Cut Zamharira
UIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh, Propinsi Aceh, Indonesia
E-mail: cut_zamharira@yahoo.com
ABSTRAK
Eksistensi suatu daerah termasuk desa, dapat dinilai dari ada tidaknya perubahan ke
arah yang lebih baik. Untuk itu dibutuhkan kecakapan aparatur desa dan keterlibatan
warga setempat dalam mewujudkannya. Perubahan dapat dilihat dari munculnya
inovasi di lingkungan tersebut. Inovasi adalah sebuah keniscayaan mutlak dalam
menjawab agenda reformasi birokrasi. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji wujud
inovasi yang digerakkan di desa Blang Dhod, kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie sejak
tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif., melalui proses
pengumpulan data dari hasil wawancara dengan para informan baik dari aparat
pemerintahan dan warga desa di lokasi penellitian, observasi dan dokumentasi. Dari
hasil penelitian diketahui ada empat jenis program baru yang dikembangkan di desa
tersebut, yaitu pengolahan kopi sebagai produk unggulan desa Blang Dhod, Badan
Amil, Zakat, Infaq, dan Sadaqah (BAZIS) Desa, bank darah, dan majalah desa online
(website Desa).
ABSTRACT
The existence of an area, including the village, can be judged by whether there is a
change in a better direction. For this reason, the skills of the village apparatus and the
involvement of local residents are needed to make it happen. Change can be seen from
the emergence of innovation in the environment. Innovation is an absolute necessity for
answering the agenda of bureaucratic reform. This paper aims to examine the form of
innovation that was driven in Blang Dhod village, Tangse sub-district, Pidie District
since 2015. This study uses a descriptive qualitative method, through the process of
collecting data from interviews with informants from government officials and villagers
at the location, research, observation, and documentation. The results of the study
revealed that there were four new types of programs developed in the village, namely
coffee processing as a superior product of Blang Dhod village, Amil Zakat, Infaq, and
Sadaqah (BAZIS), blood bank, and online village magazine (village website).
Jurnal Geuthèë: Penelitian Multidisiplin, Geuthèë Institute, Banda Aceh. 23111. E-ISSN: 2614-6096. Open access:
http://www.journal.geutheeinstitute.com.
Jurnal Geuthèë: Penelitian Multidisiplin Judul artikel
Vol. 01, No. 01, (Maret, 2018), pp. 00-00. Nama penulis
PENDAHULUAN
Salah satu tujuan penyelenggaraan inisiatif pada hal-hal baru. Selain itu juga
otonomi daerah adalah mendekatkan dibutuhkan dukungan dari penerima perubahan.
masyarakat pada pemberi layanan (pemerintah). Bentuk dukungan dapat berupa komunikasi
Mengubah sistem old public administration yang efektif, serta keseimbangan antara peran
menjadi new public service. Menghilangkan pemerintah dengan peran masyarakat guna
pola pikir aparatur sipil sebagai penguasa mendukung upaya perubahan yang positif.
menjadi pemberi layanan. Pola lama Karena setiap individu berpotensi sebagai
penyelenggaraan pemerintahan tidak sesuai lagi pendukung atau bahkan penghambat bagi suatu
dengan tatanan masyarakat yang telah berubah, perubahan. Menurut Wilson dan Resenfeld
sehingga reformasi birokrasi menjadi sebuah setidaknya ada empat alasan resistensi terhadap
keharusan dalam pengelolaan organisasi perubahan, yaitu: kepentingan pribadi,
pemerintahan yang baik. Terlebih setelah krisis rendahnya tingkat kepercayaan, perbedaan
multidimensional yang berkepanjangan, pandangan terhadap keuntungan dari perubahan
reformasi tata pemerintahan menjadi wacana dan rendahnya toleransi terhadap perubahan
yang menarik di kalangan akademisi, praktisi (Hetifah : 2003 : 9).
dan aktivis sosial di Indonesia (Agus Dwiyanto, Salah satu bentuk perubahan dalam
et.al., 2003 : 1). Untuk memaksimalkan penyelenggaraan administrasi publik adalah
pelaksanaan reformasi birokrasi, pemerintah menghadirkan inovasi. Di era pelaksanaan tata
khusus membentuk Kementerian kelola pemerintahan yang baik saat ini, inovasi
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi merupakan sebuah keharusan, bukan lagi
Birokrasi, sebagai jembatan mengembangkan sebagai pilihan, karena menyangkut kepuasan
sistem birokrasi dan pengelolaan aparatur masyarakat atas kinerja pelayan publik.
negara menjadi lebih baik dan berkualitas Pemerintah daerah dapat dikatakan
(Hayat, 2017 : 136). Inti dari reformasi adalah melaksanakan sebuah inovasi apabila dapat
bagaimana mengelola perubahan, termasuk diterapkan di daerah lain dan tidak bertentangan
menyadari bahwa perubahan memang betul- dengan aturan hukum yang berlaku (Hendri
betul diperlukan (Hetifah, 2003 : 8). Priyanto, 2017 : 1446). Inovasi dapat berupa
Pengaruh pemimpin sangat besar sesuatu yang baru atau penyegaran dari item
terhadap suatu perubahan terkait fungsinya yang sudah pernah ada sebelumnya. Ukuran
sebagai pengambil keputusan. Ketakutan akan nyata keberhasilan otonomi daerah dalam
berbenturan dengan aturan hukum, terkadang menumbuh-kembangkan kemajuan adalah
membuat pimpinan tidak berani mengambil inovasi (Joko Susanto, et.al, 2003 : 15).
2
Judul artikel Jurnal Geuthèë: Penelitian Multidisiplin
Nama penulis Vol. 01, No. 01, (Maret, 2018), pp. 00-00.
Undang-undang nomor 32 tahun 2014 memilih beberapa inovasi serta manfaatnya bagi
tentang kewenangan pemerintahan daerah masyarakat setempat sebagai salah satu upaya
mengamanatkan bahwa daerah mempunyai hak perubahan dalam tata kelola pemerintahan
merumuskan kebijakan-kebijakan desa, terkait desanya. Metode pengumpulan data berupa
pelayanan, peningkatan peran serta, dan data primer yang diperoleh dari informan
pemberdayaan masyarakat bagi kesejahteraan perangkat desa, masyarakat setempat dan
warga desa. observasi lapangan. Sedangkan data sekunder
Merujuk pada peraturan tersebut, maka diperoleh dari studi literatur berupa kajian
sejak tahun 2015 sampai 2018 ini, desa Blang terdahulu serta informasi dari website dan
Dhod sudah memprakarsai beberapa ide sebagai majalah desa Blang Dhod.
bentuk inovasi gampong guna meningkatkan
perekonomian desa. Karena sesuai undang- HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
undang tentang desa, tujuan pengaturan desa 1) Lokasi dan Sejarah Desa Blang Dhod
adalah untuk mendorong prakarsa, gerakan, dan Desa adalah kesatuan masyarakat hukum
partisipasi masyarakat desa untuk yang memiliki batas wilayah yang berwenang
pengembangan potensi dan aset desa guna untuk mengatur dan mengurus urusan
kesejahteraan bersama (Undang-undang nomor pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
6 tahun 2014 tentang Desa). berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
Maka, melalui musyawarah desa, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
ditetapkanlah empat jenis inovasi sesuai dengan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
latar belakang sejarah, aset dan kebutuhan desa. Kesatuan Republik Indonesia (Pasal 1 Undang-
Berdasarkan uraian diatas, maka tulisan Undang nomor 6 tahun 2014, tentang Desa).
ini mencoba menguraikan apa saja yang telah Gampong Blang Dhod merupakan salah
dilakukan pemerintah daerah Blang Dhod guna satu desa yang terletak di Kecamatan Tangse,
mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik Kabupaten Pidie, Propinsi Aceh. Jarak antara
terhadap perekonomian desa dalam wujud Gampong ini dengan pusat pemerintahan
berbagai inovasi. Tangse sekitar 4 kilometer. Terbentuk pada
tahun 1946, atau 1 tahun pasca proklamasi
METODE PENELITIAN
kemerdekaan Indonesia (www.
Dalam kajian ini, penulis menggunakan
blangdhod.desa.id).
metode penelitian kualitatif deskriptif dimana
Pada awalnya, Gampong ini merupakan
penulis ingin mengetahui secara mendalam
hutan belantara, serta rawa-rawa. Kata “Blang”
tentang latar belakang desa Blang Dhod dalam
berarti sawah dalam bahasa Aceh, sedangkan
3
Jurnal Geuthèë: Penelitian Multidisiplin Judul artikel
Vol. 01, No. 01, (Maret, 2018), pp. 00-00. Nama penulis
4
Judul artikel Jurnal Geuthèë: Penelitian Multidisiplin
Nama penulis Vol. 01, No. 01, (Maret, 2018), pp. 00-00.
5
Jurnal Geuthèë: Penelitian Multidisiplin Judul artikel
Vol. 01, No. 01, (Maret, 2018), pp. 00-00. Nama penulis
tersebut juga bertujuan untuk pemberdayaan mentah, dan setelah diroasting untuk ukuran 1
masyarakat. Karena, sebelumnya akses yang kilogram ):
sulit, membuat proses produksi dan pasca panen
tidak terkendala . Tabel 1. Perbandingan Harga Kopi Mentah
Dengan Yang Sudah Diroasting per Kilogram
Awalnya kopi Tangse dijual ke luar
daerah hanya dalam bentuk bahan mentah. No Jenis Kopi Mentah Roasted
Dengan mencampur antara jenis kopi Robusta 1 Arabika Rp 50.000 Rp 160.000
dengan Liberika. Sehingga harga jualnya pun 2 Liberika Rp 32.000 Rp 80.000
rendah. Namun, sejak awal tahun 2017 3 Robusta Rp 32.000 Rp 80.000
masyarakat Desa Blang Dhod sudah memilah Sumber: hasil wawancara
antara kopi Robusta dengan kopi Liberika. Terlihat pada tabel diatas, bahwa harga
Selain itu masyarakat desa sudah mahir untuk jual kopi naik melebihi 100% ketika sudah
meroasting dan mengemas sendiri hasil panen diroasting. Ini menjadi peluang besar bagi Desa
kopi mereka. Badan Usaha Milik Gampong Blang Dhod untuk meningkatkan Pendapatan
(Bukit Indah) Blang Dhod telah mengeluarkan Asli Gampong melalui produksi dan pengolahan
produk unggulan bubuk kopi dalam bentuk kopi.
kemasan dengan label Kupi Tangse “Halimon” Tidak hanya menjual hasil panen kopi
untuk dipasarkan ke seluruh wilayah Aceh secara mentah dan sudah diroasting. BUMG
maupun ke luar Aceh dan telah mengantongi Bukit Indah juga sudah menawarkan bubuk kopi
sertifikat P-IRT No. 2101109070047-22 yang dalam kemasan 100 gram dan 250 gram untuk
dikeluarkan di Sigli oleh Dinas Kesehatan ketiga jenis kopi. Berikut tabel perbandingan
Kabupaten Pidie tanggal 1 Nopember 2017 harga untuk ketiga jenis kopi dalam bentuk
(hasil wawancara dengan Sekdes Blang Dhod). kemasan:
Artinya, kopi Halimon sudah memenuhi
persyaratan sertifikasi produk pangan industri Tabel 2. Perbandingan Harga Kopi Kemasan
6
Judul artikel Jurnal Geuthèë: Penelitian Multidisiplin
Nama penulis Vol. 01, No. 01, (Maret, 2018), pp. 00-00.
signifikan. Namun, program ini sudah mampu Desa Blang Dhod yang didukung oleh sarana
meningkatkan harga jual kopi dan pendapatan infrastrukutr berupa akses jalan yang sudah
petani. memadai.
Sehingga tidak hanya kopi, hasil
Badan Amil Zakat Infaq dan Sadaqah perkebunan lainnya juga ikut menyumbang
(BAZIS) Desa PAD, antara lain kakao, durian, pinang, dan
Merupakan suatu lembaga yang hasil pertanian berupa beras sejak dibukanya
berkonsentrasi pada pengumpulan zakat dari akses jalan dan jembatan menuju perkebunan
masyarakat dan selanjutnya disalurkan kepada warga dengan infrastruktur yang memadai
fakir miskin di wilayah Gampong Blang Dhod. (wawancara Sekdes Blang Dhod).
Penerimaan BAZIS Desa Blang Dhod Zakat yang telah terkumpul tersebut,
bersumber dari zakat tijarah. Zakat tijarah sudah terserap seluruhnya bagi kaum fakir
adalah zakat yang dikeluarkan dari barang miskin di Desa Blang Dhod, yang tersebar pada
dagangan. Sebagaimana firman Allah SWT Dusun Keude, Neubok Dalam dan Alue
dalam surat Al-Baqarah ayat 267: Badeuk. Dengan pembagian untuk kaum
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah miskin sebesar Rp 150.000/jiwa dan kaum fakir
(dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu
sebesar Rp 300.000/jiwa per tahun.
yang baik-baik dan sebagian dari apa yang
Kami keluarkan dari bumi untuk kamu.”
Bank Darah Desa
Sejak dibentuk pada tahun 2015, sudah
terkumpul zakat tijarah sebanyak Rp
Pemerintah Desa Blang Dhod menerima
75.860.000, dengan perincian pada tabel
masukan dari warga tentang sulitnya warga
dibawah ini.
memperoleh transfusi darah selama ini saat
Tabel 3. Jumlah Penerimaan Zakat
membutuhkan. Warga harus mencari sendiri
BAZIZ Desa Blang Dhod
No Tahun Jumlah Penerimaan calon pendonor. Untuk menjawab permasalah
1 2015 Rp 13.000.000,- ini, maka pada tahun 2016, atas kesepakatan
2 2016 Rp 27.860.000,- warga dengan pemerintah Desa Blang Dhod,
3 2017 Rp 35.000.000,- dibentuklah bank darah desa. Program ini
Sumber: www.blangdhod.desa.id bertujuan untuk menyediakan stok darah.
Dari data tersebut terlihat ada Sehingga dapat meringankan kesulitan
peningkatan penerimaan zakat setiap tahunnya. masyarakat Desa Blang Dhod khususnya, ketika
Peningkatan ini juga merupakan salah satu membutuhkan tranfusi darah, sekaligus menjadi
outcome dari naiknya harga jual kopi produksi wujud dari rasa kepedulian sesama.
7
Jurnal Geuthèë: Penelitian Multidisiplin Judul artikel
Vol. 01, No. 01, (Maret, 2018), pp. 00-00. Nama penulis
Kegiatan ini selain untuk membantu Sejak dibentuk, setidaknya sudah ada 5
sesama, pendonor juga memperoleh manfaat orang warga Desa Blang dhod yang menerima
bagi kesehatan, seperti mengurangi resiko tranfusi darah atau disebut penerima manfaat
penyakit jantung, stroke, hipertensi dan dari program bank darah ini.
membuat tubuh lebih bugar, karena mampu
mengurangi kelebihan zat besi di dalam tubuh Majalah Online Desa
yang berbahaya bagi kesehatan. Sosialisai dan penyebarluasan informasi
saat ini akan lebih cepat dan mudah melalui
Program ini merupakan rangkaian dari
media internet. Melalui media ini pemerintah
kegiatan pembentukan Gampong Siaga. Pada
akan merevitalisasi portal pemerintahan untuk
tahap awal dilakukan pemeriksaan golongan
menyediakan kemudahan dalam akses bagi
darah warga Desa Blang Dhod di Puskesmas
publik (Hetifah, 2003 : 115). Tuntutan
Tangse (tanggal 15 Agustus 2016). Selanjutnya
transparansi anggaran dan informasi menjadi
menjadi agenda rutin tahunan warga
komponen yang harus dipenuhi oleh aparatur
mendonorkan darah (mulai tahun 2017).
pemerintahan. Dalam konsep pelayanan publik
Kegiatan donor darah warga ini,
dikenal juga konsep e-goverment, yang
dipusatkan di halaman Meunasah Desa Blang
merupakan wujud dari pelaksanaan Good
Dhod, bekerja sama dengan Mahasiswa KKN
Governance.
dari Universitas Jabal Gafur, Palang Merah
Dengan memanfaatkan kemajuan
Indonesia Kabupaten Pidie, Puskesmas Tangse
teknologi, Desa Blang Dhod sudah menginisiasi
dan Palang Merah Indonesia (PMI) Pidie.
website/majalah Desa yang sudah dilaunching
Pada tahun 2017 terkumpul 8 kantong
sejak tahun 2015.
darah, dan tahun 2018 sebanyak 29 kantong
Dalam majalah online Desa Blang Dhod
darah. Stok darah ini tidak hanya
memuat berbagai informasi kegiatan desa,
diperuntukkan kepada warga Desa Blang Dhod,
administrasi dan pelayanan. Dengan spesifikasi
namun juga kepada warga diluar Desa ini.
informasi yang terdiri dari:
Hanya saja warga Desa Blang Dhod menjadi
1. Lembaga, Profil, pemerintahan, Qanun,
prioritas, artinya ketika mereka membutuhkan,
Sejarah, visi dan misi serta wilayah
tidak perlu lagi mencari pendonor, tapi sudah
Gampong Blang Dhod.
tersedia stok di PMI Kabupaten Pidie.
2. Artikel, berita dan galeri terkait kegiatan
yang berlangsung di Desa Blang Dhod.
8
Judul artikel Jurnal Geuthèë: Penelitian Multidisiplin
Nama penulis Vol. 01, No. 01, (Maret, 2018), pp. 00-00.
3. Potensi Gampong yang memuat tentang tiga tahapan, yang pertama administrasi, kedua
berbagai informasi produk unggulan kunjungan lapangan dan selanjutnya presentasi.
Desa Blang Dhod. Dari 10 desa yang lolos persyaratan administrasi
4. Data Gampong, yang menyajikan dan dikunjungi ke lapangan, hanya 6 Desa yang
berbagai data statistik , yaitu; data memenuhi persyaratan untuk tahap presentasi.
kependudukan, pendidikan, sarana dan Adapun penilaian difokuskan pada
prasarana, data APBD serta data statistik inovasi yang berdampak kepada ekonomi
layanan administrasi. masyarakat, kesehatan dan pendidikan. Berikut
prestasi Desa Blang Dhod dalam inovasi:
Penghargaan Prakarsa Inovatif Desa Blang 1. Juara pertama Perlombaan Desa
Dhod Kabupaten Pidie tahun 2016.
Setiap hasil kerja, apabila diberikan 2. Juara pertama perlombaan Desa
penghargaan tentu akan berdampak pada Kabupaten Pidie 2017.
peningkatan kualitas. Demikian pula dengan 3. Juara Harapan kedua Perlombaan Desa
hasil kinerja pemerintah daerah, diperlukan Propinsi Aceh tahun 2017.
pemberian penghargaan melalui kompetisi 4. Nominasi ketiga besar Penilaian Website
terhadap program-program yang inovatif. pilihan juri Pengelola Nama Domain
Seperti yang pernah dilakukan oleh Ford Internet Indonesia (PANDI) Award
Foundation di Amerika Serikat, dimana kategori Desa tahun 2018.
penghargaan ini ternyata sangat bernilai bagi 5. Juara kedua Perlombaan Program
penerimanya dan terbukti telah memicu Pembangunan dan Pemberdayaan
motivasi pemerintah lokal untuk terus Masyarakat Desa (P3MD) Propinsi Aceh
melakukan inovasi (Hetifah, 2003 : 121). kategori prakarsa dan inovasi.
Demikian pula di Indonesia, ada
Indikator perlombaan Desa adalah;
berbagai kompetisi untuk mendorong kreatifitas
Pemerintahan Desa, inovasi, pendidikan,
pemerintahan daerah dalam melahirkan kary-
kesehatan, lembaga kemasyarakatan, partisipasi
karya baru yang bermanfaat bagi kesejahteraan
masyarakat, produk unggulan Desa, dan sistem
masyarakat.
informasi Desa.
Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini,
Desa Blang Dhod tercatat sudah beberapa kali KESIMPULAN
menjuarai perlombaan Desa dalam bidang Berbagai program inovasi di Desa Blang
inovasi, baik ditingkat kabupaten, propinsi Dhod hadir atas kesadaran pemerintah Desa
maupun nasional. Perlombaan ini terbagi pada untuk ikut melibatkan masyarakat dalam upaya
9
Jurnal Geuthèë: Penelitian Multidisiplin Judul artikel
Vol. 01, No. 01, (Maret, 2018), pp. 00-00. Nama penulis
percepatan pembangunan menghadapi era Dhod, sebagai wujud transparansi informasi dan
globalisasi. Karena melalui pendekatan anggaran bagi masyarakat di dalam dan luar
partisipatif dan inovatif akan menghasilkan Desa Blang Dhod.
solusi.
Adapun jenis inovasi yang
dikembangkan didasarkan pada pertimbangan
keunggulan daerah (kopi), kebutuhan
masyarakat, penyebarluasan informasi, dan
kepedulian terhadap sesama. Keseluruhan
program tersebut bertujuan pada peningkatan
pemberdayaan masyarakat dan perekonomian
Desa.
Pengolahan kopi secara profesional .
sudah mampu meningkatkan harga jual kopi
produksi Desa Blang Dhod, BAZIS ikut
membantu perekonomian rakyat, bank darah
menjadi sarana membantu sesama dan
peningkatan kesehatan pendonor, majalah online
sebagai media informasi kegiatan desa Blang
DAFTAR PUSTAKA
Agus Dwiyanto, dkk, 2003, Reformasi Tata Kelola dan Otonomi Daerah, Pusat Studi
Kependudukan dan Kebijakan UGM.
Hayat, 2017,Manajemen Pelayanan Publik, Raja Grafindo Persada.
Hedri Priyanto, Rati Sumanti, 2017, “Inovasi Pelayanan Publik Di Daerah”, Jurnal Transformasi
Administrasi PKP2A IV LAN, Volume 7, No.2.
Hetifah Sj. Sumarto, 2009, Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance, Yayasan Obor Indonesia.
Joko Susanto, dkk, 2003, Kemajuan Berkebebasan, Kebebbasan Berkemajuan, Jawa Post Institute.
10
Judul artikel Jurnal Geuthèë: Penelitian Multidisiplin
Nama penulis Vol. 01, No. 01, (Maret, 2018), pp. 00-00.
11