Kanker paru-paru
Bidang Onkologi
ICD-10 C33.-C34.
ICD-9-CM 162
DiseasesDB 7616
MedlinePlus 007194
405radio/406
Patient UK Kanker paru-paru
MeSH D002283
[sunting di Wikidata]
Kanker paru-paru merupakan penyakit dengan ciri khas adanyapertumbuhan sel yang tidak
terkontrol pada jaringan paru-paru. Bila tidak dirawat, pertumbuhan sel ini dapat menyebar ke luar
dari paru-paru melalui suatu proses yang disebut metastasis ke jaringan yang terdekat atau bagian
tubuh yang lainnya. Sebagian besar kanker yang mulai di paru-paru, yang dikenal sebagai kanker
paru primer, adalah karsinomayang berasal dari sel epitelium. Jenis kanker paru yang utama adalah
SCLC (kanker paru sel kecil), atau disebut juga kanker sel gandum, dan NSCLC (kanker paru non-
sel-kecil). Gejala paling umum adalah batuk (termasuk batuk darah), berat badan turun dan sesak
napas.[1]
Penyebab paling umum kanker paru adalah paparan dalam jangka waktu yang lama terhadap asap
tembakau,[2] yang menyebabkan 80–90% kanker paru.[1] Bukan perokok mencapai angka 10–15%
dari kasus kanker paru,[3] dan kasus ini biasanya disebabkan oleh kombinasi antarafaktor genetik,
[4]
gas radon,[4] asbestos,[5] dan polusi udara[4] termasukasap rokok pasif.[6][7] Kanker paru dapat dilihat
melalui foto rontgen dadadan tomografi komputer (CT scan). diagnosis dapat dipastikan
denganbiopsi[8] yang biasanya dilakukan melalui prosedur bronkoskopi atau dipandu dengan CT.
Perawatan dan hasil dalam jangka panjang tergantung pada tipe kanker, stadium (tingkat
penyebaran), dan keadaan kesehatan pasien secara keseluruhan, diukur berdasarkankondisi
umum.
Perawatan biasanya meliputi pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi. NSCLC biasanya ditangani
melalui pembedahan, sedangkan SCLC umumnya memberikan respons yang lebih baik terhadap
kemoterapi dan radioterapi.[9] Secara keseluruhan, 15% dari penduduk di Amerika Serikat
terdiagnosis kanker paru mencapai harapan hidup lima tahun setelah diagnosis.[10] Secara
global, kankerparu merupakan penyebab utama kematian karena kanker pada laki-laki dan
perempuan, dan bertanggung jawab untuk 1,38 juta kematian setiap tahunnya, hingga tahun 2008.
[11]
Daftar isi
[sembunyikan]
gejala pada saluran napas: batuk, batuk darah, bengek atau napas pendek
gejala sistemik: berat badan turun, demam, gada pada kuku jari, atau kelelahan
gejala karena tekanan di daerah lokal: nyeri dada, nyeri tulang, obstruksi vena cava
superior, kesulitan menelan
Bila kanker tumbuh di sekitar saluran napas, keadaan ini dapat menghambat aliran udara,
menyebabkan sesak napas. Hambatan ini dapat menyebabkan adanya akumulasi sekret di
belakang sumbatan, dan menyebabkan terjadinya pneumonia.[1]
Bergantung pada jenis tumornya, fenomena paraneoplastik mungkin adalah yang pertama kali
menarik perhatian mengenai adanya penyakit ini.[12] Pada kanker paru, fenomena ini dapat
meliputi Sindrom Lambert–Eaton myastenik(lemah otot yang disebabkan
oleh autoantibodi), hiperkalsemia, atau sindrom dari ketidakstabilan hormon antidiuretik(SIADH).
Tumor pada bagian bagian paling atas dari paru-paru, dikenal sebagai Tumor Pancoast, dapat
menginvasi bagian lokal dari sistem saraf simpatik, sehingga menyebabkan Sindrom
Horner (jatuhnya kelopak mata dan pupil kecil pada sisi tersebut), dan juga menyebabkan
kerusakan pada pleksus brakhialis.[1]
Kebanyakan gejala kanker paru (hilang nafsu makan, berat badan turun, demam, kelelahan) tidak
spesifik.[8] Pada kebanyakan orang, kanker telah menyebar dari lokasi awalnya saat timbul gejala
dan datang ke dokter. Lokasi umum penyebarannya termasuk otak, tulang, kelenjar adrenal, paru
sebelahnya, hati, perikardium, dan ginjal.[13] Sekitar 10% dari penderita kanker paru tidak mengalami
gejala saat diagnosis; kanker ini ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan foto rontgen
dada.[10]
penampang melintang dari paru-paru manusia: Area berwarna putih di bagian lobus atas adalah kanker; area
berwarna hitam adalah perubahan warna yang terjadi karena merokok.
Merokok, khususnya sigaret, secara umum merupakan penyumbang utama kanker paru.[15] Rokok
sigaret mengandung lebih dari 60 jenis karsinogen,[16]termasuk di antaranya radioisotop dari
peluruhan sekuens radon, nitrosamin, dan benzopiren. Selain itu, nikotin menekan respons imun
terhadap pertumbuhan kanker pada jaringan yang terpapar.[17] Di seluruh negara maju, 90% dari
kematian karena kanker paru pada laki-laki selama tahun 2000 disebabkan oleh merokok (70%
untuk perempuan).[18] Merokok bertanggung jawab terhadap 80–90% kasus kanker paru.[1]
Merokok pasif—proses inhalasi asap dari perokok lain—merupakan penyebab kanker paru pada
bukan perokok. Perokok pasif dapat digolongkan sebagai seseorang yang hidup atau bekerja
bersama perokok. Penelitian dari AS,[19][20] Eropa,[21] Inggris,[22] dan Australia[23] telah secara konsisten
menunjukkan adanya peningkatan risiko yang signifikan di antara mereka yang terpapar asap rokok
pasif.[24] Mereka yang hidup dengan perokok memiliki risiko yang lebih tinggi sebesar 20–30%
sedangkan mereka yang bekerja pada lingkungan perokok mempunyai risiko 16–19% lebih tinggi.
[25]
Penelitian asap aliran sisi menunjukkan bahwa hal ini lebih berbahaya dari merokok langsung.
[26]
Merokok pasif menyebabkan 3, 400 kematian karena kanker paru setiap tahun di AS. [20]
Gas Radon[sunting | sunting sumber]
Radon adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau dihasilkan dari penguraian
radioaktif radium, yang merupakan produk dari peluruhanuranium, yang ditemukan di
lapisan kerak bumi. Produk peluruhan radiasi meng ion kan materi genetika, sehingga
menyebabkan mutasi yang kadang menjadi bersifat kanker. Radon merupakan penyebab kanker
paru paling banyak kedua di AS, setelah rokok.[20] Risikonya meningkat hinggga 8–16% untuk setiap
peningkatan konsentrasi radon sebesar 100 Bq/m³.[27] Tingkat gas radon bervariasi tergantung pada
lokasi dan komposisi tanah dan batuan di bawahnya. Sebagai contoh, di wilayah seperti Cornwall di
Inggris (yang mengandung granit sebagai substrata), gas radon merupakan masalah utama, dan
bangunan harus memiliki ventilasi aktif dengan kipas untuk menurunkan konsentrasi gas
radon. United States Environmental Protection Agency (EPA) memperkirakan satu dari 15 rumah di
AS memiliki tingkat radon lebih tinggi dari tingkat rekomendasi 4 picocurie per liter (pCi/l) (148
Bq/m³).[28]
Asbestos[sunting | sunting sumber]
Asbestos dapat menyebabkan berbagai penyakit paru-paru, termasuk kanker paru. Merokok
tembakau dan asbestos memberikan efek sinergis dalam pembentukan kanker paru.[5] Asbestos
juga dapat menyebabkan kanker padapleura, yang disebut mesotelioma (yang berbeda dari kanker
paru).[29]
Polusi udara[sunting | sunting sumber]
Polusi udara di luar rumah hanya memberikan efek yang kecil dalam meningkatkan risiko kanker
paru.[4] partikulat(PM2.5) halus dan aerosol sulfat, yang berasal dari pelepasan asap kendaraan
bermotor di jalanan, diasosiasikan agak meningkatkan risiko.[4][30] Untuk nitrogen dioksida, kenaikan
bertahan hingga 10 bagian per miliar meningkatkan risiko kanker paru hingga 14%.[31] Polusi udara
luar diperkirakan bertanggung jawab terhadap 1–2% kejadian kanker paru.[4]
Bukti tentatif mendukung adanya kenaikan risiko kanker paru dari polusi dalam ruang yang
berhubungan dengan pembakaran kayu, batubara, residu bahan bakar kotoran dan sisa sampah
yang dipakai untuk memasak dan pemanas ruang.[32] Wanita yang terpapar asap pembakaran
batubara memiliki risiko dua kali lebih tinggi dan sejumlah produk sampingan dari
pembakaran tanaman organik diketahui atau dicurigai bersifat karsinogen.[33] Risiko ini memengaruhi
kurang lebih 2.4 miliar orang di seluruh dunia,[32] dan dipercaya menyebabkan 1.5% kematian karena
kanker paru.[33]
Genetika[sunting | sunting sumber]
Diperkirakan bahwa 8 hingga 14% dari kanker paru disebabkan oleh faktor diturunkan.[34] Pada
orang dengan saudara yang terkena kanker paru, risiko meningkat hingga 2.4 kali. Hal ini
disebabkan oleh adanya kombinasi gen.[35]
Penyebab lain[sunting | sunting sumber]
Sejumlah zat, pekerjaan, dan paparan lingkungan lain juga dihubungkan dengan kanker
paru. Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC) menyatakan ada "bukti yang cukup" untuk
menunjukkan bahwa sejumlah hal berikut karsinogenik untuk paru-paru:[36]
Sejumlah jenis logam (produk aluminium, kadmium dan senyawa kadmium,
senyawa kromium(VI), berilium dan senyawa berilium, peleburan besi dan baja, senyawa
nikel, arsenik dan senyawa arsenik inorganik, tambanghematit bawah tanah)
Sejumlah produk pembakaran (pembakaran tidak sempurna), arang batu (emisi dalam ruangan
dari pembakaran arang batu rumah tangga), gasifikasi batu bara, aspal, produk kokas, jelaga,
gas buang mesin disel)
Radiasi ionisasi (radiasi sinar-X, radon-222 dan produk peluruhannya, radiasi
gamma, plutonium)
Sejumlah gas beracun (metil eter (kadar teknis), Bis-(klorometil) eter, sulfur mustard, MOPP
(campuran vinkristina-prednison-nitrogen mustard-procarbazin), uap pengecatan)
Produk karet dan kristalin debu silika
Melakukan foto rontgen dada adalah salah satu langkah pemeriksaan awal jika seseorang
melaporkan gejala-gejala yang mengarah pada kanker paru. Upaya ini bisa menunjukkan adanya
massa yang jelas, pelebaran mediastinum(yang menunjukkan penyebaran ke nodus
limfatik), atelektasis (kolaps), konsolidasi (pneumonia), atau efusi pleura.[2] Pencitraan CT umumnya
digunakan untuk memberi informasi tambahan tentang jenis dan perluasan
penyakit. Bronkoskopi atau biopsi dipandu-CT kerap dipakai dalam pengambilan sampel tumor
untuk pemeriksaan histopatologi.[10]
Kanker paru sering tampak sebagai nodul paru soliter dalam foto rontgen dada. Tetapi, diagnosis
diferensialnya luas. Banyak penyakit lain yang menunjukkan tampilan seperti itu,
termasuk tuberkulosis, infeksi jamur, kanker metastatik, atau pneumonia terkelompok. Penyebab
nodul paru soliter yang lebih jarang ditemukan termasukhamartoma, kista
bronkogenik, adenoma, malformasi arteriovena, sekuestrasi paru, nodul reumatoid, granulomatosis
Wegener, atau limfoma.[41] Kanker paru juga bisa berupa temuan insidental, sebagai nodul paru
soliter dalam sebuah foto rontgen dada atau CT scan yang dilakukan untuk tujuan yang tidak
berkaitan.[42] Diagnosis definitif kanker paru didasarkan pada pemeriksaan histologi jaringan yang
meragukan dalam konteks ciri klinis dan radiologi.[1]
Klasifikasi[sunting | sunting sumber]
Adenokarsinoma 22.1
Kanker paru diklasifikasikan berdasarkan tipe histologi.[8]Klasifikasi ini penting untuk menentukan
manajemen dan memprediksi keluaran penyakit. Mayoritas besar kanker paru adalah karsinoma—
keganasan yang timbul dari sel epitelial. Kanker paru dikategorikan menurut ukuran dan tampakan
sel-sel ganas yang dilihat oleh ahli histopatologi melaluimikroskop. Dua kelas besarnya adalah
kanker paru bukan-sel-kecil dan sel kecil.[43]
Kanker paru bukan-sel-kecil[sunting | sunting sumber]
Mikrografi karsinoma skuamosa, satu tipe kanker bukan-sel-kecil,spesimen FNA, Pewarnaan Pap
Tiga subtipe utama NSCLC adalah adenokarsinoma, karsinoma paru sel skuamosa, dan karsinoma
paru sel besar.[1]
Hampir 40% kanker paru adalah adenokarsinoma, yang biasanya bermula di jaringan paru perifer.
[8]
Kebanyakan kasus adenokarsinoma dihubungkan dengan kebiasaan merokok; namun, di antara
orang-orang yang merokok kurang dari 100 rokok sepanjang hidup mereka ("tidak pernah
merokok"),[1]adenokarsinoma merupakan jenis kanker paru yang paling umum.[44] Satu subtipe
adenokarsinoma, karsinoma bronkioloalveolar, lebih umum ditemukan pada wanita yang tidak
pernah merokok, dan penderitanya dapat memiliki daya tahan hidup yang lebih baik.
Karsinoma sel skuamosa menjadi penyebab sekitar 30% kanker paru. Jenis ini khususnya timbul di
saluran napas besar. Rongga berlubang dan kematian sel yang berkaitan umumnya ditemukan di
pusat tumor. Sekitar 9% kanker paru adalah karsinoma sel besar. Disebut demikian karena sel-sel
kanker tersebut besar, memiliki sitoplasmaberlebihan, nuklei besar dan nukleoli kelihatan jelas.
Kanker paru sel kecil[sunting | sunting sumber]
Pada karsinoma paru sel kecil (SCLC), sel kanker mengandung granul neurosekretori padat
(vesikel yang mengandung hormon neuroendokrin), yang memberi tumor ini suatu asosiasi
endokrin/sindrom paraneoplastik.[45]Sebagian besar kasus muncul di saluran napas besar
(bronki primer dan sekunder).[10] Kanker ini berkembang cepat dan menyebar di tahap awal
perkembangan penyakit. Enam puluh sampai tujuh puluh persen memiliki penyakit metastatik pada
saat penyakit mulai memberikan gejala. Kanker paru jenis ini sangat berkaitan dengan kebiasaan
merokok.[1]
Lain-lain[sunting | sunting sumber]
Empat subtipe histologi utama telah diketahui, meskipun sejumlah kanker mungkin mengandung
kombinasi beberapa subtipe yang berbeda.[43] Subtipe yang jarang termasuk tumor kelenjar,tumor
karsinoid, dan karsinoma tak terdiferensiasi.[1]
Metastasis[sunting | sunting sumber]
Immunostain (pewarnaan
Tipe histologi
imunologi)
CK5/6 positif
Karsinoma sel skuamosa
CK7 negatif
CK7 positif
Adenokarsinoma
TTF-1 positif
Karsinoma sel besar TTF-1 negatif
TTF-1 positif
CD56 positif
Kanker sel kecil
Kromogranin positif
Sinaptofisin positif
Paru-paru merupakan tempat yang umum untuk persebaran tumor dari bagian tubuh yang lain.
Kanker sekunder diklasifikasikan menurut tempat asalnya, misalnya kanker payudara yang telah
menyebar ke paru-paru disebut kanker payudara metastatik. Metastasis kerapkali mempunyai
tampilan bulat yang khas dalam foto rontgen dada.[46]
Kanker paru primer sendiri kerapkali bermetastasis ke otak, tulang, hati dan kelenjar adrenal.
[8]
Metode biopsiimmunostain (pewarnaan imunologi) seringkali bermanfaat untuk menentukan
sumber kanker.[47]
Stadium[sunting | sunting sumber]
Lihat pula: Tahapan kanker paru
Stadium kanker paru adalah pengkajian tingkat penyebaran kanker dari sumber asalnya. Langkah
ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prognosis dan penanganan potensial kanker
paru.[1]
Evaluasi awal dari pentahapan kanker paru bukan-sel-kecil (NSCLC) menggunakan klasifikasi TNM.
Cara ini didasarkan pada ukuran tumor primer, keterlibatan nodus limfatik, dan metastasis jauh.
Setelah ini, dengan menggunakan deskriptor TNM, ditentukan satu grup, berkisar mulai dari kanker
yang tersembunyi, sampai stadium 0, IA (satu-A), IB, IIA, IIB, IIIA, IIIB dan IV (empat). Kelompok
stadium ini membantu pemilihan metode penangangan dan estimasi prognosis.[48] Kanker paru sel
kecil (SCLC) umumnya diklasifikasikan sebagai 'stadium terbatas' (terbatas pada separuh dada dan
dalam cakupan satu bidang radioterapi yang dapat ditoleransi) atau 'stadium ekstensif' (penyakit
lebih meluas).[1] Namun, klasifikasi TNM dan pengelompokan bermanfaat untuk estimasi prognosis.
[48]
Baik untuk NSCLC maupun SCLC, dua jenis evaluasi penentuan stadium adalah stadium klinis dan
stadium bedah. Stadium klinis dilakukan sebelum pembedahan definitif. Tindakan ini didasarkan
pada hasil kajian pencitraan (sepertiCT scan dan PET scan) dan hasil biopsi. Stadium bedah
dievaluasi baik selama maupun setelah operasi, dan didasarkan atas gabungan hasil-hasil temuan
dalam pembedahan dan klinis, termasuk contoh sampel nodus limfatik dada yang diambil dalam
pembedahan.[8]
Kemoterapi adjuvan merujuk pada penggunaan kemoterapi setelah melakukan pembedahan kuratif
untuk menyempurnakan hasilnya. Dalam NSCLC, sampel diambil di dekat nodus limfatik selama
pembedahan untuk membantu penentuan stadium. Jika terkonfirmasi penyakit stadium II atau III,
kemoterapi adjuvan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup sebesar 5% pada lima tahun. [89]
[90]
Kombinasi vinorelbine dan cisplatin lebih efektif daripada pengobatan lama.[90] Kemoterapi
adjuvan untuk penderita kanker stadium IB mengundang kontroversi, karena uji coba klinis belum
menunjukkan manfaatnya dengan jelas terhadap kelangsungan hidup.[91][92] Uji coba pra-operasi
kemoterapi (kemoterapi neo-adjuvan) dalam NSCLC yang dapat diangkat belum mencapai suatu
kesimpulan.[93]
Perawatan paliatif[sunting | sunting sumber]
Pada penderita dengan penyakit terminal, perawatan paliatif atau pengelolaan rawat akhir mungkin
lebih tepat.[10]Pendekatan ini memungkinkan diskusi tambahan tentang pilihan perawatan dan
membuka kesempatan didapatkannya keputusan dari pertimbangan yang matang [94][95] dan dapat
menghindarkan perawatan yang tidak menolong tetapi mahal di akhir kehidupan. [95]
Kemoterapi dapat digabungkan dengan perawatan paliatif dalam merawat NSCLC. Dalam kasus
lanjut, kemoterapi yang tepat meningkatkan rerata kelangsungan hidup melampaui perawatan
dukungan saja, serta meningkatkan kualitas hidup.[96] Dengan kebugaran fisik yang cukup,
mempertahankan kemoterapi dalam meringankan kanker paru memberikan perpanjangan hidup 1,5
hingga 3 bulan, mengurangi gejala, dan peningkatan kualitas hidup, dengan hasil yang lebih baik
tampak pada obat-obatan yang lebih baru.[97][98] NSCLC Meta-Analyses Collaborative Group
menyarankan jika penderita menginginkan dan dapat menerima perawatan ini, maka kemoterapi
harus dipertimbangkan pada kasus NSCLC lanjut.[85][99]
Stadium
klinis
Kanker paru bukan-sel- Kanker paru sel
kecil kecil
IA 50 38
IB 47 21
IIA 36 38
IIB 26 18
IIIA 19 13
IIIB 7 9
IV 2 1
Prognosis umumnya buruk. Dari semua penderita kanker paru, 15% bertahan selama 5 tahun
setelah prognosis.[2]Sering terjadi stadium sudah lanjut pada saat diagnosis. Pada presentasi, 30–
40% kasus NSCLC ada pada stadium IV, dan 60% SCLC ditemukan pada stadium IV. [8]
Faktor prognostik dalam NSCLC termasuk ada atau tidak adanya gejala paru, ukuran tumor,
(histologi) jenis sel, derajat penyebaran (stadium), dan metastasis ke beberapanodus limfatik,
serta invasi pembuluh darah. Untuk penderita dengan penyakit yang tidak dapat dioperasi, hasilnya
lebih buruk bagi yang memiliki kondisi umum buruk dan kehilangan berat badan lebih dari 10%.
[100]
Faktor prognostik dalam kanker paru sel kecil termasuk kondisi umum, jenis kelamin, stadium
penyakit, dan keterlibatan sistem saraf pusat atau organ hati pada saat diagnosis.[101]
Untuk NSCLC, prognosis terbaik didapatkan dengan reseksi bedah lengkap penyakit stadium IA,
dengan tingkat kelangsungan hidup lima tahun sebesar 70%.[102] Untuk SCLC, keseluruhan tingkat
kelangsungan hidup lima tahunnya sekitar 5%.[1] Penderita SCLC tingkat ekstensif mempunyai
rerata tingkat kelangsungan hidup lima tahun kurang dari 1%. Rerata waktu kelangsungan hidup
untuk penyakit stadium terbatas adalah 20 tahun, dengan tingkat kelangsungan hidup lima tahun
sebesar 20%.[2]
Menurut data yang disediakan oleh National Cancer Institute, usia median pada diagnosis kanker
paru di Amerika Serikat adalah 70 tahun,[103] dan usia median saat kematian adalah 72 tahun.[104] Di
AS, orang yang memiliki asuransi kesehatan cenderung mempunyai hasil yang lebih baik.[105]
Kematian berbaku usia dari kanker trakea, bronki, dan paru-paru per 100, 000 penduduk di 2004[106]
no data 30-35
≤5 35-40
5-10 40-45
10-15 45-50
15-20 50-55
20-25 ≥ 55
25-30
Di seluruh dunia, kanker paru merupakan kanker paling umum dari segiinsiden dan mortalitas. Pada
2008, terdapat 1,61 juta kasus baru, dan 1,38 juta kematian akibat kanker paru. Tingkat tertinggi ada
di Eropa dan Amerika Utara.[11] Segmen populasi yang paling mungkin menderita kanker paru
adalah orang berusia di atas 50 tahun yang mempunyai riwayat merokok. Berlawanan dengan
tingkat mortalitas pria, yang mulai menurun lebih dari 20 tahun yang lalu, tingkat mortalitas kanker
paru wanita telah meningkat dalam dekade terakhir, dan baru saja mulai stabil. [107] Di AS, risiko
seumur hidupuntuk terkena kanker paru adalah 8% pada pria dan 6% pada wanita.[1]
Untuk setiap 3–4 juta rokok yang diisap, akan terjadi satu kematian karena kanker paru. [1]
[108]
Pengaruh dari "Big Tobacco" memainkan peranan penting dalam budaya merokok.[109] Orang
muda bukan perokok yang melihat iklan tembakau punya kecenderungan untuk mulai merokok.
[110]
Peran darimerokok pasif makin diakui sebagai faktor risiko kanker paru,[24] yang memunculkan
intervensi kebijakan untuk menurunkan paparan yang tidak dikehendaki para non-perokok terhadap
asap tembakau orang lain.[111]Buangan dari mobil, pabrik, dan instalasi pembangkit listrik juga punya
risiko potensial.[4]
Eropa Timur mempunyai angka mortalitas tertinggi di kalangan pria, sedangkan Eropa utara dan AS
mempunyai angka mortalitas tertinggi di kalangan wanita. Di Amerika Serikat, pria dan wanita kulit
hitam mempunyai insiden lebih tinggi.[112] Tingkat kanker paru saat ini lebih rendah pada negara
berkembang.[113] Dengan meningkatnya kebiasaan merokok di negara berkembang, diduga tingkat
kanker ini akan naik dalam beberapa tahun ke depan, khususnya di negara Cina[114] dan India.[115]
Sejak 1960-an, tingkat adenokarsinoma paru mulai meningkat relatif terhadap jenis kanker paru
yang lain. Hal ini sebagian disebabkan karena munculnya sigaret filter. Penggunaan filter
menghilangkan partikel-partikel besar dari asap tembakau, sehingga mengurangi deposisi pada
saluran pernapasan besar. Namun, perokok harus menghisap lebih dalam untuk mendapatkan
nikotin dalam jumlah yang sama, meningkatkan deposisi partikel dalam saluran pernapasan kecil
tempat adenokarsinoma cenderung muncul.[116] Insiden adenokarsinoma paru terus meningkat.[117]