Anda di halaman 1dari 10

BAB VIII

METODE

Action (1) Plan


Menentukan
(6) Tujuan dan sasaran
Mengambil tindakan
(2)
yang tepat
Menetapkan
Metode untuk
Mencapai tujuan

(3) Menyelenggarakan
(5) Memeriksa akibat Pendidikan dan
pelaksanaan latihan
(4)
Melaksanakan
pekerjaan
Study Do
Gambar Siklus PDSA

Keenam langkah P-D-S-A yang terdapat dalam gambar di atas dan dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Langkah 1. Menentukan tujuan dan sasaran → Plan
Tujuan dan sasaran yang akan dicapai didasarkan pada kebijakan yang
ditetapkan. Penetapan sasaran tersebut ditentukan oleh Direktur RS dan Tim.
Penetapan sasaran didasarkan pada data pendukung dan analisis informasi.
Sasaran ditetapkan secara konkret dalam bentuk angka, harus pula
diungkapkan dengan maksud tertentu dan disebarkan kepada semua karyawan.
b. Langkah 2. Menentukan metode untuk mencapai tujuan → Plan
Penetapan tujuan dan sasaran dengan tepat belum tentu akan berhasil
dicapai tanpa disertai metode yang tepat untuk mencapainya. Metode yang
ditetapkan harus rasional, berlaku untuk semua karyawan dan tidak menyulitkan
karyawan untuk menggunakannya. Oleh karena itu dalam menetapkan metode
yang akan digunakan perlu pula diikuti dengan penetapan standar kerja yang
dapat diterima dan dimengerti oleh semua karyawan.
c. Langkah 3. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan → Do
Metode untuk mencapai tujuan yang dibuat dalam bentuk standar kerja.
Agar dapat dipahami oleh petugas terkait, dilakukan program pelatihan para
karyawan untuk memahami standar kerja dan program yang ditetapkan.
d. Langkah 4. Melaksanakan pekerjaan → Do
Dalam pelaksanaan pekerjaan, selalu terkait dengan kondisi yang
dihadapi dan standar kerja mungkin tidak dapat mengikuti kondisi yang selalu
dapat berubah. Oleh karena itu, ketrampilan dan pengalaman para karyawan
dapat dijadikan modal dasar untuk mengatasi masalah yang timbul dalam
pelaksanaan pekerjaan karena ketidaksempurnaan standar kerja yang telah
ditetapkan.
e. Langkah 5: Memeriksa akibat pelaksanaan → Study
Manajer atau atasan perlu memeriksa apakah pekerjaan dilaksanakan
dengan baik atau tidak. Dibedakan manakah penyimpangan dan manakah yang
bukan penyimpangan, maka kebijakan dasar, tujuan, metode (standar kerja)
dan pendidikan harus dipahami dengan jelas baik oleh karyawan maupun oleh
manajer. Untuk mengetahui penyimpangan, dapat dilihat dari akibat yang timbul
dari pelaksanaan pekerjaan dan setelah itu dapat dilihat dari penyebabnya.
f. Langkah 6 : Mengambil tindakan yang tepat → Action
Jika penyimpangan telah ditemukan, maka penyebab timbulnya
penyimpangan harus ditemukan untuk mengambil tindakan yang tepat agar
tidak terulang lagi penyimpangan. Menyingkirkan faktor-faktor penyebab yang
telah mengakibatkan penyimpangan merupakan konsepsi yang penting dalam
pengendalian kualitas pelayanan.
Konsep PDSA dengan keenam langkah tersebut merupakan sistem yang efektif
untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Metode lain yang sama prinsipnya bisa memakai siklus PDSA dibawah ini:

1. P (Plan) = Rencana upaya peningkatan mutu yang dapat dilihat di bab 8 yaitu
kegiatan PMKP yang dilengkapi dengan uraian kegiatannya.
2. D (Do) = Pelaksanaan upaya PMKP, yaitu pelaksanaan dari kegiatan-2 yang
diuraikan di bab 7, dimana kegiatan-2 tersebut wajib dibuatkan laporan
kegiatannnya atau hasil monitoringnya.
3. S (Study) = Analisa dari laporan kegiatan atau monitoring mutunya. Yang bisa
berupa analisa hasil audit, analisa IKP, analisa indikator mutu
4. A (Action) = upaya perbaikan yang direncanakan berdasarkan dari hasil analisa
Siklus PDSA merupakan sebuah siklus yang digunakan untuk menguji
perubahan dengan mengembangkan rencana untuk menguji perubahan (Plan),
melaksanakan tes atau uji coba (Do), mengamati dan belajar dari konsekuensi
(Study), dan menentukan apa yang harus dilakukan perubahan dan modifikasi
untuk menerapkan perubahan (Act)(Institute for Healthcare Improvement, 2011).
PDSA pada intinya dilakukan untuk menguji hasil uji coba perubahan dan menilai
dampaknya. Uji coba perubahan dengan siklus ini mungkin saja tidak memenuhi
keinginan, oleh sebab itu lebih aman dan lebih efektif jika uji coba dilakukan dalam
skala kecil sebelum dilakukan penerapannya di semua bagian. Hal-hal yang
dilakukan perubahan dan dilakukan uji coba perubahan pada dasarnya berkaitan
dengan pengurangan biaya, waktu, dan risiko dari sebuah pekerjaan (Institute for
Innovation and Improvement, 2008). Adapun empat tahapan dalam siklus PDSA
adalah sebagai berikut (Institute for Innovation and Improvement, 2008): 1. Plan,
merupakan tahapan perencanaan perubahan yang akan diuji coba dan diterapkan.
2. Do, melakukan uji coba atau perubahan. 3. Study, mempelajari dan
mengevaluasi data sebelum dan setelah perubahan serta merefleksikan apa yang
telah dipelajari. 4. Act, merencanakan siklus perubahan berikutnya atau
implementasi penuh
BAB IX
PENCATATAN DAN PELAPORAN

1. Pencatatan
Proses pencatatan kegiatan PMKP dilakukan sesuai dengan pelaksanaan
kegiatan masing-masing.
a. Pengukuran mutu utama dan mutu unit kerja
Pengukuran mutu utama dan mutu unit kerja dilakukan dengan mengisi
sensus harian indikator mutu yang disesuaikan dengan keadaan masing-
masing unit. Proses pencatatan menjadi tanggung jawab pengumpul data
yang sudah ditetapkan.
b. Insiden keselamatan pasien
Insiden keselamatan pasien dicatat dalam laporan insiden keselamatan
pasien. Kegiatan pencatatan ini dilakukan oleh pelaksana di unit dimana
insiden terjadi.
c. Standarisasi proses asuhan klinis
Pencatatan proses asuhan klinis dilakukan dengan mengisi formulir Clinical
Pathway sesuai kasus yang ditemukan.
d. Penilaian kinerja staf klinis
Proses pencatatan penilaian kinerja staf klinis dilakukan dengan mengisi
kelengkapan berkas kredensial. Proses pencatatan kinerja harian staf klinis
juga tertulis dalam formulir pencatatan kinerja staf klinis yang dilakukan oleh
kepala unit kerja masing-masing.
e. Monitoring dan Evaluasi PPI
Proses pencatatan kegiatan PPI dilakukan oleh IPCLN dengan mengisi
formulir surveylans (Healthcare-Associated Infections) HAIs di masing-
masing ruangan rawat inap, oleh IPCN dengan mengisi formulir evaluasi
kegiatan Hand Hygiene di seluruh instalasi di Rumah sakit, mengisi ceklist
Infection Control Risk Asessment (ICRA).
2. Pelaporan
a. Berdasarkan isi laporan
1) Pelaporan mutu utama dan mutu unit kerja
Data dikumpulkan dari unit ke komite PMKP oleh penanggung jawab
pengumpul data unit untuk dilakukan validasi, analisa, penyusunan
rencana tindak lanjut dan PDSA. Hasil nya dilaporkan ke Direktur dan
dilanjutkan ke Dewan Pengawas.
2) Insiden keselamatan pasien
Laporan insiden keselamatan pasien berasal dari unit tempat terjadinya
insiden, dilaporkan pertama kali ke kepala unit kerja, dilakukan proses
grading risiko dan hasilnya dilaporkan ke sub komite keselamatan pasien
rumah sakit.
3) Standarisasi proses asuhan klinis
Proses implementasi CP akan dicatat dan analisa oleh case
managerdan dilaporkan serta untuk diaudit oleh sub komite mutu komite
medis dan hasilnya akan dilaporkan ke komite medis dan dilanjutkan ke
direktur untuk dijadikan acuan dalam membuat kebijakan selanjutnya.
4) Penilaian kinerja staf klinis
Hasil penilaian kinerja staf klinis akan dilaporkan ke komite masing-
masing sesuai tenaga medis yang dievaluasi. Hasilnya akan dilaporkan
ke direktur untuk selanjutnya dapat dibuatkan Surat Kewenangan Klinis.
5) Monitoring dan Evaluasi PPI
Monitoring dilakukan oleh IPCN dan IPCLN.Dilakukan setiap dalam hal
pengumpulan data untuk surveilans mempergunakan ceklis. Ada formulir
bantu surveilans. Evaluasi dilakukan oleh Tim PPIRS dengan frekuensi
minimal setiap bulan. Oleh Komite PPI minimal setiap 3 bulan.
b. Berdasarkan waktu pelaporan
1) Setiap bulan
Laporan yang disampaikan setiap bulan adalah laporan ke direktur yang
berisi capaian indikator mutu utama dan indikator mutu unit.
2) Setiap tiga bulan/triwulan
Laporan yang disampaikan setiap tiga bulan/triwulan adalah laporan ke
direktur yang selanjutnya dilaporkan ke dewas, berisi laporan kegiatan
PMKP selama 3 bulan.
3) Setiap tahun
Laporan yang disampaikan setiap tahun adalah laporan kegiatan PMKP
selama 1 tahun yang disampaikan ke direktur dan dilanjutkan ke dewas.
Alur Pencatatan & Pelaporan Indikator Mutu

Unit Kerja Laporan Sensus Harian

Data Komite PMKP


Laporan
BAB X

MONITORING DAN EVALUASI

1. Seluruh jajaran manajemen RSUD Saparua secara berkala melakukan


monitoring dan evaluasi program PMKP yang dilaksanakan oleh Komite
PMKP RSUD Saparua
2. Komite PMKP RSUD Saparua secara berkala (paling lama 3 tahun)
melakukan evaluasi pedoman, program, panduan dan SOP yang berkaitan
dengan PMKP yang dipergunakan di RSUD Saparua
3. Komite PMKP RSUD Saparua melakukan evaluasi kegiatan setiap bulan dan
membuat tindak lanjutnya
4. Komite PMKP RSUD Saparua melakukan rapat evaluasi 1 bulan sekali
dengan direktur dan seluruh unit kerja terkait untuk melakukan analisa
pemenuhan indikator dan membuat tindak lanjutnya.
5. Hasi monitoring dan evaluasi program PMKP disampaikan melalui
pertemuan rutin seperti rapat MA ( Morning Actualization), apel pagi, rapat
koordinasi dan sosialisasi, rapat besar Bulanan, rapat unit, Videotron.
BAB
XI

PEN
UTU
P

Program PMKP merupakan kegiatan Peningkatan Mutu yang berjalan


secara berkesinambungan & berkelanjutan. Supaya bisa dikembangkan dan
semua staf merasa mendapatkan dukungan, program PMKP ini harus menjadi
prioritas strategis dari rumah sakit.
Penyelesaian masalah yang kompleks dengan membuat langkah-
langkah yang lebih mudah akan memberikan peningkatan yang lebih nyata.
Direktur rumah sakit dan Komite PMKP harus membuat budaya yang
mendorong pelaporan. Mencatat tindakan-tindakan yang membahayakan
pasien sama pentingnya dengan mencatat tindakan-tindakan yang
menyelamatkan pasien dengan harapan sistem pencatatan data yang lebih
baik untuk mempelajari dan mengikuti perkembangan kualitas dari waktu ke
waktu harus menjadi kebutuhan.
Keselamatan pasien tidak bisa menjadi tanggung jawab individual.
Pengembangan hanya bisa terjadi jika ada sistem pendukung yang adekuat.
Staf juga harus dilatih dan didorong untuk melakukan peningkatan kualitas
pelayanan dan keselamatan terhadap pasien. Staf juga membutuhkan motivasi
dan dukungan untuk mengembangkan metodologi, sistem berfikir, dan
implementasi program.
Prioritisasi peningkatan mutu dan keselamatan pasien, pembangunan
sistem untuk Data-data berkualitas tinggi, mendorong budaya tidak saling
menyalahkan, memotivasi staf, dan melibatkan pasien dalam lingkungan kerja
bukanlah sesuatu hal yang bisa tercapai dalam semalam. Diperlukan
kepemimpinan yang kuat, tim yang kompak, serta dedikasi dan komitmen yang
tinggi untuk tercapainya tujuan pengembangan budaya mutu dan keselamatan
pasien.

Anda mungkin juga menyukai