anak dipengaruhi di fase ini.
Karena itu pemberian asupan gizi optimal pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
mutlak diperlukan untuk menghindari stunting. Maka dari itu perlu dilakukan fasilitasi,
pembimbingan, pengembangan dan penguatan penyiapan pengasuhan 1000 hari pertama
kehidupan (HPK). Pentingnya 1000 HPK Merupakan Periode sensitif karena akibat yang
di timbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat
dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik,tetapi juga pada
perkembangan mental dan kecerdasannya. Proses tumbuh kembang balita dan anak
sangat dipengaruhi oleh kondisi orang tua dan lingkungannya. Peran orang tua sangat
dibutuhkan khususnya pada periode 1000 hari pertama kehidupan. Kecukupan gizi
selama ibu mengandung sampai dengan anak berusia 2 tahun akan sangat berperan
dalam membentuk fungsi otak hingga membantu memperkuat system imun anak pada
masa mendatang.
Ibu Marjanti menambahkan bahwa calon ibu wajib memiliki pengetahuan
terkait pemenuhan kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama dengan memperhatikan (1)
sebelum hamil perlu memastikan kebutuhan gizi dan Kesehatan optimal, (2) saat hamil
perlu memperhatikan asupan gizi yang baik bagi janin yang dikandungnya, (3) untuk bayi
0-6 Bulan makanan wajib dan paling sempurna adalah ASI, dan (4) pada bayi usia 6 – 12
memperkenalkan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Ibu Marjanti mengingatkan kepada ibu dan calon ibu bahwa padatnya
kesibukan sebagai orang tua di tengah perjalanan tumbuh kembang anak, tidak boleh
mengurangi kewajiban orang tua untuk tetap memberikan yang terbaik bagi anak
khususnya dimulai dari pengolahan dan penyajian Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MPASI). Ibu Marjanti berharap agar seluruh peserta yang hadir mampu membangun
diskusi yang dinamis dan konstruktif guna menghasilkan penguatan 1000 HPK untuk
ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang ideal.
5. Penutup
Acara ditutup pada jam 12.00 WIB oleh pembawa acara dengan bacaan Hamdallah.
Nguter, 5 Agustus 2022
Yang membuat notulen,

Dias Asri Nugraheni, A.Md.


NOTULEN

Hari/ Tanggal : Selasa, 16 Agustus 2022


Tempat : Gedung PKK Kec. Nguter
Kegiatan : Operasional Ketahanan Keluarga Berbasis Kelompok Kegiatan (Poktan)
Bina Keluarga Balita ( BKB)
Susunan Acara :

1. Pembukaan
Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dan dibuka oleh pembawa acara dengan bacaan
Basmallah bersama-sama.
2. Sambutan Camat Nguter
3. Penyampaian materi oleh Khatarina Candra Dewi, S.I.Kom. (Dinas PPKBP3A Kab.
Sukoharjo)
Materi : Cegah Stunting melalui Bina Keluarga Balita
Ibu Khatarina menjelaskan bahwa stunting menjadi permasalahan yang
menghantui pada pertumbuhan anak di Indonesia. Sehingga untuk mencetak anak di
Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang paling penting untuk dilakukan
adalah pemenuhan gizi pada anak sejak usia dini, bahkan saat masih berada di dalam
kandungan atau dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) di dunia
sebagai saat yang terpenting dalam kehidupan seseorang. Sejak saat perkembangan janin
di dalam kandungan, hingga ulang tahun yang kedua menentukan kesehatan dan
kecerdasan seseorang. Makanan selama kehamilan juga dapat mempengaruhi fungsi
memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood dan emosi seorang anak
di kemudian hari.
Dalam melakukan pencegahan stunting sejak dini orang tua menjadi peran
utama yang sangat penting dalam mengemban tanggung jawab penuh untuk pengasuhan
anak dan memperhatikan kepekaan masalah gizi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
agar tidak terjadinya kekurangan gizi pada anak. Anak yang mengalami kekurangan
asupan gizi akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, sehingga menjadikan anak
menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan sehingga dapat beresiko pada
menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar
ketimpangan. Terkait hal tersebut perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan
pengasuhan orang tua melalui Program Bina Keluarga Balita (BKB) yang dilakukan
melalui penyuluhan tentang pengasuhan, pemenuhan gizi dan tumbuh kembang anak
kepada orang tua dan masyarakat. Dengan tujuan untuk 5 meningkatkan kesadaran akan
pentingnya program anak usia dini yang holistik (menyeluruh) dan integratif (saling
terkait) dalam rangka menekan angka stunting. Dengan adanya program Bina Keluarga
Balita (BKB) orang tua dan masyarakat lebih dapat memahami tentang pentingnya
pengasuhan dan memenuhi kebutuhan dasar anak sejak dalam kandungan hingga anak
usia enam tahun.
Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas hidup manusia kelompok Bina Keluarga
Balita (BKB) dapat menerangkan kepada orang tua balita dan masyarakat tentang
program kebijakan pembangunan keluarga yang dilaksanakan untuk meningkatkan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga sehingga keluarga Indonesia dapat menjadi
keluarga yang berkualitas.
4. Penyampaian materi oleh Ibu Ir. Roro Christina Marjanti P.A. (Koordinator Balai
Penyuluh KB Kec. Nguter)
Materi : Pengasuhan 1000 HPK
1.000 hari pertama kehidupan adalah fase kritis yang sangat menentukan
masa depan manusia. Kesehatan dan kecerdasan seorang anak dipengaruhi di fase ini.
Karena itu pemberian asupan gizi optimal pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
mutlak diperlukan untuk menghindari stunting. Maka dari itu perlu dilakukan fasilitasi,
pembimbingan, pengembangan dan penguatan penyiapan pengasuhan 1000 hari pertama
kehidupan (HPK). Pentingnya 1000 HPK Merupakan Periode sensitif karena akibat yang
di timbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat
dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik,tetapi juga pada
perkembangan mental dan kecerdasannya. Proses tumbuh kembang balita dan anak
sangat dipengaruhi oleh kondisi orang tua dan lingkungannya. Peran orang tua sangat
dibutuhkan khususnya pada periode 1000 hari pertama kehidupan. Kecukupan gizi
selama ibu mengandung sampai dengan anak berusia 2 tahun akan sangat berperan
dalam membentuk fungsi otak hingga membantu memperkuat system imun anak pada
masa mendatang.
Ibu Marjanti menambahkan bahwa calon ibu wajib memiliki pengetahuan
terkait pemenuhan kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama dengan memperhatikan (1)
sebelum hamil perlu memastikan kebutuhan gizi dan Kesehatan optimal, (2) saat hamil
perlu memperhatikan asupan gizi yang baik bagi janin yang dikandungnya, (3) untuk bayi
0-6 Bulan makanan wajib dan paling sempurna adalah ASI, dan (4) pada bayi usia 6 – 12
memperkenalkan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Ibu Marjanti mengingatkan kepada ibu dan calon ibu bahwa padatnya
kesibukan sebagai orang tua di tengah perjalanan tumbuh kembang anak, tidak boleh
mengurangi kewajiban orang tua untuk tetap memberikan yang terbaik bagi anak
khususnya dimulai dari pengolahan dan penyajian Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MPASI). Ibu Marjanti berharap agar seluruh peserta yang hadir mampu membangun
diskusi yang dinamis dan konstruktif guna menghasilkan penguatan 1000 HPK untuk
ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang ideal.
5. Penutup
Acara ditutup pada jam 12.00 WIB oleh pembawa acara dengan bacaan Hamdallah.
Nguter, 16 Agustus 2022
Yang membuat notulen,

Dias Asri Nugraheni, A.Md.


NOTULEN

Hari/ Tanggal : Kamis, 11 Agustus 2022


Tempat : Gedung PKK Kec. Nguter
Kegiatan : Operasional Ketahanan Keluarga Berbasis Kelompok Kegiatan (Poktan)
Bina Keluarga Balita ( BKB)
Susunan Acara :

1. Pembukaan
Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dan dibuka oleh pembawa acara dengan bacaan
Basmallah bersama-sama.
2. Sambutan Camat Nguter
3. Penyampaian materi oleh Khatarina Candra Dewi, S.I.Kom. (Dinas PPKBP3A Kab.
Sukoharjo)
Materi : Cegah Stunting melalui Bina Keluarga Balita
Ibu Khatarina menjelaskan bahwa stunting menjadi permasalahan yang
menghantui pada pertumbuhan anak di Indonesia. Sehingga untuk mencetak anak di
Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang paling penting untuk dilakukan
adalah pemenuhan gizi pada anak sejak usia dini, bahkan saat masih berada di dalam
kandungan atau dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) di dunia
sebagai saat yang terpenting dalam kehidupan seseorang. Sejak saat perkembangan janin
di dalam kandungan, hingga ulang tahun yang kedua menentukan kesehatan dan
kecerdasan seseorang. Makanan selama kehamilan juga dapat mempengaruhi fungsi
memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood dan emosi seorang anak
di kemudian hari.
Dalam melakukan pencegahan stunting sejak dini orang tua menjadi peran
utama yang sangat penting dalam mengemban tanggung jawab penuh untuk pengasuhan
anak dan memperhatikan kepekaan masalah gizi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
agar tidak terjadinya kekurangan gizi pada anak. Anak yang mengalami kekurangan
asupan gizi akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, sehingga menjadikan anak
menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan sehingga dapat beresiko pada
menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar
ketimpangan. Terkait hal tersebut perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan
pengasuhan orang tua melalui Program Bina Keluarga Balita (BKB) yang dilakukan
melalui penyuluhan tentang pengasuhan, pemenuhan gizi dan tumbuh kembang anak
kepada orang tua dan masyarakat. Dengan tujuan untuk 5 meningkatkan kesadaran akan
pentingnya program anak usia dini yang holistik (menyeluruh) dan integratif (saling
terkait) dalam rangka menekan angka stunting. Dengan adanya program Bina Keluarga
Balita (BKB) orang tua dan masyarakat lebih dapat memahami tentang pentingnya
pengasuhan dan memenuhi kebutuhan dasar anak sejak dalam kandungan hingga anak
usia enam tahun.
Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas hidup manusia kelompok Bina Keluarga
Balita (BKB) dapat menerangkan kepada orang tua balita dan masyarakat tentang
program kebijakan pembangunan keluarga yang dilaksanakan untuk meningkatkan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga sehingga keluarga Indonesia dapat menjadi
keluarga yang berkualitas.
4. Penyampaian materi oleh Ibu Ir. Roro Christina Marjanti P.A. (Koordinator Balai
Penyuluh KB Kec. Nguter)
Materi : Pengasuhan 1000 HPK
1.000 hari pertama kehidupan adalah fase kritis yang sangat menentukan
masa depan manusia. Kesehatan dan kecerdasan seorang anak dipengaruhi di fase ini.
Karena itu pemberian asupan gizi optimal pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
mutlak diperlukan untuk menghindari stunting. Maka dari itu perlu dilakukan fasilitasi,
pembimbingan, pengembangan dan penguatan penyiapan pengasuhan 1000 hari pertama
kehidupan (HPK). Pentingnya 1000 HPK Merupakan Periode sensitif karena akibat yang
di timbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat
dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik,tetapi juga pada
perkembangan mental dan kecerdasannya. Proses tumbuh kembang balita dan anak
sangat dipengaruhi oleh kondisi orang tua dan lingkungannya. Peran orang tua sangat
dibutuhkan khususnya pada periode 1000 hari pertama kehidupan. Kecukupan gizi
selama ibu mengandung sampai dengan anak berusia 2 tahun akan sangat berperan
dalam membentuk fungsi otak hingga membantu memperkuat system imun anak pada
masa mendatang.
Ibu Marjanti menambahkan bahwa calon ibu wajib memiliki pengetahuan
terkait pemenuhan kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama dengan memperhatikan (1)
sebelum hamil perlu memastikan kebutuhan gizi dan Kesehatan optimal, (2) saat hamil
perlu memperhatikan asupan gizi yang baik bagi janin yang dikandungnya, (3) untuk bayi
0-6 Bulan makanan wajib dan paling sempurna adalah ASI, dan (4) pada bayi usia 6 – 12
memperkenalkan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Ibu Marjanti mengingatkan kepada ibu dan calon ibu bahwa padatnya
kesibukan sebagai orang tua di tengah perjalanan tumbuh kembang anak, tidak boleh
mengurangi kewajiban orang tua untuk tetap memberikan yang terbaik bagi anak
khususnya dimulai dari pengolahan dan penyajian Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MPASI). Ibu Marjanti berharap agar seluruh peserta yang hadir mampu membangun
diskusi yang dinamis dan konstruktif guna menghasilkan penguatan 1000 HPK untuk
ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang ideal.
5. Penutup
Acara ditutup pada jam 12.00 WIB oleh pembawa acara dengan bacaan Hamdallah.
Nguter, 11 Agustus 2022
Yang membuat notulen,

Dias Asri Nugraheni, A.Md.


NOTULEN

Hari/ Tanggal : Kamis, 4 Agustus 2022


Tempat : Gedung PKK Kec. Nguter
Kegiatan : Operasional Ketahanan Keluarga Berbasis Kelompok Kegiatan (Poktan)
Bina Keluarga Balita ( BKB)
Susunan Acara :

1. Pembukaan
Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dan dibuka oleh pembawa acara dengan bacaan
Basmallah bersama-sama.
2. Sambutan Camat Nguter
3. Penyampaian materi oleh Khatarina Candra Dewi, S.I.Kom. (Dinas PPKBP3A Kab.
Sukoharjo)
Materi : Cegah Stunting melalui Bina Keluarga Balita
Ibu Khatarina menjelaskan bahwa stunting menjadi permasalahan yang
menghantui pada pertumbuhan anak di Indonesia. Sehingga untuk mencetak anak di
Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang paling penting untuk dilakukan
adalah pemenuhan gizi pada anak sejak usia dini, bahkan saat masih berada di dalam
kandungan atau dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) di dunia
sebagai saat yang terpenting dalam kehidupan seseorang. Sejak saat perkembangan janin
di dalam kandungan, hingga ulang tahun yang kedua menentukan kesehatan dan
kecerdasan seseorang. Makanan selama kehamilan juga dapat mempengaruhi fungsi
memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood dan emosi seorang anak
di kemudian hari.
Dalam melakukan pencegahan stunting sejak dini orang tua menjadi peran
utama yang sangat penting dalam mengemban tanggung jawab penuh untuk pengasuhan
anak dan memperhatikan kepekaan masalah gizi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
agar tidak terjadinya kekurangan gizi pada anak. Anak yang mengalami kekurangan
asupan gizi akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, sehingga menjadikan anak
menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan sehingga dapat beresiko pada
menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar
ketimpangan. Terkait hal tersebut perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan
pengasuhan orang tua melalui Program Bina Keluarga Balita (BKB) yang dilakukan
melalui penyuluhan tentang pengasuhan, pemenuhan gizi dan tumbuh kembang anak
kepada orang tua dan masyarakat. Dengan tujuan untuk 5 meningkatkan kesadaran akan
pentingnya program anak usia dini yang holistik (menyeluruh) dan integratif (saling
terkait) dalam rangka menekan angka stunting. Dengan adanya program Bina Keluarga
Balita (BKB) orang tua dan masyarakat lebih dapat memahami tentang pentingnya
pengasuhan dan memenuhi kebutuhan dasar anak sejak dalam kandungan hingga anak
usia enam tahun.
Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas hidup manusia kelompok Bina Keluarga
Balita (BKB) dapat menerangkan kepada orang tua balita dan masyarakat tentang
program kebijakan pembangunan keluarga yang dilaksanakan untuk meningkatkan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga sehingga keluarga Indonesia dapat menjadi
keluarga yang berkualitas.
4. Penyampaian materi oleh Ibu Ir. Roro Christina Marjanti P.A. (Koordinator Balai
Penyuluh KB Kec. Nguter)
Materi : Pengasuhan 1000 HPK
1.000 hari pertama kehidupan adalah fase kritis yang sangat menentukan
masa depan manusia. Kesehatan dan kecerdasan seorang anak dipengaruhi di fase ini.
Karena itu pemberian asupan gizi optimal pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
mutlak diperlukan untuk menghindari stunting. Maka dari itu perlu dilakukan fasilitasi,
pembimbingan, pengembangan dan penguatan penyiapan pengasuhan 1000 hari pertama
kehidupan (HPK). Pentingnya 1000 HPK Merupakan Periode sensitif karena akibat yang
di timbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat
dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik,tetapi juga pada
perkembangan mental dan kecerdasannya. Proses tumbuh kembang balita dan anak
sangat dipengaruhi oleh kondisi orang tua dan lingkungannya. Peran orang tua sangat
dibutuhkan khususnya pada periode 1000 hari pertama kehidupan. Kecukupan gizi
selama ibu mengandung sampai dengan anak berusia 2 tahun akan sangat berperan
dalam membentuk fungsi otak hingga membantu memperkuat system imun anak pada
masa mendatang.
Ibu Marjanti menambahkan bahwa calon ibu wajib memiliki pengetahuan
terkait pemenuhan kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama dengan memperhatikan (1)
sebelum hamil perlu memastikan kebutuhan gizi dan Kesehatan optimal, (2) saat hamil
perlu memperhatikan asupan gizi yang baik bagi janin yang dikandungnya, (3) untuk bayi
0-6 Bulan makanan wajib dan paling sempurna adalah ASI, dan (4) pada bayi usia 6 – 12
memperkenalkan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Ibu Marjanti mengingatkan kepada ibu dan calon ibu bahwa padatnya
kesibukan sebagai orang tua di tengah perjalanan tumbuh kembang anak, tidak boleh
mengurangi kewajiban orang tua untuk tetap memberikan yang terbaik bagi anak
khususnya dimulai dari pengolahan dan penyajian Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MPASI). Ibu Marjanti berharap agar seluruh peserta yang hadir mampu membangun
diskusi yang dinamis dan konstruktif guna menghasilkan penguatan 1000 HPK untuk
ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang ideal.
5. Penutup
Acara ditutup pada jam 12.00 WIB oleh pembawa acara dengan bacaan Hamdallah.
Nguter, 4 Agustus 2022
Yang membuat notulen,

Dias Asri Nugraheni, A.Md.

Anda mungkin juga menyukai