Anda di halaman 1dari 2

LEMBAR JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER II (UAS)

Nama Mat Sehri


NIM 11636190013
Mata Kuliah Hukum Pidana
Jurusan/ Semester Hukum Pidana Islam/2

1. Apa yang membedakan antara delik formil dan delik materiil dan bagaimana
konsekuensinya dalam hal percobaan ?

2. Apakah di dalam hukum pidana orang yang tidak berbuat bisa dikatakan juga melakukan
tindak pidana ?

3. Apakah yang dimaksud dengan kemampuan bertanggung-jawab ? Jelaskan !

4. Apa perbedaan kesengajaan dan kealpaan?

Jawaban
1. Pada delik formil, yang dirumuskan adalah tindakan yang dilarang (beserta hal/keadaan
lainnya) dengan tidak mempersoalkan akibat dari tindakan itu. Misalnya pasal: 160 Kitab
Undang Undang Hukum Pidana (“KUHP”) tentang penghasutan, 209 KUHP tentang
penyuapan, 242 KUHP tentang sumpah palsu, 362 KUHP tentang pencurian. Pada
pencurian misalnya, asal saja sudah dipenuhi unsur-unsur dalam pasal 362 KUHP, tindak
pidana sudah terjadi dan tidak dipersoalkan lagi, apakah orang yang kecurian itu merasa rugi
atau tidak, merasa terancam kehidupannya atau tidak. Sedangkan delik material selain dari
pada tindakan yang terlarang itu dilakukan, masih harus ada akibatnya yang timbul karena
tindakan itu, baru dikatakan telah terjadi tindak pidana tersebut sepenuhnya (voltooid).
Misalnya: pasal 187 KUHP tentang pembakaran dan sebagainya, 338 KUHP tentang
pembunuhan, 378 KUHP tentang penipuan, harus timbul akibat-akibat secara berurutan
kebakaran, matinya si korban, pemberian sesuatu barang.
.
Dari uraian diatas dapat kmai kmai simpulkan bahwa, pada delik formil tidak diperlukan
adanya akibat, dengan terjadinya tindak pidana sudah dinyatakan tindak pidana tersebut
telah terjadi. Berbeda dengan delik materil, tindak pidana dinyatakan terjadi jika telah ada
akibatnya.
2. Sebenarnya seseorang bisa tervonis sebagai pelaku tindak pidana sudah termaktub dalam
KHUP-nya yaitu pada Pasal 55
“(1) Dipidana sebagai pelaku tindak pidana:
1. mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan
perbuatan;
2. mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan
kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi
kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan
perbuatan.
Pasal 56
“Dipidana sebagai pembantu kejahatan:
1. mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan
2. mereka yang sengaja memberi kesempatan, sarana atau keterangan untuk melakukan
kejahatan”
sehingga dapat kami mengenai orang yang tidak berbuat tindak pidana bisa saja tervonis
sebagai pelaku pidana kalau ia memberikan kesempatan pada orang lain atau membrikan
sarana sebgaimana dijelaskan dalam pasal diatas

3. Mengeani masalah kemampuan bertanggung jawab berdasarkan beberapa referensi yang telah
kami baca maka kami dapat menyimpulkan bahwa untuk adanya kemampuan bertanggung
jawab harus ada:
a. Kemampuan untuk membeda-bedakan antara perbuatan yang baik dan yang buruk;
sesuai dengan hukum dan yang melawan hukum;
b. Kemampuan untuk menentukan kehendaknya menurut keinsyafan tentang baik dan
buruknya perbuatan tadi.
Pertama adalah faktor akal, yaitu dapat membedakan antara perbuatan yang diperbolehkan dan
yang tidak.Yang kedua adalah faktor perasaan atau kehendak,yaitu dapat menyesuaikan tingkah
lakunya dengan keinsafan atas mana yang diperbolehkan dan yang tidak. Sebagai konsekuensinya,
tentunya orang yang tidak mampu menentukan kehendaknya menurut keinsafan tentang baik dan
buruknya perbuatan tadi, dia tidak mempunyai kesalahan. Orang yang demikian itu tidak dapat
dipertanggung jawabkan.

4. Beda kesengajaan daripada kealpaan ialah bahwa dalam kesengajaan ada sifat yang positif


yaitu adanya kehendak dan penyetujuan yang disadari daripada bagian-bagian delik yang
meliputi oleh kesengajaan, sedang sifat positif ini tidak ada dalam kealpaan. Dalam aspek lain
ada yag memahami mengenai perbedaan tersebut bahwa,Pada kesengajaan ada niat jahat dalam
diri si petindak, sedangkan dalam kealpaan tidak ada niat dalam diri si petindak.
Pada kesengajaan, si petindak mengehendaki melakukan perbuatan yang dilarang.
Pada kesengajaan si petindak dapat mengetahui atau membayangkan akibat dari perbuatanya
yang dilarang itu.

Anda mungkin juga menyukai