Anda di halaman 1dari 3

TUBERKULOSIS PARU, SKDI 4A

tuberkulosis / TB yaitu penyakit kronik yang disebabkan oleh mycrobacterium tuberculosis (M.TB).
Adapun bakteri M.TB ini biasanya menyerang organ paru-paru sehingga disebut sebagai TB Paru, namun
pada sebagian kecil kasus kuman TB ini juga dapat menginfeksi organ diluar paru-paru sehingga disebut
sebagai TB exstra paru. Selain paru-paru adapun organ lain yang terinfeksi oleh bakteri M.TB antara lain
yaitu, organ di saluran pencernaan, organ-organ saluran kemih, tulang serta beberapa organ lainnya.

Kuman M.TB merupahkan bakteri grapositif yang berbentuk batang atau basil dan bersifat tahan asam
sehingga sering disebut sebagai basil tahan asam (BTA), BTA ini dapat diidentifikasi secara microsopis
melalui pewarnaan ziehl neelsen dimana artinya akan didapatkan gambaran berupa batang yang berwarna
kemerahan.
Transmisi pada tuberculosis menular dari manusia ke manusia melalui udara (droplet), droplet dihasilkan
oleh pasien TB paru pada saat bersin, batuk ataupun bicara, droplet yang berisih tuberkarbisili ini
bertahan di udara dalam jangkah waktu kurang lebih selama 4 jam diketahui bahwa cahaya matahari
langsung dapat membunuh kuman M. TB. Pada ruangan yang gelap minim fentilasi ataupun minim
pencahayaan dari matahari berisiko untuk terjadinya transmisi TB lebih tinggi karena droplet dapar
bertahan lebih lama di udara.

Faktor risiko TB : Hal-hal yang meningkatkan resiko seseorang untuk memiliki penyakit TB aktif yaitu
antara lain :
1. kondisi immunokompromais (HIV, diabetes mellitus)
2. mengkonsumsi imunosupresan jangka panjang
3. anak usia <5 thn, lansia
4. mengkonsumsi alcohol yang berlebihan, merokok
5. melakukan kontak erat dengan pasien TB aktif

Patogenesis TB : masuknya droplet yang mengandung kuman TB ke dalam saluran pernapasan, karena
ukuran droplet yang sangat kecil sehingga droplet bisa masuk sampai ke alfeolus paru, di alfeolus kuman
TB akan berhadapan dengan sistem pertahanan tubuh yaitu berupa makrofag, makrofag akan mengfagosit
si kuman TB, apabila kuman TB berhasil melewati pertahanan dari makrofag maka kuman TB dapat
bereplikasi di dalam sel makrofag setelah bereplikasi kuman TB dapat merusak dinding makrofag
kemudian mengeluarkan kemokin dan juga tuberkarbasilin, adanya kemokin akan mengundang makrofag
lain dan juga monosit lain untuk menuju area tersebut sehingga membentuk area inflamasi yang disebut
sebagai granuloma.
Gejalah klinis :
1. batuk 2 minggu atau lebih
2. batuk berdahak (dapat bercampur darah)
3. nyeri dada
4. sesak napas
Gejalah diluar respirasi :
1. malaise
2. penurunan berat badan
3. penurunan nafsu makan
4. mengigil
5. demam
6. berkeringat malam hari

Pemeriksaan penunjang :
1. radiologi : chest x-ray
2. pemeriksaan bakteriologis

Klasifikasi :
1. berdasarkan lokasi anatomis
a. TB paru yaitu mencangkup semua TB pada parenkim paru atau pada trakea bronkial
b. TB ekstraparu yaitu mencangkup semua infeksi TB diluar dari pada organ paru-paru seperti misalnya
pada tulang atau pada selaput otak
2. berdasarkan status HIV
a. TB dengan HIV positif
b. TB dengan HIV negative
c. TB dengan status HIV tidak diketahui
3. berdasarkan riwayat pengobatan
a. kasus baru
b. kasus denga riwayat pengobatan OAT
c. kasus dengan riwayat pengobatan tidak diketahui
4. berdasarkan hasil uji kepekaan obat
a. monoresisten : satu jenis OAT lini I
b. poliresisten : >1 jenis OAT lini I (selain H + R)
c. multi drug resistent = minimal H + R
d. extensive drug resistent
e. rifampicin resistent

terapi :
1. prinsip pengobatan TB
a. ddiberikan dalam bentuk paduan OAT (min 4 obat)
b. dosis yang tepat
c. dditelan secara teratur
d. diberikan dalam jangka waktu yang cukup
2. jenis OAT
a. OAT lini I : isoniazid (H), rifampisin (R), pirazinamid (Z), streptomisin (S), etambutol (E).
b. OAT lini II : fluorokuinolan (levofloksasin, moksifloksasin, gatifloksasin), OAT suntik (kanamisin,
amikasin), dll

Anda mungkin juga menyukai