Anda di halaman 1dari 5

DOI: http://dx.doi.org/10.18269/jpmipa.v21i1.

656

PENINGKATAN KEMAMPUAN CREATIVE PROBLEM SOLVING


MATEMATIS SISWA SMP DENGAN PENDEKATAN
CHALLENGE BASED LEARNING

Selviana Junita
STKIP PGRI Sumatera Barat
Jl. Gunung Pangilun Padang Utara
Email: selviana.junita@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah pencapaian dan peningkatan kemampuan creative problem solving
(CPS) matematis siswa ditinjau secara keseluruhan maupun gender. Sampel penelitian adalah siswa kelas
VIII di salah satu sekolah menengah pertama di Kabupaten Bandung. Kelas eksperimen belajar dengan
pendekatan challenge based learning (CBL) dan kelas kontrol belajar dengan pendekatan saintifik. Instrumen
yang digunakan adalah tes kemampuan CPS matematis. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara
statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian dan peningkatan kemampuan CPS matematis siswa
yang belajar dengan pendekatan CBL lebih baik daripada siswa yang belajar dengan pendekatan saintifik baik
siswa laki-laki ( p= 0,001; p< 0,05) ataupun siswa perempuan (p= 0,0015; p< 0,05). Dalam hal aspek CPS
matematis, aspek terkuat yang dimiliki siswa adalah aspek fact finding sedangkan aspek CPS matematis ter-
lemah adalah aspek acceptance finding.
Kata kunci: Challenge Based Learning, Creative Problem Solving Matematis, Perbedaan Gender

ABSTRACT
This study examined students' mathematical achievements and creative problem solving (CPS) enhancement
in overall and according to gender. Samples are eighth grade students in one of secondary school in Bandung
Regency. Experiment class received challenge based learning (CBL) approach while control class received
scientific approach. The instrument used was mathematical CPS ability test. The collected data were then
statistically analyzed. The results showed that mathematical CPS achivement and enhancement in students
who received CBL learning approach is better than students who received scientific approach both for male
(p= 0.001; p <0.05) or female students (p = 0.0015 ; p <0.05). Furthermore, students' mathematical abilities
achievement and improvement did not significantly differ (p = 0.181; p> 0.05) based on gender. In terms of
CPS mathematical aspects, students’ strongest aspect was fact finding while the weakest was acceptance
finding.

Keywords: Challenge Based Learning, Mathematical Creative Problem Solving, Gender Difference

PENDAHULUAN untuk mencari berbagai gagasan guna memilih


solusi yang optimal dan terbaik, sebagaimana
Kemampuan berpikir diperlukan oleh sese- yang diungkapkan Isaksen (1992), CPS tidak ha-
orang ketika menghadapi suatu situasi atau masa- nya sekedar problem solving, fokus aspek kreatif
lah. Cara pandang seseorang terhadap suatu situa- pada CPS adalah menghadapi tantangan sebagai
si sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan kete- peluang, menghadapi situasi yang tidak diketa-
rampilan yang mereka miliki, sehingga masalah hui atau ambigu, dan produktif mengelola ketega-
yang sama bisa saja memiliki tingkat komplek- ngan yang disebabkan oleh kesenjangan antara
sitas yang berbeda bagi setiap orang. Creative harapan dan kenyataan.
Problem Solving (CPS) merupakan kemampuan Kemampuan CPS matematis adalah salah
yang lebih menekankan pada penemuan pelbagai satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa,
alternatif ide dan gagasan, untuk mencari pelba- karena dalam hal pendidikan, masalah yang diha-
gai macam kemungkinan tindakan pada setiap dapi siswa semakin rumit. Balamurugan (2014)
langkah dalam proses pemecahan masalah menyatakan penelitian terkait CPS berperan pen-
(Isrok’atun, 2012). Oleh karena itu, CPS sangat ting dalam bidang pendidikan, karena permasa-
membutuhkan aspek kreatif, tidak hanya sekadar lahan yang dihadapi siswa dalam pendidikan se-
problem solving. Aspek kreatif ini dibutuhkan makin hari semakin rumit. Penelitian yang dila-

19
20 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 21, Nomor 1, April 2016, hlm. 19-23

kukan oleh Isrok’atun dan Tiurlina (2014) me- (2009), pendekatan CBL dapat melatih problem
nunjukkan bahwa aspek acceptance finding ke- solving skills dan creativity. Hal ini didukung
mampuan CPS matematis siswa SD masih sangat oleh penelitian yang dilakukan oleh Supatmo
rendah. Selain itu, hasil uji coba terbatas yang di- (2011), yang menunjukkan bahwa pendekatan
lakukan oleh Isrok’atun (2014) menunjukkan CBL dapat meningkatkan secara signifikan ke-
bahwa kemampuan CPS matematis siswa SMA mampuan berpikir kreatif siswa SMA. Tidak ha-
juga masih rendah. Hal ini mengindikasikan bah- nya itu, penelitian yang dilakukan oleh Haqq
wa kemampuan CPS matematis siswa belum me- (2013) menunjukkan bahwa pendekatan CBL da-
muaskan. Mengingat pentingnya kemampuan pat meningkatkan kemampuan pemahaman dan
CPS, kemampuan CPS matematis siswa perlu un- penalaran matematis siswa.
tuk ditingkatkan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneli-
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tian ini akan menelaah peningkatan kemampuan
keberhasilan belajar siswa terutama dalam hal a- Creative Problem Solving Matematis siswa SMP
kademik, salah satunya yaitu faktor gender (Han dengan Pendekatan Challenge-Based Learning,
et al., 2015). Zhu (2007) menyatakan bahwa laki- baik secara keseluruhan maupun berdasarkan per-
laki dan perempuan memiliki pola yang berbeda bedaan gender.
dalam memecahkan masalah matematika. Pada
tingkat SMP dan SMA, siswa laki-laki lebih flek- METODE
sibel dalam menggunakan strategi solusi
(Gallagher et al., 2000). Hal ini didukung oleh Penelitian ini merupakan penelitian quasi
hasil penelitian Balamurugan (2014) pada siswa experiment dengan sampel penelitian siswa kelas
SMP yang menunjukkan bahwa kemampuan CPS VIII di salah satu sekolah menengah pertama di
siswa laki-laki lebih baik daripada siswa perem- Kabupaten Bandung. Siswa yang menjadi sampel
puan. Namun, penelitian yang dilakukan oleh kemudian dibagi menjadi dua kelompok pene-
Ajai dan Imoko (2015) pada siswa SMA menun- litian yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
jukkan hasil yang berbeda, yaitu tidak terdapat kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok
perbedaan yang signifikan antara prestasi siswa siswa yang pembelajarannya menggunakan pen-
laki-laki dengan siswa perempuan. dekatan challenge based learning, sedangkan ke-
Mengingat faktor gender merupakan salah lompok kontrol adalah kelompok siswa yang
satu faktor yang mempengaruhi prestasi akade- pembelajarannya menggunakan pendekatan sain-
mik siswa, serta beragamnya temuan terkait ke- tifik.
mampuan matematis siswa ditinjau dari faktor Instrumen penelitian dalam penelitian ini
gender, maka hal ini menjadi salah satu alasan adalah soal tes untuk mengukur kemampuan CPS
mengapa faktor perbedaan gender layak untuk di- matematis dalam bentuk uraian. Tes kemampuan
teliti. Berdasarkan pertimbangan tersebut, selain creative problem solving (CPS) matematis dida-
ditinjau secara keseluruhan, pada penelitian ini sarkan pada kompetensi dasar pokok bahasan
kemampuan CPS matematis siswa juga ditinjau bangun ruang sisi datar untuk siswa kelas VIII
berdasarkan perbedaan gender. semester genap dan aspek-aspek CPS matematis
Kemampuan CPS matematis tidak dapat yang telah ditetapkan yaitu: fact finding, problem
tumbuh begitu saja, dibutuhkan daya dukung agar finding, idea finding, solution finding, dan
kemampuan CPS matematis dapat melekat pada acceptance finding. Selain soal tes CPS, dalam
diri siswa, salah satunya adalah melalui pembe- penelitian ini juga dikembangkan perangkat pem-
lajaran dengan pendekatan Challenge Based belajaran berupa RPP dan LKS. Penentuan skor
Learning (CBL), karena pendekatan CBL secara Peningkatan kemampuan CPS matematis siswa
spesifik ditujukan untuk membantu siswa menye- dihitung dengan rumus gain ternormalisasi Hake
lesaikan masalah, sebagaimana yang dikemuka- (1998).
kan oleh Yoosomboon dan Wannapiroon (2015),
bahwa pendekatan CBL bertujuan untuk mem- HASIL DAN PEMBAHASAN
bantu siswa menemukan cara untuk menyajikan
atau menyelesaikan masalah. Hasil statistik untuk nilai pretes menun-
Pendekatan CBL berisi fitur pendekatan jukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemam-
berbasis masalah dan pendekatan berbasis proyek puan awal CPS matematis siswa sampel (p=
(Baloian et al., 2014). Menurut Johnson et al.,
Junita, Peningkatan Kemampuan Creative Problem Solving Matematis Siswa SMP dengan Pendekatan
Challenge Based Learning 21

0,076 p> 0,05) yang mengindikasikan bahwa pe- belajar dengan pendekatan saintifik baik ditinjau
nelitian ini berangkat dari dua kelompok yang secara keseluruhan maupun dari perbedaan gen-
sama sehingga jika terdapat perbedaan hasil akhir der.
kedua kelompok, perbedaan tersebut disebabkan Peningkatan kemampuan CPS matematis
oleh perlakuan. siswa diukur dari hasil bagi selisih skor postes
Berdasarkan Gambar 1, rerata pencapaian dan pretes siswa dengan selisih skor maksimal
kemampuan CPS matematis siswa kelompok ideal dengan skor pretes siswa yang dinyatakan
CBL lebih tinggi dibandingkan siswa kelompok sebagai gain ternormalisasi atau N-gain. Data pe-
saintifik baik ditinjau dari gender maupun secara ningkatan kemampuan CPS matematis siswa da-
keseluruhan. Namun, pada kelompok CBL, rerata pat dilihat pada Gambar 1.
pencapaian kemampuan CPS matematis siswa Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa re-
laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda. rata N-Gain kemampuan CPS matematis siswa
kelompok CBL juga lebih tinggi dibandingkan
0,8 CBL Saintifik siswa kelompok saintifik baik ditinjau dari gen-
0,73 0,71
0,7 der maupun secara keseluruhan. Namun, pada ke-
0,7 lompok CBL rerata N-Gain kemampuan CPS
matematis siswa laki-laki dan perempuan tidak
0,6 0,56
0,52 jauh berbeda. Hasil analisis statistik menunjuk-
0,5 0,46 kan bahwa perbedaan rerata peningkatan kemam-
puan CPS matematis siswa berbeda signifikan
0,4 baik berdasarkan gender (p= 0,0005) maupun
secara keseluruhan (p= 0,000). Selain itu, tidak
0,3 terdapat perbedaan peningkatan kemampuan CPS
matematis antara siswa laki-laki dengan siswa
0,2 perempuan di kelas yang belajar dengan pende-
katan CBL (p= 0,164; p> 0,05). Hasil tersebut
0,1 menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan
CPS matematis siswa yang belajar dengan pende-
0
katan CBL lebih baik daripada siswa yang belajar
Laki-laki Perempuan Keseluruhan
dengan pendekatan saintifik baik ditinjau secara
keseluruhan maupun dari perbedaan gender. Pe-
ningkatan kemampuan CPS matematis kelompok
Gambar 1. N-Gain CPS Berdasarkan Pembelajaran CBL berada pada kategori tinggi dengan rerata
dan Gender peningkatan 0,71 sedangkan kelompok saintifik
hanya berada pada kategori sedang dengan rerata
Untuk mengetahui pencapaian kemampu- peningkatan 0,52.
an CPS matematis pada kedua kelompok secara Hal ini berarti, pendekatan CBL lebih ber-
statistik, dilakukan pengujian perbedaan rerata dampak positif terhadap kemampuan CPS mate-
postes menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil uji matis siswa. Temuan ini didukung oleh Johnson
statistik menunjukkan bahwa perbedaan rerata et al., (2009) yang menyatakan bahwa CBL
postes kemampuan CPS matematis siswa yang mampu melatih kemampuan dasar matematika
belajar dengan pendekatan CBS berbeda signifi- seperti kemampuan pemahaman dan penalaran
kan dengan yang belajar dengan pendekatan matematis, kemampuan berpikir dan belajar
saintifik, baik siswa laki-laki (p= 0,001; p< 0,05) (learning and thinking skills) diantaranya critical
maupun siswa perempuan (p= 0,0015; p< 0,05). thinking and problem solving skills,
Selain itu, hasil analisis statistik menunjukkan communication skills, creativity and innovation
bahwa tidak terdapat perbedaan pencapaian ke- skills, collaboration skills, information and media
mampuan CPS matematis antara siswa laki-laki literacy skills, contextual learning skills. Pene-
dengan siswa perempuan di kelas yang belajar litian yang dilakukan oleh Supatmo (2011) juga
dengan pendekatan CBL (p= 0,181; p> 0,05). Ha- menunjukkan bahwa pembelajaran CBL dapat le-
sil ini menunjukkan bahwa pencapaian kemam- bih meningkatkan secara signifikan kemampuan
puan CPS matematis siswa yang belajar dengan berpikir kreatif siswa. Selain itu, penelitian yang
pendekatan CBL lebih baik daripada siswa yang dilakukan oleh Haqq (2013) menunjukkan bahwa
22 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 21, Nomor 1, April 2016, hlm. 19-23

pembelajaran CBL dapat meningkatkan kemam- Apabila ditinjau dari persentase perolehan
puan pemahaman dan penalaran matematis siswa. skor CPS matematis per aspeknya seperti yang
Kemampuan CPS matematis sendiri tidak terle- terlihat pada Gambar 2, pada kelompok CBL
pas dari pemahaman, penalaran dan kreativitas. maupun kelompok saintifik, aspek CPS matema-
Berbeda dengan temuan Balamurugan tis terkuat yang dimiliki siswa adalah aspek fact
(2014) yang menunjukkan kemampuan CPS sis- finding, dengan indikator kemampuan yaitu
wa laki-laki lebih tinggi daripada siswa perem- mengeksplorasi fakta-fakta dari situasi. Sedang-
puan, pada penelitian ini, meskipun rerata ke- kan aspek CPS matematis terlemah yang dimiliki
mampuan CPS siswa laki-laki lebih baik daripada siswa adalah aspek acceptance finding, dengan
siswa perempuan di kelompok CBL namun hasil indikator kemampuan yaitu mempertimbangkan
analisis perbedaan rerata menunjukkan bahwa ti- rencana-rencana yang mendukung perolehan ja-
dak terdapat perbedaan kemampuan CPS mate- waban sebelumnya, serta mengungkapkan renca-
matis antara siswa laki-laki dengan siswa perem- na dukungan jawaban tersebut. Temuan ini sama
puan di kelas yang belajar dengan pendekatan dengan temuan penelitian yang dilakukan
CBL. Perolehan skor kemampuan CPS matematis Isrok’atun (2012) yang menemukan bahwa aspek
siswa untuk setiap aspek yaitu Fact finding (F), CPS matematis terlemah yang dimiliki siswa
Problem finding (P), Idea finding (I), Solution SMA juga aspek acceptance finding baik untuk
finding (S), dan Acceptance finding (A), dan sekolah kategori tinggi maupun sedang. Pada
aspek mana dari kemampuan CPS matematis sis- Gambar 2 juga dapat dilihat bahwa hampir di se-
wa yang terkuat atau bahkan terlemah dapat dili- mua aspek CPS matematis, siswa kelompok CBL
hat pada Gambar 2. lebih unggul daripada siswa di kelompok sainti-
fik.

600 562
CBL Saintifik
500 451

400 380 381


332
298
300

200
132 141
121
100
20
0
Fact Finding (F) Problem Finding Idea Finding (I) Solution Finding Acceptance
(P) (S) Finding (A)
Gambar 2. Perolehan skor kemampuan CPS matematis siswa untuk setiap aspek

KESIMPULAN solving matematis antara siswa laki-laki dengan


siswa perempuan di kelas yang belajar pendeka-
Pencapaian dan peningkatan kemampuan tan challenge based learning. Oleh karena itu,
creative problem solving (CPS) matematis siswa CBL dapat meningkatkan kemampuan CPS mate-
yang belajar dengan pendekatan challenge based matis yang sama baiknya untuk laki-laki maupun
learning (CBL) lebih baik daripada siswa yang perempuan
belajar dengan pendekatan saintifik ditinjau seca- Hasil temuan dalam penelitian menunjuk-
ra keseluruhan maupun berdasarkan gender. Se- kan bahwa pendekatan challenge based learning
lain itu, tidak terdapat perbedaan pencapaian dan dapat meningkatkan kemampuan CPS matematis
peningkatan kemampuan creative problem siswa, namun agar mencapai hasil yang lebih op-
Junita, Peningkatan Kemampuan Creative Problem Solving Matematis Siswa SMP dengan Pendekatan
Challenge Based Learning 23

timal perlu adanya perbaikan dari kegiatan bela- Tesis pada Sekolah Pascasarjana Universita
jar dan juga lembar kerja siswa yang mengarah Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.
pada aktivitas kreatif dan menemukan. Isrok’atun. (2012). Creative Problem Solving
(CPS) Matematis. Prosiding Seminar
DAFTAR PUSTAKA Nasional Kontribusi Pendidikan Matematika
dan Matematika dalam Membangun
Ajai, J.T., & Imoko, B.I. (2015). Gender Karakter Guru dan Siswa, hlm. 437-448.
Differences In Mathematics Achievement Isrok’atun & Tiurlina. (2015). Enhancing
and Retention Scores: A Case of Problem- Students’ Mathematical Creative Problem
Based Learning Method. International Solving Ability Through Situation-Based
Journal of Research in Education and Learning. International Journal of
Science (IJRES), Vol. 1, No. 1, hlm. 45-50. Education and Research, Vol. 3, No. 9, hlm.
Balamurugan, M. (2014). Creative Problem- 73-80.
Solving Ability Among The Higher Isaksen, S.G. (1992). Facilitating Creative
Secondary Students-Description and problem-solving Groups. dalam Gryskiewics
Analysis. International Journal of Advances dan d. A hills (editor), Reading in
in Doctoral Research, Vol. 3, No. 11, hlm. Innovation. Buffalo: State University
028-030. Colage.
Baloian, N. et al. (2004). Implementing The Johnson, et al. (2009). Challenge-based
Challenge Based Learning in Classroom Learning: An Approach for Our Time.
Scenarios. Proceedings of The Symposium of Austin, Texas: The New Media Consortium.
Advanced Technologies in Education. July Supatmo, J.P. (2011). Penerapan Challenge
2004. Argostoli, Greece. Based Learning untuk Meningkatkan
Gallagher, et al. (2000). Gender Differences in Penguasaan Konsep Listrik Dinamis dan
Advanced Mathematical Problem Solving. Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA.
Journal of Experimental Child Psychology Bandung: Tesis pada Sekolah Pascasarjana
Vol. 75, hlm. 165-190. Universita Pendidikan Indonesia. Tidak
Han, S., Capraro, R., & Capraro, M.M. (2015). diterbitkan.
How Science, Technology, Engineering, and Yoosomboon, S., & Wannapiroon, P. (2015).
Mathematics (Stem) Project-Based Learning Development of A Challenge Based
(Pbl) Affect High, Middle, and Low Learning Model Via Cloud Technology and
Achieves Differently: The Impact of Student Social Media for Echancing Information
Factors on Achievement. International Management Skills. Procedia Social and
Journal of Science and Mathematics Behavioral Sciences, Vol. 174, hlm. 2102-
Education, Vol. 13, hlm. 1089-1113. 2107.
Haqq, A.A. (2013). Penerapan Challenge-Based Zhu, Z. (2007). Gender Differences in
Learning dalam Upaya Meningkatkan Mathematical Problem Solving Patterns: A
Kemampuan Pemahaman Konsep dan Pena- Review of Literature. International
laran Matematis Siswa SMA. Bandung: Education Journal, Vol. 8, No. 2, hlm. 187-
203.

Anda mungkin juga menyukai