“ELISA”
Oleh:
KELAS/KELOMPOK : 2014A/3
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
BAB I
HASIL
H G F E D C B A
J-1 0.032 0.074 0.102 0.137 0.213 0.024 0.049 0.046
J-2 0.264 0.265 0.270 0.304 0.361 0.348 0.388 0.567 1
J-3 0.312 0.287 0.235 0.257 0.330 0.248 0.305 0.464 2
J-4 0.243 0.297 0.279 0.233 0.368 0.377 0.450 0.559 3
J-5 0.274 0.251 0.268 0.271 0.311 0.304 0.418 0.527 4
J-6 0.273 0.298 0.324 0.318 0.351 0.374 0.451 0.585 5
J-7 0.368 0.344 0.311 0.277 0.305 0.322 0.371 0.558 6
J-8 0.338 0.292 0.323 0.364 0.294 0.345 0.429 0.561 7
J-9 0.257 0.218 0.215 0.234 0.237 0.255 0.354 0.504 8
J-10 0.272 0.274 0.347 0.312 0.368 0.410 0.444 0.555 9
J-11 0.369 0.333 0.314 0.315 0.271 0.335 0.384 0.527 10
J-12 0.048 0.037 0.034 0.036 0.039 0.038 0.037 0.055
∑ . H 2.97
COV= = = 0.297
10 10
1.3 Titer AB
0.559 0.450
Well A= x 12800 = 12148,04 Well B = x 800 = 810,81
0.589 0.444
0.377 0.368
Well C = x 400 = 360,765 Well D = x 400 = 352,153
0.418 0..418
0.233 0.278
Well E = x 100 = 85,347 Well F = x 100 = 101,831
0.273 0.273
0.297 0.243
Well G = x 200 = 209,893 Well H = x 100 = 89,010
0.283 0.273
1.4 Kurva
1.5 Gambar
PEMBAHASAN
ELISA merupakan suatu uji serologis yang memiliki mekanisme kerja dengan melihat
interaksi antara antigen (Ag) dan antibodi (Ab) menjadi molekul Ag-Ab yang lebih besar dan
mengendap. Perbedaan uji ELISA dengan uji serologis lainnya adalah dari pembacaan hasil uji.
Pada uji seologis yang lain dapat dilihatnya endapan, tetapi pada uji ELISA hasil dapat dilihat
dari perubahan warna yang terjadi pada substrat pereaksi sesuai dengan label nya atau immune
probe konjugat Ab- enzim. Perubahan warna terjadi karena terjadi proses hidrolisa enzimatik
pada reaksi antara konjugat Ab-enzim dengan substratnya, sehingga hasil ELISA lebih peka dan
dapat secara kuantitatif (Suryadi, 2009).
Titer antibodi adalah sebuah indikasi terhadap status kekebalan tubuh suatu makhluk
hidup. Perbedaan titer antibodi dikarenakan pada host tersebut yaitu jenis, umur, dan juga status
vaksinasi. Tetapi pada uji ELISA ini, titer antibody berbeda-beda dikarenakan daya ikatan antara
antigen dan antibodi yang berbeda-beda. Kemungkinan juga jumlah dari antigen dan antibodi
dalam 1 well juga berbeda, sehingga hasil masing-masing well memiliki titer antibodi yang
berbeda ( Suryani, 2015).
Pada uji ELISA ND terjadinya ikatan antigen dengan antibody akan memuculkn
perubahan warna pada mikroplat yang akan terlacak oleh antiduck-IgG dengan pelabelan enzim
tertentu. Titer antibody ND pada uji ELISA menunjukkan tingkat yang tinggi apabila intensitas
warna yang ditunjukkan semakin coklat pekat. Yang mana kan dinyatkan positif apabila nilai OD
yang ditunjukkan tidak kurang dari 3 kali dari nilai rata rata OD negative. Sedangkan untuk hasl
uji ELISA yang didapatkan menunjukkan nilai OD yang lebih dari nilai rata rata OD negative.
Perbedaan anatara control negative dan control positif ditunjukkan dengan pengukuran
menggunakan spektrofotometer yang diukur berdasarkan intensitas warna campuran hasil
pengujian yang berupa densitas opis. Perbedaan yang ditunjukkan anatara keduanya adalah
perubahan warna substrat pada control positif sedangkan untuk control negative tidak terjadi
perbahan warna pada substrat.
2.2.5 Faktor kegagalan dan faktor yang perlu dperhatikan dalam ELISA
Menurut (Brahmana, 2008) adanya hasil yang gagal pada uji ELISA dapat disebabkan
karena adanya suatu reaksi silang antara antibody primer dengan antibody sekunder. Selain itu
kemungkinan terjadinya kegagalan pada hasi uji ELISA ini bisa saja disebabkan karena adanya
kesalahan teknik atau kurang terampilnya penguji dalam melakukan tahapan tahapan pada uji
ELISA, seperti melakukan washing dengan PBS 200ml yang kurang maksimal akan
mempengaruhi reaksi yang terjadi pada tahapan selanjutnya karena zat yang tidak terikat tidak
terbuang secara sempurna dan dapat mempengaruhi hasil reaksi dari perlakuan selanjutnya.
Begitu pula saat melakukan pengenceran dengan antibody primer 100ml yang harus dipastikan
terhomogenkan dengan benar sehingga ikatan yang diinginkan akan terjadi. Selain itu kesalahan
pengujian pada uji ELISA juga dapat diakibatkan karena control negative yang menunjukkan
respon positif akibat inefektivitas dari larutan blocking yang digunakan yang menyebabkan
antibody sekunder atau lainnya dapat berinteraksi dengn antibody lain dan menimbulkan signal.
Faktor faktor yang perlu diperhatikan dalam uji ELISA menurut (Lequin, 2005) ialah
1. Penggunaan antibody harus dipastikan bersifat monoclonal artinya antibody haya dapat
mengenali satu jenis antigen saja
2. Pembacaan ELISA harus dilakukan dengan cepat dikarenakan reaksi yang terjadi antara
enzim dengan substrat berlangsung relative cepat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Jon Gil R, Eva H, Laura R, et al. 2014. The Mammalian Cell Cycle Regulates Parvovirus
Nuclear Capsid Assembly. USA: University ofr North Carolina.
Merchant and Packer. 1994. Veterinary Bacteriology and Virology. USA: Iowa State University
Press.
Suryadi Yadi. 2009. Potensi Pemanfaatan Perangkat Diagnostik ELISA serta Variannya untuk
Deteksi Patogen Tanaman. Bogor : Jurnal AgroBiogen 5(1):39-48.
Suryani Lilis. 2015. Deteksi Titer Antibodi Dan Identifikasi Faktor Penyebab Kegagalan
Vaksinasi Terhadap Newcastle Disease Pada Ayam Petelur Di Desa Bulo Kabupaten Sidenreng
Rappang. Makassar : Universitas Hasanuddin.
Tabbu, C.R. 2000. Penyakit dan Penanggulangannya: Penyakit Bakterial, Mikal, dan Viral.
Yogyakarta: Kanisius.