Anda di halaman 1dari 3

TUGAS HUKUM PIDANA

Disusun Oleh :
Rizky Juventus Simangunsong (B1A021232)

Dosen pengampu :
HELDA RAHMASARI, S.H.,M.H.

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
 Tugas-1 => Berikan 1 contoh kasus, tentukan locus dan tempus delictinya dan sertakan asas
pidana yang berlaku terkait kasus tersebut!
 Tugas-2 => Berikan contoh perbuatan melawan hukum yang bisa di hapus dengan alasan
pembenar dan yang mengandung unsur kesalahan, Gunakan pasal2 yang berkaitan!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tugas-1
 Contoh kasus : “Mayones kebanyakan, pelayan restoran di AS tewas ditembak”

Pada 26 juni 2022, dua orang pelayan restoran diatlanta AS di tembak, oleh salah seorang
pelanggan karena terlalu banyak mayones disandwich miliknya. Satu orang pelayan tewas
ditempat bernama “Brittany macon” dan satu lagi “Jada nicole” dinyatakan kritis. Dan polisi
mendakwa pelaku atas dakwaan “Pembunuhan”

 Locus delicti : Restoran atlanta, AS.


 Tempus delicti : 26 juni 2022.
 Asas yang berkaitan :
 Asas legalitas, jelas untuk tercapainya kepastian hukum dengan ada nya aturan
tentang pembunuhan dengan sengaja.
 Asas mensrea, juga ditemukan dalam kasus tersebut karena sudah terpenuhinya
unsur asas mensrea dalam kasus tersebut. Yakni, adanya perbuatan lahiriah,
adanya niat dari terdakwa yang mengakibatkan kematian.
 Asas teritorial, juga di perlukan untuk menentukan aturan daerah mana yang
digunakan dan pihak wilayah mana yang berhak mengadilinya. Dalam kasus ini
pihak atlanta AS lah yg berwenang, sehingga menggunakan aturan daerahnya
sendiri.
 Asas tiada pidana tanpa kesalahan, yang artinya tidak boleh memidana seseorang
tanpa adanya kesalahan. Dan pada kasus ini nyata adanya kesalahan yang
dilakukan terdakwa, yaitu “menembak”.
Tugas-2
 Sebelum ke contoh kasusnya, apa itu “alasan pembenar?”
Alasan pembenar ialah menghapus sifat melawan hukumnya perbuatan, sehingga apa yg
dilakukan oleh terdakwa menjadi perbuatan yg patut dan benar.

 Contoh kasus :

Pada kasus ini, Muhammad Irfan Bahri (19) terlibat duel dengan dua pembegal (AS, IY),
yang berupaya merebut telepon genggam miliknya dan temannya serta membacok Irfan dengan
celurit. Namun, duel itu dimenangkan Irfan, hingga akhirnya satu pembegal terluka parah dan
meninggal dunia. Pelaku(begal) didakwa pasal 365 dan 368 ayat 1 KUHP

 Unsur kesalahan :
 Pelaku (Begal) :
(1)Adanya kemampuan bertanggungjawab pada si pembuat, artinya keadaan jiwa si pembuat harus
normal. Pada kasus ini pelaku dalam keadaan “jiwa normal”, sadar dalam melakukan aksi begalnya.
(2)Hubungan bathin antara si pembuat dengan perbuatannya yg berupa kesengajaan(dolus) atau kealpaan
(culpa) ini disebut bentuk2 kesalahan. Dikarenakan pelaku sadar dalam melakukan aksi pembegalan
tersebur maka ia melakukannya dengan sunsur “kesengajaan”.
(3)Tidak adanya alasan penghapus pidana atau tidak ada alasan pemaaf. Jelas, dikarenakan tidak
memenuhi unsur “penghapusan pidana baik alasan pembenar maupun alasan pemaaf”.
 Korban (Yang dibegal/Terdakwa)
(1)Adanya kemampuan bertanggungjawab pada si pembuat, artinya keadaan jiwa si pembuat harus
normal. Pada kasus ini korban(yang dibegal) dalam kondisi “jiwa normal” atau sadar melakukan
pembelaan diri.
(2) Hubungan bathin antara si pembuat dengan perbuatannya yg berupa kesengajaan(dolus) atau kealpaan
(culpa) ini disebut bentuk2 kesalahan. Korban juga melakukan “pembelaan diri terpaksa” dengan berupa
perlawanan terhadap begal yang artinya dengan “sengaja” untuk membela dirinya dari ancaman serangan
langsung/seketika yang diterimanya dari terdakwa.

Pada unsur kesalahan korban hanya memenuhi syarat yang pertama dan yang kedua, dikarenakan
pada syarat yang ketiga “korban memiliki alasan penghapusan pidana yakni, alasan pembenar”

 Alasan Pembenar : “Pembelaan diri terpaksa” pada pasal 49 ayat 1


Penjelasan : Syarat dilakukannya pembelaan diri terpaksa ini, meliputi perbuatan pembelaan
diri dilakukan karena adanya serangan yang seketika saat serangan tersebut terjadi. Tidak ada
pilihan lain dari si korban kecuali melakukan perlawanan untuk membela keselamatan badan dan
atau barang milik sendiri atau orang lain. Yang perlu diperhatikan adalah harus seimbang antara
perlawanan dan serangan. Dalam hukum pidana, pembelaan diri terpaksa dilakukan dengan niat
menghilangkan ancaman pada dirinya atau orang lain. Itu karena pembelaan dari ancaman
kejahatan ini merupakan hak korban, maka sifat melawan hukum dari pembelaan tersebut
dihapuskan. Ini dikenal sebagai alasan pembenar.

Anda mungkin juga menyukai