Anda di halaman 1dari 57

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN
No. 29/Pdt.G/2016/PN.Gns.

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
Pengadilan Negeri Gunung Sugih yang mengadili perkara Perdata pada tingkat

do
gu
pertama telah menjatuhkan putusan sela sebagai berikut dalam perkara gugatan
antara :

In
A
I.EDI HARIANTO, beralamat Dusun I Sumberrejo Rt.004, Rw.002 Kel/Desa
Sumberrejo, Kecamatan Kota Gajah, Kabupaten Lampung Tengah,
ah

lik
Propinsi Lampung, selanjutnya disebut sebagai :......PENGGUGAT I;
II.Badan Hukum yang didirikan berdasarkan peraturan dalam Undang - Undang yang
am

ub
berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bentuk yayasan
dengan nama : Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Kalimantan
atau yang biasa disebut YLPKK yang dibentuk berdasarkan Undang-
ep
k

Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan


ah

Undang-undang Nomor 28 tahun 2004 tentang perubahan atas Undang-


R
undang No. 16 tahun 2001 tentang Yayasan yang dalam hal ini diwakili

si
oleh Direktur beserta jajaran pengurus Yayasan Lembaga Perlindungan

ne
ng

Konsumen Kalimantan (YLPKK) berkedudukan di Banjarmasin, beralamat


di Jalan Bumi Mas Raya Rt 06 Ruko No.5 Lt.2 Kel. Pemurus Baru,
Kec. Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan

do
gu

yang dalam hal ini diwakili oleh sesuai dengan jabatannya yang nama-
namanya tersebut di bawah ini:
In
A

1) SEHATNO SAMIADOEN, Jabatan sebagai Direktur YLPKK


2) TUTIK ANI RAHMAWATI, jabatan sebagai Divisi Pengaduan YLPKK
ah

3) RAHMAD SUSILO, jabatan sebagai Pimpinan YLPKK Lampung


lik

Tengah.
Dan sebagaimana diuraikan dalam :
m

ub

1) Akta Pendirian Nomor 201 tanggal 26 Januari 2013 yang dibuat oleh
Notaris Henny Rupiyanti SH, berkedudukan di Kota Banjarmasin,
ka

ep

2) Yang telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor AHU-2588.AH.01.04.Tahun 2013 dan
ah

3) Telah terdaftar di Pemerintah Kota Banjarmasin Nomor 01/TDLPK-


R

PERINDAG/VIII/13, yang berkedudukan di Jalan Bumi Mas Raya Rt 06


es
M

ng

on

Hal.1 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Ruko No.5 Lt.2 Kel. Pemurus Baru, Kec. Banjarmasin Selatan, Kota

si
Banjarmasin, Telp (0511)-4707210, 082148831711, 085346203119
4) Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga dari Yayasan Lembaga

ne
ng
Perlindungan Konsumen Kalimantan
selanjutnya disebut sebagai :......PENGGUGAT II ;
melawan

do
gu
I.PT. BUSSAN AUTO FINANCE, berkedudukan di Jakarta dengan alamat Menara
Mulia Building Lantai 18-19 di Jln. Gatot Subroto Kav.9-11 Jakarta Selatan

In
A
12930. dalam hal ini memberikan Kuasa kepada : H.Ari Wahyudi Hertanto,
SH., MH., H.Mashudi, SH., Gratianus Prikasetya, SH., MH., Ahmad Firza
ah

lik
Singgih Afero, SH., Elizza Putra Purba, SH., adalah Advokat/Konsultan
Hukum, dari Kantor Hukum (Law Office)”DPM Lex Attorney at Law”
berkedudukan di Cik 9 Building Jl.Cikini Raya No.9 Jakarta Pusat 10330,
am

ub
berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : 001/SK/LTG-BAF/I/2017
tanggal 12 Januari 2017, selanjutnya disebut sebagai :TERGUGAT I;
ep
II.SAMIADI, Branch Manager PT.BUSSAN AUTO FINANCE Cabang Lampung, yang
k

beralamat di Jl.Teuku Umar No.38 A, Kel.Sidodadi, Kec.Kedaton, Kota


ah

Bandar Lampung, Propinsi Lampung.dalam hal ini memberikan Kuasa


R

si
kepada : H.Ari Wahyudi Hertanto, SH., MH., H.Mashudi, SH., Gratianus
Prikasetya, SH., MH., Ahmad Firza Singgih Afero, SH., Elizza Putra

ne
ng

Purba, SH., adalah Advokat/Konsultan Hukum, dari Kantor Hukum (Law


Office)”DPM Lex Attorney at Law” berkedudukan di Cik 9 Building Jl.Cikini

do
gu

Raya No.9 Jakarta Pusat 10330, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor
: 002/SK/LTG-BAF/I/2017 tanggal 12 Januari 2017, selanjutnya disebut
sebagai :..........................................................TERGUGAT II;
In
A

III.ZULKARNAIN, SH., M.Kn, beralamat di Jl.Dr.Soetomo No.28 Kota Metro,


Lampung, selanjutnya di sebut sebagai :......... TERGUGAT III;
ah

lik

IV.OTORITAS JASA KEUANGAN, beralamat Menara Radius Prawiro


Jl.MH.Thamrin No.02 Jakarta Pusat, Yang dalam hal ini memberikan
m

ub

kuasa kepada : RIZAL RAMADHANI, MUFLI ASMAWIDJAJA, TRI


WANTY VERONICA, VARIDA MEGAWATI SIMARMATA, ISABELLA
ka

T.N.SIAGIAN, SERE YORDAN SILAEN, FAIZA BESTARI NOORANDA


ep

dan REZA ANANTO, merupakan Pegawai Otoritas Jasa Keuangan,


ah

beralamat kantor Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Jl.Lapangan Banteng


R

Timur No.1-4 Jakarta 10710, berdasarkan surat kuasa khusus nomor


es

SKU-37/SKUOJK.01/2017 tertanggal 06 Maret 2017, selanjutnya disebut


M

ng

sebagai :................... TURUT TERGUGAT;


on

Hal.2 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pengadilan Negeri tersebut :

si
- Telah membaca Gugatan Para Penggugat dan surat-surat dalam berkas perkara;
- Telah membaca dan memperhatikan Eksepsi Para Tergugat;

ne
ng
- Telah membaca Replik dari ParaPenggugat;
- Telah membaca Duplik dari Para Tergugat;
TENTANG DUDUK PERKARA

do
gu Menimbang, bahwa Para Penggugat dengan Surat Gugatannya tanggal 05
Desember 2016 yang didaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Gunung Sugih

In
A
pada tanggal 13 Desember 2016 dengan Register Perkara No.29/Pdt.G/
2016/PN.Gns., telah mengemukakan gugatan sebagai berikut :
ah

lik
II. Pokok Perkara dalam Gugatan Perbuatan Melawan Hukum

A. Obyek Gugatan
am

ub
Akta Perjanjian Sewa Guna Usaha Nomor : 227 tanggal 10 November 2015
yang dibuat oleh ZULKARNAIN, SH., M.Kn ditandatangani oleh para pihak
antara PT. BUSSAN AUTO FINANCE dengan konsumen EDI HARIANTO di
Bandar Lampung.
ep
k

B. Dasar hukum Gugatan Perbuatan Melawan Hukum


ah

1. Undang-Undang Dasar 1945.


R

si
a) Pasal 5 ayat 2 yang berbunyi : Presiden menetapkan peraturan
pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana

ne
ng

mestinya..
b) Pasal 28 huruf d ayat (1) yang berbunyi : Setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.

do
gu

c) Pasal 28 huruf g ayat (1) yang berbunyi : Setiap orang berhak atas
perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta
benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
In
A

sesuatu yang merupakan hak asasi


d) Pasal 33 ayat 1 yang berbunyi :
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasaratas
ah

lik

asas kekeluargaan.

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen.
m

ub

- Pasal 4 huruf e
Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya
ka

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut


ep

- Pasal 44 ayat (3) huruf d


Tugas lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat meliputi
kegiatan membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya,
ah

termasuk menerima keluhan atau pengaduan konsumen.


R

- Pasal 45ayat 1
es

setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui


M

lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan


ng

on

Hal.3 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan
umum.

si
- Pasal 46 ayat (1) huruf c
Gugatan atas pelanggaran pelaku usaha dapat dilakukan oleh lembaga

ne
perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memenuhi syarat,

ng
yaitu berbentuk badan hukum atau yayasan, yang dalam anggaran
dasarnya menyebutkan dengan tegas bahwa tujuan didirikannya
organisasi tersebut adalah untuk kepentingan perlindungan konsumen

do
gu dan telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran dasarnya.
Sehingga menurut aturan tersebut mempunyai legal standing dan
mempunyai hak gugat / selaku kuasa dan/atau pendamping untuk
mengajukan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum di Pengadilan Negeri

In
A
Gunung Sugih sebagaimana ketentuan pasal 118 HIR/142 RBG
a) Tempat tinggal salah satu tergugat.
b) Tempat tinggal debitur/konsumen.
ah

lik
c) Letak obyek sengketa.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2001 tentang Lembaga


Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM)
am

ub
- Pada Pasal 3 huruf d menyebutkan “membantu konsumen dalam
memperjuangkan haknya termasuk menerima keluhan atau pengaduan
konsumen”
- Pada pasal 7 menyebutkan “ dalam membantu konsumen untuk
ep
k

memperjuangkan haknya, LPKSM dapat melakukan advokasi atau


ah

pemberdayaan konsumen agar mampu memperjuangkan haknya secara


R

si
mandiri, baik secara perorangan maupun kelompok.

4. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

ne
ng

- Pasal 1 angka 5 yang berbunyi : “ Direksi adalah Organ Perseroan yang


berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan
untuk kepentingan perseroan , sesuai dengan maksud dan tujuan
perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar

do
gu

pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.


- Pasal 98 ayat 1 yang berbunyi : “Direksi mewakili Perseroan baik di
dalam maupun di luar Pengadilan.
In
A

5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 1/POJK.07/2013 Tentang


Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
- Pasal 22 yang berbunyi :
ah

lik

1. Dalam hal Pelaku Usaha Jasa Keuangan menggunakan perjanjian


baku, perjanjian baku tersebut wajib disusun sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
m

ub

2. Perjanjian Baku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk


digital atau elektronik untuk ditawarkan oleh Pelaku Usaha Jasa
Keuangan melalui media elektronik.
ka

3. Perjanjian baku sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang digunakan


ep

oleh Pelaku Usaha Jasa Keuangan dilarang :


a. Menyatakan pengalihan tanggung jawab atau kewajiban Pelaku
ah

Usaha Jasa Keuangan kepada Konsumen


b. Menyatakan bahwa Pelaku Usaha Jasa Keuangan berhak
R

menolak pengembalian uang yang telah dibayarkan oleh


es

Konsumen atas produk dan atau layanan yang dipilih


M

c. Menyatakan pemberian kuasa dari Konsumen kepada Pelaku


ng

Usaha Jasa Keuangan, baik secara langsung maupun tidak


on

Hal.4 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
langsung untuk melakukan segala tindakan sepihak atas barang
yang diagunkan oleh Konsumen, kecuali tindakan sepihak

si
tersebut dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan
d. Mengatur tentang kewajiban pembuktian oleh Konsumen, jika
Pelaku Usaha Jasa Keuangan menyatakan bahwa hilangnya

ne
ng
kegunaan produk dan/atau layanan yang dibeli oleh Konsumen,
bukan merupakan tanggung jawab Pelaku Usaha Jasa Keuangan
e. Memberi hak kepada Pelaku Usaha Jasa Keuangan untuk

do
gu mengurangi kegunaan produk dan/atau layanan atau mengurangi
harta kekayaan Konsumen yang menjadi obyek perjanjian produk
dan layanan
f. Menyatakan bahwa Konsumen tunduk pada peraturan baru,

In
A
tambahan, lanjutan dan/atau perubahan yang dibuat secara
sepihak oleh Pelaku Usaha Jasa Keuangan dalam masa
Konsumen memanfaatkan produk dan/atau layanan yang
ah

lik
dibelinya dan/atau
g. Menyatakan bahwa Konsumen memberi kuasa kepada Pelaku
Usaha Jasa Keuangan untuk pembebanan hak
am

ub
tanggungan , hak gadai , atau hak jaminan atas produk dan/atau
layanan yang dibeli oleh Konsumen secara angsuran.

6. Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999 tentang Fidusia


ep
k

 Pasal 2 yang berbunyi: " Undang-undang ini berlaku terhadap setiap


perjanjian yang bertujuan untuk membebani Benda dengan jaminan
ah

Fidusia".
R

si
 Pasal 4 yang berbunyi: " Jaminan Fidusia merupakan perjanjian ikutan
dari suatu perjanjian pokok yang menimbulkan kewajiban bagi para pihak
untuk memenuhi suatu prestasi".

ne
ng

 Pasal 5 ayat 1 yang berbunyi: "Pembebanan benda dengan Jaminan


Fidusia dibuat dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia dan
merupakan akta Jaminan Fidusia".
 Pasal 11 ayat 1 yang berbunyi: " Benda yang dibebani dengan Jaminan

do
gu

Fidusia wajib didaftarkan".


 Pasal 12 ayat 1 yang berbunyi: “Pendaftaran Jaminan Fidusia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dilakukan pada Kantor
In
A

Pendaftaran Fidusia”.
 Pasal 29 ayat 1 yang berbunyi: “Apabila debitor atau Pemberi Fidusia
cidera janji, eksekusi terhadap Benda yang menjadi objek Jaminan
Fidusia dapat dilakukan dengan cara :
ah

lik

a) Pelaksanaan titel eksekutorial sebagaimana dimakasud dalam Pasal 15


ayat (2) oleh Penerima Fidusia;
m

ub

b) Penjualan Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia atas kekuasaan


Penerima Fidusia sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil
pelunasan piutangnya dari hasil penjualan;
ka

ep

c) Penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan


Pemberi dan Penerima Fidusia jika dengan cara demikian dapat
diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan para pihak.
ah

I. Definisi-definisi
es

1) Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan


M

ng

Konsumen.
on

Hal.5 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pasal 1 menyebutkan :
- Angka 1 yang berbunyi : " perlindungan konsumen adalah segala upaya

si
yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan
kepada konsumen.

ne
- Angka 2 yang berbunyi “ Konsumen adalah setiap orang pemakai barang

ng
dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat baik bagi kepentingan diri
sendiri keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.

do
gu- Angka 3 yang berbunyi : “ pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan
atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan
hukum yang di dirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam
wilayah hukum Negara republik Indonesia baik sendiri maupun bersama-

In
A
sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai
bidang ekonomi.
ah

lik
- Angka 10 yang berbunyi : “ Klausula baku adalah setiap aturan atau
ketentuan dan syarat-syarat yang telah di persiapkan dan di tetapkan terlebih
dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang di tuangkan dalam suatu
dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat dan wajib di penuhi oleh
am

ub
konsumen.

Pasal 2 menyebutkan:
ep
- Perlindungan Konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan,
k

keamanan dan keselamatan konsumen serta kepastian hukum dapat kami


jabarkan sebagai berikut :
ah

1) ASAS MANFAAT : mengamanatkan bahwa segala upaya dalam


R

si
penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara
keseluruhan,

ne
ng

2) ASAS KEADILAN : partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara


maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku
usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya

do
gu

secara adil,
3) ASAS KESEIMBANGAN memberikan keseimbangan antara kepentingan
konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materiil ataupun
spiritual,
In
A

4) ASAS KEAMANAN dan KESELAMATAN KONSUMEN : memberikan


jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalarn
penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
ah

lik

dikonsumsi atau digunakan;


5) ASAS KEPASTIAN HUKUM : baik pelaku usaha maupun konsumen
mentaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan
m

ub

perlindungan konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum.


ka

2) Menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia


ep

Pasal 1 dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:


1. Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar
ah

kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya


R

dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda.


2. Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang
es

berwujud maupun yang tidak bewujud dan benda tidak bergerak


M

ng

khususnya Bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan


sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996
on

Hal.6 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan Pemberi
Fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan uang tertentu, yang memberikan

si
kedudukan yang diutamakan kepada Penerima Fidusia terhadap kreditor
lainnya.

ne
ng
3) Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan
Pasal 1 yang dimaksud dengan:

do
gu
- Pasal 1 angka 1 yang berbunyi: Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya
di singkat OJK, adalah lembaga yang independen dan

bebas dari campur tangan dari pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas

In
A
dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan
sebagaimana di maksud dalam undang-undang ini.
- Pasal 1 angka 9 yang berbunyi: Lembaga Pembiayaan adalah Badan Usaha
ah

lik
uang melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang
modal sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan
mengenai lembaga pembiayaan.
- Pasal 1 angka 15 yang berbunyi: Konsumen adalah Pihak-pihak yang
am

ub
menempatkan dana nya dan/atau memanfaatkan pelayanan yang tersedia di
Lembaga Jasa Keuangan antara lain Nasabah pada Perbankan, Pemodal di
pasar modal, Pemegang polis pada perasuransian, dan peserta pada dana
ep
pensiun, berdasarkan peraturan perundang-undangan di Sektor Jasa
k

Keuangan.
ah

II. Adapun Gugatan Perbuatan Melawan Hukum yang diajukan berdasarkan


R
pertimbangan sebagai berikut :

si
1. Bahwa PENGGUGAT II adalah Lembaga Perlindungan Konsumen (LPK)

ne
ng

dalam bentuk Yayasan dengan nama Yayasan Lembaga Perlindungan


Konsumen Kalimantan atau biasa disebut dengan YLPKK yang berkedudukan
di Banjarmasin, dengan alamat di Jl. Bumi Mas Raya RT. 06 Ruko No. 5
Lantai 2 Banjarmasin Kalimantan Selatan Telp.(0511) 4707210,

do
gu

082148831711 didirikan berdasarkan amanat Undang-Undang nomor 8 tahun


1999 tentang Perlindungan Konsumen dan mempunyai tugas sesuai dengan
apa yang diatur dalam Undang-undang maupun Peraturan Pemerintahan
tersebut di bawah ini:
In
A

a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen:


1) Pasal 1 angka 9 yang berbunyi: Lembaga Perlindungan Konsumen
Swadaya Masyarakat adalah lembaga non-Pemerintah yang terdaftar
ah

lik

dan diakui oleh Pemerintah yang mempunyai kegiatan menangani


perlindungan konsumen.
2) Pasal 44 yang berbunyi:
1. Pemerintah mengakui lembaga perlindungan konsumen swadaya
m

ub

masyarakat yang memenuhi syarat.


2. Lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat memiliki
ka

kesempatan untuk berperan aktif dalam mewujudkan perlindungan


ep

konsumen.
3. Tugas lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat
meliputi kegiatan:
ah

a. menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran


R

atas hak dan kewajiban dan kehati-hatian konsumen dalam


es

mengkonsumsi barang dan/atau jasa;


M

b. memberikan nasihat kepada konsumen yang memerlukannya;


ng

on

Hal.7 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
c. bekerja sama dengan instansi terkait dalam upaya mewujudkan
perlindungan konsumen;

si
d. membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termasuk
menerima keluhan atau pengaduan konsumen;
e. melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat

ne
ng
terhadap pelaksanaan perlindungan konsumen.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas lembaga perlindungan

do
gu konsumen swadaya masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 3
diatur dalam Peraturan Pemerintah.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2001 Tentang
Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat

In
A
 Pasal 1
a. Pasal 1 angka 3 yang berbunyi : Lembaga Perlindungan Konsumen
Swadaya Masyarakat yang selanjutnya disebut LPKSM adalah
ah

lik
Lembaga Non Pemerintah yang terdaftar dan diakui oleh Pemerintah
yang mempunyai kegiatan menangani perlindungan konsumen.
b. Pasal 1 angka 4 yang berbunyi: Pemerintah adalah Pemerintah Pusat,
Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
am

ub
 Pasal 2 yang berbunyi:
(1) Pemerintah mengakui LPKSM yang memenuhi syarat sebagai
berikut:
ep
a. terdaftar pada Pemerintah Kabupaten/Kota, dan
k

b. bergerak di bidang perlindungan konsumen sebagaimana


tercantum dalam anggaran dasarnya.
ah

(2) LPKSM sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat melakukan


R

si
kegiatan perlindungan konsumen di seluruh wilayah Indonesia.
 Pasal 3 yang berbunyi:
Tugas LPKSM meliputi kegiatan:

ne
ng

a. Menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran atas


hak dan kewajiban serta kehati-hatian konsumen, dalam
mengonsumsi barang dan/atau jasa;
b. Memberikan nasihat kepada konsumen yang memerlukan;

do
gu

c. Melakukan kerja sama dengan instansi terkait dalam upaya


mewujudkan perlindungan konsumen;
d. Membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termasuk
In
menerima keluhan atau pengaduan konsumen;
A

e. Melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat


terhadap pelaksanaan perlindungan konsumen.
 Pasal 7 yang berbunyi: Dalam membantu konsumen untuk
ah

lik

memperjuangkan haknya, LPKSM dapat melakukan advokasi atau


pemberdayaan konsumen agar mampu memperjuangkan haknya secara
mandiri, baik secara perorangan maupun kelompok.
m

ub

2. Bahwa sehingga dengan demikian PENGGUGAT II berdasarkan pemberian


hak oleh Undang-Undang bertindak mengajukan Gugatan bukan sebagai
ka

pihak yang mengalami kerugian nyata tetapi PENGGUGAT II hanya menuntut


ep

hak-hak yang diberikan oleh Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 tentang


Perlindungan Konsumen untuk melindungi Konsumen yang mengalami
ah

penderitaan / kerugian yang ditimbulkan oleh Pelaku Usaha, umumnya


tentang pencantuman Klausula Baku dalam bentuk Perjanjian Pembiayaan.
R

es

3. Bahwa PENGGUGAT II seringkali disebut juga sebagai pemilik hak gugatan


M

organisasi (ius standi). Standing secara luas dapat diartikan sebagai akses
ng

on

Hal.8 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
orang perorangan, kelompok/organisasi di pengadilan sebagai Pihak
Penggugat. Legal standing, Standing to Sue, Ius Standi

si
, dapat diartikan sebagai hak seseorang, sekelompok orang atau organisasi
untuk tampil di pengadilan sebagai penggugat dalam proses gugatan perdata

ne
ng
(Civil Proceding) Secara konvensional hak gugat hanya bersumber pada
prinsip “tiada gugatan tanpa kepentingan hukum” (point d’interest point
d’action). Kepentingan hukum (legal interest) yang dimaksud di sini adalah

do
gu kepentingan yang berkaitan dengan suatu peristiwa yang merugikan
Konsumen atau kepentingan masyarakat berupa kerugian yang dialami
secara langsung (injury in fact). Perkembangan hukum konsep hak gugat
konvensional berkembang secara pesat seiring pula dengan perkembangan

In
A
hukum yang menyangkut hajad hidup orang banyak (public interest law) di
mana seorang atau sekelompok orang atau organisasi dapat bertindak
sebagai penggugat walaupun tidak memiliki kepentingan hukum secara
ah

lik
langsung, tetapi dengan didasari oleh suatu kebutuhan untuk
memperjuangkan kepentingan, masyarakat luas atas pelanggaran hak-hak
konsumen yang saat ini telah diterapkan pada Undang- Undang Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
am

ub
4. Bahwa PENGGUGAT II adalah Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya
Masyarakat Berdasarkan Pemberian Hak oleh Undang-Undang, bertindak
mengajukan gugatan bukan sebagai pihak yang mengalami kerugian nyata.
ep
k

Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) dalam


bentuk Yayasan dengan nama Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen
ah

Kalimantan atau yang biasa disebut dengan YLPKK hanya menuntut hak-hak
R
yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

si
Perlindungan Konsumen untuk melindungi konsumen yang mengalami
penderitaan dan kerugian yang ditimbulkan oleh TERGUGAT I. Undang-

ne
ng

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen juga


menerima kemungkinan proses beracara yang dilakukan oleh lembaga
tertentu yang memiliki legal Standing. Hak yang dimiliki lembaga demikian
dikenal dengan hak gugat LSM (NGO’s standing). Rumusan legal standing

do
gu

dalam Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen ditemukan dalam pasal 46 Ayat (1) Huruf (c) : “Lembaga
perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memenuhi syarat yaitu
berbentuk badan hukum atau yayasan, yang dalam anggaran menyebutkan
In
A

dengan tegas, tujuan didirikannya organisasi tersebut untuk kepentingan


perlindungan konsumen dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran
dasarnya”.
ah

lik

5. Bahwa dalam gugatan ini PENGGUGAT II menjalankan Undang-Undang


Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 44 ayat 3 pada
m

ub

huruf (d) yaitu membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya atas


pencantuman Klausula Baku yang dibuat oleh TERGUGAT I terhadap
konsumen nya dalam menjalankan aktivitas usahanya di bidang Jasa
ka

Lembaga Pembiayaan (Finance) dalam bentuk Perjanjian Kredit yang dibuat


ep

secara sepihak. Oleh karena Perjanjian Kredit tersebut diduga melanggar


Undang-Undang dan peraturan yang dilakukan terus menerus tanpa adanya
perbaikan untuk menyesuaikan dengan peraturan dan Undang-undang yang
ah

berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia di antaranya sebagaimana


R

disebutkan dalam:
es
M

a) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen


ng

pasal 18 yang berbunyi:


on

Hal.9 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan
untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula

si
baku pada setiap dokumen dan/atau perjanjian apabila:
a. menyatakan pengalihan tanggungjawab pelaku usaha;
b. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan

ne
ng
kembali barang yang dibeli konsumen;
c. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan
kembali uang yang dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli

do
gu oleh konsumen;
d. menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha
baik secara langsung, maupun tidak langsung untuk melakukan segala
tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh

In
A
konsumen secara angsuran;
e. mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau
pemanfaatan jasa yang dibeli oleh konsumen;
ah

lik
f. memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa
atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi obyek jual
beli jasa;
g. menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa
am

ub
aturan baru, tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang
dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen
memanfaatkan jasa yang dibelinya;
h. menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha
ep
k

untuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan


terhadap barang yang dibeli olch konsumen secara angsuran.
ah

2. Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau


R
bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang

si
pengungkapannya sulit dimengerti.
3. Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada

ne
ng

dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana


dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 dinyatakan batal demi hukum.
4. Pelaku usaha wajib menyesuaikan klausula baku yang bertentangan
dengan Undang-undang ini.

do
gu

b) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 1/POJK.07/2013 Tentang


Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
- Pasal 22 yang berbunyi :
In
A

1. Dalam hal Pelaku Usaha Jasa Keuangan menggunakan perjanjian


baku, perjanjian baku tersebut wajib disusun sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
ah

lik

2. Perjanjian baku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk


digital atau elektronik untuk ditawarkan oleh Pelaku Usaha Jasa
Keuangan melalui media elektronik.
m

ub

3. Perjanjian baku sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang digunakan


oleh Pelaku Usaha Jasa Keuangan dilarang :
a. Menyatakan pengalihan tanggung jawab atau kewajiban Pelaku
ka

Usaha Jasa Keuangan kepada Konsumen


ep

b. Menyatakan bahwa Pelaku Usaha Jasa Keuangan berhak


menolak pengembalian uang yang telah dibayarkan oleh
ah

Konsumen atas produk dan atau layanan yang dipilih


R

c. Menyatakan pemberian kuasa dari Konsumen kepada Pelaku


es

Usaha Jasa Keuangan, baik secara langsung maupun tidak


M

langsung untuk melakukan segala tindakan sepihak atas barang


ng

on

Hal.10 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang diagunkan oleh Konsumen, kecuali tindakan sepihak
tersebut dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan

si
d. Mengatur tentang kewajiban pembuktian oleh Konsumen, jika
Pelaku Usaha Jasa Keuangan menyatakan bahwa hilangnya
kegunaan produk dan/atau layanan yang dibeli oleh Konsumen,

ne
ng
bukan merupakan tanggung jawab Pelaku Usaha Jasa Keuangan
e. Memberi hak kepada Pelaku Usaha Jasa Keuangan untuk
mengurangi kegunaan produk dan/atau layanan atau mengurangi

do
gu f.
harta kekayaan Konsumen yang menjadi obyek perjanjian produk
dan layanan
Menyatakan bahwa Konsumen tunduk pada peraturan baru,
tambahan, lanjutan dan/atau perubahan yang dibuat secara

In
A
sepihak oleh Pelaku Usaha Jasa Keuangan dalam masa
Konsumen memanfaatkan produk dan/atau layanan yang di
belinya dan/atau
ah

lik
g. Menyatakan bahwa Konsumen memberi kuasa kepada Pelaku
Usaha Jasa Keuangan untuk pembebanan hak tanggungan , hak
gadai , atau hak jaminan atas produk dan/atau layanan yang dibeli
oleh Konsumen secara angsuran.
am

ub
Dan sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor : 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa
Keuangan pada pasal 22 ayat 3 huruf (g) menyatakan memberikan Kuasa
ep
k

adalah termasuk perbuatan yang dilarang oleh Peraturan Otoritas Jasa


Keuangan tersebut tetapi pada kenyataannya TERGUGAT III hingga
ah

gugatan ini dilayangkan dalam membuat Akta Perjanjian Sewa Guna Usaha
R
dalam bentuk Klausula Baku dan/atau Perjanjian Baku tidak pernah

si
disesuaikan dengan peraturan yang dibuat oleh TURUT TERGUGAT
sehingga dengan demikian TURUT TERGUGAT telah melakukan

ne
ng

pembiaran yang dilakukan oleh TERGUGAT III secara terus menerus


terhadap pelanggaran atas peraturan yang dibuat oleh TURUT TERGUGAT
sendiri.

do
gu

6. Bahwa kemudian PENGGUGAT II di kantor cabang Propinsi Lampung


menerima pengaduan dari seseorang yang mengaku bernama EDI
HARIANTO, Laki-laki, lahir di Sumberrejo, tanggal 08 Januari 1983, umur 33
Tahun, pekerjaan : Petani / Pekebun, alamat: Dusun I Sumberrejo RT 004
In
A

RW 002 Kel/Desa Sumberrejo Kecamatan Kota Gajah Kabupaten Lampung


Tengah, Propinsi Lampung yang terkait dengan pembiayaan pembelian alat
pertanian dengan spesifikasi : Model : YANMAR AW 70, Serial No. : C-73-
ah

lik

3…00040, Enggine Out Put : 55,5 KW (70.PS) Engginedis Plaen.MED 3,318L


out put 51,5 KW* Model 4T
m

ub

NF 98-XNR9CC* Enggine No : 03590A* dengan dibiayai oleh TERGUGAT I


dengan sistem Sewa Guna Usaha yang dituangkan dalam Grosse Akta
Perjanjian Sewa Guna Usaha nomor 227 tanggal 10 November 2015 yang
ka

dibuat oleh TERGUGAT III di Metro, Lampung.


ep

7. Bahwa TERGUGAT I adalah Lembaga Pembiayaan (Finance) yang dalam


melaksanakan kegiatan ekonomi di Wilayah Republik Indonesia mempunyai
ah

kantor pusat di Jakarta adalah perusahaan nasional berbadan hukum atau


R

Perseroan Terbatas yang terkait dengan :


es

- Undang - Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas


M

- Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan


ng

on

Hal.11 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang
Perusahaan Pembiayaan

si
dan apakah dalam menjalankan kegiatan ekonomi (usahanya) di bidang

ne
lembaga jasa keuangan (finance) sudah mengikuti dan/atau menyesuaikan

ng
dengan Undang - Undang lainnya?, yaitu:
- Undang -Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa keuangan
- Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 01/POJK.07/2013 Tentang

do
gu Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
- Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

8. Bahwa TERGUGAT I adalah Perusahaan Nasional yang bergerak di bidang

In
A
Jasa Lembaga Pembiayaan (Finance) yang dalam menjalankan kegiatan
ekonomi di wilayah Bandar Lampung apakah sudah sesuai dengan apa yang
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 84/PMK.012/2006 tentang
ah

lik
Perusahaan Pembiayaan pada pasal 22 ayat (1) yang berbunyi : "Pembukaan
Kantor Cabang Perusahaan Pembiayaan hanya dapat dilakukan dengan izin
Menteri". Dan selain itu apakah ijin - ijin yang lainnya juga ada antara lain :
 Akta pembukaan kantor cabang di Banjarmasin
am

ub
 Surat Keterangan Domisili Badan Usaha yang dikeluarkan oleh
Kelurahan dimana kantor tersebut berada
 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota
ep
Banjarmasin
k

 Dan Surat Perijinan lainnya.


ah

9. Bahwa dalam melakukan kegiatannya, TERGUGAT I memakai dasar hukum


R

si
dalam hubungan hukum antara TERGUGAT I dengan PENGGUGAT I, namun
tidak melaksanakan nya, yaitu Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999
tentang Jaminan Fidusia, yang disahkan dan diundangkan pada tanggal 30

ne
ng

September 1999, dan telah tercatat dalam Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 1999 Nomor 168 dan Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 3889, dengan tidak memenuhi :

do
a Pasal 32 yang berbunyi : Setiap janji untuk melaksanakan eksekusi
gu

terhadap Benda yang menjadi obyek Jaminan Fidusia

dengan cara yang bertentangan dengan ketentuan sebagaimana


In
A

dimaksud dalam Pasal 29 dan Pasal 31, batal demi hukum.

Pasal 29 ayat 1 huruf (a) yang berbunyi : Apabila debitu atau Pemberi
ah

Fidusia cedera janji, eksekusi terhadap Benda yang menjadi objek


lik

Jaminan Fidusia dapat dilakukan dengan cara pelaksanaan titel


eksekutorial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat 2 oleh
Penerima Fidusia.
m

ub

Pasal 15 ayat 2 yang berbunyi : Sertifikat Jaminan Fidusia


sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 mempunyai kekuatan
ka

eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah


ep

memperoleh kekuatan hukum tetap.


ah

b Pasal 33 yang berbunyi : Setiap janji yang memberikan kewenangan


R

kepada Penerima untuk memiliki Benda yang menjadi objek Jaminan


Fidusia apabila debitur cedera janji, batal demi hukum.
es
M

ng

on

Hal.12 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
10. Bahwa TERGUGAT I tidak melaksanakan apa yang diamanatkan oleh
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia karena itu

si
TERGUGAT I melakukan perbuatan melawan hukum.

11. Bahwa selain oleh Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999 tentang Jaminan

ne
ng
Fidusia, TERGUGAT I juga tidak memenuhi ketentuan Undang-Undang
Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang disahkan dan
diundangkan sejak tanggal 20 April 1999 sebagaimana tertera dalam

do
guLembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42 dan Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821, antara lain :
a. Hak Konsumen, yaitu :
1) Pasal 4 huruf (a) : Hak konsumen adalah hak atas kenyamanan,

In
A
keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau
jasa;
2) Pasal 4 huruf (c) : Hak konsumen adalah hak atas informasi yang
ah

lik
benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau
jasa; dan/atau
3) Pasal 4 huruf (g) : Hak konsumen adalah hak untuk diperlakukan atau
dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
am

ub
b. Klausula Baku, yaitu :
1) Pasal 18 ayat 4 yang berbunyi : Pelaku usaha wajib menyesuaikan
klausula baku yang bertentangan dengan undang-undang ini.
ep
k

2) Pasal 18 ayat 3 yang berbunyi : Setiap klausula baku yang telah


ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen atau perjanjian yang
ah

memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2


R
dinyatakan batal demi hukum.

si
12. Bahwa TERGUGAT I selain melakukan tindakan yang tidak mematuhi

ne
ng

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia juga tidak


mematuhi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen sehingga dapat dikategorikan TERGUGAT I bukan
merupakan subyek hukum/ badan hukum yang baik.

do
gu

13. Bahwa apa yang disebutkan PENGGUGAT II pada point tersebut diatas
merupakan bukti secara tertulis dan TIDAK TERBANTAHKAN kalau
TERGUGAT I telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum terhadap
In
A

peraturan dan Undang-Undang tersebut dibawah ini:


a. Undang-Undang No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pada
pasal 18 ayat 1 yaitu:
ah

lik

 Huruf d yang berbunyi: menyatakan pemberian kuasa dari konsumen


kepada pelaku usaha baik secara langsung, maupun tidak langsung
untuk melakukan segala tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang
m

ub

yang dibeli oleh konsumen secara angsuran


 Huruf g yang berbunyi: menyatakan tunduknya konsumen kepada
peraturan yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan dan/atau
ka

pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam


ep

masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya;


 Huruf h yang berbunyi: menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa
ah

kepada pelaku usaha untuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai,


atau hak jaminan terhadap barang yang dibeli olch konsumen secara
R

angsuran.
es
M

b. Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas


ng

on

Hal.13 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Pasal 1 angka 5 yang berbunyi : “ Direksi adalah Organ Perseroan
yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan

si
perseroan untuk kepentingan perseroan , sesuai dengan maksud dan
tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di

ne
luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

ng
 Pasal 98 ayat 1 yang berbunyi : “Direksi mewakili Perseroan baik di
dalam maupun di luar Pengadilan.

do
gu c. Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999 tentang Fidusia
 Pasal 15 ayat (3) yang berbunyi: Apabila debitur cidera janji, Penerima
Fidusia mempunyai hak menjual Benda yang menjadi objek Jaminan
Fidusia atas kekuasaannya sendiri.

In
A
Cedera janji yang ditentukan secara sepihak oleh TERGUGAT I sendiri
tanpa adanya penetapan dari Pengadilan Negeri adalah TIDAK SAH.
Cedera janji yang ditentukan oleh TERGUGAT I berdasarkan SP1,
ah

lik
SP2, SP3 yang dibuat oleh TERGUGAT I sendiri dengan jangka waktu
antara SP1, SP2, dan SP3 atas kehendak TERGUGAT I sendiri, jadi
tidak ada peraturan yang menyatakan tentang tenggang waktu antara
SP1, SP2, dan SP3. alam undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang
am

ub
Perlindungan Konsumen mengenai SP1, SP2, dan SP3 adalah
merupakan aturan tambahan dan lanjutan yang harus dipenuhi oleh
konsumen.
ep
 Pasal 29 ayat (1) yang berbunyi: Apabila debitor atau Pemberi Fidusia
k

ciderajanji, eksekusi terhadap Benda yang menjadi objek Jaminan


Fidusia dapat dilakukan dengan cara :
ah

a. pelaksanaan titel eksekutorial sebagaimana dimakasud dalam Pasal


R

si
15 ayat (2) oleh Penerima Fidusia;

b. penjualan Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia atas

ne
ng

kekuasaan Penerima Fidusia sendiri melalui pelelangan umum serta


mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan;
c. penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan
kesepakatan Pemberi dan Penerima Fidusia jika dengan cara

do
gu

demikian dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan para


pihak.
In
A

 Pasal 32 yang berbunyi: Setiap janji untuk melaksanakan eksekusi


terhadap Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia dengan cara yang
bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
29 dan Pasal 31, batal demi hukum.
ah

lik

14. Bahwa karena Akta Perjanjian Sewa Guna Usaha Nomor : 227 tanggal 10
November 2015 yang dibuat oleh TERGUGAT III dan ditandatangani antara
m

ub

TERGUGAT I dengan PENGGUGAT I yang TERGUGAT I diwakili oleh


TERGUGAT II adalah melanggar Peraturan dan Undang-undang antara lain
sebagai berikut:
ka

a) Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen


ep

b) Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,


c) Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999 tentang Fidusia.
ah

d) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 01/POJK.07/2013 tentang


Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
R

es

Perbuatan TERGUGAT I yang demikian adalah dapat dikategorikan sebagai


M

Perbuatan Melawan Hukum.


ng

on

Hal.14 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
15. Bahwa dikarenakan Akta Perjanjian Sewa Guna Usaha Nomor : 227 tanggal
10 November 2015 yang berlaku selama 36 bulan yang ditandatangani antara

si
TERGUGAT I dengan PENGGUGAT I yang TERGUGAT I diwakili oleh
TERGUGAT II di Bandar Lampung batal demi hukum, maka perbuatan atau
peristiwa hukum berikutnya atau yang menyertainya batal demi hukum pula.

ne
ng
16. Bahwa dalam perjanjian yang batal demi hukum tersebut, terdapat alat
pertanian dengan spesifikasi : Model : YANMAR AW 70, Serial No. : C-73-

do
gu3…00040, Enggine Out Put : 55,5 KW (70.PS) Engginedis Plaen.MED 3,318L
out put 51,5 KW* Model 4T NF 98-XNR9CC* Enggine No : 03590A* yang
invoicenya sebagai jaminan pada TERGUGAT I.

In
A
17. Bahwa perbuatan atau peristiwa hukum berikutnya atau yang menyertainya
yaitu apabila ternyata dikemudian hari PENGGUGAT I tidak bisa memenuhi
kewajibannya untuk membayar uang Sewa Guna Usaha dan membayar
ah

lik
hutang sesuai dengan nilai yang diperjanjikan setiap bulannya tidak serta
merta LESSOR menarik barang jaminan secara sepihak tanpa adanya
penetapan dari ketua Pengadilan Negeri Gunung Sugih walaupun dalam Akta
Perjanjian Sewa Guna Usaha Nomor 227 tanggal 10 November 2015 yang
am

ub
dibuat dihadapan TERGUGAT III yang dihadiri oleh PENGGUGAT I dan
TERGUGAT I yang TERGUGAT I diwakili oleh TERGUGAT II.

18. Bahwa untuk menghindari beralihnya hak milik atas alat pertanian dengan
ep
k

spesifikasi : Model : YANMAR AW 70, Serial No. : C-73-3…00040, Enggine


Out Put : 55,5 KW (70.PS) Engginedis Plaen.MED 3,318L out put 51,5 KW*
ah

Model 4T NF 98-XNR9CC* Enggine No : 03590A*, kepada pihak lain dengan


R
cara yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, agar diletakkan sita

si
jaminan terhadap alat pertanian dengan spesifikasi tersebut diatas.

ne
ng

19. Bahwa apabila TERGUGAT I tetap sewenang-wenang melakukan tindakan


hukum di luar gugatan ini terhadap alat pertanian dengan spesifikasi : Model :
YANMAR AW 70, Serial No. : C-73-3…00040, Enggine Out Put : 55,5 KW
(70.PS) Engginedis Plaen.MED 3,318L out put 51,5 KW* Model 4T NF 98-

do
gu

XNR9CC* Enggine No : 03590A* Agar dihukum karena tidak menghormati


proses persidangan.

20. Bahwa yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia menyatakan


In
A

meskipun Grosse akte mempunyai judul “Demi keadilan berdasarkan


Ketuhanan Yang Maha Esa”, hakim tetap berwenang untuk menentukan
apakah pelaksanaan grosse akte tersebut dapat dikabulkan atau tidak.
ah

lik

Putusan Mahkamah Agung nomor 1520/K/Pdt/1984 tanggal 31 Mei 1986 yang


pada pokoknya mempertimbangkan bahwa Pasal 224 HIR bersifat limitative,
yang boleh dibuatkan grosse akte dan mempunyai kekuatan yang sama
m

ub

dengan putusan hakim adalah hanya akte hipotek dan akte notarial yang
bersifat pengakuan utang (notariele schuld brieven) sehingga walaupan “akte
perjanjian kredit” yang dibuat oleh notaris ditulis dengan kepala “Demi
ka

keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa”, grosse akte tersebut tidak


ep

mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan hakim. Pertimbangan


tersebut menunjukan bahwa Pengadilan/hakim tetap berwenang untuk
menilai/meneliti apakan grosse akte yang berkepala “Demi keadilan
ah

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” dapat dieksekusi melalui Pasal 195
R

HIR dan seterusnya seperti Keputusan Pengadilan yang telah berkekuatan


es

hukum tetap atau pelaksanaannya harus melalui gugatan.


M

ng

on

Hal.15 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
21. Bahwa pendapat Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam Putusan nomor
1520/K/Pdt/1984 tersebut untuk selanjutnya diikuti oleh Mahkamah Agung

si
Republik Indonesia dalam Putusan Kasasi nomor 3309/K/Pdt/1985 tanggal 29
Juni 1987 yang mempertimbangkan meskipun Grosse-nya berjudul surat
pengakuan utang, Mahkamah Agung menilai isi surat pengakuan utang

ne
ng
tersebut bukan murni pengakuan utang, melainkan perjanjian utang piutang
dan oleh karena itu bukan merupakan grosse akte. Putusan nomor
3992/K/Pdt/1986 tanggal 25 September 1989 sekali lagi mempertimbangkan

do
gubahwa pengakuan utang dengan memberikan jaminan
“acknowledgement of indebtness andsecurity agreement agree” dipandang
bukan sebagai grosse akte yang dimaksud dalam pasal 224 HIR. Dari
atau

pertimbangan putusan ini, jelas terlihat pendirian Mahkamah Agung Republik

In
A
Indonesia sebagai berikut : Pengadilan berwenang menilai isi grosse akte.
Grosse akte harus berisi pengakuan utang murni dan sepihak serta tidak
boleh diperjanjikan lain-lain hal seperti jaminan dan sebagainya.
ah

lik
22. Bahwa Yurisprudensi dalam putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
nomor 2903/K/Pdt/1999 tanggal 10 April 2001, Mahkamah Agung Republik
Indonesia menegaskan kembali pendiriannya mengenai syarat-syarat
am

ub
kesahihan suatu grosse akte menurut pasal 224 HIR, yaitu suatu akte hipotek
maupun akte pengakuan utang yang berjudul “Demi Keadilan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa” mempunyai kekuatan eksekutorial seperti halnya
putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap, apabila di dalam grosse akte
ep
k

tersebut telah tercantum dengan pasti jumlah yang harus dibayar oleh debitur
kepada kreditur maupun batas waktu pelunasan utang tersebut, disamping di
ah

dalam grosse akte tersebut tidak boleh memuat suatu perjanjian atau syarat-
R
syarat lain selain kewajiban pembayaran sejumlah utang tertentu yang harus

si
dilakukan oleh debitur kepada kreditur.

ne
ng

23. Bahwa dalam putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia nomor


641/K/Pdt/1993 tanggal 27 Juni 1993, Mahkamah Agung Republik Indonesia
mengenai eksekusi grosse akte hipotek yang diajukan oleh sebuah bank asing
(kreditur), Mahkamah Agung Republik Indonesia memutuskan bahwa

do
gu

permohonan eksekusi grosse akte hipotek yang diajukan kreditur harus


ditunda dulu dikarenakkan pihak debitur pada saat yang bersamaan
mengajukan gugatan perdata biasa kepada kreditur untuk membatalkan
“credit agreement”. Penetapan eksekusi hipotek harus ditunda sampai ada
In
A

putusan yang berkekuatan hukum tetap atas gugatan perdata mengenai sah
tidaknya credit agreement yang diajukan oleh debitur. Dengan keputusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia eksekusi grosse akte cukup dilakukan
ah

lik

dengan mengajukan gugatan perdata terhadap kreditur.

24. Bahwa dalam Yurisprudensi perkara nomor 286/Pdt/1988/PT.Mdn dimana


m

ub

pihak Penggugat dikabulkan petitumnya oleh Pengadilan Tinggi Medan, hakim


berpendapat bahwa klausul perjanjian kredit yang memberikan kewenangan
kepada bank /kreditur untuk secara sepihak mengakhiri perjanjian sebelum
ka

waktunya telah menempatkan posisi bank/kreditur sebagai pihak yang lebih


ep

kuat dari debiturnya, maka hal tersebut bertentangan dengan iktikad baik yang
dalam pasal 1338 KUHPerdata sangat menyinggung rasa keadilan
masyarakat.
ah

25. Bahwa tidak itu saja, TERGUGAT I juga melanggar hak PENGGUGAT I pasal
es

4 huruf (c) Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan


M

Konsumen yaitu hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai
ng

on

Hal.16 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kondisi dan jaminan barang dan atau jasa, dengan demikian TERGUGAT I
telah memenuhi kualifikasi perbuatan melawan hukum.

si
26. Bahwa memang benar PENGGUGAT I menandatangani Perjanjian, namun
pengungkapan nya sulit dimengerti, hurufnya kecil-kecil sehingga tidak mudah

ne
ng
terlihat sehingga patut diduga Tergugat melanggar klausula baku, adapun
pengertian klausula baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-
syarat yang telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak

do
guoleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen dan atau perjanjian
yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen (pasal 1 angka 10 Undang -
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen)

In
A
27. Bahwa karena para penggugat menduga banyak pelanggaran yang dilakukan
TERGUGAT maka gugatan ini menggunakan pinsip praduga untuk selalu
bertanggung jawab (presumption of liability principle) atau yang biasa dikenal
ah

lik
dengan azaz pembuktian terbalik yaitu tergugat membuktikan bahwa tergugat
tidak bersalah jadi beban pembuktian ada pada tergugat hal mana diatur pada
Bab VI tentang Tanggung jawab pelaku usaha pasal 23 : pelaku usaha yang
menolak dan atau tidak memberi tanggapan dan atau tidak memenuhi ganti
am

ub
rugi atas tuntutan konsumen sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (1),
ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) dapat digugat melalului Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen (BPSK) atau mengajukan ke Badan Peradilan Umum di
tempat kedudukan konsumen, dan ditegaskan pada pasal 28 Undang -
ep
k

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pembuktian


terhadap ada tidaknya unsur kesalahan dalam gugatan ganti rugi
ah

sebagaimana dimaksud pasal 19, pasl 22, dan pasal 23, merupakan beban
R
dan tanggung jawab pelaku usaha.

si
28. Bahwa berdasarkan dalil – dalil tersebut di atas sangat wajar dan tak

ne
ng

berlebihan jika PENGGUGAT I meminta kerugian baik materiil maupun


immateriil.

29. Bahwa agar peristiwa yang dialami oleh PENGGUGAT II tidak terjadi lagi di

do
gu

masyarakat maka dengan ini PENGGUGAT II menuntut agar para


TERGUGAT melakukan permohonan maaf di media massa nasional pada
halaman depan.
In
A

30. Bahwa diajukannya TURUT TERGUGAT sebagai pihak tergugat dikarenakan


sebagaimana Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang independen dan bebas dari
ah

lik

campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini. Dan dalam butir 15 nya berbunyi
m

ub

konsumen adalah pihak-pihak yang menempatkan dananya dan/atau


memanfaatkan pelayanan yang tersedia di Lembaga Jasa Keuangan antara
lain nasabah pada Perbankan, pemodal di Pasar Modal, pemegang polis pada
ka

perasuransian, dan peserta pada Dana Pensiun, berdasarkan peraturan


ep

perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

31. Bahwa TURUT TERGUGAT sebagaimana Pasal 4 Undang-Undang Nomor 21


ah

tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan tujuan agar
R

keseluruhan kegiatan didalam sektor jasa keuangan terselenggara secara


es

teratur, adil, transparan dan akuntabel dan mampu melindungi kepentingan


M

Konsumen dan masyarakat.


ng

on

Hal.17 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
32. Bahwa TURUT TERGUGAT sebagaimana Pasal 6 Undang-Undang Nomor 21
tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, melaksanakan tugas pengaturan

si
dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian,
Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya.

ne
ng
33. Bahwa TURUT TERGUGAT sebagaimana Pasal 9 Undang-Undang Nomor 21
tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, mempunyai wewenang :
melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen

do
gudan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku dan/atau
penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundangan-undangan di sektor jasa keuangan.

In
A
34. Untuk menjamin Perlawanan a. quo, mohon putusan ini dapat dijalankan lebih
dahulu walaupun ada Banding, Verset maupun Kasasi.
ah

lik
Maka berdasarkan uraian tersebut diatas mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri
Gunung Sugih c/q Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini dan
mengadili perkara a. quo menjatuhkan putusan sebagai berikut :
am

ub
DALAM PROVISI

Memerintahkan kepada TERGUGAT untuk tidak melakukan tindakan hukum


melakukan dan/atau menyita secara sepihak terhadap alat pertanian dengan
ep
k

spesifikasi : Model : YANMAR AW 70, Serial No. : C-73-3…00040, Enggine Out Put :
55,5 KW (70.PS) Engginedis Plaen.MED 3,318L out put 51,5 KW* Model 4T NF 98-
ah

XNR9CC* Enggine No : 03590A*.


R

si
Walaupun telah diikat dengan Sertifikat Jaminan Fidusia yang dikeluarkan oleh
Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah Lampung di Bandar Lampung.

ne
ng

DALAM POKOK PERKARA

1. Mengabulkan Gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya.

do
gu

2. Menyatakan TERGUGAT I, TERGUGAT II, TERGUGAT III dan TURUT


TERGUGAT melakukan perbuatan melawan hukum.
In
A

3. Menyatakan batal demi hukum Perjanjian Sewa Guna Usaha Nomor : 227
tanggal 10 November 2015 yang dibuat oleh TERGUGAT III dan
ditandatangani antara PENGGUGAT I dengan TERGUGAT I yang
ah

lik

TERGUGAT I diwakili oleh TERGUGAT II.

4. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan terhadap alat pertanian dengan
m

ub

spesifikasi : Model : YANMAR AW 70, Serial No. : C-73-3…00040, Enggine


Out Put : 55,5 KW (70.PS) Engginedis Plaen.MED 3,318L out put 51,5 KW*
Model 4T NF 98-XNR9CC* Enggine No : 03590A*.
ka

ep

5. Menyatakan bahwa Akta Perjanjian Sewa Guna Usaha Nomor : 227 tanggal
10 November 2015 adalah Cacat Hukum Tidak Sah dan Batal demi Hukum.
ah

6. Menyatakan TERGUGAT atau siapa saja yang mendapat hak daripada nya
R

untuk menyerahkan objek sengketa kepada PENGGUGAT.


es
M

7. Menyatakan bahwa pembuktian terhadap pada tidaknya unsur kesalahan


ng

merupakan beban dan tanggung jawab para TERGUGAT.


on

Hal.18 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8. Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu walaupun ada

si
banding, Verset, maupun kasasi.

Atau jika Ketua Pengadilan Negeri Gunung Sugih c/q Yang Mulia Majelis

ne
ng
Hakim yang mengadili perkara ini mempunyai pertimbangan lain atas putusan,
mohon diputus seadil-adilnya. (ex aequo et bono).

do
gu Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan, pihak

In
Penggugat I datang menghadap sendiri, pihak Penggugat II datang
A
menghadap sendiri yaitu Rahmad Susilo Pimpinan YLPKK Lampung
Tengah dan untuk pihak Tergugat I dan II datang menghadap kuasanya
ah

lik
H.Ari Wahyudi Hertanto, SH., MH., H.Mashudi, SH., Gratianus Prikasetya, SH., MH.,
Ahmad Firza Singgih Afero, SH., Elizza Putra Purba, SH., adalah Advokat/Konsultan
am

ub
Hukum, dari Kantor Hukum (Law Office)”DPM Lex Attorney at Law” berkedudukan di
Cik 9 Building Jl.Cikini Raya No.9 Jakarta Pusat 10330, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus Nomor : 002/SK/LTG-BAF/I/2017 tanggal 12 Januari 2017, pihak Tergugat
ep
k

III datang menghadap sendiri, dan pihak Turut Tergugat datang menghadap
ah

kuasanya: RIZAL RAMADHANI, MUFLI ASMAWIDJAJA, TRI WANTY VERONICA,


R

si
VARIDA MEGAWATI SIMARMATA, ISABELLA T.N.SIAGIAN, SERE YORDAN
SILAEN, FAIZA BESTARI NOORANDA dan REZA ANANTO, merupakan Pegawai

ne
ng

Otoritas Jasa Keuangan, beralamat kantor Gedung Sumitro Djojohadikusumo,


Jl.Lapangan Banteng Timur No.1-4 Jakarta 10710, berdasarkan surat kuasa khusus

do
nomor SKU-37/SKUOJK.01/2017 tertanggal 06 Maret 2017 ;
gu

Menimbang, bahwa sebagaimana ketentuan Pasal 154 RBg dan PERMA No.
1 Tahun 2016 maka Majelis Hakim telah berusaha untuk mengakhiri sengketa para
In
A

pihak secara damai melalui proses mediasi yang atas permintaan dan persetujuan
para pihak telah menunjuk FR.YUDITH ICHWANDANI, SH., MH., Hakim pada
ah

lik

Pengadilan Negeri Gunung Sugih sebagai mediator;


Menimbang, bahwa oleh karena penyelesaian sengketa melalui proses
m

ub

mediasi tersebut ternyata tidak berhasil, maka dengan demikian pemeriksaan


perkara ini menurut hukum tetaplah dilanjutkan dengan pembacaan gugatan
ka

sebagaimana yang telah dibacakan dipersidangan, yang isinya tetap dipertahankan


ep

oleh Para Penggugat;


Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap Gugatan Para Penggugat tersebut
ah

Para Tergugat pada tanggal 07 Juni 2017 telah mengajukan jawabannya, dengan
es

disertai eksepsi, yang pada pokoknya sebagai berikut :


M

ng

DALAM KONPENSI:
on

Hal.19 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
DALAM EKSEPSI:

si
I. Eksepsi Tentang Kompetensi Relatif
Bahwa, gugatan dalam perkara perdata No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns, yang telah

ne
ng
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Gunung Sugih sangatlah tidak tepat,
hal ini dikarenakan sebelumnya telah ditandatangani AktaPerjanjian Sewa Guna
Usaha Nomor: 227 tertanggal 10 November 2015 yang dibuat oleh dan dihadapan

do
gu
Zulkarnain, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Metro (Tergugat III), yang ditandatangani
oleh Tn. Samiadi (Tergugat II) sebagai pihak yang mewakili PT. Bussan Auto

In
A
Finance dalam hal ini bertindak sebagai "LESSOR" dengan Edi Harianto
(Penggugat I) dan Ny. Tri Lestari (Istri Edi Harianto/Penggugat I).
ah

lik
Bahwa, dalam AktaPerjanjian Sewa Guna Usaha Nomor: 227 tertanggal 10
November 2015 tersebut didalam ketentuan Pasal 13-nya para pihak telah secara
khusus menyepakati dan menentukan bersama tentang Domisili Hukum yang
am

ub
dipilihnya manakala terjadi perselisihan, yakni sebagai berikut:
"Mengenai Perjanjian ini dan segala akibatnya Para Pihak telah memilih
ep
tempat kediaman hukum yang tetap dan umum di Kantor Kepaniteraan
k

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan."


ah

Penting untuk disampaikan bahwa ketentuan klausula mengenai forum


R

si
penyelesaian perselisihan/domisili hukum dalam hal terjadi sengketa diantara para
pihak yang terikat dalam suatu perjanjian tunduk pada asas "kebebasan

ne
ng

berkontrak" dan asas pacta sun servanda (sebagai suatu prinsip dasar yang
menentukan perihal mengikatnya suatu perjanjian), yang bersifat universal dan

do
gu

konsensual (kesepakatan para pihak), asas tersebut adalah sebagaimana


termaktub dalam ketentuan Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
("KUH Perdata").
In
A

Terkait dengan kesepakatan para pihak mengenai pemilihan domisili hukum


tersebut, menurut salah satu ahli hukum terkemuka di Indonesia yaitu M. Yahya
ah

lik

Harahap S.H, dalam bukunya Hukum Acara Perdata, terbitan Sinar Grafika (2005),
(halaman. 200), menyatakan bahwasanya,
m

ub

"para pihak dalam perjanjian dapat menyepakati domisili (pengadilan)


pilihan yang berisi klausul sepakat memilih pengadilan negeri tertentu
ka

yang akan berwenang menyelesaikan sengketa yang timbul dari perjanjian.


ep

Pecantuman klausula tersebut harus berbentuk akta tertulis yang


ah

dicantumkan dalam perjanjian pokok atau dalam akta tersendiri/terpisah


R

dari perjanjian pokok."


es

Bahwa, perihal pemilihan domisili hukum yang telah disepakati oleh para
M

ng

pihak dalam suatu perjanjian, sebagaimana kondisi ini turut dikuatkan lagi dalam
on

Hal.20 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ketentuan Pasal 118 ayat (4) Het Indische Reglement ("HIR"), yang merupakan

si
salah satu sumber Hukum Acara Perdata yang berlaku di Indonesia, dimana pasal
HIR tersebut mengatur mengenai kompetensi relatif dari wilayah hukum pengadilan

ne
ng
tertentu yang ditentukan berdasarkan pemilihan domisili hukum yang disepakati oleh
para pihak, sebagaimana ditentukan berikut ini:
"(4) Jika ada suatu tempat tinggal yang dipilih dengan surat akta, maka

do
gu
penggugat, kalau mau, boleh mengajukan tuntutannya kepada ketua
pengadilan negeri yang dalam daerah hukumnya terletak tempat tinggal

In
A
yang dipilih itu."
Menunjuk pada ketentuan yang mengatur klausula Domisili Hukum di dalam
ah

lik
ketentuan Pasal 13 Akta Perjanjian Sewa Guna Usaha Nomor: 227 tertanggal 10
November 2015, maka dengan demikian menjadikan para pihak sepenuhnya tunduk
dan taat pada pengaturan Pasal 1338 KUH Perdata, sehingga perjanjian ini secara
am

ub
sah berlaku sebagai undang-undang dan mengikat bagi kedua belah pihak yang
sepakat dan telah menandatanganinya.
ep
Berdasarkan uraian kami tersebut di atas, maka jelas gugatan yang diajukan oleh
k

Penggugat I dan Penggugat II pada Pengadilan Negeri Gunung Sugih adalah salah.
ah

Dengan demikian Pengadilan Negeri Gunung Sugih, berdasarkan ketentuan yang


R

si
telah disepakati oleh para pihak dalam Akta Perjanjian Sewa Guna Usaha Nomor:
227 tertanggal 10 November 2015, menjadi tidak berhak dan tidak berwenang untuk

ne
ng

memeriksa serta memutus perkara ini.


II. Eksepsi Tentang Gugatan Kurang Pihak:

do
gu

Bahwa di dalam Akta Perjanjian Sewa Guna Usaha Nomor: 227 tertanggal
10 November 2015 yang dibuat oleh dan dihadapan Zulkarnain, SH., Mkn Notaris di
Kota Metro (Tergugat III) yang ditandatangani oleh Tn. Samiadi (Tergugat II) sebagai
In
A

pihak yang mewakili PT. Bussan Auto Finance dalam hal ini bertindak sebagai
"LESSOR" dengan Edi Harianto (Penggugat I) dan Ny. Tri Lestari (Istri Edi
ah

lik

Harianto/Penggugat I), namun dalam gugatan perkara yang diajukan oleh


Penggugat I kepada kami, secara tegas dan nyata Ny. Tri Lestari (Istri Edi
m

ub

Harianto/Penggugat I) yang juga merupakan salah satu pihak yang mengikatkan


diri dalam perjanjian tersebut, tidak turut tampil sebagai Penggugat dalam perkara
ka

ini.
ep

Pasal 163 HIR (Pasal 283 Rbg) jo. Pasal 1865 BW merumuskan bahwa:
ah

"Barang siapa mengatakan suatu hak atau mengatakan suatu perbuatan


R

untuk meneguhkan haknya atau untuk membantah hak orang lain, haruslah
es

membuktikan hak itu atau adanya perbuatan itu."


M

ng

on

Hal.21 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Berdasarkan perumusan tersebut, maka pihak yang dibebani suatu

si
pembuktian adalah para pihak yang mendalilkan suatu hak atau perbuatan yang
mengukuhkan haknya tersebut. Layaknya dalam suatu proses pembuktian yang

ne
ng
harus dibuktikan adalah peristiwa dan bukan hukumnya.
Tidak dimasukkannya pihak-pihak tersebut dalam surat gugatan akan
mengakibatkan gugatan tidak dapat diterima, yang dikenal sebagai exceptio

do
gu
plurium litis consortium, para pihak yang mengajukan gugatan tidak lengkap,
karena masih ada orang lain yang harus ikut tampil sebagai pihak yang menggugat

In
A
dalam perkara tersebut yang harus dimasukkan, sehingga persoalan dapat
diselesaikan secara tuntas. Hal ini telah menjadi suatu yurisprudensi sebagaimana
ah

lik
diputus dalam Putusan Mahkamah Agung tanggal 28 Januari 1976 No. 201
K/Sip/1974. Gugatan yang diajukan oleh Penggugat dalam hal ini telah error in
persona karena itu sangat tepat jika gugatan tersebut dinyatakan tidak sempurna,
am

ub
yaitu dengan adanya bukti yang tidak terbantahkan dengan telah terjadinya kurang
pihak yang mengajukan gugatan dalam perkara ini.
ep
Suatu gugatan yang tidak lengkap para pihaknya, dengan pengertian masih
k

terdapat orang-orang/badan hukum lain yang harus ikut tampil sebagai penggugat,
ah

tetapi tidak diikutkan, maka gugatan demikian harus dinyatakan tidak dapat diterima.
R

si
Putusan tidak dapat diterimanya gugatan (niet onvank elijk verklaart) dijatuhkan
dengan alasan-alasan:

ne
ng

a. gugatan tidak berdasarkan hukum;


b. gugatan tidak patut;

do
gu

c. gugatan bertentangan dengan kesusilaan/ketertiban umum;


d. gugatan salah;
gugatan tidak memenuhi persyaratan;
In
e.
A

f. obyek gugatan tidak jelas; dan


g. subyek gugatan tidak lengkap.
ah

lik

Untuk lebih memperkuat argumen kami, maka mengutip pada ketentuan


dalam HIR, dimana didalamnya telah menentukan secara limitatif alat-alat bukti yang
m

ub

dapat diajukan dalam suatu persidangan perkara perdata, sebagaimana diatur


dalam Pasal 164 HIR antara lain yaitu bukti surat, saksi, persangkaan, pengakuan
ka

dan sumpah. Selain itu masih ada alat bukti lain di luar Pasal 164 HIR yaitu
ep

pemeriksaan setempat (Pasal 153 HIR) dan keterangan ahli (Pasal 154 HIR). Suatu
ah

pembuktian mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang kiranya perlu


R

dipertimbangkan, layaknya kekuatan pembuktian tersebut antara lain yaitu:


es
M

ng

on

Hal.22 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Bukti mengikat dan

si
menentukan;
2. Bukti sempurna;

ne
ng
3. Bukti bebas;
4. Bukti Permulaan; dan
5. Bukti bukan bukti.

do
gu
Dalam perkara ini adalah tepat apabila kami menunjuk pada adanya bukti

In
A
sempurna, dimana kekuatan pembuktian yang sempurna berarti meskipun hanya
ada satu alat bukti, telah cukup bagi hakim untuk memutus perkara berdasar alat
ah

lik
bukti yang diajukan dan tidak memerlukan adanya alat bukti lain.
Alat bukti yang mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna dimaksud dapat
menggugurkan dalil yang diajukan oleh lawan, dalam perkara ini adalah dengan
am

ub
adanya suatu akta otentik (Pasal 165 HIR, Pasal 285 Rbg), , Pasal 1965 BW (itikad
baik selamanya harus dianggap ada, sedangkan siapa yang menunjuk pada itikad
ep
buruk diwajibkan membuktikan), Pasal 1394 BW (dalam perkara ini Akta Perjanjian
k

Sewa Guna Usaha Nomor: 227 tertanggal 10 November 2015 yang dibuat oleh dan
ah

dihadapan Zulkarnain, SH., Mkn Notaris di Kota Metro (Tergugat III) yang
R

si
ditandatangani oleh Tn. Samiadi (Tergugat II) sebagai pihak yang mewakili PT.
Bussan Auto Finance dalam hal ini bertindak sebagai "LESSOR" dengan Edi

ne
ng

Harianto (Penggugat I) dan Ny. Tri Lestari (Istri Edi Harianto/Penggugat I) telah
membuktikan bahwasanya Ny. Tri Lestari adalah pihak dalam perjanjian).

do
gu

Dengan demikian hal ini mengakibatkan gugatan yang diajukan oleh


Penggugat I dan Penggugat II menjadi tidak sempurna karena kurang pihak. Oleh
karenanya kami mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk
In
A

menolak gugatan ini untuk seluruhnya.


III. Eksepsi Tentang Penggugat II Tidak Berhak dan Tidak Berkualitas dalam
ah

lik

mengajukan gugatan ini


Bahwa yang menjadi pihak dalam peristiwa hukum berupa Perjanjian Sewa
m

ub

Guna Usaha ini adalah:


1. Penggugat I (Edi Harianto)
ka

2. Ny. Tri Lestari (istri Edi Harianto/Penggugat I)


ep

3. Tn. Samiadi (Tergugat II)


ah

4. Notaris Zulkarnain, S.H., Mkn (Tergugat III)


R

Sedangkan Penggugat II tidak pernah ada dalam peristiwa perjanjian tersebut


es

dan juga tidak tercantum dalam bukti dan berkas manapun juga. Dalam perkara ini
M

ng

Penggugat II telah termasuk dalam kategori error in persona, yaitu adanya


on

Hal.23 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kekeliruan pihak dalam gugatan yang dikenal dengan sebutan Diskualifikasi in

si
Person
Penggugat II sama sekali tidak mempunyai hak untuk menggugat perkara

ne
ng
yang disengketakan. Hal ini menunjuk pada Putusan Mahkamah Agung RI No.442
K/Sip/1973 tertanggal 8 Oktober 1973 yang menyatakan bahwa:
" Gugatan dari seseorang yang tidak berhak mengajukan gugatan harus

do
gu dinyatakan tidak dapat diterima."
Dalam perkara ini relevan untuk dinyatakan bahwa Penggugat II tidak

In
A
mempunyai hak sama sekali untuk menggugat karena tidak ada hubungan hukum,
sebagaimana dapat dibuktikan dalam Akta Perjanjian Sewa Guna Usaha Nomor:
ah

227 tertanggal 10 November 2015 yang sama sekali tidak menunjukkan bahwa

lik
Penggugat II merupakan salah satu pihak didalamnya, dimana dalam perkara ini
Penggugat II telah menggugat objek sewa pembiayaan yang dalam hal ini bukan
am

ub
merupakan haknya sama sekali untuk menggugat, salah satu rujukan yang dapat
dijadikan dasar ialah Putusan Mahkamah Agung RI No.639 K/Sip/1975, tanggal 28
Mei 1977, yang menyatakan bahwa:
ep
k

"Bila salah satu pihak dalam suatu perkara tidak ada hubungan hukum
ah

dengan objek perkara, maka gugatan harus dinyatakan tidak dapat


R

si
diterima."
Lebih dari itu Penggugat II adalah BUKAN merupakan pihak yang mendapat

ne
ng

dan/atau diberikan kuasa dari Penggugat I (Edi Harianto) dan Ny. Tri Lestari, tetapi
walaupun Penggugat I tidak pernah memberikan SURAT KUASA kepada

do
gu

Penggugat II, namun Penggugat I ikut dalam gugatan Penggugat II, hal ini
menyebabkan gugatan tersebut kabur (tidak jelas) dan tidak berdasar, oleh
karenanya patut untuk di tolak seluruhnya.
In
A

Pihak-pihak yang dapat mengajukan gugatan atau pelanggaran pelaku usaha


melalui pengadilan menurut Pasal 46 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999
ah

lik

tentang Perlindungan Konsumen meliputi:


a) Seorang konsumen yang dirugikan atau ahli waris yang bersangkutan.
m

ub

b) Sekelompok konsumen yang mempunyai kepentingan yang sama.


c) Lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memenuhi
ka

syarat, yaitu berbentuk badan hukum atau yayasan yang dalam


ep

anggaran dasarnya menyebutkan dengan tegas bahwa tujuan


ah

didirikannya organisasi tersebut adalah untuk kepentingan


R

perlindungan konsumen dan telah melaksanakan kegiatan sesuai


es

dengan anggaran dasarnya.


M

ng

on

Hal.24 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
d) Pemerintah dan/atau instansi terkait apabila barang dan/atau jasa yang

si
dikonsumsi atau dimanfaatkan mengakibatkan kerugian materi yang besar
dan/atau korban yang tidak sedikit.

ne
ng
Ketentuan Pasal 46 ayat (1) huruf (c) tersebut di atas hanya dapat dilakukan
terkait dengan konstruksi legal standing. Yang dimaksud dengan pengertian legal
standing kelompok masyarakat yang bertindak untuk dan mewakili

do
gu
kepentingan publik dan kepentingan lingkungan, dan kepentingan hukum disini
biasanya dikaitkan dengan kepentingan kepemilikan (proprietary interest) atau

In
A
kerugian yang dialami langsung oleh Penggugat (injury in fact). Istilah legal standing
dapat diartikan secara luas, yaitu akses orang-perorangan ataupun
ah

lik
kelompok/organisasi di pengadilan sebagai pihak Penggugat.
Perwakilan kelompok dapat dibagi dalam:
1. Wakil kelompok, yaitu satu orang atau lebih yang menderita kerugian yang
am

ub
mengajukan gugatan dan sekaligus mewakili kelompok orang yang lebih banyak
jumlahnya.
ep
2. Anggota kelompok, yaitu sekelompok orang dalam jumlah banyak yang
k

menderita kerugian yang kepentingannya diwakili oleh wakil kelompok di


ah

pengadilan
R

si
3. Sub kelompok, yaitu pengelompokan anggota kelompok ke dalam kelompok
yang lebih kecil dalam satu gugatan berdasarkan perbedaan tingkat penderitaan

ne
ng

dan/atau jenis kerugian.


Konstruksi legal standing yang diatur dalam Pasal 46 ayat (1) huruf (c)

do
gu

Undang- Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah


hanya terhadap badan hukum atau yayasan selain yang telah memenuhi isi
ketentuan pasal dimaksud juga, tetapi fungsinya adalah tampil sebagai wakil dari
In
A

konsumen yang telah dirugikan. Pada saat ketentuan ini diterapkan, maka pihak
yang tampil dan bertindak sebagai penggugat adalah hanya si organisasi tersebut
ah

lik

dan tanpa melibatkan konsumen. Berbeda halnya dengan perkara ini, dimana pihak
yang bertindak sebagai Penggugat I adalah konsumen dan Penggugat ll-nya adalah
m

ub

organisasi dimaksud. Tidak terpenuhilah unsur mewakili kepentingan publik karena


publik itu sendiri turut tampil sebagai penggugat dalam perkara ini.
ka

Menunjuk pada gugatan yang diajukan dalam perkara ini kepada klien kami,
ep

maka hal ini semakin menunjukkan ketidakjelasan kedudukan Penggugat II, oleh
ah

sebab dalam perkara ini Penggugat II sama sekali tidak memiliki legal standing dan
R

juga tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 49


es

ayat (1) huruf (c) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
M

ng

Konsumen.
on

Hal.25 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Uraian di atas semakin mengaburkan kedudukan Penggugat II. Dalam

si
perkara ini kedudukan Penggugat II juga tidak relevan apabila disebutkan sebagai
kuasa dari konsumen karena kedudukannya justru dalam kasus ini pihaknya masuk

ne
ng
sebagai pihak yang berperkara. Jikalau Penggugat II mewacanakan dirinya untuk
tampil sebagai kuasa hukum dari Penggugat I, maka hal ini akan semakin
mengaburkan kedudukan Penggugat II. Bahkan, luar biasanya lagi adalah

do
gu
Penggugat II sama sekali tidak memiliki izin praktek sebagai Advokat (Pengacara).
Dengan memperhatikan fakta yang sedemikian rupa tersebut, maka

In
A
Penggugat II adalah tidak memiliki alas hak untuk mengajukan gugatan ini layaknya
kuasa hukum/advokat (pengacara) dalam mewakili kepentingan kliennya dalam
ah

lik
suatu proses persidangan. Hal ini secara jelas telah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Tanpa keraguan lagi, sudah seharusnyalah
Majelis Hakim menolak seluruh gugatan ini.
am

ub
Bahwa selain itu, Penggugat II menyatakan, dasar pihaknya mengajukan
gugatan ini karena dirinya sebelumnya telah mendapatkan Surat Keputusan Direktur
ep
YLPKK Nomor: 001.II.S.Kep/YLPKK/l/2015 tanggal 12 Januari 2015 tentang
k

Pembentukan Kantor YLPKK Bandar Lampung. Surat ini sama sekali tidak relevan
ah

dan juga tidak bisa dijadikan dasar Penggugat II dalam mengajukan gugatan dalam
R

si
perkara ini. Surat tersebut adalah hanya surat yang berlaku bagi internal dan
terbatas dilingkungan organisasi tersebut. Oleh karenanya kami mohon agar Majelis

ne
ng

Hakim menolak gugatan yang diajukan oleh Penggugat II tersebut.


Bahwa selain tidak memiliki hubungan hukum apapun dengan pihak dalam

do
gu

perjanjian sewa guna usaha antara Penggugat I dan Tergugat I dan II maupun
Tergugat III, Surat Keputusan Direktur YLPKK Nomor: 001.II.S.Kep/YLPKK/l/2015
tanggal 12 Januari 2015 Tentang Pembentukan Kantor YLPKK hanya berlaku untuk
In
A

Wilayah Bandar Lampung, BUKAN untuk maupun meliputi wilayah Gunung Sugih.
Dengan demikian dan jika menunjuk pada isi surat tersebut di atas, maka pada
ah

lik

dasarnya Penggugat II (Rahmad Susilo) adalah tidak berhak untuk melakukan


tindakan hukum dalam bentuk apapun di luar wilayah Bandar Lampung.
m

ub

IV. Eksepsi Tentang Gugatan yang diajukan oleh Penggugat I dan Penggugat II
Tidak jelas (kabur / obscuur libel)
ka

Bahwa dari gugatan yang diajukan oleh Penggugat I dan Penggugat II, kami
ep

mendapati bahwasanya materi gugatan sangatlah tidak jelas (kabur/obscuur libel),


ah

hal ini dapat ditunjukkan karena Penggugat I dan Penggugat II sama sekali tidak
R

mengerti tentang apa yang dimaksud dengan Sewa Guna Usaha/Sewa Pembiayaan
es

(Leasing) dan apa yang dimaksud dengan lembaga jaminan Fidusia serta Jaminan
M

ng

Fidusia sebagaimana yang telah disebutkan secara berkali-kali oleh Penggugat I


on

Hal.26 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan Penggugat II dalam gugatannya. Ketidakmampuan Penggugat I dan Penggugat

si
II untuk membedakan kedua jenis transaksi tersebut menjadikan isi gugatan yang
diajukan pun menjadi sesat pikir maupun arah.

ne
ng
Bahwa Penggugat pada intinya telah menyatakan dalam gugatannya,
diantaranya pada angka 9, 10, 14 dan 17, bahwa Tergugat I dan Tergugat II telah
melakukan perbuatan melawan hukum dikarenakan terhadap objek perjanjian

do
gu
sewa guna usaha/sewa pembiayaan (leasing) yang dibuat dan ditandatangani
oleh Penggugat i dan Tergugat II tidak didaftarkan dengan jaminan fidusia

In
A
sebagaimana telah diamanatkan dan diatur oleh Undang-Undang No. 42 Tahun
1999 tentang Jaminan Fidusia. Pernyataan Penggugat ini merupakan suatu
ah

lik
kesalahan yang sangat fundamental dalam pemahaman akan transaksi sewa guna
usaha/sewa pembiayaan (leasing).
Bahwa dalil Penggugat I dan Penggugat II tersebut di atas telah teramat jelas
am

ub
memperlihatkan dan menunjukkan akan suatu keadaan dimana, baik Penggugat I
maupun Penggugat II, keduanya sama sekali tidak memahami dan bahkan sama
ep
sekali mengerti tentang apa yang dimaksud dengan transaksi Sewa Guna
k

Usaha/Sewa Pembiayaan (Leasing). Tidak hanya berhenti di sana, tetapi juga


ah

termasuk pada ketidakpahaman tentang konstruksi hukum yang menguraikan


R

si
perihal benda-benda apa saja yang terhadapnya dapat dibebankan dan dijadikan
sebagai objek Jaminan Fidusia.

ne
ng

Bahwa dikarenakan terdapatnya pemahaman yang sangat keliru dari


Penggugat I dan Penggugat II. Pada bagian ini perlu kami jelaskan bahwasanya

do
gu

perjanjian yang telah dibuat oleh dan antara Tergugat II dengan Penggugat I
merupakan perjanjian pembiayaan dalam bentuk Sewa Guna Usaha/Sewa
Pembiayaan (Leasing) BUKAN perjanjian pembiayaan dalam bentuk Pembiayaan
In
A

Konsumen (Consumer Finance).


Untuk itu marilah kita lihat tentang apa yang dimaksud dengan pembiayaan
ah

lik

konsumen terlebih dahulu, khususnya agar dapat diketahui dimana letak kesalah
pemahaman diri Penggugat I dan Penggugat II, Consumer Financing atau yang
m

ub

sering disebut dengan Pembiayaan Konsumen adalah suatu pinjaman atau kredit
yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada debitur untuk pembelian barang atau
ka

jasa yang akan langsung dikonsumsi oleh konsumen, dan bukan untuk tujuan
ep

produksi ataupun distribusi.


ah

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI No.448/KMK 0.17/2000


R

Tentang Perusahaan Pembiayaan, diberikan pengertian bahwa pembiayaan


es

konsumen adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam bentuk penyediaan dana
M

ng

bagi konsumen untuk pembelian barang yang pembayarannya dilakukan secara


on

Hal.27 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
angsuran atau berkala oleh konsumen. Sebagai salah satu bidang usaha

si
pembiayaan, maka lembaga pembiayaan konsumen adalah suatu lembaga yang
dalam melakukan pembiayaan pengadaan barang untuk kebutuhan atau keperluan

ne
ng
konsumen dilakukan dengan Sistem pembayaran tidak secara tunai, tetapi dengan
sistem pembayaran secara angsuran atau berkala.
peraturan Presiden No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan yang

do
gu
dimaksud dengan Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance) adalah:
"kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan

In
A
konsumen dengan pembayaran secara angsuran."
Pihak-pihak yang terkait dalam pembiayaan konsumen terdapat 3 pihak, yaitu:
ah

lik
1. Perusahaan pembiayaan atau multifinance, sebagai pihak penyedia jasa
pembiayaan.
2. Dealer/merchant, sebagai pihak penyedia/penjual barang-barang yang
am

ub
dibutuhkan oleh debitur.
3. Debitur/konsumen, sebagai pembeli barang-barang dealer/merchant yang
ep
membutuhkan jasa pembiayaan dari multifinance.
k

Dalam transaksi pembiayaan konsumen ini objek yang dibeli oleh konsumen
ah

status hukum kepemilikan objeknya secara hukum adalah menjadi kepunyaan


R

si
konsumen. Oleh sebab untuk menjamin kepastian pelunasan utang konsumen
kepada perusahaan multifinance/kred\iwr yang bersangkutan, maka terhadap objek

ne
ng

yang dibelinya tersebut dibebankan dalam suatu jaminan. Lembaga jaminan yang
lazim dipergunakan adalah lembaga jaminan fidusia.

do
gu

Pada Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance), status hukum barang adalah


milik konsumen (debitur) yang dijaminkan kepada perusahaan pembiayaan
konsumen (kreditur) atas utang kewajiban yang timbul akibat pembelian barang
In
A

tersebut. Dikarenakan pada pembiayaan konsumen (consumer finance) kepemilikan


atas barang sudah beralih kepada konsumen, oleh sebab itulah demi keamanan
ah

lik

serta kepastian bagi perusahaan pembiayaan atas utang kewajiban yang timbul dari
barang tersebut maka terhadap barang yang dibiayai perlu untuk dibebankan
m

ub

dengan jaminan fidusia, hal tersebut adalah sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.010/2012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia
ka

Bagi Perusahaan Pembiayaan Yang Melakukan Pembiayaan Konsumen Untuk


ep

Kendaraan Bermotor Dengan Pembebanan Jaminan Fidusia.


ah

Melalui uraian tersebut di atas jelas, transaksi pembiayaan konsumen


R

memiliki karakteristik, sebagai berikut:


es

1. Status kepemilikan objek berada pada kreditur/konsumen;


M

ng

2. Transaksi melibatkan 3 pihak, yaitu kreditur, dealer dan debitur;


on

Hal.28 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Kontruksi hukumnya adalah utang piutang dan bukan sewa menyewa;

si
4. Untuk menjamin pelunasan utang terhadap objek yang dibeli oleh konsumen
dibebankan dalam suatu jaminan berbentuk jaminan fidusia.

ne
ng
Perbedaan yang mendasar dan esensial dengan transaksi berbentuk sewa guna
usaha/sewa pembiayaan (leasing), yang mana hal hal tersebut tidak dimengerti dan
dipahami oleh Penggugat I dan Penggugat II, kami jabarkan dalam penjelasan

do
gu
berikut ini.
Oleh Subekti mengartikan leasing adalah:

In
A
"Perjanjian sewa-menyewa yang telah berkembang di kalangan
pengusaha, di mana lessor (pihak yang menyewakan, yang sering
ah

lik
merupakan perusahaan leasing) menyewakan suatu perangkat alat
perusahaan (mesin-mesin) termasuk servis, pemeliharaan dan lain-lain
kepada lesse (penyewa) untuk jangka waktu tertentu."
am

ub
(R. Subekti, Aspek-Aspek Hukum Perikatan Nasional, Bandung: Alumni, 1985)(hal.
55.)
ep
Berdasarkan pengertian leasing di atas, Subekti mengonstruksikan leasing
k

tersebut sebagai berikut:


ah

1. Leasing sama dengan sewa-menyewa;


R

si
2. Subjek hukum yang terkait dalam perjanjian tersebut adalah pihak lessor dan
lesse;

ne
ng

3. Objeknya perangkat perusahaan termasuk pemeliharaan dan lain- lain;


4. Adanya jangka waktu sewa.

do
gu

Sedangkan menurut Sri Soedewi Masjchoen Sofwan mengatakan bahwa leasing


adalah:
"Suatu perjanjian dimana si penyewa barang modal (lesse) menyewa
In
A

barang modal untuk usaha tertentu, untuk jangka waktu tertentu dan
jumlah angsuran tertentu."
ah

lik

Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perjanjian, (Yogyakarta: Gadjah


Mada,1988) (hal. 28)
m

ub

Dari definisi yang dikemukakan oleh Sri Soedewi Masjchoen Sofwan


memandang bahwa institusi leasing merupakan suatu kontrak atau perjanjian antara
ka

pihak lesse dan pihak lessor. Oleh kerena itu antara pihak lessor dan lesse terdapat
ep

hubungan hukum sewa menyewa. Objek yang disewa adalah barang modal. Jangka
ah

waktu dan jumlah angsuran ditentukan oleh para pihak.


R

Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga


es

Pembiayaan, yang dimaksud dengan Sewa Guna Usaha/Sewa Pembiayaan


M

ng

(Leasing) adalah:
on

Hal.29 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
"kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik

si
secara Sewa Guna Usaha dengan hak opsi (Financial Lease) maupun
Sewa Guna Usaha tanpa hak opsi (Operating Lease) untuk digunakan

ne
ng
penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara angsuran."
Pada Sewa Guna Usaha (Leasing) dengan hak opsi (Finance Lease),barang

do
gu
yang menjadi objek pembiayaan status kepemilikannya adalah tetap berada pada
pihak lessor (Tergugat I dan Tergugat II) yang di sewa guna usahakan dalam jangka

In
A
waktu tertentu oleh lessee (Penggugat I) dan diakhiri dengan masa sewa.
Kepemilikan sama sekali tidak beralih kepada Lessee. Dalam pemahaman transaksi
ah

lik
financial lease status kepemilikan atas objek yang diperjanjikan hanya akan dapat
terjadi manakala Lessee, dalam hal ini Penggugat I mempergunakan hak opsi yang
dimilikinya, baik untuk memperpanjang masa sewanya atau pihaknya lebih memilih
am

ub
untuk memiliki barang yang disewakan tersebut berdasarkan nilai sisa yang
disepakati bersama oleh Lessor (Tergugat I) dengan Lessee (Penggugat I).
ep
Penjelasan kami tersebut di atas turut diperkuat dengan Peraturan Otoritas Jasa
k

Keuangan Nomor 29/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan


ah

Pembiayaan tepatnya pada Pasal 8 ayat (2) yang secara tegas mengatur sebagai
R

si
berikut:
"dalam hal perjanjian Sewa Pembiayaan (Finance Lease) masih berlaku,

ne
ng

kepemilikan atas barang objek transaksi Sewa Pembiayaan (Finance


Lease) berada pada Perusahaan Pembiayaan"

do
gu

Seperti diuraikan di atas, kegiatan leasing sebagai lembaga pembiayaan


dalam bentuk sewa guna usaha dapat dilakukan secara finance lease maupun
secara operating lease. Finance lease, artinya kegiatan sewa guna usaha dimana
In
A

penyewa guna usaha pada masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek
sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa (residu) yang disepakati bersama.
ah

lik

Sedangkan operating lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa
guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.
m

ub

Bahwa terhadap dua skema, yaitu pembiayaan konsumen (consumer


finance) dengan sewa guna usaha/sewa pembiayaan (leasing), melalui penjelasan
ka

di atas jelas bahwa kedua kegiatan pembiayaan tersebut terdapat perbedaan yang
ep

sangat mendasar yang justru sangat tidak dipahami oleh Penggugat I dan
ah

Penggugat II. pembiayaan konsumen {consumer finance) dapat disebutkan dengan


R

jual beli cicilan dengan hak atas objek yang diperjualbelikan ada pada debitur,
es

sedangkan sewa guna usaha/sewa pembiayaan (leasing) basisnya adalah dalam


M

ng

konstruksi sewa menyewa dengan adanya sedikit deviasi dalam tranksasi financial
on

Hal.30 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
lease, yang secara prinsip tetap dalam konstruksi sewa menyewa dengan hak opsi

si
pada akhir masa sewa. Perbedaan pokok yang dimaksud adalah mengenai Status
Hukum kepemilikan atas objek yang dibiayai berdasarkan perjanjian tersebut.

ne
ng
Bahwa sebagaimana penjelasan diatas, dikarenakan status hukum hak
milik atas barang yang dibiayai dengan cara Sewa Guna Usaha (Leasing) masih
berada pada perusahaan pembiayaan maka secara logika dasar tidak ada urgensi

do
gu
maupun keharusan bagi perusahaan pembiayaan untuk menjaminkan barang yang
merupakan miliknya sendiri.

In
A
Bahwa perbedaan yang sangat mendasar inilah yang justru sama sekali tidak
dipahami dan dimengerti, baik oleh Penggugat I dan Penggugat II, sehingga dengan
ah

lik
gampangnya melalui gugatannya Penggugat I dan Penggugat II mendalilkan
bahwasanya Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan suatu perbuatan melawan
hukum.
am

ub
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka kami mohon kepada Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menolak atau setidak-tidaknya tidak
ep
menerima gugatan yang diajukan oleh Penggugat I dan Penggugat II ini.
k

DALAM PROVISI:
ah

Bahwa sesuai dengan perjanjian antara Penggugat I dan Tergugat I dan


R

si
Tergugat II yang tertuang dalam Perjanjian Sewa Guna Usaha Nomor: 227 tanggal
10 Nopember 2015 yang dibuat oleh dan dihadapan Zulkarnain, S.H., M.Kn., Notaris

ne
ng

di Kota Metro (Tergugat III), maka jika Penggugat I tidak memenuhi kewajibannya
membayar cicilan angsuran, maka Penggugat I harus menyerahkan objek dalam

do
gu

perjanjian tersebut kepada Tergugat I dan Tergugat II, atau Tergugat I dan Tergugat
II akan mengambil unit tersebut apabila perlu dengan bantuan aparat kepolisian.
Berdasarkan hal tersebut, karena tidak ada dasar hukum/alasan yang jelas dan juga
In
A

tidak ada hal-hal yang mendesak, maka sudah selayaknya Majelis Hakim menolak
permohonan provisi yang diajukan oleh Penggugat I dan Penggugat II.
ah

lik

DALAM POKOK PERKARA:


1. Bahwa apa-apa yang tertuang dalam eksepsi, adalah merupakan satu kesatuan
m

ub

yang tak terpisahkan dengan pokok perkara ini.


2. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil yang
ka

di ajukan oleh Penggugat I dan Penggugat II kecuali terhadap hal-hal yang


ep

dengan tegas diakui kebenarannya.


ah

3. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dengan tegas seluruh dalil gugatan
R

yang diajukan ole Penggugat I dan Penggugat II tersebut, jelas Penggugat sama
es

sekali tidak mengetahui kondisi perusahaan yang di gugatnya (Tergugat I dan


M

ng

Tergugat II). Perlu Penggugat ketahui bahwa Tergugat I dan Tergugat II adalah
on

Hal.31 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan yang sudah bertaraf

si
Internasional, yang secara reputasi, profesionalitas maupun pengalaman
dibidang sewa guna usaha/sewa pembiayaan (leasing) tidak perlu diragukan

ne
ng
kompetensinya. Tentu saja klien kami sudah memiliki semua perijinan yang
berhubungan maupun diperlukan dengan usaha tersebut maupun dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia.

do
gu
Tetapi apa-apa ijinya tersebut tidak akan Tergugat I dan Tergugat II sampaikan di
jawaban ini.

In
A
4. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dengan tegas dalil Penggugat I dan
Penggugat II pada point 1 sampai 5 pada halaman 2 sampai halaman 5 karena
ah

lik
semua dalil tersebut adalah BUKAN legal standlng yang dimiliki oleh Penggugat I
dan Penggugat II, karena Penggugat I dan Penggugat II hanya sekedar mengutip
undang-undang dan peraturan tanpa memahami isi maupun makna dari
am

ub
ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang dikutipnya sendiri. Terlebih
lagi dari kesemua kutipan tersebut ternyata disalah artikan dan disalahgunakan
ep
oleh Penggugat I dan Penggugat II, sehingga memiliki pemahaman yang sama
k

sekali jauh berbeda dari konstruksi hukum yang sebenarnya diatur maupun
ah

berlaku.
R

si
5. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dengan tegas dalil Penggugat I dan
Penggugat II pada point 8 halaman 10 gugatannya. Karena dalil tersebut di buat

ne
ng

dengan tidak cermat dan asal-asalan, semua dalil-dalil yang disampaikan


didalamnya hanyalah materi yang merupakan hasilcopy paste(menyalin dan

do
gu

tempel) dari dalil-dalil yang sebelumnya pernah disampaikan oleh Penggugat I


dan Penggugat II pada perkara lain, yang oleh karenanya sama sekali tidak
memiliki relevansi maupun tautan dengan perkara ini.
In
A

6. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dengan tegas dalil Penggugat I dan
Penggugat II pada point 9-16 halaman 11-13 gugatannya. Karena dalil tersebut
ah

lik

tidak benar dan mengada-ada, hal ini membuktikan bahwa Penggugat I dan
terutama Penggugat II TIDAK MENGERTI APALAGI MEMAHAMI peristiwa /
m

ub

hubungan hukum antara Penggugat I dan Tergugat I dan Tergugat II. Peristiwa /
hubungan hukum antara Penggugat I dan Tergugat I dan Tergugat II adalah
ka

ketika sekitar bulan oktober 2015, Penggugat I (EDI HARIANTO dengan nama
ep

panggilan BANDOT) datang ke Kantor BAF (Bussan Auto Finance/Tergugat II)


ah

Cabang Lampung dan memohon bantuan karena dalam usahanya sebagai


R

petani (jual beli gabah) memerlukan sebuah alat berupa traktor. Alat tersebut
es

bernama COMBINE HARVESTER YANMAR MODEL AW 70. Harga alat


M

ng

tersebut adalah sebesar Rp.430.000.000,- (empat ratus tiga puluh juta


on

Hal.32 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
rupiah). Karena harga yang cukup mahal, maka Penggugat I (BUKAN

si
PENGGUGAT II), beserta istrinya yang bernama TRI LESTARI memohon
bantuan agar untuk kepentingannya dapat melakukan pembelian alat tersebut

ne
ng
dan selanjutnya harga pembeliannya dapat di biayai oleh Tergugat I dan
Tergugat II (PT. BAF). Bahwa sistem pembiayaan yang disepakati oleh
Penggugat I (BUKAN PENGGUGAT II) adalah SEWA GUNA USAHA yang

do
gu
dituangkan dalam sebuah akta SEWA GUNA USAHA No. 227 tanggal 10
Nopember 2015 yang dibuat oleh dan dihadapan Zulkarnain, S.H., M.Kn.

In
A
Notaris di Lampung (Tergugat III).
7. Bahwa Penggugat I dan Penggugat II secara terang-terangan sama sekali tidak
ah

lik
mengerti arti Fidusia, bagaimana dan kapan dilakukannya pembebanan fidusia
dan cara kerja dari lembaga fidusia tersebut, serta dapat diberlakukan pada
transaksi seperti apa saja. Penggugat I dan Penggugat II dalam ini diketahui
am

ub
secara pasti hanya sekedar coba-coba saja dalam mengajukan gugatan ini dan
berusaha menghindar dari kewajibannya membayar angsuran yang sudah di
ep
sepakati bersama dalam sebuah perjanjian yang dibuat dalam suatu akta otentik.
k

Perlu di jelaskan, Sewa Guna Usaha tidak didaftarkan sebagai Fidusia karena
ah

objek yang menjadi Sewa Guna Usaha ini masih milik dan masih atas nama
R

si
Tergugat I dan Tergugat II, sedangkan Lembaga Jaminan Fidusia digunakan
dalam hal pembiayaan menggunakan skema Pembiayaan Konsumen yang

ne
ng

mana dalam skema tersebut objeknya sudah langsung atas nama orang yang di
biayai/debitur, misalnya sepeda motor. STNK dan BPKB langsung atas nama

do
gu

konsumen, tetapi jika belum lunas maka BPKB tetap ada pada lembaga
pembiayaan sampai cicilan /angsuran lunas.
8. Bahwa di dalam kesepakatan tersebut telah disepakati:
In
A

 Penggugat I (BUKAN PENGGUGAT II) membayar uang muka sebesar Rp.


110.000.000,- (seratus sepuluh juta rupiah).
ah

lik

 Masa angsuran selama : 36 bulan (berakhir 12 NOPEMBER 2018)


 Hutang Pokok : Rp. 335.835.000,-
m

ub

 Cicilan : Rp. 82.379.000,- / setiap 6 bulan


9. Bahwa pada tanggal 10 Mei 2016, Penggugat I (BUKAN PENGGUGAT II) telah
ka

membayar angsuran pertama sebesar Rp.82.379.000,- (delapan puluh dua juta


ep

tiga ratus tujuh puluh sembilan ribu rupiah). Namun untuk angsuran selanjutnya
ah

Penggugat I telah dengan secara sengaja tidak mau melakukan proses


R

pembayaran secara cicilan yang telah disepakati bersama. Dengan demikian


es
M

Penggugat I secara nyata pihaknya telah melakukan perbuatan Ingkar Janji


ng

(Wanprestasi) terhadap perjanjian yang telah dibuatnya dengan klien kami, yang
on

Hal.33 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mana tindakannya tersebut justru telah sangat merugikan Tergugat I dan

si
Tergugat II. Sebenarnya Tergugat II melalui karyawannya yang bernama I Gusti
Ketut Juliana pada tanggal 21 Oktober 2016 telah berkunjung ke rumah

ne
ng
Penggugat I (BUKAN PENGGUGAT II) dan memberitahukan bahwa angsuran
kedua akan jatuh tempo pada tanggal 12 Nopember 2016, dan Penggugat I
menerima pemberitahuan tersebut dan berjanji akan membayar angsuran /

do
gu
cicilan tersebut. Namun janji Penggugat I tersebut tidak pernah ditepati hingga
saat ini. Ini sudah jelas Penggugat I telah tidak mematuhi isi dari akta SEWA

In
A
GUNA USAHA No. 227 tanggal 10 Nopember 2015 yang dibuat oleh dan
dihadapan Zulkarnain, S.H., M.Kn. Notaris di Lampung.
ah

lik
10. Bahwa karena Penggugat I juga tidak mau melakukan pembayaran
angsuran/cicilan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dan ditentukan
bersama dalam tersebut, maka Tergugat I dan Tergugat II telah memberikan
am

ub
Surat Peringatan (SP1) sampai dengan Surat Peringatan (SP3). SP1 dan SP2
diterima langsung oleh istri Penggugat I, namun ketika karyawan Tergugat I dan
ep
Tergugat mengantarkan SP3, walaupun bertemu dengan Penggugat I, namun
k

Penggugat I tidak mau menandatangani SP3 tersebut.


ah

11. Bahwa sesuai dengan pasal 10 tentang Kelalaian dan Akibat-akibatnya Akte
R

si
Sewa Guna Usaha No. 227 tanggal 10 Nopember 2015, maka secara hukum
mesin COMBINE HARVESTER YANMAR MODEL AW 70 harus di serahkan

ne
ng

kepada Tergugat I dan Tergugat II dalam keadaan utuh dan baik. Namun hal itu
tidak dilakukan oleh Penggugat I dan Penggugat II, malah menyembunyikan dan

do
gu

meyewakan mesin tersebut kepada pihak lain sebesar Rp. 800.000,- (delapan
ratus ribu rupiah) setiap hektar. Hal ini diakui langsung oleh Penggugat I
ketika dilakukan mediasi.
In
A

12. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dengan tegas dalil Penggugat I dan
Penggugat II pada point 17 halaman 13 gugatannya. Karena dalil tersebut tidak
ah

lik

benar dan tidak berdasarkan hukum. Karena sesuai sesuai dengan pasal 10
tentang Kelalaian dan Akibat-akibatnya Akte Sewa Guna Usaha No. 227
m

ub

tanggal 10 Nopember 2015, maka secara hukum mesin COMBINE


HARVESTER YANMAR MODEL AW 70 harus di serahkan kepada Tergugat I
ka

dan Tergugat II dalam keadaan utuh dan baik. Jika Penggugat I dan Penggugat II
ep

tidak mau menyerahkan unit mesin tersebut, maka Tergugat I dan Tergugat II
ah

akan mengambil unit mesin tersebut dan apabila perlu dengan bantuan aparat
R

Kepolisian Republik Indonesia.


es

13. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dengan tegas dalil Penggugat I dan
M

ng

Penggugat II pada point 18 dan 19 halaman 14 gugatannya. Karena dalil tersebut


on

Hal.34 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tidak benar dan tidak berdasarkan hukum, karena unit mesin COMBINE

si
HARVESTER YANMAR MODEL AW 70 adalah milik Tergugat I dan Tergugat II,
maka permohonan Sita Jaminan yang terhadap unit mesin tersebut yang

ne
ng
diajukan oleh Penggugat I dan Penggugat II tidak berdasarkan hukum, maka
kami mohon Majelis Hakim untuk menolak permohonan sita jaminan tersebut.
14. Bahwa karena point 20-24 gugatan Penggugat I dan Penggugat II merupakan

do
gu
Yurisprudensi, maka Tergugat I dan Tergugat II tidak akan menanggapinya.
15. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dengan tegas dalil Penggugat I dan

In
A
Penggugat II pada point 25 halaman 15 gugatannya, karena dalil tersebut adalah
dalil asal-asalan dan bohong besar yang diajukan oleh Penggugat I dan
ah

lik
Penggugat II. Karena unit mesin COMBINE HARVESTER YANMAR MODEL
AW 70, Nomor Rangka/Seri C73-300040 dan Nomor mesin 03590A yang telah
diserahkan kepada Penggugat I dalam kondisi baru dan telah diterima oleh
am

ub
penggugat I. Hal ini sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Barang tertanggal
12 Nopember 2015. Saat serah terima barang tersebut, Penggugat I telah
ep
memeriksa dengan teliti dan tidak ada masalah dengan unit mesin tersebut. Jadi
k

sangat tidak benar jika Tergugat I dan Tergugat II tidak jujur tentang kondisi unit
ah

mesin tersebut.
R

si
16. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dengan tegas dalil Penggugat I dan
Penggugat II pada point 25 halaman 15 gugatannya, karena dalil tersebut adalah

ne
ng

sangat tidak berdasar dan mengada-ada, karena sebelum perjanjian Sewa Guna
Usaha tersebut di tanda tangani, maksud dan isi perjanjian tersebut telah

do
gu

dijelaskan berulang kali oleh Tergugat I dan Tergugat II dan juga oleh Notaris
(Tergugat III) dan tidak ada keluhan apapun dari Penggugat I. Huruf yang ada
dalam perjanjian tersebut juga Standard dan mudah dibaca, tidak menggunakan
In
A

huruf (font) kecil. Bahkan Penggugat I terkesan sudah tidak sabar untuk
menandatangani dan mendapatkan bantuan pembiayaan dari Tergugat I dan
ah

lik

Tergugat II.
17. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dengan tegas dalil Penggugat I dan
m

ub

Penggugat II pada point 27 halaman 15 gugatannya, karena dalil ini aneh dan
tidak masuk akal. Sesuai dengan hukum acara yang berlaku di Negara Republik
ka

Indonesia, maka siapa yang mendalilkan maka dialah yang harus membuktikan.
ep

18. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dengan tegas dalil Penggugat I dan
ah

Penggugat II pada point 28 dan 29 halaman 16 gugatannya, karena dalil tersebut


R

adalah tidak masuk akal dan aneh. Dalam hal ini pihak Tergugat I dan Tergugat II
es

yang di rugikan oleh perbuatan Penggugat I dan penggugat II. Unit mesin milik
M

ng

Pihak Tergugat I dan Tergugat II ada pada Penggugat I secara melawan hukum,
on

Hal.35 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sehingga Penggugat I dan Penggugat II tidak sepantasnya meminta kerugian

si
materiil dan Immateril. Apalagi jika Tergugat I dan Tergugat II harus meminta
maaf di media massa halaman depan. Ini apa namanya apa kalau bukan

ne
ng
19. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak dengan tegas dalil Penggugat I dan
Penggugat II pada point 30 - 33 halaman 16 gugatannya, karena dalil tersebut
adalah salah besar. Karena tidak seharusnya Penggugat I dan Penggugat II

do
gu
menarik pihak OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dalam perkara ini. Karena dalam
hal ini pihak Tergugat I dan Tergugat II belum bertindak apa- apa macetnya

In
A
cicilan/angsuran yang dilakukan oleh Penggugat I dan unit mesin tersebut saat ini
masih ada pada Penggugat I.
ah

lik
20. Bahwa karena tidak ada alasan hukum yang kuat dan mendasar, maka Tergugat
I dan Tergugat II mohon kepada Majelis Hakim untuk menolak permohonan
Penggugat I dan Penggugat II agar putusan ini dapat di jalankan terlebih dahulu
am

ub
walaupun ada banding dan kasasi.
21. Bahwa karena unit mesin COMBINE HARVESTER YANMAR MODEL AW 70
ep
Nomor Rangka/Seri C73-300040 dan Nomor mesin 03590A adalah milik
k

Tergugat I dan Tergugat II, maka permohonan Sita Jaminan terhadap unit mesin
ah

tersebut yang diajukan oleh Penggugat I dan Penggugat II tidak berdasarkan


R

si
hukum, maka kami mohon Majelis Hakim untuk menolak permohonan sita
jaminan tersebut.

ne
ng

DALAM REKONVENSI :
1. Bahwa apapun yang tertuang dalam rekonvensi, adalah merupakan satu

do
gu

kesatuan yang tak terpisahkan dengan konvensi.


2. Bahwa kami menolak seluruh dalil yang diajukan oleh Tergugat I dan Tergugat II
Rekonvensi / Penggugat I dan Penggugat II Konvensi.
In
A

3. Bahwa gugatan yang diajukan oleh Tergugat I dan Tergugat II


Rekonvensi/Penggugat I dan Penggugat II Konvensi adalah hanya upaya untuk
ah

lik

menunda proses hukum yang sedang berjalan.


4. Bahwa niat dan maksud Tergugat I dan Tergugat II Rekonvensi/Penggugat I dan
m

ub

Penggugat II Konvensi mengajukan gugatan konvensi ini adalah upaya untuk


tidak membayar angsuran / cicilan unit / mesin traktor tersebut dan juga tidak
ka

mau mengembalikan mesin tersebut.


ep

5. Bahwa bukannya membayar angsuran/cicilan mesin traktor atau mengembalikan


ah

mesin traktor tersebut, pihak Tergugat I dan Tergugat II Rekonvensi/Penggugat I


R

Konvensi malah menyewakan unit (traktor/objek) tersebut dan mendapatkan


es

keuntungan. Hal ini diakui oleh Tergugat I Rekonvensi / Penggugat I Konvensi


M

ng

dalam persidangan mediasi di Pengadilan Negeri Gunung Sugih.


on

Hal.36 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6. Bahwa Penggugat I Konvensi / Tergugat I Rekonvensi (EDI HARIANTO dengan

si
nama panggilan BANDOT) datang ke Kantor PT. BAF (Bussan Auto Finance/
Penggugat II Rekonvensi / Tergugat II Konvensi) Cabang Lampung dan

ne
ng
memohon bantuan karena dalam usahanya sebagai petani (jual beli gabah)
memerlukan sebuah alat berupa traktor. Alat tersebut bernama COMBINE
HARVESTER YANMAR MODEL AW 70 Nomor Rangka/Seri C73-300040 dan

do
gu
Nomor mesin 03590A. Harga alat tersebut adalah sebesar Rp. 430.000.000,-
(empat ratus tiga puluh juta rupiah). Karena harga yang cukup mahal. Maka

In
A
Penggugat I Konvensi / Tergugat I Rekonvensi (BUKAN PENGGUGAT II)
beserta istrinya yang bernama TRI LESTARI memohon bantuan agar pembelian
ah

lik
alat tersebut dapat di biayai oleh Penggugat I dan Penggugat II Rekonvensi /
Tergugat II Konvensi. Bahwa sistim pembiayaan yang disepakati oleh Penggugat
I (BUKAN PENGGUGAT II) adalah SEWA GUNA USAHA yang dituangkan
am

ub
dalam sebuah akte SEWA GUNA USAHA No. 227 tanggal 10 Nopember 2015
yang dibuat oleh dan dihadapan Zulkarnain, S.H., Mkn Notaris di Lampung
ep
(Tergugat III).
k

7. Bahwa di dalam perjanjian tersebut telah disepakati :


ah

 Penggugat I Konvensi / Tergugat I Rekonvensi (BUKAN PENGGUGAT II)


R

si
membayar uang muka sebesar Rp. 110.000.000,- (seratus sepuluh juta
rupiah).

ne
ng

 Masa angsuran selama : 36 bulan (berakhir 12 NOPEMBER 2018


 Hutang Pokok : Rp. 335.835.000,-

do
gu

 Cicilan : Rp. 82.379.000,- / setiap 6 bulan


8. Bahwa pada tanggal 10 Mei 2016, Penggugat I Konvensi / Tergugat I Rekonvensi
In
(BUKAN PENGGUGAT II) telah membayar anggsuran pertama sebesar Rp.
A

82.379.000,-. Namun untuk angsuran selanjutnya Penggugat I Konvensi /


Tergugat I Rekonvensi sengaja tidak mau membayarnya. Dengan demikian
ah

lik

Penggugat I Konvensi / Tergugat I Rekonvensi telah melakukan Ingkar Janji


(Wanprestasi) yang sangat merugikan Penggugat I dan Penggugat II Rekonvensi
m

ub

/ Tergugat I dan Tergugat II Konvensi. Sebenarnya Penggugat I dan Penggugat II


Rekonvensi / Tergugat I dan Tergugat II Konvensi melalui karyawannya yang
ka

bernama I Gusti Ketut Juliana pada tanggal 21 Oktober 2016 telah berkunjung ke
ep

rumah Tergugat I Rekonvensi / Penggugat I Konvensi (BUKAN PENGGUGAT II)


ah

dan memberitahukan bahwa angsuran kedua akan jatuh tempo pada tanggal 12
R

Nopember 2016, dan Tergugat I Rekonvensi / Penggugat I Konvensi menerima


es
M

pemberitahuan tersebut dan berjanji akan membayar angsuran / cicilan tersebut.


ng

on

Hal.37 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Namun janji Tergugat I Rekonvensi / Penggugat I Konvensi tersebut tidak

si
ditepati.
9. Bahwa karena Tergugat I Rekonvensi / Penggugat I Konvensi tidak juga mau

ne
ng
membayar angsuran/cicilan tersebut, maka Penggugat I dan Penggugat II
Rekonvensi / Tergugat I dan Tergugat II Konvensi telah memberikan Surat
Peringatan (SP1) sampai dengan Surat Peringatan (SP3). Surat SP1 dan SP2

do
gu
diterima langsung oleh istri Tergugat I Rekonvensi / Penggugat I Konvensi,
namun ketika karyawan Penggugat I dan Penggugat II Rekonpensi / Tergugat I

In
A
dan Tergugat II Konvensi mengantarkan SP3, walaupun bertemu dengan
Tergugat I Rekonvensi / Penggugat I Konvensi, namun Tergugat I Rekonvensi /
ah

lik
Penggugat I Konvensi tidak mau menandatangani SP3 tersebut.
10. Bahwa dengan demikian sisa hutang dari Tergugat I dan Tergugat II Rekonvensi
/ Penggugat I dan Penggugat II untuk membayar sisa hutang sebesar Rp.
am

ub
411.895.000,- (empat ratus sebelas juta delapan ratus semilan puluh lima ribu
rupiah) di tambah denda yang akan di hitung kemudian.
ep
11. Bahwa sesuai dengan pasal 10 tentang Kelalaian dan Akibat-akibatnya Akte
k

Sewa Guna Usaha No. 227 tanggal 10 Nopember 2015, maka secara hukum
ah

mesin COMBINE HARVESTER YANMAR MODEL AW 70 Nomor Rangka/Seri


R

si
C73-300040 dan Nomor mesin 03590A harus di serahkan kepada Penggugat I
dan Penggugat II Rekonvensi / Tergugat I dan Tergugat II Konvensi dalam

ne
ng

keadaan utuh dan baik. Namun hal itu tidak dilakukan oleh Tergugat I
Rekonvensi / Penggugat I Konvensi, malah menyembunyikan dan

do
gu

meyewakan mesin tersebut kepada pihak lain sebesar Rp. 800.000,-


(delapan ratus ribu rupiah) setiap hektar. Hal Ini diakui langsung oleh
Tergugat I Rekonvensi / Penggugat I Konvensi ketika dilakukan mediasi di
In
A

Pengadilan Negeri Gunung Sugih.


DALAM PROVISI :
ah

lik

Bahwa berdasarkan hal tersebut, maka untuk mengurangi kerugian yang lebih besar
yang akan dialami oleh Penggugat I dan Penggugat II Rekonvensi / Tergugat I dan
m

ub

Tergugat II Konvensi, maka kami mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa
perkara ini untuk:
ka

1. Menghukum dan memerintahkan Tergugat I dan Tergugat II Rekonvensi /


ep

Penggugat I dan Penggugat II Konvensi untuk segera mengembalikan Mesin


ah

Combine Harvester AW70 Merk Yanmar kepada Penggugat I dan Penggugat II


R

Rekonvensi/Tergugat I dan Tergugat II Konvensi tanpa syarat apapun juga, atau


es

apabila Tergugat I dan Tergugat II Rekonvensi / Penggugat I dan Penggugat II


M

ng

Konvensi tidak mau menyerahkan dengan suka rela, maka memberikan hak dan
on

Hal.38 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kuasa kepada Penggugat I dan Penggugat II Rekonvensi / Tergugat I dan

si
Tergugat II Konvensi untuk mengambil dan menarik Mesin Combine Harvester
AW70 Merk Yanmar Nomor Rangka/Seri C73-300040 dan Nomor mesin

ne
ng
03590A tersebut bila perlu dengan bantuan aparat kepolisian Republik
Indonesia.
2. Bahwa agar Rekonvensi ini tidak sia-sia, maka kami mohon kepada Majelis

do
gu
Hakim yang memeriksa perkara ini untuk meletakkan sita jaminan terhadap:
 Sebidang tanah yang diatasnya berdiri bangunan milik Tergugat

In
A
Rekonvensi I / Penggugat I Konvensi yang terletak di Dusun I Sumber
Rejo RT.004/RW.02 Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Kota Gajah
ah

lik
Lampung Tengah.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka kami mohon kepada Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini untuk memberikan putusan sebagai berikut:
am

ub
DALAM KONPENSI
DALAM EKSEPSI:
ep
1. Mengabulkan eksepsi Tergugat I dan Tergugat II untuk seluruhnya.
k

2. Menyatakan Pengadilan Negeri Gunung Sugih tidak berwenang mengadili,


ah

memeriksa dan memutus perkara ini.


R

si
3. Menghukum Penggugat I dan Penggugat II untuk membayar biaya perkara.
DALAM PROVISI:

ne
ng

Menolak permohonan provisi dari Penggugat I dan Penggugat II untuk


seluruhnya

do
gu

DALAM POKOK PERKARA:


1. Menolak gugatan Penggugat I dan Penggugat II untuk seluruhnya
In
2. Menghukum Penggugat I dan Penggugat II untuk membayar biaya perkara.
A

Atau apabila Majelis Hakim mempunyai pendapat lain, maka kami mohon putusan
yang seadil-adilnya (Ex Aequo et bono).
ah

lik

DALAM REKONPENSI:
DALAM PROVISI:
m

ub

 Mengabulkan permohonan provisi dari Penggugat I dan Penggugat II


Rekonvensi untuk seluruhnya.
ka

DALAM POKOK PERKARA :


ep

1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya.


ah

2. Menyatakan Perjanjian Sewa Guna Usaha No, 227 tanggal 10 Nopember 2015
R

adalah sah dan mempunyai kekuatan hukum dan mengikat bagi yang membuat
es

dan menandatanganinya.
M

ng

on

Hal.39 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Menyatakan Penggugat I dan Penggugat II Konvensi / Tergugat I dan Tergugat II

si
Rekonvensi telah melakukan wanprestasi yang merugikan Penggugat I dan
Penggugat II Rekonvensi / Tergugat I dan Tergugat II Konvensi.

ne
ng
4. Menghukum dan memerintahkan Tergugat I dan Tergugat II Rekonvensi /
Penggugat I dan Penggugat II Konvensi untuk segera mengembalikan Mesin
Combine Harvester AW70 Merk Yanmar Nomor Rangka/Seri C73-300040 dan

do
gu
Nomor mesin 03590A kepada Penggugat I dan Penggugat II
Rekonvensi/Tergugat I dan Tergugat II Konvensi tanpa syarat apapun juga, atau

In
A
apabila Tergugat I dan Tergugat II Rekonvensi / Penggugat I dan Penggugat II
Konvensi tidak mau menyerahkan dengan suka rela, maka memberikan hak dan
ah

lik
kuasa kepada Penggugat I dan Penggugat II Rekonvensi / Tergugat I dan
Tergugat II Konvensi untuk mengambil dan menarik Mesin Combine Harvester
AW70 Merk Yanmar Nomor Rangka/Seri C73-300040 dan Nomor mesin
am

ub
03590A tersebut bila perlu dengan bantuan aparat kepolisian Republik Indonesia.
5. Menghukum Tergugat I Rekonvensi / Penggugat I Konvensi untuk membayar
ep
sisa hutang sebesar Rp. 411.895.000,- (empat ratus sebelas juta delapan ratus
k

semilan puluh lima ribu rupiah) di tambah denda yang akan di hitung kemudian.
ah

6. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang telah diletakkan terhadap:
R

si
- Sebidang tanah yang diatasnya berdiri bangunan milik Tergugat
Rekonvensi I / Penggugat I Konvensi yang terletak di Dusun I Sumber

ne
ng

Rejo RT.004/RW.02 Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Kota Gajah


Lampung Tengah.

do
gu

7. Menghukum siapa saja yang mendapatkan hak dari padanya untuk menyerahkan
dan mengosongkan tanpa syarat Sebidang tanah yang diatasnya berdiri
bangunan milik Tergugat Rekonvensi I / Penggugat I Konvensi yang terletak
In
A

di Dusun I Sumber Rejo RT.004/RW.02 Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan


Kota Gajah Lampung Tengah, dan menyerahkannya kepada Penggugat I dan
ah

lik

Penggugat II Rekonvensi / Tergugat I dan Tergugat II Konvensi dalam keadaan


kosong dan baik.
m

ub

Atau apabila Majelis Hakim mempunyai pendapat lain, maka kami mohon
putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo et bono).
ka

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Para Penggugat tersebut, oleh


ep

Tergugat III telah mengajukan jawaban atau bantahan secara tertulis tertanggal 07
ah

Juni 2017 yang pada pokoknya sebagai berikut :


R

DALAM EKSEPSI:
es

I.Eksepsi Tentang Koompetensi Absolut.


M

ng

on

Hal.40 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa didalam Perjanjian Sewa Guna Usaha Nomor : 227 yang dibuat

si
oleh dan dihadapan Zulkarnain, SH, Mkn Notaris di Kota Metro (Tergugat III) yang
ditanda tangani oleh Tn. Samiadi (Tergugat II) yang mewakili PT. Bussan Auto

ne
ng
Finance sebagai "LESSOR" dan Edi Harianto (Penggugat I) serta Ny. Tri Lestari
(Istri Edi Harianto/Penggugat I) pada pasal 13 tentang Domisili Hukum pada akta
tersebut disebutkan " Mengenai Perjanjian ini dan segala akibatnya Para Pihak

do
gu
telah memilih tempat kediaman hukum yang tetap dan umum di Kantor
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan". Berdasarkan pasal 1338

In
A
KUHPerdta maka perjanjian ini berlaku sebagai Undang-undang dan mengikat bagi
kedua belah pihak yang sepakat dan telah menandatanganinya.
ah

lik
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka gugatan yang diajukan oleh Penggugat I dan
Penggugat II pada Pengadilan Negeri Gunung Sugih telah salah.Dengan demikian
Pengadilan Negeri Gunung Sugih tidak berhak dan tidak berwenang memeriksa dan
am

ub
memutus perkara ini.
II. Eksepsi Tentang Gugatan Kurang Pihak :
Bahwa di dalam Perjanjian Sewa Guna Usaha Nomor : 227 yang dibuat
ep
k

oleh dan dihadapan Zulkamain, SH, Mkn Notaris di Kota Metro (Tergugat III) yang
ah

ditanda tangani oleh Tn. Samiadi (Tergugat II) yang mewakili PT. Bussan Auto
R

si
Finance sebagai "LESSOR" dan Edi Harianto (Penggugat I) serta Ny. Tri Lestari
(Istri Edi Harianto/Penggugat I), namun Ny. Tri Lestari (Istri Edi

ne
ng

Harianto/Penggugat l)yang juga sebagai pihak dalam perjanjian tersebut, tidak ikut
sebagai Penggugat dalam perkara ini.Dengan demikian hal ini mengabaikan gugatan

do
yang diajukan oleh Penggugat I dan Penggugat II menjadi tidak sempurna.Oleh
gu

Karenanya kami mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk
menolak gugatan ini untuk seluruhnya.
In
A

III.Eksepsi Tentang Penggugat II Tidak Berhak dan Tidak Berkwalitas dalam


mengajukan gugatan ini.
ah

lik

Bahwa yang menjadi pihak dalam peritiwa hukum berupa Perjanjian Sewa
Guna Usaha ini adalah :
m

ub

1.Penggugat I (Edi Harianto)


2.Ny. Tri Lestari (istri Edi Harianto/Penggugat I)
ka

3.Tn. Samiadi (Tergugat II)


ep

4.Notaris Zulkarnain, S.H., Mkn (Tergugat III)


Sedangkan yang mengaku sebagai Penggugat II tidak pernah ada dalam
ah

peristiwa perjanjian tersebut dan juga tidak tercantum dalam bukti ataupun berkas
es

apapun dan berkas manapun juga. Namun Selain itu Penggugat II adalah BUKAN
M

ng

yang mendapat kuasa dari Penggugat I (Edi Harianto) atau Ny. Tri Lestari, tetapi
on

Hal.41 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
walaupun Penggugat I tidak pernah memberikan SURAT KUASA kepada

si
Penggugat II, namun Penggugat I ikut dalam gugatan Penggugat II, hal ini
menyebabkan gugatan tersebut kabur dan tidak berdasar, oleh karenanya patut

ne
ng
untuk di tolak seluruhnya.Selain itu Penggugat II tidak memiliki Ijin sebagai Advokat
(Pengacara).Dengan demikian Penggugat II tidak berhak mengajukan gugatan
ini.Oleh karenannya sudah selayaknya Majelis Hakim untuk menolak seluruh

do
gu
gugatan ini.
Bahwa selain itu, Penggugat II menyatakan, dasar mengajukan gugatan ini

In
A
karena mendapatkan mendapatkan Surat Keputusan Direktur YLPKK Nomor
001.II.S.Kep/YLPKK/l/2015 tanggal 12 Januari 2015 Tentang Pembentukan Kantor
ah

lik
YLPKK Bandar Lampung.
Bahwa selain tidak memiliki hubungan hokum apapun dengan pihak dalam
perjanjian sewa guna usaha antara Penggugat I dan Tergugat I dan II maupun
am

ub
Tergugat III, Surat Keputusan Direktur YLPKK Nomor : 001.II.S.Kep/YLPKK/l/2015
tanggal 12 Januari 2015 Tentang Pembentukan Kantor YLPKK hanya Berlaku untuk
ep
Wilayah Bandar Lampung, BUKAN untuk wilayah Gunung Sugih. Dengan demikian
k

Penggugat II ( Rahmad Susilo) tidak berhak bertindak hukum apapun di luar wilayah
ah

Bandar Lampung.
R

si
IV. Eksepsi Tentang Gugatan yang diajukan oleh Penggugat I dan Penggugat H
Tidak jelas (kabur / obscuur libel).

ne
ng

Bahwa gugatan yang diajukan oleh Penggugat I dan Penggugat II sangat


tidak jelas (kabur/obscuur libel) kerena Penggugat I dan Penggugat II tidak mengerti

do
gu

tentang apa yang dimaksud dengan Fiducia dan apa yang di maksud dengan Sewa
Guna Usaha. Penggugat menyatakan bahwa perjanjian sewa guna usaha yang
dibuat dan ditandatangani oleh Penggugat I dan Tergugat II harus dibatalkan karena
In
A

tidak didaftarkan layaknya fiducia.


Bahwa dalil Penggugat I dan Penggugat II tersebut jelas memperlihatkan
ah

lik

bahwa Penggugat I dan Penggugat sama sekali tidak memahami arti tentang
Fiducia. Oleh karenanya akan kami jelaskan sebagai berikut, bahwa perjanjian
m

ub

antara Tergugat II dengan Penggugat I adalah Perjanjian Sewa Guna Usaha dimana
unit yang dijadikan objek sewa guna usaha masih atas nama Tegugat II. Beda
ka

dengan Fiusia dimana unit langsung atas nama nasabah, tetapi BPKB masih di
ep

simpan oleh Leasing, seperti kredit motor yang memang harus dibebankan fidusia.
ah

DALAM POKOK PERKARA:


R

1. Bahwa apa-apa yang tertuang dalam eksepsi merupakan satu kesatuan dengan
es

pokok perkara.
M

ng

on

Hal.42 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Bahwa Tergugat III menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil tang disampaikan

si
oleh Penggugat I dan Penggugat II.
3. Bahwa Tergugat III hanya akan menjawab dan menanggapi gugatan Penggugat

ne
ng
I dan Penggugat II yang hanya berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab
Tergugat III sebagai Notaris yang membuat akte yang di tanda tangani oleh
Penggugat I dan Tergugat II.

do
gu
4. Bahwa Tergugat III menolak dengan tegas dalil Penggugat I dan Penggugat II
pada point 9-16 halaman 11-13 gugatannya. Dalil ini membuktikan bahwa

In
A
Penggugat I dan Penggugat II TIDAK MENGERTI DAN MEMAHAMI peristiwa /
hubungan hukum antara Penggugat I dan Tergugat I dan Tergugat II. Penggugat
ah

lik
I sebagai petani (jual beli gabah) memerlukan sebuah alat berupa traktor. Alat
tersebut bernama COMBINE HARVESTER YANMAR MODEL AW 70. Harga
alat tersebut adalah sebesar Rp. 430.000.000,- (empat ratus tiga puluh juta
am

ub
rupiah). Karena harga yang cukup mahal, maka Penggugat I beserta istrinya
yang bernama TRI LESTARI memohon bantuan agar pembelian alat tersebut
ep
dapat di biayai oleh Tergugat I dan Tergugat II (PT. BAF).
k

5. Bahwa sistim pembiayaan yang disepakati oleh Penggugat I dan Tergugat II


ah

adalah SEWA GUNA USAHA yang dituangkan dalam sebuah akte SEWA
R

si
GUNA USAHA No. 227 tanggal 10 Nopember 2015 yang dibuat oleh dan
dihadapan Zulkarnain, S.H., Mkn Notaris di Lampung (Tergugat III).

ne
ng

6. Bahwa Penggugat I dan Penggugat II sama sekali tidak mengerti arti Fidusia.
Penggugat I dan Penggugat II hanya coba-coba saja dalam mengajukan

do
gu

gugatan ini dan berusaha menghindar dari kewajibannya membayar angsuran


yang sudah di sepakati bersama dalam sebuah akte otentik. Sewa Guna Usaha
tidak didaftarkan seperti Fidusia karena objek yang menjadi Sewa Guna Usaha
In
A

ini masih milik dan masih atas nama Tergugat I dan Tergugat II, sedangkan
Fidusia objeknya sudah langsung aas nama orang yang di biayai, misalnya
ah

lik

sepeda motor. STNK dan BPKB langsung atas nama konsumen, tetapi jika
belum lunas maka BPKB tetap ada pada lembaga pembiayaan sampai cicilan
m

ub

/angsuran lunas.
7. Bahwa di dalam AkteNo. 227 tanggal 10 Nopember 2015 tersebut telah
ka

disepakati :
ep

 Penggugat I membayar uang muka sebesar Rp. 110.000.000,- (seratus


ah

sepuluh juta rupiah).


R

 Masa angsuran selama : 36 bulan (berakhir 12 NOPEMBER 2018


es

 Hutang Pokok : Rp. 335.835.000,-


M

ng

 Cicilan : Rp. 82.379.000,- / setiap 6 bulan


on

Hal.43 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8. Bahwa sesuai dengan pasal 10 tentang Kelalaian dan Akibat-akibatnya Akte

si
Sewa Guna Usaha No. 227 tanggal 10 Nopember 2015, maka secara hukum
mesin COMBINE HARVESTER YANMAR MODEL AW 70harus di serahkan

ne
ng
kepada Tergugat I dan Tergugat II dalam keadaan utuh dan baik. Namun hal itu
tidak dilakukan oleh Penggugat I dan Penggugat II, malah menyembunyikan dan
9. meyewakan mesin tersebut kepada pihak lain sebesar Rp. 800.000,- (delapan

do
gu
ratus ribu rupiah) setiap hektar. Hal ini diakui langsung oleh Penggugat I
ketika dilakukanmediasi.

In
A
10. Bahwa Tergugat III menolak dengan tegas dalil Penggugat I dan Penggugat II
pada point 25 halaman 15 gugatannya, karena dalil tersebut adalah sangat tidak
ah

lik
benar, karena ketika para pihak (Penggugat I dan Tergugat II) dan sebelum
perjanjian Sewa Guna Usaha tersebut di tanda tangani, maksud dan isi
perjanjian tersebut telah dijelaskan berulang kali oleh Tergugat I dan Tergugat II
am

ub
dan juga oleh Notaris (Tergugat III) dan tidak ada keluhan apapun dari
Penggugat I. Huruf yang ada dalam perjanjian tersebut juga Standard dan
ep
mudah dibaca, menggunakan huruf (font) sebesar 12. Bahkan Penggugat I dan
k

istrinya sudah tidak sabar untuk menandatangani dan mendapatkan bantuan


ah

pembiayaan dari Tergugat I dan Tergugat II.


R

si
11. Bahwa Tergugat III menolak dengan tegas dalil Penggugat I dan Penggugat II
pada point 30 - 33 halaman 16 gugatannya. Karena tidak seharusnya Penggugat

ne
ng

I dan Penggugat II menarik pihak OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dalam perkara
ini. Karena dalam hal ini pihak Tergugat I dan Tergugat belum bertindak apa-apa

do
gu

walaupun Penggugat I tidak membayar cicilan/angsuran dan unit mesin tersebut


saat ini masih ada pada Penggugat I.
12. Bahwa karena tidak ada alasan hukum yang kuat dan mendasar, maka Tergugat
In
A

III mohon kepada Majelis Hakim untuk menolak permohonan Penggugat I dan
Penggugat II agar putusan ini dapat di jalankan terlebih dahulu walaupun ada
ah

lik

banding dan kasasi.


13. Bahwa karena unit mesin COMBINE HARVESTER YANMAR MODEL AW 70
m

ub

Nomor Rangka/Seri C73-300040 dan Nomor mesin 03590A adalah milik


Tergugat I dan Tergugat II, maka permohonan Sita Jaminan terhadap unit mesin
ka

tersebut yang diajukan oleh Penggugat I dan Penggugat II tidak berdasarkan


ep

hukum, maka kami mohon Majelis Hakim untuk menolak permohonan sita
ah

jaminan tersebut.
R

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka kami mohon kepada Majelis Hakim
es

yang memeriksa perkara ini untuk memberikan putusan sebagai berikut:


M

ng

DALAM EKSEPSI;
on

Hal.44 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Mengabulkan eksepsi Tergugat III untuk seluruhnya.

si
2. Menyatakan Pengadilan Negeri Gunung Sugih tidak berwenang mengadili,
memeriksa dan memutus perkara ini.

ne
ng
3. Menghukum Penggugat I dan Penggugat II untuk membayar biaya perkara.
DALAM POKOK PERKARA:
1. Menolak gugatan Penggugat I dan Penggugat II untuk seluruhnya

do
gu
2. Menghukum Penggugat I dan Penggugat II untuk membayar biaya perkara.
Atau apabila Majelis Hakim mempunyai pendapat lain, maka kami mohon

In
A
putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo et bono).
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Para Penggugat tersebut, oleh Turut
ah

lik
Tergugat melalui Kuasanya telah mengajukan jawaban atau bantahan secara tertulis
tertanggal 07 Juni 2017 yang pada pokoknya sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI
am

ub
a. Legal Standing Penggugat II Tidak Memenuhi Syarat untuk Mengajukan Gugatan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
ep
Konsumen (untuk selanjutnya disebut UU Perlindungan Konsumen)
k

1. Bahwa berdasarkan posita gugatan angka 2 halaman 1 surat gugatan


ah

Penggugat, Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Kalimantan (YLPKK)


R

si
bertindak selaku Penggugat II dalam perkara a quo.
2. Bahwa berdasarkan dalil dalam romawi IV angka 1 s.d 5 halaman 6 s.d halaman

ne
ng

8 surat gugatan, pada pokoknya Penggugat mendalilkan bahwa Penggugat II


memiliki hak gugat organisasi yang secara luas dapat diartikan sebagai akses

do
gu

orang-perorangan sebagai Pihak Penggugat.


3. Bahwa berdasarkan UU Perlindungan Konsumen pasal 44 ayat 3 huruf b dan
huruf d disebutkan bahwa:
In
A

huruf b menyatakan:
"Tugas lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat meliputi
ah

lik

kegiatan:
b. memberikan nasihat kepada konsumen yang memerlukannya; huruf d
m

ub

menyatakan:
d. membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termasuk
ka

menerima keluhan atau pengaduan konsumen;"


ep

4. Bahwa berdasarkan UU Perlindungan Konsumen tersebut Penggugat II hanya


ah

diberikan tugas oleh Undang-Undang untuk memberikan nasehat kepada


R

konsumen dan membantu konsumen dengan menerima keluhan atau


es

pengaduan, dan bukan mengajukan gugatan perkara a quo ke Pengadilan.


M

ng

on

Hal.45 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Bahwa selain itu, Penggugat II juga tidak termasuk sebagai Pihak yang dapat

si
bertindak sebagai kuasa/wakil dari Penggugat/Tergugat atau Pemohon (vide
Pasal 123 ayat (1) HIR atau Pasal 147) karena sesuai dengan Buku II Edisi

ne
ng
2007 Mahkamah Agung RI Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas dan
Administrasi Pengadilan pada halaman 53 yaitu untuk bertindak sebagai
kuasa/wakil dari Penggugat/Tergugat/Pemohon di Pengadilan, adalah:

do
gu a. Advokat (sesuai dengan Pasal 23 UU No. 18 tahun 2003 tentang Advokat,
Penasihat Hukum, pengacara praktik dan konsultan hukum yang telah

In
A
diangkat pada saat Undang-Undang Advokat mulai berlaku dinyatakan
sebagai Advokat).
ah

lik
b. Jaksa dengan kuasa khusus sebagai kuasa/wakil Negara/Pemerintah
(sesuai dengan Pasal 30 ayat (2) UU. No. 16 Tahun 2004).
c. Biro Hukum Pemerintah/TNI/POLRI/Ke jaksaan RI.
am

ub
d. Direksi/Pengurus atau karyawan yang ditunjuk dari suatu badan hukum.
e. Mereka yang mendapat kuasa insidentil yang ditetapkan oleh Ketua
ep
Pengadilan (misalnya LBH, hubungan keluarga, Biro Hukum TNI/POLRI
k

untuk masalah yang menyangkut anggota/keluarga TNI/POLRI).


ah

f. Kuasa insidentil dengan alasan hubungan keluarga sedarah atau semenda


R

si
dapat diterima sampai derajat ketiga, yang dibuktikan dengan surat
keterangan kepala desa/lurah.

ne
ng

6. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut diatas, YLPKK selaku Pengguat II


tidaklah termasuk pihak yang dapat bertindak sebagai kuasa/wakil konsumen

do
gu

d.h.i Sdr. Edi Harianto (Penggugat I) di Pengadilan, sebagaimana disebutkan


dalam Buku II Edisi 2007 Mahkamah Agung RI Tentang Pedoman
Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan.
In
A

7. Bahwa hal tersebut diperkuat dalam pertimbangan Majelis Hakim Perkara


Perdata Nomor: 102/PDT.G/2013/PN.BJM pada halaman 42 yang
ah

lik

menyatakan:
"Menimbang, bahwa untuk selanjutnya meskipun ia berhak bertindak
m

ub

mengajukan gugatan untuk melindungi konsumen, namun secara


formalitas ia harus memenuhi beberapa persyaratan yang sifatnya
ka

"formal" yang paling utama adalah "Apakah Penggugat saat ini


ep

bertindak untuk kepentingan umum atau personal/individual?"


ah

"Menimbang, bahwa hal ini perlu agar tidak terjadi kekeliruan dimasa
R

yang akan datang seolah-olah sepanjang kepentingan konsumen barang


es

dan jasa, maka Penggugat dapat bertindak sebagai Penggugat."


M

ng

on

Hal.46 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
"Menimbang, bahwa pembatasan ini diperlukan agar efek spesialis

si
pengaturan dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen tidak
dipakai secara general seperti hanya Hukum Acara Perdata, hanya hal-

ne
ng
hal yang spesifik dan terbatas saja yang dapat diwakili Penggugat
selaku Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen."
"Menimbang, bahwa dalam Buku II Pedoman Teknis Peradilan,

do
gu Mahkamah Agung mengelompokkan gugatan untuk perlindungan
konsumen ini sebagai gugatan untuk kepentingan umum artinya untuk

In
A
kepentingan orang banyak."
"Menimbang, bahwa sehingga gugatan itu diarahkan untuk dapat
ah

lik
merubah atau memperbaiki suatu sistem/kebijakan yang bersifat umum
atau suatu aturan peraturan perundang-undangan."
"Menimbang, bahwa jelas untuk kepentingan personal-individual tidak
am

ub
diakomodir dengan ketentuan UU Perlindungan Konsumen, sehingga
saat mengajukan gugatan bukan individual yang dilakukan LPK, namun
ep
masyarakat pengguna barang dan jasa (konsumen) secara keseluruhan,
k

dengan tujuan perubahan atas sebuah sistem yang berlaku secara


ah

general bukan individual, sistem yang dianggap telah dan akan


R

si
merugikan konsumen secara keseluruhan."
8. Bahwa selanjutnya dalam pertimbangan Majelis Hakim Perkara Nomor:

ne
ng

102/PDT.G/2013/PN.BJM halaman 43, menyatakan:


"Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat hanya menggugat untuk

do
gu

kepentingan para individu bukan untuk kepentingan umum atau orang


banyak, maka menurut Majelis Hakim Penggugat tidak memenuhi syarat
formal sebagaimana dipertimbangkan diatas."
In
A

"Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat hanya menggugat untuk


kepentingan para individual dan bukan untuk kepentingan masyarakat
ah

lik

pengguna barang dan jasa (konsumen) secara keseluruhan, maka


gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Onvankelijke
m

ub

Verklaard)..."
9. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, penggunaan kewenangan yang
ka

dimiliki oleh Penggugat II haruslah bersifat limitatif atau ada batasannya


ep

apakah penggunaan kewenangan yang dimiliki oleh Penggugat dalam


ah

bertindak di muka umum tersebut untuk kepentingan umum sebagaimana


R

dimaksud dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen atau untuk


es

kepentingan individual serta tidak menggeneralisasi semua kepentingan


M

ng

konsumen dan jasa yang dapat diwakilinya.


on

Hal.47 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
10. Bahwa dengan demikian, Penggugat II tidak memenuhi syarat formal untuk

si
mengajukan gugatan dalam rangka melindungi konsumen sebagaimana
dimaksud dalam UU Perlindungan Konsumen.

ne
ng
11. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka sudah sepatutnya Majelis
Hakim menyatakan bahwa legal standing Penggugat II tidak memenuhi syarat
untuk mengajukan gugatan berdasarkan UU Perlindungan Konsumen,

do
gu sehingga dengan demikian gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak dapat
diterima.

In
A
12. Sehingga dengan demikian Penggugat II secara formal tidak memiliki legal
standing (kedudukan hukum) untuk mengajukan gugatan dan beracara di
ah

lik
Peradilan umum sebagaimana yang telah di amanatkan dalam dalam UU
Perlindungan Konsumen.
b. Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel)
am

ub
13. Bahwa Turut Tergugat ditarik kedudukannya sebagai Turut Tergugat terkait
dengan perlindungan konsumen yang diatur dalam UU Perlindungan
ep
Konsumen.
k

14. Bahwa sudah jelas hubungan hukum antara Penggugat I selaku Konsumen
ah

(d.h.i Sdr. Edi Harianto) dengan Tergugat I adalah hubungan keperdataan


R

si
perjanjian pembiayaan, sedangkan terhadap Turut Tergugat tidak dijelaskan
dalam positanya terkait hubungan hukum apa yang menjadi dasar gugatan

ne
ng

Penggugat kepada Turut Tergugat.


15. Bahwa selain Para Penggugat tidak menjelaskan hubungan hukum yang

do
gu

mendasari gugatan Penggugat kepada Turut Tergugat, dalam petitumnya pun


tidak terdapat hal-hal yang harus dilakukan oleh Turut Tergugat agar kerugian
yang didalilkan oleh Para Penggugat tidak terjadi lagi. Dengan demikian
In
A

gugatan Penggugat tersebut patut dinyatakan sebagai gugatan yang


kabur/tidak jelas (obscuur libel) karena posita dan gugatannya tidak sejalan.
ah

lik

16. Bahwa terhadap posita dan petitum gugatan tidak sejalan, maka gugatan
harus ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima (vide Yurisprudensi
m

ub

Mahkamah Agung RI, tanggal 13 Agustus 1972 No. 67 K/Sip/1972). Bahwa


dengan demikian, berdasarkan dalil-dalil yang telah disampaikan Turut
ka

Tergugat sebagaimana diatas maka telah terbukti gugatan Penggugat kepada


ep

Turut Tergugat telah kabur/tidak jelas (obscuur libel), oleh karenanya gugatan
ah

Penggugat tersebut selayaknya dinyatakan tidak dapat diterima.


R

es
M

ng

on

Hal.48 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
c. Gugatan Para Penggugat kepada Turut Tergugat Salah Alamat (Error In

si
Persona)
17. Bahwa jika dicermati seluruh posita gugatan adalah terkait dengan Perjanjian

ne
ng
Pembiayaan antara Sdr. Edi Harian to selaku Penggugat I dengan Tergugat I
yang menurut Para Penggugat tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

do
gu
18. Bahwa Turut Tergugat tidak ada kaitannya dengan permasalahan antara Para
Penggugat dengan Tergugat I oleh karena Para Penggugat tidak pernah

In
A
menyampaikan pengaduan terkait permasalahan a quo kepada Turut
Tergugat.
ah

lik
19. Bahwa namun demikian apabila suatu lembaga pembiayaan melanggar
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pembiayaan,
sebagaimana menjadi ruang lingkup tugas pengaturan dan pengawasan
am

ub
sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga
Jasa Keuangan Lainnya (vide Pasal 6 UU OJK) maka Penggugat dapat
ep
melaporkannya kepada Turut Tergugat, untuk selanjutnya Turut Tergugat
k

melakukan pemeriksaan dan memproses lebih lanjut sesuai dengan


ah

ketentuan yang berlaku.


R

si
20. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, telah terbukti gugatan Para
Penggugat kepada Turut Tergugat telah salah alamat (error in persona),

ne
ng

karena hubungan hukum keperdataan yang teijadi adalah antara Penggugat


dengan Tergugat I dan terkait pelaksanaan UU Perlindungan Konsumen yang

do
gu

didalilkan oleh Para Penggugat tidak ada kaitannya dengan Turut Tergugat.
Oleh karena itu gugatan Penggugat tersebut sepanjang terkait dengan Turut
Tergugat sudah sepatutnya dinyatakan tidak dapat diterima.
In
A

III. DALAM POKOK PERKARA


21. Bahwa dalil-dalil Turut Tergugat yang telah dituangkan dalam bagian Eksepsi
ah

lik

merupakan satu kesatuan dengan bagian dalam Pokok Perkara ini.


22. Bahwa Turut Tergugat menolak semua dalil Penggugat kecuali yang diakui
m

ub

secara tegas diakui kebenarannya.


23. Bahwa Turut Tergugat telah menjalankan fungsi dan kewenangannya sesuai
ka

dengan UU OJK.
ep

24. Bahwa ruang lingkup tugas dan fungsi pengawasan OJK berdasarkan UU
ah

OJK telah ditentukan antara lain bahwa:


R

Pasal 4 huruf c :
es

OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
M

ng

keuangan mampu melindungi kepentingan Konsumen dan masyarakat.


on

Hal.49 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penjelasan Pasal 4 huruf c:

si
Yang dimaksud dengan "melindungi kepentingan Konsumen dan masyarakat"
termasuk perlindungan terhadap pelanggaran dan kejahatan di sektor

ne
ng
keuangan seperti manipulasi dan berbagai bentuk penggelapan dalam
kegiatan jasa keuangan.
Pasal 5 :

do
gu OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan."

In
A
Pasal 6 :
OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
ah

lik
a. kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;
b. kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal; dan
c. kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
am

ub
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.
Pasal 8 :
ep
Untuk melaksanakan tugas pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
k

6, OJK mempunyai wewenang:


ah

a) menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;


R

si
b) menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
c) menetapkan peraturan dan keputusan OJK;

ne
ng

d) menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;


e) menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;

do
gu

f) menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis


terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter
In
g)
A

pada Lembaga Jasa Keuangan;


h) menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,
ah

lik

memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan


i) menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai
m

ub

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa


keuangan.
ka

Pasal 9 :
ep

Untuk melaksanakan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal


ah

6, OJK mempunyai wewenang:


R

a. menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa


es

keuangan;
M

ng

on

Hal.50 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b. mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh

si
Kepala Eksekutif;
c. melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan

ne
ng
Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku,
dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud
dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;

do
gu d. memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau
pihak tertentu;

In
A
e. melakukan penunjukan pengelola statuter;
f. menetapkan penggunaan pengelola statuter;
ah

lik
g. menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan; dan
am

ub
h. memberikan dan/atau mencabut:
1. izin usaha;
ep
2. izin orang perseorangan;
k

3. efektifnya pernyataan pendaftaran;


ah

4. surat tanda terdaftar;


R

si
5. persetujuan melakukan kegiatan usaha;
6. pengesahan;

ne
ng

7. persetujuan atau penetapan pembubaran; dan


8. penetapan lain,

do
gu

sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor


jasa keuangan.
25. Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, jelas bahwa ruang lingkup
In
A

pengawasan OJK hanyalah terhadap kegiatan di dalam sektor jasa keuangan,


yang masing-masing sektor jasa keuangan dimaksud memiliki undang-undang
ah

lik

tersendiri (antara lain: di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga


Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya), sebagaimana yang
m

ub

telah ditentukan dalam Pasal 5 jis. Pasal 6 dan Pasal 8 huruf a dan b UU
OJK).
ka

26. Bahwa selain itu. Turut Tergugat juga menilai fungsi melindungi kepentingan
ep

konsumen dan masyarakat di sektro jasa keuangan sebagaimana diatur


ah

dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 1/POJK.07/2013 Tentang


R

Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan (untuk selanjutnya disebut


es

POJK No. l/POJK.07/2013).


M

ng

on

Hal.51 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
27. Bahwa dalam hal penyelesaian sengketa tidak dilakukan melalui lembaga

si
alternatif penyelesaian sengketa, Konsumen dapat menyampaikan
permohonan kepada Otoritas Jasa Keuangan untuk memfasilitasi

ne
ng
penyelesaian pengaduan Konsumen yang dirugikan oleh pelaku di Pelaku
Usaha Jasa Keuangan (vide Pasal 39 ayat (1), (2), dan (3) POJK No. 1
/POJK.07/2013.

do
gu
28. Bahwa pemberian fasilitas penyelesaian pengaduan yang dilaksanakan oleh
Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud di atas merupakan upaya

In
A
mempertemukan Konsumen dan Pelaku Usaha Jasa Keuangan untuk
mengkaji ulang permasalahan secara mendasar dalam rangka memperoleh
ah

lik
kesepakatan penyelesaian (vide Pasal 42 POJK No. 1 / PO JK.07/2013).
29. Bahwa dalam hal Penggugat melakukan upaya penyelesaian sengketa
dengan mengajukan gugatan ke pengadilan, maka sesuai dengan ketentuan
am

ub
POJK No. l/POJK.07/2013, OJK tidak dapat memberikan fasilitas
penyelesaian pengaduan Konsumen (vide Pasal 41 huruf d POJK No.
ep
1/POJK.07/2013).
k

30. Bahwa berdasarkan peraturan OJK tersebut di atas terbukti menurut hukum
ah

bahwa mekanisme perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan mengatur


R

si
mengenai pengaduan/ permasalahan antara konsumen dengan pelaku jasa
keuangan. Peran Turut Tergugat antara lain memberikan fasilitas

ne
ng

penyelesaian pengaduan konsumen. Namun dalam hal Penggugat


mengajukan gugatan ke pengadilan maka OJK selaku Turut Tergugat tidak

do
gu

dapat memberikan fasilitas penyelesaian pengaduan konsumen


31. Bahwa pembinaan dan pengawasan terkait pelaksanaan UU Perlindungan
Konsumen adalah dilakukan oleh menteri yang ruang lingkup tugas dan
In
A

tanggung jawabnya meliputi bidang perdagangan (vide Pasal 29 jo. Pasal 1


angka 13 UU Perlindungan Konsumen).
ah

lik

32. Bahwa dalam kaitannya dengan permasalahan hukum antara Penggugat I


dengan Tergugat I, Turut Tergugat terbukti tidak ada kaitannya secara hukum.
m

ub

Dengan demikian, sudah sepatutnya Turut Tergugat dikeluarkan dari perkara


ini, sebagaimana asas point d'interet point d'action yang berarti bahwa
ka

barangsiapa mempunyai kepentingan dapat mengajukan tuntutan hak atau


ep

gugatan.
ah

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Turut Tergugat memohon kepada Yang


R

Mulia Majelis Hakim untuk memberikan putusan sebagai berikut:


es

Dalam Eksepsi:
M

ng

1. Menerima seluruh Eksepsi Turut Tergugat;


on

Hal.52 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Menyatakan gugatan Penggugat kepada Turut Tergugat tidak dapat diterima;

si
3. Menyatakan tidak ada hubungan hukum antara Penggugat dengan Turut
Tergugat dan mengeluarkan Turut Tergugat dari perkara a quo;

ne
ng
4. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara.
Dalam Pokok Perkara:
1. Menolak gugatan Penggugat kepada Turut Tergugat atau setidak-tidaknya

do
gu
menyatakan gugatan Penggugat sebatas kepada Turut Tergugat tidak dapat
diterima;

In
A
2. Menyatakan tidak ada hubungan hukum antara Penggugat dengan Turut
Tergugat dan mengeluarkan Turut Tergugat dari perkara a quo;
ah

lik
3. Menyatakan Turut Tergugati tidak melakukan Perbuatan Melawan Hukum;
4. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara,
Atau ex aequo et bono (mohon putusan yang seadil-adilnya).
am

ub
Menimbang, bahwa atas jawaban Para Tergugat dan Turut Tergugat tersebut
Para Penggugat telah mengajukan Replik pada tanggal 21 Juni 2017, dan Para
ep
Tergugat telah mengajukan Duplik pada tanggal 05 Juli 2017 kecuali Turut Tergugat
k

tidak mengajukan Dupliknya di persidangan ;


ah

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian tentang duduknya perkara


R

si
maka segala sesuatu yang terdapat dan termuat dalam Berita Acara Persidangan
secara mutatis mutandis dianggap telah termuat pula dalam Putusan ini;

ne
ng

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat I, II dan III telah mengajukan


Eksepsi Kompetensi Relatif, maka Pengadilan Negeri haruslah terlebih dahulu

do
gu

memutuskan tentang Eksepsi Kompetensi Relatif tersebut apakah beralasan


menurut hukum ataukah tidak;
In
A

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM


ah

lik

Menimbang, bahwa maksud gugatan Para Penggugat adalah sebagaimana


tersebut di atas;
m

ub

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Para Penggugat tersebut, bersama-


sama dengan jawabannya, Para Tergugat telah mengajukan suatu eksepsi
ka

mengenai kompetensi relatif Pengadilan Negeri Gunung Sugih untuk mengadili


ep

perkara a quo, yang selengkapnya diuraikan sebagai berikut:


ah

1. Bahwa pada tanggal 10 November 2015 sesuai bukti akta perjanjian sewa guna
R

usaha nomor.227 (selanjutnya disebut “akta perjanjian”) telah terjadi


es

kesepakatan diantara Penggugat I Edi Harianto dan Tergugat II Samiadi


M

ng

mengenai pemberian fasilitas pembiayaan konsumen;


on

Hal.53 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Bahwa menunjuk pasal 13 akta perjanjian tersebut dibawah ini, Penggugat I Edi

si
Harianto dan Tergugat II Samiadi telah sepakat dan setuju untuk memilih domisili
hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan;

ne
ng
“......kedua belah pihak memilih tempat kedudukan hukum yang tetap dan
seumumnya di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.......”
3. Bahwa menunjuk pasal 118 ayat (4) Het Herziene Indoneisch Reglement (HIR)

do
gu
apabila dalam perjanjian telah dipilih dan ditentukan suatu tempat kedudukan,
maka gugatan diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri dalam daerah hukum

In
A
tempat kedudukan yang dipilih itu;
4. Bahwa menunjuk pasal 118 ayat (4) HIR juncto pasal 13 akta perjanjian, maka
ah

lik
penyelesaian perkara ini seharusnya diselesaikan di Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan akan tetapi faktanya Para Penggugat mengajukan perkara ini di
Pengadilan Negeri Gunung Sugih;
am

ub
Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Para Tergugat mengenai
kewenangan mengadili (kompetensi relatif) maka berdasarkan Pasal 136 HIR/162
ep
RBg Pengadilan harus mempertimbangkan terlebih dahulu eksepsi tersebut;
k

Menimbang, bahwa mengenai dalil eksepsi Tergugat I, Tergugat II dan


ah

Tergugat III tersebut, ternyata eksepsi dimaksud, oleh Tergugat I, Tergugat II dan
R

si
Tergugat III digantungkan pada keberadaan Pasal 118 ayat (4) HIR jo. pasal 13 akta
perjanjian sewa guna usaha nomor: 227 tertanggal 10 November 2015;

ne
ng

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim membaca eksepsi dari tergugat III
yang judulnya eksepsi tentang kompetensi absolut ternyata setelah di baca isi

do
gu

materinya merupakan uraian dari kompetensi relatif bukan kompetensi absolut,


maka mejelis hakim akan mempertimbangkan eksepsi tentang kompetensi relatif
dari tergugat III.
In
A

Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim jika yang dimaksud Tergugat I,


Tergugat II dan Tergugat III dalam eksepsinya adalah mengenai kompetensi secara
ah

lik

relatif Pengadilan Negeri Gunung Sugih untuk mengadili perkara a quo, maka
ketentuan yang seharusnya dipergunakan Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III
m

ub

dalam eksepsinya adalah ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Rbg


(Rechtsreglement Buiten Gewesten), bukan merujuk pada ketentuan yang diatur
ka

dalam HIR (Het Herziene Indonesisch Reglement). Oleh karena itu, maka Pasal 118
ep

(4) HIR tidak dapat dijadikan dasar untuk mempertimbangkan eksepsi dari Tergugat
ah

I, Tergugat II dan Tergugat III karena HIR dipergunakan didalam Daerah Jawa dan
R

Madura dan untuk seterusnya eksepsi dari Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III
es

akan dipertimbangkan dengan merujuk pada ketentuan-ketentuan yang diatur dalam


M

ng

Rbg maupun peraturan lain yang berkenaan dengan eksepsi ini;


on

Hal.54 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap eksepsi yang diajukan Tergugat I,

si
Tergugat II dan Tergugat III tersebut, Majelis Hakim akan mempertimbangkannya
sebagai berikut:

ne
ng
- Bahwa para pihak merujuk pasal 13 akta perjanjian sewa guna usaha nomor:
227 tertanggal 10 November 2015 tersebut diatas;
- Bahwa, menurut Pasal 142 ayat (4) Rbg, para pihak dalam perjanjian dapat

do
gu
menyepakati domisili pilihan yang ditentukan dalam perjanjian;
- Bahwa, Pasal 142 ayat (1) Rbg menentukan :

In
A
“Tuntutan sipil yang mula-mula jatuh kepada kuasa Landraad, harus dimasukkan
dengan surat permintaan yang dikuasakannya menurut Pasal 147 Rbg kepada
ah

lik
voorzitter landraad, yang dalam jajahan hukumnya terletak tempat tinggal orang
yang digugat atau jika tidak diketahui tempat tinggalnya, tempat ia sebetulnya
diam”
am

ub
- Bahwa, Pasal 142 ayat (4) Rbg menentukan:
“ Jika ada suatu tempat tinggal dipilih dan ditentukan dengan surat sah maka
ep
orang yang menggugat, jika ia suka, boleh memasukkan tuntutannya kepada
k

voorzitter landraad, yang dalam jajahan hukumnya terletak tempat tinggal yang
ah

dipilih itu “
R

si
- Bahwa, Pasal 99 ayat (16) Rv,menentukan:
“ jika ada tempat tinggal pilihan, dihadapan Hakim ditempat tinggal pilihan itu

ne
ng

atau dihadapan Hakim ditempat tinggal nyata Tergugat atau pilihan Penggugat “
- Bahwa, Pasal 24 KUHPerdata, menentukan :

do
gu

- Dalam sengketa perdata di muka Hakim, kedua belah pihak yang berperkara,
bahkan salah satu pihak berhak dan bebas memilih tempat tinggal lain dari
tempat tinggal mereka yang sebenarnya;
In
A

- Dalam hal ada pemilihan domisili, kepada para pihak tetap terbuka pilihan:
 Untuk memilih Pengadilan Negeri yang disepakati, atau
ah

lik

 Memilih Pengadilan Negeri ditempat mana Tergugat bertempat tinggal


(actor sequitur forum rei);
m

ub

Menimbang, bahwa dengan memperhatikan uraian pada ketentuan atau


pasal-pasal tersebut di atas (pemilihan domisili kompetensi relatif yang ditentukan,
ka

Pasal 142 ayat (4) Rbg atau Pasal 99 ayat (16) Rv, dihubungkan dengan Pasal 24
ep

KUHPerdata. Substansi pasal-pasal itu pada dasarnya sama, kesepakatan atas


ah

pemilihan domisili, tidak menyingkirkan prinsip kompetensi relatif berdasarkan tempat


R

tinggal Tergugat (actor sequitur forum rei) yang digariskan Pasal 142 ayat (1) Rbg.
es

Bahkan patokan yang digariskan Pasal 142 ayat (1) Rbg tetap lebih unggul (prevail)
M

ng

tanpa mengurangi kebolehan mengajukan gugatan kepada Pengadilan Negeri


on

Hal.55 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menurut pasal-pasal tersebut atas pilihan Penggugat, jika Penggugat mau dapat

si
memilih kompetensi relatif berdasarkan domisili pilihan atau berdasarkan tempat
tinggal Tergugat;

ne
ng
Menimbang, bahwa dengan kebebasan memilih kompetensi relatif dalam hal
ada kesepakatan pilihan domisili, menurut undang-undang sepenuhnya berada pada
pihak Penggugat bukan pada pihak Tergugat. Dimana Penggugat dapat menentukan

do
gu
untuk memilih apakah gugatan diajukan kepada Pengadilan Negeri didaerah hukum
tempat tinggal Tergugat atau kepada Pengadilan Negeri yang disepakati (Vide :

In
A
Buku Hukum Acara Perdata oleh M. Yahya Harahap, SH., Penerbit Sinar
Grafika, Bab 5 Kekuasaan Mengadili, C. Kewenangan Relatif PN, 6. Kompetensi
ah

lik
Relatif Berdasarkan Pemilihan Domisili halaman. 200-201);
Menimbang, bahwa keberadaan para tergugat berada diluar wilayah hukum
Pengadilan Negeri Gunung Sugih yaitu Tergugat I PT. BUSSAN AUTO FINANCE,
am

ub
berkedudukan di Jakarta dengan alamat Menara Mulia Building Lantai 18-19 di Jln.
Gatot Subroto Kav.9-11 Jakarta Selatan 12930, Tergugat II SAMIADI, Branch
ep
Manager PT.BUSSAN AUTO FINANCE Cabang Lampung, yang beralamat di
k

Jl.Teuku Umar No.38 A, Kel.Sidodadi, Kec.Kedaton, Kota Bandar Lampung, Propinsi


ah

Lampung, Tergugat III ZULKARNAIN, SH., M.Kn, beralamat di Jl.Dr.Soetomo No.28


R

si
Kota Metro, Lampung, dan Turut Tergugat OTORITAS JASA KEUANGAN,
beralamat Menara Radius Prawiro Jl.MH.Thamrin No.02 Jakarta Pusat.

ne
ng

Menimbang, bahwa berdasarkan domisili para tergugat dan turut tergugat


tersebut diatas, tidak ada satu pun yang bertempat tinggal diwilayah kabupaten

do
gu

Lampung Tengah atau di wilayah hukum Pengadilan Negeri Gunung Sugih, maka
terhadap gugatan yang diajukan oleh para penggugat tidak memenuhi kualifikasi
sebagaimana uraian diatas.
In
A

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas dan dihubungkan


dengan dalil eksepsi Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III yang menyatakan
ah

lik

Pengadilan Negeri Gunung Sugih tidak berwenang untuk memeriksa dan memutus
perkara ini beralasan menurut hukum, oleh karenanya berdasarkan uraian-uraian
m

ub

tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat Pengadilan Negeri Gunung Sugih tidak
berwenang untuk memeriksa dan memutus perkara ini, dan terhadap dalil eksepsi
ka

Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III tersebut dikabulkan;


ep

Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat


ah

III dikabulkan, maka Para Penggugat dihukum membayar biaya perkara;


R

Mengingat dan memperhatikan ketentuan Pasal 142 ayat (1) dan ayat (4)
es

Rbg, Pasal 125 ayat (2) Rbg, Pasal 99 ayat (16) Rv, dan Pasal 24 KUHPerdata.
M

ng

serta peraturan hukum lainnya yang berhubungan dengan perkara ini ;


on

Hal.56 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
MENGADILI

si
- Mengabulkan Eksepsi tentang Kompetensi Relatif yang diajukan oleh Tergugat I,
Tergugat II dan Tergugat III tersebut;

ne
ng
- Menyatakan Pengadilan Negeri Gunung Sugih tidak berwenang mengadili
perkara ini;
- Menghukum para Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah

do
gu
Rp.3.070.000,- (tiga juta tujuh puluh ribu rupiah);

In
A
Demikianlah diputus dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Gunung Sugih pada hari : Senin, tanggal 17 Juli 2017 oleh kami : Eva
ah

lik
Susiana , SH., MH. sebagai Hakim Ketua Majelis, Rama Wijaya Putra, SH., MH., dan
Arya Ragatnata, SH., MH., masing-masing sebagai Hakim-hakim Anggota, Putusan
tersebut diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal
am

ub
19 Juli 2017 oleh Hakim Ketua Majelis dengan didampingi Hakim-hakim Anggota
tersebut serta Yanita Suvirda, SH. Panitera Pengganti, dengan dihadiri oleh Para
ep
Penggugat dan Kuasa Tergugat I dan II, tanpa dihadiri Tergugat III dan Kuasa Turut
k

Tergugat.
ah

Hakim-Hakim Anggota Hakim Ketua Majelis


R

si
ne
ng

RAMA WIJAYA PUTRA, SH.,MH. EVA SUSIANA , SH., MH.

do
gu

ARYA RAGATNATA, SH.,MH.


In
A

Panitera Pengganti
ah

lik

YANITA SUVIRDA, SH.


m

ub

Perincian Biaya :

- Biaya Pendaftaran Rp. 30.000,-


ka

ep

- Biaya Panggilan Rp. 2.960.000,-


ah

- Biaya Proses Rp. 50.000,-


R

- PNBP Panggilan Rp. 30.000,-


es
M

ng

JUMLAH Rp. 3.070.000,- (tiga juta tujuh puluh ribu rupiah).


on

Hal.57 dari 57 hal.Put.No.29/Pdt.G/2016/PN.Gns.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57

Anda mungkin juga menyukai