Anda di halaman 1dari 3

6.

1 perbandingan data percobaan dengan perhitungan teoritis


waktu lompat (tto) merupakan waktu yang diperlukan pelompat dari mulai take off hingga
kembali ke tanah, secara teoritis waktu lompat (tto) dapat di cari melalui konsep gerak jatuh
bebas. Seperti dalam perhitungan 4.2, dari persamaan tersebet didapatkan :
v t=v ¿−¿

Pada saat v t=0 , waktu lompatan merupakan setengah dari waktu lompatan hingga sampai tanah
1
maka di dapat, t= t ¿. Persamaan tersebut disubtitusikan dengan persamaan 4.2, maka di
2
dapatkan
2 √ 2 ghmaks
t ¿teori =
g

Berikut merupakan tabel perbandingan antara t ¿ dengan t ¿teori :

A . Counter Movement

Nama tto (s) t ¿teori (s) Galat (%)


Parama 0,567 0.590 3,963
Fayola 0,417 0.454 8,060
Thalia 0,387 0.438 11,642
Ivanna 0,433 0.421 2.7713
Deftendy 0,56 0.578 3,202
Nasifa 0,433 0.412 4.849
Austin 0,5 0.515 2,927
Zaynab 0,467 0.504 7,464
Salsabila 0,333 0.449 26,5033

B . Squat Jump

Nama tto (s) t ¿teori (s) tto (s)


Parama 0.600 0.574 4.30
Fayola 0.375 0.422 11.1062
Thalia 0.449 0.451 0,4102
Ivanna 0.433 0.447 3,1782
Deftendy 0.567 0.627 9,5145
Nasifa 0.467 0.445 4,7109
Austin 0.586 0.574 2.0547
Zaynab 0.400 0.454 11.8082
Salsabila 0.433 0.485 10,6983

Terdapat perbedaan yang diperoleh dari tabel perbandingan antara t ¿ dengan t ¿teori. Perbedaan
antara t ¿ dengan t ¿teori dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti human eror dalam
pengukuran seperti tidak teliti saat melakukan pengukuran atau pelompat menekukan pinggul/
badan saat melompat sehingga terdapat kemungkinan penambahan waktu di udara. Perbedaan
ini bisa juga dapat disebabkan oleh grafik yang diskrit sehingga tidak dapat menentukan secara
pasti waktu pelompat saat takeoff dan pendaratan.

6.2 hal hal yang mempengaruhi tinggi lompatan


1 . perubahan energi
Dari hasil percobaan yang terlihat pada tabel 5.1 , 5.2, dan 5.3 didapati bahwa pada perubahan
energi sebesar 216.6 J , ketinggian maksimal yang dicapai adalah 0,325 m . sedangkan pada
perubahan energi sebesar 155.7 J , ketinggian maksimal yang di dapat adalah 0.312 m . hal ini
menunjukan bahwa perubahan energi sebanding dengan besar perpindahannya sesuai dengan
teori
W =F . S
∆ EK =F . S
2. perubahan momentum
Dari hasil percobaan yang terlihat pada tabel 5.1 , 5.2, dan 5.3 didapati bahwa pada
perubahan momentum sebesar 140.0 kg m/s , ketinggian maksimal yang dicapai adalah 0,252
m. sedangkan pada perubahan momentum sebesar 109.5 kg m/s , ketinggian maksimal yang di
dapat adalah 0.235 m . hal ini menunjukan bahwa perubahan momentum sebanding dengan
dengan besar ketinggian maksimum yang dapat diperoleh
3. terlatih melakukan lompatan
Seseorang yang lebih terlatih akan dapat melompat beberapa sentimeter lebih tinggi
dibandingkan oleh seseorang yang tidak terlatih

6.3 perbandingan antara countermovement jump dan Squat Jump


Hasil dari percobaan menunjukan bahwa lompatan dengan variasi countermovement jump
lebih efisien dibandingkan lompatan yang menggunakan metode Squat Jump . hal tersebut
ditunjukan dengan pelompat dapat melompat lebih tinggi dengan variasi countermovement
jump dibandingkan dengan variasi Squat Jump seperti yang terlihat pada tabel 5.1 dan 5.2
Lompatan countermovement adalah lompatan yang melibatkan gerakan balasan. Oleh karena
itu mengapa nama lompatannya adalah lompatan “countermovement”. Ini adalah lompatan
yang biasanya digunakan ketika melakukan lompatan vertikal. Gerakan balasan dalam
bentuknya yang paling sederhana adalah gerakan ke bawah yang diikuti oleh gerakan ke atas
secara timbal balik. Dalam hal ini, itu akan menjadi pemanjangan otot-otot tertentu saat mulai
menurunkan pra-lompat. Ketika pelompat mencapai H min mereka, mereka berhenti sejenak
sebelum memulai aksi otot konsentris (misalnya fase pendorong) yang menghasilkan lompatan
vertikal.
Terdapat lebih banyak aktifasi otot di fase awal pada lompatan dengan variasi
countermovement dibandingkan dengan squat jump, sehingga pelompat memiliki v ¿ yang lebih
tinggi dan ketinggian maksimum yang lebih tinggi. Berdasarkan hal tersebut, gaya balasan atau
gaya reaksi dari tanah saat melakukan countermovement jump akan lebih besar dibandingkan
dengan saat melakukan squat jump, maka dorongan ke atas dari countermovement jump akan
lebih besar dan lompatannya akan lebih tinggi dibandingkan squat jump.
Terdapat perbedaan antara data percobaan yang dihasilkan dengan perhitungan secara teoritis.
Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti , Kesalahan saat menentukan titik
acuan,menentukan titik pusat massa saat tracking video juga bisa menjelaskan kenapa hasil
percobaan berbeda dibandingkan perhitungan secara teoritis. Kesalahan teknik saat melompat
seperti pelompat membukan badan saat melompat. Human error, kondisi tempat pengambilan
data, asumsi dan pembulatan juga dapat menyebabkan adanya perbedaan antara data
percobaan dengan perhitungan secara teoritis.

Anda mungkin juga menyukai