Anda di halaman 1dari 28

5

FONON II. CIRI-CIRI TERMAL

KAPASITAS PANAS FONON

Distribusi Plank

Pencacahan mode normal

Keadaan satu dimensi dari kepadatan

Keadaan tiga dimensi dari kepadatan

Model Debye untuk keadaan kepadatan

Hukum 𝑇 3 Debye

Keadaan kepadatan model Einstein

Hasil secara umum dari D (𝜔)

INTERAKSI KRISTAL TIDAK HARMONIK

Ekspansi termal

KONDUKTIVITAS TERMAL

Resistivitas termal dari gas fonon

Proses Umklapp

Ketidaksempurnaan (Imperfections )

1
Gambar 5.1. Grafik dari fungsi distribusi Planck. Pada temperatur tinggi occupancy dari keadaan suhu
1
hampir linier. Fungsi 〈𝑛〉 + , yang tidak diplot, pendekatan garis putus-putus sebagai
2
asymptote pada temperatur tinggi.

2
Kita akan membahas kapasitas panas gas fonon dan kemudian efek interaksi kisi
harmonik pada fonon dan kristal.

5.1 Kapasitas Panas Fonon

Dengan kapasitas panas dapat diartikan kapasitas panas pada volume konstan, dimana
lebih dasar daripada kapasitas panas pada tekanan konstan, seperti pada percobaan. Kapasitas
panas pada volume konstan didefinisikan seperti 𝐶𝑉 = (𝜕𝑈⁄𝜕𝑇)𝑉 dimana U adalah energi dan
T adalah temperatur.

Kontribusi fonon menuju kapasitas panas Kristal disebut kapasitas panas kisi dan
didenotasikan oleh 𝐶𝑙𝑎𝑡 . Total energi fonon pada temperatur 𝜏(𝑘𝐵 𝑇) pada Kristal dapat
dituliskan jumlah dari energi keseluruhan fonon, diindekskan oleh gelombang vektor K dan
indeks polarisasi :

𝑈𝑙𝑎𝑡 = ∑𝐾 ∑𝑝 𝑈𝐾𝑝 = ∑𝐾 ∑𝑝(𝑛𝐾𝑝 )ℏ𝜔𝐾𝑝 (5.1)

Dimana (𝑛𝐾𝑝 ) adalah kesetimbangan termal fonon pada gelombang vektor K dan polarisasi 𝑝.
(𝑛𝐾𝑝 ) diberikan oleh fungsi distribusi Planck :

1
〈𝑛〉 = (5.2)
𝑒𝑥𝑝(ℏ𝜔⁄𝜏)−1

Dimana 〈… 〉 dinotasikan sebagai rata-rata kesetimbangan termal. Sebuah grafik dari 〈𝑛〉
diberikan dalam gambar 5.1.

5.2 Distribusi Planck

Pertimbangan pada sebuah set dari osilator harmonik yang identik dalam
kesetimbangan termal. Perbandingan nilai osilator pada keadaan kuantum eksitasi (𝑛 + 1)
pada saat ke-𝑛 keadaan kuantumnya adalah sebagai berikut :

𝑁𝑛+1 𝑁𝑛 = 𝑒𝑥𝑝(−ℏ𝜔⁄𝜏), 𝜏 ≡ 𝑘𝐵 𝑇, (5.3)

Dengan menggunakan faktor Boltzmann. Maka fraksi total nilai osilator pada keadaan kuantum
adalah :

𝑁𝑛 𝑒𝑥𝑝(−𝑛ℏ𝜔⁄𝜏)

∑𝑠=0 𝑁𝑠
= ∑∞ (5.4)
𝑠=0 𝑒𝑥𝑝(−𝑠ℏ𝜔⁄𝜏)

3
Kita lihat bahwa rata-rata nilai quantum eksitasi pada osilator adalah :

∑𝑠 𝑠 𝑒𝑥𝑝(−𝑠ℏ𝜔⁄𝜏)
〈𝑛〉 = (5.5)
∑𝑠 𝑒𝑥𝑝(−𝑠ℏ𝜔⁄𝜏)

Sumasi pada persamaan 5.5 adalah :

1 𝑑 𝑥
∑𝑠 𝑥 𝑠 = ; ∑𝑠 𝑠 𝑥 𝑠 = 𝑥 ∑𝑠 𝑥 𝑠 = (1−𝑥)2 , (5.6)
1−𝑥 𝑑𝑥

Dengan 𝑥 = 𝑒𝑥𝑝(−ℏ𝜔⁄𝜏). Maka kita dapat menulis persamaan (5.5) sebagai distribusi Planck
:

𝑥 1
〈𝑛〉 = = 𝑒𝑥𝑝(ℏ𝜔⁄𝜏)−1 (5.7)
1−𝑥

5.3 Pencacahan Mode Normal

Energi dari pengumpulan frekuensi osilator 𝜔𝐾𝑝 pada kesetimbangan termal dapat
diperoleh dari persamaan (5.1) dan (5.2) :

ℏ𝜔𝐾𝑝
𝑈 = ∑𝐾 ∑𝑝 𝑈𝐾𝑝 = (5.8)
𝑒𝑥𝑝(ℏ𝜔𝐾𝑝 ⁄𝜏)−1

Biasanya cocok untuk menggantikan sumasi K dengan integral. Diperkirakan bahwa Kristal
memiliki mode 𝐷𝑝 (𝜔)𝑑𝜔 yang diberikan polarisasi 𝑝 pada rentang frekuensi 𝜔 menuju 𝜔 +
𝑑𝜔. Kemudian energinya adalah :

ℏ𝜔
𝑈 = ∑𝑝 ∫ 𝑑𝜔 𝐷𝑝 (𝜔) 𝑒𝑥𝑝(ℏ𝜔⁄𝜏)−1 (5.9)

Kapasitas panas kisi diperoleh dari perbedaan dengan toleransi temperatur. Karena = ℏ𝜔⁄𝜏 =
ℏ𝜔⁄𝑘𝐵 𝑇 : kemudian 𝜕𝑈⁄𝜕𝑇 menjadi :

𝑥 2 exp 𝑥
𝐶𝑙𝑎𝑡 = 𝑘𝐵 ∑𝑝 ∫ 𝑑𝜔 𝐷𝑝 (𝜔) (exp 𝑥−1)2 (5.10)

Pusat kasus adalah untuk mencari 𝐷(𝜔), Jumlah mode per rentang satuan frekuensi.
Fungsi ini disebut dengan density of modes atau, sering disebut dengan density of states.

4
5.4 Density of States pada Satu Dimensi

Mengingat bahwa kasus nilai terikat pada vibrasi garis satu dimensi (Gambar 5.1)
dengan panjang L membawa partikel 𝑁 + 1 yang terpisah sejauh 𝑎.

Gambar 5.2 Garis elastik pada atom 𝑁 + 1, dengan 𝑁 = 10, untuk kondisi terikat yang pada ujung atom 𝑠 = 0
dan 𝑠 = 10. Pemindahan partikel pada mode normal untuk pemindahan longitudinal atau
transversal dari bentuk 𝑢𝑠 = sin 𝑠𝐾𝑎. Bentuk ini otomatis bernilai nol pada saat atom berada di
ujung 𝑠 = 0, dan kita memilih K untuk membuat perubahan nol di ujung 𝑠 = 10.

Gambar 5.3 Kondisi terikat sin 𝑠𝐾𝑎 = 0untuk 𝑠 = 10 dapat diperoleh dengan memilih 𝐾=
𝜋⁄10𝑎 , 2 𝜋⁄10𝑎 , … 9𝜋⁄10𝑎 , dimana 10a merupakan panjang L dari garis. Gambar yang
ditunjukkan pada runag K. Dot tdiatas bukan atom akan tetapi jumlah dari K . Pada partikel 𝑁 + 1
dalam garis, hanya 𝑁 − 1 yang diperbolehkan untuk berpindah, dan paling umum pergerakannya
dapat diungkapkan pada 𝑁 − 1 adalah nilai yang diperbolehkan dari K. Kuantisasi K tidak
berhubungan dengan mekanika kuantum akan tetapi ada hubungannya dengan mekanika klasik dari
kondisi terikat atom

Kita anggap bahwa partikel 𝑠 = 0 dan 𝑠 = 𝑁 pada ujung garis tetap ada. Masing-masing mode
vibrasi normal dengan polarisasi 𝑝 yang memiliki bentuk gelombang berdiri, dimana 𝑢𝑠 adalah
pemindahan partikel s :

𝑢𝑠 = 𝑢(0) exp(−𝑖𝜔𝐾𝑝 𝑡) sin 𝑠𝐾𝑎 (5.11)

Dimana 𝜔𝐾𝑝 dihubungkan oleh K dengan hubungan dispersi yang tepat.

Seperti pada Gambar 5.3, gelombang vektor K dilarang oleh kondisi fixed-end
boundary pada nilai :

5
𝜋 2𝜋 3𝜋 (𝑁−1)𝜋
𝐾 = 𝐿, , ,…, (5.12)
𝐿 𝐿 𝐿

Solusi untuk 𝐾 = 𝜋⁄𝐿 adalah :

𝑢𝑠 ∞ sin(𝑠𝜋𝑎 ⁄𝐿) (5.13)

Dan akan hilang apabila 𝑠 = 0 dan dibutuhkan 𝑠 = 𝑁.

Solusi untuk K = Nπ/L = π/a = Kmaks dengan us ∞ sin sπ; ini tidak diperbolehkan ada
gerakan atom apapun, karena sin sπ hilang di setiap atom. Jadi, N - 1 diperbolehkan nilai-nilai
bebas dari K dalam pers.(12). Jumlah ini sama dengan jumlah partikel yang diperbolehkan
untuk bergerak. Setiap nilai K diperbolehkan dikaitkan dengan gelombang berdiri. Untuk garis
satu dimensi ada satu modus untuk setiap interval ΔK = π /L, sehingga jumlah modus per
jangkauan unit dari K adalah L/π untuk K ≤ π/a, dan 0 untuk K > π/a.

Ada tiga polarisasi p untuk setiap nilai K: dalam satu dimensi dua polarisasi transversal
dan satu polarisasi longitudinal. Dalam tiga dimensi polarisasi yang sederhana ini hanya untuk
vektor gelombang di arah kristal khusus tertentu. Perangkat lain untuk menyebutkan modus
sama berlaku. Dengan menganggap medium sebagai tak terbatas, namun diperlukan bahwa
solusi bersifat periodik melalui jarak L besar, sehingga u (sa) = u (sa + L). Metode keadaan
batas periodik (Gambar 5.4 dan 5.5) tidak mengubah fisik dari masalah dalam hal apapun untuk
sistem yang besar. Dalam solusi gelombang berjalan us = u(0) exp[i(sKa – ωkt)] nilai-nilai K
diperbolehkan adalah

2𝜋 4𝜋 6𝜋 𝑁𝜋
𝐾 = 0, ± ,± ,± ,…,,± (5.14)
𝐿 𝐿 𝐿 𝐿

Gambar 5.4 Dianggap partikel N dibatasi untuk meluncur di sebuah cincin melingkar.Partikel-
partikel dapat berosilasi oleh mata air elastis.

6
Gambar 5.5 Nilai-nilai gelombang vektor K untuk kondisi batas periodic diterapkan pada kisi
linear periodisitas N = 8 atom pada garis panjang L. K = 0 solusi adalah modus
seragam.

Metode pencacahan memberikan jumlah yang sama dari modus (satu per atom mobile) seperti
yang diberikan oleh pers.(5.12), tapi kita miliki sekarang dua nilai baik positif dan negatif dari
K, dengan interval ΔK = 2π / L antara nilai-nilai K. Untuk keadaan batas periodik, jumlah
modus per jangkauan unit dari K adalah L/2π untuk -π / a ≤ K ≤ π / a, dan sebaliknya. Situasi
dalam kisi dua dimensi digambarkan dalam Gambar 5.6.

Kita perlu tahu D(ω), jumlah modus per jangkauan frekuensi unit polarisasi diberikan. Jumlah
modus D(ω) dω di dω pada ω diberikan dalam satu dimensi dengan

𝐿 𝑑𝐾 𝐿 𝑑𝜔
𝐷1 (𝜔)𝑑𝜔 = 𝜋 𝑑𝜔 𝑑𝜔 = 𝜋 𝑑𝜔⁄𝑑𝐾 (5.15)

Gambar 5.6 Diperbolehkan nilai-nilai dalam ruang Fourier dari gelombang fonon vektor K untuk kisi
persegi kisi konstan, dengan kondisi batas periodik diaplikasikan di atas sebuah persegi
samping L = 10a.

Kita dapat memperoleh kecepatan grup dω/dK dari dispersi hubungan ω terhadap K. Ada
singularitas di D1 (ω) setiap kali hubungan dispersi ω(K) adalah horizontal; yaitu, setiap kali
kecepatan grup sama dengan nol.

7
5.5 Kepadatan Keadaan dalam Tiga Dimensi

Diterapkan kondisi batas periodik atas sel primitif N3 dalam kubus sisi L, sehingga K
ditentukan oleh kondisi

𝑒𝑥𝑝[𝑖(𝐾𝑥 𝑥 + 𝐾𝑦 𝑦 + 𝐾𝑧 𝑍)] ≡ 𝑒𝑥𝑝 [𝑖 (𝐾𝑥 (𝑥 + 𝐿) + 𝐾𝑦 (𝑦 + 𝐿) + 𝐾𝑧 (𝑧 + 𝐿))] (5.16)

di mana

2𝜋 4𝜋 6𝜋 𝑁𝜋
𝐾 = 𝐾𝑥 , 𝐾𝑦 , 𝐾𝑧 = 0; ± ,± ,± ,…,,± (5.17)
𝐿 𝐿 𝐿 𝐿

Oleh karena itu, ini merupakan satu nilai diperbolehkan dari K per volume (2π/L)3 dalam
ruang K, atau

𝐿 3 𝑉
(2𝜋) = 8𝜋3 (5.18)

diperbolehkan nilai-nilai dari K per unit volume dari ruang K, untuk setiap polarisasi dan setiap
cabang. Volume dari bahan percobaan adalah V = L3.

Nomor total dari modus dengan vektor gelombang kurang dari K dididapatkan dari pers.(18)
untuk (L/2π)3 kali volume bola dari jari-jari K, diperoleh:

𝐿 3 4𝜋𝐾3
𝑁 = (2𝜋) (5.19)
3

Untuk masing-masing tipe polarisasi. Besarnya kepadatan untuk masing-masing polarisasi


adalah :

𝐷(𝜔) = 𝑑𝑁⁄𝑑𝜔 = (𝑉𝐾 2 ⁄2𝜋 2 )(𝑑𝐾 ⁄𝑑𝜔) (5.20)

5.6 Model Debye untuk Keadaan Padat

Dalam perkiraan Debye mengenai kecepatan suara adalah dianggap konstan untuk
masing-masing tipe polarisasi, yang selanjutnya untuk elastik klasik. Hubungan disperse
dituliskan sebagai berikut :

𝜔 = 𝑣𝐾 (5.21)

Dengan 𝑣 merupakan konstanta kecepatan suara.

Besarnya kepadatan pada persamaan (20) menjadi :

8
𝐷(𝜔) = 𝑉𝜔2 ⁄2𝜋 2 𝑣 3 (5.22)

Apabila ada N dengan sel sederhana pada specimen, jumlah mode fonon akustik adalah
N. Frekuensi cutoff 𝜔𝐷 didefinisikan oleh persamaan (19) sebagai berikut :

𝜔𝐷 3 = 6𝜋 2 𝑣 3 𝑁 ⁄𝑉 (5.23)

Persamaan frekuensi diatas sesuai dengan vektor gelombang cutoff pada ruang K :

𝐾𝐷 = 𝜔𝐷 ⁄𝑣 = (6𝜋 2 𝑁⁄𝑉 )1⁄3 (5.24)

Pada model Debye, mode vektor gelombang tidak boleh lebih besar dari 𝐾𝐷 . Jumlah mode
dengan 𝐾 ≤ 𝐾𝐷 menghabiskan jumlah derajat kebebasan kisi monoatomik.

Suhu energi dari persamaan (9) diberikan :

𝜔𝐷 𝑉𝜔 2 ℏ𝜔
𝑈 = ∫ 𝑑𝜔 𝐷(𝜔)〈𝑛(𝜔)〉ℏ𝜔 = ∫0 𝑑𝜔 (2𝜋2𝑣3 ) (𝑒 ℏ𝜔⁄𝑟 −1) (5.25)

Untuk masing-masing tipe polarisasi. Untuk ringkasnya, kita asumsikan kecepatan fonon
merupakan polarisasi bebas, sehingga kita mengalikannya dengan factor 3 untuk mendapatkan

3𝑉ℏ 𝜔𝐷 𝜔3 3𝑉𝑘𝐵 4 𝑇 4 𝑥𝐷 𝑥3
𝑈 = 2𝜋2𝑣3 ∫0 𝑑𝜔 = ∫0 𝑑𝑥 (5.26)
𝑒 ℏ𝜔⁄𝑟 −1 2𝜋 2 𝑣 3 ℏ3 𝑒 𝑥 −1

Dimana 𝑥 = ℏ𝜔⁄𝑟 ≡ ℏ𝜔⁄𝑘𝐵 𝑇 dan

𝑥𝐷 = ℏ𝜔𝐷 ⁄𝑘𝐵 𝑇 ≡ 𝜃⁄𝑇 (5.27)

Ini mendefinisikan temperatur 𝜃 Debye pada suku 𝜔𝐷 didefinisikan oleh persamaan


(23). Kita dapat ungkapkan 𝜃 menjadi

1⁄3
ℏ𝑣 6𝜋 2 𝑁
𝜃 =𝑘 ∙( ) (5.28)
𝐵 𝑉

9
Gambar 5.7. Kapasitas panas 𝐶𝑣 zat padat, menurut perkiraan Debye. Sumbu vertical berskala 𝐽𝑚𝑜𝑙 −1 𝐾 −1 .
Sumbu horizontal berskala temperatur yang dinormalisasi untuk temperatur 𝜃 Debye. Daerah
hokum 𝑇 2 adalah dibawah 0.1 𝜃. Nilai asimtotik pada nilai tertinggi dari 𝑇⁄𝜃 adalah
24.943 𝐽 𝑚𝑜𝑙 −1 𝑑𝑒𝑔 −1 .

Gambar 5.8. Kapasitas panas pada silicon dan germanium. Catatan penurunan pada rendahnya temperatur.
Untuk mengubah nilai dari 𝑐𝑎𝑙 ⁄𝑚𝑜𝑙 − 𝐾 ke 𝐽⁄𝑚𝑜𝑙 − 𝐾 , dikalikan dengan 4.186.

Sehingga total energi fonon adalah sebagai berikut :

𝑇 3 𝑥 𝑥3
𝑈 = 9𝑁𝑘𝐵 𝑇 (𝜃) ∫0 𝐷 𝑑𝑥 𝑒 𝑥 −1 (5.29)

Dimana N adalah nomor atom pada specimen dan 𝑥𝐷 = 𝜃⁄𝑇.

Kapasitas panas mudah diketahui dengan penurunan ungkapan bagian tengah pada
persamaan (5.26) dengan bergantung pada temperatur. Kemudian

10
3𝑉ℏ2 𝜔𝐷 𝜔 4 𝑒 ℏ𝜔⁄𝑟 𝑇 3 𝑥 𝑥4𝑒 𝑥
𝐶𝑣 = 2𝜋2𝑣3 𝑘 ∫ 𝑑𝜔 2 = 9𝑁𝑘𝐵 (𝜃) ∫0 𝐷 𝑑𝑥 (5.30)
𝐵 𝑇2 0 (𝑒 ℏ𝜔⁄𝑟 −1) (𝑒 𝑥 −1)2

Kapasitas panas Debye diplot pada Gambar 7. Pada 𝑇 ≥ 𝜃 kapasitas panas dengan pendekatan
klasik 3𝑁𝑘𝐵 . Nilai dihitung untuk silicon dan germanium diplot pada Gambar 8.

5.7 Hukum 𝑻𝟑 Debye

Pada temperatur yang sangat rendah kita dapat memperkirakan persamaan (29) dengan
memberikan batas atas menjadi tak berhingga. Kita dapatkan

∞ 𝑥3 ∞ 1 𝜋4
∫0 𝑑𝑥 = ∫0 𝑑𝑥 𝑥 3 ∑∞
𝑠=1 𝑒
−𝑠𝑥
= 6 ∑∞
1 𝑠4 = 15 (5.31)
𝑒 𝑥 −1

Dimana jumlah atas 𝑠 −4 dicari pada tabel standar. Maka 𝑈 = 3𝜋 4 𝑁𝑘𝐵 𝑇 4 ⁄5𝜃 3 untuk 𝑇 ≪ 𝜃
dan

12𝜋 4 𝑇 3 𝑇 3
𝐶𝑉 ≅ 𝑁𝑘𝐵 (𝜃) ≅ 234𝑁𝑘𝐵 (𝜃) (5.32)
5

Yang merupakan perkiraan 𝑇 3 Debye. Hasil eksperimen untuk argon diplot pada Gambar 5.9.

Pada temperatur yang cukup rendah perkiraan 𝑇 3 cukup bagus; bahwa hanya ketika
panjang gelombang mode panjang akustik yaitu pada keadaan termal. Ini semua merupakan
mode yang mungkin diperlakukan sebagai elastik lanjut dengan konstanta elastik makroskopik.
Energi dari panjang gelombang yang pendek (untuk perkiraan yang gagal) adalah terlalu tinggi
untuk perkiraan 𝑇 3 untuk didiamkan pada temperatur rendah.

Kita mengerti hasil 𝑇 3 dari sebuah argument sederhana yang ditampilkan pada Gambar
5.10. Hanya mode kisi yang memiliki ℏ𝜔 < 𝑘𝐵 𝑇 akan dirangsang pada rentang suhu T yang
rendah. Perangsangan pada mode ini akan diperkirakan secara klasik, masing-masing dengan
energi dekat dengan 𝑘𝐵 𝑇, serupa dengan Gambar 5.1.

Volume yang diperbolehkan dalam ruang K, sebagian kecil diisi oleh mode tereksitasi
adalah yang memenuhi (𝜔 𝑇 ⁄𝜔𝐷 )3 atau (𝐾𝑇 ⁄𝐾𝐷 )3 , dimana 𝐾𝑇 adalah suhu gelombang vektor
yang didefinisikan dari ℏ𝑣𝐾𝑇 = 𝑘𝐵 𝑇 dan 𝐾𝐷 adalah gelombang vektor cutoff Debye. Maka
sebagian kecil yang diisi adalah (𝑇⁄𝜃)3 dari total volume pada ruang K. Terdapat mode
tereksitasi 3𝑁(𝑇⁄𝜃)3, yang masing-masing memiliki energi 𝑘𝐵 𝑇. Energinya adalah
~3𝑁𝑘𝐵 𝑇(𝑇⁄𝜃)3 , dan kapasitas panas adalah ~12𝑁𝑘𝐵 (𝑇⁄𝜃)3.

11
Untuk Kristal asli, temperaturnya pada perkiraan 𝑇 3 adalah cukup rendah. Ini
kemungkinan membutuhkan dibawah 𝑇 = 𝜃⁄50 untuk mendapatkan reaksi murni 𝑇 3 .

Nilai 𝜃 yang dipilih diberikan pada Tabel 5.1. Catatan, sebagai contoh, pada alkali
logam bahwa atom yang lebih berat memiliki 𝜃 yang paling rendah, karena kecepatan suaranya
menurun seiring dengan tingkat kepadatan yang meningkat.

5.8 Model Einstein Untuk Tingkat Kepadatan

Menurut osilator N pada frekuensi 𝜔𝐷 yang sama dan satu dimensi. Tingkat kepadatan
Einstein diungkapkan 𝐷(𝜔) = 𝑁𝛿(𝜔 − 𝜔0 ), dimana fungsi delta dipusatkan pada 𝜔0 . Energi
termal suatu system sebagai berikut :

𝑁ℏ𝜔
𝑈 = 𝑁(𝑛)ℏ𝜔 = (5.33)
𝑒 ℏ𝜔⁄𝑟 −1

Untuk lebih mudahnya, 𝜔 ditulis untuk menggantikan 𝜔0 .

Gambar 5.9. Temperatur rendah dengan kapasitas panas pada argon padat, diplot berdasarkan 𝑇 3 . Pada
daerah temperatur ini, hasil eksperimen sesuai dengan hokum 𝑇 3 Debye dengan 𝜃 = 92.0 𝐾.
(L. Finegold dan N.E. Philips).

12
Gambar 5.10. Untuk mendapatkan sebuah penjelasan yang kualitatif dari hukum 𝑇 3 Debye, kita memperkirakan
bahwa semua mode fonon dari vektor gelombang lebih kecil dari 𝐾𝑟 yang memiliki energi termal
𝑘𝐵 𝑇 dan bahwa mode diantara 𝐾𝑟 dan cutoff Debye (𝐾𝐷 ) tidak tereksitasi seluruhnya. Pada mode
kemungkinan 3N, sebagian yang dirangsang adalah (𝐾𝑇 ⁄𝐾𝐷 )3 = (𝑇⁄𝜃 )3 , karena ini merupakan
perbandingan volume lingkaran dalam dengan lingkaran luar. Energinya adalah 𝑈 = 𝑘𝐵 𝑇 ∙
3𝑁(𝑇⁄𝜃 )3 dan kapasitas panasnya adalah 𝐶𝑉 = 𝜕𝑈⁄𝜕𝑇 = 12𝑁𝑘𝐵 (𝑇⁄𝜃 )3 .

Gambar 5.11. Perbandingan nilai eksperimen dari kapasitas panas berlian dengan nilai perhitungan pada
kuantun klasik (model Einstein), menggunakan karakteristik temperatur 𝜃𝐸 = ℏ𝜔⁄𝑘𝐵 =
1320 𝐾. Untuk mengubahnya ke 𝐽⁄𝑚𝑜𝑙 − 𝑑𝑒𝑔, kalikan dengan 4.186.

13
Tabel 5.1 Temperatur Debye dan Konduktivitas Termal

14
Kapasitas panas pada osilator adalah sebagai berikut :

𝜕𝑈 ℏ𝜔 2 𝑒 ℏ𝜔⁄𝑟
𝐶𝑉 = ( 𝜕𝑇 ) = 𝑁𝑘𝐵 ( 𝑇 ) 2 (5.34)
𝑉 (𝑒 ℏ𝜔⁄𝑟 −1)

Seperti diplot pada Gambar 5.11. Ini mengungkapkan hasil Einstein (1907) untuk konstribusi
osilator identik N untuk kapasitas panas sebuah zat padat. Pada 3 dimensi N digantikan dengan
3N, terdapat 3 mode per osilator. Batas temperatur yang tingg pada 𝐶𝑉 menjadi 3𝑁𝑘𝐵 , yang
mana diketahui sebagai Dulong dan nilai Petit.

Pada temperatur rendah yang telah diungkapkan pada persamaan (5.34) menurun ketika
𝑒𝑥𝑝(−ℏ𝜔⁄𝑟), padahal secara eksperimen bentuk konstribusi fonon menjadi 𝑇 3 seperti
dihitung oleh model Debye diatas. Walaupun demikian, model Einstein, sering digunakan
untuk perkiraan bagian fonon secara optik pada spektrum fonon.

5.9 Hasil Umum 𝑫(𝝎)

Kita ingin mencari ungkapan umum dari 𝐷(𝜔), dengan nilai per satuan frekuensi,
diberikan hubungan dispersi fonon 𝜔(𝐾). Nilai yang diperbolehkan K untuk fonon frekuensi
ialah antara 𝜔 dan 𝜔 + 𝑑𝜔 adalah

𝐿 3
𝐷(𝜔) 𝑑𝜔 = (2𝜋) ∫𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙 𝑑 3 𝐾 (5.35)

Dimana integral diatas diperluas melalui volume yang akan diikat pada ruang K oleh 2
permukaan pada frekuensi fonon yang konstan, suatu permukaan yang berfrekuensi 𝜔 dan
lainnya berfrekuensi 𝜔 + 𝑑𝜔.

Masalah sebenarnya adalah untuk menghitung volume pada kerangka ini. Kita artikan
𝑑𝑆𝜔 sebagai elemen di area atas permukaan di ruang K dengan frekuensi tetap 𝜔 (Gambar
5.12).

15
Gambar 5.12 Elemen daerah 𝑑𝑆𝜔 pada frekuensi tetap permukaan di ruang K. Volume dua permukaan yang
berfrekuensi tetap antara 𝜔 dan 𝜔 + 𝑑𝜔 samadengan ∫ 𝑑𝑆𝜔 𝑑𝜔 ⁄|∇K ω|.

Elemen volume permukaan yang berfrekuensi tetap diantara 𝜔 dan 𝜔 + 𝑑𝜔 adalah


sebuah silinder dengan dasar 𝑑𝑆𝜔 dan tinggi 𝑑𝐾⊥ , sehingga

∫𝑘𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑑3 𝐾 = ∫ 𝑑𝑆𝜔 𝑑𝐾⊥ (5.36)

𝑑𝐾⊥ adalah jarak tegak lurus (Lihat Gambar 5.13) antara permukaan konstanta 𝜔 dan
permukaan konstanta 𝜔 + 𝑑𝜔. Nilai 𝑑𝐾⊥ akan bervariasi dari satu titik ke titik lainnya diatas
permukaan.

Gradien 𝜔, yang mana ∇𝐾 𝜔 normal pada permukaan konstanta 𝜔, dan kuantitasnya


ditunjukkan pada persamaan berikut

|∇𝐾 𝜔|𝑑𝐾⊥ = 𝑑𝜔

Adalah perbedaan frekuensi antara dua permukaan yang dihubungkan oleh 𝑑𝐾⊥ . Maka elemen
volumenya adalah

𝑑𝜔 𝑑𝜔
𝑑𝑆𝜔 𝑑𝐾⊥ = 𝑑𝑆𝜔 = 𝑑𝑆𝜔
|∇𝐾 𝜔| 𝑣𝑔

Dimana 𝑣𝑔 = |∇𝐾 𝜔| merupakan magnitude kecepatan bersama sebuah fonon. Dari persamaan
(5.35) kita dapatkan

16
𝐿 3 𝑑𝑆𝜔
𝐷(𝜔) 𝑑𝜔 = ( ) ∫ 𝑑𝜔
2𝜋 𝑣𝑔

Kita bagi seluruh sisi dengan 𝑑𝜔 dan tulis 𝑉 = 𝐿3 untuk volume Kristal : hasil untuk
kepadatan suatu zat adalah

𝑉 𝑑𝑆𝜔
𝐷(𝜔) = (2𝜋)3 ∫ (5.37)
𝑣𝑔

Gambar 5.13. Banyaknya 𝑑𝐾⊥ adalah tegak lurus jarak antara dua konstanta frekuensi permukaan dalam ruang
K, satu di frekuensi ω dan yang lainnya frekuensi di ω + d ω.

Gambar 5.14. Rapat keadaan sebagai suatu fungsi frekuensi untuk (a) padat Debye dan (b) Struktur kristal
sebenarnya. Spektrum untuk awal kistal seperti ω2 untuk ω yang kecil, tetapi terjadi diskontinu di
titik tunggal.

Integral adalah mengambil alih luasan ω dipermukaan konstan, dalam ruang K.


Hasilnya mengacu pada satu cabang dari hubungan dispersi. Kita dapat menggunakan hasil ini
juga dalam teori pita elektron.

17
Ada perhatian khusus kontribusi ke D(ω) dari titik di mana kecepatan kelompok adalah nol.
Titik kritis tersebut menghasilkan singularitas (dikenal sebagai singularitas Van Hove) dalam
fungsi distribusi (Gambar 5.14).

5.10 Interaksi Kristal Tidak Harmonik

Teori getaran kisi dibahas sejauh ini telah terbatas dalam energi potensial untuk suku
kuadrat dalam pemindahan interatomik. Ini adalah teori harmonik, diantara konsekuensinya
adalah:

• Dua gelombang kisi tidak berinteraksi, gelombang tunggal tidak meluruh atau
mengubah bentuk dengan waktu.
• Tidak ada ekspansi termal.
• Konstanta elastis adiabatik dan isotermal adalah sama.
• Konstanta elastis adalah bebas dari tekanan dan temperatur.
• Kapasitas panas menjadi konstan pada suhu tinggi T > θ.

Dalam kristal nyata tidak ada konsekuensi memenuhi secara akurat. Penyimpangan
dapat dihubungkan dengan mengabaikan suku tidak harmonik (lebih tinggi dari kuadrat) dalam
perpindahan interatomik. Dibahas beberapa aspek sederhana dari efek tidak harmonik.
Demonstrasi yang indah efek tidak harmonik adalah percobaan pada interaksi dua fonon untuk
menghasilkan Fonon ketiga pada frekuensi ω3 = ω1 + ω2. Proses tiga-Fonon disebabkan oleh
suku orde ketiga dalam energi potensial kisi. Fisika interaksi fonon dapat dinyatakan
sederhana: kehadiran satu Fonon menyebabkan regangan elastis periodik yang (melalui
interaksi tidak harmonik) memodulasi dalam ruang dan waktu konstanta elastis kristal. Sebuah
Fonon kedua memandang modulasi konstan elastis dan kemudian tersebar untuk menghasilkan
Fonon ketiga seperti dari kisi tiga dimensi bergerak.

5.11 Ekspansi Termal

Ekspansi termal dapat dipahami dengan mempertimbangkan untuk osilator klasik efek
suku tidak harmonik dalam energi potensial pada pemisahan rata-rata sepasang atom pada suhu
T. Di ambil energi potensial dari atom pada perpindahan x dari pemisahan keseimbangan atom
pada nol mutlak yaitu:

𝑈(𝑥) = 𝑐𝑥 2 − g𝑥 3 − 𝑓𝑥 4 (5.38)

18
dengan c, g, dan f semua positif. Suku di x3 merupakan asimetri tolakan bersama dari atom dan
suku di x4 merupakan pelunakan getaran pada amplitudo yang besar. The minimum pada x =
0 bukan minimum absolut, tetapi untuk osilasi bentuk kecil merupakan representasi yang
memadai dari potensi interatomik.

Perpindahan rata-rata dihitung dengan menggunakan fungsi distribusi Boltzmann, yang


bobot nilai x yang mungkin sesuai dengan probabilitas termodinamika yaitu:


∫−∞ 𝑑𝑥 𝑥 exp[−𝛽𝑈(𝑥)]
〈𝑥〉 = ∞
∫−∞ 𝑑𝑥 exp[−𝛽𝑈(𝑥)]

dengan β ≡ 1/KBT. Untuk perpindahan sehingga suku tidak harmonik energi yang kecil
dibandingkan dengan KBT, dapat memperluas integran sebagai

∫ 𝑑𝑥 𝑥 exp(−𝛽𝑈) ≅ ∫ 𝑑𝑥 [exp(−𝛽𝑐𝑥 2 )] (𝑥 + 𝛽g𝑥 4 + 𝛽𝑓𝑥 5 ) = (3𝜋1/2 /4)(g/𝑐 5/2 )𝛽 −3/2;

∫ 𝑑𝑥 exp(−𝛽𝑈) ≅ ∫ 𝑑𝑥 exp(−𝛽𝑐𝑥 2 ) = (𝜋/𝛽𝑐)1/2 (5.39)

di mana ekspansi termal adalah:

3g
〈𝑥〉 = 𝐾𝐵 𝑇 (5.40)
4𝑐 2

Gambar 5.15. Konstanta kisi dari argon padat sebagai fungsi dari temperatur.

Di daerah klasik. Catatan dalam (39) cx2 dalam eksponensial, tetapi


memperluas exp(𝛽𝑔𝑥 3 + 𝛽𝑓𝑥 4 ) ≅ 1 + 𝛽𝑔𝑥 3 + 𝛽𝑓𝑥 4 + ∙ ∙ ∙

19
Pengukuran konstanta kisi dari argon padat ditunjukkan pada Gambar 5.15. Kemiringan dari
kurva adalah proporsional dengan koefisien ekspansi termal. Koefisien ekspansi berkurang saat
𝑇 → 0, dalam urutan paling rendah ekspansi termal tidak melibatkan suku simetrik 𝑓𝑥 4 dalam
U(x), tetapi hanya suku antisimetrik 𝑔𝑥 3 .

5.12 Konduktivitas Termal

Koefisien konduktivitas termal K dari suatu zat padat adalah didefinisikan dengan
respek ke keadaan tetap aliran panas menurun suatu batang panjang dengan gradient temperatur
dT/dx:

𝑑𝑇
𝑗𝑈 = −𝐾 𝑑𝑥 (5.41)

di mana 𝑗𝑈 adalah fluks energi termal, atau jarak lintas transmisi energi satuan luas per satuan
waktu.

Bentuk ini menyatakan proses perpindahan energi termal adalah suatu proses acak.
Energi tidak hanya memasuki satu ujung dari bahan percobaan dan arah hasil (balistikal) dalam
lintasan lurus ujung lain, tetapi bentuk ini menyiratkan bahwa proses transfer energi termal
adalah proses acak. Energi tidak cukup memasukkan salah satu ujung spesimen dan lanjutkan
langsung (ballistically) di lintasan yang lurus ke ujung yang lain, tetapi berdifusi melalui
spesimen, mengalami tumbukan sering. Jika energi yang disebarkan langsung melalui
spesimen tanpa defleksi, maka ekspresi untuk fluks termal tidak akan tergantung pada gradien
suhu, tetapi hanya pada perbedaan suhu ΔT antara ujung spesimen, terlepas dari panjang
spesimen. Sifat acak dari proses konduktivitas membawa gradien suhu dan, seperti akan kita
lihat, lintasan bebas rata-rata ke dalam ekspresi untuk fluks termal.

Tabel 5.2 Jarak bebas lintasan fonon

[Dihitung dari (44), diambil 𝑣 = 5 × 105 𝑐𝑚/𝑠𝑒𝑐 sebagai mewakili kecepatan bunyi. l adalah
diperoleh dengan cara ini mengacu pada proses umklapp.]

Kristal T (oC) C (J cm-3 K-1) K (W cm-1 K-1) l (Å)


Quartz* 0 2 0,13 40
-190 0,55 0,50 540
NaCl 0 1,88 0,07 23
-190 1 0,27 100

20
*Paralel ke sumbu optik

Dari teori kinetik gas diperoleh persamaan berikut untuk konduktivitas termal:

1
𝐾 = 3 𝐶𝑣𝑙 (5.42)

di mana C adalah kapasitas panas per satuan volume, v adalah rata-rata kecepatan partikel, dan
l adalah jarak bebas lintasan partikel antara tumbukan. Hasil ini pertama diterapkan oleh Debye
untuk menguraikan konduktivitas termal dalam zat padat dielektrik, dengan C sebagai
kapasitas panas dari fonon, kecepatan fonon v, dan jarak bebas lintasan fonon l. beberapa
mewakili nilai dari jarak bebas lintasan adalah diberikan dalam Tabel 5.2.

Diberikan teori kinetic dasar yang mana memimpin ke arah persamaan (5.42). Fluks
dari partikel dalam arah x adalah 12𝑛〈|𝑣𝑥 |〉, di mana n adalah konsentrasi molekul; dalam
keseimbangan disini fluks sama besar dengan berlawanan arah. 〈∙ ∙ ∙〉 menunjukkan nilai rata-
rata.

Jika c adalah kapasitas panas suatu partikel, ketika bergerak dari suatu daerah pada
temperatur lokal 𝑇 + ∆𝑇 ke suatu daerah pada temperatur lokal 𝑇 suatu partikel akan
memberikan energi 𝑐∆𝑇. Sekarang ∆𝑇 diantara akhir lintasan bebas partikel diberikan oleh

𝑑𝑇 𝑑𝑇
∆𝑇 = 𝑑𝑥 𝑙𝑥 = 𝑑𝑥 𝑣𝑥 𝜏,

di mana 𝜏 adalah rata-rata waktu antara tumbukan.

Fluks bersih dari energi (dari kedua pengertian partikel fluks) maka

𝑑𝑇 1 𝑑𝑇
𝑗𝑈 = −𝑛〈𝑣𝑥2 〉𝑐𝜏 𝑑𝑥 = − 3 𝑛〈𝑣 2 〉𝑐𝜏 𝑑𝑥 (5.43)

Jika, untuk fonon, v adalah konstan (5.43) dapat ditulis sebagai

1 𝑑𝑇
𝑗𝑈 = − 3 𝐶𝑣𝑙 𝑑𝑥 (5.44)

1
dengan 𝑙 ≡ 𝑣𝜏 dan C ≡ nc. Jadi K = 3 𝐶𝑣𝑙 .

21
5.12 Resistivitas Panas dari Gas Fonon

Fonon ini berarti laju (  ) bebas ditentukan oleh dua proses, hamburan geometris dan
hamburan oleh fonon lainnya. Jika kekuatan antara atom adalah murni harmonik, tidak ada
mekanisme untuk tabrakan antara fonon yang berbeda, dan tidak aktif (mati) yang berarti jalan
bebas akan dibatasi hanya oleh tabrakan fonon dengan batas kristal dengan ketidaksempurnaan
kisi. Situasi di mana menyebabkan efek ini yang dominan.

Dengan interaksi kisi tak harmonis, ada sambungan berbeda antara fonon yang
membatasi nilai dari jalan bebas rata-rata. Secara tepat dinyatakan dari sistem tak harmonik
tidak lagi seperti fonon murni.

Teori efek sambungan tak harmonis pada termal resistivitas memprediksi bahwa 
sebanding dengan 1/T pada suhu tinggi, dalam perjanjian dengan banyak percobaan. Kita dapat
memahami ketergantungan ini dalam hal jumlah fonon dengan yang fonon diberikan dapat
berinteraksi: pada suhu tinggi jumlah fonon bersemangat sebanding dengan T. Tabrakan
frekuensi dari fonon yang diberikan harus proporsional dengan jumlah fonon dengan yang
dapat berbenturan, dimana:  ∞1/𝑇1 .

Untuk menentukan konduktivitas termal harus ada mekanisme di kristal dimana


distribusi fonon dapat diajukan secara lokal ke kesetimbangan termal. Tanpa mekanisme kita
tidak mungkin membicarakan tentang fonon di salah satu ujung kristal sebagai dalam
kesetimbangan termal pada suhu Tz dan di ujung lain pada ekuilibrium di 𝑇1 .

Hal ini tidak cukup memiliki satu cara untuk membatasi jalur bebas rata-rata, tetapi
juga harus ada cara membangun kesetimbangan termal lokal distribusi fonon. Kolisi fonon
dengan ketidaksempurnaan statis atau batas kristal tidak akan dengan sendirinya membentuk
keseimbangan termal, karena tabrakan tersebut tidak mengubah energi fonon individu: w2
frekuensi fonon tersebar sama dengan frekuensi w1 dari fonon.

Hal ini juga menunjukan bahwa proses tabrakan tiga-fonon:

K1 +K 2 = K 3 (5.45)

tidak akan membentuk keseimbangan, tetapi untuk alasan yang halus: momentum total dari
gas fonon tidak diubah oleh tabrakan tersebut. Sebuah distribusi kesetimbangan fonon pada
suhu T dapat bergerak turun kristal dengan kecepatan yang tidak terganggu oleh tiga kolisi
fonon dari bentuk (5.45). Untuk tabrakan tersebut momentum fonon :

22
J = ∑K nKℎK (5.46)

aalah kekal, karena tabrakan perubahan J adalah K3 — K2 — .K1 = 0. Dengan nK adalah


jumlah foton memiliki faktor K.

Untuk distribusi dengan J ≠ 0 , tabrakan seperti (45) tidak mampu membangun


kesetimbangan termal lengkap karena J berubah.

Gambar 5.16a Aliran molekul gas dalam keadaan melayang keseimbangan bawah tabung terbuka panjang
dengan dinding gesekan. Proses tumbukan elastis antara molekul gas tidak mengubah
momentum atau energi fluks gas karena di setiap tabrakan kecepatan pusat massa partikel dan
energi tetap tidak berubah. Dengan demikian energi diangkut dari kiri ke kanan tanpa didorong
oleh gradien suhu. Oleh karena itu resistivitas termal adalah nol dan konduktivitas termal yang
tak terbatas

Gambar 5.16b Definisi biasa konduktivitas termal dalam gas mengacu pada situasi di mana tidak ada aliran
massa diijinkan. Berikut tabung ditutup di kedua ujungnya, mencegah masuk molekul. Dengan
gradien suhu pasangan bertabrakan dengan atas rata-rata pusat massa akan cenderung diarahkan
ke kanan, mereka dengan kecepatan di bawah rata-rata akan cenderung diarahkan ke kiri.
Sebuah gradien konsentrasi sedikit, tinggi di sebelah kanan, dibentuk untuk mengaktifkan
transportasi massal bersih menjadi nol memungkinkan transportasi energi bersih dari panas ke
ujung dingin.

23
Gambar 5.16c Dalam kristal kita dapat mengatur untuk membuat fonon terutama di salah satu ujung, seperti
dengan menerangi ujung kiri dengan lampu. Dari tujuan itu akan ada fluks bersih fonon menuju
ujung kanan kristal. Proses N 𝑲𝟏 + 𝑲𝟐 = 𝑲𝟑 terjadi, fluks Fonon tidak berubah dalam
momentum tabrakan dan beberapa fluks Fonon akan bertahan di sepanjang kristal. Pada
kedatangan fonon di ujung kanan kita bisa mengatur pada prinsipnya untuk mengubah sebagian
besar energi terhadap radiasi, sehingga sama seperti dalam (a) resistivitas termal adalah nol.

Kita mulai distribusi fonon panas di batang dengan J ≠ 0 , distribusi akan merambat
ke batang dengan J berubah. Oleh karena itu tidak ada perlawanan termal. Masalah seperti
yang diilustrasikan pada Gambar. 5.16 adalah seperti itu dari tabrakan molekul gas dalam
tabung lurus dengan dinding gesekan.

Gambar 5.16d Dalam proses U ada perubahan bersih besar dalam momentum fonon di setiap acara tabrakan.
Sebuah fluks fonon bersih awal dengan cepat akan membusuk karena kita bergerak ke kanan.
Ujung-ujung dapat bertindak sebagai sumber dan tenggelam. Transportasi energi bersih
berdasarkan gradien suhu terjadi seperti pada (b).

24
Gambar 5.17 (a) normal K1 + K2 = K3, dan (b) dilipat K1 + K2 = K3 + G fonon proses tabrakan di kisi persegi
dua dimensi. Di setiap gambar mewakili zona Brillouin pertama dalam ruang fonon K, zona ini
berisi semua nilai independen mungkin dari wavevector fonon. Vektor K dengan panah di pusat
zona mewakili fonon diserap dalam proses tabrakan, dengan panah dari pusat dari zona
perwakilan fonon dipancarkan dalam tabrakan. Kita melihat dalam (b) bahwa dalam proses
lipatan arah i-komponen fluks Fonon telah terbalik. Timbal balik kisi G vektor seperti yang
ditunjukkan adalah panjang, 2π / a di mana a adalah kisi konstan kisi kristal, dan sejajar dengan
K, sumbu. Untuk al! energi proses, N atau U. harus dilestarikan, sehingga w1 + w2 = w3.

5.13 Proses Umklapp (lipatan)


Yang penting proses tiga-fonon yang menyebabkan resistivitas termal tidak dari
bentuk K1 + K2 = K3 di mana K adalah kekal, dengan bentuk

𝐊𝟏 + 𝐊𝟐 = 𝐊𝟑 + 𝐆 (5.47)

di mana G adalah vektor kisi resiprokal (Gambar. 5.17). Proses-proses ini, ditemukan oleh
Peierls, yang disebut proses umklapp. Kita ingat bahwa G dapat terjadi pada semua hukum
konservasi momentum dalam kristal. Dalam semua proses yang diizinkan bentuk (5.46) dan
(5.47), energi kekal.

Kita telah melihat contoh-contoh dari proses interaksi gelombang dalam kristal yang
perubahan faktor keseluruhan tidak perlu nol, mungkin menjadi vektor kisi resiprokal. Proses
tersebut selalu mungkin dalam kisi periodik. Argumen ini sangat kuat untuk fonon:
kebohongan hanya bermakna fonon K di zona Brillouin pertama, sehingga setiap K lagi
diproduksi dalam tabrakan harus dibawa kembali ke zona pertama dengan penambahan G.
Sebuah tabrakan dua fonon baik dengan nilai negatif dari K, bisa oleh proses umklapp (G ≠ 0),
membuat fonon dengan K positif. Proses umklapp juga disebut proses U.

25
Tabrakan di mana G = 0 disebut proses normal atau proses N. Pada suhu tinggi T> θ
semua mode fonon gembira karena kBT >hwmax. Sebagian besar semua tabrakan fonon maka
akan 17 proses, dengan petugas perubahan momentum tinggi dalam tabrakan. Dalam rezim ini
kita dapat memperkirakan resistivitas termal tanpa perbedaan tertentu antara IV dan proses U,
oleh argumen sebelumnya tentang efek nonlinear kita berharap untuk menemukan kisi termal
resistivitasx T pada suhu tinggi.

1
Energi fonon K1 K2 cocok untuk umklapp terjadi adalah urutan dari 𝑘 𝜃, karena
2 𝐵
1
masing-masing fonon 1 dan 2 harus memiliki wavevectors dari urutan 2 𝐺 agar tabrakan (5.47)

ke mungkin. Jika kedua fonon memiliki K rendah, dan energi sehingga rendah, tidak ada cara
untuk mendapatkan dari coDision mereka fonon dari faktor luar zona pertama. Proses umklapp
harus melayani energi, seperti untuk proses normal. Pada suhu rendah jumlah fonon sesuai dari
1
energi tinggi 𝑘𝐵 𝜃 dibutuhkan dapat diharapkan dapat bervariasi kasar sebagai eksponen
2

menurut faktor Boltzmann – 𝜃/2𝑇. Bentuk eksponensial dalam perjanjian baik dengan
eksperimen. Singkatnya, fonon berarti jalur bebas yang masuk pada persamaan (5.42) adalah
jalan bebas rata-rata untuk umklapp tabrakan menjadi antara fonon dan tidak untuk semua
tabrakan antara fonon.

5.14 Ketidaksempurnaan

Efek geometris juga penting dalam membatasi jalan bebas rata-rata. Kita harus
mempertimbangkan hamburan oleh batas-batas kristal, distribusi massa isotop unsur-unsur
kimia alami, kotoran kimia, kisi imperfections, dan struktur amorf.

Ketika pada suhu rendah rata-rata laju  bebas menjadi sebanding dengan lebar benda
uji, nilai  dibatasi oleh lebar, dan konduktivitas termal menjadi fungsi dari dimensi spesimen.
Efek ini ditemukan oleh de Haas dan Biermasz. Penurunan mendadak dalam konduktivitas
termal kristal murni pada suhu rendah disebabkan oleh efek ukuran. Pada suhu rendah proses
umklapp menjadi tidak efektif dalam membatasi konduktivitas termal, dan efek ukuran menjadi
dominan, seperti ditunjukkan pada Gambar. 5.18. Orang akan berharap maka fonon mean free
path akan konstanta dan urutan diameter D spesimen, sehingga

26
K = ≈ CUD (5.48)

Gambar 5.18 Konduktivitas termal dari kristal yang sangat dimurnikan sodium flouride, setelah II. E. Jackson,
C. T. Walker, dan T. F. McNelly.

Gambar 5.19 Isotop efek pada conductioii termal di germanium, sebesar faktor tiga di konduktivitas maksimum.
Spesimen diperkaya adalah 96 persen Ge74, alami germanium adalah 20 persen Ge ™, 27 persen
Gera, 8 persen , 37 persen Ge74, dan 8 persen Ge73. Dibawah 5 K spesimen diperkaya memiliki K
= 0,06 T3, yang setuju dengan baik dengan teori Casirnir untuk tahan panas yang disebabkan oleh
hamburan batas. (Setelah T. H. Gebalie dan G. W. Hull.)

Istilah suhu pada sebelah kanan adalah C, kapasitas panas, yang bervariasi sebagai T3
pada suhu rendah. Kami berharap konduktivitas termal bervariasi sebagai T3 pada suhu rendah.

27
Pengaruh Ukuran memasuki setiap kali fonon mean free path menjadi sebanding dengan
diameter spesimen.
Kristal Dielektrik mungkin memiliki konduktivitas termal setinggi logam. Syn-thetic
safir (A12O3) memiliki salah satu nilai tertinggi konduktivitas hampir 200 W cm-1 K-1 at 30
K pada 30 K. maksimum konduktivitas termal di safir lebih besar dari maksimum 100 W cm-1
K-1 di tembaga. Logam gallium, bagaimanapun, memiliki konduktivitas 845 W cm-1 K-1 pada
1,8 K. contri elektronik untuk konduktivitas termal dari logam diperlakukan dalam Bab 6.
Secara tidak sempurna, kristal, distribusi isotop unsur kimia sering memberikan
mekanisme penting untuk hamburan fonon. Distribusi acak massa isotop mengganggu
periodisitas kepadatan seperti yang terlihat oleh gelombang elastis. Dalam beberapa hamburan
zat fonon oleh isotop sebanding pentingnya dengan hamburan fonon oleh lainnya. Hasil untuk
germanium ditunjukkan pada Gambar, 1.9. Konduktivitas termal ditingkatkan telah disajikan
juga dalam silikon isotop murni dan berlian, yang terakhir memiliki perangkat penting sebagai
penyerap panas untuk sumber laser.

28

Anda mungkin juga menyukai