Anda di halaman 1dari 43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah Penelitian

1. Profil SMA Negeri 1 Dedai

SMA Negeri 1 Dedai adalah salah satu satuan pendidikan dengan

jenjang SMA di Nanga Dedai, Kec. Dedai, Kab. Sintang, Kalimantan Barat.

Dalam menjalankan kegiatannya, SMA Negeri 1 Dedai berada di bawah

naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Alamat SMA Negeri 1

Dedai beralamat di Jl. Sepanegara Nanga Dedai, Nanga Dedai, Kec. Dedai,

Kab. Sintang, Kalimantan Barat, dengan kode pos 78691.

Adapun informasi mengenai profil umum SMA Negeri 1 Dedai yaitu

sebagai berikut:

Tabel 4.1
Data Pokok SMA Negeri 1 Dedai
Tahun Pelajaran 2021/2022
Nama SMA Negeri 1 Dedai
NPSN 30107353
Alamat Jl. Sepanegara Nanga Dedai
Kode Pos 78691
Desa/Kelurahan Nanga Dedai
Kecamatan Kecamatan Dedai
Kabupaten Kabupaten Sintang
Provinsi Kalimantan Barat
Status Sekolah Negeri
Waktu Penyelenggaraan 6/Pagi hari
Jenjang Pendidikan SMA
Naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
No. SK Pendirian -
Tanggal SK Pendirian -
No. SK Operasional -
Akreditasi C
No. SK Akreditasi 505/BAN-SM KB/KEP/XI2018
Tanggal SK Akreditasi 17-11-2018
No. Sertifikasi ISO Belum Bersertifikat

74
75

Sumber Listrik PLN


Akses Internet Tidak ada
Email smanegerisatudedai@yahoo.co.id

2. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 1 Dedai

Setiap organisasi atau institusi dalam melaksanakan aktivitasnya

selalu bertumpu pada garis-garis besar kebijakan yang telah ditetapkan.

Salah, satu garis besar dijadikan acuan dalam setiap usaha yang dilakukan

adalah visi dan misi yang diemban oleh organisasi atau istitusi tersebut

sebagaimana halnya dengan SMA Negeri 1 Dedai di dalam aktivitasnya

juga melakukan landasan visi dan misi yang akan dicapai.

Adapun visi dan misi SMA Negeri 1 Dedai adalah sebagai berikut:

a. Visi “ Cerdas, Kreatif, Islami ”

b. Misi “ Mendidik dengan hati, Mencetak Generasi Islami ”

c. Tujuan

1) Siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak

mulia.

2) Melahirkan insan yang terampil dan siap pakai sesuai dengan tuntutan

masyarakat.

3) Menguasai keterampilan ibadah yang berguna dalam kehidupan

sehari-hari.

4) Mampu menghafal surat-surat pendek, do‟a sehari-hari, haditshadits

dan ayat pilihan


76

3. Data Pendidikan dan Pesrta Didik di SMA Negeri 1 Dedai

a. Data Pendidik dan Karyawan

Adapun pendidik yang terdapat di SMA Negeri 1 Dedai adalah 12

Orang. Untuk guru laki-laki ada 5 orang dan guru perempuan ada 7

orang.

Tabel 4.2
Data Pendidik dan Karyawan SMA Negeri 1 Dedai
Tahun Pelajaran 2021/2022
No Nama Jabatan
1 Abdul Halim, M.Pd Kepala SMA Negeri 1 Dedai
2 Fitra Gunawan, S.pd Penata
3 Dewi Yuliana, S.pd Guru Honorer
4 Nani Elidia, S.pd Guru Honorer
5 Nina Erlina, Sp Guru Pertama
6 Egi Repomi, S.pd Guru Honorer
7 Arni Suryani, S.pd Guru Pertama
8 Junaidi, SE Guru PPPk
9 Abang Arfan, S.Sos Guru Pertama
10 Wahyudi, SE Guru Honorer
11 Lexsianus Poto Watu, S.pd Guru Muda
12 Asteria Mey Hetty, S.pd Guru Honorer
Sumber: Dokumentasi SMA Negeri 1 Dedai

b. Data Peserta Didik

Jumlah seluruh peserta didik yang ada di SMA Negeri 1 Dedai

adalah 73 peserta didik. Terdiri dari kelas X ada 25 siswa, kelas XI ada

25 siswa, kelas XII ada 23 siswa. Secara rinci berikut ini adalah daftar

peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Dedai.

Tabel 4.3
Data Peserta Didik SMA Negeri 1 Dedai
Tahun Pelajaran 2021/2022
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
Kelas 1. Abiyanus 1. Adel heined 25
Xl IPS rahma delvia Siswa
dan
IPA
77

2. Bartolemius 2. Aprilia sonia


3. Buna 3. Della yanti
4. Dego agrean 4. Indah
5. Dhef rafli 5. Kiki wulandari
6. Ewaldus 6. Senta
7. Fikri 7. Septia zelsa
syahrastanijar
8. Fransisko 8. Tri ayudia
9. Gabriel 9. Yanti
10. Giranda 10. Yuwanda
11. Gregius
hermanto
12. Hafizt
darmawan
13. Ibnu surya
14. Llhamsyah
15. Jakaria leo
16. Marselus
januardi
17. Muhammad
setiawan
18. Reimeio
alpianus
19. Rezky
20. Rifki purnama
21. Romi
22. Stepanus laus
23. Yongki
24. Zakdi pramaja
25. Yongky
Sumber: Dokumentasi SMA Negeri 1 Dedai

4. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Dedai

Sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen yang ikut

menentukan keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran.

Penyelenggaraan dan penyajian yang ditunjang dengan sarana dan prasarana

yang memadai dan lengkap, maka proses pembelajaran akan berjalan

dengan lancar. Hambatan dapat diatasi sehingga dapat mencapai tujuan yang
78

diharapkan. Dan sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat

menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi pendidik maupun

peserta didik untuk berada disekolah. Dengan adanya sarana dan prasarana

yang memadai dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses

pendidikan dan pengajaran, baik bagi pendidik sebagai mengajar maupun

peserta didik sebagai pelajar.

Tabel 4.4
Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Dedai
Tahun Pelajaran 2021/2022
No Jenis Jumlah
1 Kantor 1
2 Ruang kelas 3
3 Perpustakaan 1
4 Masjid -
5 Koperasi -
6 Hotspot area -
7 Alat praktikum sains -
8 Tempat parkir 1
9 Wc. Pendidik 1
10 Wc. Peserta didik 2
Sumber: Dokumentasi SMA Negeri 1 Dedai

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian penulis melalui observasi, wawancara

dengan Kepala Sekolah, guru Pendidikan Agama Islam, PKS Kesiswaan,

pembina program Imtaq, dan siswa serta penelusuran terhadap dokumen dan

arsip yang ada sebagai pelengkap penyajian hasil penelitian, maka untuk

melihat gambaran tentang penerapan program Imtaq dalam menanamkan

karakter siswa yang dilaksanakan oleh SMA Negeri 1 Dedai, peneliti


79

memberikan pertanyaan kepada informan. Semua data hasil penelitian ini

diuraikan sebagai berikut:

1. Hasil Observasi

a. Observasi Siswa Kelas XI

Observasi di kelas XI dilakukan mulai dari pembukaan

pembelajaran sampai penutupan pembelajaran. Observasi dilakukan

kepada siswa. Dalam observasi terhadap aktivitas siswa, peneliti

dibantu oleh guru mata pelajaran agama Islam yang mengikuti secara

langsung selama proses pembelajaran. Siswa terlihat mengikuti

kegiatan imtaq secara tepat waktu, siswa masuk kelas tepat waktu

setelah kegiatan berakhir, siswa menyelesaikan kegiatan imtaq sesuai

waktu yang ditetapkan. Pada aspek yasinan; kondisi kegiatan yasinan

bersama terlihat cukup baik, melakukan yasinan bersama dengan tertib

tanpa mengganggu teman-teman serta tidak melakukan keributan

selama kegiatan berlangsung. Sedangkan pada aspek kultum; siswa

mendengarkan apa yang disampaikan oleh Pembina imtaq, siswa tidak

membuat kekacauan pada saat Pembina imtaq memberikan arahan serta

berjabat tangan dengan guru-guru setelah selesai kegiatan. Berdasarkan

hasil analisis lembar observasi siswa kelas XI menunjukkan bahwa

siswa kelas XI telah melaksanakan semua kegiatan imtaq sesuai dengan

langkah-langkah yang yang telah ditetapkan dan terlaksana dengan

baik. Hasil observasi siswa kelas XI dapat dilihat pada Tabel 4.5
80

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Tanda Centang
No. Indikator (ѵ)
Iya Tidak
1. Disiplin waktu:
a. Mengikuti imtaq secara tepat waktu √
b. Masuk kelas tepat waktu setelah kegiatan √
berakhir.
c. Menyelesaikan kegiatan imtaq sesuai √
waktu yang ditentukan yang ditetapkan
2. Yasinan bersama: √
a. Kondisi kegiatan yasinan bersama
b. Melakukan yasinan bersama dengan tertib √
tanpa mengganggu teman-teman
c. Tidak melakukan keributan selam √
kegiatan
berlangsung
4. Kultum
a. Mendengarkan apa yang disampaikan √
oleh Pembina imtaq
b. Tidak membuat kekacauan pada saat √
Pembina imtaq memberikan arahan
c. Berjabat tangan dengan guru-guru √
setelah selesai kegaiatan.
5. Religius √
6. Kejujuran √
Jumlah 9 2
81

2. Hasil Wawancara

a. Penerapan Program Imtaq di SMA Negeri 1 Dedai

Wawancara dengan Bapak Abdul Halim, M.Pd, selaku, Kepala

Sekolah beliau menjelaskan mengenai penerapan dan pelaksanaan

program imtaq di SMA Negeri 1 Dedai. Ia menjelaskan sebagai berikut:

“Penerapan progran Imtaq di sekolah ini sudah berjalan dengan


baik dan untuk proses pelaksanaan program imtaq ini sudah
dijadwal setiap Jum’at pagi dimulai dari pukul 07.30 sampai
dengan pukul 08.10 WIB. Kemudian untuk kegiatan program
Imtaq ini banyak macamnya seperti membaca Al-Qur’an,
sholawat badar, pembacaan asmaul husna, ceramah agama, untuk
hiburannya dengan memainkan khosidah dan untuk
mengakhirinya ditutup dengan do’a”. Tetapi untuk Jum’at ketiga
kegiatan program Imtaq ini diisi dengan acara tadarusan dan
terkadang juga diisi dengan yasinan”.

Sementara itu, wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam

yaitu Bapak Wahyudi, S.E menjelaskan sebagai berikut:


82

“Ya kalau penerapan Imtaq disini sedikit banyaknya sudah


berjalan dengan baik, karena pada setiap minggunya petugas
Imtaq berbeda-beda yang mana dimulai dari kelas X, XI, dan
seterusnya sampai dengan kelas XII setiap petugas menampilkan
kegiatan yang bervariasi walaupun dalam segi kegiatannya setiap
Jum’at itu sama akan tetapi mereka buat kegiatan Imtaq dengan
sebaik mungkin. Dan kegiatan Imtaq ini pun diikuti oleh beberapa
dewan guru”.

Berdasarkan pengamatan (observasi) peneliti, bahwa penerapan

dan pelaksanaan program Imtaq sudah berjalan dengan baik. Dimana

setiap Jum’at program Imtaq ini selalu dilaksanakan pada pagi hari

sebelum pelajaran dimulai. Petugas-petugas Imtaqpun sudah dijadwalkan

selain itu kegiatan-kegiatan Imtaq yang meliputi kegiatan-kegiatan yang

bersifat keagamaanpun telah ditentukan, seperti pembacaan Al-Qur’an,

sholawat badar, pembacaan asmaul husna, ceramah agama, do’a, dan

sebelum kegiatan ditutup ada pengambilan uang Imtaq setelah itu ditutup

dengan do’a. Kemudian pada Jum’at ketiga kegiatan Imtaqnya yaitu

tadarusan atau yasinan.

Hal itu senada diungkapkan oleh Bapak Junaidi, S.Pd selaku PKS

Kesiswaan yang menjelaskan bahwa: “Kalau pelaksanaan program Imtaq

disini sudah terjadwal yang mana setiap kelas ditunjuk untuk menjadi

petugas Imtaq. Dimulai dari kelas X sampai seterusnya. Kegiatan Imtaq

di sini banyak kegiatannya seperti ada yang menjadi pembawa acara

yang mana pembawa acara tersebut membacakan susunan kegiatan Imtaq

seperti membaca AlQur’an, sholawat badar, pembacaan asmaul husna,

ceramah agama, do’a, dan sebelum kegiatan ditutup ada pengambilan


83

uang Imtaq setelah itu baru do’a. Kemudian pada Jum’at ketiga kegiatan

Imtaqnya yaitu tadarusan atau yasinan”.

b. Tujuan program Imtaq di SMA Negeri 1 Dedai

Wawancara dengan Bapak Abdul Halim, M.Pd, selaku, Kepala

Sekolah beliau menjelaskan mengenai tujuan program imtaq di SMA

Negeri 1 Dedai. Ia menjelaskan sebagai berikut:

“Tujuan program Imtaq ini untuk melatih siswa agar siswa


mendapat nilai-nilai religius yang mana selama ini nilai-nilai
religius agak kurang siswa maka kami pihak sekolah mencoba
menanamkan sikap dan nilai-nilai keagamaan lewat program
imtaq ini”.

Sementara itu, wawancara dengan Bapak Fitra Gunawan, S.Pd

selaku PKS Sarpras menjelaskan tujuan imtaq sebagai berikut:

“Kalau tujuan Imtaq ini yaitu untuk memprogram siswa agar


selalu terpaut dengan Allah. Dengan diadakannya Imtaq ini untuk
menanamkan karakter yang baik dalam diri siswa, dengan bekal
kegiatan Imtaq siswa diharapkan akan bersikap baik dan hati
mereka diharapkan akan bergetar seolah-olah mereka mengingat
dosa. Karena, dengan mendengarkan siraman rohani secara sadar
ataupun tidak siswa akan takut dan menyesal sehingga dengan
sendirinya mereka akan berubah”.

Hal ini senada diungkapkan oleh Bapak Junaidi, S.Pd selaku PKS

Kesiswaan yang menjelaskan bahwa:

“Tujuannya untuk menanamkan atau menumbuhkan karakter


yang baik didalam diri siswa. Dan program Imtaq ini sebagai
pelajaran tambahan tentang ilmu agama selain dari guru
pendidikan agama Islam”.
84

Hal itu selaras dengan ungkapkan oleh beberapa siswa, mereka

menjelaskan sebagai berikut. Menurut Fikri Syahrastanijar dan Kiki

Wulandari selaku siswa kelas XI Sepakat mengatakan bahwa:

“Dengan diadakannya program Imtaq ini saya selalu mendapat


pengetahuan baru tentang pendidikan agama Islam. Karena setiap
Jum’at materi ceramah agama nya selalu berbeda-beda sehingga
saya mendapat wawasan keagamaan yang banyak”.

Hal ini lebih jelasnya disampaikan oleh Bapak Fitra Gunawan,

S.Pd selaku PKS Sarpras menjelaskan sebagai berikut:

“Dengan adanya kegiatan Imtaq diharapkan iman dan taqwa


siswa SMA ini akan bertambah, jadi jika dilihat korelasi siswa
yang diberikan imtaq dan yang tidak itu ada bedanya, dengan
adanya iman dan taqwa dalam diri siswa maka tingkat kenakalan
siswa akan berkurang dimana kata Allah: “orang yang diberikan
hidayah melalui ayat-ayat Allah maka bergetar hatinya dengan
adanya hati bergetar iman mereka akan bertambah maka akan
mulia. Tingkat mulia seseorang itu apabila mereka beriman”.

Berdasarkan hasil peneliti bahwa pihak sekolah membuat

program Imtaq ini dengan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter

yang baik dalam diri siswa selain itu juga untuk membiasakan siswa agar

siswa beriman dan bertaqwa pada Allah SWT. Dengan diterapkannya

program Imtaq ini, basar harapan supaya siswa memiliki karakter yang

baik sesuai dengan ajaran agama Islam.

c. Macam-macam Kegiatan Keagamaan yang dilaksanakan di SMA Negeri

1 Dedai

Berdasarkan hasil temuan melalui wawancara dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa macam-macam kegiatan yang dilaksanakan di SMA


85

Negeri 1 Dedai dalam mengimplementasikan pendidikan karakter

melalui kegiatan keagamaan, sebagai berikut:

1) Pembiasaan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun)

Kegiatan ini merupakan rangkaian awal dari kegiatan yang

setiap hari dilaksanakan di sekolah. Pembiasan 5S dimulai dari

pendidik yang senantiasa menyambut peserta didik di pintu gerbang

masuk sekolah. Sebagaimana dengan petikan wawancara sebagai

berikut.

“Iya bang, jadi untuk awal dari pembelajaran setiap harinya, di


MI Muhammadiyah ini peserta didik dibiasakan untuk 5S
tersebut, jadi begitu masuk gerbang sekolah, begitupun juga
peserta didik menyapa pendidiknya, Assalamualaikum, pak/bu,
secara bergantian dengan bapak ibu guru yang bertugas di
depan”

Kegiatan ini bertujuan agar siswa terbiasa bersikap ramah dan

juga berkelakuan baik. Jadi kegiatan ini bukan semata kegiatan biasa,

akan tetapi menerapkan kebiasaan menyapa dan menghormati orang

yang lebih tua. Sebagaiman dengan petikan wawancara pada lampiran.

“Jadi pendidik akan merasa lebih dekat dengan peserta didik,


saling menyapa antara pendidik dan peserta didik, lalu berjabat
tangan, maka dari situ juga akan terlihat bagaimana sikap
peserta didik yang diajarkan sopan. Terkadang pendidik
menjumpai peserta didik di gerbang sudah lemas atau murung,
nah begitu pendidik menanyai misalnya ada apa? Kenapa?
Senyum dong, jadi hubungan antar pendidik dan peserta didik
dari awal masuk gerbang pun sudah ada komunikasinya mba.
Terus juga semisal peserta didik datang lebih awal mereka
melakukan aktivitas bermain sembari menunggu bel masuk
kami pun (pendidik) sambil mengawasinya, terkadang ada
anak yang membuang sampah sembarangan jadi pendidik
tanpa ragu lengsung menegur, memberitahu apa kesalahannya
dan dimana seharusnya sampah itu dibuang.”
86

Dengan demikian, pelaksanaan 5S yang setiap hari

dilaksanakan disekolah dapat menimbulkan kebiasaan silaturahmi

antar pendidik dan peserta didik atau peserta didik satu dengan

lainnya. Pembiasaan ini juga tidak luput dari salah satu program agar

peserta didik tertanam nilai keagamaan sejak dini, maka dari itu

sekolah merupakan pembiasaan sejak awal.

2) Berbaris, Membaca Janji Pelajar, dan Berjabat Tangan

Berbaris, membaca janji pelajar, dan berjabat tangan sebelum

memasuki ruang kelas adalah salah satu rangkaian awalnya kegiatan

yang ada disekolah. Kegiatan ini dilakukan semata untuk kedisiplinan

peserta didik, dimana peserta didik berbaris, lalu melafalkan janji

pelajar secara bersama, setelah itu berjabat tangan (perempuan dengan

perempuan dan sebaliknya). Sebagaiman dengan petikan wawancara

pada lampiran.

“Berbaris rapi merupakan salah satu cara untuk membiasakan


sikap disiplin bagi peserta didik. Kami selaku pendidik
mengharapkan anak-anak nantinya akan sadar kedisiplinan diri
maupun kolektif, kebersamaan dan kekompakan, tanggung jawab,
dan kesadaran untuk melaksanakan perintah dengan cepat dan
tepat.”

3) Membaca Do’a Bersama

Kegiatan ini wajib dilaksanakan oleh sekolah sebagai langkah

awal dimulainya proses pembelajaran. Kegiatan ini sudah berlangsung

sejak berdirinya dua tahun yang lalu. Sebagaiman dengan petikan

wawancara pada lampiran 3.


87

“Jadi kegiatan keagamaan ini sudah berlangsung sejak


berdirinya SMA Negeri 1 Dedai, masuk sekolah berjabat
tangan dengan pendidik, menyambut siswa di depan gerbang
sekolah, merupakan pembiasaan pertama, kemudian anak
berbaris depan kelas masing-masing setelah bel berbunyi dan
membacakan janji pelajar. Setelah itu masuk kelas berdoa
bersama dan dilanjutkan dengan mengaji barulah dimulai
pembelajaran.”

Kegiatan tersebut dilakukan setiap hari dari pembiasaan yang

dilakukan oleh pendidik hingga menjadi terbiasa dilakukan oleh

peserta didik di SMA Negeri 1 Dedai. Sebagaiman dengan petikan

wawancara pada lampiran.

“Peserta didik dibiasakan untuk melakukan kegiatan rutin


sederhana yang bersifat religi, dan pasti akan berimbas pada
kegiatan sehari-hari nya tanpa disuruh baik di rumah maupun
di sekolah.”

Dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dapat dikatakan

bahwa memang menanamkan kebiasaan baik tidak semulus semudah

membalikan telapak tangan, namun SMA Negeri 1 Dedai ini dituntut

untuk membentuk peserta didik yang berakhlak mulia dengan

kesabaran pendidik.

d. Pelaksanaan Kegiatan Imtaq yang Dilakukan oleh Siswa

1) Pembacaan Al-Qur’an

Wawancara dengan Bapak Abdul Halim, M.Pd, selaku, Kepala

Sekolah beliau menjelaskan sebagai berikut:

“Kalau dilihat dari segi pembacaan Al-Qur’an siswa sudah


mampu membaca Al-Qur’an dengan cukup baik, ada yang
memang sudah menggunakan tilawah dan masih banyak yang
perlu belajar lagi dalam membaca Al-Qur’an”.
88

Sementara itu, wawancara dengan guru Pendidikan Agama

Islam yaitu Bapak Wahyudi, SE menjelaskan sebagai berikut:

“Kegiatan membaca Al-Qur’an ini dibuat agar siswa dapat


belajar mengaji Al-Qur’an, nah untuk dalam membaca Al-
Qur’an disini siswa sudah lumayan lancar dalam membaca
dengan menerapkan ilmu tajwid. Dan ada juga yang sudah
dapat membaca Al-qur’an dengan baik karena memang sudah
ada siswa yang sering mengikuti lomba membaca AlQur’an”.

Hal ini senada dengan pernyataan dari Bapak Fitra Gunawan,

S.Pd selaku PKS Sarpras sebagai berikut:

“Sebagian siswa memang sudah dapat membaca Al-Qur’an


akan tetapi masih ada siswa yang perlu belajar lebih giat lagi
dalam membaca AlQur’an hal ini bisa dilihat masih adanya
siswa yang belum menerapkan hukum tajwid dalam bacaan Al-
Qur’an tetapi walaupun begitu ada beberapa siswa yang
memang sudah pandai dan memiliki bakat dalam melantunkan
ayat suci Al-Qur’an ini karena telah mengikuti berbagai lomba
membaca Al-Qur’an”.

Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) peneliti bahwa

siswa memang sudah cukup lancar dalam membaca Al-Qur’an akan

tetapi memang masih ada siswa yang perlu belajar lagi, masih ada

siswa yang kurang memperhatikan hukum tajwid dan masih ada siswa

yang menyebutkan makhrijul huruf kurang pas walaupun demikian

ada beberapa siswa yang memang sudah pandai dalam membaca Al-

Qur’an. Hal ini bisa dilihat dengan cara siswa tersebut melantunkan

ayat suci Al-Qur’an dengan tilawah yang bagus.


89

Hal itu selaras dengan ungkapkan oleh beberapa siswa, mereka

menjelaskan sebagai berikut: Menurut Hafizt Darmawan selaku siswa

kelas IX menjelaskan bahwa:

“Kalau menurut saya siswa sudah bisa membaca Al-Qur’an


dengan cukup baik, walaupun masih ada teman saya yang
belum lancar dalam membaca Al-Qur’an tetapi ada beberapa
siswa yang memang sangat bagus dalam membaca Al-Qur’an
dan mereka itu lah yang sering mendapat juara apabila ada
perlombaan kegiatan keagamaan ”.

Menurut Kiki Wulandari siswa kelas Xi mengatakan bahwa:

“Saya memang sedikit banyaknya memiliki bakat dalam


membaca Al-Qur’an walaupun saya masih terus belajar dan
belajar akan tetapi alhamdulilah saya memiliki kelebihan
dibandingkan dengan teman-teman saya yang lain dan kalau
dilihat teman-teman saya yang lain juga masih banyak juga
yang sudah lancar membaca Al-qur’an”.

2) Pembacaan Sholawat

Wawancara dengan Bapak Abdul Halim, M.Pd selaku, Kepala

Sekolah beliau menjelaskan sebagai berikut:

“Dilihat dari siswa yang melantunkan sholawat sudah sangat


baik. Siswa yang lainpun pun ikut serta dalam melantunkan
sholawat”.

Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) peneliti bahwa

petugas yang melaksanakan pembacaan sholawat sudah mampu

melantunkan sholawat dengan baik serta siswa yang lain pun ikut turut

serta dalam melantunkan sholawat.

Hal ini selaras dengan pendapat guru Pendidikan Agama Islam

yaitu Bapak Wahyudi, SE menjelaskan sebagai berikut:


90

“Iya kalau dilihat dari siswa yang melantunkan pembacaan


sholawat memang sudah baik karena memang siswa selalu
belajar terlebih dahulu baik itu belajar membaca sholawatnya
maupun nadanada sholawat tersebut.”

3) Pembacaan Asmaul Husnah

Wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam yaitu Bapak

Wahyudi, SE menjelaskan sebagai berikut:

“Kalau dilihat dari cara siswa membaca Asmaul Husnah siswa


sudah sangat bersemangat. Ada siswa yang memimpin
sedangkan siswa yang lain membaca dengan bersama-sama
sehingga suasana sekolah terdengar ramai dengan penyebutan
nama-nama indah Allah SWT”.

Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) peneliti bahwa

petugas yang melaksanakan sudah membaca Asmaul Husnah dengan

lancar dan baik selain itu siswa yang lainnya juga turut berpartisipasi

dengan cara membaca juga Asmaul Husnah dengan suara yang

lantang sehingga suasana sekolah sejenak terdengar ramai dengan

penyebutan namanama Allah yang indah. Dan untuk pembacaan

Asmaul Husnah ini ada sebagian siswa yang memang hafal Asmaul

Husnah dan untuk yang lain masih banyak yang menggunakan teks.

Hal ini senada dengan pernyataan dari Bapak Fitra Gunawan,

S.Pd selaku PKS Sarpras sebagai berikut:

“Saya sangat senang ketika melihat dan mendengar siswa yang


setiap Jum’at melafadzkan asma-asma Allah. Dengan suara
yang lantang siswa menyerukan Asmaul Husnah walaupun
memang masih banyak siswa yang belum hafal sepenuhnya
Asmaul Husnah tetapi siswa membaca teks Asmaul Husnah”.

4) Adzan
91

Wawancara dengan Bapak Abdul Halim, M.Pd selaku, Kepala

Sekolah beliau menjelaskan sebagai berikut:

“Cara siswa dalam melafadzkan adzan disini sudah cukup


baik. Mereka melafadzkan adzan dengan suara-suara yang
indah walaupun masih ada siswa yang perlu belajar lagi tetapi
ada beberapa siswa yang sudah baik sekali dalam melafadzkan
adzan sehingga terdengar merdu”.

Sementara itu, wawancara dengan guru Pendidikan Agama

Islam yaitu Bapak Wahyudi, SE menjelaskan sebagai berikut:

“Ada memang siswa yang bisa melafadzkan adzan dengan baik


sekali tetapi ada juga yang masih perlu belajar baik itu cara
melafalkannya maupun belajar dalam menentukan irama”.

Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) peneliti bahwa

siswa sudah mampu melafadzkan adzan dengan baik hal ini bisa

dilihat dari adanya siswa yang sangat bagus dalam melafadzkan adzan

dengan suara yang bagus dan ada juga yang sudah baik tetapi masih

perlu belajar sehingga dapat menghasilkan suara adzan yang lebih

bagus dari sebelumnya.

5) Ceramah Agama

Wawancara dengan Bapak Abdul Halim, M.Pd, selaku, Kepala

Sekolah beliau menjelaskan sebagai berikut:

“Kalau dilihat dari cara siswa yang bertugas menjalankan


ceramah agama disini sudah cukup baik. Disini dikatakan
masih siswa SMP jadi masih dikatakan tahap pemula, jadi
siswa masih tahap belajar. Tetapi saya rasa siswa sudah
mampu menyampaikan materi ceramah dengan cukup baik”.

Sementara itu, wawancara dengan guru Pendidikan Agama

Islam yaitu Bapak Wahyudi, SE menjelaskan sebagai berikut:


92

“Kalau menurut saya siswa sudah bisa berceramah dengan


baik, karena siswa yang mendapat tugas sebagai petugas yang
berceramahsiswa selalu belajar terlebih dahulu dan selalu
menyiapkan materi sendiri”.

Hal ini senada dengan pernyataan Zakdi Pramaja siswa kelas

XI mengatakan bahwa:

“Saya sering sekali mendapat tugas berceramah agama, jadi


sebelum saya menjalankan tugas tersebut saya selalu
menyiapkan materi yang ingin saya sampaikan dan saya juga
mempersiapkan diri saya dengan cara berlatih dan memahami
materi yang saya ingin sampaikan”.

Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) peneliti bahwa

siswa sudah mampu berceramah agama dengan baik. Siswa sudah

terlihat sangat siap berceramah agama. Siswa sudah menyiapkan

materi yang ia ingin sampaikan. Walaupun masih dikatakan tahap

pemula atau masih tahap belajar tetapi jika dilihat dari segi

penyampaian ceramah agama siswa sudah mampu berceramah dengan

baik, dan siswa pun sudah terlihat menguasai materi dan audiens.

6) Khasidah

Wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam yaitu Bapak

Wahyudi, SE menjelaskan sebagai berikut:

“Siswa sudah baik dalam bermain khasidah. Disini setiap


petugas memiliki ketukan tersendiri dalam memainkan
khasidah dan memilih lagu khasidah tersendiri. Kebanyakan
siswa memang sudah bisa bermain khasidah karena
kebanyakan siswa memang sudah belajar di TPA yang ada
dilingkungan rumahnya. Jadi siswa disini tinggal memainkan
khasidah sesuai dengan ketukan yang meraka bisa”.
93

Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) peneliti bahwa

siswa sudah bisa mainkan khasidah dengan baik setiap petugas

menyanyikan lagu-lagu khasidah yang bermacam-macam dan

menggunakan ketukan khasidah yang bermacam-macam. Siswa

latihan terlebih dahulu sebelum tampil pada hari Jum’at. Kebanyakan

siswa memang sudah mendapatkan ilmu bermain khasidah di TPA di

lingkungan tempat tinggalnya.

Hal ini selaras dengan pernyataan Indah dan Ibnu Suryah,

mereka sependapat bahwa:

“Kalau bermain khasidah saya sudah bisa, karena saya sudah


belajar bermain khasidah di TPA di sekitar rumah saya. Jadi
apabila saya bermain khasidah saya tinggal berlatih saja dan
menentukan lagu yang ingin ditampilkan. Dan saya
mengajarkan kepada teman saya yang belum bisa bermain
khasidah”.

Hal ini senada dengan pernyataan dari Bapak Fitrah Gunawan,

S.Pd selaku PKS Sarpras sebagai berikut:

“Siswa memang sudah ada yang bisa memainkan khasidah dan


bagi yang tidak bisa memainkan khasidah mereka belajar
dengan teman yang sudah bisa. Selain itu sebelum
melaksanakan tugas, petugas khasidah selalu latihan terlebih
dahulu sehari sebelum kegiatan Imtaq berlangsung. Jadi disini
pembina Imtaq tidak terlalu kerepotan dalam mengajarkan
siswa dalam bermain khasidah, pembina Imtaq hanya perlu
memoles atau memberi masukan sehingga permainan khasidah
lebih bagus lagi”.

7) Pengambilan Uang Imtaq

Wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam yaitu Bapak

Wahyudi, SE menjelaskan sebagai berikut:


94

“Banyak siswa yang memberi infaq pada hari Jum’at. Hal ini

bisa dilihat setiap Jum’at terkumpulnya uang infaq. Walaupun uang

infaq selalu berbeda-beda setiap minggunya. Tetapi Alhamdulilah

siswa masih menyisihkan sebagian uang jajan mereka untuk

bersedekah”.

Hal itu senada diungkapkan oleh Bapak Junaidi, SE selaku

PKS Kesiswaan yang menjelaskan bahwa:

“Siswa dengan suka rela memberikan infaq. Mereka


menyisihkan uang jajan mereka untuk mengisi kaleng Imtaq.
Walaupun uang yang mereka berikan tidak banyak yang
penting siswa dan siswi ikhlas”.

Wawancara dengan Rifki Purnama siswa kelas XI dan Rezky

mereka mengatakan bahwa:

“Saya selalu menyisihkan uang jajan saya untuk memerikan


infaq. Walaupun uang yang saya beri sedikit. Insyaallah saya
ikhlas”.

8) Do’a

Wawancara dengan Bapak Abdul Halim, M.Pd, selaku, Kepala

Sekolah beliau menjelaskan sebagai berikut:

“Petugas yang menjalankan do’a ini dikhususkan untuk yang


lakilaki saja. Hal ini dikarenakan membiasakan dan
mengajarkan siswa laki-laki untuk memimpin do’a. Jadi kalau
dilihat dari segi penyampaian do’a selama ini siswa sudah baik
dalam melafadzkan do’a. Dan untuk siswa yang lain juga
selama kegiatan do’a berlangsung seluruh siswa mengangkat
kedua tangannya dan menundukkan kepala dan berdo’a secara
hikmad”.

Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) peneliti siswa

melafadzkan do’a dengan baik dan siswa yang lain juga hening pada
95

saat do’a berlangsung, mereka mengangkat kedua tangannya,

menundukkan kepala sembari mengucapkan kata “amin”. Sehingga

suasana sekolah terasa hikmad. Hal ini senada dengan pernyataan dari

Bapak Fitra Gunawan, S.Pd selaku PKS Sarpras sebagai berikut:

“Siswa berdo’a dengan khusuk karena mereka sadar bahwa


dengan berdo’a mereka memohon kepada Allah SWT agar
selamat dunia akhirat dan untuk mengungkapkan rasa syukur
kepada Allah SWT dan meminta perlindungan Allah SWT”.

e. Kedisiplinan Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Imtaq dan Peraturan di

Sekolah

Wawancara dengan Bapak Abdul Halim, M.Pd, selaku, Kepala

Sekolah beliau menjelaskan sebagai berikut:

“Siswa di SMA Negeri 1 Dedai ini sudah dikatakan siswa yang


disiplin. Mereka selalu mentaati peraturan yang ada di sekolah.
Dan dalam kegiatan Imtaq siswa sangat disiplin dalam mengikuti
program Imtaq. Hal ini bisa dibuktikan dengan cara siswa yang
selalu tertib dalam mengikuti kegiatan selama Imtaq berlangsung.
Dan setiap Jum’at tanpa diatur setelah bel berbunyi siswa
langsung berbaris dengan sendirinya untuk mengikuti program
Imtaq”.

Sementara itu, wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam

yaitu Bapak Wahyudi, SE menjelaskan sebagai berikut:

“Tujuan Imtaq disini untuk menjadikan siswa yang berkarakter


baik. Jadi tanpa ditegur dan diatur atau diperintah sudah tertanam
dalam diri siswa untuk berprilaku baik. Jadi dengan diadakan
Imtaq ini siswa disini sudah mencermikan siswa yang tertib,
sportif dan aktif. Jadi jika dilihat dari segi disiplin, siswa SMA
Negeri 1 Dedai ini sudah dikatakan siswa yang disiplin dalam
menjalankan berbagai peraturan yang ada di sekolah”.

Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) peneliti bahwa siswa

SMA Negeri 1 Dedai ini sudah mulai mencerminkan sikap disiplin. Jika
96

dilihat dari siswa yang mengikuti program Imtaq pun siswa sangat

disiplin, disini bisa dilihat dari tertibnya siswa pada saat mulai berbaris

sampai kegiatan Imtaq berlangsung hingga selesai. Tetapi tidak diungkiri

masih ada beberapa siswa yang kurang disiplin dalam mentaati peraturan

yang ada disekolah seperti masih ada siswa yang tidak memakai seragam

yang ditentukan setiap harinya dan masih ada siswa yang datang

terlambat.

Hal itu senada diungkapkan oleh Bapak Junaidi, SE selaku PKS

Kesiswaan yang menjelaskan bahwa:

“Siswa di SMA ini memang sudah dikatakan disiplin. Tetapi


masih ada beberapa siswa yang masih tidak memakai seragam
yang ditentukan setiap harinya, masih ada siswa yang datang
terlambat.”

Hal itu selaras dengan ungkapkan oleh beberapa siswa, mereka

menjelaskan sebagai berikut:

a) Wawancara dengan Fikri Syarahstanijar kelas XI mengatakan bahwa:

“Selama saya sekolah di SMA Negeri 1 Dedai ini saya mencoba

mentaati peraturan yang ada di sekolah ini. Tetapi terkadang saya

masih datangterlambat karena saya membantu orang tua saya bekerja

terlebih dahulu”.

b) Wawancara dengan Rifki Purnama siswa kelas XI mengatakan bahwa:

“Saya mencoba menjadi siswa yang mentaati peraturan yang ada di

sekolah, akan tetapi saya pernah datang terlambat dikarenakan

sulitnya mendapat angkot pada pagi hari, itu lah yang menjadi alasan

saya ketika saya datang terlambat”.


97

c) Wawancara dengan Giranda siswa kelas XI mengatakan bahwa: “Saya

selalu disiplin dalam melaksanakan peraturan yang ada di sekolah ini

dan sampai sekarang alhamdulilah saya tidak pernah melanggar

peraturan yang ada”.

f. Keterampilan siswa dalam menjalankan tugas yang diberikan dalam

menampilkan kegiatan Imtaq

Wawancara dengan Bapak Fitrah Gunawan, S.Pd selaku PKS

Sarpras sebagai berikut:

“Jika dilihat dari segi keterampilan, siswa masih tahap SMA jadi
mereka bisa dikatakan sebagai pemula. Siswa masih belajar untuk
memulai dan berusaha jadi yang terbaik. Jadi pada tahap pemula
ini saya rasa sudah baik.”

Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) penelitian bahwa siswa

sudah terampil dan kreatif dalam menjalankan kegiatan-kegiatan Imtaq,

hal ini dikarenakan petugas selalu latihan sebelum kegiatan Imtaq

berlangsung dan secara mandiri siswa menuangkan ide-ide kreatifnya

untuk menyukseskan kegiatan-kegiatan Imtaq.

Hal ini senada dengan pernyataan dari Bapak Abdul Halim, M.Pd,

selaku, Kepala Sekolah beliau menjelaskan sebagai berikut:

“Jika dilihat dalam menjalankan tugas siswa sangat kreatif


dimana apabila pembina membimbing siswa pembinapun tidak
merasa kesulitan. Hal ini dalam artian sudah tertanam dalam diri
siswa, siswa jika diberi tugas mereka berkreasi sendiri dan
menuangkan ide-ide mereka sehingga mereka dapat menampilkan
kegiatan Imtaq sebaik mungkin jadi disini pembina hanya
memantapkan atau menyempurnakannya saja”.

Wawancara dengan Yuwanda siswa kelas XI mengatakan bahwa:


98

“Jika kelas saya menjadi petugas Imtaq, saya dan teman-teman


saya berlatih terlebih dahulu dan berdiskusi mengenai bagaimana
cara agar kegiatan Imtaq yang kami tampilkan lebih baik dari
pada kelas lainnya dan apabila kami tidak mendapatkan ide kami
langsung meminta pendapat kepada pembina Imtaq dan guru PAI
sehingga kami bisa menampilkan kegiatan Imtaq dengan sebaik
mungkin”.

g. Sikap siswa apabila diberi tugas dalam melaksanakan kegiatan Imtaq.

Wawancara dengan Yuwanda kelas XI mengatakan bahwa: “Saya

menerima tugas yang diberikan dengan senang hati, tetapi jika saya

menjadi petugas dan diberi tugas dalam melaksanakan kegiatan imtaq

maka saya beberapa hari sebelum tampil saya latihan terlebih dahulu, dan

saya menjalankannya dengan sungguh-sungguh”.

Wawancara dengan Muhammad Setyawan siswa kelas XI

mengatakan bahwa: “Kalau saya diberi tugas sebenarnya saya sedikit

gerogi tetapi saya mencoba untuk memberanikan diri menjalankan tugas

yang diberikan karena itu adalah tanggung jawab saya”.

Wawancara dengan Hafizt Darmawan siswa kelas XI mengatakan

bahwa: “Saya kurang suka untuk tampil di depan orang banyak jadi kalau

saya diberi tugas imtaq saya sangat grogi”.

Wawancara dengan Ibnu Surya siswa kelas XI mengatakan

bahwa: “Jujur saya belum pernah mendapat tugas dalam menjalankan

kegiatan imtaq, tetapi saya senang jika mendapat tugas imtaq, karena

dengan menjalankan tugas tersebut bisa menguji mental dan mencoba

untuk berani tampil didepan orang banyak”.


99

Wawancara dengan Indah siswa kelas XI mengatakan bahwa:

“Kalau saya menjadi petugas imtaq saya berusaha menampilkan yang

terbaik, untuk itu maka saya latihan terlebih dahulu sebelum

menampilkan kegiatan tersebut”.

h. Hasil Program Imtaq di SMA Negeri 1 Dedai

Dari hasil pengamatan penulis hasil yang didapat daripada

peningkatan moral keagamaan melalui kegiatan Imtaq yang ada di SMA

Negeri 1 Dedai meliputi; kedisiplinan, sopan santun, hubungan sosial,

serta pelaksanaan kegiatan keagamaan (ibadah) yang dilakukan oleh

peserta didik.

1) Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan cerminan dari kepribadian seseorang

yaitu disiplin dalam melaksanakan peraturan-peraturan yang ada.

Sikap disiplin itu timbul dari kesadaran hati dan jiwa oleh karena itu

sikap ini harus dipupuk dalam jiwa peserta didik dengan cara yang

dan perlahan-perlahan. Disiplin dalam hal ini adalah kesungguhan

jiwa dan raga serta ketaatan dan kepatuhan peserta didik untuk

melaksanakan tata tertib belajar dan tata tertib sekolah dalam tugasnya

sebagai pelajar demi keberhasilan dan kebahagiaan dirinya di

kehidupan mendatang yaitu mencapai kebahagiaan dan kesuksesan

dalam hidupnya khususnya dalam belajar.

Dari hasil wawancara kepada Bapak Wahyudi, SE, selaku Guru

Pendidikan Agama Islam, beliau memaparkan:


100

“Dengan adanya visi dan misi serta tujuan pendidikan yang


ingin dicapai dan diterapkan oleh SMA Negeri 1 Dedai seperti
ini diharapkan peserta didik akan melaksanakan tata tertib dan
juga memiliki kepribadian baik serta berakhlaqul karimah.
Beliau juga mengomentari mengenai kegiatan ektrakulrikuler
yang diselenggarkan di sekolah, yang menurut beliau kegiatan
ekstarkurikuler keagamaan sangat baik untuk membekali
kehidupan moral terutama moral keagamaan kepada para
peserta didik.”

Selain itu, Bapak Wahyudi juga menjelaskan bahwa

“Pembinaan moral keagamaan peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler Imtaq selain dilakukan dengan cara atau metode

keteladanan yang disertai dengan aplikasinya terhadap kehidupan

sehari-hari, dari guru Pendidikan Agama Islam, Guru PKn dan Guru

BP serta tim Kedisiplinan juga memberikan arahan pada peserta didik

secara terencana dan tersusun. Pemberian keteladanan diperlihatakan

oleh para pendidik kepada peserta didiknya dengan cara pendidik

datang terlebih dahulu dalam acara kegiatan ekstrakurikuler

keagamaan, sehingga peserta didik yang melihatnya menjadi disiplin

dan tepat waktu pula dalam mengikuti kegiatan ektrakurikuler Imtaq.

Kemudian Bapak Muhammadin menambahkan bahwa dampak

dari kegiatan ekstrakurikuler Imtaq yang dilaksanakan di SMA Negeri

1 Dedai yakni menambah kedisiplinan peserta didik di sekolah beiau

mengatakan:

“Kegiatan ekstrakurikuler yang diselengarakan di sekolah


bertujuan untuk peningkatan moral keagamaan peserta didik
dan peningkatan tersebut berupa melatih kedisiplinan, baik itu
disiplin tepat waktu, disiplin dalam mengerjakan tugas di kelas
dan tugas rumah yang diberikan oleh pendidik. Misalnya yang
peserta didik yang sering terlambat menjadi tepat waktu,
101

menjadi lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang


diberikan seperti tugas mendapat giliran untuk memimpin
dzikir maka peserta didk yang ditunjuk tersebut bertanggyng
jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya.”

Selain disiplin dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan

kegiatan ekstarkurikuler pula menjadikan peserta didik disiplin dalam

beribadah sebagaimana ungkapan Bapak Wahyudi, SE selaku Guru

Pendidikan Agama Islam, beliau mengungkapkan bahwa:

“Kegiatan ekstrakurikuler Imtaq memiliki dampak terhadap


pembiasaan peserta didik dalam membimbing teman-teman
sebayanya untuk dzikir, kultum, doa serta pengamalan
pembentukan keimanan dan akhlak. Melatih peserta didik
untuk lebih memahami arti dekat dengan Tuhan, misal sebelum
belajar melaksanakan shalat duha sehingga hal ini menjadi
sebuah kebiasaan bagi meraka, jika ada waktu kosong mereka
bergerak dengan sendirinya melakukan shalat duha.”

Hal yang senada pula diungakapkan oleh Zakdi Pramaja

peserta didik kelas XI, ia mengatakan:

“Dengan adanya kegiatan keagamaan (Imtaq) ini membuat hati


kami lebih tenang karena mendapatkan pemahaman
keagamaan yang baik dari kegitan keagamaan, selain
menjadikan hati lebih tenang dan tentram dengan kegaiatan
tersebut kami dapat penambahan pahala karena melakukan hal-
hal kebaikan seperti mengaji, mendengarkan ceramah dan
berzdikir.”

Beradasarkan hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa,

dengan adanya kegiatan Imtaq yang diselenggrakan oleh SMA Negeri

1 Dedai memberikan dampak yang positif kepada kedisiplinan peserta

didik. Hal ini bisa dilihat mulai dari waktu masuk sekolah, tingkat

keterlambatan peserta didik ketika masuk sekolah bisa dikatakan

sangat kecil. Selain disiplin dalam hal ketepatan waktu masuk


102

sekolah, peserta didik juga disiplin dalam hal berpakaian, menjalankan

tugas pekerjaan rumah maupun tugas piket harian.

2) Sopan Santun

Sopan santun merupakan salah satu norma yang ada di

masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat diajarkan untuk bersikap

sopan santun dan menjaga baik hubungan sosial. Untuk mewujudkan

itu semua hal-hal yang dapat merusak hubungan sosial harus dijauhi.

Dan apabila hubungan antara manusia dengan seama manusia terjalin

dengan baik, maka hubungan antara manusia dengan sang khaliq pun

akan lebih baik.

Bapak Wahyudi, SE selaku guru pendidikan Agama Islam juga

menyatakan bahwa “dalam rangka peningkatan moral dengan melalui

kegiatan ekstrakurikuler Imtaq saya melakukannya dengan cara yaitu

mendidik siswa tidak hanya dari segi akademiknya saja, tetapi juga

segi non akademik dipertimbangkan, seperti program pembiasaan,

senyum, salam, sapa terhadap guru ataupun teman. Sehingga nantinya

siswa akan terbiasa melakukannya dalam kehidupan di luar

lingkungan sekolah”.

Zakdi Pramaja juga membenarkannya, menurut Zakdi salah

satu peserta didik kelas XI dia mengatakan bahwa kegiatan Imtaq

membuat kehidupannya merasa lebih baik.

“Setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Imtaq yang


dilaksanakan oleh sekolah hati saya merasa sejuk, saya juga
bisa lebih menghormati kedua orang tua semisal ketika
berangkat sekolah saya juga sempatkan untuk bersalaman
103

dengan kedua orang tua saya, bertemu dengan guru, pada saat
bertemu dengan teman saya mengucapkan salam”.

Kemudian Zakdi Pramaja peserta didik kelas XI

menambahakan:

“Setelah mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan (Imataq)


tersebut, kami banyak mengetahiu hal-hal yang baik, misalnya
menjaga diri dari perkatanperkataan kotor, menjauhkan diri
dari kata bolos, narkoba, bahkan mencuri.”

Kegiatan ekstrakurikuler Imtaq ini dapat memperbaiki

akhlakul karimah peserta didik, agar bisa bertambah disiplin, dan

menghormati orang lain. Kegiatan ekstrakurikuler Imtaq tersebut

sengaja dilakukan oleh pihak sekolah untuk memperbaiki tingkah laku

peserta didik yang lari dari dari syariat-syariat islam. Sebagaimana

yang dikemukakan oleh Bapak Wahyudi selaku guru Pendidikan

Agama Islam sebagai berikut:

“Kami sengaja mengadakan kegiatan ekstrakurikuler Imtaq ini


agar supaya peseta didik banyak mengetahui tentang
keagamaan, bgaimana cara bertingkah laku yang baik, karena
jam mata pelajaran PAI sangat terbatas. Dam kegiatan ini kami
laksanakan pada jam-jam kosong, agar waktu belajar peserta
didik tidak terbuang sia-sia.”

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kegiatan

ekstrakurikuler Imtaq yang dilaksanakan oleh SMA Negeri 1 Dedai

sangat signifikan terhadap peningktan moral keagamaan peserta didik.

Terlihat ketika berpapasan dengan dewan guru para peserta didik

selalu bersalaman dengan mencium tangan bapak/ibu guru maupun

para staf yang ada di SMA Negeri 1 Dedai dan kepada kedua orang
104

tua pada saaat akan berangkat ke sekolah.

3) Hubungan Sosial

Sebagai makhluk sosial manusia hidup bermasyarakat,

berkumpul dan bekerja sama, tolong-menolong dan saling memberi.

Ini disebabkan manusia pada hakikatnya memang tidak mampu hidup

sendiri, agar hubungan sosial masyarakat dapat terjalin dengan baik.

Maka dari itu, sejak dini para peserta didik diajarkan untuk bisa

berinteraksi dengan lingkungan sekitar dengan dibekali ilmu umum

maupun agama, sehingga nantinya dapat terbentuk kepribadian yang

luhur serta menjadi manusia yang dapat menjalankan fungsi-fungsi

sosialnya.

Menurut Bapak Wahyudi, SE selaku guru Pendidikan Agama

Islam bahwasanya konsep pembinaan moral keagamaan peserta didik

melalui kegiatan ekstrakurikuler selain dari materi yang telah

diberikan melalui kegiatan di dalam kelas maka perlu ada

penambahan dari kegiatan ini yang telah dirancang materinya sesuai

dengan kehidupan yang dialami oleh peserta didik dalam berinteraksi

dalam lingkunganya sehari-hari dan hal itu yang harus dicapai oleh

peserta didik. Sehingga nantinya peserta didik ketika berhubungan

dengan lingkungan sekitar dapat memperlihatkan kepribadian yang

baik, yang sesuai dengan tuntunan agama. Beliau mengungkapkan:

“Konsep moral terutama moral keagamaan telah diintegrasikan


ke dalam materi, terlebih materi PAI dan ditambahkan pula
lewat kegiatan ekstrakurikuler Imtaq yang harus dicapai oleh
anak didik. Sehingga nantinya di kehidupan sehari-hari,
105

peserta didik dapat bergaul sesuai dengan norma-norma yang


berlaku di masyarakat sekitar. Dan kegiatan ekstrakurikuler ini
merupakan wadah dan sarana yang baik guna membina moral
keagamaan peserta didik.”

Sedangkan menurut Bapak Abdul Halim, M.Pd, selaku Kepala

Sekolah menambahkan dengan pembiasaan dalam kegiatan

ektrakurikuler keagamaan, seperti shalat dhuhur berjama’ah, tadarus

Alqur’an, maulud, dzikir bersama, ceramah agama yang diberikan

oleh para guru dan bakti sosial dan lain sebagainya yang merupakan

upaya pembinaan bagi anak didik agar menjadi orang-orang yang

bertaqwa sekaligus berkepribadian mulia sesuai nilai, norma, moral

agama dan kemasyarakatan, kepribadian diharapkan tercermin lewat

sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Hal serupa pula disampaikan oleh Zakdi Pramaja peserta didik

kelas XI mengatakan saya merasakan dari kegiatan Imtaq ini

“saya lebih bagus dalam beriteraksi kepada orang tua, guru dan
teman, lebih empati kepada sesama dan menghormati kapada
sesama manusia”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa,

kegiatan Imtaq yang bertujuan untuk meningkatkan moral keagamaan

yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Dedai memberikan dampak yang

positif dari segi hubungan sosial para peserta didik, yang mampu

berinteraksi dengan baik kepada orang tua, guru dan kepada para

teman-temanya.

4) Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan (Ibadah)

Kegiatan keagamaan (Ibadah) merupakan kegiatan bertaqarrub


106

(mendekatkan diri) kepada Allah dengan cara mentaati segala

perintah-perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya serta

mengamalkan segala yang diizinkan Allah yang menjadi kewajiban

bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini, sebagai bentuk rasa

terima kasih kita kepada Allah swt. Maka dari itu, sejak dini harus

diajarkan mengenai pentingnya beribadah sebagai bekal hidup di masa

depan. Sebagaimana dijelaskan Bapak Fitra Gunawan, S.Pd:

“Dari segi moral keagamaan peserta didik setelah diberikan


penjelasanpenjelasan keagamaan melalui kegaiatan
ekstrakurikuler Imtaq dari tahun ke tahun mengalami
perkembangan yang baik karena mereka sudah menyadari akan
pentingnya sebuah agama di dalam kehidupan mereka.
Tingkatan usia juga merupakan aspek yang menjadikan moral
keagamaan peserta didik menjadi berkembang karena dengan
sendirinya mereka sudah sadar akan tanggung jawabnya
terutama tanggung jawab terhadap Allah swt.”

Senada dengan hal tersebut di atas, Rezky siswa kelas XI

mengatakan bahwa “pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Imtaq telah

merubah sedikit demi sedikit pola beribadahnya, dari yang dulunya

jarang melakukan shalat dzuhur berjamaah sekarang jadi lebih rajin

melaksanakannya”. Sama halnya dengan penuturan yang disampaikan

oleh Muhammad Setyawan peserta didik kelas XI, menurutnya setelah

ia mengikuti kegiatan ektarkurikuler Imtaq di sekolah, karena selain

mendapat siraman rohani dari narasumber pembacaan dzikir bersama

membuat hati terasa lebih tenang dan tidak jarang pula merasa masih

banyak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama.

Selain itu Zakdi Pramaja peserta didik kelas XI juga


107

menambahkan bahwa kegiatan Imtaq mempunyai dampak yang sangat

positif karena selain bisa melaksanakan kegiatan yang bernilai ibadah

pada kesempatan yang sama ia juga merasa senang karena masih bisa

berkumpul dengan teman sekolah meskipun hari libur.

Berdasarkan penjelasan di atas dapatlah dipahami bahwa,

kegiatan ekstrakurikuler Imtaq dapat menjadikan peserta didik lebih

giat dalam beribadah kepada Allah, dengan kedekatan kepada Allah

swt menjadikan peserta didik dapat terkontrol untuk tidak melakukan

pelangaran yang dilarang oleh agama, sehingga pada akhirya moral

keagamaan peserta didik menjadi lebih baik.

i. Kendala dan Solusi Pelaksanaan Kegiatan Program Imtaq di SMA Negeri

1 Dedai

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan,

menunjukkan bahwa kendala yang dialami pendidik dalam melakukan

kegiatan ekstrakurikuler dalam meningkatkan moral keagamaan melalui

kegiatan Imtaq adalah sebagai berikut:

1) Masih Ada Siswa yang Kurang Sadar dalam Melakukan Kegiatan

Keagamaan

Pada umumnya peserta didik saat sekarang di luar jam sekolah

lebih senang menghambur-hamburkan waktunya untuk berhura-hura,

bermain, jalan-jalan kesana kemari untuk mencari kesenangan,

dibandingkan untuk untuk belajar, ataupun mengikuti

pengajianpengajian yang bernuansa keagamaan. Padahal, kegiatan-


108

kegiatan tersebut nantinya dapat bermanfaat dan menambah

pemahaman peserta didik mengenai pelajaran agama. Kendala yang

demikian diungkapkan oleh Bapak Wahyudi, SE selaku guru

Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 1 Dedai sebagai berikut:

“Masih ada beberapa siswa yang kurang sadar ketika saya


melaksanakan kegiatan tertentu, misalnya ketika melakukan
shalat dhuha masih ada beberapa siswa yang tidak membawa
peralatan shalat. Hal ini mungkin dipicu lingkungan keluarga
yang kurang mendukung”.

Guna meyakinkan pernyataan di atas peneliti melakukan

wawancara dengan Muhammad Setyawan salah satu peserta didik

SMA Negeri 1 Dedai. Dari hasil wawancara diperoleh data sebagai

berikut.

“Masih ada beberapa teman kami yang kurang bertanggung


jawab dalam melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan
sekolah. Misalnya masih ada teman kami yang tidak membawa
peralatan shalat alasannya lupa”.

Berdasarkan uraian di atas peneliti mengutarakan bahwa

kendala kurang sadarnya peserta didik dalam melakukan kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan merupakan kendala yang berkaitan dengan

pribadi peserta didik masing-masing. Namun kendala ini jika tidak di

atasi akan menjadi virus bagi teman-temannya. Ibarat penyakit

kendala ini dapat menular kepada peserta didik lain, biasanya peserta

didik yang kurang bertanggungjawab akan memberikan hasutan-

hasutan kepada peserta didik yang lain.

2) Fasilitas Kurang Memadai

Guna menunjang keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler Imtaq


109

dalam rangka peningkatan moral keagamaan peserta didik yaitu

dengan adanya kegiatan-kegiatan yang diprogramkan khusus untuk

pembinaan moral keagamaan peserta didik. Kegiatan-kegiatan

tersebut bisa berjalan efektif apabila sarana dan prasarananya cukup,

namun apabila sarana dan prasarananya tersebut kurang maka

kegiatan tersebut tidak akan berjalan dengan maksimal. Kendala yang

demikian diungkapkan oleh Bapak Wahyudi selaku guru Pendidikan

Agama Islam SMA Negeri 1 Dedai sebagai berikut:

“Kegiatan-kegiatan tersebut sangat membutuhkan dana untuk


membeli peralatanperalatan kegiatan misal; Al-Qur’an, iqra,
buku tajwid, dan buku kultum. Dengan lengkapnya peralatan
tersebut kami sebagai pembina mudah untuk melasanakan
kegiatan ini, hal ini juga dapat membantu dalam
mengoptimalkan waktu yang ada.”

Hal yang senada pula diungkapkan oleh Bapak Wahyudi, SE

selaku Guru Pendidikan Agama Islam, beliau mengatakan:

“Para peserta didik tidak serius dalam menanggapi materi yang


disampaikan karena kurangnya buku pedoman yang mereka
baca, karena metode yang kami gunakan hanya metode
ceramah. Hal inilah yang membuat mereka bersemangat untuk
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.”

Kemudian Muhammad Setyawan salah seoarang peserta didik

SMA Negeri 1 Dedai menambahkan Sebenarnya bagus mengikuti

kegiatan keagamaan tersebut, kita yang tidak tahu akan menjadi tahu

dan serta mendapatkan ilmu yang berguna. Namun, yang membuat

kami bosan ialah, kami harus bergantian dalam membaca al-Qur’an

maupun buku-buku keagamaan.


110

Berdasarkan keterangan wawancara di atas dapat dipahami

bahwa, salah satu kendala dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

Imtaq dalam meningkatkan moral keagamaan peserta diidk ialah

kurang memadainya fasilitas yang berada di SMA Negeri I Dedai,

dengan kurang memadainya fasilitas tersebut menjadikan kurang

optimalnya pelaksanaan kegiatan tersebut.

3) Keterbatasan Tenaga Pengajar

Kegiatan Imtaq ini masih kekurangan tenaga pengajar yang

fasih dibidangnya. Kurangnya tenaga pengajar dikhawatirkan akan

berakibat pada kurangnya efektif dan efesiensi kegiatan

ekstrakurikuler Imtaq. Kekurangan tersebut diakui oleh Bapak

Wahyudi, SE selaku guru Pendidikan Agama Islam. Menurutnya

“sekolah ini hanya memiliki 1 orang guru untuk mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam, sehingga masih amat kesulitan untuk

membina para peserta didik untuk mengikuti kegiatan ektrakurikuler

Imtaq”.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa,

kurangnya pendidik agama Islam amat berdampak pada kegiatan

ekstrakurikuler Imtaq yang bertujuan untuk meningkatkan moral

keagamaan peserta didik, dari kendala itu menjadi penyebab kurang

efektifnya kegaiatn ekstrakurikuler Imtaq. Adapun solusi yang

siberikan untuk meminimalisir dari kendala yang menghambat

kegiatan ekstrakurikuler Imtaq dalam meningkatkan moral keagamaan


111

peserta didik yaitu:

a) Memberikan Bimbingan Khusus

Salah satu kendala yang dihadapi adalah masih ada peserta

didik yang kurang sadar dalam melakukan kegiatan keagamaan.

Solusinya adalah melakukan bimbingan khusus. Bimbingan khusus

berperan dalam menggarap mental dan emosional siswa.

Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik

dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang

optimal, pengembangan tingkah laku yang efektif, pengembangan

lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam

lingkungannya.

Semua perubahan tingkah laku tersebut merupakan proses

perkembangan individu, yakni proses interaksi antara individu

dengan lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif.

Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab

yang penting untuk mengembangkan lingkungan, membangun

interaksi dinamis antara individu dengan lingkungan,

membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah dan

memperbaiki tingkah laku. Solusi yang demikian diungkapkan oleh

Bapak Wahyudi selaku guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri

1 Dedai sebagai berikut:

“Upaya menangkal dan mencegah tingkah laku-tingkah


laku yang tidak diharapkan seperti disebutkan, adalah
mengembangkan potensi konseli dan memfasilitasi mereka
secara merupakan wilayah garapan bimbingan dan
112

konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis


data tentang perkembangan konseli beserta berbagai faktor
yang mempengaruhinya.”

Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa pihak

sekolah menyediakan layanan bimbingan khusus demikian juga

guru Pendidikan Agama Islam. Jika ada peserta didik yang

bermasalah akan diberikan bimbingan secara khusus. Bimbingan

adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau

perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih

dengan baik kepada individuindividu setiap usia untuk membantu

mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan

hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan memikul

bebannya sendiri.

b) Mengaktifkan Infaq/Sedekah

Dalam rangaka untuk mengatasi kendala dari segi

kekurangan sarana pada kegiatan ekstrakurikuler ini Bapak

Wahyudi, SE selaku guru Pendidikan Agama Islam mengatakan:

“Pada kegiatan ekstrakurikuler keagamaan berlangsung,


peserta didik menjalankan infak/ sedekah sehingga dengan
sumbagan tersebut dapat digunakan untuk membeli buku
pelajaran yang telah diberikan pada saat kegiatan
ekstrakurikuler”.

c) Kerjasama dengan Guru Pengampu Mata Pelajaran Lain

Kerjasama dengan guru pengampu mata pelajaran lain juga

sangat penting karena jika ketahuan ada peserta didik tidak masuk

(bolos) pada jam mata pelajaran di luar kegiatan ekstrakurikuler,


113

maka peserta didik tersebut akan dikenakan sangsi sebagaimana

yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Sangsi seperti ini bisa

mengurangi tindakan peserta didik untuk bolos atau tidak

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Imtaq di Sekolah SMA Negeri 1

Dedai. Hasil wawancara sebagaimana yang dikemukakan oleh

Bapak Mohammad Din selaku guru Pendidikan Agama Islam,

sebagai berikut:

“Bagi peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan


ekstrakurikuler Imtaq, maupun intrakurikuler akan
dikenakan sangsi yang sudah disepakati oleh pihak sekolah.
Hal ini dilakukan agar supaya peserta didik takut untuk
membolos maupun berkeliaran pada saat jam mata pelajaran
berlangsung.”

Bedasarkan wawancara diatas jelas bahwan peberian sangsi

terhadap peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler Imtaq sangat memberiakan jera kepada peserta

didik, sehingga tidak lagi terjadi peserta didik yang membolos dan

berkeliaran saat jam pelajaran berlangsung.

C. Pembahasan

1. Implementasi Pendidikan Moral Melalui Imtaq oleh Guru untuk

Membentuk Karakter Siswa di SMA Negeri 1 Dedai

Setelah data diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan

dokumentasi, maka dapat penulis analisa dalam bentuk deskriptif yaitu

pencarian fakta-fakta dari rumusan masalahnya dengan melihat pada


114

landasan teori yang ada, maka akan didapat suatu bentuk hasil penulisan

yang diuraikan secara desriptif. Berdasarkan wawancara penulis dengan

Kepala Sekolah, guru PAI, pembina imtaq, dan siswa kelas XI SMA Negeri

1 Dedai tentang penerapan program imtaq dalam menanamkan karakter

siswa dapat dianalisis sebagai berikut: Berdasarkan pengamatan (observasi)

penelitian penerapan program Imtaq sudah berjalan dengan baik sesuai

program yang ditetapkan sekolah. Hal ini bisa dilihat dengan selalu

dilaksanakannya kegiatan Imtaq seminggu sekali yang dilaksanaakan setiap

Jum’at pagi yang diikuti oleh seluruh siswa, guru dan staf tata usaha.

Kemudian program Imtaq ini juga sudah tersusun dengan baik, hal ini bisa

dilihat dari sudah ditetapkannya jadwal petugas dan pembina Imtaq.

2. Pelaksanaan Imtaq oleh Guru untuk Membentuk Karakter Siswa di SMA

Negeri 1 Dedai

Pelaksanaan program Imtaq dalam menanamkan karakter siswa di

SMA Negeri 1 Dedai sudah berjalan dengan baik dan dengan adanya

program Imtaq ini siswa sudah mencerminkan karakter yang baik. Hal ini

bisa dilihat bahwa siswa sudah terbiasa menjalankan kegiatan-kegiatan

keagamaan. Siswapun mengikuti program Imtaq dengan tertib serta kreatif

dan bertanggung jawab dalam menjalankan kegiatan-kegiatan Imtaq dan

secara mandiri siswa menuangkan ide-ide kreatifnya untuk menyukseskan

kegiatan-kegiatan Imtaq. Jika dilihat dari prilaku siswa, siswa sudah

menghormati semua guru yang ada di sekolah. Siswa menaati peraturan

yang diperintahkan oleh guru dan bersikap sopan dan baik pada saat proses
115

belajar mengajar maupun di luar kelas. Siswapun bersikap baik terhadap

sesama siswa. Mereka saling berteman satu sama lain tanpa membeda-

bedakan agama, etnis dan budaya, merekapun saling menghormati antar

sesama, adik kelas maupun kakak kelas dan tidak membeda-bedakan yang

satu dengan yang lainnya. Merekapun saling menghargai antar agama dan

saling membantu satu sama lain.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat yang Dialami Guru dalam Membentuk

Karakter Siswa melalui Imtaq di SMA Negeri 1 Dedai

a. Masih ada siswa yang kurang sadar dalam melakukan kegiatan

keagamaan. Pada umumnya peserta didik saat sekarang di luar jam

sekolah lebih senang menghambur-hamburkan waktunya untuk

berhurahura, bermain, jalan-jalan kesana kemari untuk mencari

kesenangan, dibandingkan untuk untuk belajar, ataupun mengikuti

pengajian-pengajian yang bernuansa keagamaan. Padahal, kegiatan-

kegiatan tersebut nantinya dapat bermanfaat dan menambah pemahaman

peserta didik mengenai pelajaran agama

b. Keterbatasan Tenaga Pengajar

Kegiatan Imtaq ini masih kekurangan tenaga pengajar yang fasih

dibidangnya. Kurangnya tenaga pengajar dikhawatirkan akan berakibat

pada kurangnya efektif dan efesiensi kegiatan ekstrakurikuler Imtaq. Hal

tersebut yang menjadi kendala dalam kegiatan ekstrakurikuler Imtaq di

SMA Negeri 1 Dedai. Sedangkan solusi yang dilakukan adalah:


116

c. Memberikan bimbingan khusus, Salah satu kendala yang dihadapi adalah

masih ada peserta didik yang kurang sadar dalam melakukan kegiatan

keagamaan. Solusinya adalah melakukan bimbingan khusus. Bimbingan

khusus berperan dalam menggarap mental dan emosional siswa.

Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik

dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang

optimal, pengembangan tingkah laku yang efektif, pengembangan

lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam

lingkungannya.

d. Kerjasama dengan guru pengampu mata pelajaran lain, Kerjasama

dengan guru pengampu mata pelajaran lain juga sangat penting karena

jika ketahuan ada peserta didik tidak masuk (bolos) pada jam mata

pelajaran di luar kegiatan ekstrakurikuler, maka peserta didik tersebut

akan dikenakan sangsi sebagaimana yang telah ditetapkan oleh pihak

sekolah.

Anda mungkin juga menyukai